You are on page 1of 10

Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938

Padang, 11 September 2014


OP-20
BUDIDAYA IKAN NILA SEBAGAI MODEL PILIHAN
KEGIATAN EKONOMI MENGATASI KETERGANTUNGAN
PENDUDUK TERHADAP SUMBERDAYA HAYATI TAMAN
NASIONAL KERINCI SEBLAT (TNKS) DI NAGARI LIMAU
GADANG LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN
PESISIR SELATAN
Armen, Mades Fifendy
Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang
Email: Armenimik@ymail.com

ABSTRAK

Nagari Limau Gadang secara geografis terletak bersebelahan dengan kawasan Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Jarak Nagari Limau Gadang dengan kawasan TNKS
sekitar 2 Km. Nagari Limau Gadang berpenduduk sekitar 2500 orang terdiri dari 500
Kepala Keluarga (KK). Sekitar 250 KK mempunyai lahan perladangan di TNKS.
Kegiatan pembuatan ladang bersifat menebang dan membakar hutan. Penebangan dan
pembakaran menyebabkan banyak spesies flora dan fauna terancam punah. Kegiatan
ekonomi penduduk menekan kawasan TNKS sangat tinggi, karena hutan TNKS tempat
mereka mencari nafkah. Penduduk Nagari Limau Gadang bisa bertahan melakukan
kegiatan ekonomi di luar TNKS jika kita mampu menciptakan usaha ekonomi pilihan,
misal budidaya ikan nila. Secara ekonomi budidaya ikan nila sangat menguntungkan,
maka penggunaan pakan buatan sendiri dapat dilakukan untuk budidaya ikan nila.
Budidaya ikan nila ini bisa menjadi model pilihan kegiatan ekonomi untuk mengurangi
ketergantungan penduduk Nagari Limau Gadang pada sumberdaya hayati TNKS. Tujuan
penelitian ini adalah agar penduduk tidak lagi mencari nafkah di hutan TNKS. Target
khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah penduduk Nagari Limau Gadang
meningkat taraf hidupnya dan TNKS bebas dari tekanan penduduk dan Nagari Limau
Gadang bebas dari bencana alam. Untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan tindakan.
Penduduk sampel yang mencari nafkah di hutan TNKS dipilih sebanyak 40 KK, kemudian
dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Pada tahun I dilakukan kegiatan penelitian
menyuluh dan membimbing penduduk sampel tentang: (1) manfaat TNKS terhadap
ekosistem dan manusia dan risiko mencari nafkah di TNKS;(2) membuat kolam
pembibitan dan pembesaran ikan nila; (3) memijahkan dan mendeder ikan nila; (4)
membuat pakan ikan; (5) mengumpulkan data aktivitas ekonomi yang dilakukan
penduduk sampel. Data yang diambil berupa frekuensi kunjungan sampel ke TNKS.Data
kegiatan ekonomi sampel pada penelitian tahun pertama dibandingkan dengan data
kegiatan ekonomi sampel pada penelitian tahun kedua. Penelitian tahun kedua
berlangsung sekitar 6 bulan. Untuk melihat kesamaan atau perbedaan rerata hasil
kegiatan ekonomi digunakan rumus statistika T-Test. Diharapkan pada tahun kedua
kegiatan sampel tidak lagi melakukan kegiatan ekonomi di kawasan TNKS. Dari kegiatan
budidaya selama 6 bulan dihasilkan: (1) bibit ikan sebanyak 25.000,(2) kolam
pembesaran dan pendederan 5 unit, (4) pakan. Rerata persentase tingkat kunjungan
anggota sampel ke TNKS selama 6 bulan 86%. Kegiatan kunjungan ke TNKS masih
tinggi, belum bisa disimpulkan karena penelitian tahap kedua belum dilaksanakan.

