Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
RITA PUSPITASARI
P.12 105
Disusun Oleh:
RITA PUSPITASARI
P.12 105
i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Ditetapkan di : Surakarta
Pada tanggal : 23 Mei 2015
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Tempat : Surakarta
Hari/ Tanggal : Senin, 22 Juni 2015
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “PENERAPAN INSTRUMEN
GLASGOW COMA SCALE UNTUK MEMPREDIKSI DISABILITAS PADA
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. I DENGAN TRAUMA KEPALA DI IGD RS
Dr. MOEWARDI SURAKARTA”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Ns. Atiek Murharyati, S.Kep., M. Kep., selaku ketua program studi
DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ns. Meri Oktariani, S.Kep., M. Kep., selaku Sekretaris sekaligus
penguji II program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
4. Ibu Ns. Intan Maharani S Batubara, S.Kep. sebagai pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta memberikan
masukan dengan cermat dan perasaan yang nyaman dalam bimbingan,
sehingga membantu penulis dalam penyusun dan menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
v
5. bu Ns. Alfyana Nadya R, S.kep., M.Kep selaku penguji I yang telah telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dan masukan yang cermat.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. Terima kasih atas
segala kasih sayang selama ini, selalu memberikan semangat, do’a,
pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga
putramu ini mampu menyelesaikan tugas akhiri ni.
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Progam Studi DII Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril
danspiritual.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk
perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.
Wa’alaikumsalam. Wr. Wb
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
PERSEMBAHAN ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................... 5
C. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Trauma Kepala .................................................................. 7
2. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................ 10
3. Disabilitas........................................................................... 16
4. Glasgow Coma Scale .......................................................... 20
B. Kerangka Teori ......................................................................... 24
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Aplikasi Riset .............................................................. 26
B. Tempat dan Waktu ................................................................... 26
C. Media dan Alat yang digunakan .............................................. 26
D. Prosedur Tindakan ................................................................... 26
E. Alat Ukur .................................................................................. 28
vii
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ............................................................................... 30
B. Perumusan Masalah Keperawatan ............................................ 36
C. Perencanaan Keperawatan ....................................................... 37
D. Implementasi ........................................................................... 39
F. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 40
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................... 42
B. Analisa data .............................................................................. 50
C. Prioritas Diagnosa Keperawatan ............................................. 51
D. Intervensi .................................................................................. 53
E. Implementasi ........................................................................... 55
F. Evaluasi...................................................................................... 60
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 63
B. Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
PERSEMBAHAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah salah satu penyebab kematian utama dikalangan usia produktif antara
15-44 tahun. Secara global insiden cedera kepala meningkat dengan tajam
latin (41,7%), Korea Selatan (21,9%), dan Thailand (21,0%). Menurut Gillian
yang dikutip oleh Basuki (2003) di Amerika Serikat terdapat 500.000 kasus
cedera kepala setiap tahunnya, kurang lebih 1830% meninggal dalam 4 jam
golongan umur 15-55 tahun, dan trauma kepala merupakan urutan pertama
dari semua jenis cedera yang dialami korban kecelakaan. Proporsi disabilitas
tinggi yaitu sebesar 25% dan upaya untuk mengendalikannya dapat dilakukan
1
2
Indonesia.
terdapat 49.553 orang dengan korban meninggal 16.955 orang, luka berat
20.181 orang, luka ringan 46.827 orang. Tahun 2008 jumlah kecelakaan
59.164 orang, korban meninggal 20.188 orang, luka berat 23.440 orang, yang
menderita luka ringan 55.731 orang. Tahun 2009 jumlah kecelakaan 62.960
orang, korban meninggal 19.979 orang, luka berat 23.469 orang, dan luka
Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah sebanyak 603 orang pengguna jalan
raya tewas akibat berbagai kecelakaan yang terjadi selama semester pertama
tahun 2010.
yang sering terjadi dan terbanyak adalah trauma karena kecelakaan lalulintas
yang dapat menyebabkan trauma kepala ringan. Keadaan ini umumnya terjadi
pada para pengemudi motor yang tidak memakai helm atau yang sudah
memakai helm tetapi belum memenuhi Standar Nasional Indonesia atau SNI
sebanyak 164 pasien dimana laki-laki lebih banyak daripada perempuan yaitu
107 pasien dan perempuan 57 pasien, pada tahun 2014 sebanyak 145 pasien
dengan pasien laki-laki 97 dan perempuan 48 pasien serta pada tahun 2015
pasien.
