You are on page 1of 123

Solusi atas Kontaminasi Varnish pada

Fasilitas Pembangkit Listrik

PT. Tekno Fluida Indonesia


Your Solutions Partner for Fluid Technology
Permasalahan pada Pelumas

Fakta dari Masalah ‘baru’


 Lebih dari 90% kegagalan yang terjadi pada system hidrolik dan
lubrikasi dikarenakan oli yang terkontaminasi.

 Masalah yang paling banyak ditemukan berkaitan dengan pelumas


pada industri dan mesin berlubrikasi oli adalah korosi dan aus.

 Masalah yang sangat serius selain korosi dan aus adalah


munculnya sludge dan varnish.

 Bahasa lain dari varnish dan sludge adalah deposit, lacquer, tars,
pigmen, gum, dan resin.

2
Permasalahan pada Pelumas

Fakta dari Masalah ‘baru’


Sumber Rangkuman dan Hasil Survei
GE GE TIL-1528-3, Dipublikasikan pada tahun 2005
“Sehubungan dengan isu varnish pada oli biasanya tidak
menyebabkan kerusakan yang berlebihan, tetapi
ketersediaan dan keandalan unit sangat dipengaruhi. Studi
terbaru mengenai turbin gas menunjukkan bahwa 1/3 dari
seluruh turbin gas menunjukkan tanda-tanda oli ber-
varnish.”
ExxonMobil 2007 Survei Turbin Gas GE di 192 Pabrik
Hasil: “Dari 626 turbin gas, 40% diantaranya mengalami
isu operasional yang disebabkan oleh varnish”

Fluitec, 2008, Survei Terhadap Turbin Gas dan Uap


Pembangkit Hasil: “Dari 182 pembangkit listrik, 76% turbin gas memiliki
Listrik kadar varnish yang tinggi.”
3
Sumber: Contamination Control Technology, Fluitec
Permasalahan pada Pelumas

Fakta dari Masalah ‘baru’


Sumber Rangkuman dan Hasil Survei
Ansaldo 2010 Technical Paper by Murat Gorur
Thomassen “Secara global, 70-80% dari seluruh turbin gas berbeban
berat menderita kontaminan sludge dan varnish pada
olinya (Ansaldo Thomassen - Technical Library, 2010).”
Noria Hasil dari Survei Industri Tahun 2011
Apakah mesin Anda bermasalah karena adanya produk
dari degradasi oli seperti oksidasi dan varnish?
Iya 81.3% Tidak 18.8%
Fluitec, 2012 Laporan Asesmen Fluida terhadap Kompresor yang
Kompresor digunakan di Pabrik Permurnian Udara Besar
“Dari 200 kompresor, 51% diantaranya memiliki kadar
varnish yang tinggi dengan kondisi di atas normal menurut
skala klasifikasi keparahan.”

4
Sumber: Contamination Control Technology, Fluitec
Permasalahan pada Pelumas

Pembangkit Listrik Afrika – Kerusakan Total

Overspeed Trip Assembly gagal ditutup menyebabkan “Overspeed


to Failure”

5
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Permasalahan pada Pelumas

Pembangkit Listrik Afrika – Kerusakan Total

Komponen-komponen terbang keluar dari gedung turbin.


Bagian poros ditemukan hampir di seluruh pabrik.
Laporan Pers Perusahaan, "ST 4 rusak karena tes rutin“.
6
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Permasalahan pada Pelumas

Problem Varnish di Australia

Emergency Trip Valve macet, menyebabkan turbin


hancur, 2000 orang tidak bisa bekerja,
Perkiraan Biaya $ 15 Juta
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
7
Permasalahan pada Pelumas

Apa itu Varnish ?


Deposit film tipis, yang tidak dapat
dilap atau dihapus dengan tangan,
sering terlihat di bagian interior
komponen mesin.

Merupakan produk dari proses


degradasi oli yang kontinu, biasanya
sering dihubungkan dengan oksidasi
oli.

Kontaminan halus berukuran


kurang dari 1 micron dan tidak
dapat dihitung dengan alat test
tradisional seperti particle counter.
Sumber: www.focuslab.co.th, www.machinerylubrication.com 8
Permasalahan pada Pelumas

Apa itu Varnish ?

Hasil oksida yang lengket dengan kuat


atau bahan berkarbon yang menutupi
permukaan internal mesin.

Material ini terdiri dari berbagai aditif oli


dan senyawa hasil degradasi termo-
oksidatif oli, yang memiliki berat molekul
besar dan tidak mudah larut pada base
oil.

Senyawa ini bersifat polar dan mulai


bermigrasi dari bahan dasar oli ke
permukaan basah seiring berjalannya
waktu, tergantung pada sistem dan
kondisi oli serta afinitas kepolarannya.
Sumber: www.focuslab.co.th, www.machinerylubrication.com 9
Permasalahan pada Pelumas

Apa itu Sludge ?


Prekursor varnish berbentuk halus
dan kental serta dapat bersikulas idi
sistem hingga akhirnya menempel di
bawah tanki, strainer, filter, dan
saluran sempit yang dilalui oli.

Sludge memiliki kandungan air yang


lebih tinggi dari Varnish. Suhu tinggi
yang berkepanjangan dapat
menguapkan air dari kontaminan
sludge.

Kontaminan halus yang terlihat


seperti deposit lumpur halus yang
keluar dari oli.

Sumber: www.focuslab.co.th, www.machinerylubrication.com 10


Permasalahan pada Pelumas

Gejala Varnish yang Terbentuk di Sistem


 Valve yang menempel dan mampat.
 Bearing menjadi terlalu panas.
 Penurunan efektivitas dari alat penukar panas.
 Meningkatnya aus pada valve dan komponen lain.
 Berkurangnya usia pelumas, filter dan seal.
 Gangguan fungsi peralatan.
 Peningkatan perawatan dan biaya terkait.
 Berkurangnya keandalan dan ketersediaan.

Sumber: www.fluitec.com 11
Permasalahan pada Pelumas

The High Cost of Varnish

Varnish pada thrust Varnish pada bearing Sludge pada filter


bearing

Deposit pada journal Varnish pada valve Deposit pada heat


bearing spool exchanger
Sumber: www.fluitec.com 12
Karakterisasi Deposit pada Pelumas

Ada Banyak Sekali Bentuk Varnish

13
Sumber: Contamination Control Technology, Fluitec
Base Oil dan Aditif

Klasifikasi Base Oil menurut API 1509


Jenuh Viscosity
Kategori Base Oil Sulfur (%)
(%) Index
Grup I (solvent refined) > 0.03 dan/atau < 90 80 to 120
Mineral

Grup II (hydrotreated) < 0.03 dan > 90 80 to 120

Grup III (hydrocracked) < 0.03 dan > 90 > 120


Sintetik

Grup IV Polyalphaolefin (PAO)

Semua stok tidak termasuk pada grup I-IV


Grup V
(Pale Oils & Non-PAO Synthetics)

