You are on page 1of 16

Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya.

2007

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Kompetensi dasar :
Mengenali fenomena pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tanaman

Indikator :
Dapat membedakan pertumbuhan dan perkembangan
Mencontohkan pengaruh hormon tumbuhan terhadap perkembangan

Materi:
Pendahuluan
Tumbuh-tumbuhan yang kita jumpai disekitar kita menunjukkan perjalanan hidup
mengikuti pola umum yang bermula dari tumbuhan kecil (embrio) kemudian berkembang
menjadi tumbuhan dewasa. Demikian juga perkembangan daun yang semula kecil lalu
tumbuh menjadi besar dan berhenti untuk tidak bertambah besar lagi. Berbeda dengan
pertumbuhan ujung tanaman atau ujung akar, dua daerah tersebut terus tumbuh hingga
terhenti oleh signal internal atau lingkungan.
Pada hakekatnya perkembangan itu terjadi selama siklus hidup tumbuhan.
Perkembangan meliputi morfogenesis (pembentukan organ baru yang sudah tertentu
bentuknya) dan differensiasi (kreasi karakter spesifik dalam sel atau jaringan).
Morfogenesis melibatkan pembelahan dan ekspansi sel (pertumbuhan, growth),
sedangkan differensiasi melibatkan ekspresi gene terkontrol pada waktu dan tempat
tertentu.
Pertumbuhan diatur atau dikoordinasi oleh horman tumbuhan dan dipengaruhi
oleh cahaya yang bekerja melalui kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu dalam
modul ini akan dipaparkan secara ringkas tentang hormon tanaman serta cahaya yang
berkaitan dengan tumbuhan.

Perkembangan
Perhatikan tanaman pada gambar 1, pada sisi kiri tunas dalam tahap muda, tengah pada
tahap dewasa, dan sisi kanah merupakan tahap pembungaan. Ketiga tahap tersebut
menunjukkan suatu perkembangan. Dari ketiga gambar tsb juga bisa diamati adanya
morfogenesis yaitu perubahan perkembangan yang mengarah ke bentuk spesifik.
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Misalnya terbentuknya bentuk silindris dari batang tunas, bentuk datar dari helain daun.
Perkembangan juga mencakup pembentukan jaringan penyimpan cadangan makanan.

A B C

Gambar 1. Kejadian-kejadian dalam pertumbuhan dan perkembangan. (A). Tunas


muda dari sirih; (B). Tunas dewasa dengan daun pengguna dan daun
penghasil asimilat dari anggrek; (C). Tunas repruduktif dengan
bunganya dari kamboja Jepang.

Dari gambar diatas juga bisa ditemui differensiasi yaitu proses yang membuat sel secara
fungsional terspesialisasi dan berbeda satu dengan yang lain. Differensiasi sering terjadi
melalui ekspresi gene. Misalnya pada gambar 1C, gene pada sel-sel meristem vegetatif
berubah ekspresinya menghasilkan berbagai enzim yang mengatur pembentukan bunga
beserta pembentukan pigmennya. Secara morfologis perubahan tersebut bisa diamati
dibawah mikroskop yaitu adanya perubahan bentuk arsitektur meristem vegetative
berubah menjadi arsitektur meristem pembungaan yang akhirnya dalam proses
perkembangan menghasilkan bunga utuh yang indah.

Hormon
Hormon merupakan senyawa yang diproduksi tumbuhan, dalam konsentrasi
rendah dapat memacu atau mengambat pertumbuhan atau differensiasi berbagai sel
tumbuhan dan mengkoordinasi perkembangan di bagian-bagian yang berbeda dari
tanaman. Hormon tumbuhan terdiri dari auksin (IAA), giberelin, etilen dan asam absisat.
Gambar 2 menunjukkan tempat sintesis dan fungsinya dari masing-masing hormon.
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Dengan menganalogikan hormon yang ada pada hewan, hormon tumbuhan


menurut beberapa ahli disintesis di suatu tempat dan beraksi ditempat lain. Disebut
sebagai zat pengatur tumbuh bila beraksi di tempat yang sama dengan tempat
produksinya. Namun ada juga yang memberi batasan bila dintesis secara alamiah oleh
tumbuhan disebut hormon tumbuhan (fitohormon) sedang bila disintesis eksternal
(sintetik) misalnya dari kerja laboratorium disebut dengan zat pengatur tumbuh.