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
trauma kepala. Glasgow Coma Scale merupakan salah satu komponen yang
untuk pasien. Selain mudah dilakukan, GCS juga memiliki peranan penting
keputusan klinis terhadap pasien trauma kepala salah satunya yaitu untuk
CT scan atau tidak, hal ini untuk mengetahui hubungan antara derajat trauma
4
kepala dan gambaran CT scan kepala. Penilaian GCS awal saat penderita
datang kerumah sakit sangat penting untuk menilai derajat kegawatan trauma
nilai GCS kurang dari 8. Kerusakan otak pada trauma kepala dapat
disebabkan karena trauma kepala primer (akibat langsung) dan skunder yang
terjadi akibat proses patogis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari
umum untuk pasien, GCS juga berguna dalam memprediksi risiko kematian
di awal trauma. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fedakar,
Aydiner, dan Ercan pada tahun 2007 yang menyatakan bahwa GCS mampu
maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
5
Dr.Moewardi Surakarta.
B. Tujuan penulis
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
trauma kepala.
trauma kepala.
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
keperawatan preservice.
4. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanTeori
1. Trauma Kepala
a. Pengertian
pasien dirasakan juga oleh otak sebagai akibat dari pola tindakan
7
8
b. Etiologi
1) Kecelakaan
2) Jatuh
3) Kekerasan
c. Klasifikasi
d. Manifestasi Klinis
kemudian sembuh.
e. Patofisiologi
jauhar, 2013).
f. penatalaksanaan
asing dan sel yang mati), terutama pada trauma kepala terbuka.
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
tergatung pada bentuk, lokasi, jenis injuri dan adanya komplikasi pada
1) Identitas pasien
Nama :
Alamat :
Umur :
Diagnosa medik :
Pendidikan :
Tanggal masuk :
Pekerjaan :
Tanggal pengkajian :
11
2) Riwayat kesehatan
kejadian.
3) Data fisik
b) Peredaran darah/sirkulasi
c) Eliminasi
d) Makanan/cair
e) Persyarafan/neurosensori
f) Kenyamanan/nyeri
lama.
g) Pernafasan
h) Pengkajian keamanan
i) Konsep diri
j) Interaksi sosial
(Musliha, 2010).
a) Bedrest total.
5) Pemeriksaan penunjang
radioaktif.
6) Diagnosa keperawatan
trauma kepala.
7) Intervensi
trauma kepala.
sakit kepala, mempunyai system saraf pusat dan perifer yang utuh,
Rencana tindakan:
metode GCS
Intervensi :
dirasakan pasien
guide imagery)
e) kolaborasidengandokteruntukpemberiananalgesikatauobat anti
nyeri
...x24 jam diharapkant idak ada tanda atau gejala infeksi, tidak ada
Rencana tindakan:
terjadinya infeksi
(musliha, 2010).
16
3. Disabilitas
a. Definisi
sama atas kesehatan dengan orang yang tidak mengalaminya. Mereka juga
(Marjuki, 2010).
tentang nama yang tepat bagi penyandang cacat. Istilah penyandang cacat
17
yang dianggap lebih tepat serta menghormati hak hak penyandang cacat
b. Jenis-jenis Disabilitas
fungsi fisik salah satu anggota badan bahkan lebih atau kemampuan
tetapi tidak hanya itu saja, disabilitas mental juga merupakan sebuah
intelektual ini bisa muncul pada seseorang dengan usia berapa pun.
spina bifida.
(Irawan, 2010).
20
c. Kategori Disabilitas
0 Tidak ada
1 Ringan
2-3 Sebagian
4-6 Sedang
7-11 Sedang berat
12-16 Parah
17-21 Sangat parah
22-24 Keadaan tergantung
25-29 Keadaan sangat tergantung
a. Pengertian
GCS awal saat penderita datang kerumah sakit sangat penting untuk
memiliki nilai GCS kurang dari 8. Kerusakan otak pada trauma kepala
skunder yang terjadi akibat proses patogis yang timbul sebagai tahap
penelitian yang dilakukan oleh Fedakar, Aydiner, dan Ercan pada tahun
Glasgow Coma Scale atau GCS adalah skala yang di pakai untuk
1) Eye/mata
2) Verbal
5: Berorientasi baik
1: Tidak bersuara
3) Motoric
6: Menurut perintah
2: Ekstensi spontan
Keterangan:
a) GCS 14-15 adalah trauma kepala ringan yaitu jika GCS antara 15-
b) GCS 9-13 adalah trauma kepala sedang yaitu jika nilai GCS
c) GCS 3-8 adalah trauma kepala berat jika GCS antara 3-8, bila
(Kartikawati, 2013).
