Evaluation of Bensal HP for the treatment of diabetic foot ulcers.

1. Abstract
a. BACKGROUND:
The extract of oak bark (QRB7) has been used for years as a topical medication with
success. QRB7 is the proprietary oak bark extract in Bensal HP. It is indicated as an external
treatment for the inflammation and irritation associated with many common forms of
dermatitis, including certain eczematoid conditions. These conditions include complications
associated with pyodermas, and in the treatment of insect bites, burns, and fungal infections.
b. OBJECTIVE:
To quantitatively measure the difference in diabetic ulcer size reduction when using
Bensal HP versus silver sulfadiazine cream (SSC) for topical treatment as an adjunct to
conventional treatment.

2. METHODS:
Forty diabetic patients with noncellulitic plantar Wagner grade 1 or 2 ulcers and a minimal ankle
brachial index of 0.75 were randomly assigned to either the Bensal HP (QRB7) treatment group or
SSC control group for 6 weeks of treatment. In addition to either Bensal HP or SSC, all wounds were
cultured and treated with debridement at time 0, 2, 4, and 6 weeks and with off-loading.

3. RESULTS:
The combined wound diameter of the Bensal HP group decreased 72.5% compared to 54.7% for
the SSC group. There was a statistical significance between the decreases in wound sizes after 6
weeks of treatment (P = .016). The Cohen effect size for the Bensal HP group was 2.06 compared
with 1.03 for the SSC group.

4. CONCLUSION:
In this tightly controlled 6-week study in which no patients were lost to follow-up, Bensal HP
seems to be an effective treatment for properly treated diabetic ulcers, outperforming an identical
control group whose only difference was SSC as a medication.
Evaluasi HP Bensal untuk pengobatan ulkus kaki diabetik.
1. Abstrak
a. LATAR BELAKANG:
Ekstrak kulit kayu ek (QRB7) telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai
pengobatan topikal yang sukses. QRB7 adalah ekstrak kulit kayu ek eksklusif di HP Bensal. Hal ini
ditunjukkan sebagai pengobatan eksternal untuk peradangan dan iritasi yang terkait dengan
banyak bentuk umum dermatitis, termasuk kondisi eksimemikid tertentu. Kondisi ini termasuk
komplikasi yang terkait dengan piodermas, dan dalam pengobatan gigitan serangga, luka bakar,
dan infeksi jamur.
b. OBJEKTIF:
Secara kuantitatif mengukur perbedaan pengurangan ukuran ulkus diabetes saat
menggunakan Bensal HP versus krim sulfadiazin perak (SSC) untuk perawatan topikal sebagai
tambahan pada pengobatan konvensional.

2. METODE:
Empat puluh penderita diabetes dengan borok Waget grade 1 atau 2 noncellulitis dan indeks
brakialis minimal 0,75 secara acak diberikan pada kelompok perlakuan Bensal HP (QRB7) atau
kelompok kontrol SSC selama 6 minggu pengobatan. Selain HP Bensal atau SSC, semua luka
dikultivasi dan diobati dengan debridement pada waktu 0, 2, 4, dan 6 minggu dan dengan off-
loading.

3. HASIL:
Diameter luka gabungan kelompok HP Bensal menurun 72,5% dibandingkan dengan 54,7%
untuk kelompok SSC. Ada signifikansi statistik antara penurunan ukuran luka setelah 6 minggu
pengobatan (P = 0,016). Ukuran efek Cohen untuk kelompok HP Bensal adalah 2,06 dibandingkan
dengan 1,03 untuk kelompok SSC.

4. KESIMPULAN:
Dalam studi 6 minggu yang dikontrol ketat ini di mana tidak ada pasien yang mangkir, HP Bensal
tampaknya merupakan pengobatan yang efektif untuk ulkus diabetes yang diobati dengan benar,
yang mengungguli kelompok kontrol yang sama yang satu-satunya perbedaannya adalah SSC
sebagai pengobatan.