You are on page 1of 34

HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL

F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan manusia akan air merupakan sesuatu yang inherent (melekat) dalam segenap
kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini sebagian dapat diperoleh dari sumber- sumber
daya air permukaan seperti air hujan, sungai, waduk dan lain-lain. Namun,perkembang
populasi umat manusia yang begitu pesat ‘memaksa’ kita untuk memikirkan sumber-sumber
air alternatif untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan sumber-sumber air tadi.
Salah satu solusi yang dapat dikedepankan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah
dengan memanfaatkan potensi air yang berda di bawah permukaan tanah. Pemanfaatan
sumber air bawah tanah dapat dilakukan melalui pembuatan sumur bor dan dari sumur bor ini
diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai penyedia air bagi keperluan umat manusia.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perencanaan pengembangan sumur bor sangat perlu
ditunjang dengan penyelidikan pendugaan geolistrik.
Geologi merupakan suatu cabang ilmu mengenai pembentukan muka bumi dilihat dari
unsure pembentukannya. Pembentukan permukaan bumi secara umum dihasilkan oleh proses
pengangkatan dan penimbunan dan proses ini terlihat dari bentukan lahan yang Nampak di
permukaan bumi.
Praktikum geologi ini lebih ditekankan pada pengenalan batuan sebagai bagian dari
proses pembentukan muka bumi selain itu, morfologi dari daerah praktikum seperti bentuk
pantai dan daerah sekitarnya merupakan proses alam yang terjadi baik secara eksternal
maupun internal dilihat dari agen pembentukannya.
Praktikum yang bertempat disekitar daerah pintu kota dilatarbelakangi oleh mata kuliah
geologi yang mengharuskan adanya praktikum untuk mengetahui secara detail objek yang
dikaji baik dari proses pembentukan hingga mineral yang terkandung didalamnya.

1
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Penyelidikan Geolistrik

Penyelidikan pendugaan geolistrik bertujuan untuk mengetahui keberadaan lapisan


batuan yang berfungsi sebagai akuifer, dimana hasil pendugaan geolistrik ini akan
memberikan gambaran tentang keaadaan lapisan batuan bawah permukaan tanah seperti,
ketebalan, kedalaman,serta penyebaran lapisan batuan sehingga nantinya akan membantu
perencanaan lokasi dan kedalaman sumur bor.
1.2.2 Tujuan Penyelidikan Batuan
Adapun tujuan dari penyelidikan batuan yang dilaksanakan Mahasiswa Universitas
Tamansiswa sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi secara visual jenis batuan yang ada.
2. Menentukan nama Batuan dan Ciri-ciri Batuan
1.2.3 Manfaat
Adapaun manfaat dari praktikum yang dilaksanakan Mahasiswa Universitas Tamansiswa
adalah sebagai berikut:
- Menambah pengetahuan tentang ilmu Geologi
- Memberikan penambahan tantang pentingnya kerja tim
- Menyelesaikan masalah dengan keputusan bersama
- Mengetahui fungsi dan tujuan dari setiap alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum

1.3 Waktu Praktikum


Praktikum geolistrik ini telah dilaksanakan pada tanggal 14 April 2017 di DINAS
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Provinsi SUMSEL dari Jam 08.00 S/d Selesai yang
berlokasi di Jl.Angkatan 45 yang secara Administratif termasuk kedalam wilayah Kota
Madya Palembang, Sumatera Selatan.

1.4 Peralatan yang Digunakan


Untuk pendugaan geolistrik ini digunakan seperangkat peralatan yakni;
 Peralatan geolistrik ABEM DC Terrameter – SAZ 2000/Mountain Geophysics
 Elektroda arus yang terbuat dari logam atau stainless-steel, elektroda potensialporous
Cu-CuSO4
2
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

 2 buah gulungan kabel arus (I) @400 meter.


