Professional Documents
Culture Documents
Nama
andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan, yaitu di daerah Pegunungan Andes, Amerika Selatan.
Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti
jalan raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk batu
belah, split dan abu batu. Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan bahan galian ini
yang terus setiap tahun.
Mula Jadi
Jenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting dalam golongan kapur alkali sebagai sumber
terbentuknya andesit. Lelehan magma tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur
akibat pendinginan magma pada temparatur antara 1500 – 2500 C membentuk andesit berkomposisi mineral
felspar plagioklas jenis kalium felspar natrium plagioklas, kuarsa, felspatoid serta mineral tambahan
berupa hornblenda, biotit dan piroksen.
Andesit bertekstur afanitik mikro kristalin dan berwarna gelap.
Mineralogi
Mineral yang ada dalam andesit ini berupa kalium felspar dengan jumlah kurang 10% dari kandungan felspar
total, natrium plagioklas, kuarsa kurang dari 10%, felspatoid kurang dari 10%, hornblenda, biotit dan piroksen.
Penamaan andesit berdasarkan kepada kandungan mineral tambahannya yaitu andesit hornblenda, andesit biotit
dan andesit piroksen.
Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat, alumunium, besi, kalsium, magnesium,
natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor dan air. Prosentasi kandungan unsur-unsur tersebut sangat berbeda
di beberapa tempat. Sebagai contoh, dalam Tabel 1., diperlihatkan komposisi kimia yang terdapat di Desa
Kalirejo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan lapuk berwarna abu-abu kecoklatan.
Berbutir halus sampai kasar, andesit mempunyai kuat tekan berkisar antara 600 – 2400 kg/cm2 dan berat jenis
antara 2,3 – 2,7, bertekstur porfiritik, keras dan kompak.
Potensi andesit di Indonesia sangat besar dan tersebar di setiap propinsi. Hasil inventarisasi dan eksplorasi oleh
Direktorat Sumberdaya Mineral pada awal 1997, cadangan andesit tercatat sekitar 2,1 juta ton (Tabel 2).
PERTAMBANGAN
Eksplorasi
1. Penelitian geologi
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran secara lateral, termasuk
mengumpulkan segala informasi geologi dan pemetaan topografi. Peta topografi pada tahap ini berskala 1 : 500;
1. Penelitian geofisika
Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik, yaitu penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis
batuan.
Kegiatan ini diselaraskan dengan data geologi permukaan ataupun bawah permukaan. Hasil interpretasi disajikan
dalam bentuk penampang geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan
menghubungkan setiap titik duga satu dengan yang lainya. Keadaan geologi ini akan memperlihatkan
penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral pada suatu penampang. Pendugaan geolistrik secara umum
akan menyajikan data lapisan tanah pucuk dan lapisan andesit;
c. Pemboran
Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi keperluan perhitungan cadangan;
1. Pengambilan contoh
Kegiatan ini dimaksudkan untuk keperluan analisis laboratorium dan mekanika batuan;
1. Perhitungan cadangan
Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan dilakukan dengan cara metoda penampang (cross
section method) yang sangat cocok untuk batuan yang penyebarannya homogen serta ketebalannya relatif
merata.
Volume cadangan dihitung per luas penampang yang dimensinya adalah di antara dua luas daerah penampang
dan ketebalan pada titik-titik eksplorasi di sekelilingnya.
Dengan menjumlahkan volume seluruh penampang yang ada di daerah penyelidikan tersebut, maka jumlah
cadangan dapat diketahui.
Penambangan
Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap andesit adalah tambang terbuka (quarry). Bentuk
topografi bahan galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit (top hill type) ke
arah bawah (top down) secara bertahap membentuk jenjang (bench). Secara garis besar tahapan kegiatan
penambangan dapat diuaraikan sebagai berikut :
1. Persiapan (development)
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain jalan, perkantoran, tempat penumpukan
(stockpile), mobil-isasi peralatan, sarana air, work-shop, listrik (genset), serta poliklinik;
1. Pembersihan permukaan (land clearing)
Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar dengan alat konvensional atau
buldoser;
1. Pemuatan (loading).
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk memuat hasil kegiatan pembongkaran ke
dalam alat angkut yaitu truk;
1. Pengangkutan (transporting)
Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan dump truck.
