You are on page 1of 90

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

Disusun Sebagai Laporan Akhir Pelaksanaan Mata Kuliah KKL


Dosen Pembimbing : Muh. Waskito Ardhi, S. Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
Daftar Anggota Kelompok 4:
1. Rika Dwi H NIM A 420 070 080
2. Susan W NIM A 420 070 081
3. Muslichah Nur H NIM A 420 070 082
4. Fitriyatno NIM A 420 070 083
5. Fajar Priyanto NIM A 420 070 084
6. Zeni M NIM A 420 070 085
7. Siti Saroh NIM A 420 070 086
8. Nastiti R NIM A 420 070 087
9. Jati Tugas H NIM A 420 070 088
10. Rina Eka F NIM A 420 070 089
11. Endang Puji L NIM A 420 070 090
12. Suci Agustina NIM A 420 070 091
13. Amin Naufal Y NIM A 420 070 092
14. Anis Rachmawati NIM A 420 070 093
15. Dewi Fatimah NIM A 420 070 094
16. Heni Astuti NIM A 420 070 095
17. Agus Supardi NIM A 420 070 096
18. Novita Rini NIM A 420 070 098
19. Yunanda Putra Y NIM A 420 070 099
20. Ida Ariyanti NIM A 420 070 100
21. Utami Rahayu NIM A 420 070 101
22. Fajar Ari W NIM A 420 070 102
23. Novandi Broto S NIM A 420 070 103
24. Aris Joko NIM A 420 070 104

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) dengan lancar dan baik. Laporan ini disusun guna memenuhi
syarat pengambilan nilai pada mata kuliah KKL.

2
Penulis tidak akan berhasil menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) ini tanpa bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini
2. Dra. Suparti, M.Si, selaku Kepala Program Studi Biologi
3. Muh. Waskito Ardhi, S.Pd, selaku dosen pembimbing selama Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) dilaksanakan
4. Dosen-dosen yang telah membimbing selama Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
5. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL)
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada
penulis. Olah karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga
laporan ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya, dan pembaca pada
umumnya.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………..............


Daftar Nama Anggota Kelompok …………………………………. 1
Kata Pengantar …………………………………………………….. 2
Daftar Isi …………………………………………........................... 3
BAB I. PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang …………………………………………….. 5
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 6
C. Tujuan ……………………………………………………... 6
D. Manfaat ……………………………………………............. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebun Binatang Ragunan ………………………………… 8
B. PP IPTEK TMII …………………………………………… 8
C. Kebun Raya Bogor …………………………...………….... 8
D. Taman Buah Mekar Sari ………………………………….. 17
E. Museum Geologi Bandung ………………………………... 18
BAB III. METODOLOGI KKL
A. Tempat dan Waktu ………………………………………… 19
B. Alat dan Bahan ……………………………………………..
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kebun Binatang Ragunan …………..………………….. 20
2. TMII …………………………………..………………..
3. Kebun Raya Bogor ……………………..………………
4. Taman Wisata Mekar Sari ……………..……………….
5. Museum Geologi Bandung …………...………………...
B. Pembahasan
1. Kebun Binatang Ragunan
a. Reptil ………………………………………….. 26
b. Aves …………………………………………… 40
c. Mammalia ……………………………………... 64
2. TMII (PP IPTEK) ………………………………….
3. Kebun Raya Bogor …………………………………
4. Taman Buah Mekar Sari …………………………...
5. Museum Geologi …………………………………...
BAB V. KESIMPULAN …………………………………………...
LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi dan dunia teknologi yang semakin canggih. Hal
tersebut menuntut tenaga pendidik mempunyai wawasan yang luas. Tidak
hanya sebatas kemampuan mengajar, akan tetapi pengetahuan IPTEK dan
skill atau ketrampilan juga dibutuhkan untuk menjadi pendidik yang
profesional.
Sikap profesional ini salah satunya dapat kita aplikasikan dalam
membina, mendampingi dan menuntun murid-murid kita kelak dalam
melakukan study tour atau acara sejenis yang melibatkan setting tempat diluar
kelas (out door).

5
Tentunya tugas kita sebagai pendamping murid, kelak kita dituntut
menguasai dan mengerti berbagai lokasi kunjungan yang sesuai untuk murid-
murid kita. Sehingga dengan study tersebut, murid-murid dapat mengambil
manfaat yang positif.
Pada kesempatan inilah, penting untuk kami sebagai calon pendidik
mengumpulkan reverensi kunjungan ke berbagai lokasi untuk melihat,
menuai, dan memperhatikan isi lokasi yang nantinya akan bermanfaat bagi
kami untuk dijadikan salah satu pedoman pengalaman dan penambah
wawasan. Selain menambah pengalaman, dilokasi kunjungan tersebut
tentunya akan menambah kajian materi yang sebelumnya kita dapatkan
didalam kelas dan tidak dapat kita lihat secara langsung.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu diadakan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) sebagai satu cara memotivasi menjadi calon pendidik yang
profesional dengan berbekal wawasan yang luas dan berkompeten. Kami
selaku mahasiswa FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
nantinya akan menjadi calon guru melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Objek-objek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yaitu Kebun Binatang
Ragunan, dimana objek Kebun Binatang Ragunan dipilih karena berkaitan
dengan Matakuliah Sistematika Hewan Vaertebrata. Objek yang kedua yaitu
TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dimana objek yang dikunjungi yaitu PP
IPTEK yang berkaitan dengan Matakuliah Fisika dan Kimia Organik maupun
Anorganik.
Objek yang ketiga yaitu Kebun Raya Bogor yang berkaitan dengan
Mata Kuliah Sistematika Tumbuhan Phanerogamae. Objek yang keempat
yaitu Taman Buah Mekar Sari yang berkaitan dengan Mata Kuliah Pilihan
Budidaya Tanaman dan Kultur Jaringan TanamanObjek yang kelima yaitu
Museum Geologi Bandung yang berkaitan dengan Mata Kuliah Evolusi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka bagi mahasiswa Pendidikan
Biologi penting untuk diadakannya kegiatan Kuliah kerja Lapangan (KKL)
sebagai penunjang pembelajaran kuliah dan sebagai pengalaman langsung di
lapangan.

6
B. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah peran kegiatan Kuliah Kerja Lapangan bagi kami
sebagai mahasiswa guna memperdalam kajian materi dalam perkuliahan dan
sebagai calon guru yang nantinya akan menjadi pembimbing study tour dilain
hari?

C. TUJUAN
1. Menyediakan fasilitas dan sarana untuk penelitian, pendidikan dan
meningkatkan kreatifitas masyarakat.
2. Melestarikan flora dan fauna di Indonesia.
3. Meningkatkan cinta masyarakat akan flora dan fauna sebagai sumber
pendapatan dan kesejahteraan.
4. Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi wisatawan domestik dan
manca negara.
5. Mencari sumber pertumbuhan baru disektor pertanian.
D. MANFAAT
1. Bagi Penulis
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
b. Dapat mengetahui lokasi-lokasi yang bermanfaat untuk dikunjungi.
2. Bagi peserta didik
a. Membantu meningkatkan wawasan pengetahuan keanekaragaman
hayati yang ada di Indonesia.
b. Memberikan pengetahuan pentingnya melestarikan keanekaragaman
yang ada baik flora maupun fauna.
c. Membantu peserta didik untuk mengetahui cara pelestarian flora dan
fauna.
3. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan cinta masyarakat akan flora dan fauna sebagai sumber
pendapatan dan kesejahteraan.
b. Sebagai lapangan kerja bagi masyarakat disekitar wisata.

7
c. Sebagai tempat rekreasi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi
putra-putrinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebun Binatang Ragunan


Kebun Binatang Ragunan adalah sebuah kebun binatang yang terletak
di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Kebun binatang
seluas 140 hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di dalamnya, terdapat
berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. Ragunan
sempat ditutup selama sekitar tiga minggu sejak 19 September 2005 karena
hewan-hewan di dalamnya ada yang terinfeksi flu burung, namun dibuka
kembali pada 11 Oktober.
Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia.
Kebun binatang ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En
Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang." Terletak pada tanah

8
seluas 10 hektar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang merupakan pemberian
seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh. Saat itu, Planten En
Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia
yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Tahun 1949, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun
Binatang Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta
menghibahkan lahan seluas 30 hektar yang menjadi rumah bagi kebun
binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman
Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.

