You are on page 1of 32

Wisata Kopi Sepawon

WISATA KOPI

NGRANGKAH SEPAWON

Ardi Feriyantoko/13430022

 LAPORAN AWAL

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan
Vietnam, Indonesia mampu memproduksi lebih dari 748 ribu ton atau 6,6 % dari produksi kopi
dunia pada tahun 2012. Produksi kopi robusta mencapai lebih dari 601 ribu ton (80,4%) dan
produksi kopi arabika mencapai lebih dari 147 ribu ton (19,6%). Luas lahan perkebunan kopi di
Indonesia mencapai 1,3 juta hektar(ha) dengan luas lahan perkebunan kopi robusta mencapai 1
juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 ha.
Kabupaten Kediri terus mengembangkan pariwisatanya, terutama di daerah lereng
kelud yang semakin terkenal setelah erupsi tahun 2014. Salah satu potensi wisata dan
agricultural di lereng kelud adalah perkebunan kopi di Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri.
Pekebunan kopi sepawon yang berada di desa Sepawon kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri , merupakan perkebunan kopi dan coklat terbesar di kediri yang telah di
kelola oleh PTPN XII. Sayangnya promosi dari pemerintah kurang sehingga terjadi penumpukan
hasil dan berimbas murahnya harga jual kopi. Padahal Desa Sepawon sangat berpotensi,
dengan ketinggian 600-1000 mdpl merupakan ketinggian ideal untuk pohon kopi Robusta.

1.2 Rumusan Masalah


Jika di lihat dilihat masalah yang terjadi di Perkebunan Kopi Sepawon adalah :
1. Tingkat produksi dan kwalitas yang tinggi.
2. Memiliki potensi wisata yang belum di kelola.
Lokasi pengolahan dan perkebunan yang belum dirancang sebagai tempat wisata

1.3 Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran dalam mengatasi masalah diatas adalah :
1. Merancang fasilitas untuk tempat wisata sekaligus untuk promosi produk Kopi Ngrangkah
Sepawon.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 1


Wisata Kopi Sepawon

1.4 Gagasan Pemecahan Masalah


Dilihat dari masalah dan untuk mencapai tujuan di atas adalah merancang bangunan
yang mampu mengakomodasi kegiatan produksi, promosi dan edukasi tentang kopi di desa
Sepawon. Untuk itu penulis mengusulkan membangun “Desa Wisata Kopi Sepawon”.
Desa Wisata Kopi Sepawon, merupakan desa wisata yang di kelola PTPN XII Ngrangkah
Sepawon dan warga desa sebagai Wisata Agrikultural Kopi, yang bisa dijadikan media promosi
hasil perkebunan Desa Sepawon khususnya dan Kabupaten Kediri umumnya. Untuk tema yang
akan di angkat untuk rancangan ini adalah “Local Wisdom” karena selain sebagai komoditi
pertanian, kopi juga bisa menjadi identitas dan khas pada suatu daerah.
Pengertian Kearigan Lokal Lengkap Beserta Definisi Menurut Para Ahli Kearifan lokal
dalam bahasa asing sering dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat (local wisdom),
pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genious). Kearifan
lokal juga dapat dimaknai sebuah pemikiran tentang hidup. Pemikiran tersebut dilandasi nalar
jernih, budi yang baik, dan memuat hal-hal positif. Kearifan lokal dapat diterjemahkan sebagai
karya akal budi, perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai, dan anjuran untuk kemuliaan
manusia. Penguasaan atas kearifan lokal akan mengusung jiwa mereka semakin berbudi luhur.
Haryati Soebadio berpendapat bahwa kearifan lokal adalah suatu
identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap
dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri.
Menurut Rahyono (2009:7) kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki
oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Artinya,
kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum
tentu dialami oleh masyarakat yang lain. Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat pada
masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang
keberadaan masyarakat tersebut.
Kearifan lokal adalah bagian dari budaya. Kearifan lokal Jawa tentu bagian dari budaya
Jawa, yang memiliki pandangan hidup tertentu. Berbagai hal tentang hidup manusia, akan
memancarkan ratusan dan bahkan ribuan kearifan lokal.
Ruang Lingkup Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan fenomena yang luas dan komprehensif. Cakupan kearifan
lokal cukup banyak dan beragam sehingga sulit dibatasi oleh ruang. Kearifan tradisional dan
kearifan kini berbeda dengan kearifan lokal. Kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan
lokalitas dari kearifan tersebut sehingga tidak harus merupakan sebuah kearifan yang telah
diwariskan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal bisa merupakan kearifan yang belum lama
muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil dari interaksinya denganlingkungan alam dan

