You are on page 1of 16

Dokumen Penawaran Teknis

Bab 4 Pendekatan
dan Metodologi

E.1 Kerangka Pemikiran

E.1.1 Pola Pemikiran


Penyusunan Masterplan Minapolitan bertumpu pada berbagai peluang sumberdaya
kelautan dan perikanan untuk dikembangkan bagi kemakmuran penduduk, antara lain
melalui pengembangan sektor budidaya perikanan. Pengembangan tersebut diperlukan
untuk mengatasi berbagai permasalahan dan hambatan, sehingga mempermudah dan
memperlancar pembangunan dan pengoperasian sarana budidaya serta produksi dan
pemasarannya. Oleh karena itu Penyusunan Masterplan Minapolitan ini perlu
mempertimbangkan pada berbagai peluang, dengan berorientasi pada berbagai faktor
pendorong pembangunan perikanan, serta memperhatikan hambatan internal dan
eksternal. Demikian juga dasar pemikiran Masterplan Minapolitan yang merupakan
kriteria umum pengembangan kawasan budidaya merupakan bagian penting dalam Pola
pemikiran penyusunan Masterplan Minapolitan tersebut sebagaimana tercantum pada
Gambar E.1.

E.1.2 Peluang Pengembangan dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan


Pengembangan sumberdaya perikanan di suatu wilayah dapat dilihat dari masih
luasnya ketersediaan lahan dan peluang permintaan pasar dunia yang masih tinggi.
Peningkatan permintaan akan ikan/udang dunia pada dasarnya sejalan dengan
peningkatan jumlah penduduk dunia. Disamping itu, sejak pertengahan tahun 80-
an, statistik perikanan dunia yang diterbitkan FAO menunjukkan bahwa produksi

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-1


Dokumen Penawaran Teknis

perikanan tangkap cenderung tetap. Oleh karena itu perlu kiranya dicarikan
alternatif lain, diantaranya adalah pengembangan perikanan budidaya.

Untuk mencapai sasaran dan mewujudkan visi pengembangan perikanan budidaya


ke depan, langkah kebijakan yang dapat ditempuh adalah melalui penataan
kawasan budidaya air laut, payau dan tawar yang menerapkan sistem usaha yang
berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan.

Kabupaten Bintan memiliki hamparan laut yang luas tentunya mempunyai peluang
yang besar untuk pengembangan sumberdaya pantai dan laut. Alasan
pengembangan sumberdaya alam tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Kekayaan keanekaragaman hayati laut, yang memiliki potensi penyediaan


sumberdaya untuk membangkitkan berbagai kegiatan pembangunan ekonomi,
antara lain perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil
perikanan, industri bioteknologi dan industri pariwisata.

2. Pertumbuhan jumlah penduduk di tingkat Propinsi, nasional dan dunia


internasional membutuhkan juga peningkatan sumber pangan, terutama hasil
perikanan sebagai sumber gizi yang sehat dan disukai oleh penduduk.

3. Kegiatan ekonomi dalam bentuk industri pengolahan ikan dan hasil laut

lainnya yang berbasiskan keanekaragaman hayati laut dan darat dapat


menyerap tenaga kerja sehingga menciptakan efek pengganda yang besar
yaitu penurunan jumlah pengangguran dan peningkatan kesejahteraan.

4. Sebagian besar kegiatan ekonomi berbasis keanekaragaman hayati berasal


dari sumber lokal, namun produknya dapat dipasarkan lintas daerah, lintas
Propinsi dan bahkan ekspor ke luar negeri.

5. Kegiatan ekonomi perikanan dan produk laut lainnya berlangsung di daerah


pedesaan, pesisir dan laut, sehingga dapat mengatasi kesenjangan
pembangunan perkotaan dengan pembangunan pedesaan.