Peremukan
Pengolahan andesit adalah mereduksi ukuran yang sesuai dengan berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan ini
dilaksanakan melalui unit peremukan (crushing plant). Tahapan pengolahan meliputi :
1 Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone crusher atau gyratory crusher yang dilanjutkan
dengan Secondary crusher;
2 Pengangkutan menggunakan ban berjalan;
Dari proses peremukan akan menghasilkan beberapa macam ukuran antara lain :
jenis sirtu
ukuran – 50 + 30 mm
ukuran – 30 + 20 mm
ukuran – 20 + 10 mm
ukuran – 10 + 4 mm
ukuran – 4 m (abu-abu).
Jenis peralatan pada unit peremukan terdiri dari :
Pengumpan grizzly getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk
berahang (jaw crusher) dan ayakan pemisah dengan sirtu;
Pengumpan getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk rahang II
(secondary crusher);
Peremuk, digunakan untuk memperkecil ukuran yang sesuai dengan permintaan. Alat yang digunakan adalah :
o Peremuk tingkat 1, yaitu peremuk berahang (jaw crusher) jenis single toggle;
o Peremuk tingkat II yaitu peremuk berahang II, memakai tipe 80 dan 71, dengan ukuran masing-masing 36 x 10 dan 36 x
4.
Bagan alir proses peremukan terlihat pada Gambar 3. Untuk kepentingan lain seperti pembuatan hias, lantai,
nisan dan peralatan rumah tangga, perlu dilakukan tahap pengolahan, pemahat-an, penghalusan, dan
pemolesan.
Kegunaan
Andesit banyak digunakan untuk sektor konstruksi, terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan,
gedung-gedung, irigasi, bendungan dan perumahan, landasan terbang, pelabuhan dan lain-lain.
Untuk menguji kualitas batuan dapat dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, densitas, berat
jenis dan lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh sifat-sifat elastisitas dari batuan. Sifat ini berperan penting
sehubungan dengan pemanfaatan batuan itu sendiri.
Uji kuat tarik pada prinsipnya adalah dengan memberi beban atau gaya pada sisi contoh andesit yang berbentuk
silinder (penekanan diametral) sampai contoh batuan tersebut pecah (Gambar 4).
Keterangan :
Uji kuat tekan dilakukan untuk memperoleh nilai kuat tekan (Tc), batas elastis (Te), modulus elastisitas/Young
modulus(E), dan Poissons ratio (V). Kuat tekan dihitung dengan rumus :
Tu = Pu/A
Keterangan :
Spesifikasi
Andesit banyak digunakan di sektor kontruksi. Pemanfaatan yang lain adalah untuk bahan baku
pembuatan dimension stone, patung seni dan sebagainya.
1. Kontruksi/bangunan
Dalam bentuk agregat, andesit banyak digunakan untuk pembangunan jembatan, pembuatan galangan kapal
untuk dermaga, pondasi jalan kereta api, bendungan/dam dan sebagainya.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk kebutuhan konstruksi dan bangunan menurut SII. 0378-80 (Tabel 4).
1. Dimension stone
Pada pembuatan dimension stone andesit dipotong berdasarkan ukuran tertentu, dipahat, diampelas/diasah,
kemudian dipoles agar dapat dimanfaatkan untuk keperluan : batu hias, tegel, dan peralatan rumah tangga.
Krisis ekonomi Indonesia sejak Juli 1997 menyebabkan lumpuhnya dunia usaha di dalam negeri termasuk pula
pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, irigasi, dan pengembang sektor perumahan/real
estate, sebagai pemakai utama andesit. Dengan membaiknya kurs rupiah terhadap dolar diharapkan akan
membawa ke arah pemulihan perekonomian Indonesia sehingga dunia usaha akan bergairah kembali.
Cadangan andesit di Indonesia berjumlah milyaran ton, tersebar merata di seluruh daerah Indonesia. Dari
kenyataan itu, untuk masa mendatang diperkirakan pengusahaan andesit di Indonesia akan mengalami
peningkatan sejalan dengan kembali dimulainya pembangunan perumahan baik RSS, RS maupun real estat, juga
pembangunan sektor konstruksi lainnya seperti jalan, jembatan dsb. Identifikasi faktor yang mempengaruhi
pasar, baik itu sektor pendukung maupun penghambat pengembangan usaha pertambangan andesit adalah :
cadangan; potensi andesit di Indonesia jelas memungkinkan dengan jumlah cadangan yang besar dan lokasinya tersebar
hampir di seluruh wilayah Indonesia;
tenaga kerja; cukup melimpah, biaya operasi tenaga kerja murah adalah faktor yang menguntungkan baik bagi perusahaan
maupun pemerintah;
konsumen; perkembangan sektor kontruksi (jalan dan perumahan) dan sektor industri yang mulai membaik merupakan
indikator akan meningkatnya tingkat kebutuhan andesit di sektor ini. Oleh karena itu pengembangan pertambangan andesit
dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan sektor ini cukup memberikan harapan.
