Angle of repose

Figure 8 showed the variation of the static Sudut istirahat

angle of
Gambar 8 menunjukkan variasi sudut statis
repose with seed moisture content increase
Istirahat dengan kadar air benih meningkat
from 5.15 to
dari 5,15 menjadi
22%. The values were found to increase from
22%. Nilai ditemukan meningkat dari 42o
42o to 57°
menjadi 57 °
(p < 0.05). The increasing trend of angle of
(p <0,05). Meningkatnya kecenderungan
repose with
sudut istirahat dengan
moisture content occurs because the surface
Kandungan air terjadi karena lapisan
layer of
permukaan
moisture surrounding the particle holds the
kelembaban yang mengelilingi partikel
aggregate of
memegang agregat
grain together by the surface tension
butiran bersama oleh tegangan permukaan
(Pradhan et al.,
(Pradhan et al.,
2008).
2008).
The values of the angle of repose (θ) for corn
Nilai sudut istirahat (θ) untuk benih jagung
seeds
Beruang hubungan berikut dengan kadar air
bear the following relationship with its
moisture content (Mc):
(Mc): θ = 0,057 (Mc) 2 - 0,688 (Mc) + 44,20 R² =
0,988
θ = 0.057(Mc) 2 - 0.688(Mc) + 44.20 R² = 0.988
Hasil ini serupa dengan yang dilaporkan oleh
These results were similar to those reported
Garnayak
by Garnayak
et al. (2008) untuk jarak pagar dan Pradhan
et al. (2008) for jatropha and Pradhan et al.
dkk. (2008) untuk
(2008) for
karanja kernel
karanja kernel.
Tentang Google TerjemahanKomunitasSeluler
Sphericity

The sphericity of corn seeds increased from Kebulatan

66 to 68%
Persaingan benih jagung meningkat dari 66
with the increase in moisture content (Table menjadi 68%
1). But this
dengan kenaikan kadar air (Tabel 1). Tapi ini
increase was not statistically significant (p >
Kenaikan tidak signifikan secara statistik (p>
0.05). The
0,05). Itu
relationship between sphericity (Ф) and
hubungan antara sferisitas (Ф) dan kadar air
moisture content
(Mc) di% d.b. dapat diwakili oleh berikut ini
(Mc) in % d.b. can be represented by the
following persamaan:
equation: Ф = 0,001 (Mc) + 0,657 R² = 0,865
Ф= 0.001(Mc) + 0.657 R² = 0.865 Baryeh dan Mangope (2002), Altuntas dan
Yildiz (2007),
Baryeh and Mangope (2002), Altuntas and
Yildiz (2007), Garnayak dkk. (2008) dan Pradhan dkk. (2008)
Garnayak et al. (2008) and Pradhan et al. melaporkan kecenderungan serupa dalam
(2008) kasus vip kacang merpati
reported similar trends in the case of pigeon biji, biji faba kacang, biji jarak dan karanja
pea vetch
kernel, masing-masing.
seeds, faba bean grains, jatropha seed and
karanja

kernel, respectively.
 grains (Yalçin and Özarslan, 2004) and karanja
kernel

(Pradhan et al., 2008).

Static coefficient of friction

The static coefficient of friction of corn seeds

on three

surfaces (Plywood, compressed plastic and

galvanized

iron) against moisture content in the range of

5.15 to 22%

d.b. are presented in Figure 9. It was observed

that, the

static coefficient of friction increased linearly

with

Porosity increase in moisture content for all the

surfaces (p <0.05).
The porosity of corn seeds increased from
31.41 to The maximum value of 0.67 was obtained on
the surface
45.98% with the increase in moisture content
from 5.15 to of compressed plastic and the minimum value
of 0.57
22% d.b. (p < 0.05). The relationship existing
between was on the surface of galvanized iron sheet.
The
porosity and seed moisture content was
found to be relationship existing between the coefficient
of friction
nonlinear and can be expressed using the
following and moisture content can be expressed for
different
equation:
surfaces using the following equations:
ε = -0.096(Mc) 2 + 3.457(Mc) + 16.33 R² =
0.990 f pl = 0.020(Mc) + 0.241 R² = 0.859

An increase in porosity with moisture content fw = 0.013(Mc) + 0.259 R² = 0.865

was f gal= 0.011(Mc) + 0.296 R² = 0.881
reported for green gram (Nimkar and Similar findings were reported for pumpkin
Chattopadhyay, seeds (Joshi
2001); chickpea seeds (Konak et al., 2002); et al., 1993); karingda seeds (Suthar and Das,
faba bean 1996);
millet (Baryeh, 2002); okra seed (Sahoo and
Srivastava,

2002).