Giberelin mengontrol pembelahan sel di Auksin dan giberelin disintesis di


daerah subapikal daun dan tunas muda, berpindah ke
batang untuk mengontrol
pemanjangan
Auksin mengontrol differensiasi
Stimulus pembungaan berpindah dari
daun ke kuncup untuk menginisiasi
ABA di buat di daun sebagai respon pembungaan
stress air dg cara menutup stomata,
untuk mengurangi kehilangan air
Sitokinin dr akar berpindah ke daun
untuk menjaga keseimbangan
Sitokinin dibuat di buah muda, perlu pertumbuhan tunas dan akar
untuk pertumbuhan

Etilen berakumulasi di buah tua untuk Auk. & gib. Memacu aktivitas cambium
menginduksi pemasakan dalam pembentukan jaringan vaskuler
sekunder

Etilen & ABA dibuat di daun senesen


Auksin bergerak ke ujung akar berperan memacu perkembangan zona
absisin

Gib. & sitokinin disintesis di akar,


ditranspot ke tunas dan daun

Factor dibuat di ujung akar utk


mengontrol gravitropisme akar

Gambar 2. Koordinasi hormonal dari pertumbuan di berbagai


tempat (IAA, asam indol asetat (Auksin ) ; ABA ,
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Auksin
Auksin merupakan hormon pertama yang dikenali, diketemukan berdasarkan pengamatan
pertumbuhan koleoptil oat (Auvena sativa) oleh Darwin dan putranya, Francis, pada
tahun 1880an. Percobaanya bisa dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Ketergantungan pertumbuhan koleoptil oat terhadap


cahaya pada percobaan Darwin

Gambar 3A diatas menunjukkan oat yang semula ditumbuhan ditempat gelap (tumbuh ke
atas) lalu disinari dari satu sisi ternyata pertumbuah koleotil melengkung ke arah
datangnya sinar. Percobaan berikutnya dengan menutupi ujung koleoptil dari cahaya
ternyata koleoptil tetap tumbuh lurus (Gambar 3B). Kemudian batang koleoptil
dilindungi dengan benda tidak tembus cahaya namun dibiarkan ujungnya terkena cahaya
dan ternyata ujung tsb bergerak ke arah cahaya.
Percobaan tentang ide bahwa auksin sebagai zat pemacu pertumbuhan yang bisa
didifusikan diujikan dengan menggunakan potongan agar dan koleotil oat oleh
N.Cholodny dan Prits Went pada tahun 1920an yang percobaannya bisa dilihat pada
gambar 4 berikut. Dari gambar 4A tampak bahwa ujung yang dihilangkan menyebabkan
pertumbuhan koleoptil terhenti. Gambar 4B menujukkan sesuatu faktor yang
menyebabkan pertumbuhan di pindah ke blok agar, lalu blok yang sudah terisi itu
diletakkan kembali ke ujung koleoptil yang terpotong (Gambar 4C), dan ternyata
koleoptil tersebut memperoleh kembali pertumbuhannya. Hasilnya menjadi berbeda jika
koleoptil di letakkan di salah satu sisi ujung koleptil yang terpotong yaitu koleoptil
melengkung ke arah sisi yang tidak menyangga koleptil (Gambar 4E). Faktor
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

pertumbuhan yang dihasilkan oleh ujung koleotil dinamakan auksin. Dari gambar yang
ada di 4E mengimplikasikan auksin menyebabkan pemanjangan sel.

Gambar 4. Ketergantungan pertumbuhan


koleptil terhadap auksin

Auksin selain berefek terhadap pemanjang sel juga menyebebkan dominansi apikal
yaitu tertahannya/terhambatnya kuncp lateral (sisi) untuk tumbuh selagi ujung apikal
dibiarkan utuh. Dominansi tersebut dapat dipatahkan jika ujung apikal yang berfungsi
sebagai sumber auksin dihilangkan (lihat gambar 5B). Konsentasri auksin yang tinggi
diujung batang secara bergradasi turun ke arah bawah, pada saat konsentrasi dibawah
ambang penghambatan maka kuncup lateral tumbuh memanjang dan auksin yang
dihasilkan oleh ujung kuncup lateral ini tidak menghambat pertumbuhan dirinya sendiri
(Gambar 5C).