6. Sumberdaya hayati pada umumnya dan sumberdaya perikanan pada


khususnya merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbarui, apabila
pengelolaannya dilakukan dengan benar atau dengan cara ramah lingkungan.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-2


Dokumen Penawaran Teknis

E.1.3 Permasalahan dan Hambatan


Berbagai permasalahan masih terjadi dalam pembangunan perikanan budidaya yang
berasal dari internal maupun eksternal. Permasalahan atau hambatan yang
berasal dari internal meliputi :

a. Teknologi pembenihan dan pembesaran untuk beberapa komoditas belum


sepenuhnya dikuasai.

b. Jaringan irigasi teknis untuk budidaya perikanan masih belum merata.

c. Mutu sarana produksi dan produktivitas usaha budidaya masih relatif rendah.

d. Pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan belum terintegrasi.

e. Lemahnya kelembagaan kelompok pembudidaya.

Sedangkan masalah eksternal adalah sebagai berikut :

a. Belum mantapnya tata ruang lahan untuk perikanan budidaya.

b. Lemahnya dukungan perbankan bagi usaha budidaya.

c. Mekanisme penyuluhan berjalan kurang baik serta kurangnya tenaga penyuluh


perikanan.

d. Infrastruktur pendukung seperti telekomunikasi, listrik dll belum memadai.

e. Keamanan, terutama pada kawasan pertambakan dan budidaya mutiara.

f. Hambatan tarif dan non tarif pada produk perikanan Indonesia.

E.1.4 Pengembangan Kawasan Budidaya Perikanan


Peluang dan hambatan pengembangan perikanan merupakan faktor-faktor penentu
pengembangan budidaya yang optimal sesuai dengan kondisi sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia, serta dukungan prasarana dan sumberdaya finansial. Lima
dasar pertimbangan dalam pengembangan kawasan budidaya secara umum adalah
sebagai berikut :

a) Orientasi dorongan permintaan pasar (market driven oriented)

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-3


Dokumen Penawaran Teknis

Pemilihan komoditas hendaknya berpijak pada keunggulan komparatif dari


potensi sumberdaya masing-masing daerah, serta berorientasi pada
permintaan pasar dan memperhatikan aspek-aspek pemasaran lainnya.

b) Pengelolaan secara ekonomis (managable)

Besarnya skala usaha kawasan budidaya diarahkan untuk secara ekonomis


mampu mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi,
pelaksanaan proses produksi, pengolahan, pemasaran hasil dan pengelolaan
lingkungan dalam suatu sistem yang mapan, sehingga menghasilkan sistem
usaha yang berdaya saing dan berkelanjutan.

c) Partisipasi masyarakat pembudidaya (participatory)

Kawasan budidaya dibangun atas dasar kebersamaan ekonomi/kerjasama


antar pembudidaya dalam kelompok/koperasi yang dikelola secara
transparan, dapat dipertanggungjawabkan dan adil, sehingga menghasilkan
sistem usaha budidaya yang berkeadilan.

d) Keterpaduan sistem usaha budidaya (Integrated culture sistem)

Pengembangan kawasan budidaya pada dasarnya dibangun melalui


pendekatan akuabisnis secara utuh, terpadu dan berkelanjutan, baik pada
intra maupun inter sub sistem dalam sistem usaha budidaya.

e) Kelengkapan sarana dan prasarana (infrastruktur capacity)


Ketersediaan sarana prasarana pendukung seperti jalan penghubung,
pelabuhan, pasar, listrik, telepon dan fasilitas air bersih sangat
mempengaruhi tingkat efisien dan efektifitas kawasan usaha budidaya yang
dibangun.

E.1.5 Dasar Pemikiran Pengembangan Masterplan Minapolitan

Kerangka pemikiran pada pekerjaan Masterplan Minapolitan antara lain adalah


sebagai berikut:

1) Potensi kawasan yang mengarah pada luas dan ketersediaan areal/lahan.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-4


Dokumen Penawaran Teknis

2) Kondisi eksisting budidaya perikanan saat ini, menyangkut masalah luas


kawasan pengembangan budidaya perikanan, desain dan tata letak, teknologi,
jenis komoditas, sarana dan prasarana.

3) Kondisi dan rencana yang telah ada terkait prasarana perikanan, baik dari sektor
perikanan maupun dari sektor lainnya yang terkait dengan perikanan budidaya.

4) Arah pengembangan yang sebaiknya dilakukan berkaitan dengan perencanaan


pembangunan perikanan budidaya berdasarkan pada aspek lahan potensial,
daya dukung lahan, tata ruang wilayah, kebijakan pembangunan perikanan
budidaya.