Kata kunci: TNKS, Budidaya, Ikan Nila, Sumberdaya Alam, Kegiatan Ekonomi

154  
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
1. Pendahuluan melangsungkan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ekonomi berladang di luar
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) kawasan TNKS dan menanam padi di
adalah ekosistem hutan tropis memiliki sawah belum memadai menunjang
keanekaragam hayati flora tinggi. ekonomi penduduk.
Diantara flora dan fauna merupakan Jika ditulusuri lebih jauh,melakukan
jenis langka dan terancam punah serta kegiatan ekonomi di kawasan TNKS
kurang terwakili pada kawasan bukanlah pilihan yang terbaik dan tepat,
konservasi lain di Sumatera. Taman tetapi bersifat pelarian dan terpaksa
Nasional Kerinci Seblat merupakan untuk menyelamatkan ekonomi rumah
sumber tangkapan air dari beberapa tangga.
aliran sungai besar dan kecil sehingga
sumber air dari sekitar 10 juta hektar Jumlah kayu olahan yang diangkut
DAS, menjadikan wilayah ini sebagai penduduk setiap hari ke nagari sekitar 3
bagian dari “system penyangga kubik manau dan kulit madang keladi
kehidupan” di kawasan sekitar 3 kubik. Pengambilan manau dan
sekitar.Kekayaan alam dan ekosistem madang keladi bersifat musiman (tidak
beserta keanekaragaman hayati di dalam tiap hari). Kegiatan ekonomi mengambil
TNKS memiliki arti yang sangat sumberdaya hayati hutan dan berladang
penting, baik sebagai penyangga jelas merusak ekosistem dan
kehidupan maupun sebagai sumber memperendah tingkat keanekaragaman
cadangan genetik, tempat penelitian, hayati kawasan TNKS.
pendidikan dan daerah tujuan wisata.
Kegiatan ekonomi penduduk di kawasan
Nagari Limau Gadang secara geografis TNKS Nagari Limau Gadang telah
terletak bersebelahan dengan kawasan berlangsung selama 30 tahun. Akibat
TNKS. Jarak nagari (desa) dengan tekanan penduduk terhadap kawasan
kawasan TNKS sekitar 3 km. Nagari TNKS mengakibatkan beberapa jenis
Limau Gadang dengan kawasan TNKS flora dan fauna mendekati kepunahan.
tidak dibatasi oleh kawasan Berdasarkan studi di lapangan, luas
penyanggah.Perladangan penduduk kawasan pengambilan kayu di TNKS
langsung bersatu dengan TNKS. telah mencapai luas sekitar 50 ha.

Nagari Limau Gadang berpenduduk Melakukan kegiatan ekonomi (mencari


sekitar 2.500 orang terdiri dari 500 nafkah) di TNKS berisiko tinggi karena
kepala keluarga (KK).Sekitar 250 KK jarak tempuh menjemput kayu ke dalam
mempunyai lahan perladangan di TNKS. kawasan TNKS mencapai 14 km dan
Ladang penduduk ditanami dengan medan yang dilalui sangat berbahaya.
berbagai jenis tanaman, misal kulit Berdasarkan wawancara peneliti dengan
manis, pala, kopi, pinang, dan palawija. 50 orang penduduk, yang melakukan
Kegiatan pembuatan lading bersifat kegiatan sehari-hari sebagai buruh
menebang dan membakar hutan. Akibat angkut kayu olahan, semua mereka
penebangan dan pembakaran mengatakan bosan ke hutan, tetapi
menyebabkan banyak spesies flora dan keadaan memaksa. Melakukan kegiatan
fauna terancam punah. Kegiatan ekonomi di desa tidak mencukupi
ekonomi lain penduduk yang menekan memenuhi kebutuhan hidup. Rata-rata
hutan TNKS, adalah buruh angkut kayu penghasilan mereka sebagai buruh
olahan, mengambil kulit kayu madang angkut kayu olahan Rp. 10.000,- per
keladi, mengambil manau dan mencari hari.
gaharu. Kegiatan usaha ekonomi
menekan kawasan TNKS sangat maju, Menurut peneliti penduduk Nagari
karena memang hutan tempat mereka Limau Gadang bisa bertahan melakukan
menghasilkan uang untuk kegiatan ekonomi di luar TNKS jika
melangsungkan kehidupan, tanpa hutan pemerintah atau pihak peduli TNKS
mungkin mereka tidak bisa mampu menciptakan usaha ekonomi