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 2


Wisata Kopi Sepawon

interaksinya dengan masyarakat serta budaya lain. Oleh karena itu, kearifan lokal tidak selalu
bersifat tradisional karena dia dapat mencakup kearifan masa kini dan karena itu pula lebih
luas maknanya daripada kearifan tradisional.
Untuk membedakan kearifan lokal yang baru saja muncul dengan kearifan lokal yang
sudah lama dikenal komunitas tersebut, dapat digunakan istilah: kearifan kini, kearifan baru,
atau kearifan kontemporer. Kearifan tradisional dapat disebut kearifan dulu atau kearifan
lama.

Wisata Kopi
Sepawon

Produksi Identitas
Promosi Daerah Asal
Edukasi

Ke-Khasan
Lokal

Local
Wisdom
Material Budaya
Lokal Lokal

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 3


Wisata Kopi Sepawon

1.5 Data Kelayakan dan Informasi Penunjang

Sebagai wisata agrikultural proyek ini harus mampu mengakomodasi kebutuhan ruang
produksi dan wisata edukasi. Kopi adalah produk pertanian yang dapat menjadi identitas suatu
daerah, apalagi Pulau Jawa sudah terkenal kopi nya sampai salah satu sistem operasi telefon
genggam menggunakan nama Java dengan Kopi sebagai simbolnya. Karena itu diharapkan Kopi
juga bisa menjadi Desa Sepawon dan Kabupaten Kediri. Dengan semakin terangkatnya produk
Kopi Sepawon tentunya berimbas kepada pemintaan konsumen yang meningkat sekaligus
menjadi tuntutan agar semakin baiknya kualitas Produk Kopi Sepawon. Untuk mewujudkan
proyek ini perlu di kumpulkan data dan informasi sebagai berikut.
1. Pengolahan Kopi

Tanaman kopi sudah mulai berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk robusta dan 3-4 tahun
untuk arabika. Namun buah kopi pertama biasanya hanya sedikit. Produktivitasnya mulai naik
maksimal setelah berumur 5 tahun ke atas.
Jenis arabika dan robusta berbuah secara musiman. Robusta memerlukan waktu 8-11 bulan
dari mulai kuncup hingga matang. Sedangkan arabika memerlukan waktu 6-8 bulan. Jenis kopi
lain seperti liberika bisa berbuah sepanjang tahun.
Tingkat kematangan buah kopi tidak terjadi secara serentak. Sehingga proses pemanenan
memerlukan waktu yang lama. Musim panen kopi di Indonesia biasanya dimulai pada bulan Mei
/ Juni dan berakhir sekitar Agustus/September. Periode panen raya berlangsung 4-5 bulan
dengan frekuensi pemetikan buah kopi bisa setiap 10-14 hari sekali.

Gambar 1. Langkah – langkah pengolahan biji kopi sampai tahap pengemasan.


( Sumber : SNI Kopi No. 01-2907-1999 dalam Sumarno et al. 2009 )

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 4


Wisata Kopi Sepawon

Berikut adalah uraian dari setiap proses produksi yang dilalui oleh buah kopi sampai menjadi biji
kopi bersih jenis green beans:
1. Pemetikan

Pemetikan buah kopi dilakukan pada masa panen. Secara


normal, buah kopi akan mengalami masa panen sekitar bulan Mei sampai dengan bulan
Oktober. Ukuran kematangan buah secara visual ditandai oleh perubahan warna kulit buah.
Buah yang sudah masak akan memiliki warna kemerahan. Kematangan buah kopi juga dapat
dilihat dari kekerasan dan komposisi senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang
matang mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang
relatif tinggi sehingga rasanya manis . Buah kopi yang matang dengan tepat dapat memberi
keuntungan diantaranya adalah :
a. Mudah diproses karena kulitnya akan lebih mudah terkelupas dibandingkan yang tidak
matang.
b. Ukuran biji kopinya lebih besar sehingga memiliki grade yang lebih baik.
c. Waktu untuk proses pengeringan lebih cepat.
d. Memiliki cita rasa yang lebih baik.
Hasil panen ini sangat menentukan berapa jumlah kopi yang dapat diproses. Hasil panen
juga sangat ditentukan oleh cuaca. Ketika cuaca buruk, maka jumlah buah kopi yang dapat
dipanen akan berkurang karena banyaknya buah kopi yang rusak. Proses panen ini dilakukan
masing – masing petani di kebun sebelum akhirnya dijual ke pihak luar.
2. Sortasi Kebun