5) Proyeksi dan tahapan pengembangan yang merupakan implementasi Masterplan


Minapolitan secara bertahap sesuai potensi sumberdaya dan peningkatan
kebutuhan hasil budidaya perikanan.

6) Kelembagaan dan kordinasi lintas sektoral yang sesungguhnya sangat


diperlukan agar terjamin implementasi Masterplan Minapolitan berjalan sesuai
dengan rencana dengan dukungnan berbagai sektor terkait serta partisipasi
pengusaha dan masyarakat.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-5


Dokumen Penawaran Teknis

Gambar E.1. Kerangka Pemikiran


Pengembangan Perikanan

PELUANG HAMBATAN
INTERNAL
1. KEKAYAAN SUMBERDAYA 1. KETERBATASAN KEMAMPUAN TEKNOLOGI
HAYATI DAN PERIKANAN PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN
2. PENINGKATAN JUMLAH 2. KETERBATASAN PRASARANA PENGAIRAN
3. MUTU SARANA DAN PRODUKTIVITAS KURANG
KONSUMSI HASIL PRODUK
4. SANITASI LINGKUNGAN PERIKANAN RENDAH
PERIKANAN 5. KELEMBAGAAN KELOMOK BUDIDAYA LEMAH
3. PENYERAPAN TENAGA KERJA
INDUSTRI PERIKANAN EKSTERNAL
4. PEMANFAATAN SUMBERDAYA 1. TATA RUANG LAHAN PERIKANAN BUDIDAYA
LOKAL UNTUK UNTUK EKSPOR BELUM MANTAP
5. PEMBANGUNAN DAN 2. DUKUNGAN FINANSIAL LEMAH
PENGEMBANGAN EKONOMI 3. SUMBERDAYA MANUSIA PEMBINAAN &
PENYULUHAN KURANG
PEDESAAN
4 INFRASTRUKTUR PENDUDUK KURANG
6. SUMBERDAYA HAYATI PENYULUHAN
TERBARUKAN 5 KEAMANAN KURANG KONSUSIF
6 HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF PRODUK
PERIKANAN

Masterplan Minapolitan

ORIENTASI PENGEMBANGAN DASAR PEMIKIRAN MINAPOLITAN

1. PERMINTAAN PASAR 1. POTENSI KETERSEDIAAN AREAL


2. PENGELOLAAN SECARA 2. KONDISI BUDIDAYA SAAT INI
EKONOMIS 3. JENIS KOMODITI BUDIDAYA YANG
3. PARTISIPASI MASYARAKAT DIKEMBANGKAN
PEMBUDIDAYA 4. PRASARANA BUDIDAYA
4. KETERPADUAN SISTIM USAHA 5. ARAH PENGEMBANGAN
BUDIDAYA 6. PROYEKSI/ TAHAPAN
5. KELENGKAPAN SARANA DAN PENGEMBANGAN
PRASARANA 7. KELEMBAGAAN DAN KORDINASI
LINTAS SEKTORAL

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-6


Dokumen Penawaran Teknis

E.2 Kerangka Studi


E.2.1 Pendekatan Studi

Studi ini dilakukan dengan pendekatan seperti diskemakan pada Gambar E.2,
yaitu Kerangka Pendekatan Studi, yang terdiri dari pengumpulan data dan
informasi, analisa data, evaluasi dan perancangan untuk penyusunan usulan
Masterplan Minapolitan, serta rekomendasi implementasi Masterplan
Minapolitan.

E.2.2 Pengkajian Tata Ruang Kabupaten Bintan

RTRW Kabupaten Bintan dan usulan atau arahan dari Dinas Teknis terkait
(misalnya Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Bappeda, dll)
mengenai lokasi pengembangan budidaya perikanan perlu dikaji terlebih dulu
sebagai dasar pengenalan wilayah studi serta arahan tata ruang dan
pengembangannya. Dari kajian ini diharapkan akan dapat diketahui dua hal,
yaitu pertama adalah wilayah mana yang akan dikembangkan menurut versi
Dinas Terkait (dengan asumsi bahwa Dinas Terkait telah memiliki beberapa
wilayah/kawasan calon lokasi pengembangan budidaya perikanan). Kedua,
apabila kawasan calon lokasi pengembangan tersebut di plotkan dalam konteks
RTRW (zoning plan ), maka dengan segera dapat diketahui peruntukan atau
kegiatan apa yang direncanakan di kawasan tersebut yang sesuai dengan
konteks RTRW Kabupaten Bintan. Jadi, Rencana Tata Ruang perlu dijadikan
acuan dalam rencana pengembangan budidaya perikanan ini.