  155
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
pilihan, misal beternak unggas, yang juga memiliki hak untuk
berkebun di luar TNKS dan budidaya menikmatinya. Kebutuhan seringkali
ikan air tawar. Semua usaha ini sangat mendorong manusia untuk mengambil
menjanjikan peningkatan ekonomi sumber daya alam TNKS secara besar-
penduduk. besaran tanpa memperdulikan
dampaknya. Salah satu faktor utama
Salah satu bentuk usaha ekonomi yang penyebab rusaknya lingkungan TNKS
tepat dilakukan adalah budidaya ikan adalah kemiskinan (Ferryal 2010).
nila. Secara ekonomi budidaya ikan nila
sangat menguntungkan. Berdasarkan Kemiskinan secara harfiah dapat
pengalaman langsung peneliti dikatakan sebagai keadaan tidak
membudidayakan ikan nila dalam kolam memiliki apa-apa secara cukup. Dalam
air deras untuk 1 ton ikan kosumsi dapat berbagai pandangan ada tiga jenis
diraih untung sekitar Rp. 2.000.000,- kemiskinan yang seing dikemukakan
dalam 3 bulan. Rata-rata penghasilan yaitu kemiskinan struktural, kemiskinan
tiap hari Rp. 20.000,-, maka penggunaan relatif dan kemiskinan absolut.
pakan sendiri dapat dilakukan untuk Kemiskinan struktural dimengerti
budidaya ikan nila. Budidaya ikan nila sebagai kemiskinan yang timbul sebagai
ini bisa menjadi Model Pilihan Kegiatan akibat dari kebijakan pemerintah dan
Ekonomi untuk Mengurangi perilaku korporasi yang membuat
Ketergantungan Penduduk Nagari masyarakat miskin, tidak atau sedikit
Limau Gadang terhadap Sumber Daya sekali memiliki akses terhadap ekonomi
Hayati TNKS. produktif. Kemiskinan relatif merupakan
kemiskinan yang timbul tidak hanya
Tujuan dan manfaat penelitian yaitu: dilihat dari aspek pendapatan semata
1. melatih penduduk sampel namun juga keadaan hidup dalam
membudidayakan ikan nila, sehingga lingkungan sosial. Sedangkan
mereka terampil membuat kolam kemiskinan absolut menurut
pendederan, kolam pembesaran, Sumodiningrat (1997) yaitu kemiskinan
membuat pellet, dan membuat bibit. yang diukur dari tingkat kemampuan
2. penduduk sampel mencari nafkah di untuk membiayai hidup minimal sesuai
nagari limau gadang dengan dengan martabat hidup yang manusiawi.
membudidayakan ikan nila.
3. Penduduk limau gadang tidak Banyak pakar mengemukakan pendapat
menekan TNKS, sehingga nagari bahwa kemiskinan adalah salah satu
limau gadang bebas dari banjir penyebab utama kerusakan lingkungan
bandang. di TNKS. Kerusakan lingkungan yang
4. Ekonomi penduduk limau gadang ditimbulkan oleh penduduk miskin
meningkat, sehinnga terwujud cenderung dipengaruhi oleh pola pikir
masyarakat sejahtera. mereka karena mereka terhimpit oleh
kemiskinan, pikiran mereka hanya
Kemiskinan dan Kerusakan TNKS terfokus pada makanan yang bisa
mereka dapatkan untuk bertahan hidup
Kerusakan lingkungan disebabkan oleh hari ini. Pemikiran sempit inilah yang
banyak faktor, terutama ulah manusia mendorong mereka merusak lingkungan
yang tidak bersahabat dengan dan merampas kekayaan alam tanpa
lingkungan sendiri. Manusia seharusnya memberikan waktu bagi alam untuk
bertanggung jawab untuk menjaga memperbarui sumber dayanya (Altin,
kelestarian lingkungan, tetapi mereka 2007)
justru merusak lingkungan. Mereka
cenderung mengambil kekayaan alam Perusakan hutan karena faktor
seenaknya sehingga menimbulkan kemiskinan masyarakat juga terjadi di
kerusakan dan polusi. Setelah kekayaan Taman Nasional Kerinci Seblat Nagari
alam digunakan, mereka tidak peduli Limau Gadang. Kerusakan Taman
terhadap kebutuhan generasi mendatang Nasional Kerinci Seblat diperkirakan

156  
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
sudah cukup parah sekitar 50 ha. anak sendiri, contohnya :
Kerusakan Taman Nasional Kerinci Oerochromis niloticus,
Seblat meliputi flora, fauna dan lahan. Oerochromis hunteri, Oerochromis
anreus, dan Oerochromis spillurus.
Kegiatan penduduk nagari Limau 2. Genus Sarotherodon, induk ikan
Gadang mencari nafkah di TNKS misal jantan mengerami telur dan
berladang, berburu dan meramu sumber mengasuh anaknya, contohnya :
daya alam hayati lain. Sebagai bukti Sarotherodon galileus dan
kerusakan ekosistem TNKS Nagari Sarotherodon melaotheron.
Limau gadang, telah terjadi banjir 3. Genus Tilapia, tidak mengerami
bandang tahun 1997. Menurut Yusran telur dan larvanya dalam mulut
(2011) kerusakan ekosistem TNKS bisa induk melainkan pada suatu
diatasi dengan cara alih kegiatan substrat (tempat), contohnya :
ekonomi. Salah satu kegiatan ekonomi Tilapia rendali dan Tilapia
yang bisa dilakukan oleh masyarakat sparmanii.
adalah budidaya ikan air tawar, karena
lahan dan sumber daya air sangat Bentuk tubuh ikan nila pada umumya
mendukung di Nagari Limau Gadang. panjang dan ramping, perbandingan
Yusran (2011), menyatakan budidaya antara panjang dan tinggi 3:1, sisik ikan
ikan akan bisa meningkatkan ekonomi nila berukuran besar dan kasar,
masyarakat sehingga mereka tidak mau berbentuk etonoid dengan garis-garis
memasuki kawasan hutan. (gurat-gurat) vertikal bewarna gelap
pada sirip. Warna tubuh ikan amat
Terkait dengan budidaya ikan, petani bervariasi tergantung pada strain dan
ikan mengalami kendala dalam jenisnya. Ikan nila biasa bewarna hitam
mendapatkan pakan murah, karena harga keputih-putihan sedangkan ikan nila
pakan ikan cenderung meningkat. merah bewarna merah.
Menurut Sinaga (2013) apabila peternak
menggunakan bahan pakan buatan dari Ikan nila memiliki sirip punggung
pabrik, nilainya bisa mencapai 70% dari dengan rumus : DXV,10 ID = Dorsolis
seluruh komponen biaya. Salah satu (sirip punggung), XV = 15 duri dan 10 =
upaya yang bisa dilakukan agar 10 jari-jari lemah ] dan sirip perut VI,6
budidaya ikan air tawar berhasil adalah [V=Vlatralis (sirip perut), 1 duri dan 6
membuat pakan sendiri. Sebagian besar jari0jari lemah]. Mata ikan nila
bahan baku pakan ikan tersedia di berbentuk bulat, menonjol dan bagian
Nagari Limau Gadang. tepi bewarna putih (Rukmana, 1997).