Perkembangan konsumsi andesit di sektor industri dalam kurun waktu 1987 -1997 menunjukkan kecenderungan
yang meningkat dengan laju perubahan tahunan sebesar 0,44%. Jenis industri barang-barang dari semen,
genteng, dan barang bukan logam lainnya merupakan pemakai utama komoditas ini (Tabel 4).
Di sektor konstruksi, konsumsi andesit sebagai indikatornya adalah pemakaian di sub sektor perumahan.
Pembangunan perumahan di Indonesia dilakukan melalui dua cara yaitu dibangun oleh perorangan dan melalui
pihak lain/investor seperti Perumnas, KPR-BTN, dan Real Estate Indonesia (REI).
Pembangunan perumahan di Indonesia dilakukan melalui dua cara yaitu dibangun oleh perorangan dan investor
seperti Perumnas, KPR-BTN, dan Real Estate Indonesia (REI).
Menurut data dari BPS, dalam kurun waktu tahun 1987 – 1996 melalui Perumnas telah dibangun sebanyak
328.425 unit yang terdiri dari 127.023 unit Perumahan Sederhana, 190.442 unit Perumahan Inti, dan 10.960 unit
Rumah Susun (Rusun). Dalam kurun waktu yang sama telah dibangun sebanyak 163.247 unit melalui KPR-BTN
yang terdiri dari 143.940 unit melalui developer swasta dan 19.307 unit melalui developer Perumnas. Adapun
melalui REI dalam kurun waktu tersebut jumlah terbesar yang dicapai adalah sebanyak 268.432 unit.
Khusus untuk KPR-BTN, Rumah Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS), pada 2000 BTN
mentargetkan sekitar 100.000 unit rumah. Hal ini diperkuat pula oleh perkiraan pemerintah bahwa pada tahun
2000 menyediakan dana sebesar Rp. 1,2 triliun untuk program pembangunan perumahan bagi masyarakat
golongan penghasilan rendah.
Perekonomian Indonesia yang cenderung membaik diperkirakan kebutuhan akan perumahan terutama tipe yang
dibangun melalui KPR-BTN akan semakin meningkat di masa mendatang, dan ini berarti kebutuhan akan andesit
juga akan meningkat. Demikian juga halnya dalam pembangun gedung-gedung pusat pertokoan, pusat
perkantoran swasta ataupun pemerintahan, pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan serta sarana irigasi
yang setiap tahun diperkirakan akan terus meningkat merupakan peluang bagi pertambangan andesit.
Dari sisi teknologi, secara umum penambangan andesit dapat dilakukan secara sederhana atau mekanis/
peledakan. Jumlah investasi yang dibutuhkan relatif kecil sehingga turut mendorong pengembangan usaha
pertambangan andesit.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertambangan andesit adalah jumlah pengusahaan
andesit non-formal. Selain itu, adanya beberapa kontraktor konstruksi yang juga merupakan pemasok andesit
yang keberadaannya tersamar dan sulit diketahui, akan menutup peluang pihak lain yang akan berusaha menjadi
pemasok andesit.
Masalah lingkungan dan tata guna lahan juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Perusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan penambangan akan terjadi. Penggunaan lahan berpotensi andesit
untuk kegiatan sektor lain akan berakibat areal yang boleh ditambang menjadi terbatas.
Pesatnya kegiatan pembangunan menyebabkan peningkatan pendayagu-naan sumber daya alam termasuk
andesit. Kebutuhan bahan galian tersebut bagi pembangunan menjadi sangat besar, di sektor konstruksi
maupun di sektor industri.
Potensi andesit yang demikian besar patut disyukuri dengan mulai membaiknya perekonomian di dalam negeri
dan diharapkan di waktu mendatang dapat menarik minat para pengusaha tambang untuk mengembangkan
usaha andesit, yang berarti pula memperluas lapangan kerja dalam rangka pemberdayaan perekonomian
masyarakat.