E.2.3 Pengkajian Lahan Observasi

Setelah mengetahui arahan-arahan umum jenis pengembangan yang sesuai RTRW


bagi kawasan observasi, barulah dilakukan pengkajian yang lebih mendalam
tentang sifat-sifat dan kondisi masing-masing kawasan (dengan asumsi terdapat
lebih dari 1 usulan kawasan pengembangan budidaya). Di masing-masing kawasan
tersebut penelitian mengenai kondisi fisik kawasan, misalnya kondisi tanah (soil

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-7


Dokumen Penawaran Teknis

condition, seperti jenis tanah, kesuburan tanah, unsur-unsur tanah, kemiringan,


tekstur, ketebalan kandungan tanah, pH, kelembaban, suhu tanah, kandungan
organik tanah, dll); kondisi air permukaan (surface water, seperti kandungan
oksigen terlarut dalam air, kandungan kebutuhan oksigen biologis, turbiditas,
salinitas, pH air, kecerahan, konduktivitas dll); kondisi ketersediaan air tanah
(ground water availability, dll); kondisi iklim setempat (suhu udara, kelembaban,
intensitas cahaya matahari, arah dan kecepatan angin, laju evaporasi, curah hujan,
dll) perlu dikaji. Dari pengkajian fisik kawasan observasi ini diharapkan akan dapat
dimunculkan:

1. Kesesuaian Lahan (Land Suitability) : Jenis kegiatan pengembangan yang


cocok/sesuai dengan karakteristik/sifat-sifat lahan ini.

2. Kemampuan Lahan (Land Capability) : Seberapa jauh/besar lahan ini dapat


di manfaatkan untuk pengembangan budidaya.

Dari kajian di atas kiranya sudah bisa memberikan indikasi mengenai budidaya apa
yang sesuai untuk dikembangkan di kawasan ini dan berapa besar dalam artian
volume kegiatan yang dimungkinkan. Kajian ini hanya bersifat indikatif dan masih
memberikan ruang alternatif pilihan jenis pengembangan budidaya.

E.2.4 Persyaratan Fisik Pengembangan Budidaya Perikanan

Di lain pihak secara ekologis, perlu ditelaah kajian literatur persyaratan-persyaratan


fisik pengembangan macam-macam budidaya perikanan. Misalnya untuk budidaya
udang, peryaratan fisik-kimiawi apa saja yang diperlukan untuk pembudidayaan
udang tersebut. Mungkin diperlukan tingkat salinitas air tertentu, kisaran temperatur
lingkungan sekitar yang diperlukan, kondisi jenis lahan, dst. Yang mungkin berbeda
dengan peryaratan fisik-kimia untuk budidaya bandeng, kerang, mutiara, mujair,
gurame, dsb. Kajian literatur ini diperlukan untuk mencari kesesuaian antara lokasi
pembudidayaan jenis tertentu dengan jenis pembudidayaan yang akan
dikembangkan di tempat itu. Sehingga akan lebih mengarahkan antara lahan yang
tersedia dengan kemungkinan jenis budidaya yang sesuai untuk dikembangkan.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-8


Dokumen Penawaran Teknis

Gambar E.2. SKEMA PENDEKATAN STUDI


BUDI DAYA
PERIKANAN
PERAIRAN TAWAR, PAYAU,
TAWAR , PAYAU LAUT
& TATA AIR

PERAIRAN LAUT PENGUMPULAN TATA RUANG &


DATA DAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
INFORMASI
POTENSI &
PEMANFAATAN
LAHAN SOSEK
ANALISA DATA BUD
DAN INFORMASI

