You are on page 1of 11

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO.

2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

PELAKSANAAN PENGAWASAN
PROSEDUR PURCHASE ORDER (PO)
PADA PT SHOWA INDONESIA DI BEKASI

Oleh :
Edi Nugroho

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta


Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599

Email : edi.nugroho60@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini mengenai Pelaksanaan Pengawasan Prosedur Purchase Order Pada PT Showa
Indonesia Manufacturing – Cikarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala
dan solusi Pelaksanaan Pengawasan Purchase Order Pada PT Showa Indonesia
Manufacturing di Cikarang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif
kualitatif yaitu menggambarkan hasil observasi dan menganalisa dengan data yang
diperoleh perusahaan. Setelah melakukan analisis dan pembahasan masalah, penulis
memperoleh kesimpulan bahwa Pengawasan Purchase Order Pada PT Showa Indonesia
Manufacturing berjalan dengan baik.

Kata Kunci : Purchase Order, Pengawasan

PENDAHULUAN banyaknya cabang dari perusahaan


tersebut.
Dunia usaha yang semakin Karena alasan itu penting adanya
berkembang sehingga banyak perusahaan kelancaran produksi sebab dengan
baru yang berdiri dan itu menjadi produksi yang lancar tidak akan ada
penyebab adanya banyak persaingan di keterlambatan pengiriman barang ke
dunia industri sekarang ini. Hal ini pelanggan. Oleh karena itu kelancaraan
mengharuskan sebuah perusahan persediaan dan pengadaan barang sangat
mempunyai kebijakan-kebijakan agar dibutuhkan. salah satunya adalah dengan
perusahaan tetap bertahan dalam dunia pengawasan purchase order (PO)
persaingan. Seiring dengan persaingan merupakan sistem pengawasan yang
yang semakin kuat dan banyak, maka sangat penting sekali yang harus dilakukan
dibutuhkan penanganan, perhatian, serta karena tanpa pengawasan yang baik kita
kemampuan dari manajemen untuk tidak akan tahu apakah purchase order
mengelola perusahaan serta membuat (PO) yang kita buat sudah diterima oleh
perusahaan tersebut semakin meningkat pelanggan atau belum.
baik dari segi kekayaan di dalam Hal ini sangat penting sekali apabila
perusahaan seperti peningkatan kualitas pengawasan itu tidak dilakukan maka
kesejahteraan karyawan maupun kekayaan material atau barang yang sudah kita
di luar kesejahteraan karyawan seperti buatkan purchase order (PO) tidak akan
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

