You are on page 1of 14

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/289527959

Karakteristik Dan Kualitas Potensi Andesit Di


Daerah Kecamatan Soreang Dan Sekitarnya,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa B....

Article · August 2015

CITATIONS READS

0 793

2 authors:

Arif Rahmansyah Darana Dicky Muslim


Geotetra Research Group Universitas Padjadjaran
14 PUBLICATIONS 4 CITATIONS 44 PUBLICATIONS 27 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Jatinangor Campus Project View project

NERI Osaka, Japan View project

All content following this page was uploaded by Arif Rahmansyah Darana on 07 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Karakteristik Dan Kualitas Potensi Andesit Di Daerah Kecamatan Soreang Dan
Sekitarnya, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
Arif R. Darana1,2, Dicky Muslim1
1
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
2
Geotetra Research Group
E-mail: arif.rahmansyahd@gmail.com

Sari
Komoditas mineral non-logam merupakan salah satu sumberdaya alam yang berharga. Salah
satu yang menjadi komoditi ini ialah batuan beku andesit. Komoditas tersebut terdapat di
Bandung bagian selatan yang tepatnya berada di daerah Kecamatan Soreang, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan kualitas potensi tersebut
maka dilakukanlah penelitian yang menggunakan tiga metode, yaitu: 1. Metoda lapangan untuk
memetakan keadaan geologi daerah tersebut dan mengambil sampel, 2. Metoda laboratorium,
untuk menganalisis sampel secara petrografis, 3. Metoda studio untuk menyusun hasil analisis
lapangan dan laboratorium. Hasil yang didapatkan ialah pada daerah penelitian terdapat satuan
batuan yang terdiri dari: Satuan Breksi Vulkanik Monomik (Tmbvm), Satuan Lava Andesit
Porfiri (Tmla), Satuan Intrusi Andesit Porfiri (Tppa), Satuan Breksi Vulkanik (Tpbv), Endapan
Piroklastik (Kv) dan Aluvium (Ka). Potensi Andesit Porfiri ini terdapat pada satuan Tppa, yang
terbagi dalam tiga kelas kekuatan batuan, yaitu very strong, strong, dan weak. Varietas kualitas
ini diakibatkan adanya pelapukan yang melibatkan interaksi antara faktor-faktor fisika dan
kimia, dalam membentuk kekar-kekar untuk menjadi jalan air sebagai proses perubahan
mineral utama menjadi mineral lempung, sehinga membuat diferensiasi kualitas batuan andesit
porfiri.
Kata Kunci: Geologi, geologi teknik, andesit porfiri, kekar, kekuatan batuan.