Rupture force and rupture energy

In this study, in order to measure rupture

force and

rupture energy, the device which is shown in

Figure 3

was used (Instron Universal Testing

Machine/SMT-5,

SANTAM Company, Tehran, Iran). The Figure

10

showed that, the rupture force on thickness

sections

decreased with moisture content in the

moisture range of

5.15 to 22% d.b. The rupture force value

ranged from

347.5 to 226.2 N. (p < 0.05). But there was no

regular

trend for rupture force on the seed width

section with

increasing the moisture content. The

relationship existing

between the both rupture force and with

moisture content

can be expressed using the following

equation:

F r = 0.611(Mc)2 - 24.07(Mc) + 457.2 R² =

0.982

The results are similar to those reported by

Olaniyan and

Porositas
Porositas benih jagung meningkat dari 31,41
menjadi
45,98% dengan kenaikan kadar air dari 5,15 ke
22% d.b. (p <0,05). Hubungan yang ada antara
porositas dan kadar air benih ditemukan
nonlinier dan dapat diekspresikan dengan
menggunakan berikut ini
persamaan:
ε = -0.096 (Mc) 2 + 3.457 (Mc) + 16.33 R² =
0.990
Peningkatan porositas dengan kadar air
dilaporkan untuk gram hijau (Nimkar dan
Chattopadhyay,
2001); biji kacang tanah (Konak et al., 2002);
faba kacang
biji-bijian (Yalçin dan Özarslan, 2004) dan
kernel karanja
(Pradhan et al., 2008).
Koefisien statik gesekan
Koefisien statis gesekan biji jagung pada tiga
permukaan (kayu lapis, plastik tekan dan
galvanis
besi) terhadap kadar air berkisar antara 5,15
sampai 22%
d.b. disajikan pada Gambar 9. Telah diamati
bahwa,
Koefisien gesek statis meningkat secara linear
peningkatan kadar air untuk semua
permukaan (p <0,05).
Nilai maksimum 0,67 diperoleh di permukaan
dari plastik terkompresi dan nilai minimum
0,57
berada di permukaan lembaran besi galvanis.
Itu
hubungan yang ada antara koefisien gesekan
dan kadar air bisa dinyatakan berbeda
permukaan menggunakan persamaan berikut:
f pl = 0,020 (Mc) + 0,241 R² = 0,859
fw = 0,013 (Mc) + 0,259 R² = 0,865
f gal = 0,011 (Mc) + 0,296 R² = 0,881
Temuan serupa dilaporkan untuk biji labu
(Joshi
et al., 1993); biji karingda (Suthar dan Das,
1996);
millet (Baryeh, 2002); biji okra (Sahoo dan
Srivastava,
2002).
Pecahnya kekuatan dan pecahnya energi

Dalam penelitian ini, untuk mengukur gaya

pecah dan

pecah energi, perangkat yang ditunjukkan

pada Gambar 3

digunakan (Instron Universal Testing Machine

/ SMT-5,

SANTAM Company, Teheran, Iran). Gambar 10

menunjukkan bahwa, gaya pecah pada bagian

ketebalan

menurun dengan kadar air di kisaran

kelembaban

5.15 sampai 22% d.b. Nilai kekuatan pecah

berkisar dari

347,5 sampai 226,2 N. (p <0,05). Tapi tidak

ada yang biasa

Kecenderungan pecahnya gaya pada bagian

lebar benih dengan

meningkatkan kadar air. Hubungan yang ada

antara kedua gaya pecah dan dengan kadar

air

dapat diekspresikan dengan menggunakan

persamaan berikut:

F r = 0,611 (Mc) 2 - 24,07 (Mc) + 457,2 R² =

0,982

Hasilnya serupa dengan yang dilaporkan oleh

Olaniyan dan

Tentang Google TerjemahanKomunitasSeluler