datang sesuai schedule (jadwal) yang telah dilakukan agar tidak terjadi stop produksi
ditentukan. Sehingga proses produksi akan akibat kesalahan jenis barang,ataupun
terhenti karena barang atau material yang keterlambatan delivery (pengirim) baik
kita order tidak datang sesuai permintaan yang disebabkan oleh supplier (pemasok)
dan pasti menimbulkan banyak kerugian sendiri atau kesalahan dari kita sendiri.
pada perusahaan. Kesesuaian penawaran PT Showa Indonesia sendiri
dengan permintaan juga menjadi salah satu merupakan perusahaan yang bergerak
yang perlu diperhatikan karena tidak dalam bidang manufacturing dan
semua purchase order (PO) bisa langsung merupakan perusahaan vendor yang harus
dibuat harus menunggu perubahan mengirim barangnya sesuai tepat waktu
harga,jumlah dan supplier (pelanggan) sehingga dibutuhkan pengawasan yang
yang ingin diorder. Pengawasan serta lebih terhadap kedatangan material
ketelitian dalam awal pembukaan sehingga persediaan material untuk proses
purchase order (PO) harus ditingkatkan produksi tetap terpenuhi dan pengawasan
agar isi purchase order (PO) sesuai itu harus selalu dilakukan untuk
dengan jenis, jumlah, dan harga mengetahui apakah pemasok sudah
permintaan. Purchase order (PO) sangat mengirimkan barang sesuai dengan target
mempengaruhi actual barang yang akan kedatangan atau lewat dari target
dikirim. Jadi memeriksa purchase order kedatangan. Apabila terjadi keterlambatan
(PO) yang kita buat sebelum di setujui akan merugikan perusahaan. Karena itu
atasan sangat diperlukan. penulis tertarik melakukan penelitian di PT
Permintaan kedatangan barang yang Showa Indonesia dengan memilih judul
tidak sesuai schedule (jadwal) awal yang “Pelaksanaan Pengawasan Prosedur
dibuat sebelumnya dari Planner (pembuat Purchase Order pada PT Showa
jadwal) membuat pengiriman menjadi Indonesia”.
tidak teratur karena banyak perubahan.
Kurangnya sangsi yang diberikan
bagi supplier (pemasok) yang sering RUMUSAN MASALAH
mengirim barang terlambat sehingga
supplier (pemasok) akan melakukan Penulis ingin memaparkan masalah
kesalahan yang sama. Hal ini akan menjadi yang menjadi pokok pembahasan dalam
masalah yang berkelanjutan sehingga penelitian yang penulis buat serta mencari
material yang dibutuhkan tidak langsung solusi apa saja yang dibutuhkan untuk
digunakan harus menunggu dan mencari menangani masalah yang terjadi.
solusi lain agar material yang dibutuhkan 1. Bagaimana pelaksanaan
tetap ada. Schedule (jadwal) yang terlalu pengawasan prosedur purchase
mendadak dan ,selain itu supplier order (PO) pada PT Showa
(pemasok) atau pelanggan yang sering Indonesia?
terlambat kirim dan permintaan atasan 2. Apa saja Hambatan-hambatan yang
yang tidak berdasarkan prosedur dan itu sering terjadi dalam pelaksanaan
menjadi hambatan tersendiri. pengawasan prosedur purchase
Proses approval (persetujuan) order (PO) pada PT Showa
Divisi dan Direksi yang terlalu Indonesia?
membutuhkan waktu yang lama sehingga 3. Apa saja solusi yang dibutuhkan
mengakibatkan purchase order (PO) yang untuk mengatasi hambatan dan
sudah dibuat belum supplier (pemasok) masalah yang terjadi pada
terima dan barang yang dibutuhkan oleh pelaksanaan pengawasan prosedur
produksi tidak bisa langsung di datangkan. purchase order (PO) pada PT
Disinilah prosedur pengawasan Showa Indonesia?
pembukaan purchase order (PO) itu perlu

35
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

kebutuhan produksi . matrial harus tersedia


METODOLOGI PENELITIAN sesuai jumlah yang cukup dan tepat waktu.
Perencanaan pembelian adalah proses awal
Penulis dalam mengumpulkan data dari pengadaan barang yang dilakukan
menggunakan beberapa teknik sebagai oleh departemen purchasing. Perencanaan
berikut: pembelian dapat diklasifikasikan menjadi
1. Observasi tiga tahap yaitu perencanaan jangka
Observasi yaitu mendatangi langsung pendek, perencanaan jangka. menengah
tempat observasi penelitian untuk dan perencanaan jangka panjang.
memperoleh data dengan melakukan Perencanaan jangka pendek adalah
pengamatan secara langsung terhadap perhitungan jumlah order dan rencana
objek. penyerahan matrial sesuai rencana
2. Wawancara produksi yang sudah ditetapkan.
Wawancara dilakukan dengan Sedangakan perencanaan jangka panjang
mengajukan beberapa pertanyaan dan menengah direfleksikan dalam bentuk
yang berhubungan dengan objek forcasting.
penelitian. Adapun beberapa Sebelum proses pemesanan
diantaranya yang diwawancarai yaitu: persediaan dibedakan menjadi dua yaitu
Usser departmen purchasing dan persediaan bahan baku (direct matrial)
karyawan department purchasing PT yaitu bahan yang digunakan keseluruhan
Showa Indonesia untuk proses barang jadi. Yang kedua
3. Studi Pustaka adalah persediaan bahan baku penolong
Teknik yang dilakukan dengan cara (indirec matrial) yaitu semua bahan baku
mengumpulkan data-data yang berasal yang membantu penyelesaian suatu produk
dari berbagai jenis buku-buku catatan Perhitungan jumlah pesanan dan
maupun referensi yang bersifat tertulis penjadwalan kedatangan harus benar-benar
untuk memperkuat penelitian penulis. diperhitungkan dengan teliti dan matang.
Kesalahan dalam perhitungan jumlah akan
berakibat fatal. Kelebihan jumlah pesanan
LANDASAN TEORI akan menyebabkan menumpuknya stok
digudang sedangkan apabila kurang
Purchasing (Pengadaan) jumlah pesanan akan berakibat stop
Departemen purchasing merupakan bagian produksi begitu juga dalam proses
terpenting dari perusahaan yang harus penjadualan akan berakibat sama-sama
mematuhi kebijakan dasar manajemen fatal.
dalam melaksanakan tugasnya purchasing Pelaksanan pembelian tahap ini
harus mampu memberikan kontribusi dilakukan setelah adanya perencanaan
optimum kepada manajemen perusahaan pembelian seorang purcashing harus
sebagai bagian penting dalam organisasi mampu memperhitungakan ketersediaan
yang memainkan peran penting dalam waktu yang cukup untuk bagi supplier
upaya mencapai target profit yang untuk mempersiapkan matrial dan proses
ditetapkan manajemen. Fungsi utama produksinya sehingga dapat memenuhi
purchasing adalah pengadaan matrial yang jumlah, waktu pengiriman sesuai waktu
diperlukan untuk proses produksi dalam yang telah ditentukan dalam surat pesan
jumlah yang mencukupi. tersedia secara atau Puchase order yang biasa di sebut PO
tepat waktu memenuhi standar kualitas atau dapat disebut juga surat kontrak
yang ditetapkan dengan harga beli yang pemesanan barang atau material yang di
wajar. terima oleh supplier.
Fungsi pengadaan itu sendiri adalah
menyediakan sejumlah matrial sesuai 1. Definisi Purchase Order