14
Base Oil dan Aditif

Tipe hidrokarbon dari Base Oil

Grup IV

Parrafinic

Mono
Naphthenic

Grup II-III Multi-ring


naphthenic

Aromatic

Grup I

Tipe hidrokarbon, m-%

Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017


15
Base Oil dan Aditif

Karakteristik Kelarutan Base Oil

Lemah
Grup IV
Grup III (PAO)
Grup II (MO) VI 136
(MO) VI 135
Grup I (MO) VI 102
VI 95

Kekuatan Melarutkan
Aniline Point (ºC)

Grup V
(PAG)
VI > 200

Kuat
Sumber:
16



Base Oil dan Aditif

Jenis Oli - Jenis Paket Aditif


Oli Oli Oli Oli Oli Oli Oli
Aditif
Bearing Kompresor Crankcase Gear Hidrolik Transmisi Turbin
Anti-Foam x x x x x x x
Anti-Oxidant x x x x x x x
Anti-Wear x x x x x x
Demulsifier x x x x x
Detergent x x x
Dispersant x x x
Dye x
Extreme
x x x x x x
Pressure
Friction Modifier x x
Pour Point x x x x x
Rust Inhibitor x x x x x x x
Viscosity
x x
Improver
17
Base Oil dan Aditif

Base Oil Aditif

Oli Siap Pakai


18
Sumber: Elf
Degradasi Oli

Mengapa kita peduli dengan degradasi oli?


 Degradasi oli mendefinisikan titik kerusakan pada pelumas.

 Memahami mengapa oli berdegradasi memungkinkan kita untuk


bertindak agar dapat memperpanjang usia oli.

 Memahami bagaimana oli berdegradasi adalah hal yang sangat


kritikal untuk membangun program perawatan kondisi oli
(Condition Monitoring Program).

19
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Kimiawi vs Mekanis

Untuk mengatasi masalah


Perubahan Problem mekanis, perlu memahami
Kimiawi Mekanis
terlebih dahulu perubahan
kimiawi yang terjadi.

20
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Proses Degradasi

Degradasi
Oksidasi Kontaminan Lainnya
Termal

Spark Pengurangan
Udara Air
Discharge aditif

Micro Ketidak
Ultraviolet Padat
Dieseling kompatibelan

Hot Spot Gas

Sumber: Lubricant Deposit Characterization, G. Livingstone 21


Degradasi Oli

Oksidasi
 Oksidasi sering digambarkan sebagai reaksi antara suatu material
dengan oksigen.
 Dari perspektif kimia, oksidasi tidak selalu memerlukan oksigen!
(Kehilangan elektron penuh atau parsial dari molekul pada
pelumas).
 Hal ini dapat menyebabkan kenaikan viskositas, pembentukan
varnish, pembentukan sludge dan sedimen, pengurangan additif,
kerusakan pada base oil, penyumbatan filter, mudah membentuk
busa, kenaikan kadar asam, karat dan korosi.
 Suhu yang meningkat mempercepat proses oksidasi dan menurut
metode Arrhenius, untuk setiap kenaikan temperature sebesar
10°C meningkatkan laju oksidasi dua kali lipat.

Sumber: www.machinerylubrication.com
22
Degradasi Oli

Degradasi Termal
 Degradasi termal merupakan degradasi molekul oli yang
disebabkan oleh panas (temperature tinggi).
 Proses ini terjadi tanpa oksigen pada temperatur di atas 200-300
ºC.
 Suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan fraksi ringan dari oli
dapat menguap atau oli itu sendiri terurai.
 Dapat menginisiasi reaksi samping, menginduksi polimerisasi,
menghasilkan produk samping gas, merusak aditif dan membuat
produk sampingan tak larut yang biasa disebut kontaminan halus.
 Di beberapa kasus, degradasi termal akan menyebabkan
penurunan atau kenaikan viskositas oli.
 Secara khusus, degradasi termal terjadi karena adanya micro-
dieseling, electrostatic spark discharge (ESD) dan hot spots.

Sumber: www.machinerylubrication.com
23
Degradasi Oli

Degradasi Termal

Sumber: Using Oil Analysis to Control Varnish and Sludge, Jim Fitch, Noria Corporation 24
Mekanisme Degradasi Oli

Micro-dieseling
 Juga dikenal sebagai degradasi termal akibat tekanan, merupakan
sebuah proses di mana gelembung udara berpindah dari tekanan
rendah ke zona bertekanan tinggi, menghasilkan kompresi
adiabatik.

 Hal ini dapat menyebakan kenaikan temperautur lokal hingga lebih


dari 1.000 °C, serta menghasilkan pembentukan produk samping
berkarbon dan mempercepat degradasi oli.

Sumber: www.machinerylubrication.com
25
Mekanisme Degradasi Oli

Electrostatic Spark Discharge (ESD)


 Ketika oli kering mengalir dengan cepat pada clearances yang
kecil menyebabkan friksi internal di dalam molekul oli. Elektron
dapat terlepas, menghasilkan listrik statis dan bisa menumpuk di
suatu titik yang menghasilkan percikan tiba-tiba.

 Percikan ini diperkirakan terjadi pada suhu 10.000° C sampai


20.000° C dan biasanya terjadi pada filter mekanis.

Sumber: The Root Cause of Varnish Formation, Buddy Atherton


26
Mekanisme Degradasi Oli

Electrostatic Spark Discharge (ESD)

Sumber: Spark Discharge in 7 FA Filter Housing, https://www.youtube.com/watch?v=6sOFh1RDk0I


27
Mekanisme Degradasi Oli

Electrostatic Spark Discharge (ESD)

Sumber: Electrostatic Discharge from oil filter,, https://www.youtube.com/watch?v=HxMYclDP_5Q


28
Mekanisme Degradasi Oli

Electrostatic Spark Discharge (ESD)

Sumber: Sludge and Varnish in Turbine Systems, Jim Fitch, Noria Corporation
29
Degradasi Oli

Kontaminasi
 Zat asing dapat berpengaruh besar pada tipe dan laju degradasi oli.
 Metal seperti tembaga, alumunium dan besi merupakan katalisator
untuk proses degradasi.
 Air dan udara dapat menjadi sumber terbesar oksigen yang bereaksi
dengan oli.
 Hidrolisis adalah pemecahan oli dengan air sebagai reagennya.
Seperti proses oksidasi, proses hidrolisis juga menghasilkan
senyawa asam dan varnish.
 Hasil dari proses oksidasi seperti hidroperoksida, asam karboksilat,
keton, aldehid dan lain lain, biasanya mempunyai kenaikan
kelarutan di dalam air, sehingga sering mempercepat proses
hidrolisis.
 Oli yang bebas kontaminan dan monitoring tingkat kontaminasi oli
dapat memberikan wawasan yang signifikan terhadap kesehatan
mesin.
Sumber: www.machinerylubrication.com
30
Degradasi Oli

Pengurangan Aditif
 Kebanyakan sistem aditif dirancang untuk dikorbankan demi
melindungi base oil.