Buah kopi matang hasil panen selanjutnya akan mengalami


sortasi untuk memisahkan buah kopi yang baik dari buah kopi yang buruk seperti cacat, hitam,
pecah, berlubang atau terserang hama dan penyakit. Selain memisahkan antara buah kopi yang
baik dan yang buruk, proses sortasi ini juga termasuk memisahkan buah kopi yang baik dari
kotoran seperti daun, ranting, tanah atau kerikil. Benda-benda ini harus dibuang karena dapat
merusak mesin pengupas. Sortasi ini dilakukan langsung di kebun sesudah panen selesai oleh

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 5


Wisata Kopi Sepawon

masing – masing petani. Hasil sortasi tersebut kemudian dikumpulkan di pabrik untuk kemudian
mengalami proses selanjutnya.

3. Pengupasan Kulit Buah (pulping)

Proses pengolahan diawali dengan pengupasan kulit buah


dengan mesin pulper. Buah kopi hasil panen sebaiknya dipisahkan atas dasar ukurannya
sebelum dikupas agar hasil kupasan lebih bersih dan jumlah biji pecahnya sedikit. Pada proses
ini, biji kopi akan terpisah dari kulitnya yang berwarna kemerahan. Pengupasan buah kopi
umumnya dilakukan dengan menyemprotkan air ke dalam silinder mesin bersama dengan buah
yang akan dikupas, maka dapat dikatakan proses ini juga membutuhkan ketersediaan air bersih.
Kapasitas mesin ini berkisar antara 50 kg sampai 1 ton
4. Fermentasi

Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir


yang tersisa di permukaan kulit
tanduk biji kopi setelah proses pulping. Proses fermentasi dilakukan secara basah, yaitu biji kopi
yang basah ditaruh dalam karung dan didiamkan selama 24 jam. Prinsip fermentasi adalah
peruraian senyawa-senyawa yang terkandung di dalam lapisan lendir dengan bantuan air dan
oksigen. Reaksi fermentasi bermula dari reaksi oksigen pada bagian atas. Lapisan lendir akan
terkelupas dan senyawa-senyawa hasil reaksi bergerak turun.Tingkat kesempurnaan fermentasi
dapat diukur secara visual yaitu dengan melihat penampakan lapisan lendir di permukaan kulit
tanduk atau dengan mengusap lapisan lendir dengan tangan. Jika lendir tidak lengket, maka
fermentasi diperkirakan sudah selesai. Proses fermentasi ini dilakukan dalam karung yang
memiliki kapasitas 1 ton.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 6


Wisata Kopi Sepawon

5. Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil


fermentasi yang masih menempel di kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat
dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedang untuk kapasitas besar perlu dibantu
dengan mesin. Mesin pencucian ini memiliki kapasitas 500 kg.
6. Pengeringan

Proses pengeringan I bertujuan untuk


mengurangi kandungan air dalam biji kopi. Pada proses pengeringan ini, biji kopi akan
berkurang bobotnya sampai 65%, sehingga hasil dari proses ini adalah biji kopi kupas yang sudah
kering. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:
a. Pengeringan Alami. Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah
untuk pengeringan biji kopi. Jika cuaca memungkinkan, proses pengeringan sebaiknya dipilih
dengan cara penjemuran penuh (full sun drying). Secara teknis, cara penjemuran akan
memberikan hasil yang baik jika syarat syarat berikut dapat dipenuhi, yaitu : - Intensitas sinar
matahari yang cukup - Lantai jemur yang kering dan dapat menyerap panas dengan baik. -
Jumlah tebal tumpukan sesuai. Proses pengeringan ini menggunakan terpal dengan ukuran 5x2
meter dan memiliki kapasitas 2 ton dan berlangsung selama 5 jam.
b. Pengeringan Mekanis. Jika cuaca memungkinkan, penjemuran alami merupakan cara
pengeringan kopi yang sangat menguntungkan baik secara teknis maupun ekonomi. Namun di
beberapa kesempatan, cuaca yang baik ini seringkali tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu,
proses pengeringan bisa dilakukan dalam dua tahap, yaitu penjemuran untuk menurunkan
kadar air biji kopi sampai 20 – 25 % dan kemudian dilanjutkan dengan pengering mekanis.
Pengering mekanis mempunyai fleksibilitas pengoperasian yang tinggi dan mempunyai kapasitas
pengeringan yang besar, namun membutuhkan investasi yang besar juga. Mesin pengering tipe
bak datar memiliki kapasitas sebesar 750kg atau 1500kg per batch (1 batch = 25 jam).