36
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

Purcahase order merupakan barang yang harus diimpor dari luar


bagian dari pembelian dan pembelian negeri. Tahap ketiga adalah
merupakan bagian dari proses mempersiapkan pemesanan semua
pengadaan barang, pengadaan barang matrial berikut rencana
tersebut merupakan tugas dari seksi penyerahannya yaitu dilakukan satu
pembelian( Purchasing atau bulan sebelumnya.
Procurement). Purcahase order sendiri b. Proses Administrasi Pengadaan
merupakan syarat dalam pembelian Proses administrasi pengadaan
dalam sebuah perusahaan. meliputi proses perhitungan jumlah
a. Menurut Siahaya (2013:57) pesanan, proses dokumentasi
mengartikan Purcahase order adalah penyerahan dan proses administrasi
bentuk kontrak antara pengguna pembayaran.Biasanya data yang
dengan pemasok barang dalam disiapkan adalah data based master
pelaksanaan pengadaan barang. yaitu daftar berupa daftar matrial,
b. Berata (2014:17), Purcahase order daftar harga, dan daftar supplier.
merupakan suatu bukti pemesanan Yang kedua adalah data record yaitu
atau surat pemesanan yang harus catatan berupa lembar surat pesan
dibuat sebelum penerimaan barang. (PO), surat jalan, invoice, faktur
c. Menurut Supriyanto dan masruchah pajak, dan dukumen lainnya yang
(2008:77). Purcahase order atau diperlukan untuk proses transaksi.
disebut dengan Delivery Order Yang ketiga adalah laporan
merupakan dokumen perintah pembelian diperlukan sebagai bahan
pengeluaran barang yang evaluasi terhadap kinerja purchasing
dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan tugas
d. Menurut Dewi Dan Kristanto pengadaan dan pengelolaan matrial.
(2013:20) memaparkan bahwa Surat c. Proses Produksi Disupplier
pesanan pemelian (purchase order) Seperti halnya proses produksi harus
yaitu permintaan tertulis kepada mempunyai waktu yang cukup untuk
pemasok atas waktu pengiriman kegiatan produksi baik dalam
bahan baku yang dipesan pada persiapan maupun dalam proses
tanggal tertentu. pembuatannya. karena itu
dibutuhkan lead-time yang cukup
2. Tahap-Tahap Perencanaan untuk memenuhi kebutuhan itu.
Pengadaan d. Proses Penyerahan
a. Proses Perencanaan Pengadaan. Proses penyerahan dari supplier
Proses perencanaan adalah memiliki cara, waktu, dan proses
perencanaan jumlah, waktu agar administrasi yang beraneka ragam.
sesuai dengan target yang Agar proses penyerahan dilakukan
ditentukan. Agar matrial tidak terlalu secara tepat waktu sehingga
banyak dan tidak terlambat kirim ketersediaan material dapat
karena dua permasalahan ini sama- dipastikan sebelum proses produksi.
sama menimbulkan masalah yang e. Proses Penerimaan Dan
fatal. Perencanaan pertama biasanya PenyimpananProses penerimaan
merupakan gambaran rencana matrial harus dapat dilakukan secara
produksi untuk memenuhi target cepat, tepat dan sederhana. Material
penjualan total satu bulan yang yang diterima harus diyakinkan
ditetapkan pada ketiga bulan jumlah yang tepat dan mutu yang
sebelumnya. Rencana kedua yaitu sesuai dengan standar dan
memesan matrial yang memiliki dilengakapi dengan dokumen
lead-time yang panjang seperti penyerahan.