 Pemantauan tingkat aditif itu penting, tidak hanya untuk


mengetahui kesehatan pelumas, tetapi juga untuk mendapatkan
petunjuk terkait dengan mekanisme degradasi oli secara spesifik.

 Pemantauan pengurangan aditif menjadi kompleks tergantung


pada komposisi kimia aditif terkait.

Sumber: www.machinerylubrication.com
31
Degradasi Oli

Inkompatibilitas
 Campuran beberapa base oil dapat menolak kelarutan aditif.
 Secara kimiawi base oil satu dapat bereaksi atau menolak base oil
lainnya.
 Base oil dapat bereaksi dengan aditif asing, membentuk produk
transformasi.
 Aditif bisa bereaksi membentuk produk samping yang tidak larut.
 Aditif dapat menetralkan, mendominasi atau mengubah kinerja zat
aditif lainnya
 Kontaminasi dengan bahan kimia.
 Kontaminasi dengan cairan pembersih.

Sumber: Recognizing the Symptoms of Lubricant Incompatibility, Jim Fitch, Noria Corporation
32
Degradasi Oli

Mekanisme Oksidasi
Oli
Oksigen Hydrocarbon Base Oil + Aditif

Wear Metals

Nitro-Oxides Inisiasi

Ultraviolet

Temperatur Tinggi Radikal Bebas


alkyl, hydroperoxide, alkyloxy, hydroxy, alkylperoxy etc
Oli

Oksigen Propagation
Senyawa mengandung ଶ Reaksi dengan AO
Temperatur Tinggi

Sumber: Identifying the Stages of Oil Oxidation, Bennett Fitch, Noria Corporation 33
Degradasi Oli

Mekanisme Oksidasi
Senyawa mengandung ‫۽‬૛
Aldehyd, Keton, Alkohol, Air

Penghentian (Termination)
Reaksi yang tidak diinginkan terus berlanjut

Oli

Oksigen Pembentukan produk Asam Organik, Ester,


Air
Temperatur Tinggi

Polikondensasi dan Polimerisasi


Sludge, Varnish, Deposit, Korosi karena air dan asam,
kenaikan Viskositas
Sumber: Identifying the Stages of Oil Oxidation, Bennett Fitch, Noria Corporation 34
Degradasi Oli

Mekanisme Oksidasi

Reaksi dengan Anti Oksidan

Phenolic/Aromatic Amines Phosphates, Sulfides

Penghentian (Termination)
Stabilisasi Radikal Bebas

Pemecah Rantai –
Pemberi/Penerima Elektron Pengurai Peroxide

Radikal Stabil dan Produk Inert Alkohol dan Air

Sumber: Identifying the Stages of Oil Oxidation, Bennett Fitch, Noria Corporation 35
Degradasi Oli

Siklus Propagation Oksidasi

Sumber: The Lubricant's Nemesis - Oxidation, Dave Wooton, Wooton Consulting 36


Degradasi Oli

Paket Sinergi Campuran AO

37
Sumber: Practical Approaches to Controlling Sludge and Varnish in Turbine Oils, W. Moehle, V. Gatto, G. Livingstone, D. Wooton
Degradasi Oli

Mekanisme Umum Pembentukan Varnish

Varnish Oksidasi

Mechanism
Mekanisme
Agglomerasi of Varnish
Pembentukan Kondensasi
Formation
Varnish Polimerisasi

Pengendapan Kelarutan

Sumber: The Emerging Problem of Lubricant Varnish, Greg Livingstone & David Oakton 38
Degradasi Oli

Kelarutan Varnish Tergantung Temperatur

39
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Oli Turbin ISO VG 32 yang Teroksidasi

40
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Eksperimen Degradasi UV

 Sampel oli yang


terpisah disimpan di
tempat yang sama
selama 1 bulan.
 Oli pertama diberi
kain penutup di da-
lamnya dan ditem-
patkan di tempat
yang tidak terjamah
matahari.
Sedangkan oli lain-
nya tidak.

41
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Electric Spark Discharge (ESD)


 Penyebab utama Spark Discharge :
• Desain Filter
• Temperatur
• Konduktivitas Oli
• Debit Oli

Lubang besar pada filter 3-mikron


Deposit termoplastik pada filter
42
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Ledakan Gelembung Udara - Micro-dieseling

43
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Hot Spots dapat Menyebabkan Degradasi Termal

Karbonisasi

Hidrokarbon
(Oli)
Panas
Permukaan Mesin
di atas 200 C
Batas Dekomposisi
Hidrokarbon

Kondensasi Residu
Karbon

Perawatan Oli
Termal
Panas
Lacquer & Endapan
Karbon Permukaan
Mesin

44
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Kontaminasi Udara
 Wujud
• Udara Bebas
• Emulsi Udara
• Udara terlarut

 Sumber Kontaminasi
• Masuk melalui tanki dan sistem
ventilasi
• Perubahan temperatur/tekanan
dalam sistem
• Kebocoran dari Seal
• Penambahan Oli (top-off)

45
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Dampak yang dapat Dihasilkan oleh Air

46
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Residu Pipa Turbin Uap

47
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Air dapat Menyebabkan Pertumbuhan Microbial

48
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Potensi Dampak Fluida yang Inkompatibel

49
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Valve yang Lengket adalah Masalah Besar

Deposit servo-valve dari mesin injeksi


plastik molding.
50
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Dampak Deposit Terhadap Performa Pompa

Lapisan Pompa

Kerusakan Seal

51
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Deposit pada Komponen Pompa Hidrolik

Komponen regulator valve Electrical proportional valve

Sistem Filter Servo-Valve Block


52
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Deposit pada Filter

53
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Deposit pada Valve

54
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Deposit pada Tangki Sistem Hidrolik

55
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Degradasi Oli

Heater & Cooler Dilapisi oleh Varnish

56
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Permasalahan pada Pelumas

Sistem Deposit

57
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Permasalahan pada Pelumas

Deposit Servo-Valve

58
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Permasalahan pada Pelumas

Filter Tersumbat Prematur

59
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Deteksi dan Pemantauan Varnish

Mengubah Perspektif Terhadap Pelumas

Menjaga oli dalam kondisi kontaminasi terkontrol dengan tingkat


aditif yang optimal adalah strategi yang banyak dilakukan
perusahaan untuk memperpanjang usia aset pelumas mereka.
Sumber: The Journey to Fill-for-Life, Greg J. Livingstone 60
Deteksi dan Pemantauan Varnish

Program Keandalan Oli

Oli Berkinerja
Tinggi

Program Instalasi Oli


Pemantauan
Keandalan Baru Secara
Kondisi Oli
Oli Tepat

Perawatan
secara
kontinu
61
Deteksi dan Pemantauan Varnish

Pembaharuan tentang Analisis Oli


 Analisis oli memegang peranan penting dalam pengelolaan dan
pengendalian varnish dan sludge.