Abstract
Non-metal mineral commodities are one of valuable resources on earth. One of its potency is
andesite. This comodity is located in Soreang District, Bandung Regency, West Java. This
research is aimed to discover the characteristics and the quality of this potency. The research
was conducted by three methods, i.e.: (1) field methods; (2) laboratory methods; (3)studio
methods. Results showed that the lithological features composed of six units, i.e.:(1) Monomic
Volcanic Breccia (Tmbvm); (2) Porphyry Andesitic Lava (Tmla); (3) Porphyry Andesitic
Intrusion (Tppa); (4) Volcanic Breccia (Tpbv); (5) Pyroclastic Deposit (Kv); (6) Alluvium
(Ka). This andesitic intrusion was divided into three classes of rock strength i e. very strong,
strong, and weak. Those varieties exist because of weathering that involved the interaction
between physical and chemical factors. The joint lead the water through its crack. Furthermore
the water interact with the minerals from andesite unit, thus the clay minerals is formed,
creating the difference of qualities of andesit porfirie.
Key Words:Geology, engineering geology, porphyry andesite, joints, rock strength.
PENDAHULUAN (Ql;Qd); dan (5) Aluvium(Qa). Mayoritas
material yang mengisi formasi-formasi
Bahan galian merupakan salah satu dari batuan tersebut ialah produk vulkanik
banyak jenis sumberdaya alam yang (piroklastik). Selain itu, terdapat juga
berpotensi untuk meningkatkan intrusi Andesit Hornblenda dan Andesit
perekonomian suatu daerah. Penyelidikan Piroksen.
bahan galian sampai saat ini belum banyak
dilakukan secara optimal (Setiady, 2010). Secara keseluruhan intrusi ini memiliki
Berdasarkan Anonim (2013) salah satu karakteristik sebagai berikut: satu Andesit
bahan galian (mineral non-logam) ialah Hornblenda, Andesit Piroksen, Andesit
andesit. Salah satu daerah yang memiliki Augit Hipersten Horenblenda dan Andesit
potensi andesit ini ialah daerah sekitar Leuko. Batuan tersebut bertekstur porfiri;
Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, fenokris berupa Plagioklas jenis oligoklas-
Provinsi Jawa Barat sebesar 64.857.000 andesin, Hornblenda, Piroksen dengan
ton. masa dasar mikrolit Feldsfar, kaca dan
mineral mafik yang berbentuk retas, sill,
Anonim (2012) mengatakan potensi ini “neck”, “plug”, dll. Batuan ini menerobos
digunakan sebagai material untuk batuan yang berumur Mio-Pliosen dan
infrastruktur. Oleh karena penggunaan ditafsirkan berumur Pliosen.
bahan galian ini sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari, maka penelitian
terhadap karakteristik dan kualitas potensi
ini menjadi penting untuk dilakukan. METODOLOGI
Penelitian ini dimulai dari pemetaan Pada penelitian ini digunakan tiga metoda,
geologi dan diikuti oleh kajian implikasi yaitu: 1. Metoda Lapangan. Pada metoda
keteknikan yang mempengaruhi potensi ini dilakukan pemetaan geologi semi detail
tersebut (Zakaria, 2008). Selanjutnya, untuk mencari dan memplot batuan yang
dilakukan analisis batuan secara lebih detil ada pada daerah penelitian untuk
dengan menggunakan petrografi sehingga ditampilkan pada peta serta mengambil
bisa didapatkan jenis-jenis dan persentase conto batuan. 2. Metoda laboratorium: pada
mineral-mineral yang terkandung di dalam metoda ini dilakukan analisis petrografi
batuan tersebut. Uji kekuatan material pada conto batuan untuk mengetahui
perlu dilakukan, sehingga hasil-hasil karakteristik batuan tersebut dibawah
tersebut dapat dianalisis dan diinterpretasi mikroskop yang telah disayat tipis
secara integratif untuk mengetahui sebelumnya. Selanjutnya diiklasifikasi
karakteristik dan kualitas. menggunakan klasifikasi Travis (1955)
Tujuan penelitian ini ialah untuk untuk batuan beku dan Schmid untuk
mengetahui karakteristik keteknikan dan piroklastik (1981). 3. Metoda studio, pada
kualitas potensi batuan beku Andesit Porfiri metoda ini seluruh hasil-hasil lapangan dan
di daerah penelitian. analisa lab diintergretasikan dan
diinterpretasi lebih lanjut.

GEOLOGI REGIONAL
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Silitonga (1979), Alzwar, dkk
(1992), Sudjatmiko, (1972), dan  Litologi
Koesmono, dkk (1972), daerah penelitian Berdasarkan penelitian di lapangan maka
terdiri dari lima satuan, yaitu: (1) Formasi litostratigrafi daerah penelitian dibagi
Beser (Tmb; Tmbe); (2) Andesit (a; Tpia; menjadi enam satuan batuan (gambar 2),
Pa); (3) Breksi Tuufaan, Lava Batupasir,
Konglomerat (Pb); (4) Endapan Danau
diurutkan dari satuan yang paling muda jatuhan berwarna abu-abu hingga abu-abu
hingga satuan batuan yang paling tua, yaitu: sedikit kecoklatan hingga abu-abu gelap
a. Aluvium (Ka) dengan besar komponen 2-120 cm,
berbentuk angular – subangular, dominan
Berupa bongkah-bongkah Berukuran 10-80 grain supported, kemas terbuka, pemilahan
cm hingga pasir halus, unconsolidated, juga buruk, porositas sedang, permeabilitas
terdapat endapan-endapan sungai massa sedang. Memiliki komponen Diorit Porfiri,
kini berukuran pasir halus hingga lempung Andesit Porfiri, dan Basal Porfiri (Travis,
berwarna abu-abu kehitaman. 1955), serta bermatrikskan Tufa Litik
b. Endapan Piroklastik (Kv) (Schmid, 1981).
Endapan hasil aktivitas gunungapi Tufa Litik berwarna abu-abu muda, warna
berukuran 2-40 cm hingga pasir halus, abu-abu tua kecoklatan, ukuran butir tufa,
dominan pasir halus, berwarna kecoklatan bentuk butir membundar, kemas tertutup,
hingga abu-abu tua, semi-consolidated. pemilahan baik, permeabilitas baik, dapat
diremas. Terdiri atas fragmen batuan beku,
c. Satuan Breksi Vulkanik (Tpbv) mineral Kuarsa, Plagioklas, Piroksen,
Satuan ini terdiri dari Breksi vulkanik dan Mineral opak, fragmen gelas, dan massa
Tufa litik. Breksi piroklastik polimik dasar gelas vulkanik dan kristalit.