Ikan Nila Oleh karena nila Gift merupakan ikan


hasil silangan beberapa spesies unggul
Menurut klasifikasi terbaru nama ilmiah di beberapa negara di dunia maka sifat
ikan nila adalah Oerochromis niloticus. hidupnya sama dengan nila lokal. Nila
Nama genus Oerochromis menurut Gift dapat hidup di perairan tawar, misal
klasifikasi yang berlaku sebelumnya kolam, sawah, sungai, danau, rawa dan
disebut dengan Tilapia. Perubahan nama genangan dengan teknik adaptasi
tersebut telah disepakati dan bertahap. Menurut Rukmana (1997)
dipergunakan oleh para ilmuan, meski “ikan nila masih bisa tumbuh dalam
dikalangan awam tetap disebut Tilapia keadaan asin pada kadar salinitas 0-35
nilotika. Para ahli ikan (ichtyologi) permil”. Djarijah (1996) mengatakan
mengelompokkan genus Tilapia menjadi bahwa “kadar garam optimal untukl
tiga genus berdasarkan perilaku budidaya ikan nila adalah 0 - 10 permil”.
kepedulian terhadap telur dan anak-
anaknya, yaitu : Habitat ideal untuk budidaya ikan nnila
1. Genus Oerochromis, induk ikan adalah perairan tawar yang memiliki
betina mengerami telur di dalam suhu antara 14 oC – 38 oC atau suhu
rongga mulut dan mengasuh anak- optimum 25 oC – 30 oC. Suhu terlalu

  157
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
rendah (kurang dari 14 oC) dan terlalu berfungsi menjaga keseimbangan
tinggi (lebih dari 38 oC) dapat dalam tubuh dan daya apung ikan
menghambat pertumbuhan ikan nila dalam air (Djajasewaka, 1985).
(Rukmana, 1997). Kebutuhan lemak ikan berkisar
antara 4 – 18%, dengan daya guna
Pakan Ikan energi dapat mencapai 85 – 95%,
sedangkan kebutuhan optimum 10 –
Setiap organisme hidup membutuhkan 16% (Mujiman, 2000). Lemak
makanan untuk kelangsungan hidup dan diserap dalam bentuk tetes-tetes
pertumbuhan. Makanan bagi ikan dapat lemak yang terbentuk dari
diperoleh dari alam (pakan alami) dan penggabungan trigliserida (hasil
manusia (pakan buatan). Pakan adalah sintesis asam lemak dan gliserol),
bahan yang dikonsumsi oleh hewan fosfolipid dan kolesterol. Kelebihan
berfungsi sebagai sumber makanan dan lemak akan disimpan sebagai
sumber nutrien atau keduanya dalam cadangan makanan (Soewolo, 2000).
ransum (makanan yang secara teratur Penumpukan lemak dalam jaringan
diberikan atau dikonsumsi oleh seekor tubuh ikan akan menyebabkan ikan
hewan) (Cruz, 1996). Hidayat, D. (1985) bertambah berat.
menyatakan bahwa “ pakan yang
dimakan oleh ikan energinya digunakan 3. Karbohidrat
untuk kelangsungan hidup dan Karbohidrat berfungsi sebagai
kelebihannya akan dimanfaatkan untuk sumber energi bagi ikan. Kebutuhan
pertumbuhan”. karbohidrat bagi ikan berkisar antara
15 – 30%, untuk ikan karnivora
Unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh berkisar antara 10 – 20%
ikan sebagai berikut : (Djajasewaka, 1985). Karbohidrat
1. Ptotein diabsorbsi dalam bentuk glukosa,
Protein salah satu unsur yang paling fruktosa dan galaktosa. Kelebihan
penting dibutuhkan ikan untuk tenaga karbohidrat akan disimpan dalam
dan untuk pertumbuhan (Mujiman, tubuh hewan sebagai cadangan
2000). Protein dianggap sebagai makanan dalam bentuk glikogen
nutrien utama dalam ransum dalam otot (Winarno, 1997).
makanan sebab tidak dapat Penimbunan glikogen dalam otot
digantikan oleh unsur gizi lain misal, akan menyebabkan bobot ikan
lemak dapat digantikan oleh bertambah berat.
karbohidrat sebagai sumber tenaga.
Fungsi protein, untuk merangsang 4. Vitamin
pertumbuhan ikan, pemeliharan Vitamin berfungsi sebagai sebagian
jaringan tubuh, pembentukan enzim dari enzim dan koenzim, sehingga
dan beberapa hormon tertentu, dapat juga dikatakan pengatur
pengatur proses tertentu dalam tubuh berbagai proses metabolisme, untuk
dan sebagai sumber energi mempertahankan fungsi berbagai
(Djajasewaka, 1985). Protein diserap jaringan tubuh, mempengaruhi
dalam bentuk asam amino. pertumbuhan dan pembentukan sel-
Pada umumnya ikan membutuhkan sel tertentu dalam tubuh. Kebutuhan
protein lebih banyak daripada hewan- vitamin pada ikan disesuaikan
hewan ternak di darat (unggas dan dengan kebutuhan, yaitu berkisar
hewan menyusui).Kebutuhan protein antara 1 – 2% (Djajasewaka, 1985).
pada ikan berkisar antara 20 – 60 %
berat total, sedangkan kebutuhan 5. Mineral
optimum 30 – 36% (Mujiman, 2000). Mineral berfungsi dalam
pembentukan berbagai jaringan tubuh
2. Lemak seperti tulang, gigi dan sisik ikan.
Lemak merupakan sumber energi Mengatur keseimbangan asam dan
paling tinggi dalam pakan ikan, basa di dalam tubuh, untuk proses