 Metodologi pengujian tradisional seperti pengujian viskositas,


total nilai asam (TAN) dan jumlah partikel secara ISO (atau
NAS) tidak dapat memprediksi degradasi oli dan
pembentukan deposit secara dini. Alasannya adalah:
• Pertama, produk polar yang terbentuk dari degradasi oli
sebagian besar berukuran sub-mikron - tidak terdeteksi dengan
analisis rutin.
• Kedua, banyak formulasi oli modern tidak lagi terdegradasi
secara linier, sehingga untuk memprediksi kapan oli mulai
membentuk deposit secara cepat menjadi lebih kompleks.

Sumber: The Emerging Problem of Lubricant Varnish, Greg Livingstone & David Oakton
62
Deteksi dan Pemantauan Varnish

Pembaharuan tentang Analisis Oli


Laju Degradasi Oli Turbin Tradisional vs Oli Turbin
Modern
Degradasi Oli

Apa yang terjadi pada titik ini?


Bagaimana titik ini dapat dimonitorig?

Oli Turbin Modern


Waktu
Sumber: The Emerging Problem of Lubricant Varnish, Greg Livingstone & David Oakton
63
Tes untuk Degradasi Oli

Sarana Analitis untuk Penilaian Degradasi Oli


Tes Primer Oli
Tes Sekunder
Diduga
Mengalami
Degradasi

QSA/
LSV AN FTIR MPC/ Viskositas RPVOT
UC

Jika Hasil Tes Mengindikasikan Adanya Degradasi


Sumber: www.machinerylubrication.com - Finding the Root Causes of Oil Degradation
64
Tes untuk Degradasi Oli

Sarana Analitis untuk Penilaian Degradasi Oli


Jika Hasil Tes Mengindikasikan Adanya Degradasi

Oksidasi Kerusakan Micro- Penipisan Konta-


Dieseling ESD
Termal Aditif minasi
• Warna • Warna • FTIR • Warna • FTIR • Warna
• FTIR • FTIR • Delta MPC/QSA • FTIR • Delta MPC/QSA • FTIR
• AN • Pentana Tidak • Pentana Tidak • RULER • RULER • ISO P/C
• PVOT/HPDSC Larut Larut • Spektograf • GPC • Spektograf
• Viskositas • GPC • FTIR dari • PVOT/HPDSC • DGA • Air
• GPC • FTIR dari Pentana Tidak • GPC • Inspeksi Filter • SEM/EDX dari
• NMR Pentana Tidak Larut • NMR • FTIR dari yang yang tidak larut
• FTIR dari yang Larut • TGA • Delta MPC/QSA tidak larut dan • EDX dari yang
tidak larut dan • DGA • Titik Nyala • FTIR dari yang varnish tidak larut
varnish • TGA • SEM/EDX dari tidak larut dan • GC/MS dari yang • FTIR dari yang
• GC/MS dari yang • Titik Nyala Komponen varnish tidak larut dan tidak larut dan
tidak larut dan • Inspeksi Visual • GC/MS dari yang varnish varnish
varnish Komponen tidak larut dan • GC/MS dari
varnish yang tidak larut
dan varnish 65
Sumber: www.machinerylubrication.com - Finding the Root Causes of Oil Degradation
Tes Primer untuk Degradasi Oli

Analisis Fourier Transform Infrared (FTIR) - ASTM E2412


 Spektroskopi inframerah ada- Sulfation

Oksidasi
Nitrasi
lah metode yang digunakan

Air
Antioksidan

Glikol
Fuel
untuk mengukur komposisi
kimia molekul oli.

AW
Soot
 FTIR dapat diterapkan untuk
memantau pengurangan aditif,
produk sampingan organik dan
adanya berbagai kontaminan.
Wavenumber

 Tes ini merupakan tes primer yang bagus untuk mengukur


perubahan kimia dari base oil, selain itu untuk mengidentifikasi
mekanisme degradasi yang mungkin bertanggung jawab terhadap
degradasi oli terkait.

Sumber: www.machinerylubrication.com - Finding the Root Causes of Oil Degradation


66
Tes untuk Degradasi Oli

Membrane Patch Colorimetry (MPC) - ASTM D7843


 MPC merupakan tes analisis penting guna menentukan potensial
oli membentuk deposit varnish (uji potensi varnish).
 MPC adalah metode laboratorium untuk mengekstraksi
kontaminan yang tidak larut dari sampel oli, dilanjutkan dengan
analisis spectrum dari material yang dipisahkan.
 Tes ini dianggap sangat sensitif dan dapat diandalkan untuk
mendeteksi perubahan kecil pada kontaminasi oli di level yang
tidak larut.

Sumber: www.machinerylubrication.com - Finding the Root Causes of Oil Degradation, Fluitec


67
Tes untuk Degradasi Oli

Linear Sweep Voltammetry (LSV) - ASTM D6971


 Tes ini dirancang untuk mendeteksi kondisi oksidatif oli dengan
mengukur aditif antioksidan di dalam oli.
 Menggunakan instrumen yang disebut RULER (Remaining Useful
Life Evaluation Routine) dan merupakan alat condition monitoring
yang penting untuk mendeteksi kondisi oli.
 Tingkat sisa aditif yang berkorelasi dengan sisa masa pakai oli,
ditentukan melalui perbandingan dengan oli baru terkait.
 Hasil LSV dapat dikorelasikan dengan degradasi oli.

Sumber: www.machinerylubrication.com - Finding the Root Causes of Oil Degradation, Fluitec


68
Oli di PLTU

Oli Trafo
Oli Diesel

Oli EHC
Oli Gear
Oli Seal
Oli Hidrolik

Oli Turbin

69
Sumber: www.teamenergy.ph
Oli Turbin

Alat Berputar Berevolusi

70
Source: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Oli Turbin

Masalah Varnish pada Pembangkit Listrik

Suhu Operasi Lebih Tinggi

Wadah Oli Lebih Kecil

Base Oil Lebih Murni Bertambahnya Operasi


Cycling/Peaking duty Cycle

Respon yang lebih cepat dari


system kontrol Penggunaan filtrasi lebih
halus

Peningkatan pembentukan varnish


pada turbin daya
Sumber: www.lelubricants.com 71
Oli Turbin

Komposisi Oli Turbin


 R
Sebagian besar oli turbin yang
dijual saat ini adalah produk dari
Base Oil Grup II.

Anti Oxidant (Primer & Sekunder)


Rust Inhibitor
Anti Foam Inhibitor
72
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Oli Turbin

Analisis Rekomendasi untuk Turbin Gas & Uap


REGULAR PERIODIC AS REQUIRED
Appearance RULER FT-IR
(Clean & Bright) (ASTM D6971) (ASTM E2412)
Viscosity at 40°C RPVOT Rust Test - for GT
(ASTM D445) (ASTM D2272) (ASTM D664)
Total Acid Number Rust Test - for ST Foaming
(ASTM D664) (ASTM D664) (ASTM D892)
ISO Particle Count Air Release
(ASTM D4406) (ASTM D3427)
MPC (ASTM D7843) Demulsibility (ASTM
D1401)
Moisture Insolubles
(ASTM D6304/D7546) (ASTM D2273)
Metal Flash Point
(ASTM D5185) (ASTM D92)
Sumber: ASTM D4378
73
Oli Turbin

Menentukan Sisa Usia Pakai Oli

 MPC tidak berhubungan


langsung dengan RULER.