Giberelin
Giberelin merupakan hormon pertumbuhan berfungsi menstimulasi pemanjangan
internode batang. Efek spektakuler dari giberelin bila diaplikasikan pada tanaman yang
bermorfologi rosette atau bersifat kate (pendek) secara genetik dengan hasil pemanjangan
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

internode yang cepat seperti yang tertera pada gambar 6. Effek lain dari giberelin adalah
mengaktifkan enzim hidrolitik pada biji yang sedang berkecambah.

Gambar 5. Ujung apical dibiarkan utuh, kuncup lateral dibawah apical tidak
tumbuh (A), ujung apical dihilangkan maka kuncup lateral tumbuh (B);
Konsentrasi auksin yang turun sampai dibawah ambang penghambatan
menyebabkan kuncup lateral tumbuh, disamping itu sitokinin yang ditranspot
dari akar juga menyumbang untuk meniadakan/menekan efek auksin (C)

Gambar 6. Tanaman hias tetap roset dengan konsentrsi GA yang sangat rendah,
kandungan GA yang tinggi menyebabkan internode memanjang cepat
(A); aplikasi GA ke mutan kate menyebabkan mutan menjadi normal
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Effek giberelin dalam memacu sintesis salah satu enzim hidrolitik yaitu amilase dapat
dilihat pada gambar 7. Pada gambar tersebut giberelin (GA) disintesis di embrio
kemudian GA ditransfer ke lapisan aleuron. Dilapisan aleuron GA memacu sintesis
enzim amilase. Setelah amilase terbentuk ia ditranlokasikan ke endosperm untuk
mengubah pati menjadi glukosa dan glukosa ini digunakan embrio untuk tumbuh.

Gambar 7. Hubungan antara giberelin (GA) dan perkecambahan


pada barley (Hordeum vulgare)
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tipe ke tiga yang diketemukan di embrio dan endosperm.
Pada tanaman dewasa, sitokinin diproduksi di akar dan ditranspot ke tunas melalui cairan
xilem. Sitokinin berperanan dalam koordinasi pertumbuhan tunas dan akar. Peran tsb
ditujukkan dengan jelas pada kultur jaringan tembakau seperti yang tertera pada gambar 8
berikut. Pada kultur jaringan pembentukan akar atau tunas tergantung dari perbandingan
relatif antara auksin dan sitokinin. Jika dalam perbandingan tersebut auksin lebih tinggi
dibandingkan sitokinin maka jaringan yang dikulturkan cenderung membentuk akar.
Sebaliknya jika konsentrasi sitokinin jaringan tersebut cenderung membentuk tunas..

Gambar 8. Effek interaksi sitokinin dan auksin


dalam kultur jaringan tembakau
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Akan tetapi jika konsentrasinya seimbang maka cenderung membentuk kalus. Kalus
adalah kumpulan masa sel yang belum berdiffrensiasi. Sitokinin juga berfungsi untuk
menunda senesensi ( penuaan), yaitu suatu proses kemunduran yang terkontrol yang
akhirnya berujung pada kematian sel. Visualisasinya bisa dilihat pada gambar 9

Gambar 9. Effek sitokin pada senesensi.


Sitokinin diaplikasikan pada daun
sebelah kanan pada Phaseolus
vulgaris

Asam absisat
Asam absisat (ABA) merupakan hormon pertumbuhan yang lebih berasosiasi terhadap
penghambatan dari pada pemacuan pertumbuhan. Pada beberapa biji dan tunas, asam
absisat menyebabkan dormansi. Effek dormansi tsb dapat dipecahkan oleh giberelin.

Etilen
Etilen merupkan satu-satunya hormon yang berbentuk gas pada temperatur dan tekanan
normal. Peran etilen adalah penghambatan dan modifikasi pertumbuhan. Effek yang khas
dari etilen adalah menstimulasi senesensi. Dalam kaitannya dengan pemasakan buah
adalah fakta dari buah yang masak itu sendiri. Buah yang masak sesungguhnya adalah
buah yang mengalami senesensi, dimana pada senesensi buah proses yang terjadi
terutama adalah pengubahan pati atau asam-asam organik menjadi gula disertai dengan
pelunakan dinding sel atau ketidak utuhan membran sehingga buah tidak lagi dalam
betuk jaringan yang keras namun berubah menjadi jaringan lunak. Etilen berperanan
mempercepat pemasakan buah atau dengan kata lain berperanan dalam senesensi buah.
Contoh peran etilen bisa dilihat pada gambar 10 pada pemasakan tomat.
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Gambar 10. Pengaruh etilen terhadap pemasakan buah