158  
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
osmosa antara cairan dan lingkungan, warna segar. Dedak mengandung
untuk proses pembekuan darah serta unsur gizi : protein 11,35%, lemak
untuk proses metabolisme lain dalam 12,15%, karbohidrat 28,62%, abu
tubuh. Kebutuhan mineral pada ikan 10,5%, serat kasar 24,46% dan air
hanya diperlukan dalam jumlah yang 10,15% (Mujiman, 2000).
sedikit dan biasanya sudah tercampur
dengan vitamin (Djajasewaka, 1985) 4. Premiks
Merupakan bahan yang berisi
Bahan baku yang diperlukan untuk vitamin dan mineral yang dbutuhkan
membuat pakan ikan nila adalah: ikan dalam ukuran tertentu. Premiks
1. Konsentrat ini sudah langsung tersedia dalam
Merupakan bahan baku sumber kemasan dan komposisi yang telah
protein yang digunakan dalam tercantum pada labelnya. Premiks ini
penelitian ini karena konsentrat dapat diperoleh dengan mudah
merupakan produk pabrik yang terutama di depot penjualan makanan
mudah diperoleh. Konsentrat ternak.
mengandung protein yang sangat
tinggi dan sudah menjadi standar Mekanisme Pengaruh Pakan
sebagai sumber protein untuk pakan Terhadap Pertumbuhan
ikan dan unggas. Jika konsentrat
dapat diganti dengan ikan rucah atau Pertumbuhan ikan merupakan perubahan
keong mas yang ada di lokasi ukuran ikan baik dalam bentuk bobot,
penelitian. panjang, volume selama waktu tertentu.
Pertumbuhan ikan akan terjadi bila
2. Ubi kayu. jumlah makanan yang dikonsumsi ikan
Merupakan bahan baku yang lebih banyak daripada jumlah makana
diprioritaskan dalam penelitian ini, yang diperlukan untuk metabolisme
karena mudah diperoleh belum dasar, pergerakan, produksi orga
pernah digunakan orang sebagai seksual, perawatan bagian-bagian tubuh
bahan baku pakan. Selain sebagai atau mengganti sel-sel yang rusak
bahan baku, ubi kayu juga berfungsi (Efendi, 1978). Salah satu tujuan
sebagai perekat (binder) (Soetanto, pembudidayaan ikan adalah untuk
1998). Ubi kayu yang digunakan meghasilkan produk ikan sebesar
adalah berupa halusan dari ubi kayu mungkin dalam waktu singkat. Hal ini
yang telah direbus. Tujuan perebusan dapat dicapai dengan memberi pakan
adalah untuk menimbulkan getah dan buatan yang mempunyai nilai gizi sesuai
menghilangkan racun HCN yang dengan kebutuhan ikan tersebut.
dikandung oleh ubi kayu. Dalam
daftar aalisa bahan makanan yang Ikan nila mempunyai bentuk badan agak
dikeluarkan oleh Direktorat Gizi memanjang pipih kesamping. Mulut
DepKes, dicantumkan bahwa gizi ubi (bibir) berada diujung tengah. Memiliki
kayu adalah : protein 1,2%, lemak kumis dua pasang, kadang-kadang
0,3%, karbohidrat 34,7%, air 63% mempunyai sungut satu pasang, jari-jari
(Djaeni, 1999, hal 290). sirip punggung yang kedua mengeras
seperti gergaji, sedangkan terletak antara
3. Dedak halus. kedua sirip, punggung dan perut
Merupakan hasil sampingan dari berseberangan. Sirip dada terletak
penggilingan padi, sebagian besar dibelakang tutup insang. Ikan nila
terdiri dari lapisan perikarp dan kulit tergolong sisik besar bertipe cycloid,
padi. Bahan baku ini mudah usus umumnya tidak begitu panjang,
diperoleh di tempat penggilingan tidak mempunyai lambung, tidak bergigi
padi dan hargamya relatif murah. sehingga bila mencerna makanan
Dedak yang dipilih mempunyai sebagai pengganti pengerusnya adalah
tekstur (btiran) halus, tidak lembab, dengan bagian pharing mengeras
tidak berbau apek, dan memiliki (Santoso, 1993).