 Pada formulasi Phenol,


batas umurnya adalah
ketika jumlah Phenol
mencapai 25%

 Pada sistem campuran AO,


batas umurnya adalah
ketika Amine mencapai
25%. Sisa Usia Pakai

74
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Oli Turbin

Voltammogram menunjukkan respons antioksidan

75
Sumber: Practical Approaches to Controlling Sludge and Varnish in Turbine Oils, W. Moehle, V. Gatto, G. Livingstone, D. Wooton
Oli Turbin

Studi Kasus: Degradasi Oli pada Turbin Gas

 Masalah kronis berupa valve lengket/sticking pada sirkuit hidrolik.


 Variasi pada performa valve menyebabkan sistem kontrol turbin
memberikan sinyal trip ke sistem .
 Salah satu kumparan valve yang lengket telah diselimuti oleh varnish.
 Diasumsikan bahwa varnish terjadi karena oksidasi oli pada operasi
turbin yang panas.
 Solusi yang dipilih adalah instalasi electrostatic oil cleaner.
 Valve stuck berkurang, tetapi problem belum tuntas.

Sumber: www.machinerylubrication.com 76
Oli Turbin

Studi Kasus: Degradasi Oli pada Turbin Gas


 Para teknisi memulai analisis dengan menggambar diagram
process flow dari sistem pelumasan turbin, kemudian menganalisa
temperatur, tekanan, dan debit oli.
 Selanjutnya valve dan filter yang ada di sistem diinspeksi. Untuk
menganalisa oli, deposit yang tidak larut, dan pembentukan
varnish dilakukan beberapa tes analisis:
• quantitative spectrophotometric analysis (QSA), physical and
chemical separation methods, dan FTIR.
 Para teknisi mengambil sampel oli dan data operasional mulai dari
start-up sampai shutdown turbin, dan menganalisanya.

Sumber: www.machinerylubrication.com 77
Oli Turbin

Studi Kasus: Degradasi Oli pada Turbin Gas


 Setelah semua informasi dianalisis secara simultan, diambil
kesimpulan:
• Oli turbin sudah menipiskan hampir seluruh sistem antioksidan.
• Analisis inframerah mengindikasikan bukti kuat adanya degradasi
termal selain oksidasi. Sehingga, temperatur oli pada beberapa titik
menjadi naik di atas 300 °C — cukup panas untuk memecahkan
molekul hydrokarbon.
• Electrostatic Oil Cleaners berhasil mengontrol jumlah komponen
produk oksidatif dan deposit yang tidak larut.
• Sampel oli yang dites memiliki potensial varnish yang tinggi
(ditemukan melalui QSA test).
• Material varnish tersebut adalah organik yang memiliki titik leleh di
antara 54.4 °C and 82.2 °C.
• Tidak ada Karbon yang tidak larut dalam oli yang ditemukan pada
material varnish.

Sumber: www.machinerylubrication.com 78
Oli Turbin

Studi Kasus: Degradasi Oli pada Turbin Gas


• Temperatur tanki saat beroperasi adalah 54 °C.
• Temperatur oli turun sebesar 10 °C saat siklus puncak
(peaking cycles) di beberapa saluran sirkuit hidrolik.
• Varnish memiliki zat kimia yang konsisten di seluruh sistem,
terlepas dari mana ia terbentuk.

Sumber: www.machinerylubrication.com 79
Oli Turbin

Studi Kasus: Degradasi Oli pada Turbin Gas


 Jumlah varnish yang signifikan terbentuk pada sisi efluen dari
“keluaran filter”. Potongan-potongan varnish mengalir ke bawah.
Hal ini terkonfirmasi melalui inspeksi terhadap filter, yang
menunjukkan bahwa ada mekanisme internal yang memproduksi
varnish pada sistem. 

"

&

'

+
,

"

"

"


"

&

'

$
Sumber: www.machinerylubrication.com 80
Oli Turbin

Studi Kasus: Degradasi Oli pada Turbin Gas


 Berdasarkan lokasi terbentuknya varnish dan sedikitnya residu
karbon, micro-dieseling dan hot spots dapat dieleminasi sebagai akar
masalahnya.
 Adanya varnish yang hanya terdapat di bagian dalam filter meng-
hilangkan kemungkinan kontaminan yang tidak larut keluar dari oli
pada suhu yang lebih dingin selama peaking. Apabila ini terjadi,
varnish dapat terlihat di bagian luar filter.
 Sehingga tinggal kemungkinan ESD adalah penyebab terbentuknya
varnish dan degradasi oli.
 Seluruh hasil analisis dan observasi menunjukkan pada mekanisme
degradasi ESD, dan tidak ada bukti data yang menghilangkan
kemungkinan terjadinya ini.

Sumber: www.machinerylubrication.com 81
Oli Turbin

Studi Kasus: Degradasi Oli pada Turbin Gas


 Dari hasil temuan bahwa ESD terjadi di filter sebelum valve blocks,
plant memasang heat trace di pipa untuk mengontrol temperature
oli di 49 °C.
 Instalasi heat trace berefek positif, valve sticking dan pembentukan
varnish di valve blocks menjadi berkurang.
 Hal ini mengindikasikan bahwa temperatur dari oli berpengaruh
langsung terhadap terjadinya ESD.
 Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya ESD adalah
viskositas. Kenaikan temperatur oli menyebabkan penurunan
viskositas dan berefek pada menurunnya flux oli ke permukaan
Filter. Dengan menurunnya flux oli maka terjadinya ESD akan
semakin berkurang.
 Untuk mengurangi ESD di seluruh valve blocks maka plant
memutuskan menginstalasi heat trace di pipa-pipa lainnya.

Sumber: www.machinerylubrication.com 82
Oli Hidrolik

Tantangan Varnish pada Industri


 45 laporan kerusakan dari 6 mesin injeksi plastik molding yang
berbeda ditinjau.
 Masalah nomor satu dari kerusakan adalah varnish. (Servo Valve,
Proportional Valve, Kerusakan Silinder dan Pompa).
 80% dari laporan tersebut menyatakan bahwa “Varnish” menjadi
penyumbang utama kerusakan komponen.
Sumber: RelaDyne 2015

 “…there can be a gradual build up of ‘varnish’ or silt type


contaminant that degrades the control qualities of the valve such
as threshold and hysteresis. This will directly impact on system
accuracy and repeatability”.
- MOOG Valve Contamination Control Manual

83
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Oli Hidrolik

Masalah Varnish pada Sistem Hidrolik


Reservoir mengalami penyusutan

Valves memiliki clearance yang lebih


rapat
Kecepatan yang lebih tinggi
dan waktu siklus yang cepat Base Oil Lebih Murni