24
B. Kerangka Teori
Manifestasi klinis:
Penatalaksanaan :
1. Bedrest total
1. Mual muntah 2. Observasi tanda-tanda vital
2. Sakit kepala (GCS dan tingkat kesadaran)
3. Letargi 3. Pemberian obat-obatan
4. Gangguan tidur
5. Penurunan kesadaran
Glasgow Coma
Scale (GCS)
(Musliha, 2010)
C. Kerangka Konsep
Subyek dari karya tulis ilmiah ini adalah pasien dengan trauma kepala di
RS Dr.Moewardi Surakarta.
D. Prosedur Tindakan
a. Fase Orientasi
b. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
26
27
5. Merapikan pasien
6. Mencuci tangan
c. Fase Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan.
3. Berpamitan.
E. Alat ukur
Kategori Disabilitas:
0 Tidak ada
1 Ringan
2-3 Sebagian
4-6 Sedang
7-11 Sedang berat
12-16 Parah
17-21 Sangat parah
22-24 Keadaan tergantung
25-29 Keadaan sangat tergantung
Sumber : Rappaport et al., (1982).
BAB IV
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Hasil pengkajian diperoleh data antara lain nama klien Ny.I, usia 24
30
31
2. Pengkajian Primer
didapatkan jalan nafas pasien tampak paten, tidak ada lidah jatuh, tidak
ada benda asing pada jalan nafas, tidak ada edema pada mulut, tidak
ada masalah pada laring, diafragma, suara stridor, tidak gurgling atau
akral hangat, warna kulit sawo matang, tidak ada perdarahan eksternal
suhu 37ºC serta terdapat luka robekan pada dagu dan kaki pada kaki
kanan.
3. Pengkajian Sekunder
adalah malam hari sebelum jatuh dan masuk rumah sakit serta dalam
pulang dari pasar pasien ditabrak motor dari samping dan tidak
mengatakan nyeri saat duduk dan hilang timbul kurang lebih 5 menit
pernah masuk rumah sakit, kalau sakit cukup minum obat beli dari
37ºC. Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih bersih dan tidak
33
pupil isokor, diameter kanan dan kiri simetris 2mm, reflek cahaya
hidung tidak ada secret, tidak ada polip dan tampak bersih.
luka 4cm. Hasil dari pemeriksaan gigi didapatkan tidak terpasang gigi
palsu dan gigi tampak bersih, pemeriksaan telinga didapat kan hasil
bentuk simetris dan tidak ada serumen yang keluar dari telinga.
tiroid.
simetris. Palpasi vocal premitus kanan dan kiri sama, perkusi vesikuler
di seluruh lapang paru dan auskultasi tidak ada suara nafas tambahan
kuadran 3, dan tidak ada nyeri tekan pada saat di palpasi. Pada
gravitasi, kekuatan otot penuh, capilary refile kurang dari 2 detik serta
tidak ada perubahan bentuk tulang dan pada ekstermitas bawah kanan
dimana ayah dan dan keluarga lain tidak ada yang memiliki riwayat
Ny.I, 24 th
Keterangan:
: laki-laki : pasien
: perempuan : tinggal
tampak kebingungan, tampak benjolan pada kepala bagian kiri, nilai GCS
keperawatan yang sesuai Nanda (2012) yaitu trauma kepala, diseksi arteri,
subjektif antara lain pasien mengatakan nyeri pada bagian kepala sebelah
nyeri kepala skala 4, pasien mengatakan nyeri saat duduk dan hilang
analisa data menunjukan data bahwa nyeri akut adalah masalah kedua,
subjektif antara lain pasien mengatakan dagu dan kakinya perih. Data
obyektif diperoleh terdapat luka robekan pada dagu, terdapat jahit luka
pada dagu sepanjang 4cm, dan terdapat luka bekas kenalpot di kaki kanan.
