You are on page 1of 3

ONTOLOGI

Filsuf pertama kali yang bercerita tentang ontology adalah Thales seorang filsuf
Yunani.

Dua macam kenyataan dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan:

 Kenyataan yang berupa materi (kebenaran)


 Kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan)

Hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau


keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.

Setelah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai pengertian ontologi, Amsal


Bakhtiar menyimpulkan sebagai berikut.

 Menurut bahasa, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada,
dan Logos = Ilmu. Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
 Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakekat yang
ada, yang merupakanultimate reality baik yang berbentuk jasmani (kongkret)
maupun rohani (abstrak).

Dalam pemahaman ontologi, ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran


sebagai berikut.

1. Monoisme

Paham ini menganggap bahwa hakekat yang berasal dari keseluruhan itu
hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakekat saja sebagai
sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Istilah
monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham ini
kemudian terbagi ke dalam dua aliran:

a. Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan
rohani. Aliran yang sering juga disebut dengan naturalisme beranggapan
bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada
hanyalah materi, yang lainnya (jiwa dan ruh) tidaklah merupakan suatu
kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh itu hanyalah merupakan akibat
saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.

Dalam perkembangannya, sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul
tenggelam seiring roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai oleh filsafat
dan agama. Alasan mengapa aliran ini dapat berkembang, sehingga
memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah:

Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba,
biasanya dijadikan kebenaran terakhir.

Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan.


Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani.
Dalam sejarahnya, manusia memang bergantung pada benda seperti padi.

b. Idealisme

Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran ini beranggapan bahwa hakekat kenyataan yang beraneka ragam itu
semua berasal dari ruh atau sejenisnya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk
dan menempati ruang. Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakekat
benda adalah ruhani, spirit dan sebagainya adalah:

Nilai ruh lebih tinggi dari badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi
kehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakekat sebenarnya. Manusia
lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya

Materi adalah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang
ada energi itu saja.

2. Dualisme

Aliran ini memandang bahwa hakekat itu ada dua. Aliran ini berpendapat bahwa
benda terdiri dari dua macam hakekat sebagai asal sumbernya yaitu hakekat
materi dan hakekat ruh. Materi bukan berasal dari ruh, dan ruh bukan berasal
dari benda. Keduanya sama-sama hakekat.
3. Pluralisme

Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.


Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam
bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalamDictionary of Philosophy and
Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini
tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas.

4. Nihilisme

Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti tidak ada. Doktrin tentang
nihilisme sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan
Gorgias yang memberikan tiga proposisi tentang realitas.

Tidak ada sesuatupun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada. Bila
sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui.

Sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan
kepada orang lain.

5. Agnostisisme

Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat benda,


baik itu hakekat materi maupun hakekat ruhani. Kata agnostosisme berasal
dari bahasa Grik Agnostos yang berartiunknown. Timbulnya aliran ini
dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara
kongkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.
Aliran ini dengan tegas menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang
bersifat trancendent. Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran atau
penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakekat benda baik
materi maupun ruhani.

You might also like