Gambar 1. Peta Kerangka Geologi Daerah Soreang dan Sekitarnya.


Gambar 2. Peta Geologi Daerah Soreang dan Sekitarnya.

d. Satuan Intrusi Andesit Porfiri (Tppa) Andesit Porfiri berwarna segar abu-abu,
Batuan beku Andesit Porfiri dengan warna warna lapuk abu-abu tua sedikit
segar abu-abu, warna lapuk abu-abu tua kemerahan. Tekstur afanitik, derajat kristal
kusam, tekstur porfiritik, derajat kristalisasi hipocrystalin, kemas inequigranular,
holocrystalin, kemas inequigranular, bentuk kristal euhedral-subhedral,
bentuk kristal subhedral, hipidiomorf, hipidiomorf, indeks warna mineral
indeks warna mineral mesocratic, struktur mesocratic, struktur masif, setempat
dominan masif dan ada pula yang memperlihatkan struktur geologi kekar.
menunjukan columnar joint dan sheeting
joint. Tufa Kristal berwarna segar abu keputihan,
e. Satuan Lava Andesit Porfiri (Tmla) warna abu-abu kusam, ukuran butir tufa,
bentuk butir membundar, kemas tertutup,
Satuan ini terdiri dari lava Andesit Porfiri pemilahan baik, permeabilitas baik, dapat
dan Tufa Kristal. batuan beku ekstrusif diremas. Terdiri atas fragmen batuan beku,
mineral Kuarsa, Plagioklas, Piroksen, tua kusam, tekstur porfiritik, derajat
mineral opak, fragmen gelas, dan massa kristalisasi holocrystalin, kemas
dasar gelas vulkanik dan kristalit. inequigranular, bentuk kristal subhedral,
hipidiomorf, indeks warna mineral
f. Satuan Breksi Vulkanik Monomik mesocratic, memperlihatkan struktur
(Tmbvm) columnar joint dan sheeting joint dan saling
Breksi piroklastik dengan warna coklat memotong di beberapa tempat. Pada
muda hingga coklat tua dominan komponen umunya derajat pelapukan rendah sampai
berbentuk angular-sub angular ukuran 2 - sedang, dan beberapa tempat yang terdapat
100 cm, pemilahan buruk, kemas terbuka, vegetasi derajat pelapukannya sedang
permeabilitas sedang, porositas sedang hingga tinggi.
hingga baik, matrix supported. Memiliki Pada penelitian ini di ambil 4 conto batuan
komponen batuan beku Andesit Porfiri, (Gambar 1. di tandai dengan huruf P yang
serta matrix Tufa Kristal ada di dalam bulatan merah) untuk diuji
petrografi, untuk mengetahui kandungan-
 Potensi Bahan Galian dan kandungan mineral yang terdapat dalam
Karakteristiknya batuan berdasarkan sifat optiknya.
Salah satu Potensi bahan galian yang dapat Conto pertama memiliki kode H4 yang
dimanfaatkan ialah intrusi batuan beku berlokasi di Desa Cinangka. Conto ini
Andesit Porfiri. Komoditi ini menurut Pusat terdpat di koordinat S7° 00' 02.0" E107° 28'
Sumber Daya Geologi termasuk pada 52.6". Conto batuan ini berada pada Satuan
komoditas mineral non-logam yang ini Intrusi Andesit Porfiri (Tppa) (Gambar 3.).
menurut PP No. 11 Tahun 1980 termasuk Deskripsi Megaskopis:
kedalam bahan galian golongan c. Batuan
beku Andesit Porfiri yang berguna untuk Batuan beku dengan warna segar abu-abu,
menjadi bahan baku dalam membuat warna lapuk abu-abu tua kusam, tekstur
bangunan ini berasal dari satuan intrusi porfiritik, derajat kristalisasi holocrystalin,
Andesit Porfiri. Satuan ini terdiri dari kemas inequigranular, bentuk kristal
batuan beku Andesit Porfiri. Satuan ini subhedral, hipidiomorf, indeks warna
menerobos satuan Tmbvm mengisi sekitar mineral mesocratic, memperlihatkan
25% luas daerah penelitian. Tersingkap
struktur columnar joint (kekar tiang),
sebagai Gunung Kaseproke, Gunung Singa,
kerapatan kekar relatif kurang rapat-
Gunung Lalakon, Gunung Buleud, Gunung
Bulangur, Pasir Kalapa, Pasir Malang. sedang, derajat pelapukan relatif rendah-
sedang.
Secara umum batuan beku ini memiliki
warna segar abu-abu, warna lapuk abu-abu
Gambar 3. Batuan Beku Intrusi Andesit porfiri Stasiun H4.