 2 buah gulungan kabel potensial (V) @50 meter.
 3 buah alat pemukul / martil
 3 buah alat komunikasi (walkie talkie)
 1 buah GPS (Global Positioning System)
 Peta pendukung
 Pulpen
 Kamera
 Kertas
 Kaca pembesar

1.5 Prosedur Percobaan


 Memulai praktek dengan Doa bersama
 Mempersiapkan alat yang akan dipakai, Seperti daftar peralatan diatas
 Membagi tugas masing-masing personil
 1 orang sebagai operator Geolistrik
 1 orang sebagai asisten operator Geolistrik
 5 orang sebagai asisten lapangan
 2 orang mencatat dan mengambil data dokumentasi
 Memulai pekerjaan
 Semua personil memasang alat sesuai petunjuk dari pembimbing
 Asisten lapangan menancapkan 2 paku stainless ketanah dengan jarak 1,5 m
 Asisten lapangan menancapkan 2 paku tembaga ketanah dengan jarak 0,5 m
 Operator Geolistik menyeting alat sesuai petunjuk pembimbing
 Operator Geolistrik harus menstabilkan angka pada alat menjadi 0, lalu memukul
kedua paku sampai bertemu tanah keras hingga jarum pada alat menunjuk kearah
merah.Dan langsung mengambil nilai dengan menekan tombol. Setelah didapat
angka ,kunci angka dengan menekan tombol measure di sebelah kanan.
 Apabila jarum tidak menunjuk kearah merah,artinya paku belum bertemu tanah
keras.Pukul paku ke sampai bertemu tanah keras atau pindahkan paku ke tempat
yang lain sampai bertemu tanah keras,dan jarum menunjuk kearah merah.

3
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

 periksa kembali alat apakah sudah terhubung dengan benar,apabila sudah benar
pukul paku tembaga dan stainless kedalam tanah sampai jarum menunjuk kearah
merah dan nilai baru bisa diambil.
 Setelah didapat nilai ,asisten operator Geolistrik langsung mencatat nilai
kedalam kertas tabel/foam berdasarkan standard perusahaan masing-masing.
 Selanjutnya pindahkan paku stainless ke jarak berikutnya di jarak 2,5 m, 4 m, 6
m, 8 m ,dan pada jarak 12 m paku tembaga dipindahkan ke jarak 5 m.Dan
Seterusnya sesuai dengan dengan tabel masing-masing
 Setiap selesai memindahkan paku operator Geolistrik langsung mengambil nilai
dan asisten operator langsung mencatat nilai yang keluar
 Untuk setiap pekerjaan harus diambil foto untuk kelengkapan dokumentasi
 Setelah selesai ,semua data lapangan yang telah diambil langsung diolah.
 Setelah semua data diolah dan dicetak, asistensikan data kepada dosen pembimbing.
 Setelah data yang di asistensikan sudah benar, data langsung dijilid dan diserahkan
kepada dosen pembimbing.
 Mempersiapkan
Alat – alat yang akan digunakan
 Membagi tugas masing – masing personil
 8 orang mengambil foto dari jenis batuan
 Setiap Batuan, ditentukan ciri-cirinya dan diambil fotonya.

1.6 Dasar Penyelidikan Geolistrik


Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik.
Dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda
pula. Hal ini tergantung pada beberapa factor,diantaranya umur batuan,kandungan
elektrolit,kepadatan batuan,jumlah mineral yang dikandungannya. Porositas, permeabilitas
dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut diatas,apabila arus listrik searah (direct current) dialirkan
kedalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial
antara kedua elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian diukur oleh pesawat
penerima (receiver) dalam satuan millivolt.

4
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan


menggunakan susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda potensial MN selalu
ditempatkan diantara 2 (dua) buah elektroda arus.

Gambar 3. Susunan Elektroda menurut aturan Schlumberger

Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang
telah ditentukan,sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada jarak-jarak
tertentu dengan syarat bahwa jarak MN/2(1/5 jarak AB/2).

Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran,maka Hukum Ohm
yang digunakan sebagai dasar penyelidikan geolistrik dalam memperoleh harga tahanan jenis
semu harus dikalikan dengan factor jaraknya (K-Facktor).

Pada Metode Schlumberger, kedalaman lapisan yang teridentifikasi ditentukan oleh


jarak elektroda arus,sehingga untukmendapatkan nilai tahanan jenis pada kedalaman yang
bervariasi maka pengukuran dilakukan pada jarak AB yang bervariasi dengan membesar
interval elektroda arus. Bilamana beda potensial yang terukur sangat kecil sehubungan
dengan jarak elektroda arus yang sangat besar, maka jarak elektroda potensial dapat
diperbesar.