C. Perencanaan Keperawatan
dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam
1x6 jam pasien dapat menunjukkan skala nyeri berkurang dari 4 menjadi
penyembuhan.
selama 1x6 jam pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda gejala
jahitan untuk mengetahui tingkat luka, bersihkan luka dengan nacl untuk
D. Implementasi
yaitu pengkajian pada pasien kelolaan, jam 12.10 WIB memberikan posisi
GCS, pasien bertanya berulang ulang dan tampak bingung GCS:14 E:4
mengatakan bersedia.
pukul 12.20 WIB mengkaji skala nyeri, pasien mengatakan nyeri pada
dagu dan kaki kanan terdapat luka di kaki kanan,terdapat jahitan di dagu
4cm, pukul 12.30 WIB mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam, pasien
E . Evaluasi
dengan dokter.
tusuk, nyeri pada bagian kepala sebelah kiri, skala nyeri 4, pasien
mengatakan nyeri hilang timbul dan bila di buat duduk lebih dari 5 menit.
TD: 120/80 mmHg, nadi: 84x/menit, RR: 22x/menit, suhu: 37°C, terdapat
pemberian obat.
kakinya perih. Data objektif yang diperoleh, pasien terdapat luka robekan
pada dagu, terdapat jahitan 4cm di dagu, dan terdapat luka bekas kenalpot
pantau luka yang terdapat jahitan bersihkan luka dengan anti septik,
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny.I
dengan trauma otak ringan. Dalam melakukan proses keperawatan yang mana
menjadi prinsip dari pembahasan asuhan keperawatan Ny.I yang terdiri dari
A. Pengkajian
untuk memberikan paduan dari hasil pengkajian yang telah diperoleh agar
meliputi A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas
42
43
(Holder, 2002).
dirasakan pasien, alergi: kaji adanya alergi terhadap makanan atau obat-
obatan tertentu, medikasi: kaji penggunaan obat yang sedang atau pernah
atau minuman terakhir yang dikonsumsi oleh pasien sebelum datang ke IGD
atau kejadian, event leading: berisi kronologi kejadian, lamanya gejala yang
medik. Hasil pengkajian yang ada dalam teori dan ditemukan pada kasus
Ny. I yaitu airway didapatkan jalan nafas pasien paten, tidak ada lidah jatuh,
tidak ada benda asing pada jalan nafas, tidak ada edema dalam mulut, tidak
ada masalah pada laring, diafragma, suara stridor, tidak ada gurgling atau
wheezhing.
ada bunyi nafas tambahan, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, terpasang
44
oksigen nasal kanul O2 3liter/menit. Nasal kanul atau kanula nasal (prongs)
dua cabang kecil kedalam hidung. Kanula nasal/nasal kanul berguna untuk
klien untuk makan atau berbicara. Kanula nasal juga relatif nyaman karena
(Budiarti, 2012).
yang berasal dari luka terbuka sehingga dapat dilihat. Sedangkan perdarahan
internal adalah perdarahan yang terjadi pada luka tertutp sehingga sulit
dalam rongga tulang kepala. Salah satu cara untuk mengukur tingkat
GCS dipakai untuk menentukan derajat cedera kepala. Nilai GCS meliputi
reflek membuka mata, respon verbal, dan respon motorik. Apabila nilai
GCS kurang dari 13, maka seseorang dikatakan mengalami cedera kepala
(unresponsive) (Syarif,2009)
ekstremitas atas bagian kiri, kontrol lingkungan di sekitar aman, suhu 37ºC,
serta terdapat luka robek pada dagu dan kaki kanan. luka robek (vulnus
laceratum) adalah luka dengan tepi yang tidak beraturan atau compang
camping biasanya karena terikan atau goresan benda tumpul. Luka robek
merupakan jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury) yang merusak
atau merobek kulit (epidermis dan dermis) dan jaringan dibawahnya (lemak,
diperoleh TD 120/80 mmHg, nadi 84x/menit dengan irama teratur dan kuat,
respirasi 22 x/menit dengan irama teratur dan kuat, suhu 37ºC. Pengkajian
didapatkan data pengkajian alergi pada Ny. I tidak ada alergi terhadap obat-
pasien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya. Last meal
pasien mengatakan teakhir makan malam hari dengan nasi lauk dan sayuran.