Pengurangan level kebisingan


dan jumlah karbon Power output yang
meningkat

Peningkatan varnish pada


sistem idrolik
84
Sumber: The real reasons why hydraulic fluids fail, G. Livingstone and G. Cavanaugh
Oli Hidrolik

Komponen Aditif
 Monograde or Multigrade
 Detergent or Non-Detergent
 Antiwear or Non-antiwear
 Ashless or Non-ashless

Pour Point Depressant


0-0.5% Viscosity Modifier 0-15%

Additive
Package 0-3%

Base Oil 80-98%

85
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Oli Hidrolik

Perubahan dalam Formulasi

Formulasi Baru

Formulasi Lama

Voltammogram menunjukkan respons antioksidan dalam


berbagai formulasi
86
Sumber: The real reasons why hydraulic fluids fail, G. Livingstone and G. Cavanaugh
Oli Hidrolik

Rekomendasi Test untuk Mendeteksi Oksidasi dan Varnish


 Voltammetry, RULER (ASTM D6971). Tes ini mengidentifikasi
kesehatan kedua antioksidan, primer dan sekunder, yang
digunakan dalam oli hidrolik.
 Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR).
• ASTM D7414 mengukur oksidasi.
• ASTM D7412 mengukur zat aditif antiwear.
• Metode rancangan ASTM saat ini dirancang untuk mengukur
kandungan asam oleh FTIR.
• FTIR juga efektif untuk mengukur antioksidan fenolik.
 Membrane Patch Colorimetry, MPC (ASTM D7843). Tes ini
efektif untuk mengetahui kecenderungan oli hidrolik untuk
membentuk varnish.
 Ultracentrifuge. Mengekstrasi dan mengukur secara kualitatif
jumlah produk degradasi melalui kekuatan sentrifugal tinggi telah
berhasil dalam memprediksi permulaan varnish.
87
Sumber: The real reasons why hydraulic fluids fail, G. Livingstone and G. Cavanaugh
Oli Hidrolik

Studi Kasus 1 Fasilitas Injection Molding Plastik


 ‘TAPI LAPORAN ANALISIS OLI SAYA TERLIHAT BAIK-BAIK
SAJA !’
 Mulai mengalami masalah kinerja mesin dan meningkatnya
produksi scrap sehingga produktivitas mereka menurun.
Hasil Analisis Oli pada Mesin 15
Test Hasil umumnya Hasil in-service Komentar
Viscosity (cST @40º C) 46 45.9 Acceptable
Particle count 18/16/14 16/13/10 Acceptable
Water (KF, ppm) <100 55 Acceptable
ICP metal spectroscopy
Acceptable
(ppm)
- Zn 450 441 Acceptable
- P 375 383 Acceptable
- Ca 30 35 Acceptable
Total acid number
0.11 0.1 Acceptable
(mg KOH/mg Oil)
88
Sumber: The real reasons why hydraulic fluids fail, G. Livingstone and G. Cavanaugh
Oli Hidrolik

Studi Kasus1: Fasilitas Injection Molding Plastik

Oli baru yang mengandung Tes MPC menun-


ZDDP sebagai antioksidan jukan bahwa, dengan
sekunder dan amine sebagai rating kritikal 61
antoksidan primer. mengindikasi poten-
sial tinggi akan ada-
Semua antioksidan nya deposit varnish.
menipis pada sampel (Photo courtesy of
RelaDyne)
oli in-service.
7

<

>

Voltammogram RULER memberikan hasil bahwa sampel oli pada in-service


hampir tidak memiliki sisa antioksidan. (Graph courtesy of RelaDyne)
89
Sumber: The real reasons why hydraulic fluids fail, G. Livingstone and G. Cavanaugh
Oli Hidrolik

Pembelajaran dari Studi Kasus 1


 Manajer maintenance mengira dia sedang menguji kecenderungan
oksidasi dan varnish.
 Dia salah mengira bahwa elemental spectroscopy akan
menunjukkan kesehatan paket aditif ZDDP-nya dan bahwa jumlah
asam dan viskositasnya akan mengidentifikasi oksidasi.
 Inilah penyebab mengapa tes tersebut tidak efektif dalam
mengidentifikasi oksidasi dan pembentukan deposit.

90
Sumber: The real reasons why hydraulic fluids fail, G. Livingstone and G. Cavanaugh
Fluida EHC

Phosphate Ester Mencegah Api

Mayoritas OEM merekomendasikan Fluida Phospate Ester untuk


Sistem EHC demi keamanan operasional 91
Source: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Fluida untuk Sistem Electro Hydraulic Control


 Sistem EHC mengatur pasokan uap pada turbin uap dan suplai udara
pada turbin gas.
 Karena potensial bahaya kebakaran yang terkait dengan kebocoran oli ke
permukaan yang panas seperti pipa uap, sistem oli EHC harus tahan api
(fire-resistant) atau setidaknya dapat memperlambat api yang dekstruktif
(fire-retardant).
 Untuk kebanyakan sistem EHC sekarang, ester adalah satu-satunya fluida
yang disetujui. Yang umum digunakan untuk Fluida EHC adalah Tri-Aryl
Phosphate Ester.
 Phosphate Ester memiliki suhu swasulut (self-ignition) tinggi di atas 540°C
dan kemampuan untuk memadamkan api (self-extinguish). Merek yang
dikenal yaitu Fyrquel®, Chemtura Reolube®, Castrol Anvol®, Shell
Turbo®, Mobil Pyrotec® dll.
 Bukan oli hidrolik yang khas dan membutuhkan konsep yang berbeda
dalam monitoring dan perawatannya.
 Dapat dianggap sebagai fluida untuk seumur hidup (Fill-for-Life).
92
Sumber: The Top 5 Problems with EHC Fluids, Fluitec
Fluida EHC

Fluida Tahan Api (Fire Resistant)


Tipikal Rentang
Klasifikasi Sub- Kandungan
Komposisi Temperatur
ISO Kategori Air
(per ISO)
>80% (typ.
HFAE Oil in water emulsions +5 − +50ºC
95%)
Water Based

HFA >80% (typ.


HFAS Synthetic aqueous fluids 95%) +5 − +50ºC

Water-in-oil
HFB -- >40% +5 − +50ºC
(invert emulsions)
HFC -- Water polymer solutions >35% -20 − +50ºC
Anhydrous

HFDR Phosphate ester Tidak ada -20 − +70ºC

HFD Oli Anhydrous sintetis


HFDU selain phospate ester Tidak ada -20 − +70ºC
(PAG/Polyol ester)
Sumber: Fire Resistant Fluids, exxon Mobile 93
Fluida EHC

Perbandingan Fluida Tahan Api (Fire Resistant)

94
Source: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Fluida Tahan Api (Fire Resistant)

95
Sumber: Fire Resistant Hydraulic Fluids Demo, https://www.youtube.com/watch?v=8R3HrDjhsB4
Oli EHC

Fluida Tahan Api (Fire Resistant)

96
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Oli EHC

Fluida Tahan Api (Fire Resistant)

97
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Hidrolisis Phosphate Ester - Reaksi autokatalitik

Phosphoric Phosphate
Alcohol Water
Acid Ester

Temperature

Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017,


98
?

