You are on page 1of 4

RANGKUMAN

SEMINAR DAN RAKERCAB PENGURUS CABANG IAI KEDIRI


16 SEPTEMBER 2017
“Arthritis dan anlagesik dalam praktek pelayanan kefarmasian”

 Radang (inflamasi) adalah reaksi pertahanan setempat (vaskuler/seluler) dari jaringan


tubuh terhadap suatu proses: imunologis/ metabolik/ infeksi/cedera fisik atau kimia.
 Radang sendi atau disebut juga sebagai arthritis merupakan proses terjadinya inflamasi
di dalam satu atau beberapa sendi.
 Tanda utama radang:
1. Rubor (merah) karena adanya hiperemia aktif bertambahnya vaskularisasi
2. Kalor (panas) karena adanya hiperemia aktif bertambahnya vaskularisasi
3. Tumor (bengkak) karena adanya edema setempat serta stasis sel2 darah
4. Dolor (nyeri) karena terangsanya serabut saraf pada daerah radang.
5. Fungtio laesa berkurangnya fungsi karena adanya rasa sakit
 4 Penyakit Radang Sendi Terbesar:
1. Rheumatoid arthritis
Peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada
persendian (sendi kaki dan tangan), disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang
seharusnya melawan infeksi, tetapi justru menyerang sel normal pada persendian dan
membuat sendi terasa nyeri, bengkak, dan kaku.
2. Osteoarthritis
Tulang rawan mengalami kerusakan secara perlahan. Saat tulang rawan mengalami
kerusakan, teksturnya yang licin akan menjadi kasar. Seiring waktu, tulang akan
bertabrakan dan sendi pun akan terpengaruhi. Sendi yang paling sering mengalami
kondisi ini meliputi tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa sendi-sendi yang lain juga bisa terserang.
3. Gout arthritis
Suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan
sekitar sendi. Sejumlah faktor yang agaknya mempengaruhi timbulnya penyakit
gout, termasuk diet tinggi purin, berat badan, dan gaya hidup.
4. Septic arthritis
Radang sendi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Dapat terjadi
karena selaput sendi (synovium) tidak bisa melindungi sendi dari infeksi sehingga
tubuh bereaksi dengan menimbulkan peradangan pada sendi. Infeksi berlangsung
dengan cepat dan dapat merusak tulang muda serta tulang lain dalam sendi. Biasanya
diderita oleh anak-anak dan lansia. Memerlukan antibiotika/anti jamur/antiviral
dalam pengobatannya.
 Pemilihan anti nyeri
Pembagian anti inflamasi:

Anti Inflamasi

NSAID
Kortikosteroid
(Non Steroid)

 Kortikosteroid:
Bersifat kurang spesifik dan telah digunakan bertahun-tahun untuk terapi inflamasi
dan imunologis pada mata. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat enzim
fosfolipase sehingga menghambat pembentukan prostaglandin maupun leukotrien.
Beberapa efek samping penggunaan obat ini adalah iritasi lambung, osteoporosis,
menekan imunitas dan moon face. Penggunaan dalam jangka panjang tidak boleh
dihentikan tiba-tiba.
 NSAID
Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin dan berperan sebagai antiinflamasi dan
analgesik. Keuntungan penggunaan obat ini dibanding kortikosteroid adalah NSAID
tidak memicu penurunan aktivitas sistem pertahanan tubuh. NSAID tidak
berinteraksi dengan sistem hemodinamik.
NSAID COX-1/COX-2 inhibitors (Nonselective)
COX-2 inhibitors: Selective (-coxibs)

COX-3 inhibitors: Antipyretic analgesics (ex: Parasetamol)


 Opioid
Umumnya aksi opioid pada reseptor mu-, delta-, dan kappa- pada neuron CNS
menghasilkan analgesia melalui pembebasan transmiter neural yang diturunkan.
Menaikkan nilai ambang sakit sehingga menurunkan kesadaran otak dari sakit.

Receptor type Location Effects

Analgesia, respiratory
depression, euphoria,
μ Brain, spinal cord
addiction, ALL pain
messages blocked

Analgesia, sedation, all

κ Brain, spinal cord non-thermal pain


messages blocked

Analgesia,

δ Brain antidepressant,
dependence
- Kodein
Efek analgetik lemah tapi mempunyai efek anti batuk yang kuat. Kecenderungan
kecanduan lebih rendah dibanding morfin dan tidak menimbulkan depresi
pernafasan.
- Tramadol
Analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat di sistem saraf pusat sehingga
mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Menghambat pelepasan
neurotransmitter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya
impuls nyeri terhambat. Efektif untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang
berat, nyeri pasca pembedahan.
 Pinsip pemilihan anti nyeri
 Kombinasi untuk potensiasi anti nyeri dimungkinkan pada analgesik yang tidak
segolongan.
 Jangan memakai analgesik segolongan pada saat yang sama, karena akan
meningkatkan efek samping obat.

You might also like