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 7


Wisata Kopi Sepawon

7. Pengupasan Kulit Tanduk (hulling)

Pengupasan ini bertujuan untuk memisahkan biji


kopi dengan kulit tanduk. Proses ini menggunakan mesin huller. Kadar air sangat berpengaruh
pada proses ini.Jika kadar air makin tinggi, maka kapasitas pengupasan akan turun dan jumlah
biji pecah sedikit meningkat. Kadar air juga berpengaruh pada ukuran biji kopi. Makin tinggi
kadar air biji kopi, ukuran bijinya semakin besar, maka terkadang perlu dilakukan penyesuaian
terhadap penyetelan mesin. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengupasan sebaiknya
dilakukan pada biji kopi yang telah dingin karena sifat fisiknya telah stabil , maka dari itu
proses pengeringan sebelum proses hulling ini sangat penting. Kapasitas mesin huller ini
adalah sebesar 100-200 kg/jam
8. Pengeringan II

Pengeringan II adalah proses yang hampir sama


dengan proses pengeringan I, namun waktu prosesnya lebih lama. Pengeringan II ini memakan
waktu sebanyak 48 jam.pada proses ini terjadi pengurangan kadar air sehingga pada akhirnya
biji kopi berkurang bobotnya hingga 50%. Hasil dari tahap ini adalah biji kopi bersih atau
greenbeans. Pada dasarnya proses produksi sudah selesai pada tahap ini.
9. Sortasi

Pada proses sortasi ini akan dilihat apakah terdapat biji kopi
yang rusak atau tidak sesuai dengan standar yang diminta oleh konsumen. Proses ini dilakukan
secara manual oleh tenaga manusia. Biasanya dalam sehari maksimal dapat dilakukan proses
sortasi sekitar 30 kg per orang.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 8


Wisata Kopi Sepawon

10. Grading

Proses grading ini adalah proses pemisahan


berdasarkan ukuran biji kopi. Grade 1 biasanya memiliki ukuran besar yaitu 6 – 7,5 mm, grade 2
atau sedang dengan ukuran 4,5 – 6 mm, dan grade 3 yang ukurannya lebih kecil yaitu kurang
dari 4mm. perbandingan hasil antara grade 1, 2, dan 3 adalah 25%:35%:40%. Tidak terdapat
perbedaan harga jual antara ketiga grade ini. Proses grading ini dilakukan dengan menggunakan
saringan khusus terbuat dari kayu. Mesin grading biji kopi jenis getar memiliki kapasitas
400kg/jam.
11. Penggudangan

Penggudangan adalah proses pengepakan biji kopi ke dalam


karung karung dengan kapasitas 1 ton untuk kemudian disimpan dan siap dipasarkan ke
konsumen.

2. Studi Preseden

Wisata Perkebunan Kopi DeKaranganyar

Gambar 2. Perkebunan kopi Karanganyar milik PT. Harta Mulia yang terletak di Kabupaten Blitar.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 9


Wisata Kopi Sepawon

Gambar 3. Wisata Kopi DeKaranganyar memiliki beberapa fasilitas antara lain : Kantor, Museum, Rumah
Loji, Café, Restauran, Outbound, dan Pabrik Kopi.

Gambar 4. Sebelum dijadikan wisata, DeKaranganyar merupakan pabrik pengolahan kopi peninggalan
Belanda yang dikelola PT. Harta Mulia yang hampir bangkrut sampai sulit melunasi gaji karyawan-nya,
untuk mengatasi permasalahan finansial tersebut, PT. Harta Mulia menjadikan area pabriknya sebagai
wisata Kopi dengan tema Kolonial.

Gambar 5 dan 6. Parkiran motor memanfaatkan bangunan yang sudah tidak terpakai, sedang parkir
mobil memanfaatkan lapangan olahraga milik kelurahan.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 10


Wisata Kopi Sepawon

Gambar 7. Selain menyediakan fasilitas – fasilitas wisata, pihak pengurus juga menghadirkan hiburan
live musik setiap hari libur. Live musik tersebut berada di teras kantor pengurus yang merupakan pusat
keramaian wisata tersebut.

Gambar 8. Play ground sebagai fasilitas anak untuk bermain. Selain bermain anak – anak juga bisa
memberi makan rusa dari luar kandang.

Gambar 9. Wisata perkebunan kopi Karanganyar juga dilengkapi café sebagai tempat istirahat sekaligus
merasakan kopi hasil perkebunan Karanganyar.
Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 11
Wisata Kopi Sepawon

Gambar 10 dan 11. Interior café mempertahankan kesan kolonial dari bangunan peninggalan Belanda
tersebut. Café juga dilengkapi Bar sehingga pengunjung bisa melihat barista meracik kopi.