Pengukuran lapangan dengan alat geolistrik dimaksudkan untuk mengukur nilai


hambatan listrik (resistensi) batuan,dimana pada jenis alat tertentu nilai tersebut langsung
terbaca, tapi pada jenis alat lain. Terbaca nilai kuat arus dan beda potensial. Perkalian nilai

5
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

hambatan listrik dengan factor geometri menghasilkan nilai tahanan jenis semu (apparent
resistivity/ρa)

1.7 Faktor Pembatas Pada Pengukuran Geolistrik


Pengukur geolistrik dilapangan bertujuan untuk mengetahui sifat daya hantar listrik
batuan dibawah permukaan. Kehadiran material yang mempunyai sifat daya hantar listrik
sangat berbeda dengan material batuan akan memberikan nilai daya hantar listrik yang dapat
memberikan hasil interprestasi yang tidak akurat. Beberapa hal yang dialami saat praktek
sehingga mempengaruhi tingkat keakuratan hasil pengukuran geolistrik adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat banyak batuan Sehingga angka tidak terbaca dan berapa kali harus
memindahkan paku.
2. Terdapat bekas coran pada tanah Sehingga angka tidak terbaca dan berapa kali harus
memindahkan paku.

1.8 Personil Kegiatan


1. Rajib Bithom Thomi (15510017)
2. Rudi Yansah (15510039)
3. Bambang Irawan (15510011)
4. Mona Lisa Taniarti (15510020)
5. Debi Septianto (15510006)
6. Faisal (15510015)
7. Aditya Sani Rama Irlangga (15510008)
8. Sugeng Sutrisno (15510027)
9. Andika Oktarianto (15510024)
10. Muhantara (15510014)
11. Rizkha Qurnia Amanah (15510004)
12. Fenti Apresia (15510043)
13. Fernando (15510010)
14. Iswendra (15510054.P)
15. Chairil (15510053.P)
16. Ahmad Jauhari (16510024.P)
17. Wahyu Hidayat (15510005)
18. M. Riskan (15510021)

6
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. KLASIFIKASI BATUAN


A. Batuan-batuan di bumi (Jenis dan Terbentuknya)
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari Bagian luar
bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian
daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati
langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan
jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis
batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan
menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment
(sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan
tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
B. Batuan beku
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu
atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya
batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan
antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-
mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan
granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api)
sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering
dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Dalam geologi, sebuah intrusi adalah sebuah batuan beku yang telah menjadi kristal
dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di
bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi dinamakan pluton, Batuan dari jenis
ini juga disebut sebagai Batuan beku plutonik atau Batuan beku intrusif. Dia berlawanan
dengan Batuan Ekstrusif. Batuan yang mengelilingi pluton disebut country rock.

7
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun


masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah
yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh
ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE
PAST”
Beku Granit Batuan beku korok Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, Kepadatan
rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal
dari bahasa Latin granum. (yang sering dijadikan hiasan rumah). Profir Diarit Profir Diarit
adalah batuan yang dapat menjadi batuani induk (“Host Rocks”), mineralisasi logam dasar
dan logam mulia yang terbentuk bersama urat kuarsa, tersebar dan mengisi rekahan/retakan
dengan ubahan hidrotermal propilit, argilit, pilik danpotassik.
Ditemukannya mineral petunjuk epidot, diopsid
aktinolit, berasosiasi dengan magnetit memberi gambaran kearah dugaan bahwa
telah terjadi proses pyrometasomatisma yang menghasilkan mineralisasi skarn.
Obsidian Batuan ekstrusif terbentuk dari larva permukaan yang mendingin dengan
cepat ciri-ciri utama batu ini adalah warna hitam seperti kaca tidak ada
kristal.Diorite Batuan Plutonik/ batuan intrusif Batuan ini mengandung sedikit Kalsium
(soda) plagioklas feldspar,mineral berwarna terang, dan hornblende berwarna hitam.
Batuandiorite tidak mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit

1.2. SIFAT BATUAN


A. Sifat Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma.
Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau
bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300oC) serta mempunyai kekentalan
tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.
Ciri umum Batuan beku yaitu :
1. Homogen dan kompak.
2. Tidak ada stratifikasi atau pelapisan.
3. Umumnya tidak megandung fosil, kecuali tertimbun oleh materi-materi
piroklastik. misalnya tertimbun abu vulkanis

8
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

B. Letak Pembekuan
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut
batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi;
sering disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat
permukaan, sering disebut batuan beku gang atau batuan beku korok, atau sub volcanic
intrusion.

C. Warna Batuan Beku


Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini
sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi
percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka warna batuan
beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam,
tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan
beku tertentu yang banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya
menjadi putih-merah daging.