Deskripsi Mikroskopis: Sedangkan Fragmen Kristal (40%), yang


terdiri dari: Plagioklas (25%) andesin 36,
Warna dengan modus sejajar Nicol abu-abu K-Feldspar (1%), Kuarsa (2%), Piroksen
muda, porfiritik, hipidiomorf, euhedral- (2%), mineral lempung (5%), dan mineral
subhedral, warna dengan modus Nicol opak (5%).
bersilang abu-abu gelap. Massa dasar
(60%) yang terdiri dari: mikrolit Plagioklas Nama batuan: Andesit Porfiri (Gambar 4.).
(55%) melimpah dan mikrolit Kuarsa (5%).
A B C D E F G A B C D E F G
1  1 

2  2 

3  3 

4  4 

5  5 

6  6 

7  7 

Sejajar Nicol Nicol bersilang


Gambar 4. Sayatan Tipis Batuan Beku Intrusi Andesit porfiri Sampel H4.

Conto batuan kedua memiliki kode A1 Deskripsi Megaskopis:


yang berlokasi di Cililin. Conto ini terdapat
Batuan beku dengan warna segar abu-abu,
pada koordinat S6° 57' 12.1" E107° 27'
warna lapuk abu-abu tua kusam, tekstur
49.9". Conto ini berada pada satuan Intrusi
porfiritik, derajat kristalisasi holocrystalin,
Andesit Porfiri (Tppa) (Gambar 5.).
kemas inequigranular, bentuk kristal
subhedral, hipidiomorf, indeks warna
mineral mesocratic, struktur masif, derajat
pelapukan relatif sedang-tinggi.

Gambar 5. Batuan Beku Intrusi Andesit porfiri Stasiun A1.

Deskripsi Mikroskopis Sedangkan fragmen Kristal (40%) yang


terdiri dari: Plagioklas (23%) andesin 42,
Warna dengan modus sejajar Nicol abu-abu
K-Feldspar (1%), Kuarsa (3%), Piroksen
muda, porfiritik, hipidiomorf, euhedral-
(2%), mineral lempung (10%), dan mineral
subhedral, warna dengan modus Nicol
opak (1%).
bersilang abu-abu gelap. Massa dasar
(60%) yang terdiri dari: mikrolit Plagioklas Nama Batuan : Andesit Porfiri (Gambar 6.).
(55%) melimpah dan mikrolit Kuarsa (5%).

A B C D E F G A B C D E F G
1  1 

2  2 

3  3 

4  4 

5  5 

6  6 

7  7 
 
Sejajar Nicol Nicol bersilang
Gambar 6. Sayatan Tipis Batuan Beku Intrusi Andesit porfiri Sampel A1.