Gambar 12. DI luar café juga terdapat Roastery kecil sebagai penjualan kopi Karanganyar. Selain kopi
dari Karanganyar, disini juga menjual kopi Nusantara yang bisa untuk oleh – oleh.

Gambar 13. Di belakang ada perkebunan kopi yang dimanfaatkan sebagai track motocross dan ATV.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 12


Wisata Kopi Sepawon

Gambar 14 dan 15. Area Outbound yang terdapat di Wisata Kopi DeKaranganyar cukup luas dengan
namun fasilitas di dalamnya sedikit.

Gambar 16 dan 17. Pabrik peninggalan belanda namun jarang beroprasi karena tidak semua petani kopi
di Karanganyar menjual kopi-nya ke pabrik milik PT. Harta Mulia tersebut. Gambar kanan terlihat masih
terdapat mesin yang masih berfungsi baik.

Gambar 18 dan 19. Di bagian tengah pabrik terdapat ruang untuk menjemur biji kopi. Selain di bawah
diatas bangunan juga terdapat ruang penjemuran dengan ukuran sekitar 15 x 20 meter, namun alasnya
terdapat lubang-lubang kecil agar kopi yang setelah direndam air cepat kering.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 13


Wisata Kopi Sepawon

Gambar 20 dan 21. Pabrik Kopi Karanganyar memiliki 3 gedung termasuk untuk penyimpanan, produksi
dan pengemasan.

Gambar 22 dan 23. Area wisata DeKaranganyar juga dilengkapi fasilitas penunjang seperti penginapan,
mushola, toilet dan took sourvenir. Penginapan sebanyak 6 kamar untuk tamu yang ingin menginap.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 14


Wisata Kopi Sepawon

 LAPORAN ANTARA
2.1 Gagasan Aksesbilitas

Lokasi Site terpilih berada di Kabupaten Kediri, tepat nya di Jl. Ngrangkah Sepawon Desa
Sepawon Kecamatan Plosoklaten. Site merupakan ruang terbuka yang biasa digunakan bermain
pemuda sepawon. Di belakang site terdapat sungai dan perkampungan pekerja PTPN XII.
Luasan Site yang didapat adalah 19.572 m2 (1,95 Hektar)

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 15


Wisata Kopi Sepawon

Kondisi meliputi ruang terbuka non hijau dan lahan perkebunan.

 Analisis Asesbilitas
Akses menuju lokasai bisa di jangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi, seperti
mobil, motor dan bus rombongan.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 16


Wisata Kopi Sepawon

Penentuan Enterance dan Exit berguna untuk mengatur alur lalu lintas kendaraan agar tidak
croos antara kendaraan yang keluar dan masuk.

Enterance

Exit

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 17


Wisata Kopi Sepawon

 Analisa Mata Angin

Muka site menghadap ke barat yang pastinya akan silau pada saat sore hari, oleh karena itu
di lakukan analisis matahari untuk menentukan material perkerasan dana rah muka bangunan.

Untuk cahaya matahari dirasa tidak masalah berkat lebatnya vegetasi di lokasi tapak,
sementara yang dirasa kurang bisa di atasi dengan pemilihan material perkerasan dan
dimanfaatkan sebagai site bangunan pabrik.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 18


Wisata Kopi Sepawon

 Analisa Pengguna

KEBUTUHAN
PELAKU KEGIATAN
RUANG
PENGUNJUNG
a. Pengunjung Biasa Datang, Parkir, Membeli Tiket, Belajar Parkir, Loket, Toilet,
Mengolah Kopi, Bermain Outbound, Tour Pabrik Kopi, Arena
Perkebunan Kopi, Beribadah, Istirahat, Outbound, Persewaan
Makan, Minum, Membeli Oleh-oleh. Mobil Offroad,
Persewaan Motocross
dan ATV, Cafe, Resto,
Taman, Mushola Gazebo.
b. Pengunjung Menginap Datang, Parkir, Membeli Tiket, Belajar Parkir, Loket, Cottage,
Mengolah Kopi, Pembelajaran dan Mushola, Toilet, Pabrik
Penelitian, Beribadah, Tidur, Mandi, Kopi, Arena Outbound,
Bermain Outbound, Tour Perkebunan Kopi, Persewaan Mobil
Istirahat, Makan dan Minum. Offroad, Persewaan
Motocross dan ATV, Cafe,
Resto, Taman, Gazebo.
c. Pengunjung Datang, Parkir, Membeli Tiket, Belajar Parkir, Loket, Camp
Rombongan Studi Mengolah Kopi, Pembelajaran dan Ground, Mushola, Toilet,
Penelitian, Beribadah, Membuka Tenda, Pabrik Kopi, Arena
Tidur, Mandi, Bermain Outbound, Tour Outbound, Persewaan
Perkebunan Kopi, Istirahat, Masak, Makan Mobil Offroad,
dan Minum. Persewaan Motocross
dan ATV, Cafe, Resto,
Taman, Gazebo.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 19