tomat

Peran cahaya dalam perkembangan


Cahaya merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa dalam petumbuhan dan
perkembangan tanaman. Efek terhadap perkembangan misalnya pada kecambah yang
ditumbuhakan tanpa cahaya (gelap) maka kecambah tsb selain mengalami etiolasi
daunnyapun berwarna kuning pucat, namun apabila diletakkan di tempat terang maka
batangnya menjadi normal dan daun kecambah tsb berwarna hijau (Gambar 11A). Untuk
‘merasakan’ kehadiran cahaya tanaman mempunyai fotoreseptor. Fotoreseptor yang
dimaksud adalah fitokrom (P) untuk resptor cahaya merah, kriptokrom untuk biru dan
dekat-ultraviolet (gelap) dan satu lagi yang belum punya nama yang berfungsi sebagai
reseptor UV-B . Berbicara masalah fitokrom, reseptor ini disintesis dalam gelap. Pada
saat perannya sebagai penangkap cahaya merah maka fitokrom ini disebut fitokrrom
merah (phytochrome red, Pr) dan pada saat menangkap cahaya merah jauh maka
fitokrom ini disebut dengan fitokrom lewat jauh (phytochrome far-red, Pfr). Fitokrom
yang aktif berperanan dalam perkembangan adalah fitokrom merah jauh (Pfr). Reaksi
perubahan fitokromtersebut dapat dilihat pada gambar 11B. Peran lain berkaitan dengan
keperluan lama pencahayaan. Didaerah temperata, efek cahaya jelas sekali terhadap
perilaku pembungaan. Tanaman yang memerlukan lama pencahayaan yang pendek yaitu
pencahayaan kurang dari 12 jam (pada musim dingin) dinamakan tanaman hari pendek
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

(short day plant, SDP), sebaliknya ada yang memerlukan pencahayaan lebih dari 12 jam
(pada musim panas) dinamakan tanaman hari panjang (long day plant, LDP). Sementara
itu ada kelompok tanaman yang berbunga yang tidak dipengaruhi panjang hari, atau tidak
memerlukan referensi panjang hari unruk berbunga. Tanaman golongan ini dinamakan
tanaman hari netrel (day- neutral plant, DNP). Salah satu contoh tanaman hari pendek
dan panjang bisa dilihat pada gambar 12. dan 13

Gambar 11. Rerpon cahaya red dan far-red pada pisum. Kecambah sebelah kanan
yang ditumbuhkan ditempat gelap mengalami etiolasi. Kecambah yang
etiolasi yang disinari cahaya merah (red) (A); Perubahan bentuk fitokrom
oleh chaya (B).

Gambar 12. Bayam (Spinacia oleracia) yang baru berbunga setelah mendapat
pencahayaan minimal 14 jam
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Gambar 13. Krisan (SDP) yang berbunga saat


musim gugur

Gambar 14. Pengaruh panjang hari terhadap tanaman hari


Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Tanaman hari pendek sesungguhnya adalah tanaman malam panjang, artinya tanaman
tersebut baru berbunga jika mendapatkan malam lebih dari 12 jam. Jika dalam perioda
gelap tanaman tersebut diinreupsi dengan cahaya putih atau merah maka tanaman itu
gagal berbunga. Akan tetapi jika interupsi cahaya merah segera diikuti oleh cahaya lewat
merah maka bunga tersebut akan berbunga (Gambar 14)
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Evaluasi :
No.1-10 Pilihan tunggal
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling benar
1.Hormon yang diaplikasikan secara komersial untuk memacu pemasakan buah adalah
A. Auksin B. Giberelin C.Sitokinin
D. Etilen E. ABA
2. Disebagian tumbuhan tunas-tunas yang dekat dengan pucuk apikal tidak tumbuh.
Pernyataan di bawah ini yang benar untuk menyatakan tidak tumbuhnya tunas lateral
tersebut adalah
A. Terjadi dominansi apikal, auksin rendah, sitokinin tinggi
B. Terjadi dominansi apikal, auksin tinngi, sitokinin tinggi
C. Terjadi dominansi apikal, auksin rendah, sitokinin rendah
D. Terjadi dominansi apikal, auksin tinggi, sitokinin rendah
E. Tidak terjadi dominansi apikal, auksin tinggi, sitokinin rendah
3. Hormon yang berperan memecahkan dormansi tunas adalah
A. Auksin B. Giberelin C.Sitokinin
D. Etilen E. ABA
4. Dalam kultur jaringan apabila proporsi auksin lebih tinggi dari pada sitokinin maka
eksplant cenderung membentuk
A. Tunas B. Akar C. Kalus
D. Akar dan tunas E. Embrio
5. Ciri berikut sesuai dengan tanaman hari pendek yang ditemui di daerah temperata
A. Berbunga setelah melewati musim dengan panjang hari kurang dari 12 jam
B. Berbunga setelah melewati musim dengan panjang hari lebih dari 12 jam
C. Berbunga tanpa memperhatikan panjang hari
D. Berbunga di musim panas
E. Berbunga pada waktu musim dingin
6. Spesialisasi sel yang berbeda dari sel lainnya merupakan hasil aktivitas
A. Pembelahan sel B. Pemanjangan sel C. Differensiasi
D. pertumbuhan E. Perkembangan
7. Malam panjang tanaman hari pendek yang diinterupsi oleh sinar merah menyebabkan
A. Tanaman hari pendek berbunga
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