D. Tekstur Batuan Beku


Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur
mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi mineral
atau kristalinitas, tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.

E. Tingkat Visualisasi Granulitas


Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakai loupe, maka tekstur
batuan beku dibagi dua, yaitu :
1. Tekstur Afanitik
Tekstur Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga
mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan loupe.

2. Tekstur Fanerik
Tekstur Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat
terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir
(kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku

9
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun
gelas/kaca, dapat diamati.

10
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BAB III
HASIL PENELITIAN

Penjelasan Alat Geolistrik dari Pak Piter adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana cara mengukur dan apa yang ditangkap dan analisanya baiknya
dengan cara Manual.
2. Ada 2 gulung kabel merahpotensial, 2 gulung kabel kuning arus.
3. Seharusnya didalam pembawaannya ada Aki kering.
4. Menggunakan metode slum besi ada wilder tergantung spesifikinya.
5. Untuk air tanah ada menggunakan metode slum besi.
6. Alat Elektroda ini buatan dari pabrik lokal asal Bandung yang cukup handal dan
kalibrasinya harus ke Bandung.

Dari hasil praktek pengenalan Batuan yang dilakukan Universitas Tamansiswa,


Batuan adalah sebagai bagian dari proses pembentukan muka bumi. Selain itu, morfologi dari
daerah seperti, bentuk pantai dan daerah sekitarnya merupakan proses alam yang terjadi baik
secara eksternal maupun internal yang dilihat dari agen pembentukannya.

Setelah pengambilan data dilapangan selesai. Tahap selanjutnya adalah


pengelompokan data dan proses penghitungan. Baik secara manual maupun software, dengan
cara sebagai berikut :
1. Data data dari lapangan V & I dimasukan kedalam tabel V. Untuk menghitung
Kostanta Geometris ( K )
2. Dimana P1P2= jarak spasi antar elektroda. Dan untuk menghitung Rho (Ohm m )
menggunakan Rumus :

𝑽𝒐𝒍𝒕
𝒙𝑲
𝑰 (𝑨𝒓𝒖𝒔)

11
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

Nama : Sugeng Sutrisno


NPM : 1551 0027 (Ganjil)
Mata Kuliah : Geologi Teknik
DosenPengajar : Marisa Rosada ST. M.Si

NO AB/2 KONSTANTA K VOLT (V) I ( Ma) Rho( Ohm-m)


0.5 5 10 25
MN/ 2
1 1.5 6.28 2696.9 38.00 445.70
2 2.5 18.8 678.6 38.00 335.73
3 4 49.5 156.7 36.00 215.46
4 6 112.3 33.7 36.00 105.13
5 8 200.3 14.6 37.00 79.04
6 10 313.3 6.5 33.00 61.71
7 12 451.8 2.6 33.00 35.60
8 15 706.1 62.8 15.1 36.00 26.34
9 20 1255 117.8 6.5 36.00 21.27
10 25 1962 188.5 4.7 33.00 26.85
11 30 2826 274.9 3.7 37.00 27.49
12 40 5025 494.8 3.0 53.00 28.01
13 50 7853 777.5 1.8 42.00 33.32
14 60 1123 1.0 33.00 34.03
15 75 1759 8679 0.9 21.00 371.96
16 100 3133 15.55 589 0.9 15.00 35.34
17 125 4900 2438 9425 0.3 8.00 353.44
18 150 7060 3518 1374 0.9 43.00 28.76

12
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

PENJABARAN

1. Dik : Volt (V) = 2696.9


: I (Ma) Arus = 38.00
: Konstanta(K) = 6.28
Dit :Rho(Ohm-m) ?
Jawab : Volt(V) X KONSTANTA ( K)
I (mA)
: 2696.9 X 6.28
38.00
: 445.698 Pembulatan = 445.70

2. Dik : Volt (V) = 678.6


: I (Ma) Arus = 38.00
: Konstanta(K) = 18.8

Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 678.6 X 18.8
38.00
: 335.728 Pembulatan = 335.73

3. Dik : Volt (V) = 156.7


: I (Ma) Arus = 36.00
: Konstanta(K) = 49.5

Dit :Rho(Ohm-m) ?
Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)
I (mA)