  159
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
Habitat ikan nila yang dibudayakan dan konsentrasi karbondioksida (Lingga,
bisanya terdapat di perkolaman, dapat 1994; 13).
dikawinkan sepanjang tahun, memijah
pada awal atau sepanjang musim 2. Metodologi Penelitian
penghujan (Santoso, 1993). Menurut
Santoso (1993) ikan nila dapat tumbuh Metode yang digunakan dalam
normal, jika lokasi pemeliharaan berad penelitian ini adalah metode eksperimen
pada ketinggian antara 150-1000 meter dengan menunjuk 40 Kepala Keluarga
diatas permukaan laut, suhu air 20o C – (KK) sebagai sampel (responden) dari
25o C, pH air antara 7-8. 250 KK yang sangat tergantung mencari
nafkah (melakukan kegiatan ekonomi)
Sumber utama oksigen untuk di kawasan TNKS. Sampel berusia 25-
pernapasan adalah oksigen terlarut. 40 tahun. Usia 25-40 sangat potensial
Banyak oksigen terlarut tergantung pada melakukan kegiatan ekonomi di TNKS
suhu air, adanya bahan organik dan karena mereka masih muda dan kuat.
banyaknya vegetasi aquatic. Umumnya
ikan nila berkembang biak pada kondisi
oksigen terlarut 5 ppm. Oksigen terlarut
di dalam air dipengaruhi oleh suhu, pH

N
T

I A

II

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

160  
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
Sampel dibuat menjadi 5 kelompok, tiap e. membimbing penduduk sampel
kelompok beranggotakan 8 orang. Setiap memijahkan dan mendeder ikan nila;
kelompok dibina mengelola sebuah kolam. f. membimbing penduduk sampel
Pengolahan meliputi pembinaan, pembuatan membuat pakan ikan (pellet) meliputi
kolam, pembuatan pakan, pemijahan, memilih, menggodok, mencetak dan
pendederan, penebaran bibit di kolam, menjemur bahan baku pakan;
pemeliharaan dan pemasaran. Masa penelitian g. mengumpulkan data aktivitas ekonomi
dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama yang dilakukan penduduk sampel:
dibutuhkan waktu selama 6 bulan. Setelah frekuensi dan jumlah penghasilan;
tahap pertama selesai dilanjutkan dengan h. menganalisis data penelitian;
penelitian tahap kedua. Pada tahap pertama
dilakukan kegiatan bimbingan membuat 3. Hasil Dan Pembahasan
pakan, membuat kolam, pemijahan,
pendederan, penebaran bibit ke kolam, 1. Dihasilkan bibit ikan sebanyak 25.000
pemeliharaan dan pemanenan. Selama ekor ukuran 3-5 cm, berusia 2-3 bulan
penelitian tahap pertama berlangsung diambil tingginya jumlah yang diperoleh
data kegiatan ekonomi sampel di kawasan disebabkan anggota kelompok kolam
TNKS. sudah paham cara membibit dan bekerja
secara serius.
Data yang diambil berupa frekuensi 2. Kolam pembesaran 5 unit, ukuran
kedatangan sampel ke dalam TNKS. Data masing-masing 4x6 m.
kegiatan ekonomi sampel pada penelitian 3. Kolam pendederan 5 unit, ukurang
tahap pertama dibandingkan dengan data masing-masing 15x25 m.
kegiatan ekonomi sampel pada penelitian 4. Dihasilkan pakan (pellet), hasil latihan
tahap kedua. Penelitian tahap kedua anggota kelompok kolam. Pellet
berlangsung sekitar 6 bulan. Untuk melihat mengandung gizi standar untuk konsumsi
kesamaan atau perbedaan rata-rata hasil ikan nila. Pellet bisa dibuat anggota
kegiatan ekonomi digunakan rumus statistika kelompok kolam 20 kg/hari per orang.
T-Test. Diharapkan pada tahap kedua kegiatan Jika alat pencetak pellet digerakkan oleh
sampel tidak lagi melakukan kegiatan ekonomi mesin, maka pellet bisa dihasilkan 350
di kawasan TNKS. Faktor penyebab sampel kg/hari. Volume pellet yang dihasilkan
tidak melakukan kegiatan ekonomi di kawasan akan bisa dicukupkan bila dikerjakan
TNKS karena mereka telah merasakan hasil dengan tenaga mesin.
panen pertama budidaya ikan nila. Mereka 5. Bibit yang dihasilkan cukup untuk
dapat membandingkan hasil yang diterima dari mengisi 5 buah kolam penelitian untuk
budidaya ikan nila dengan hasil yang diterima dibesarkan. Setiap kolam penelitian berisi
dari melakukan kegiatan ekonomi (mencari 5000 ekor bibit.
nafkah) di kawasan TNKS. Untuk lebih
jelasnya dalam penelitian ini dapat disimak Tingkat ketahuan anggota kelompok kolam
pada bagan alir. tentang TNKS, kolam dan pakan