37
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

f. Proses Penyerahan Ke Lini Produksi f. Alamat tujuan pengiriman


Tahap terahir dari perjalanan pelabuhan apabila impor
material adalah penyerahan kelini g. Waktu pengiriman
produksi untuk dilakukan proses h. Tanda tangan Purchase order
produksi menjadi bentuk produksi (PO).
jadi.
5. Penilaian supplier
3. Proses Diterbitkan Purchase Order a. Analisis Pemasok
(PO) 1) Analisis Penawaran
Ada tahap-tahap yang harus Kompetitif: Menentukan
dilakukan sebelum diterbitkannya kemampuan dan tanggung
adanya Purchase order (PO) proses jawab pemsok dalam supplay
itu adalah : barang.
a. Penerimaan permintaan 2) Analisi Teknis: Menentukan
pengadaan ( Requisition) apakah pemasok memenuhi
b. Mempersiapkan dokumen persyaratan dan spesifikasi
pengadaan teknis dengan melibatkan
c. Mencari sumber pengadaan fungsi teknik.
d. Mengadakan kualitas pemasok 3) Analisis Operasi: Menyangkut
e. Meminta penawaran harga dari keekonomian, kemudahan
pemasok pemakaian dan fungsi dari
f. Mengadakan rapat penjelasan produk.
tender 4) Analiasis Harga: Mencakup
g. Pemasok mempersiapkan struktur pasar, elemen biaya
penawaran dan tren harga serta tren
h. Mengevaluasi penawaran teknologi
i. Melakukan negosiasi teknis dan 5) Analisis Profit: Memelihara
harga kesinambungan pengadaan dan
j. Memutuskan dan menetapkan menjamin kelancaran
pemenang tender penyerahan barang.
k. Pembuatan kontrak / surat 6) Analisis Biaya: Pemasok yang
pesanan (PO) menawarkan harga terendah
dengan kualitas yang baik akan
4. Kerangka Purchase Order (PO) otomstis ditunjuk sebagai
Format Purchase order (PO) pemenang dalam pengadaan
memang tidak ada bentuk standar barang.
yang baku, tetapi dalam Purchase
order (PO) ada beberapa kerangka 6. Seleksi Pemasok
yang mutlak dan yang tidak boleh Seleksi pemasok adalah proses
terlupkan adalah seleksi untuk menfapatkan pemasok
a. Tanggal Purchase order (PO) yang kompeten untuk menjamin
dibuat performa perusahaan karena
b. Nomor Purchase order (PO) berpengaruh terhadap daya saing
c. Subject atau perihal perusahaan.
d. Nama dan alamat lengkap negara Faktor pertimbangan seleksi
tujuan vendor (pemasok)
e. Isi Purchase order (PO) 1. Produk Dan Teknologi Produksi
mencakup : nama barang, jumlah Berdasarkan mutu produk dan
barang, jenis, warna, harga. teknologi proses produksi