B. PP IPTEK TMII
PP-IPTEK merupakan sarana pembelajaran luar sekolah untuk
menumbuh-kembangkan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di
masyarakat untuk segala generasi secara mudah, menghibur, berkesan dan
kreatif; melalui berbagai program dan peragaan interaktif yang dapat disentuh
dan dimainkan. Melalui interaksi ini, akan dapat mendorong tumbuhnya
pemikiran tentang apa, mengapa dan bagaimana iptek digali dan dimanfaatkan
bagi kehidupan manusia agar lebih nyaman dan sejahtera.
Pada tahun 1984 gagasan pendirian science centre di Indonesia
diprakasai oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan dibentuknya Panitia
Kerja dengan SK Menistek No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi
banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema peragaan, system
pengelolaan, serta bentuk arsitekturnya. Dibentuk Supporting Committee
tahun 1987 untuk melakukan sosialisasi science centre kepada masyarakat
melalui penyelenggaraan pameran fisiska dan matematika di Gedung
Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.
Pada tahun 1988-1990 dikembangkan 20 peragaan interaktif bidang
IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil kerjasama dengan
Fakultas Pendidikan Matematika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuannya untuk
pengenalan dan studi penjajakan animo masyarakat, ternyata kesan

9
pengunjung sangat positif dan para remaja dapat mengenal iptek dengan lebih
mudah dan nyata.
Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (PP-IPTEK) dibantu oleh US Agency for International
Development dan Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal tersebut,
Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim Kementerian Ristek, PT
Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete dan Sopha
Development dari Perancis.
Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden
Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000 m2. Alat peraga
merupakan sumbangan dari industri strategis, IBM, serta sebagian dibuat
secara in-house dengan bantuan KIM-LIPI, LUK BPPT, dan BATAN.
PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10 November
1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza
Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain bangunannya
futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas
area 42.300 m2. Sejak saat itu tersedia sarana pembelajaran iptek yang
memberi kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan mempelajari
rahasia dan gejala alam yang diperagakan, mempelajari dengan menggunakan
indera pendengar, pencium, dan peraba melalui manipulasi, operasi dan
eksperimen. Melalui peragaan dan program, pengunjung diberi kesempatan
untuk menjajagi fenomena dan khasanah iptek secara mandiri, kelompok, dan
keluarga, agar memberi inspirasi dalam meningkatkan daya kretivitas dan
inovasi.

C. Kebun Raya Bogor


Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun
botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87
hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun
Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan
Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu
Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.

10
Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida'
(hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada
pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari
Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan
itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat
memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula
samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung
Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari
Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun
rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang
mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik
mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik.
Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden
di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris
klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.
Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas
Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia.
Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu
Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der
Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang
tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan
guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan
Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia
lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di
Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan
untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di
sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari
bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi

11
perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang
pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard
Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan
nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan
menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda
dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh
Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun
Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).
Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida
dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah
pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk
mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera
Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia.
Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun
tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh
Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang
tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil
dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan
kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi
oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur
Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl,
ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan
mengelompokkan menurut suku (familia).
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan
Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian
oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali
perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa
institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842),
Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium
Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

12
Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah
pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun
percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-
Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan
sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di
bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr.
Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan
Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub
(1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904),
dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia
pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf
internasional.
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan
pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang
koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51
spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan
tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang
berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah
perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan
Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya
yaitu: Herbarium, Museum, Laboratorium Botani, Kebun Percobaan,
Laboratorium Kimia, Laboratorium Farmasi, Cabang Kebun Raya di
Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan,
Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha, dan Pendirian Kantor Perikanan dan
Akademi Biologi (cikal bakal IPB).

D. Taman Buah Mekarsari


Taman Wisata Mekarsari di Jonggol Km.3 Cileungsi dibangun atas
prakarsa Alm. Ibu Tien Soeharto yang dilandasi keinginan luhur : (a)
Meningkatkan harkat dan martabat kaum tani melalui pembangunan industri

13
yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh, (b) Menggangkat derajat
buah-buahan Indonesia baik di dalam negeri maupun di mata dunia.
Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati tropika
terbesar di dunia, dan memiliki berbagai jenis buah-buahan yang khas dari
segi citarasa, bentuk dan warna. Namun potensi itu belum sepenuhnya
dimanfaatkan, baikuntuk peningkatan kesejahteraan maupun pendapatan
petani dan juga peningkatan gizi keluarga.
Menjelang era globalisasi produk buah-buahan lokal harus mampu
menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan bila memungkinkan ikut
bersaing dalam pasaran dunia. Karena itu kehadiran Taman Buah Mekarsari
sebagai salah satu Kebun Koleksi Plasma Nutfah Buah-buahan Tropis terbesar
di dunia, menandai awal dari era kebangkitan buah-buahan Indonesia menuju
masa keemasannya.
Falsafah Lamtorogung Taman Buah Mekarsari disajikan dalam Pola
Daun Lamtorogung yang merupakan simbol tanaman serbaguna, sebagai
penyubur dan pelestari lingkungan dan pemenuh kebutuhan jasmaniah
maupun rohaniah.
Taman Buah Mekarsari sebagai pusat pelestarian plasma nutfah
hortikultura / buah-buahan Indonesia (tropis) dimanfaatkan untuk kegiatan
penelitian, pendidikan, budidaya, dan wisata.
Secara terinci tujuan pokok Taman Buah Mekarsari adalah untuk: (a)
Menciptakan kebun hortikultura yang terdiri atas kebun buah, kebun sayur,
dan tanaman hias, (b) Memberikan alternatif obyek wisata baru bagi
wisatawan asing maupun domestic, (c) Taman rekreasi hortikultura yang kelak
dapat dikembangkan menjadi pusat studi hortikultura terutama bagi buah-
buahan dan sayur-sayuran dataran rendah, (d) Memanfaatkan potensi yang ada
untuk pengembangan, penelitian, dan produksi, baik melalui pembinaan
maupun pemberdayaan para petani, (e) Menciptakan lapangan kerja baru di
lingkungan kecamatan Cileungsi, (f) Memanfaatkan secara maksimum
segenap potensi yang ada dengan azas pertimbangan keselarasan lingkungan
tetap terjaga.

E. Museum Geologi Bandung

14
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini
telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International
Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka
kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri
pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah,
museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan
peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-
materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu
dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang
menempati lantai I dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang
berada di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan
tersebut.
Lantai I terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian
tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi
peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan
kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan
informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian. Sementara,
Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri
dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang : Hipotesis terjadinya
bumi di dalam sistem tata surya, Tatanan tektonik regional yang membentuk
geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-
lempeng kulit bumi aktif, Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku
dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya, Fosil fosil serta sejarah manusia menurut
evolusi Darwin juga terdapat di sini.
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di
ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan)
dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral
menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis
batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli.
Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi
Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana

15
pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi,
geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan
publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi
Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang
mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti :
Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-
panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi
Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api
tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern,
yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan.
Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan
informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu,
dimana makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa
milyar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya
mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang
keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran
besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65
juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex
Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m,
tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3
milyar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang.
Jejak evolusi mamalia yang hidup pada zaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu)
dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik
melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan
hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di
Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia
(Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi
dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang
mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu.

16
Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah),
Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap
sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan
maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan
dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan
pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam
bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran
Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut
pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan
sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang
Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses
pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan
lingkungan-purba.
Lantai II terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah
dan ruang timur. Ruang barat (dipakai oleh staf museum). Sementara ruang
tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal
sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia. Ruang Tengah Berisi maket
pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan
Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar
1,186 milyar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan
perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang
bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5
milyar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara
Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang
yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang
menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer
dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan
gas bumi juga diperagakan di sini. Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan
kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan
negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.

17
Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral
atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di
Indonesia. Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya mineral. Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral
dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern. Ruang 4
menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energy.
Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek
negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya. Ruang 6
menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan
gejala kegunungapian. Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan
pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya
tersebut.

18
BAB III
METODOLOGI KKL

A. TEMPAT DAN WAKTU


Tempat : Kebun Binatang Ragunan, PP IPTEK TMII, Kebun Raya Bogor,
Taman Buah Mekar Sari, dan Museum Geologi Bandung.
Tanggal : 19 – 23 April 2010

B. ALAT DAN BAHAN


Alat : Buku, Bulpoint, dan Kamera digital.
Bahan : Keanekaragaman spesies, tata cara nursery dan kultur jaringan
tanaman.

19
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Adapun hasil yang didapatkan selama Kuliah Kerja Lapangan (KKL), yaitu :
Tabel. Hasil KKL

No. Nama Lokasi Deskripsi Obyek yang Diamati Keterangan

1. Kebun Binatang  Letak : daerah Ragunan, Giraffa camelopar Classis : Mamalia


Ragunan Pasar Minggu, Jakarta
Axis kuhlii Classis : Mamalia
Selatan, Indonesia
 Luas : 140 ha Tapirus indicus Classis : Mamalia
 Koleksi hewan:
Ursus arctos Classis : Mamalia
 Mamalia
 Reptilia Pongo pygmaeus Classis : Mamalia
 Aves
Helaictos malayanus Classis : Mamalia

Axis-axis Classis : Mamalia

Macropus robustus Classis : Mamalia

Tragulus javanicus Classis : Mamalia

Hylobates agilis Classis : Mamalia

Hylobates muelleri Classis : Mamalia

xxi
Hylobates syndactylus Classis : Mamalia

Macaca nigra Classis : Mamalia

Presbitis comate Classis : Mamalia

Trachypithecus auratus Classis : Mamalia

Crocodylus porosus Classis : Reptilia

Iguana laurenti Classis : Reptilia

Pyton reticulates Classis : Reptilia

Morelia amesthistina Classis : Reptilia

Ophiophagus hannah Classis : Reptilia

Varanus komodoensis Classis : Reptilia

Cacatua galerita-galerita Classis : Aves

Bubulcus abis Classis : Aves

Ketupa ketupu Classis : Aves

Leptoptilos javanicus Classis : Aves

Grus japonensis Classis : Aves

xxii
2. PP IPTEK TMII Diresmikan pada tanggal 20 Mekanisme pernafasan Peragaan bidang biologi
April 1991.
Dunia renik mikroorganisme
2
Luas area 42300 m yang
berisi 14 wahana yaitu
antariksa, lingkungan,
energi, fluida, gelombang, Alat optik Peragaan bidang fisika
listrik dan magnet,
Usaha dan energi
mekanika, optic,
transportasi darat,
transportasi udara, arena
peneliti cilik, matematika,
penyakit dan kesehatan,
galeri Plato