B. Tanaman hari pendek memanjang internodenya dan berbunga


C. Tanaman hari pendek tetap vegetatif
D. Tanaman hari netral tetap vegetatif
E. Tanaman hari panjang tetap vegetatif
8. Memipihnya daun dan silindrisnya tunas muda merupakan hasil dari
A. morfogenesis B. differensiasi C. Perkembangan
D. Morfogenesis dan perkembangan E. Diffrensiasi dan perkembangan
9. Reseptor yang bertanggung jawab untuk menerima sinar merah adalah
A. kriptokrom B. Fitokrom C. Pr
D. Pfr E. Semua benar
10. Hormon dalam tanaman utuh yang bergerak dari atas (tunas) menuju bawah (akar)
adalah
A. Auksin B. Giberelin C.Sitokinin
D. Etilen E. ABA

No. 11-15 pilihan ganda


Pilih A , bila alternatif jawaban 1,2,3 benar
Pilih B, bila alternatif jawaban 1,3 benar
Pilih C, bila alternatif jawaban 2, 4 benar
Pilih D, bila alternatif jawaban 4 saja benar
Pilih E, bila alternatif jawaban 1,2,3,4 benar

11. Pemacuan aktivitas kambium untuk membentuk jaringan vaskuler sekunder dilakukan
oleh hormon :
1. Auksin 2. Sitokinin 3. Giberelin 4.Etilen
12. Hormon yang lebih bersifat memacu atau memperlambat pertumbuhan adalah
1. Auksin 2. Sitokinin 3. Giberelin 4.Etilen
13. Kalus akan terbentuk apabila ada keseimbangan proporsi dari
1. Auksin 2. Giberelin 3. Sitokinin 4.ABA
14. Pada hakekatnya perkembangan meliputi aspek
1. morfogenesis 2. pembelahan sel 3. pemanjangan sel 4. differensiasi
15. Pada saat tanaman mendapat paparan kekeringan, respon yang mungkin terjadi adalah
1. hormon ABA meningkat 2. hormon etilen meningkat
3. Somata menutup 4. Stomata membuka
Nunung Harijati, Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. 2007

Referensi

Bidwell RGS. 1979. Plant Physiology. 2nd ed. MacMillan Publ. Co., Inc. New York.

Campbell NA and Reece JB. 2002. Biology. 6th ed. Benyamin Cumming. San Francisco.

Karnoto BK dan Rusdi M. 2006. Biologi SMP, untuk kelas VIII. Erlangga.Jakarta

Ladiges P, Evans B, Saint R and Knox B. 2005. Biology, An Auatralian Focus. 3rd ed.
McGraw Hill. New South Wales, Australia.

Mauseth JD.1998. Botany, An Introduction to Plant Biology.Jones and Bartlett Publ.,


Sundburry, Massachussetts.

Rost TL, Barbour MG, Stocking CR, and Murphy TM. 1997. Plant Biologi. Wardsworth
Publ.Comp., England.

Salisbury FB and Ross CW. 1985. Plant Physiology. 3rd ed. Wadsworth Publ., Belmont.
California.

Street HE and Opik H. 1984. ELBS. Thomson Litho Ltd., East Kilbride. Scotland

Taiz L and Zeiger E.2002. Plant Physiology. 3rd ed. Sinauer Ass., Inc., Publ. Sunderland,
Massachussetts.

You might also like