38
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

2. Distribusi Dan Teknologi 8. Tanggung Jawab Bagian


Informasi Pembelian
Berdasarkan desain produk baru, Pembelian merupakan bagian
keterlibatan supplier dalam yang sangat penting dalam
kegiatan supplai. pengadaan bahan-bahan karena
3. Cost (TCO) diperoleh dengan cara
Syarat pembayaran, diskon, biaya menukarkannya dengan uang bisa
pemesanan, biaya pemeliharaan cash atapun transfer.karena itu
4. Reliabilitas bagian Purchasing harus
Reliabilitas karakter perusahaan, memperhatikan jaminan kualitasnya,
reliabilitas lead time pengadaan kualitas, ketepatan waktu kedatangan
5. Sistem dan Waktu Pengadaan dll. Berikut tanggung jawab yang
Proses pengadaan mudah, cepat, harus dimiliki bagian pembelian.
efektif sarta taat kepada peraturan a. Mengidentifikasi dan mencari
yang berlaku, lead time yang sumber pasokan
singkat. b. Memiliki supplier dan melakukan
negosiasi
7. Pembelian Bahan Baku c. Memelihara hubungan dengan
Biasanya perusahaan besar pedagang atau Supplier
atau organisasi besarmemiliki d. Mengevaluasi supply-deman
departemen pembelian yang secara makro
berfungsi melakukan pembelian e. Mempelajari biaya yang dibuat
bahan baku yang diperlukan oleh antara membeli dan membuat
produksi baik itu bahan baku, dan f. Memelihara data base yang
bahan baku penolong. Tugas berkaitan dengan pembelian
pembelian tidak hanya menjaga bahan-bahan.
kualitas barang agar tetap bagus PEMBAHASAN
namun harus bertanggung jawab
terhadap standar yang ditetapkan Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan
perusahaan dengan harga yang Prosedur Pengawasan Purchase Order
murah dan diterima tepat waktu. Ada Pada PT Showa Indonesia
tiga dokumen yang digunakan dalam Manufacturing
pembelian Dalam pelaksanaan prosedur
a. Surat permintaan pembelian ( pengawasan purchase order (PO) pada PT
purchase requisition) yaitu Showa Indonesia Manufacturing tidaklah
permintaan tertulis kebagian mudah, penulis masih menemukan
pembelian untuk membeli bahan beberapa kendala. Sehingga menjadi
baku yang diperlukan penghambat proses pelaksanaan prosedur
b. Surat pesanan pemelian pengawasan purchase order (PO).
(purchase order) yaitu Pengahambat itu diantaranya:
permintaan tertulis kepada 1. Permintaan Pembelian Barang Yang
pemasok atas waktu pengiriman Tanpa Prosedur.
bahan baku yang dipesan pada Pembelian barang dalam
tanggal tertentu. departemen purchasing tidak seperti
c. Laporan penerimaan barang saat seseorang berbelanja sebuah
(receiving report) yaitu laporan swalayan atau pasar, namun perlu
tertulis yang dibuat pada saat adanya prosedur atau SOP yang sudah
penerimaan barang. ada pada PT Showa Indonesia
Manufacturing. Yaitu melalui beberapa
tahap dari mulai diterbitkanya Purchase

39
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

Requisition, negosiasi harga, yang kritis tidak langsung bisa suplier


pembuatan purchase order, sampai terima sehingga harus mengusahakan
delivery. Semuanya mempunyai jarak material datang dahulu dan purchase
waktu tersendiri tidak bisa langsung. order (PO) menyusul.
Dalam hal ini permintaan yang
tidak melalui prosedur sangat menjadi 3. Schedule Delivery Yang Sering
penghambat dalam pelaksanaan Berubah-Ubah
prosedur yang baik. Bahkan apabila Perencanaan PPC yang meleset
barang atau material yang diminta dari target karena pemakaian produksi
sudah datang tanpa adanya Purchase yang melebihi perencanaan,
order (PO) barang atau material itu mengharuskan untuk menarik Schedule
tidak akan bisa dipakai bahkan barang delivery bulan selanjutnya apabila
atau material tersebut dapat ditolak oleh sudah ada, namun bila belum ada
bagian penerimaan. Karena barang seorang PPC akan menerbitkan
tersebut belum dibuat bukti penerimaan Purchase Requisition (PR) untuk
(BP), akibatnya bagian purchasing kekurangan barang atau material yang
harus bertanggung jawab atas barang kritis, karena masalah ini
tersebut yaitu harus mengejar proses mengaharuskan seorang purchasing
Approval, meminta supplier merevisi meminta supplier mengirim barang
surat jalan, bahkan membuat memo yang dibutuhkan dengan Purchase order
agar barang tersebut dapat digunakan (PO) menyusul, tindakan yang
dahulu dengan memakai surat jalan dilakuakan tidak hanya sampai pada
sementara tanpa Purchase order (PO). menghubungi supplier namun harus
Masalah tidak hanya pada barang cepat membuat purchase order (PO)
yang datang saja namun dengan dan harus cepat meminta Approval pada
permintaan yang tanpa prosedur atasan sehingga purchase order (PO)
membuat seorang purchasing harus baru bisa di Release oleh sect head
bekerja lebih mencari supplier yang pembelian.
mempunyai barang yang sudah
mempunyai persediaan. Karena tidak 4. Perubahan Harga Tanpa
semua supplier mempunyai barang Pemberitahuan
yang diinginkan, terkadang barang atau Dalam pembelian rutin memang
materialnya ada harganya yang belum mempunyai supplier rutin yang biasa
sesuai sehingga harus berpindah order setiap bulan. Namun perubahan
supplier yang materialnya sudah harga yang sering berubah-ubah
tersedia dan hargapun sudah sesuai. membuat masalah pada delivery, tanpa
harga yang sesuai supplier tidak akan
2. Proses Approval Yang Terlalu Lama mengirim material yang sudah dibuat
Purchase order (PO) yang sudah purchase order (PO) alasannya mereka
seorang purchasing buat tidak bisa akan merugi. Perubahan harga itu
langsung sampai pada supplier, harus seringkali tanpa pemeritahuan
melalui proses persetujuan divisi sebelumnya dari pihak supplier
sampai direksi. Sehingga untuk sehingga pihak purchasing PT Showa
penerbitan Purchase order (PO) Indonesia Manufacturing akan
membutuhkan waktu kurang lebih 5 mengetahui perubahan harga setelah
(lima) hari untuk persetujuan Divisi purchase order (PO) diterbitkan.
sedangkan jika sampai persetujuan Hal ini sangat membuat delivery
Direksi membutuhkan waktu yang lebih menjadi terganggu kerena perubahan
lama sampai 7 (tujuh) hari. Karena itu harga itu tidak secepat yang dibutuhkan
purchase order (PO) untuk material perlu adanya persetujuan. Perubahan