Conto batuan ketiga memiliki kode D4 pada Satuan Intrusi Andesit Porfiri (Tppa)
yang berlokasi di Gunung Badaraksa. (Gambar 7.).
Conto ini berada pada koordinat S6° 57'
Deskripsi Megaskopis:
27.2" E107° 30' 47.6". Conto ini berada
Batuan beku dengan warna segar abu-abu, mineral mesocratic, struktur columnar joint
warna lapuk abu-abu tua kusam, tekstur dan sheeting joint dengan intensitas kear
porfiritik, derajat kristalisasi holocrystalin, relatif sedang hingga padat, derajat
kemas inequigranular, bentuk kristal pelapukan relatif tak terlapukan-sedang.
subhedral, hipidiomorf, indeks warna

Gambar 7. Batuan Beku Intrusi Andesit porfiri Stasiun D4.

Deskripsi Mikroskopis: Sedangkan fragmen Kristal (40%) yang


terdiri dari: Plagioklas (30%) andesin 41,
Warna dengan modus sejajar Nicol abu-abu
K-Feldspar (2%), Kuarsa (3%), Piroksen
muda, porfiritik, hipidiomorf, euhedral-
(1%), mineral lempung (3%), dan mineral
subhedral, warna dengan modus Nicol
opak (1%).
bersilang abu-abu gelap. Massa dasar
(55%) yang terdiri dari: mikrolit Plagioklas Nama Batuan : Andesit Porfiri (Gambar
(50%) melimpah dan mikrolit Kuarsa (5%). 8).
A B C D E F G A B C D E F G
1  1 

2  2 

3  3 

4  4 

5  5 

6  6

7  7

Sejajar Nicol Nicol bersilang


Gambar 8. Sayatan Tipis Batuan Beku Intrusi Andesit porfiri Sampel D4.

Conto batuan terakhir memiliki kode E11 E107° 30' 07.2". Conto ini berada pada
berlokasi di Gunung Singa. Conto ini satuan Intrusi Andesit Porfiri (Tppa)
terdapat di koordinat : S7° 00' 42.5" (Gambar 9.)
Deskripsi Megaskopis: kemas inequigranular, bentuk kristal
subhedral, hipidiomorf, indeks warna
Batuan beku dengan warna segar abu-abu,
mineral mesocratic, struktur kekar dengan
warna lapuk abu-abu tua kusam, tekstur
kerapatan relatif rendah-sedang, derajat
porfiritik, derajat kristalisasi holocrystalin,
pelapukan relatif rendah-sedang.

Gambar 9. Batuan Beku Intrusi Andesit porfiri Stasiun E11.


A B C D E F G A B C D E F G
1  1

2  2

3  3 

4  4 

5  5 

6  6 

7  7 

Sejajar Nicol Nicol bersilang


Gambar 10. Sayatan Tipis Batuan Beku Intrusi Andesit Porfiri Sampel E11.

Deskripsi Mikroskopis: subhedral, warna dengan modus Nicol


bersilang abu-abu gelap. Massa dasar
Warna dengan modus sejajar Nicol abu-abu
(50%) yang terdiri dari: mikrolit Plagioklas
muda, porfiritik, hipidiomorf, euhedral-
(46%) melimpah dan mikrolit Kuarsa (4%).
Sedangkan fragmen Kristal (50%) yang Nama Batuan : Andesit Porfiri (Gambar
terdiri dari: Plagioklas (37%) andesin 40, 10.).
K-Feldspar (2%), Kuarsa (2%), Piroksen
(1%), mineral lempung (5%), dan mineral
opak (3%).
 Kualitas Batuan pelapukan tak terlapukan hingga rendah,
tipe 2 memiliki kekuatan 92 MPa pada
Kualitas batuan erat kaitannya dengan derajat pelapukan rendah hingga sedang,
kekuatan batuan. Kekuatan batuan daerah sedangkan tipe 3 pada derajat pelapukan
penelitian didapatkan dari nilai pantulan sedang hingga tinggi memiliki nilai RSCH
rock strength classification hammer rata-rata 30,5 MPa (modifikasi Simbolon,
(RSCH) yang dikonversikan menjadi nilai 2007). Bila berdasarkan klasifikasi batuan
kuat tekan (Mpa). Maka secara umum Attewell dan Farmer (1976) maka tipe 1
kekuatan batuan di daerah penelitian termasuk dalam batuan very strong, tipe 2
terbagi menjadi tiga tipe dan memiliki rata- termasuk klasifikasi strong, dan tipe 3
rata disetiap tipenya sebagai berikut: tipe 1 termasuk klasifikasi weak.
memiliki kekuatan 260 MPa pada derajat
Tabel 1. Skema Klasifikasi Kekuatan Andesit yang Diakibatkan faktor-faktornya (modifikasi
Simbolon, 2007).
Rock Persentase
Derajat Densitas Kondisi
Sampel Strength Mineral Kategori
Pelapukan Relatif Kekar Relatif Kekar
(MPa) Lempung (%)
Kurang
Tidak very
H4 Rendah-Sedang 92 5 Rapat-
memotong strong
Sedang
A1 Sedang-Tinggi 30,5 10 - - weak
Tak Terlapukan- Saling
D4 260 3 Sedang-Padat strong
Sedang memotong
Rendah- Saling
E11 Rendah-Sedang 92 5 strong
Sedang memotong