: 156.7 X 49.5
36.00
: 215.4625 Pembulatan = 215.46

12
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

4. Dik : Volt (V) = 33.7


: I (Ma) Arus = 36.00
: Konstanta(K) = 112.3
Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 33.7 X 112.3
36.00

: 105.125 Pembulatan = 105.4

5. Dik : Volt (V) = 14.6


: I (Ma) Arus = 37.00
: Konstanta(K) = 200.3
Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 14.6 X 200.3
37.00

: 79.037 Pembulatan = 79.04


6. Dik : Volt (V) = 6.5
: I (Ma) Arus = 33.00
: Konstanta(K) = 313.3
Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 6.5 X 313.3
33.00

: 61.710 Pembulatan = 61.71

13
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

7. Dik : Volt (V) = 2.6


: I (Ma) Arus = 33.00
: Konstanta(K) = 451.8

Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 2.6 X 451.8
33.00

: 35.596 Pembulatan = 35.60

8. Dik : Volt (V) = 15.1


: I (Ma) Arus = 36.00
: Konstanta(K) = 62.8

Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 15.1 X 62.8
36.00

: 26.341 Pembulatan = 26.34

9. Dik : Volt (V) = 6.5


: I (Ma) Arus = 36.00
: Konstanta(K) = 117.8
Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 6.5 X 117.8
36.00

: 21.269 Pembulatan = 21.27

14
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

10. Dik : Volt (V) = 4.7


I (Ma) Arus = 33.00
: Konstanta(K) = 188.5
Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 4.7 X 188.5
33.00

: 26.846 Pembulatan = 26.85

11. Dik : Volt (V) = 3.7


: I (Ma) Arus= 37.00
: Konstanta(K) = 274.9

Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 3.7 X 274,9
37.00

: 27.49 Pembulatan = 27.49

12. Dik : Volt (V) = 3.0


: I (Ma) Arus = 53.00
: Konstanta(K) = 494.8
Dit :Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 3.0 X 494.8
53.00

: 28.007 Pembulatan = 28.01

15
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

13. Dik : Volt (V) = 1.8


: I (Ma) Arus= 42.00
: Konstanta(K) = 777.5
Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 1.8 X 777.5
42.00

: 33.321 Pembulatan = 33.32

14. Dik : Volt (V) = 1.0


: I (Ma) Arus = 33.00
: Konstanta(K) = 1123
Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 1.0 X 1123
33.00

: 34.030 Pembulatan = 34.03

15. Dik : Volt (V) = 0.9


: I (Ma) Arus = 21.00
: Konstanta(K) = 8679
Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 0.9 X 8679
21.00

: 371.957 Pembulatan = 371.96

16
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

16. Dik : Volt (V) = 0.9


: I (Ma) Arus = 15.00
: Konstanta(K) = 589
Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 0.9 X 589
15.00

: 35.34 Pembulatan = 35.34

17. Dik : Volt (V) = 0.3


: I (Ma) Arus = 8.00
: Konstanta(K) = 9425
Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 0,3 X 9425
8,00

: 353.437 Pembulatan = 353.44

18. Dik : Volt (V) = 0.9


: I (Ma) Arus = 43.00
: Konstanta(K) = 1374
Dit : Rho(Ohm-m) ?

Jawab : Volt (V) X KONSTANTA ( K)


I (mA)

: 0.9 X 1374
43.00

: 28.758 Pembulatan = 28.76

17
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat di simpulkan hal – hal sebagai
berikut :

1. Pendugaan Geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan lapisan


Batuan baik vertikal maupun lateral.
2. Dapat mengetahui hasil pengukuran resistivity pada titik yang ditentukan.
3. Kami dapat mengetahui manfaat penyelidikan dan mengenal jenis – jenis alat yang
digunakan.
4. Dapat mengetahui cara pengerjaan dan pengambilan data.
5. Batuan terdiri dari batuan beku.
6. Mineral yang terkandung dalam batuan dapat di identifikasi berdasarkan sifat fisik
dan kimia batuan.
7. Batuan yang terdiri dari koral dan karang.