40
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

harga juga berpengaruh pada proses terjadi. Permintaan yang tidak sesuai
pembuatan purchase order (PO) tanpa SOP berdampak kualitas barang yang
harga yang benar purchase order (PO) tidak bagus, penilaian supplier terhadap
belum dapat dibuat. PT Showa Indonesia Manufacturing
menjadi kurang baik. Karena itu
5. Kurangnya Sanksi Yang Diberikan penerapan SOP harus dijalankan oleh
Kepada Supplier Yang Sering semua pihak.
Terlambat Kirim.
Keterlambatan pengiriman 2. Proses Approval Yang Terlalu Lama
material dari supplier sangat Agar purchase order (PO) cepat
berpengaruh pada kegiatan produksi di relesase sehingga dapat cepat
karena apabila barang material yang diterima supplier persetujuan harus
ditargetkan tidak datang akan berakibat dirubah untuk devisi maksimal 3 hari
stop pada produksi sehingga akan dan untuk direksi maksimal 4 hari. Jadi
merugikan perusahaan lebih besar dari diharapkan kepada devisi dan direksi
harga material. Hal ini perlu tidak mengabaikan PO line list yang
diperhatikan dan diawasi. Supplier yang sudah dibuat.
sering terlambat delivery akan 3. Schedule Yang Sering Berubah-Ubah
mengulangi kesalahannya apabila tidak Dari masalah ini solusi yang tepat
adanya sanksi dan evaluasi dari PT adalah ditekankan kepada PPC agar
Showa Indonesia Manufacturing. merencanakan permintaan barang
Karena supplier akan menganggap sesuai target dan mencadangkan
keterlambatan delivery itu merupakan material-material yang cepat habis
hal yang biasa. Sehingga keterlambatan sehingga permintaan itu tetap pada
itu bukan menjadi masalah yang besar. schedule yang sudah ada. Ditekankan
juga untuk produksi agar tetap
Solusi Untuk Mengatasi Kendala- melakukan pekerjaan sesuai SOP dan
Kendala Dalam Pelaksanaan Prosedur standar pemakaian yang telah
Pengawasan Purchase Order Pada PT ditetapkan oleh PT Showa Indonesia
Showa Indonesia Manufacturing Manufacturing. Tetap fokus dalam
Solusi-solusi pemecahan terhadap bekerja juga dapat menjadi solusi agar
kendala-kendala yang sering terjadi dalam NG pada produk tidak terjadi sehingga
proses pelaksanaan prosedur pengawasan material tetap mencukupi sesuai
purchase order pada PT Showa Indonesia perencanaan sebelumnya.
Manufacturing adalah sebagai berikut :
1. Permintaan Barang Tanpa Prosedur 4. Perubahan Harga Tanpa
Dikarenakan pembelian barang Pemberitahuan
atau material untuk produksi tidak Cara yang efektif untuk
semudah apabila membeli barang di mengatasi masalah ini adalah dengan
swalayan. Dengan alasan ini pembelian membuat peraturan baru mengenai
itu harus melewati prosedur dengan perubahan harga. Peraturan itu dapat
tujuan jangka waktu yang diberikan berisi perubahan harga yang tidak
supplier cukup untuk memproduksi diberitahukan sebulan sebelum
sehingga kualitaspun terjamin. pembuatan purchase order (PO) tidak
Diharapkan setiap permintaan melalui akan berlaku dan supplier harus tetap
prosedur yang telah ditentukan oleh PT mengirim material sesuai harga yang
Showa Indonesia Manufacturing. tertera di purchase order (PO). Dan
Diharapkan pula agar persediaan harga hanya akan berlaku apabila
direncanakan secara tepat sehingga supplier mengirim penawaran harga
permintaan tanpa prosedur itu tidak