Wisata Kopi Sepawon

KEBUTUHAN
PELAKU KEGIATAN
RUANG
PENGELOLA
a. Karyawan Zona Datang, Parkir, Ganti Pakaian, Bekerja, Parkir, Toilet, Ruang
Industri Laporan, Pulang. Sortir, Tempat
Penjemuran, Ruang
Perendaman, Ruang
Penyimpanan, Ruang
Penggilingan, Ruang
Roasting, Ruang
Pengemasan, Kantor.
b. Satpam Datang, Parkir, Absensi, Menjaga Parkir, Toilet, Pos
keamanan, Laporan, Pulang. Satpam.
c. Karyawan Parkir Datang, Parkir, Absensi, Menjaga Parkir, Toilet, Tempat
Kendaraan, Laporan, Pulang. Parkir.
d. Petugas Tiket Datang, Parkir, Absensi, Menjual dan Parkir, Toilet, Loket.
mengecek tiket, Laporan, Pulang.
e. Karyawan Café Datang, Parkir, Ganti seragam, Absensi, Parkir, Toilet, Cafe.
Bekerja, Laporan, Pulang.
f. Karyawan Datang, Parkir, Ganti seragam, Absensi, Parkir, Toilet, Wahana
Outbound. Menyiapkan alat, Membantu Pengunjung, Outbound, Gudang
Menyimpan alat, Laporan, Pulang. penyimpanan.
g. Petugas Datang, Parkir, Ganti seragam, Absensi, Parkir, Toilet, Track, Loket
Pesewaan ATV, Menyiapkan Kendaraan, Membantu Pesewaan, Parkir
Motocross dan Pengunjung, Memandu pengunjung, kendaraan, Garasi.
Mobil Offroad. Merawat Kendaraan dan Track,
Menyimpan Kendaraan, Laporan, Pulang.
h. Menejemen Datang, Parkir, Bekerja, Pulang Parkir, Toilet, Kantor.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 20


Wisata Kopi Sepawon

Kelompok Kegiatan
Kelompok Kegiatan

1. Industri Perkebunan Kopi, Pabrik Pengolahan.


2. Rekreasi Museum, Taman, Outbound, Track Motocross,
Track Mobil Offroad, Café, Restaurant, Roastery.
3. Penunjang Kantor, Mushola, Penginapan, Toilet, Pos Jaga.

Kebutuhan Ruang

NO RUANG FASILITAS
1 Zona Parkir Parkir Motor
Parkir Mobil
Parkir Khusus Pengelola
2 Zona Media Informasi dan Pengelola Penjualan Tiket
R. Kepala Bagian
R. Administrasi
R. Petugas Kebersihan
WC dan Toilet
R. Kesehatan / P3K
R. Mekanikal Elektrikal
R. Security
Gudang
3 Pabrik Kopi Loading Dock
R. Sortir
R. Penjemuran
R. Fermentasi
R. Penyimpanan
R. Roasting
R. Pengujian
R. Pengemasan

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 21


Wisata Kopi Sepawon

Toilet
Kantor

4 Café dan Pujasera Bar


Dapur
R. Roasting dan Oleh-oleh
Stage
Tempat Makan dan Minum
R. Ganti
Toilet
Kantor
5 Taman Play Ground
Gazebo
Tempat Duduk
Taman
R. Pemeliharaan
6 Penginapan Cottage
Mushola
Toilet
Dapur
Lobby
7 Zona Outbound Outbound
Tour Perkebunan
Camp Ground

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 22


Wisata Kopi Sepawon

 Besaran Ruang

1. Pabrik Kopi

Mesin Yang Digunakan.

Dimensi
No Keterangan Gambar
p L T

Pengupas Kulit Buah (Pulper).


Kapasitas 1000 kg/jam,
1 1090 mm 745 mm 1463 mm
Penggerak motor 5,5PK
HONDA.