Pada tahun I dilakukan kegiatan penelitian: Berdasarkan survei terhadap anggota


a. menyuluh penduduk sampel tentang kelompok kolam, diperoleh informasi:
manfaat TNKS terhadap ekosistem dan 1. Sebanyak 36 orang (90%) anggota
manusia; kelompok kolam tidak memahami manfaat
b. menyuluh resiko mencari nafkah di TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat)
TNKS terhadap ekosistem dan manusia; terhadap lingkungan sekitar. Ketidaktahuan
c. membimbing penduduk sampel anggota kelompok kolam TNKS
menentukan dan merancang lokasi disebabkan tidak ada penyuluhan dari
kolam; pemerintah, baik pemerintah nagari
d. membimbing penduduk sampel maupun pemerintah kabupaten
membuat kolam pembibitan dan 2. Sebanyak 38 orang (95%) anggota
pembesaran ikan nila; kelompok kolam tidak tahu risiko merusak
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)

  161
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
terhadap lingkungan sektar. Tingginya Tingginya persentase frekuensi kunjungan
persentase anggota kelompok kolam tidak anggota kelompok kolam ke TNKS, pada
tahu merusak TNKS karena mereka tidak bulan Februari, Maret dan April disebabkan
dapat penyuluhan dari pemerintah. mereka belum mendapatkan hasil
3. Anggota kelompok kolam yang paham membudidayakan ikan nila.
membuat kolam pendederan kolam ikan
nila hanya 2 orang (5%). Hanya sebagian Secara keseluruhan selama 3 bulan rerata
kecil penduduk yang paham membuat kunjungan anggota kelompok ke TNKS tiap
kolam pendederan, hal ini disebabkan bulan 86%.
karena anggota kelompok kolam sehari-hari
mencari nafkah di TNKS. Mereka tidak 4. Simpulan Dan Saran
diupayakan mencari nafkah di desa mereka,
misal membudidayakan ikan air tawar. Simpulan
4. Anggota kelompok kolam yang mampu
membuat kolam pembesaran sekitar 5 a. Sebagian besar anggota kelompok
orang(12%). Rendahnya persentase anggota kolam tidak memahami manfaat risiko
kelompok kolam yang mampu membuat dan merusak TNKS terhadap alam
kolam pembesaran disebabkan karena sekitar
mereka tidak biasa membudidayakan ikan b. Kunjungan anggota kelompok kolam ke
air tawar. TNKS sangat tinggi
5. Tidak seorang pun anggota kelompok c. Anggota kelompok kolam sudah
kolam yang bisa membuat pakan ikan berhasil menghasilkan bibit ikan nila
(0%). Tidak adanya anggota kelompok untuk dibesarkan
kolam yang pandai membuat pakan ikan, d. Pakan yang dibuat oleh kelompok
disebabkan mereka tidak pernah dibimbing kolam dapat digunakan untuk
membuat pakan ikan dan membudidayakan membesarkan bibit ikan nila
ikan. e. Hanya sebagian kecil anggota kelompok
kolam yang mampu membuat kolam
Tingkat kunjungan anggota kelompok pembesaran dan pendederan
kolam ke TNKS
Saran
Rerata persentase tingkat kunjungan anggota a. Perlu sosialisasi secara bertahap
kelompok kolam ke TNKS: manfaat dan risiko merusak TNKS
1. Rerata kunjungan anggota kelompok kepada anggota kelompok kolam
kolam ke TNKS pada bulan februari, b. Diupayakan mengajak anggota kolam
minggu pertama adalah 84,6%, kedua mengurangi kunjungan ke TNKS
88,2%, ketiga 85,7%, dan minggu c. Ikan yang dideder di kolam
keempat 87,5%. Tingginya persentase pendederan harus dipantau setiap hari
frekuensi kunjungan anggota kelompok agar tidak diserang oleh hama.
kolam ke TNKS, pada bulan Februari, d. Pakan yang dibuat harus dijemur
Maret dan April disebabkan mereka sampai kering sebelum disimpan
belum mendapatkan hasil e. Bimbingan membuat kolam
membudidayakan ikan nila. pembesaran dan pendederan pelu
2. Rerata kunjungan anggota kelompok dilakukan secara intensif
kolam ke TNKS pada bulan maret, Daftar Pustaka
minggu pertama adalah 84,6%, kedua
86,4%, ketiga 83,9%, dan minggu
Achyar, Moch dan Rismunandar.1986.
keempat 86%.
Perikanan Darat. Bandung : Sinar Baru.
3. Rerata kunjungan anggota kelompok
kolam ke TNKS pada bulan april, Afrianto, Eddy dan Liviawaty, Evi.1990.
minggu pertama adalah 83,9%, kedua Beberapa Metode Budidaya Ikan.
84,6%, ketiga 87,5%, dan minggu Yogyakarta : Kanisius.
keempat 89,2%.