Event leading pada tanggal 16 maret 2015 pasien datang je IGD RS dr.
pasien pergi ke pasar dengan kakak dan keponakannya, setelah pulang dari
pasar pasien ditabrak motor dari samping dan tidak memakai helm setelah
diberikan tindakan jahit luka pada dagu sepanjang 4cm, setelah sadar pasien
merupakan penyebab nyeri dan upaya untuk mengurangi nyeri yang telah
yang dirasakan oleh pasien misal seperti ditusuk, tersayat, terkena api,
terindih benda berat, R: Region adalah daerah yang terjadi nyeri, S: scale
nyeri ketika nyeri itu muncul dan berapa durasi nyeri yang dialami oleh
kiri dengan skala nyeri 4. Time nyeri hilang timbul selama kurang lebih 5
menit.
(Craven & hirnle, 2000). Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan
atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. Inspeksi
lainnya dari tubuh pasien (Ambarwati, 2010). Palpasi adalah suatu tindakan
ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh. Dengan
kata lain bahwa palpasi merupakan tindakan penegasan dari hasil inspeksi,
tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan
48
bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu
semakin banyak jaringan, semakin lemah hantarannya dan udara/ gas paling
dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini
bentuk dada simetris. Palpasi vocal premitus kanan dan kiri sama.
tidak ada suara nafas tambahan. Hasil pemeriksaan dada jantung didapatkan
hasil inspeksi ictus cordis tidak tampak. Palpasi ictus cordis teraba di
bunyi jantung I-II murni, reguler dan dup-lup. Pemeriksaan fisik abdomen
didapatkan hasil inspeksi bentuk datar, tidak ada jejas, tidak ada penonjolan
hati suara redup, pada kuadran dua terdapat organ lambung suara timpani,
pada kuadran tiga dan empat terdapat organ usus dan ginjal suara timpani.
hepar, menemukan asites, mengetahui apakah suatu masa padat atau kistik,
dan untuk mengetahui adanya udara pada lambung dan usus. Palpasi tidak
saat pemeriksaan ekstermitas atas kanan dan kiri mampu melawan gravitasi,
kekuatan otot penuh, capilary refile kurang dari 2 detik serta tidak ada
perubahan bentuk tulang dan pada ekstermitas bawah kanan dan kiri mampu
melawan gravitasi, kekuatan otot penuh, capilary refile kurang dari 2 detik
tentang data biografiyaitu mencakup nama, usia, jenis kelamin, dan situasi
kondisi saat ini, riwayat kesehatan terdahulu, riwayat keluarga, dan riwayat
alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga pasien
bersaudara dimana ayah dan dan keluarga lain tidak ada yang memiliki
B. Analisa Data
berdasarkan pola respon manusia (taksonomi NANDA) dan atau pola fungsi
sesuai (NANDA, 2012) yaitu trauma kepala, diseksi arteri, neoplasma otak.
subjektif antara lain pasien mengatakan nyeri pada bagian kepala sebelah
nyeri kepala skala 4, pasien mengatakan nyeri saat duduk dan hilang timbul
menunjukan data bahwa nyeri akut adalah masalah kedua, sehingga dapat
subjektif antara lain pasien mengatakan dagu dan kakinya perih. Data
obyektif diperoleh terdapat luka robekan pada dagu, terdapat jahit luka pada
dagu sepanjang 4cm, dan terdapat luka di kaki kanan. Berdasarkan analisa
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan, resiko:
kepala.
dengan trauma kepala menjadi diagnosa utama pada pasien trauma otak
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
(NANDA, 2012).
D. Intervensi Keperawatan
tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan jelas (spesific), dapat diukur
dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam
tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6
jam pasien dapat menunjukkan skala nyeri berkurang dari 4 menjadi 3-0,
penyembuhan.
selama 1x6 jam pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda gejala
jahitan untuk mengetahui tingkat luka, bersihkan luka dengan nacl untuk
E. Implementasi keperawatan
yaitu pengkajian pada pasien kelolaan, jam 12.10 WIB memberikan posisi
adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu
nasal kanul, nasal kanul atau kanula nasal (prongs) merupakan alat
kira 24-44% oksigen dengan kecepatan aliran 1-6 L/menit (aliran yang lebih
mudah dipasang dan tidak mengganggu kemampuan klien untuk makan atau
kebebasan pergerakan dan toleransi dengan baik oleh klien (Budiarti, 2012).
hanya dapat digunakan pada pasien yang bisa bernapas secara spontan,
28%, 3 liter= 32%, 4 liter= 36%, 5 liter = 40% (Brunner & Suddarth,2001).