Kekuatan ini dipengaruhi oleh derajat columnar joint (Gambar 11. Diilustrasikan
pelapukan, yang dicirikan secara kimiawi dengan garis merah). Kekar-kekar tersebut
melalui perubahan mineral utama menjadi membuat batuan itu sendiri menjadi lemah
mineral lempung, dan secara fisik adanya terutama yang padat dan saling
kehadiran kekar-kekar. Kualitas batuan ini berpotongan. Selain itu kekar ini menjadi
menjadi variatif diakibatkan interaksi dari celah dimana air dapat masuk sehingga
dua faktor tersebut. Kekar-kekar yang ada dapat mencuci atau melarutkan mineral-
pada intrusi ini relatif padat serta saling mineral utama pada batuan dan
berpotongan antara sheeting joint dan merubahnya menjadi mineral lempung
columnar joint, walaupun ada juga yang (Nelson, 2014).
menerus dari sheeting joint menuju
Gambar 11. Columnar Joint menerus menuju Sheeting joint Lokasi di Desa Cipatik
Kecamatan Soreang.
Mineral lempung membuat batuan lebih Kesimpulan
lemah dari sebelumnya, sehingga terjadi
penurunan kualitas. Mineral utama yang Daerah Penelitian Terbagi dalam 6 satuan
umumnya terubah ialah Plagioklas akibat batuan, yaitu: Ka, Kv, Tpbv, Tppa, Tmla,
kehilangan Ca2+ atau Na+ serta Alkali dan Tmbvm. Potensi komoditas mineral
Feldsfar akibat kehilangan K+, namun ada non-logam yang terdapat di derah
pula mineral sekunder yang terubah seperti penelitian ialah batuan beku andesit porfiri
Hornblende, Piroksen, dll (Pettijohn, 1975; yang berasal dari satuan Intrusi Andesit
Eggleton dkk, 1987). Analisis mineral Porfiri (Tppa). Intrusi tersebut memiliki
lempung dengan petrografi disebandingkan struktur kekar yang saling memotong
dengan penelitian terdahulu (Silaban, sehingga memberi jalan untuk air masuk
2001). Berdasarkan hasil interpretasi dan berinteraksi dengan batuan yang
petrografi di atas yang dicurigai sebagai menyebabkan terbentuknya mineral
mineral lempung ialah: lempung.