LINGKUNGAN KEBIJAKSANAAN
HIDUP PEMERINTAH &
KELEMBAGAAN

KRITERIA BUDIDAYA
PERIKANAN
LAHAN & AIR

KONDISI FISIK PERATURAN DAN


KESESUAIAN LOKASI KEBIJAKAN
1. LAHAN 1. UNDANG-UNDANG
2. PERAIRAN TAWAR 2. PERATURAN
3. PERAIRAN PAYAU 3. PERDA
4. LAUT 4. KELEMBAGAAN
EVALUASI & 5. KORDINASI

BUDIDAYA PERIKANAN PERANCANGAN


1. JENIS KOMODITI TATA RUANG
2. SISTIM BUDIDAYA 1. NASIOANAL
3. TEKNOLOGI 2. PROPINSI
BUDIDAYA 3. KABUPATEN

PRASARANA BUDIDAYA KELESTARIAN


PERIKANAN LINGKUNGAN PERIKANAN
1. PRASARANA BIBIT 1. DAMPAK LINGKUNGAN
2. PRASARANA PASAR USULAN PEMBANGUNAN
THD PERIKANAN
HIGIENIS MINAPOLITAN
3. PRASARANA 2. DAMPAK PERIKANAN
PERIKANAN BUDIDAYA
TRANSPORTASI THD LINGKUNGAN
DARAT DAN AIR

1. PENGELOLAAN 1. ALOKASI RUANG/ TATA


KAWASAN 1. PEMBIAYAAN PROGRAM RUANG
BUDIDAYA 2. TAHAPAN & JANGKA 2. PETA RENCANA
2. PENATAAN DAN WAKTU PROGRAM PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN 3. KEBIJAKAN
PRASARANA PEMERINTAH/PEMDA
BUDIDAYA

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E-9


Dokumen Penawaran Teknis

E.2.5 Penggabungan Karakteristik Lahan dan Persyaratan Budidaya

Pengkajian antara Land Suitability, dan Land Capability dengan persyaratan-


persyaratan fisik yang diperlukan dalam pembudidayaan perikanan, diharapkan
dapat diusulkan sebagai lokasi budidaya perikanan. Dengan demikian,
konfigurasi pembudidayaan perikanan sudah mulai dapat dimunculkan dalam
skala Propinsi. Informasi awal ini perlu disajikan dalam bentuk alternatif,
untuk dikaitkan dengan aspek ekonomi untuk masing-masing pengembangan
budidaya, sehingga menghasilkan optimalisasi pengembangan kawasan
budidaya.

E.2.6 Persyaratan Teknis Pengembangan Kawasan Budidaya

Persyaratan teknis yang diperlukan dalam pengembangan kawasan budidaya


diantaranya adalah syarat fisik dan kimiawi dari masing-masing kawasan.
Misalnya untuk mencapai kadar air dengan salinitas tertentu untuk budidaya
udang atau bandeng, maka pada kawasan tersebut diperlukan adanya suplai
air laut dan tawar. Setelah pengkajian antara kesesuaian lahan dengan jenis
budidaya pada masing-masing kawasan, kemudian ditinjau persyaratan teknis
yang ada dan diperlukan untuk menunjang keberhasilan budidaya perikanan.

E.2.7 Kondisi Sosial Ekonomi Pengembangan Kawasan Budidaya

Aspek-aspek sosial ekonomi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kawasan


budidaya perikanan, antara lain :

1. Sumber Daya Manusia (SDM) petani budidaya setempat: perlu ditelaah seberapa
besar jumlah petani budidaya yang ada di kawasan tersebut, teknologi budidaya
yang digunakan dan RTP budidaya, serta peningkatan jumlah dan
kemampuannya untuk mendukung pengembangan kawasan budidaya dan
proyeksinya.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E - 10


Dokumen Penawaran Teknis

2. Kemampuan Teknis SDM: Perlu ditelaah kemampuan petani dan non petani
yang mampu memberikan solusi teknis dari teknik pembudidayaan yang
dibutuhkan di kawasan ini. Hal ini bisa diperoleh dari tingkat pendidikan atau
pelatihan yang telah mereka terima selama ini, serta kelembagaan yang ada
ditempat itu atau di saerah sekitarnya yang bisa memberikan pendidikan dan
pelatihan ketrampilan tertentu.