3. Kebun Raya Bogor  Letak : Kota Bogor, Pterocarpus indicus Classis : Magnoliopsida
Indonesia
 Luas : 87 ha Saraca indica Classis : Magnoliopsida
 Memiliki koleksi 15.000 Sandorium koetjape Classis : Magnoliopsida
pohon dan tumbuhan
Amorphophallus titanum Classis : Liliopsida

Syzygium polycephaloides Classis : Magnoliopsida

Pomelia pinnata Classis : Magnoliopsida

Tectona grandis Classis : Magnoliopsida

xxiii
Cerbera odoilan Classis : Magnoliopsida

Malaleuca leucadendra Classis : Magnoliopsida

Mangifera foetida Classis : Magnoliopsida

Dimocarpus longan Classis : Magnoliopsida

Calliandra haematocephala Classis : Magnoliopsida

Lansium domesticum Corr Classis : Magnoliopsida

Sapindus rarak Classis : Magnoliopsida

Syzygium malaccense Classis : Magnoliopsida

4. Taman Buah Dibangun di atas areal a. Nursery


Mekarsari bekas perkebunan karet di Merupakan suatu lokasi di
wilayah Kecamatan mana tanaman dipelihara Macam-macam perbanyakan secara
Cileungsi, Kabupaten dan dirawat, terutama bagi vegetatif :
Bogor, Propinsi Jawa tanaman yang masih STEK
Barat. muda, berukuran kecil,
atau tanaman yang CANGKOK
Luas areal: 264 Ha, terdiri membutuhkan perawatan GRAFTING
dari : khusus. Biasanya nursery
OKULASI
a. Areal Kebun Buah 88 dapat berupa green house
Ha, atau rumah plastik.
b. Areal Lansekap 20 Ha
b. Kultur Jaringan

xxiv
c. Rumah Plastik 12 unit Tanaman
seluas 3000 m2 Berarti membudidayakan
d. Kebun Sayur dan suatu jaringan tanaman
Sawah seluas 10 Ha menjadi tanaman kecil
e. Kebun Bibit seluas 5 yang mempunyai sifat
Ha. yang sama seperti
f. Danau Cipicung 20 Ha.
induknya.
Bangunan dan Sarana
Jalan 20 Ha.

Kultur (subkultur dibagi menjadi 3


bagian yaitu : pembuatan media,
proses subkultur, dan media
subkultur.

5. Museum Geologi  Letak : Jl. Diponegoro Hipotesis terjadinya bumi di Lantai I ruang sayap barat
Bandung 57 Bandung dalam system tata surya
 Terdiri dari lantai I dan
Keadaan Geologi Pulau Lantai I ruang sayap barat
II. Lantai I dibagi
Sumatera
menjadi 3 yaitu ruang Kondisi Geologi Pulau Jawa Lantai I ruang sayap barat
orientasi di bagian dan Nusa Tenggara
tengah, ruang sayap Kondisi Pulau Sulawesi Lantai I ruang sayap barat

xxv
barat dan ruang sayap Kondisi Geologi Maluku Lantai I ruang sayap barat
timur. Lantai II dibagi
Kondis Geologi Pulau Irian Lantai I ruang sayap barat
menjadi 3 ruangan
Jaya
utama yaitu ruang barat, Jenis Batuan Dan Porses Lantai I ruang sayap barat
ruang tengah dan ruang Tebentuknya
timur. Pertumbuhan dan Lantai I ruang sayap timur
perkembangan makhluk hidup
dari primitf hingga modern

Pemanfaatan Batuan dan Lantai II ruang timur (ruang 1)


Mineral

Air dan Lingkungan Lantai II ruang timur (ruang 7)

xxvi
B. PEMBAHASAN
1. Kebun Binatang Ragunan
Kebun Binatang Ragunan adalah sebuah kebun binatang yang
terletak di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia.
Kebun binatang seluas 140 hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di
dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 species dan 4040
spesimen. Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di
Indonesia. Kebun binatang ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama
Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang."
Terletak pada tanah seluas 10 hektar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang
merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh.
Tahun 1949, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang
Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta
menghibahkan lahan seluas 30 hektar yang menjadi rumah bagi kebun
binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman
Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.
Kebun Binatang Ragunan memiliki beberapa koleksi hewan antara
lain mamalia, reptilia, dan aves.

a. Mamalia
1) Jerapah (Giraffa camelopar)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Artiodactyla

0
Family : Giraffidae
Genus : Giraffa
Species : Giraffa camelopar
Gambar :

Deskripsi :
Habitat: Padang savana dan penyebaranya diwilayah Afrika.
Makanan berupa pucuk daun akasia dan daun duri.
Perkembangbiakan setiap tahun melahirkan satu ekor anak, masa
kehamilan 15 bulan. Masa hidupnya 25 tahun.

2) Rusa Bawean (Axis kuhlii)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Cervidae
Genus : Axis
Species : Axis kuhlii
Gambar :

1
Deskripsi :
Habitat di padang rumput, bukit, serta dataran rendah. Makanannya
rumput, sayur dan buah. Masa kehamilan 7-8 bulan dengan
melahirkan 1 ekor anak. Masa hidup mencapai 20 tahun.

3) Tapir Sumatra (Tapirus indicus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Perissodactyla
Family : Tapiridae
Genus : Tapirus
Species : Tapirus indicus
Gambar :

2
Deskripsi :
Habitat dari tapir adalah di dataran rendah dan rawa. Makananya
berupa rumput, tunas pohon, sayur dan buah. Masa kehamilan 400
haridengan melahirkan 1 ekor anak. Masa hidupnya sampai 30
tahun.

4) Beruang Coklat Eropa (Ursus arctos)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
SubPhyllum : Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Carnivora
Family : Ursidae
Genus : Ursus
Species : Ursus arctos
Gambar :

3
Deskripsi :
Habitatnya di hutan, pegunungan, stepa dan hutan terbuka.
Makananya adalah daging dan buah-buahan. Lama hidupnya 40
tahun.

5) Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Pongidae
Genus : Pongo
Species : Pongo pygmaeus
Gambar :

4
Deskripsi :
Habitat di hutan tropis, dataran rendah dan pegunungan. Makanan
berupa buah, daun, kulit kayu, biji serta serangga. Masa kehamilan
8-9 bulan dan melahirkan 1 anak. Sedangkan masa hidupnya
selama 40 tahun.

6) Beruang Madu (Helaictos malayanus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
SubPhyllum : Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Carnivora
Family : Ursidae
Genus : Helaictos
Species : Helaictos malayanus
Gambar:

5
Deskripsi:
Habitat beruang madu adalah di daerah hutan tropis. Makanannya
berupa daging, sayuran, buah, madu dan telur burung. Beruang
madu berkembangbiak dengan cara beranak.

7) Rusa Tutul (Axis-axis)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
SubPhyllum : Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Cervidae
Genus : Axis
Species : Axis-axis
Gambar :

6
Deskripsi :
Axis-axis merupakan mamalia yang masuk dalam family cervidae.
Habitat dari rusa tutul adalah pada lingkungan yang panas dan
kering. Makanannya biasanya rumput dan buiah. Masa hidup rusa
tutul sekitar 25 tahun. Rusa tutul mempunyai warna kulit yang
kecoklatan dengan tutul warna putih.

8) Kanguru Walaru (Macropus robustus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Marsupialia
Family : Macropodidae
Genus : Macropus
Species : Macropus robustus
Gambar :

7
Deskripsi :
Macropus robustus merupakan hewan mamalia yang mempunyai
kantung. Habitat di daerah hutan tropis, dataran rendah, daerah
sungai dan pegunungan. Makanan berupa rumput dan buah.
Mempunyai car melindungi anak yang khas yaitu dengan
menyembunyikan anaknya pada kantung yang terletak di
abdominal tubuhnya.

9) Kancil (Tragulus javanicus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Tragulidae
Genus : Tragulus
Species : Tragulus javanicus
Gambar :

8
Deskripsi :
Kancil (Tragulus javanicus) merupakan mamalia yang habitat
hidupnya di daerah hutan hujan tropis, dekat sungai atau tanah
yang lembab. Makanan rumput, daun, buah, sayur. Masa hidup
mencapai 15 tahun.

10) Wau wau (Hylobates agilis )


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Cercopithecidae
Genus : Hylobates
Species : Hylobates agilis
Gambar :

9
Deskripsi :
Tubuh ditutupi bulu berwarna coklat. Pejantan memiliki rambut
panjang dibagian kemaluannya. Penyebaran dibagian barat
Sumatra , di pegunungan. Makanan buah-buahan segar.
Perkembangbiakan dengan beranak. Berasal dari Sumatra, lama
hidup ± 30 tahun.

11) Kelawat (Hylobates muelleri)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Cercopithecidae
Génus : Hylobates
Species : Hylobates muelleri
Gambar :

10
Deskripsi :
Tersebar di P. Jawa terutama Jawa Barat dan Jawa Tengah, masa
hidup 35 tahun. Kelawat dapat hidup di hutan tropis mulai dari
dataran rendah sampai pegunungan ketinggian 1.500 dpl.
Makanannya berupa buah, biji daun dan kadang kala memakan
ulat, rayap. Perkembangbiakan dengan beranak, masa kehamilan
bekisar antara 197-210 hari. Kelahiran antara anak satu dan yang
lain antara 3-4 tahun.