41
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

baru minimal tiga minggu sebelum c. Permintaan barang yang Kadang


purchase order (PO) baru diterbitkan. tidak Sesuai schedule masih dapat
teratasi dengan baik tanpa
5. Kurangnya Sanksi Yang Diberikan menyebabkan kendala yang sangat
Kepada Supplier Yang Sering fatal namun hanya perlu kerja keras
Terlambat Delivery untuk mendatangkan barang sesuai
Masalah ini menjadi hal yang permintaan.
perlu diperhatikan oleh perusahaan d. Perubahan Schedule yang sering
karena akibatnya sangat berpengaruh berubah masih terkontrol dengan
besar terhadap perusahaan. Penerbitan baik dengan cara memastikan
rapot pada supplier harus tetap supplier menerimanya sehingga
dilakukan agar menjadi evaluasi supplier dapat mengirim material.
supplier, dan kemudian sanksi dengan e. Pengawasan terhadap pengiriman
mengurangi order kepada supplier yang supplier selalu dipantau perhari
bermasalah bahkan memutuskan maupun setiap bulan sehingga masih
hubungan kerjasama bisa menjadi dapat dipantau dengan baik.
solusi apabila supplier telah membuat
kesalahan yang sangat merugikan 2. Hambatan-hambatan yang sering terjadi
perusahaan. Solusi kedua adalah pada PT Showa Indonesia
memberikan apresiasi kepada supplier Manufacturing disebabkan oleh
yang tidak pernah terlambat delivery berbagai hal berikut ini :
agar menjadi motivasi supplier lainnya a. Kurangnya adanya evaluasi dan
untuk memberikan pelayanan terbaik perencanaan yang matang dari setiap
kepada PT Showa Indonesia SDM yang ada.
Manufacturing. b. Komunikasi yang kurang aktif
dilakukan untuk menginformasikan
setiap masalah yang terjadi sehingga
PENUTUP informasi yang dapat diatasi
bersama-sama sering terlambat
Kesimpulan sampai kebagian yang bersangkutan.
Kesimpulan-kesimpulan yang di c. Evaluasi terhadap Komplen Supplier
dapatkan dari data-data yang ada adalah dalam perubahan harga kurang cepat
sebagai berikut : dalam penanggapan.
1. Dalam pelaksanaan prosedur d. Sanksi yang lemah membuat
pengawasan prurchase order (PO) pada supplier tidak teratur dalam
PT Showa Indonesia Manufacturing mengirim material.
sudah baik dikarenakan oleh : e. Schedule pengiriman material yang
a. Pelaksanaan prosedur pengawasan tidak menentu sehingga membuat
purchase order (PO) Di PT Showa stock kurang terjaga.
Indonesia Manufacturing Sudah 3. Beberapa usaha yang harus dilakukan
sesuai berdasarkan sistem yang ada dalam mengatasi masalah yang terjadi
namun kurangnya pelaksanaan yang dalam pelaksanaan prosedur
mengakibatkan prosedur menjadi pengawasan purchase order (PO) pada
tidak terlaksana dengan baik PT Showa Indonesia Manufacturing
b. Perubahan harga yang dikonfirmasi yaitu :
setelah diterimanya PO merupakan a. Perencanaan yang matang dalam
akibat dari rotasi bagian sehingga membuat Forecast atau perencanaan
mempengaruhi PO dibuat tanpa produksi untuk pembelian bulan
mengetahui terlebih dahulu apakah berikutnya.
harga sudah sesuai.