Pencucian. Kapasitas 500


2 1925 mm 745 mm 1210 mm
kg/jam

Pengering. Kapasitas 1500


3 4800 mm 2160 mm 3950 mm
kg/batch (1 batch = 25 jam)

Pengupas Kulit Tanduk


4 1850 mm 700 mm 1350 mm
(huller). Kapasitas 200 kg/jam.

5 Grading. Kapasitas 400 kg/jam. 1515 mm 900 mm 1175 mm

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 23


Wisata Kopi Sepawon

Tabel Besaran Ruang Pabrik Kopi

Jumlah Dimensi
Sirkulasi Luas
No Ruang Sumber P L Luas Jumlah
40% Total
Daya (m) (m) (m2)
1 Receiving 1 6 5 30 1 12 42

2 Gudang Bahan Baku 1 6 5 30 1 12 42

3 R. Pengupasan 2 7 4 28 1 11.2 39.2

4 R. Pencucian 1 4 4 16 1 6.4 22.4

5 R. Sortir 16 2 8 16 1 6.4 22.4

6 R. Pengeringan Mekanik 1 7 5 35 1 14 49

7 R. Penjemuran 2 20 15 300 1 120 420

8 R. Pengupasan Kulit Tanduk 2 6 5 30 1 12 42

9 R. Fermentasi 2 4 4 16 1 6.4 22.4

10 R. Penyimpanan 1 7 6 42 1 16.8 58.8

11 R. Grading 1 4 4 16 1 6.4 22.4

12 R. Roasting 2 5 5 25 1 10 35

13 R. Tester 2 5 4 20 1 8 28

14 R. Pengemasan 25 7 5 35 1 14 49

15 Toilet 2 1,75 3,5 5 7 17.5

16 Kantor 4 4 16 1 7 24.5

17 Mushola 4 4 16 1 6.4 22.4

18 R. Loker 6 4 24 2 19.2 67.2

19 R. Tamu 4 4 20 1 8 28

Luas Total 1054.2 m2

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 24


Wisata Kopi Sepawon

( Sumber : Tesavrita dan Martaleo 2013 )

2. Café

Nama Standart Jumlah Luasan


No. Kapasitas Sirkulasi
Ruang Kapasitas Ruang (m²)

1. Restoran 100 Orang 1.2m²/Orang


15 Set meja kursi 1.5 m²/set
untuk 4 orang
2 Set meja kursi 4 m²/set 40%
1 250
untuk 8 orang 0.81 m²/set (80 m2)
11 Set meja kursi 1.8 m²
untuk 2 orang Total = 170 m2
Area Kasir
2. Bar 15 orang 1.2 m²/orang
15 kursi bar 0.16 m²/kursi bar
1 meja bar 3 m²/meja bar 40%
37
1 meja peracikan 3 m²/meja (10.56 m2)
peracikan
Total = 26.4 m2
3. Caffe shop 100 orang 1.2 m²/orang
25 set meja makan 6 m²/set A
untuk 4 orang (set
A) 4.4 m²/set B
25 set meja makan 3 m²/meja saji
untuk 2 orang (set 3 m²/meja 40%
1 538
B) peracikan (154.4 m2)
1 meja saji Total = 386 m2
1 meja peracikan

4. Dapur 10 Orang 1.2m²/Orang=12


40%
15% dari luas 32.1m² 1 62
(17.6 m²)
restoran Total= 44 m²
5. Toilet 6 Orang 1.2m²/orang

3 Toilet Pria 3 m²/wc


40%
3 Toilet Wanita 3 m²/wc 1 26
(7.5m²)
4 Wastafel 0.6 m²/wastafel

Total 18.6 m2

Luas Total 913

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 25


Wisata Kopi Sepawon

3. Mushola

Mushola

No Ruang Kebutuhan Luasan Sirkulasi Jumlah Total

1. Mushola 30 Orang 1.2m²/Orang


30 Sajadah 0.6m²/Sajadah 30%
1 72
2 Lemari 0.48m²/Lemari (16.49m2)
Total 54.96m2
2. Tempat 6 Orang 1.2m²/Orang 30%
1 9
Wudhu Total 7.2m2 (2.16m2)
3. Lavatory 2 Pria 3 m²/wc 30%
2 Wanita 3 m²/wc (3.6 m²) 1 15.6
(12 m²)
Total 96.6

4. Penginapan

No Nama Ruang Keterangan Ukuran Luas

Kamar Tidur 4mx4m 16 m²

Kamar Mandi / WC 2.5 m x 3 m 7.5 m²

Teras 1.5 m x 2 m 3 m²

Pantry 2.5 m x 3 m 7.5 m²

Mini Bar 1.5 m x 2 m 3 m²

37 m²

Jumlah 6

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 26


Wisata Kopi Sepawon

Total 222 m2

2.2 Gagasan Penataan Sirkulasi

Dalam merancang wisata kopi ini perlu diperhatikan pola sirkulasi yang akan digunakan.
Sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi campuran antara lain adalah berikut.