12) Siamang (Hylobates syndactylus)


Klasifikasi :
Kingdom Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Cercopithecidae
Génus : Hylobates
Species : Hylobates syndactylus
Gambar :

11
Deskripsi :
Habitat dari hutan dataran rendah. Makanannya berupa buah-
buahan, daun, pucuk kayu. Perkembangbiakan dengan beranak
dengan masa hamil 7 bulan dengan melahirkan 1 anak. Masa hidup
44 tahun.

13) Yaki (Macaca nigra)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mammalia
Ordo : Primata
Family : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Species : Macaca nigra
Gambar :

12
Deskripsi :
Yaki (Macaca nigra), mempunyai cirri khusus seluruh tubuh
ditumbuhi bulu berwarna hitam kecuali pada punggung dan
selangkangan berwarna agak terang, daerah seputar pantat yang
berwarna kemerahan dan mukanya, ekor pendek, rambut panjang
dan mempunyai jambul pendek dikepala. Makanannya daun-
daunan, akar-akaran, umbi, buah, serangga, ulat.
Perkembangbiakan dengan beranak. Hidup berkelompok, aktif di
siang hari.

14) Surili (Presbitis comata)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mammalia
Ordo : Primates
Family : Cercopithecidae
Genus : Presbytis
Species : Presbitis comate
Gambar :

13
Deskripsi :
Surili merupakan species monyet endemik di daerah Tatar Sunda
(Jawa Barat-Tengah), utamanya di daerah Ujung Kulon, Leuweung
Sancang, Gunung Gede, Gunung Halimun, Gunung Tilu, dan
Gunung Patuha. Makanan buah-buahan, biji-bijian, serangga,
bunga. Perkembangbiakan dengan beranak.

15) Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Cercopithecidae
Genus : Trachypithecus
Species : Trachypithecus auratus
Gambar :

14
Deskripsi :
Lutung Jawa biasanya menempati daerah pegunungan. Makanan
buah-buahan, biji-bijian, daun-daunan. Perkembangbiakan dengan
beranak. Masa hidup sampai 20 tahun, hidup berkelompok dengan
2 jantan sebagai pemimpin.

b. Reptilia
1) Buaya muara (Crocodylus porosus)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Family : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Gambar :

15
Deskripsi :
Habitat di pantai, muara sungai, sepanjang sungai dan rawa.
Makanan berupa kepiting, penyu, ular, burung, kerbau, babi hutan
dan monyet. anak buaya memakan serangga, katal, kepiting, ikan
kecil dan reptil. Perkembangbiakan betina bertelur sebanyak 40-60
butir. telur ditimbun dalam gundukan tanah dan lumpur selama 90
hari. siap kawin usia 10-12 tahun. Tersebar di India, Srilangka,
Vietnam, Indonesia, Filiphina, Australia, dll.

2) Iguana (Iguana laurenti)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Sauropsida
Ordo : Squamata
Family : Iguanidae
Genus : Iguana
Species : Iguana laurenti
Gambar :

16
Deskripsi :
Iguana (Iguana laurenti) menempati habitat di pohon-
pohon.Makanannya serangga. Perkembangbiakan dengan bertelur.
Iguana sulit diketahui keberadaannya karena kemampuan mereka
untuk menyatu dengan lingkungan.

3) Sanca Kembang (Pyton reticulatus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Pythonidae
Genus : Python
Species : Pyton reticulates
Gambar :

17
Deskripsi :
Habitat di hutan-hutan. Makanan berupa kelinci, ayam hutan.
Perkembang-biakan dengan bertelur antara 10 hingga sekitar 100
butir. Telur-telur ini dierami pada suhu 88-90 °F (31-32 °C) selama
80-90 hari, bahkan bisa lebih dari 100 hari. Ular-ular betina
memiliki tubuh yang lebih besar.

4) Sanca patola (Morelia amesthistina)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Boidae
Genus : Morelia
Species : Morelia amesthistina
Gambar :

18
Deskripsi :
Habitat di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian,
lingkungan pemukiman. Makanannya adalah tikus, kambing,
kijang, rusa. Perkembangbiakan dengan bertelur. Jumlah telurnya
bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir.
Membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa
bernapas.

5) Ular sendok raja (Ophiophagus hannah)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Elapidae
Genus : Ophiophagus
Species : Ophiophagus hannah
Gambar :

19
Deskripsi :
Habitat di daerah tropis dan gurun di Asia dan Afrika. Makanannya
burung kecil. Perkembangbiakan dengan bertelur. Bisanya mampu
melumpuhkan syaraf dan otot mangsanya dalam waktu beberapa
menit saja.

6) Komodo (Varanus komodoensis)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Varanidae
Genus : Varanus
Species : Varanus komodoensis
Gambar :

20
Deskripsi :
Habitat di hutan terbuka, daerah pantai, perbukitan. Makanan
daging kambing, rusa, ayam. Perkembangbiakan dengan bertelur ±
20 butir di dalam tanah. Jumlah 27 species, monomorf (kloaka sulit
diamati), telur menetas selama 8 bulan.

c. Aves
1) Kakatua Jambul Kuning Besar (Cacatua galerita-galerita)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Psittaciformes
Family : Cacatuidae
Genus : Cacatua
Species : Cacatua galerita-galerita
Gambar :

21
Deskripsi:
Cacatua galerita-galerita, merupakan burung yang mempunyai
panjang tubuh 40 – 50 cm , berbulu putih, pada bagian telinga, pipi
sampai leher berwarna kuning pucat. Pada bagian paruh berwarna
abu-abu kegelapan, demikian juga bagian kakinya. Habitat di
dataran rendah, padang savanna, Irian dan Australia.
Berkembangbiak secara seksual menghasilkan telur.
2) Burung Bangau (Bubulcus abis)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Family : Ardeidae
Genus : Bubulcus
Species : Bubulcus abis
Gambar :

22
Deskripsi
Bubulcus abis dikenal dengan bulunya yang berwarna putih.
Makanan berupa ikan biasanya di tempat yang berair cetek seperti
di sawah atau kolam. Mempunyai paruh yang panjang untuk
menangkap ikan. Berkembang biak dengan bertelur.

3) Burung hantu (Ketupa ketupu)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Strigiformes
Family : Strigidae
Genus : Ketupa
Species : Ketupa ketupu
Gambar :

23
Deskripsi :
Ketupa ketupu merupakan species burung pemangsa yang aktif di
malam hari dan mempunyai bentuk muka yang berbentuk rata
seperti muka manusia dengan kedua belah matanya menghadap
kedepan. Ciri-ciri secara morfologi yaitu mempunyai paruh
bengkok kebawah yang tajam dan mempumyai bulu jambul yang
lembut. Burung Hantu berkembang biak dengan secara seksual
dengan menghasilkan telur.

4) Burung Bangau Tong-tong (Leptoptilos javanicus)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Family : Ciconidae
Genus : Leptoptilos
Species : Leptoptilos javanicus
Gambar :

Deskripsi :
Leptoptilos javanicus, merupakan species burung hantu dari
familya bangau atau cicinidae. Tingginya sekitar 110 – 120 cm,
berat 5 kg, dan rentang sayapnya 210 cm. Bagian atas sayap dan
tubuhnya berwarna hitam, namun perut dan bagian bawah ekor

24
berwarna putih. Kepala dan lehernya botak. Bangau ini pemakan
kodok, serangga besar, burung kecil dan binatang mengerat,
berkembangbiak dengan seksual ban menghasilkan telur.

5) Jenjang Mahkota (Grus japonensis)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub Phyllum: Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Gruiformes
Family : Gruidae
Genus : Grus
Species : Grus japonensis
Gambar :

Deskripsi:
Grus japonensis merupakan burung besar berparuh, berkaki dan
berlehar panjang. Tinggi badan bisa mencapai sekitar 1m, warna
bulu bias hitam, putih dan merah, ukuran badan sangat besar
sehingga terlihat mencolok di alam bebas. Habitatnya di sawah,
danau, rawa, lahan basah dan padang rumput. Makanan berupa
hewan-hewan kecil seperti binatang pengerat, ikan dan amfibi.
Berkembangbiak secara seksual dengan menghasilkan telur.
2. PP IPTEK TMII

25
Pada tahun 1984 gagasan pendirian science centre di Indonesia
diprakasai oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan dibentuknya
Panitia Kerja dengan SK Menistek No.15/M/Kp/IX/1984 untuk
melakukan studi banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan,
tema peragaan, system pengelolaan, serta bentuk arsitekturnya.
Dibentuk Supporting Committee tahun 1987 untuk melakukan
sosialisasi science centre kepada masyarakat melalui penyelenggaraan
pameran fisiska dan matematika di Gedung Pengelola Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.
Pada tahun 1988-1990 dikembangkan 20 peragaan interaktif
bidang IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil
kerjasama dengan Fakultas Pendidikan Matematika & IPA, IKIP
Jakarta. Tujuannya untuk pengenalan dan studi penjajakan animo
masyarakat, ternyata kesan pengunjung sangat positif dan para remaja
dapat mengenal iptek dengan lebih mudah dan nyata.
Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (PP-IPTEK) dibantu oleh US Agency for International
Development dan Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal
tersebut, Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim Kementerian
Ristek, PT Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete dan
Sopha Development dari Perancis.
Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh
Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000
m2. Alat peraga merupakan sumbangan dari industri strategis, IBM,
serta sebagian dibuat secara in-house dengan bantuan KIM-LIPI, LUK
BPPT, dan BATAN.
PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10
November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII
menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi
konsep desain bangunannya futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan
luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300 m2. Sejak saat itu