Pada jam 12.20 WIB menerapkan instrumen GCS dan penilaian DRS,
komponen yang dinilai dalam skala ini yaitu mata, verbal, dan motorik.
kesadaran menurut skor GCS, cedera kepala ringan (CKR) jika GCS 14–15,
cedera kepala sedang (CKS) jika GCS 9–13, dan cedera kepala berat (CKB)
jika GCS 3–8. GCS sangat berperan penting dalam menentukan keputusan
klinis terhadap pasien cedera kepala, salah satunya tentang apakah pasien
normal GCS adalah 13-15 (Bestari, 2014). Dalam penilaian DRS penulis
pada orang lain dan adaptasi psikososial karena pasien sudah dipindahkan
dengan agen cidera fisik dilakukan implementasi yaitu pada pukul 12.20
WIB mengkaji skala nyeri, pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kaki
kanan terdapat luka di kaki kanan, terdapat jahitan di dagu 4cm, pukul 12.30
pasien tampak mengikuti apa yang diajarkan. Relaksasi nafas dalam adalah
oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002). Tujuan relaksasi nafas dalam
baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
dokter dalam pemberian obat, pasien bersedia diberikan obat, obat masuk
lewat iv. Obat yang digunakan ketorolak untuk penatalaksanaan nyeri akut
implementasi yaitu pada pukul 12.40 WIB membersihkan luka dengan nacl,
mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain
yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat
F. Evaluasi Keperawatan
data klien melalui anamnese (apa yang dikatakan atau dikeluhkan klien). O:
Data Objektif yaitu data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta
2010).
pada tanggal 16 maret 2015 yaitu keluarga pasien mengatakan pasien sudah
didapat pasien sudah tidak tampak bingung, nilai GCS verbal 5 kesadaran
dengan dokter.
pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik telah
tusuk, nyeri pada bagian kepala sebelah kiri, skala nyeri 4, pasien
mengatakan nyeri hilang timbul dan bila di buat duduk lebih dari 5 menit.
Data obyektif yang diperoleh yaitu, pasien tampak meringis kesakitan, TD:
120/80 mmHg, nadi: 84x/menit, RR: 22x/menit, suhu: 37°C, terdapat luka
intervensi yaitu kaji skala nyeri, berikan posisi supinasi, ajar kan relaksasi
dagu dan kakinya masih perih. Data obyektif yang diperoleh trdapat luka
bekas kenalpot di kaki kanan, terdapat luka jahit 4cm pada dagu. Masalah
luka yang terdapat jahitan, bersihkan luka dengan nacl, kolaborasi dengan
A. Kesimpulan
nyeri saat duduk dan hilang timbul kurang lebih selama 5 menit. Data
Data obyektif terdapat luka robek pada dagu, terdapat jahitan luka pada
dagu sepanjang 4cm, dan terdapat luka bekas kenalpot pada kaki bagian
kanan.
adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik dan diagnosa yang
obat sesuai advice. Intervensi keperawatan yang kedua adalah kaji skala
63
64
gentamicin.
juga menunjukkan hasil bahwa respon eyes, respon verbal, dan respon
motoric pada pasien trauma kepala dapat mengukur tingkat kesadaran dan
kedua masalah teratasi sebagian nyeri masih terasa pada bagian kaki
dokter. Dan diagnosa yang ketiga masalah teratasi sebagian karena luka
6. Analisa
GCS meningkat menjadi 15 terutama pada nilai verbal. Pasien sudah tidak
tampak bingung.
B. Saran
1. Bagi Pasien
4. Bagi Penulis
dalam upaya melihat ada tidaknya kelainan atau masalah pada pasien
Brunner And Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Editor: Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. Egc Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Buku Saku Kesehatan Tahun 2013.
Semarang
Gilbert, Gregory. 2009. Patient Assessment Routine Medical Care Primary And
Secondary Survey. San Mateo Country. England.
http://abcmedika.com/2014/02/konsep-dasar-trauma-kepala-trauma.htm
Rappaport et al., (1982). Disability rating scale for severe head trauma patients :
coma to community. Archives of physical medicine and Rehabilitation, 63
: 118-123
Sundaru, Heru. 2008. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi Ketiga.
Balaipenerbit Fkui. Jakarta.
Syarif. D.R. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Salemba Medika. Jakarta.