42
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

b. komunikasi yang baik untuk sebelumnya.dan perlu adanya sanksi


mengurangi masalah dan mengatasi yang tegas terhadap supplier yang
masalah. sering terlambat kirim. Serta Perlu
c. Permintaan pembelian barang yang diberlakukan wewenang untuk
harus sesuai SOP yang ada. mengurangi order untuk supplier yang
d. Peningkatan Evaluasi terhadap sering terlambat delivery serta
perubahan harga agar purchase memberikan apresiasi kepada supplier
order (PO) bisa segera di buat yang tidak pernah terlambat dalam
menghindari pengiriman barang atau pengiriman sehingga memotivasi untuk
mat erial yang tidak sesuai schedule. bersaing memberikan kontribusi yang
e. Schedule bulanan yang harus di baik untuk PT Showa Indonesia
kirimkan PPC kepada staff buyer Manufacturing.
agar stock terkontrol. 3. Mengawasi pembuatan purchase order
(PO) sampai kedatangan barang
Saran memang tidak mudah namun jika
Berdasarkan masalah-masalah yang peraturan jelas dan mempunyai
ditemukan penulis yang sering terjadi wewenang jelas tidak akan berpengaruh
dalam pelaksanaan prosedur pengawasan terhadap kesulitan dalam
purchase order (PO) pada PT Showa pengawasannya. Karena itu komunikasi
Indonesia Manufacturing. Penulis ingin yang baik dapat mempengaruhi dan
memberikan saran-saran demi perbaikan membantu tercapainya permintaan
dimasa mendatang. Saran-saran yang dapat perusahaan yang dibutuhkan.
penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya pemeliharaan pelaksanaan
SOP atau prosedur yang baik terhadap DAFTAR PUSTAKA
permintaan pembelian barang, dan
purchasing tidak menerima pembelian Achmad, Zaenudin, (2011), Manajement
barang yang tidak melalui prosedur Perkantoran, Penerbit Mitra Wacana
sehingga masalah yang disebabkan oleh Media
hal ini dapat dicegah, selain itu
kerjasama dari berbagai pihak sangat Barata, Oka, Komang (2013) Ekspor
dibutuhkan untuk menjaga dan menjalin Import I, Penerbit Swadaya Group
komunikasi yang baik sehingga dalam
proses pengawasan dapat berjalan Dewi,Prima, Sofia & Kristanto, Bayu,
dengan mudah dan cepat terselesaikan. Septian (2013) Akuntansi Biaya,
Serta pengawasan terhadap perubahan Penerbit In Media
harga harus lebih ditingkatkan karena
dapat mengganggu pengiriman barang. Imam, Indra, & Siswandi, (2013) Aplikasi
2. Melihat hambatan-hambatan yang Manajemen Perusahaan, penerbit
terjadi dalam perusahaan ini Perlu Mitra Wacana Media
adanya wewenang yang diberlakukan
kepada supplier untuk perubahan harga Maryati (2014) Manajement Perkantoran
yang sering terjadi tidak sewaktu-waktu Efektif, Penerbit UPP STIM YKPN
harus berdasarkan tempo satu bulan
sebelum penerbitan purchase order Rusdiana, & Irfan, Moch, (2014) Sistem
(PO),Perlu adanya peningkatan Informasi Manajemen, Penerbit
pengawasan terhadap pemakaian Pustaka Setia 2014
material agar kebutuhan yang telah
direncanakan tidak meleset dari Siahaya, Willem,(2013) Manajemen
perkiraan yang dibuat bulan Pengadaaan (Procurement

43
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

manajement),Penerbit Alfabeta
Bandung

Suprianto, Agus (2008) Purchasing Guide,


Penerbit Alex Media Komputindo

Suryatama, Erwin,(2014) Aplikasi ISO


Sebagai Standart mutu , Penerbit
Kata pena

Sobandi, Koesmawan,A, & Kosasih,


Sobarsa,(2014) Manajemen Operasi,
penerbit Mitra wacana Media

SoemohadiWidjojo, Arini ,T (2014)


Mudah menyusun SOP Penerbit In
Media

Solihin, Ismail ,(2014) Manajemen


Stategik, Penerbit Erlangga

Webside Resmi PT Showa Indonesia


Manufacturing WWW.Showaind.co.id,
www.showa.co.id

44

You might also like