26
tersedia sarana pembelajaran iptek yang memberi kesempatan kepada
pengunjung untuk melihat dan mempelajari rahasia dan gejala alam
yang diperagakan, mempelajari dengan menggunakan indera
pendengar, pencium, dan peraba melalui manipulasi, operasi dan
eksperimen. Melalui peragaan dan program, pengunjung diberi
kesempatan untuk menjajagi fenomena dan khasanah iptek secara
mandiri, kelompok, dan keluarga, agar memberi inspirasi dalam
meningkatkan daya kretivitas dan inovasi.
PP-IPTEK memiliki visi yaitu menjadi wahana pembudayaan
iptek yang dinamis dan berperan aktif dalam menciptakan masyarakat
berbudaya iptek. Untuk itu, misi yang dijalankan adalah : (1)
Meningkatkan peran aktif sebagai “agen pembaruan” di masyarakat
dalam pengembangan daya kreativitas dan inovasi, (2)
Mengembangkan pembelajaran public di bidang iptek dalam
mendukung program nasional, (3) Merintis pembangunan Science
Centre di daerah, (4) Mengembangkan referensi nasional Science
Centre di Indonesia. PP-IPTEK berkomitmen untuk menjadi “titik
temu” pembelajaran iptek bagi segala generasi, agar komunikasi,
inspirasi dan kreativitas tumbuh bersama.
Sebagai suatu science center, kompetensi utama PP-IPTEK
menyajikan berbagai alat peraga interaktif yang dapat dimainkan untuk
merangsang keingin-tahuan pengunjung akan fenomena iptek yang
terjadi. Galeri berisi sekitar 300 alat peraga yang dikelompokkan
menjadi 14 wahana : antariksa, lingkungan, energi, fluida, gelombang,
listrik dan magnet, mekanika, optic, transportasi darat, transportasi
udara, arena peneliti cilik, matematika, penyakit dan kesehatan, galeri
Plato.

Ada beberapa macam peragaan iptek yang kami ikuti di PP


IPTEK TMII yaitu antara lain:
a. Bidang Biologi
Mekanisme pernapasan : tekan bidang flexy glos secara perlahan
dan berulang maka balon akan mengembang dan mengempis,

27
begitu seterusnya. Ketika udara masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru dikarenakan rongga udara membesar atau mengecil.
Dunia renik : dunia renik sukar diamati tanpa adanya alat bantu
yang dapat memperbesar bayangan benda yang hendak diamati,
oleh karena itu digunakan ‘dunia renik’ agar mikroorganisme
tersebut dapat diidentifikasi.
b. Bidang Fisika
Berjabat tangan : jika menjulurkan tangan pada cermin cekung
maka jarak titik fokus dan titik pusat kelengkungan cermin maka
akan menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperbesar, dan
seolah-olah kita berjabat tangan dengan tangan kita sendiri.
Pola berubah : amati bola piringan, amati gambar lalu diputar dan
diamati hasilnya. Pola hasil putaran tadi sama hasilnya dengan
gambar atau pola aslinya yang juga merupakan ilusi penglihatan
karena mata mempunyai keterbatasan kemampuan untuk
membedakan objek pada kecepatan tertentu.
Selain itu, juga terdapat penjelasan tentang usaha dan energi,
serta alat optik. Usaha merupakan kemepuan suatu benda untuk dapat
bergerak. usaka dapat bekerja apabila ada gaya yang bekerja padanya
dan ada jarak yang di tempuh oleh suatu benda. Usaha dapat
dirumuskan sebagai berikut :
W=FxS
W = Usaha (Joule)
F = Gaya yang bekerja (Newton/N)
S = Jarak yang ditempuh (Meter/ M)
Energi diperlukan oleh setiap makhluk hidup. Hukum
kekekalan energi adalah energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Pada percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan
beberapa lampu dengan daya yang berbeda untuk dapat menyala.
Untuk lampu yang dayanya besar maka energi yang diperlukan untuk
dapat menyala juga besar dengan cara diputar berlawanan dengan arah
jarum jam sehingga lampu akan menyala. Untuk kedudukan lampu
tidak dipengaruhi oleh jarak. Hal inilah yang membedakan antara
usaha dan energi.

28
Cermin merupakan alat yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Cermin biasa kita gunakan untuk melihat
bayangan kita. Dalam ilmu fisikan, cermin dapat dimasukkan dalam
alat-alat optik. Alat-alat optic yang sering kita jumpai antara lain,
cermin, lup, kamera, teleskop, mikroskop dan lain-lain. Mata kita juga
termasuk dalam alat optic karena bekerja dengan menggunakan lensa.
Cermin terdiri atas cermin ceking dan cermin cembung. Keduanya
mempunyai sifat yang berbeda. Pada cermin Cekung sifat
bayangannya ialah nyata, terbalik, dan diperbesar. Pada cermin
Cembung bayangannya maya, tegak, dan diperkecil. Sedangkan lensa
juga terdiri atas dua macam yaitu lensa cekung dan lensa cembung.
Keduanya mempunyai sifat yang berbeda pula. Pada lensa Cembung
bayangan yang dihasilkan ialah terbalik, maya, dan diperkecil. Pada
lensa Cekung bayangan yang terjadi ialah nyata,tegak, dan diperbesar.
Cermin mempunyai beberapa variansi dalam membentuk
bayangan suatu benda yaitu dengan mengubah sudut cermin dengan
variasi sudut maka akan didapat bayangan yang berbeda-beda. Cermin
dan bayangan cermin saling pantul memantulkan bayangan. Makin
kecil sudut cermin maka makin banyak jumlah bayangan yang terjadi :
(1) Sudut 30 * = terbentuk 9 bayangan, (2) Sudut 45* = terbentuk 7
bayangan, (3) Sudut 60* = terbentuk 5 bayangan, (4) Sudut 90* =
terbentuk 3 bayangan, (5) Sudut 120* = terbentuk 2 bayangan.
3. Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah
kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya
mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan
tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai
tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun
Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium
Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.
Pada Kebun Raya Bogor ini kami melakukan pengamatan
terhadap berbagai macam species antara lain :

29
a. Angsana (Pterocarpus indicus)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Pterocarpus
Species : Pterocarpus indicus
Gambar :

Deskripsi :

30
Pterocarpus indicus hidup dengan daerah penyebaran tropis Asia.
Tumbuhan ini memiliki bunga berwarna kuning, berbentuk malai
terletak di ketiak daun. Umumnya, pohon ini memiliki tinggi lebih
dari 40 m, dengan diameter 1,5 – 2 m. Daun tumbuhan ini
mengandung shamponin. Daunnya majemuk menyirip gasal. Buah
polong bundar pipih, dikelilingi sayap tipis seperti kertas. Nama
lain angsana adalah sana, sonokembang, nara, dan lain – lain.
Manfaatnya banyak, antara lain kayunya sebagai bahan bangunan,
sebagai pagar hidup dan pohon pelindung, getahnya juga dapat
digunakan sebagai obat tradisional.
b. Asoka (Saraca indica)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Saraca
Species : Saraca indica
Gambar :

Deskripsi :
Nama Asoka diambil dari bahasa Sanskerta yaitu “a:tidak,
soka:sedih” . Tanaman ini biasa ditanam dipekarangan keraton atau

31
rumah bangsawan. Pohon asoka merupakan pohon sakral bagi
agama Budha. Tanaman ini memiliki bunga berwarna kuning
kemerahan. Pohon asoka idak terlalu tinggi (max 15 m).
Manfaatnya bias digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh.

c. Kecapi (Sandorium koetjape)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Sandorium
Species : Sandorium koetjape
Gambar :

Deskripsi :
Kulit buah tebal, buah berbentuk bulat, termasuk tumbuhan pohon,
batangnya keras, biasa dikonsumsi tupai, buahnya hampir mirip
dengan buah jambu mete, susunan duduk daunnya 3-3, tepi daun
rata, tulang daun sejajar, daun tua lebih keras dan berwarna merah,
berdaging tebal, terdapat 5-6 daging buah pada buahnya yang
tebal-tebal, buah berbentuk bulat seperti piala, berwarna hijau.
Buah buni mirip duku tapi lebih besar. Buah punya bulu – bulu
halus. Tinggi tanaman ini sekitar 20 – 30 m, dengan diameter

32
pohon kira – kira 90 cm, bergetah seperti susu. Bunga dalam malai
di ketiak daun, berambut, menggantung sampai dengan 25 cm.
d. Bunga bangkai (Amorphophallus titanum)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Amorphophallus
Species : Amorphophallus titanum
Gambar :