1. Smektit : mineral ini merupakan Struktur kekar tersebut mengakibatkan


perubahan dari Plagioklas, memiliki interaksi faktor kimia dan fisika. Secara
warna abu-abu hingga kecoklatan. kimia terjadi perubahan mineral utama
2. Serisit : coklat berserabut, menyatu menjadi mineral lempung. Mineral
pada masa dasar. lempung yang dicurigai ada pada batuan ini
3. Illit : perubahan dari feldsfar, ialah smektit, serisit, dan ilit. Hasil
berbentuk bintik-bintik kecil berwarna interaksi-interaksi tersebut membuat
coklat dan menyatu pada masa dasar. diferensiasi kekuatan batuan, sehingga
menyebabkan kekuatan batuan terbagi
Maka dari itu setiap batuan akan menjadi tiga tipe pada daerah penelitian,
terdiferensiasi kekuatannya tergantung dari yaitu: very strong, strong, weak.
interaksi faktor-faktornya.
Saran ~sanelson/eens211/weathering&claym
inerals.htm diakses pada 7 September
Pada penelitian lebih lanjut sangat 2015, Pukul 13.19.
disarankan untuk:
Pettijohn, F. J. (1975), Sedimentary Rocks,
 Melakukan uji XRD untuk mengetahui New York : Harper and Brother.
jenis mineral lempung.
 Melakukan uji XRF untuk mengetahui Simbolon, F. P., 2007. Identifikasi
unsur utama batuan andesit. Degradasi Kekuatan Andesit Dengan
 Melakukan uji tekan uniaxial pada Menggunakan Rock Strength
setiap sampel. Classification Hammer Di Desa
 Melakukan pengukuran joint density. Cipatik, Kecamatan Soreang,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa
Selain itu untuk exploitasi potensi ini sagat Barat. Bandung: Institut Teknologi
diharuskan memperhatikan ekologi Bandung. Skripsi. Tidak Terbit.
setempat, serta mengasesmen resiko
geohazzard yang ada pada wilayah intrusi Silaban, M. S., 2001. Studi Mineral
tersebut, sehingga selama proses exploitasi Lempung Hidrotermal Dan
dan daerah sekitar bisa tetap aman dari Aplikasinya Untuk Operasi Pemboran
resiko tersebut. Panasbumi (Studi Kasus : Prospek
Panasbumi Ulubelu, Lampung):
Referensi Proceeding Of The 5th Inaga Annual
Alzwar, M. Akbar, N. dan Bachri, S., 1992, Scientific Conference & Exhibitions
Peta Geologi Lembar Garut dan Yogyakarta.
Pameungpeuk, Jawa, Pusat Schmid, R., 1981, Descriptive
Penelitian dan Pengembangan nomenclature and classification of
Geologi, Bandung. pyroclstic deposits and fragments:
Anonim, 2013, Tabel Neraca Mineral Recommendations of the IUGS
Subcommission on the Systematics
Bukan Logam Komoditi Andesit,
http://webmap.psdg.bgl.esdm.go.id/p of Igneous Rocks. Geology. The
mapper_webmap/pmapper- Geological Society of America.
Boulder, 9, pp. 41–43.
4.2.0/map_default.phtml, diunduh
pada 13 Oktober 2015 pukul 16.00. Setiady, D., 2010, Perkiraan Potensi
Cadangan Pasir Laut Yang Terdapat
Attewell, P. B, dan Farmer, I. W, 1976.
Principles of Engineering Geology. Di Perairan Muara Kampar
Kepulauan Riau: Buletin Sumber
London: Chapman and Hall.
Daya Geologi, Volume 5 No. 1 hal.
Eggleton, R. A., Foundulis, C., dan 20-25.
Varkevisser Dane, 1987. Weathering
Silitonga, 1973, Peta Geologi Lembar
of Bassalt in Rock Chemistry and
Bandung, Jawa, Direktorat Geologi,
Mineralogy: Clays and Clay Minerals,
Bandung.
Vol. 35, No. 3, pp161-169.
Sudjatmiko. 1972. Peta Geologi Lembar
Koesmono, M. Kusnama. Dan Suwarna, N.,
Cianjur, Jawa. Direktorat Geologi.
1996, Peta Geologi Lembar
Sindangbarang dan Bandarwaru, Travis, R. B., 1999, Classification of Rocks,
Jawa Edisi kedua, Pusat Penelitian dan (Vol. 50, No. 1, Colorado School of
Pengembangan Geologi, Bandung. Mines Quarterly 1955, [reprinted at
Nelson, S. A, 2014. Weathering & Clay CSM Quarterly, Vol. 88, No.2]).
Minerals: http://www.tulane.edu/
Zakaria, Z., 2008. Manajemen Pemetaan
Geologi Teori & Latihan Pemetaan
Geologi. Fakultas Teknik Geologi
Universitas Padjadjaran. Tidak terbit.

View publication stats

You might also like