4.2 Saran
1. Sebaiknya pengenalan alat-alat sudah dijelaskan pada saat teori.
2. Sebaiknya sebelum memulai praktek terlebih dahulu harus memahami teori dan
perhitungan geolistrik.
3. Pada saat praktek sebaiknya kelompok sudah ditentukan dan setiap anggota sudah
mengetahui tugas masing-masing.
4. Pada saat praktek sebaiknya setiap anggota harus mencoba stiap jenis pekerjaan,
supaya lebih memahami cara pengerjaan praktek tersebut.
5. Dalam pelaksanaan praktek jangan lupa menyiapkan alat-alat yang digunakan
terutama kaca pembesar dan kamera.
6. Dalam penelitian Batuan sebaiknya menggunakan kaca pembesar agar lebih jelas
dalam menentukan tekstur dan ciri-ciri batuan.
7. Setiap anggota sebaiknya harus mencoba meneliti semua jenis Batuan supaya lebih
mengenal jenis dan ciri-ciri dari Batuan tersebut.

18
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

8. Sebaiknya dalam setiap pekerjaan harus di dokumentasikan untuk kelengkapan dalam


pembuatan laporan.
9. Untuk pembuatan dokumentasi data sebaiknya dikerjakan bersama supaya lebih
maksimal hasilnya

19
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

20
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

LAMPIRAN 1. ALAT - ALAT GEOLISTRIK

ALAT SURVEY GEOLITRIK AKI

KABEL GULUNGAN ARUS/VOLTASE AVOMETER

GPS DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN


PAKU LOGAM
KORDINAT

21
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

LAMPIRAN 2. BATUAN

22
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

LAMPIRAN 2.1

BATU BARA BATU RONA ADIMULYA

SERBUK KAYU BATU DIAMOND DRILLING

23
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BATU BIOBRIKET PENYULUT K. 7.5 BATU BIOBRIKET CANGKANG SAWIT

BATU BIOBRIKET CANGKANG SAWIT


LAMPIRAN 2.2

BATU BIOBRIKET PENYULUT K.10 BATU BRIOBIKET FARAFIN

BATU BRIKET BATUBARA BERPENYULUT BATUBARA BATURONA ADIMULYA

24
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BATUAN YANG MENGANDUNG EMAS &


BATU MARMER
PERAK SECARA EKONOMIS
LAMPIRAN 2.3

SERBUK BEBATUAN HEMATIT, TANAH LIAT, BATU OBSIDIAN & HEMATIT


MARMER & TUFF

25
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BATU ANDESIT JENIS PASIR KAOLIN DARI BELITUNG

BUTIRAN FOSTATE 20 % BATU BENTONITE


LAMPIRAN 2.4

ANALISIS ROUND ROBIN IV PASIR KUARSA

26
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BATUAN DARI PEMBORAN SEJENIS BATUAN DARI PEMBORAN SEJENIS 6-


7, 3 – 4, 5 - 6

BATUAN DARI PEMBORAN JENIS 5 - 6 BATUAN DARI PEMBORAN JENIS 2 –


3, 3 – 4, 6 - 7
LAMPIRAN 2.5

BATUAN DARI PEMBORAN JENIS 5 AMETHYS BANDED QUARTZ


– 6, 4,5

27
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BRECCIA BANDED QUARTZ OXIDIZED QUARTZ

JASPERODAL QUARTZ BATUAN DARI PEMBORAN


JENIS WEKER DRILLING

LAMPIRAN 2.6

HONECMB BANDED QUARTZ OXIDIZEC BANDED QUARTZ

28
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BATU BAIDURI EMBUN BATU GIOK

BATU AKIK SULAIMAN BATU AKIK MADU

LAMPIRAN 2.7

BATU CEMPAKA PUTIH BATU AKIK YAMAN

29
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

BATU MULIA SUMATERA SELATAN

LAMPIRAN 3. ALAT BOR DIGUDANG

Mesin HANDBOR JACKRO 150


Digunakan Untuk Melakukan Pengeboran Pada Kedalaman 10-100 Meter

30
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

Mesin POMPA TF 155B-DI

Digunakan Untuk Memompa Air Ketika Melakukan Pengeboran

LAMPIRAN 3.1

KORBAREL/ Perangkap Sampel

Pipa yang dipasang pada alat HANDBOOR untuk melakukan galian

31
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

TRIPPOD HANDBOR

Digunakan Untuk Mengangkat Pipa Sampel

KelompokGanjil
Angkatan 2015

Pak Peter
SebagaiNarasumberAlatGeolistri
k

32
HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL
F AKULT AS T E KNI K
UNIVER SITAS TAMANSISWA PALEMBANG
J ln. Tamansiswa No. 261 Telp. 0711-373292 Palembang

PENGAMBILAN SAAT PROSESACC/ASIS


DATA PERHITUNGAN TENSI

33

You might also like