3. Kondisi Ekonomi Kawasan: Perlu diketahui juga apakah dengan adanya kawasan
tersebut dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan petani dengan keluarganya,
sehingga akan mendapat sambutan yang positif dari masyarakat.

E.2.8 Potensi Pemasaran

Untuk menjamin kelestarian usaha budidaya ini, maka kajian pasar mengenai
budidaya ini menjadi amat penting. Banyak usaha yang gagal karena aspek
pemasaran yang kurang dipertimbangkan dengan baik. Untuk itu, data-data
tentang kebutuhan pasar dari masing-masing jenis budidaya perlu dilakukan.
Kajian potensi pasar ini semakin luas jangkauannya semakin baik, artinya
apabila suatu jenis budidaya pasarnya melampaui batasan pasar lokal maka
jenis budidaya tersebut berpeluang untuk dikembangkan, apalagi bila pasar
budidaya itu mencapai pasaran internasional, maka investasi dibidang budidaya
tersebut layak untuk dipertimbangkan.

E.2.9 Kebijakan Pemerintah Berkaitan Pengembangan Budidaya


Perikanan

Selanjutnya, yang perlu dikaji lebih jauh adalah kebijakan Pemerintah Daerah
setempat dalam rangka mendukung usaha pembudidayaan perikanan ini.
Mungkin sejauh ini baru tingkat Kepres atau Kepmen yang sudah ada, tapi
keberadaan Perda perlu diperhatikan agar dapat menunjang kegiatan
pengembangan usaha ini dengan landasan hukum yang memadai, mulai dari
aspek penataan ruang sampai kepada usaha-usaha perlindungan produksi.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E - 11


Dokumen Penawaran Teknis

Apalagi kalau ada hasrat untuk mengundang investor, maka aspek Perda ini
perlu mendapat perhatian yang memadai.

E.2.10 Kelembagaan

Aspek kelembagaan perlu diperhatikan agar mengetahui lembaga-lembaga


mana yang terkait dengan usaha pengembangan budidaya ini, khususnya yang
mengatur tentan perizinan, pengelolaan, peningkatan usaha, perdagangan,
perpajakan, dlsb. Dari aspek kelembagaan ini diharapkan dapat diketahui
lembaga mana yang berwenang untuk mengadakan peningkatan mutu SDM,
peningkatan produksi, peningkatan pemasaran dlsb, sehingga usaha ini dapat
berjalan secara menyeluruh dan mengandung azas kebersamaan.

E.2.11 Penyusunan Masterplan Minapolitan dan Rekomendasi


Implementasinya

Penyusunan Masterplan Minapolitan melalui langkah kegiatan studi seperti tersebut


diatas, mencakup antara lain beberapa aspek berikut:

1. Pengelolaan kawasan budidaya, serta penataan dan pengembangan


prasarananya

2. Pembiayaan pelaksanaan program serta tahapan dan jangka waktu


pengembangannya

3. Alokasi tata ruang untuk perikanan dilengkapi dengan petanya, serta kebijakan
Pemerintah dan Pemda untuk memperlancar implementasinya.

E.2.12 Investasi

Kajian tentang investasi yang diperlukan serta kemungkinan sumber dana baik
dari dalam maupun luar negeri juga diperlukan dalam rangka mensukseskan
program-program yang direkomendasikan dalam Masterplan Minapolitan.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E - 12


Dokumen Penawaran Teknis

E.3 Pentahapan Pelaksanaan Studi

Tahapan pelaksanaan Penyusunan Masterplan Minapolitan Kabupaten Bintan secara


umum dilaksanakan dalam 7 (tujuh) tahapan pekerjaan, yaitu :

1. Tahap Persiapan;

2. Tahap Survei/Pengumpulan Data;

3. Tahap Analisis;

4. Tahap Perumusan Masterplan Minapolitan;

Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan pekerjaan di atas dijabarkan dalam


pembahasan selanjutnya.

a. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal berupa persiapan tim, pembuatan rencana
kerja dan rencana pekerjaan. Persiapan tim, pembuatan rencana kerja yang
disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan, tujuan yang akan dicapai serta
alokasi waktu yang telah ditentukan.

b. Tahap Survey dan Pengumpulan Data

 Berupa observasi fisik lapangan untuk mengenali karakteristik struktur dan


pola pemanfaatan ruang wilayah dan mengevaluasi kebijaksanaan struktur
Tata Ruang.