I
Oli EHC

Hidrolisis Phosphate Ester - Reaksi autokatalitik


Meningkatkan Streaming
Konduktivitas Corrosion
Air
Fuller’s
Earth/
Activated
Hidrolisis Alumina
Panas ASAM Metal Soaps

Meningkatkan Microdieseling
Oksidasi
Retensi Udara

99
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Resistivitas Oli EHC


 Asam, air konduktif, partikulat
Asam besi dan varnish/sludge semua-
nya mempengaruhi resistivitas.

 Resistivitas oli EHC harus


Air Konduktif dijaga di atas 5.0 G ȍ-cm.

 Resistivitas oli yang rendah


mempengaruhi komponen inter-
Partikulat Besi nal servo-valve.

 Begitu resistivitas turun di


Varnish/Sludge bawah limit, kerusakan “aliran
elektron bebas“ dapat terjadi
pada servo-valve di seluruh
sistem hidrolik.
100
Sumber: www.sibul.com
Fluida EHC

Spesifikasi Fludia EHC - GEK 46357g


New Fluid
Test Operating Fluid
(Ordering Data)
COLOR, ASTM, max 1.5 2.5-3.0
Specific Gravity, [15.5-20°C] 1.13-1.155 1.13-1.155
ISO Viscosity Range at [40°C], SUS
41.4–50.6 41.4–50.6
[cST] for ISO 46 Grade
Pour Point, max temp -17.8°C -17.8°C
Water Content, vol., % max 0.10 0.10
Acid Number, mg KOH/g, max 0.10 0.20
Chlorine Content, ppm, max 50 50
Flash Point, min 235°C 235°C
Fire Point, min 352°C 352°C
Auto-Ignition Temperature, min 566°C 566°C
Resistivity, min, at 20°C 100 Mɏm 100 Mɏm
Conductivity, max, at 20°C 1 x 109 mhos/cm 1 x 109 mhos/cm
Contamination (per 1 ml fluid) -/15/12 -/15/12
Source : Steam Turbine-Generator EHC Fluid Specification and Maintenance,
101
O

W
Fluida EHC

Batas Frekuensi dan Uji yang Disarankan


Batas Layanan
Tes Metode Frequensi
yang Disarankan
Perbulan Perkuartal Pertahun
Appearance/color x x x Report
Viscosity ISO 3104 x x ± 5% dari nilai baru
Acidity (TAN) ISO 6619 x x x 0.2 mg KOH/g
Water ISO 760 x x x 500 ppm max
Particulate Levels x x x
Insoluble Contaminant ASTM D 4898 Report bila perlu
Air Release ISO 9120 x x 10 min
Total Soluble Metals x x 10 ppm
Chlorine (measured as IP 510
x x 50 ppm
chloride) (microcoulom.)
Mineral Oil TLC x 0.50%
Resistivity IEC 60247 x 5 Gȍcm
Foam ISO 6247 x 200/0
102
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Namun, Masalah Tetap Saja Terjadi


 Analisis tradisional hanya melihat pada total nilai asam tanpa
membedakan asam kuat dan asam lemah.

 Hidrolisis menghasilkan asam kuat dan asam lemah (alcohol


phenolic).

 Akumulasi asam kuat dan phenol dapat menyebabkan resistivitas


yang buruk.

 Oksidasi Phenol menyebabkan pembentukan deposit.

103
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Tes yang Disarankan untuk Menghindari Masalah


 MPC (ASTM D7843) – Berguna dalam mendeteksi potensial
pembentukan varnish.
• Deposit berwarna coklat biasanya karena oksidasi Phenol.
• Deposit hitam biasanya karena micro-dieseling.
 RULER (ASTM D6971) – Berguna dalam mengukur akumulasi
Alcohol Phenolic.
• Analisis FTIR juga dapat dipakai untuk mengukur akumulasi
Alcohol Phenolic.
 Acid Number (Potentiometric titration - D664) – Berguna dalam
membedakan asam kuat dan asam lemah, melalui observasi kurva
titrasi.

 Hidrolisis Phosphate Ester dapat dimonitor dengan cara mengukur


kandungan asam atau Phenol.
104
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Monitoring Potensial Varnish

Sampel A Sampel B Sampel C


dE = 49 dE = 30 dE = 94
AN = 2.06 AN = 0.06 AN = 0.06

Oksidasi Anorganik Micro-dieseling

Tes MPC bekerja sangat baik dalam mengidentifikasi potential


pembentukan Varnish.
105
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Monitoring Kadar Asam

Phosphate Ester Baru

H1
N
H2
i
H3
l Tingkat Keasaman
a Tinggi
i

E
P

Fluida
(

m Baru
v
)

Volume (ml)
Pontiometric Acid Number Curve (D664)
106
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Fluida EHC

Monitoring Alcohol Phenolic

Alcohol Phenolic

3.45 16

Time (s)

Ruler (D6971)
107
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Kontrol Kontaminasi

Trendsetting Teknologi Kontrol Kontaminasi


Kontaminan Oli
Kontaminan Kontaminan Kontaminan
Tidak Larut Larut Air

Efektivitas Teknologi
Diatomaceous
Sentrifugal Decant
Earth

Penyerapan
Filter Selilosa Alumina Aktif
Polimer

Filter Micro-
SelexSorb® Coalesce
Fiberglass

Filtrasi Magnetik Ion Exchange Sentrifugal

Electrostatic Oil Vacuum


Cleaning Trendsetting Teknologi Dehydration
108
Sumber: Trendsetting Technologies in Contamination Control, G. Livingstone
Teknologi Penghilang Varnish

Sistem Mitigasi Varnish

Depth Media Electrostatic Charged ESP: Chemical


Filters Oil Cleaner Agglomeration Filtration

Teknologi yang dapat menghilangkan kontaminan halus pada kondisi yang tepat

109
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Teknologi Penghilang Varnish

Depth Media Filters (DM)

Pros Cons
 Mudah dan murah  Hanya
untuk dioperasikan. menghilangkan
 Daya tampung kontaminan halus
kontaminan tinggi dalam suspensi.
dan efisiensi filter  Sebagai media
sebesar 3 mikron. penghilang varnish,
 Adsorpsi idealnya dipakai
Kontaminan halus pada tangki oli yang
beroperasi < 40 °C.
 Adsorpsi Air

110
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Teknologi Penghilang Varnish

Electrostatic Oil Cleaner

Pros Cons
 Secara efisien dapat  Hanya
menghilangkan menghilangkan
kontaminan dalam kontaminan halus
suspense berukuran dalam suspensi.
hingga 0.01 mikron. Idealnya dipakai
 Menghilangkan pada tangki oli yang
produk degradasi beroperasi < 40 °C.
anorganik tidak larut  Sensitif terhadap air
(contoh: sisa dan kontaminan/fluid
ZnDDP). bersifat konduktif.
 Menghilangkan jenis  Kontrol yang
jelaga partikel kompleks.
berkarbon.
111
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Teknologi Penghilang Varnish

Electrophysical Separation Process (ESP)

Pros Cons
 Menghilangkan  Hanya
kontaminan halus menghilangkan
yang terendap dan kontaminan halus
yang terlarut. organik. Tidak
 Memiliki rentang berdampak pada
temperatur efektif kontaminan kasar
yang luas yaitu 10 ataupun kontaminan
°C - 70 °C. halus anorganik.
 Desain sederhana
mempermudah
operasi.