162  
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
Anonimus.1998. Pemeliharaan Ikan nila. Hidayat, Djajasekawa. 1985. Pakan Ikan
Bandung : Sumur Bandung. (Makanan Ikan). Jakarta :
Yasaguna
Ardiwinata, R. O. 1981. Pemeliharaan Ikan
nila.Bandung : Sumur Bandung Lingga, Pinus. 1994. Ikan nila Kolam Air
Deras. Jakarta : Penebar Swadaya.
Arie. 1999. Pemeliharaan Ikan Nila. Bandung:
Sumur Bandung. Mujiman.2000. Pembesaran Ikan Air Tawar
Di Berbagai Lingkunagn
Cruz, M, Emmanuel. 1986. Buku Pegangan
Pemeliharaan.Jakarta : Penebar
Latihan Makanan Ikan. Jakarta: Proyek
Swadaya.
Pengembangan Perikanan Skala Kecil.
Putranto, Agus. 1995 Budidaya Ikan Produktif
Altin, Darus. 2007. Meningkatkan
Ikan nila. Surabaya: Karya Anda.
Perekonomian Masyarakat Melalui
Rukmana. 1997. Budidaya Ikan Nila.
Budidaya Ikan. [online]. http:
Semarang: Aneka Semarang
fppb.ubb.ac.id/?Page=artikel_ubb&&i
Santoso, Budi. 1995. Petunjuk Praktis
d=184
Budidaya Ikan nila. Kanisius:
Departemen Pertanian (BIP) Sumatera Barat. Yogyakarta.
1984-1990. Pemanfaatan Perairan Sinaga. 2013. Budidaya Ikan Air Tawar dapat
Umum untuk Budidaya Ikan.Padang meningkatkan ekonomi Rakyat.
Departemen BIP. [online]. http:hariansemarang.net.
Dinas Perikanan Sumatera Barat 2001. Analisa Soeseno, Slamet. 1982. Dasar-dasar
Sarana Produksi Budidaya Air Tawar Perikanan Umum. Jakarta Yasaguna.
Sumatera Barat. Padang : Dinas Sugeng.1983. Beternak Ikan nila.Semarang :
Perikanan Sumatera Barat. Aneka Semarang.
Djaeni, A. 1999.Ilmu Gizi Jilid II. Jakarta : Sutoyo.1986. Teknik Beternak Ikan nila.
Dian Rakyat. Surabaya : Karya Anda.
Farida.1988. Pengaruh Padat Penebaran Winarno.1997. Pakan Ikan Alami.
Terhadap Pertumbuhan Ikan nila Yogyakarta: Kanisius.
(Oerochromis niloticus. ) yang
Yusran.2011. Konservasi Sumber Daya Pesisir
Dipelihara dalam Drum yang Airnya
dalam Meningkatkan Ekonomi
Mengalir. Padang : Fakultas Perikanan
Sumber daya alam. [online]: http:
Universitas Bung Hatta.
jujungbandung.com
Ferryal, Maranatha Bernard. 2010. Kemiskinan
dan kerusakan Lingkungan. http:
maranathabernardferryal.blogspot.com/2
010/04/kemiskinan-dan-kerusakan-
lingkungan.

  163

You might also like