Deskripsi :
Nama lainnya adalah suweg raksasa, batang krebuit (fase
vegetatif). Nama berasal dari bau bunga yang seperti bangkai
busuk yang mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi
bunganya. Tumbuhan ini memiliki 2 fase yaitu fase vegetatif dan
fase generatif. Fase vegetatifnya adalah batang tidak punya, tapi
punya daun semu. Fase generatifnya adalah ketika muncul bunga
berbentuk tongkol yang dikelilingi seludang yang besar. Ketika
dormansi membentuk seperti umbi. Habitat tanaman ini daerah
lereng, dekat sungai. Tingginya bisa mencapai 6 m. Bunga
berumah satu.

e. Pohon Jamblang (Syzygium polycephaloides)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium

33
Species : Syzygium polycephaloides
Gambar :

Deskripsi :
Tinggi bisa mencapai 20 m dan diameter 90 cm. Daun berhadapan,
bertangakai 1-3,5 cm. Daun berbebtuk bulat telur terbalik agak
lonjong sampai jorong lonjong. Buah seperti jambu dengan daging
buah warna putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir
tak berbau, dengan banyak sari buah, buahnya sepat masam sampai
masam manis. Sering ditanam sebagai peneduh di pekarangan atau
perkebunan.

f. Matoa (Pomelia pinnata)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Pomelia
Species : Pomelia pinnata
Gambar :

34
Deskripsi :
Pohon tinggi dengan kayu yang keras. Buahnya berbentuk lonjong
dan seukuran buah pinang (keluarga Palem), ketika muda berwarna
hijau dan setelah matang berwarna hijau kekuningan. Daun
majemuk, tersusun berseling, 4 - 12 pasang anak daun. Rasa
buahnya adalah campuran antara rambutan, durian, dan
kelengkeng.

g. Pohon Jati (Tectona grandis)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Tectona
Species : Tectona grandis
Gambar :

35
Deskripsi :
Pohon dengan tinggi 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter.
Daun bentuk elips lebar dan tipis, gugur jika musim kemarau.
Bunga majemuk dalam malai besar, berisi ratusan kuntum bunga
tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung
ranting, jauh di puncak tajuk pohon. Buah bulat agak gepeng.
Merupakan pohon yang berbatang lurus dan mempunyai kualitas
tinggi.

h. Pohon Bintaro (Cerbera odoilan)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Species : Cerbera odoilan
Gambar :

36
Deskripsi :
Dikenal di Pasifik dengan nama leva (Samoa), toto (Tonga), serta
vasa (Fiji). Digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah
pantai serta peneduh kota. Tumbuhan pohon di pantai atau payau,
tinggi mencapai 10 m. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna
hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan
mahkota berdiameter 3-5cm berbentuk terompet dengan pangkal
merah muda. Buah berbentuk telur, dengan panjang 5-10cm, dan
berwarna merah cerah jika masak.
i. Kayu putih(Malaleuca leucadendra)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Malaleuca
Species : Malaleuca leucadendra
Gambar :

37
Deskripsi :
Pohon tinggi dengan kayu dapat diekstrak menjadi minyak kayu
putih, merupakan anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae).
Namanya diambil dari warna batangnya yang memang putih.

j. Mangga (Mangifera foetida)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera foetida
Gambar :

38
Deskripsi :
Daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval
atau memanjang. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama
yang mempunyai banyak cabang utama. Kulit buah agak tebal
berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila
masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning
atau krem, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan
banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Tumbuhan berkayu yang
mempunyai tinggi batang bisa mencapai tinggi 10-40 m.
k. Kelengkeng (Dimocarpus longan)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimocarpus
Species : Dimocarpus longan
Gambar :

39
Deskripsi :
Lengkeng juga disebut kelengkeng, matakucing, atau longan.
Pohon lengkeng dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter
batangnya hingga sekitar 1 m. Berdaun majemuk, dengan 2-4(-6)
pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat pada bagian
aksialnya. Buah bulat, coklat kekuningan, hampir gundul, licin,
berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada
jenisnya. Daging buah (arilus) tipis berwarna putih dan agak
bening.

l. Kaliandra (Calliandra haematocephala)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Calliandra
Species : Calliandra haematocephala
Gambar :

40
Deskripsi :
Pohon dengan tinggi 6-8 m. Batang tegak, berkayu, percabangan
simpodial, putih kotor. Daun majemuk, berseling, menyirip, anak
daun bentuk lanset, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata, panjang
10-15 cm, lebar 1-3 cm, hijau. Bunga majemuk, diujung cabang,
bentuk bongkol, benang sari banyak, daun mahkota lepas, benluk
rambut, panjang 11-16 cm, putih. Buah polong, pipih, panjang 10-
15 cm, lebar 1-2 cm, masih muda hijau setelah tua coklat. Biji
bulat pipih, coklal kehitaman. Akar tunggang, kuning kecoklatan.

m. Duku (Lansium domesticum Corr)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisioo : Magnoliophyta
Classiss : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Lansium
Species : Lansium domesticum Corr
Gambar :

41
Deskripsi :
Pohon berukuran sedang, tinggi mencapai 30 m dan gemang
hingga 75 cm. Daun majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu
halus, dengan 6–9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun
jorong (eliptis) sampai lonjong. Bunga dalam tandan muncul pada
batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam
berkas 2–5 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya.
Buah buni yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang,
bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok.
n. Lerak (Sapindus rarak)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisioo : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Sapindus
Species : Sapindus rarak
Gambar :

42
Deskripsi :
Tumbuhan ini berbentuk pohon tinggi, besar. Tingginya mencapai
± 42 m dengan diameter batang ± 1 m. Daun bentuknya bundar
telur sampai lanset. Perbungaan majemuk, malai, terdapat di ujung
batang warna putih kekuningan. Bentuk buah bundar seperti
kelereng kalau sudah tua/masak warnanya coklat kehitaman,
permukaan buah licin/mengkilat. Biji bundar juga warna hitam.
Antara buah dan biji terdapat daging buah berlendir sedikit dan
aromanya wangi. Tumbuh liar di hutan-hutan pada ketinggian
antara 450 sampai 1500 m dari permukaan laut.

o. Jambu Bol (Syzygium malaccense)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Syzygium malaccense
Gambar :

43
Deskripsi :
Pohon dengan tinggi sekitar 15 m. Batang lurus, gemangnya
hingga 20-45 cm. Daun tunggal terletak berhadapan, dengan
tangkai pendek 1-1,5 cm, yang tebal dan kemerahan ketika muda.
Helaian daun lonjong menjorong, tebal agak kaku seperti jangat.
Karangan bunga muncul pada bagian ranting yang tak berdaun,
bertangkai pendek dan menggerombol, berisi 1-12 kuntum, warna
bunga merah agak ungu atau jambon. Buah buni berbentuk bulat
sampai menjorong, dengan garis tengah 5-8 cm, merah tua, kuning
keunguan, atau keputihan. Daging buah padat, tebal 0,5-2,5 cm,
putih dengan banyak sari buah dan wangi yang khas.
4. Taman Buah Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari di Jonggol Km.3 Cileungsi dibangun atas
prakarsa Alm. Ibu Tien Soeharto yang dilandasi keinginan luhur :
(a) Meningkatkan harkat dan martabat kaum tani melalui pembangunan
industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh.
(b) Menggangkat derajat buah-buahan Indonesia baik di dalam negeri
maupun di mata dunia.
Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati
tropika terbesar di dunia, dan memiliki berbagai jenis buah-buahan yang
khas dari segi citarasa, bentuk dan warna. Namun potensi itu belum
sepenuhnya dimanfaatkan, baikuntuk peningkatan kesejahteraan maupun
pendapatan petani dan juga peningkatan gizi keluarga.
Menjelang era globalisasi produk buah-buahan lokal harus mampu

44
menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan bila memungkinkan ikut
bersaing dalam pasaran dunia. Karena itu kehadiran Taman Buah
Mekarsari sebagai salah satu Kebun Koleksi Plasma Nutfah Buah-buahan
Tropis terbesar di dunia, menandai awal dari era kebangkitan buah-buahan
Indonesia menuju masa keemasannya.
Falsafah Lamtorogung Taman Buah Mekarsari disajikan dalam
Pola Daun Lamtorogung yang merupakan simbol tanaman serbaguna,
sebagai penyubur dan pelestari lingkungan dan pemenuh kebutuhan
jasmaniah maupun rohaniah.
Tujuan
Taman Wisata Mekarsari sebagai pusat pelestarian plasma nutfah
hortikultura/ buah-buahan Indonesia (tropis) dimanfaatkan untuk kegiatan
penelitian, pendidikan, budidaya, dan wisata. Secara terinci tujuan pokok
Taman Buah Mekarsari adalah untuk:
a. Menciptakan kebun hortikultura yang terdiri atas kebun buah, kebun
sayur, dan tanaman hias.
b. Memberikan alternatif obyek wisata baru bagi wisatawan asing
maupun domestik.
c. Taman rekreasi hortikultura yang kelak dapat dikembangkan menjadi
pusat studi hortikultura terutama bagi buah-buahan dan sayur-sayuran
dataran rendah.
d. Memanfaatkan potensi yang ada untuk pengembangan, penelitian, dan
produksi, baik melalui pembinaan maupun pemberdayaan para petani.
e. Menciptakan lapangan kerja baru di lingkungan kecamatan Cileungsi.
f. Memanfaatkan secara maksimum segenap potensi yang ada dengan
azas pertimbangan keselarasan lingkungan tetap terjaga.
Areal Taman
Taman Buah Mekarsari dibangun di atas areal bekas perkebunan
karet di wilayah Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa
Barat. Luas areal seluruhnya 264 Ha, menghampar di desa Mekarsari,
Dayeuh, Mampir, dan Cileungsi Kidul, berada pada ketinggian 70-80
meter di atas permukaan laut.
g. Areal Kebun Buah 88 Ha, terdiri dari 5 blok (A-E)
h. Areal Lansekap 20 Ha