112
Sumber: Lubrication Academy Shanghai, 2017
Teknologi Penghilang Varnish

Sistem Mitigasi Varnish


Sifat Produk Tidak
Tipe Oli Temp Disarankan
Degradasi Disarankan
Oli hidrolik dan lainnya <40 °C
yang mengandung Tidak Larut EOC & CA ESP & DM
>40 °C
ZDDP
Tidak Larut <40 °C Semua Teknologi
Oli Hidrolik Non-Zinc ESP (EOC & CA
Larut >40 °C memiliki efek DM
terbatas)
Turbin, Kompresor & Tidak Larut <40 °C Semua Teknologi
R&O lainnya ESP (EOC & CA
>40 °C
Larut memiliki efek DM
terbatas)

Key: Electrostatic Oil Cleaner – EOC; Charge Agglomeration – CA; Depth Media Filter –
DM; Electrophysical Separation Process - ESP
Sumber: The Emerging Problem of Lubricant Varnish, Greg Livingstone & David Oakton 113
Flushing Oli

Apa Arti Flushing?


 Noria mendefinisikan flushing oli sebagai, “proses sirkulasi oli yang
dirancang untuk menghilangkan kontaminasi dan dekomposisi dari
sistem berbasis pelumasan.”

 ASTM D6349 (Standard Guide for Cleaning, Flushing, and Purification


of Steam, Gas, and Hydroelectric Turbine Lubrication Systems)
menunjukkan flushing sebagai, “sirkulasi oli melalui sistem pelumasan
atau komponen, ketika turbin tidak beroperasi, untuk menghilangkan
kontaminan.”

Sumber: Cost Effective Turbine Oil Flushing, Greg Livingstone


114
Flushing Oli

Ada Berbagai Kondisi Ketika Flushing Diperlukan:


 Commissioning mesin baru.
 Re-commissioning mesin yang yang dilakukan setelah
commissioning untuk jangka waktu tertentu.
 Setelah komponen sistem yang gagal meninggalkan debris pasca-
kegagalan/failure dalam sistem pelumasan.
 Setelah filter collapse, melepaskan kontaminan kembali ke sistem.
 Ketika oli yang tidak kompatibel secara tidak sengaja ditambahkan
ke sistem.
 Mengubah oli ke merek baru atau formulasi pelumas baru dan
kompatibilitasnya tidak dipahami dengan baik.
 Kerusakan base oil sudah terlalu parah.

Sumber: Cost Effective Turbine Oil Flushing, Greg Livingstone


115
Flushing Oli

Dampak tidak membersihkan reservoir saat penggantian oli


Seminggu Setelah
Oli Bekas Oli Baru
Ganti Oli
Ruler, ASTM D6971, Fenolik (%) 28% 100% 74%
MPC, ASTM D7843 58 1 16
Demulsibility 36-36-8 (30) 40-40-0 (15) 39-38-3 (30)
Karakteristik Foam, ASTM D892 480/0 20/0 140/0
RPVOT, ASTM D2272, menit 469 1600 1295

 Antioksidan menurun 26% setelah seminggu pemakaian. Hal ini


karena antioksidannya bereaksi dengan residu kontaminan yang
tertinggal di sistem. MPC (potensi varnish) juga telah memberi
skala di atas normal untuk aplikasi ini.
 Untuk kasus ini, tidak membersihkan sistem sebelum pengisian oli
yang baru menghasilkan umur sekitar kurang dari 30%.
 Olinya juga memiliki kinerja yang lebih rendah, dan berkemung-
kinan berdampak pada reabilitas pabrik.
Sumber: Cost Effective Turbine Oil Flushing, Greg Livingstone
116
Flushing Oli

Reaktivitas Komponen Varnish

Penipisan antioksidan
amina pada oli

Penambahan komponen varnish


pada oli (Asam karboksilat dan
komponen olefinik)

FTIR dilakukan setelah 48 jam


Sumber: Greg Livingstone 117
X


Flushing Oli

Mechanical Flushing
 Oli panas dipompa dengan
kecepatan tinggi ke seluruh
sistem dengan menggunakan
pompa eksternal.
 Reynold Number minimal yang
dibutuhkan untuk mendapatkan
aliran turbulen adalah 2300 -
4000.
 Filter tambahan juga dipasang
untuk menyaring kontaminan.

Sumber: Cost Effective Turbine Oil Flushing, Greg Livingstone


118
Flushing Oli

Chemical Flushing
 Permukaan kimia aktif digunakan untuk
menghilangkan varnish dan sludge dari
sistem.
 Bahan ini biasanya merupakan bahan
yang dapat larut dalam oli, yang terdiri dari
basis naphthenic dengan deterjen,
dispersan dan inhibitor korosi yang
ditambahkan ke oli lama.
 Agen permukaan aktif sering ditambahkan dalam jumlah 10% pada
waktu 48 jam sebelum outage.
 Filtrasi tambahan biasanya diperlukan untuk menangani tingginya
kontaminasi yang dilepaskan selama flushing.
 Carian pembersih dan oli lama kemudian dikuras dari sistem lalu oli
flushing dikorbankan untuk membilas sisa-sisa pembersih pada
sistem.
Sumber: Cost Effective Turbine Oil Flushing, Greg Livingstone
119
Flushing Oli

Solubility Enhanced System Cleaning


 Solubility Enhancing Agent yang kompatibel dicampur ke dalam oli
turbin lama 3-4 bulan sebelum pergantian oli yang baru
direncanakan.
 Bahan kimia ini sangat baik untuk meningkatkan sifat oli turbin
dalam mengendalikan deposit. Yakni bekerja dengan cara
meningkatkan kelarutan oli dalam menyerap deposit sistem seperti
sludge dan varnish.
 Selama outage, solubility enchancing agent dan oli lama
dikeluarkan dari sistem dan tanki yang telah dikosongkan
kemudian diisi ulang dengan oli baru.
 Tidak perlu menggunakan oli pembilas karena solubility
enchancing agent kompatibel dengan oli lama.

Sumber: Cost Effective Turbine Oil Flushing, Greg Livingstone


120
Flushing Oli

Solubility Enhanced System Cleaning

Sumber: Cost Effective Turbine Oil Flushing, Greg Livingstone


121
Rangkuman

 Masalah Varnish sangat kompleks!


 Tidak ada satu solusi untuk memecahkan semua
masalah degradasi oli.

122
Thank you for your attention

123

You might also like