Sirkulasi Organik, sangat cocok karena proyek ini juga tempat


wisata yang mengangkat tema Kearifan Lokal, sehingga lebih luwes dan mengurangi kesan
kaku. Ciri sirkulasi ini adalah mengikuti kondisi eksisting site sehingga pohon pohon besar
bisa di jaga.

Selain sirkulasi Organik, Sirkulasi Linear searah juga diterapkan


dan dikombinasikan karena selain fungsi rekreasi, fungsi utama proyek ini adalah industry.
Selain itu pola sirkulasi ini juga cocok agar memudahkan pengunjung untuk mencoba
semua wahana yang ada.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 27


Wisata Kopi Sepawon

2.3 Gagasan Penempatan Massa

Gambaran penempatan ( Block Plan ) Wisata Kopi Sepawon. Jalur pengunjung yang dirancang
adalah dari parkir ke pabrik pengolahan – Café – Taman atau Outbound. Untuk pengunjng yang ingin
menginap disediakan cottage yang diletakan di belakang dekat dengan sungai agar menambah suasana
tenang. Vegetasi yang sudah ada juga akan dijaga dan seminimal mungkin untuk dirubah.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 28


Wisata Kopi Sepawon

2.4 Gagasan Konsep Bentuk Tampilan Arsitektur

Untuk Enterance akan dibuat dari Kayu Kopi


yang di rangkai menjadi gapura kayu, agar semakin memperjelas identitas kawasan.

Kayu kopi dan kayu hasil daerah Sepawon juga


dimanfaatkan sebagai dinding Arsitektural, sehingga semua hasil perkebunan dapat dimanfaatkan.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 29


Wisata Kopi Sepawon

Selain itu Kayu Kopi juga dimanfaatkan sebagai


furniture dan sculpture pada kawasan wisata demi memperkuat tema.

2.5 Gagasan Konsep Struktur Bangunan

Kontruksi Baja merupakan kontruksi


paling cocok untuk pabrik kopi dengan bentangan yang lebar.

Mempertahankan tema Kearifan Lokal,


genteng tanah liat akan digunakan karena jenis genteng ini sangat cocok dengan keunggulan dari segi
penyerapan suhu luar ruang dan minim polusi suara. Selain itu lokasi yang berada di kaki Gunung
Kelud, menurut pengamatan penulis jenis genteng ini lebih kuat menahan hujan pasir akibat letusan
gunung Kelud dari pada jenis genteng lain, misalnya seng ataupun galvalum.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 30


Wisata Kopi Sepawon

Batu Bata,material ini akan digunakan sebagai


dinding structural karena memiliki keunggulan untuk menyerap suhu, dan juga memiliki umur pakai
yang panjang.

2.6 Gagasan Konsep Landscape


Demi mendukung tema kearifan local, perlu merancang landscape dengan material dan penghijauan
yang banyak di gunakan di daerah.

Pohon Lamtoro, merupakan tanaman


peneduh paling popular untuk tanaman Kopi di Indonesia. Pohonnya yang tinggi bisa mencapai 13
meter dan rantingnya yang menyebar sangat baik digunakan sebagai pohon peneduh. Untuk itu
Pohon Lamtoro akan di gunakan sebagai pohon peneduh di lokasi ini.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 31


Wisata Kopi Sepawon

Pohon Mahoni, tanaman ini sangat cocok


variasi pohon peneduh karena di lokasi site sendiri juga banyak terdapat Pohon Mahoni yang
digunakan sebagai peneduh tanaman Nanas, Coklat dan Kopi. Hal ini sangat sejalan dengan tema
yang diangkat yaitu Kearifan Lokal. Untuk segi manfaat, Pohon Mahoni bisa menyerap polusi udara
sekitar 42% - 69% sehingga disebut pohon pelindung atau filter udara dan daerah tangkapan air.

Grass Block, perkerasan ini adalah Hardcover


yang akan di apliksikan di proyek ini, karena mempunyai keunggulan dapat menyerap air.

Rumput Gajah Mini, jenis rumput ini adalah


salah satu Softcover paling populer saat ini yang mampu menyerap pantulan sinar matahari dengan
baik.

Studio Perancangan Arsitektur 6 Page 32

You might also like