45
i. Rumah Plastik 12 unit seluas 3000 m2 berdiri di atas lahan seluas 2
Ha, menampung tanaman hidroponik, tabulampot, dan Melati
Susunwangi.
j. Kebun Sayur dan Sawah seluas 10 Ha terdiri dari aneka sayur-sayuran,
palawija, padi darat (gogo) dan padi sawah.
k. Kebun Bibit seluas 5 Ha sebagai pusat pembibitan tanaman buah dan
tanaman hias.
l. Danau Cipicung 20 Ha.
m. Bangunan dan Sarana Jalan 20 Ha.
n. Areal Pengembangan (yang digarap) 99 Ha.
Bidang Kegiatan
a. Koleksi Tanaman Buah
b. Produksi Buah
c. Produksi Bibit Buah Bermutu
d. Pengembangan Tanaman Buah dalam Pot
e. Wisata Kebun Buah
f. Jasa Informasi Hortikultura
g. Studi Kelayakan Usaha
h. Konsultasi
i. Pendidikan dan Penyuluhan Hortikultura (Buah-buahan)
j. Penelitian Terapan
k. Koleksi dan Pengembangan Tanaman Hias Komersial.
Pada kunjungan kali ini ke Taman Buah Mekarsari, kami
mengunjungi 2 lokasi untuk menambah pengatahuan dalam bidang
Biologi, lokasi tersebut adalah Nursery dan Lab Biosari (KJT), berikut
ulasan mengenai 2 tempat tersebut :
c. Nursery
Nursery merupakan suatu lokasi di mana tanaman dipelihara
dan dirawat, terutama bagi tanaman yang masih muda, berukuran
kecil, atau tanaman yang membutuhkan perawatan khusus. Biasanya
nursery dapat berupa green house atau rumah plastik. Rumah plastik
memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1) Tanaman dapat berbuah lebih baik
2) Munculnya buah tidak mengenal musim
3) Mencegah hama dan penyakit
4) Menciptakan lingkungan fisiologis yang sesuai bagi pertumbuhan
tanaman

46
5) Tahapan penanaman pada rumah plastik
6) Penanaman pada polibeg
7) Penanaman pada pot kecil
8) Penanaman pada pot besar
9) Penanaman pada tabung/drum besar
Adapun proses budidaya tanaman di lokasi pembibitan :
1) Fase generatif
Dikenal pula sebagai fase penyemaian biji. Di sini
tumbuhan budidaya dilakukan perbanyakan secara generatif
dengan menggunakan biji. Tujuannya ialah untuk mendapatkan
tanaman yang memiliki batang dan sistem perakaran yang kuat.
Media tanam yang digunakan antara lain berupa arang
sekam, tanah, dan kompos dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Media
tanam dicampur dengan merata lalu biji disemai. Biji akan
berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru yang memiliki
sistem perakaran yang kuat.
2) Fase vegetatif
Merupakan cara perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian tubuh tumbuhan selain biji. Pada fase ini
tanaman yang tumbuh dari biji akan dijadikan sebagai batang
bawah di dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif terutama
pada sambung pucuk. Hal ini dikarenakan tanaman dari biji
memiliki akar yang kuat sehingga cocok dijadikan sebagai batang
bawah.
Keunggulan perbanyakan secara vegetatif:
a) Diperoleh tanaman baru dengan sifat sama seperti induknya.
b) Diperoleh tanaman baru dengan sifat baru yang merupakan
perpaduan dari dua individu.
c) Diperoleh tanaman baru dengan jumlah yang banyak dalam
waktu yang singkat.

47
d) Waktu yang dibutuhkan bagi tanaman untuk tumbuh dewasa
pada fase ini sekitar 3 – 3,5 tahun.
e) Jenis tanaman yang dapat diperbanyak secara vegetatif antara
lain jambu air, mangga, manggis, durian, dan lain-lain.
Macam-macam perbanyakan secara vegetatif :
a) Stek
Alat dan bahan : memilih cabang tanaman yang akan distek,
pisau/cutter, tali, plastik penyungkup.
Cara kerja :
1) Memilih tanaman yang akan distek
2) Memotong cabang tanaman antara 2 cm dari batang
pokoknya, tergantung jenis tanaman
3) Memotong cabang yang akan distek sepanjang 15 cm,
pemotongan dilakukan sekali potong cabang harus sudah
putus. Membentuk potongan sesuai dengan yang
dikehendaki bisa mendatar atau miring
4) Mengangin-anginkan bahan stek selama 2 jam agar bekas
luka mongering, membersihkan luka hasil pemotongan
dengan air bersih dan mengelap menggunakan tisu
5) Meningkatkan pertumbuhan dengan cara pangkal dahan
yang akan distek dicelupkan ke dalam zat perangsang
pertumbuhan akar dan menganginkan lagi selama 2 jam.
Bahan stek siap ditanam di dalam media tanam dengan
kedalaman 3-5 cm.
b) Cangkok
Alat dan bahan : pisau atau cutter, tanaman induk, root up, tali,
plastik pembungkus ( biasanya plastik es bon-bon), tali. Coco
peat.
Cara kerja:
1) Memilih tanaman yang akan dicangkok.
2) membuat bola cangkok dari coco peat dan plastik es bon-
bon.

48
3) Memilih batang tanaman yang akan dicangkok dengan
kriteria yaitu batang harus sudah agak tua atau berwarna
kecoklatan.
4) Membuat jarak keratan sekitar 1 – 2 cm.
5) Mengelupas kulit pada keratan.
6) mengerik kambium agar antara kulit atas dan kulit bawah
tidak menyatu kembali.
7) mengolesi keratan bagian atas dengan menggunakan root
up untuk menumbuhkan akar.
8) menutup luka keratan dengan media cangkok (bola
cangkok) yang telah dibuat.
9) setelah 2 minggu akar akan tumbuh.
c. Menyambung
Alat dan bahan: pisau / cutter, tanaman yang akan menjadi
batang bawah dan batang atas, tali, plastik penyungkup.
Cara kerja :
1) Menyiapkan batang bawah dan batang atas.
2) memotong bagian pucuk pada batang yang akan dijadikan
batang bawah, pada potongan dibelah sedikit membentuk
huruf V.
3) Meruncingkan batang bagian pucuk dari tanaman lain yang
akan di sambung.
4) menyisipkan batang bagian atas pada belahan batang
bagian bawah.
5) Mengikat dengan tali pada sambungan agar tidak lepas.
6) Memberi penyungkup pada batang yang disambung guna
mengurangi penguapan.
7) Setelah  3 minggu, batang akan tumbuh tunas baru.
d. Okulasi

49
Alat/bahan : 1 buah tanaman yang akan diambil tunasnya dan 1
buah tanaman yang akan ditempeli tunas, pisau/cutter, tali,
plastik penyungkup
Cara kerja :
1) Memilih batang yang akan diokulasi.
2) Menyiapkan mata tunas.
3) Memasukan mata tunas ke kulit tanaman yang telah
dikelupas kulitnya.
4) Mengikat mata tunas dengan plastik.
5) Melepaskan plastik setelah 2 minggu.
6) Memotong batang atas setelah tunas tumbuh dengan baik.
d. Kultur Jaringan Tanaman
Kultur adalah budidaya, jaringan adalah adalah sekelompok sel
yang mempuntai bentuk dan fungsi yang sama. Maka kultur jaringan
berarti membudidayakan suat jarinagan tanaman menjadi tanaman
kecil yang mempunyai sifat yang sama seperti induknya. Kultur dibagi
menjadi 3 bagian yaitu : pembuatan media, proses subkultur, dan
media subkultur. Ada 2 proses yang ada pada kultur jaringan yaitu :
multifikasi dan proses perakaran. Pada proses multifikasi pohan harus
dibuang, sedangkan pada tunasnya digunakan sebagai bahan kkultur.
Tujuan dari multifikasi untuk mendapatkan banyak anakan. Sedangkan
pada proses perakaran tanaman ditanam langsung pada tanah.
Dari beberapa tahapan kultur yang sering terjadi kegagalan
adalah tahap inisiasi (tahap awal pemindahan tunas ke media), karena
adanya cendawan dan bakteri. Media yang digunakan untuk kultur
jaringan pada beberapa tanaman berbeda-beda berdasarkan ukuran pH.
Proses multifikasi lebih condong untuk pembuatan tunas dengan zat
pengatur tumbuhnya adalah sitokinin.
Cara awal pada pengkulturan dapat dilakukan dengan
mengambil tunas. Apabila hal tersebut gagal, maka perbanyakan
tanaman dapat diambil dari bijinya. Tanaman yang sulit