 Mengumpulkan data yang diperlukan dalam Masterplan Minapolitan


Kabupaten Bintan, meliputi :

1. Identifikasi kondisi lahan, meliputi penggunaan, status kepemilikan,


kondisi fisik dasar.
2. Identifikasi potensi sektor perikanan budidaya di pesisir Kabupaten
Bintan.
3. Identfikasi jaringan jalan, meliputi status dan fungsi jalan, dimensi dan
kondisi jalan, karakteristiak arus lalu lintas, halte/terminal terpadu, dll.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E - 13


Dokumen Penawaran Teknis

4. Identifikasi jaringan prasarana, meliputi kapasitas dan kondisi jaringan


listrik, telepon, air bersih dan drainase.
5. Identifikasi sarana dan prasarana perikanan seperti pelabuhan
perikanan, pelabuhan umum, tempat pelelangan perikanan, cold storage,
pasar dan lainnya.
6. Identifikasi kependudukan.

c. Tahap Analisis

Dalam rangka Penyusunan Masterplan Minapolitan Kabupaten Bintan, maka


dilakukan kompilasi data dan serangkaian analisis untuk memahami karakteristik
wilayah yang berpotensi dalam mewujudkan Konsep Minapolitan. Kegiatan
analisis yang dilaksanakan pada tahap ini, meliputi:

1. Analisis Kebijakan Daerah

a. Analisis Kebijakan Pembangunan Daerah

b. Analisis kedudukan Wilayah Perencanaan dalam Lingkup Luas

2. Analisis Kondisi Fisik Wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan


sektor perikanan budidaya

a. Analisis kondisi dan morfologi

b. Analisis kondisi sumberdaya air dan pesisir

3. Analisis Pola Pemanfaatan Ruang Eksisting

a. Pemanfaatan ruang di kawasan pesisir dan bantaran sungai-sungai yang


ada di Kabupaten Bintan.

b. Pemanfaatan ruang wilayah

4. Analisis Sistem Pusat-pusat Permukiman yang tertuang dalam RTRW


Kabupaten

a. Hirarki pusat-pusat permukiman

b. Fungsi pusat-pusat permukiman

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E - 14


Dokumen Penawaran Teknis

5. Analisis Kecenderungan Perkembangan Kegiatan Ekonomi pada sektor


perikanan

a. Analisis perkembangan perekonomian daerah

b. Analisis perekonomian rakyat

c. Analisis pengembangan sektor-sektor unggulan dalam sektor perikanan

d. Analisis perdagangan (ekspor & impor) sektor perikanan

e. Analisis komoditas unggulan sektor perikanan

6. Analisis Kependudukan & Sosial Budaya

7. Analisis Adat Istiadat/Perilaku Masyarakat

8. Analisis Jaringan Transportasi

a. Alur pelayaran internasional/nasional/lokal

b. Sarana dan prasarana transportasi

9. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Pengembangan Sarana dan Prasarana


Utama

a. Sarana dan prasarana umum

b. Sarana dan prasarana sosial

c. Sarana dan prasarana perikanan

d. Tahap Perumusan Masterplan Minapolitan

1. Konsep dan Strategi Pengembangan Minapolitan.

 Konsep Umum Minapolitan;

 Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan,

2. Rencana Pengembangan Sektor Perikanan

 Perencanaan Produksi Perikanan

 Manajemen Produksi Akuakultur

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E - 15


Dokumen Penawaran Teknis

3. Rencana Pengembangan Tata Ruang Kawasan Minapolitan

 Arahan Struktur Ruang;

 Rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan;

 Arahan Pengembangan Transportasi;

 Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Perikanan.

4. Indikasi Program Pengembangan.

5. Rencana Pengembangan Kelembagaan dan Pendanaan.

Rencana pengembangan kelembagaan yaitu rencana pengelolaan


kelembagaan yang mendukung pengembangan kawasan Minapolitan.

Review Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan E - 16

You might also like