50
pengkulturannya adalah tanaman berkayu, dengan kegagalan pada saat
perakaran. Sedangkan tanaman yang mudah pengkulturannya adalah
tanaman berumbi. Cara pengambilan explan (tanaman yang akan
digunakan untuk kultur jaringan) adalah dengan biji, batang , bunga,
dan lain sebaginya. Tanaman yang ditanam melalui kultur jaringan antara
lain nanas, melon, semangka, dan salak.
Cara-cara pengkulturan antara lain :
1) Bonggol atau tanaman tunas dari tanaman induk diletakkan pada
media pasir diolit.
2) Setelah muncul tunas, tunas tersebut dicuci dengan air streril.
3) Kemudian dimasukan fungisi 10 mg/ml
4) Kemudian dibawa ke lamina.
5) Media standar yang digunakan adalah media MS.
Larutan yang dugunakan pada pengkulturan antara lain :
NH4HO3, KNO, Kalium Sitrat, Amunium Nitrat, Tembaga, Nikel,
Kobalt, CuSO4, FesO4+Natrium. pH yang digunakan 5,7-5,8 (pH asam
tanah). Vitamin yang dibutuhkan adalah B1, B6, dan B12. Hormon
yang dibutuhkan pada kultur jaringan adalah :
1) Auksin untuk perangsang timbulnya akar.
2) Sitokinin untuk perngsang tunas.
3) Gibrelin untuk pertumbuhan.
4) Sumber energi yang digunakan berasal dari gula pasir.
Pensterilan alat : untuk alat yang tidak terlalu steril waktunya
15-30 menit. Sedangkan untuk alat-alat yang sudah terkontaminasi
lamanya penstrerilan dengan autuklaf 1 jam.
Cara-cara aklitimasi :
1) Tunas dikeluarkan dari botol kultur.
2) Dicuci dengan air biasa.
3) Dicuci dengan fungisida dan disterilkan selama 3 menit.
4) Ditaman dalam kokopit (sabut kelapa yang duhaluskan).
5) Disungkup selama 1 bulan dan dberi air 1 minggu sekali.

51
6) Setelah 1 bulan ditaman dalam media (1 sendok tanah, 2 sendok
pupuk kandang, dan 3 sendok sekam).
7) Disiram dan didiamkan ditempat yang teduh.
8) Dipindahkan ke pot setelah 3 bulan.

5. Museum Geologi Bandung


Sejarah berdirinya Museum Geologi Bandung diresmikan sejak
tanggal 16 Mei 1929. Museum yang semula merupakan laboratorium
memiliki koleksi batuan, mineral, meteorit, fosil dan artefak yang telah
dikumpulkan sejak tahun 1850-an.
Koleksi unggulan yang terkenal adalah fosil manusia purba (Homo
erectus), fosil gajah purba (Sfegodon trigonochepalus), dan replika fosil
dinosaurus karnivora terbesar dan terganas (Tyrannosaurus rex), kapan dan
bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan dari masa ke masa,
fenomena geologi Indonesia, serta hubungan geologi dengan kehidupan
manusia, dapat juga dipelajari di sini. Di samping itu, berbagai pameran,
penyuluhan, serta kegiatan riset dilakukan di Museum Geologi Ini.
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang
menempati lantai I dan II. Lantai I terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang
orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur.
Lantai II terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan
ruang timur. Ruang Barat dipakai oleh staf museum. Sementara ruang
tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal
sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Adapun tujuan didirikannya Museum Geologi ini adalah untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar bisa mempelajari ilmu
geologi, terutama geologi Indonesia. Sedangkan manfaat dari Museum
Geologi antara lain :
a. sebagai tempat untuk peragaan ilmu tentang geologi sehingga
diharapkan Museum Geologi dapat memenuhi kebutuhan pengunjung
dan pengguna jasa Museum Geologi lainnya.
b. Sebagai tempat belajar tentang sejarah kehidupan dan terbentuknya
bumi ini.

52
c. Sebagai tempat pameran, penyuluhan, sertya kegiatan riset.
 Hipotesis terjadinya bumi di dalam system tata surya.
Tata surya terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu.
Menurut teori Kabut Pilin, bahwa tata surya kita berasal dari suatu
gumpalan kabut/ gas raksasa yang sangat pekat, panas dan berpilin
pada porosnya. Bagian intinya yang sangat panas dan pijar, kemudian
memadat menjad matahari sedangkanbagia luarnya yang terpisah-pisah
menggumpal akibat penurunan temperature, membentuk planet-planet
(Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Juptier, Saturnus, Uranus, Neptunus,
dan Pluto). Planet-planet tersebut saat ini masih terus berputar pada
porosnya dan berjalan mengelilingi matahari pada orbitnya.
Diantara planet Mars dan Jupiter terdapat gugusan batuan yang
disebut Asteroid yang juga bergerak mengelilingi matahari. Apabila
Asteroid ini terpental dari orbitnya dan tertarik gravitasi bumi, akan
terjadi gesekan saat memasuki dan terbakar, sebagai meteor, sisanya
akan jatuh ke bumi sebagai meteorit. Tabrakan hebat meteorit dengan
kulit bumi akan menimbulkan percikan yang membeku sebagai fektit,
meteorit berkomposisikan batuan, meteorit logam, dan meteorit
campuran, sedangkan fektit materialnya gelas.
Sebagai akibat dari penurunan temperature yang terus-menerus
di awal pembentukannya, bagian permukaan bumi lebih dulu
membeku dan membentuk kulit bumi yang sangat tipis bila
dibandingkan dengan jari-jari bumi. Kulit bumi ini memberikan
gambaran tentang proses atau peristiwa pembentukan bumi dan
produknya yang dapat dipelajari melalui disiplin ilmu geologi.
 Keadaan Geologi Pulau Sumatera
Adanya patahan (sesar) aktif yang dikenal sebagai Sesar Besar
Sumatera yang membentang dari ujung utara sampai ujung selatan
pulau Sumatera. Aktivitas tektonik pada Sesar Besar Sumatera ini
dicermikan oleh terjadinya intensitas gempa bumi disepanjang sesar.
Terbentuknya danau diatas dan danau dibawah, terbenuknya ngarai
Sianok dan lembah Harau. Di Sumatera ini juga banyak dijumpai
gunung api aktif. Danau Toba yang merupakan kaldera yerbesar di

53
dunia, adalh sebuah kaldera sisa letusan gunung api di Sumatera
bagian utara.
 Kondisi Geologi Pulau Jawa dan Nusa Tenggara
Kondisi geologi pulau Jawa sangat mirip dengan geologi pulau
Sumatera, tetapi keunikan pulau ini adalah padat penduduknya dan
banyak gunung api aktif yang menghasilakn berbagai potensi sumber
daya mineral dan energi serta potensi kebencanaanya. Pada sudut ini
diperagakan berbagi potensi geologi pulau Jawa termasuk di dalamnya
potensi smber daya mineral, energy panas bumi, dan morfologi karst
sebagai atraksi geowisata.
 Kondisi Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi mirip huruf K, proses ini pembentukannya
dipengaruhi oleh adanya gerakan 3 lempeng, yaitu lempeng Erasia,
lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Para ahli geologi
berpendapat bahwa pulau Sulawesi bagian barat berasal dari pulau
Kalimantan yang dipisahkan oleh pergerakan lempeng sektar 50-20
juta tahun yang lalu, disusul okeh pembentukan Sulawesi bagian timur,
kurang lebih 10 juta tahun yang lalu, oleh pergerakan lempeng kearah
barat dan membentuk bagian selatan dan utara pulau Sulawesi,
membentuk lengan utara dan lengan tenggara.
 Kondisi Geologi Maluku
Maluku berada pada kawasan laut Banda yang dipengaruhi
oleh pertemuan 3 lempeng tektonik, yakni yaitu lempeng Erasia,
lempeng Indo-australia, dan lempeng Pasifik. Pada sudut peragaan ini
disajikan berbagai fenomena geologi yang berpengaruh terhadap
keberadaan potensi sumber daya geologi serta potensi gempa bumi
tektonik dan tsunami.
 Kondis Geologi Pulau Irian Jaya
Irian Jaya saat ini disebut sebagai pulau Papua merupakan
pulau terbesar, berada di ujung timur Indonesia. Keunikan pulau ini
adalah adanya salju pada puncak gunung Jaya Wijaya. Ketinggian
puncak gunung ini dibentuk oleh adanya tabrakan antara lempeng
Pasifik dan lempeng Indo-Australia. Kedua lempeng ini bertabrakan
sejak 570 juta tahun yang lalu. Ketinggian puncak gunung Jaya Wijaya

54
± 5.039 meter dpl. Pembentukan pegunungan ini membentuk jalur
lipatan pada batuan sedimen setebal 10.000 meter serta lembah yang
memiliki beragam jenis batuan, yaitu lembah Baliem.
 Jenis Batuan dan Porses Tebentuknya
a. Batuan Beku
Batuan ini sejenis batuan yang merupakan hasilpembekuaan
magma diman minera penyusunnya terdiri dari Kristal. Apabila
pembekuan berjalan perlahan maka Kristal yang terbentuk
berukuran besar dan sebaliknya jika prosesnya cepat maka tidak
terbentuk kristal melainkan berupa gelas-gelas (kaca), contohnya:
batu beku asam (granit), batu beku peralihan (diorit), dan batu beku
basa.
b. Batuan Endapan (Sedimen)
Batuan ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Batuan Sedimen Klasik
Merupakan hasil perombakan batuan yang telah ada
sebelumnya diman material rombakan itu tertransport dan
kemudian diendapkan pada suatu cekungan menjadi batuan
sedimen. Semakin jauh material rombakan itu tertransport,
butiran maerial rombakan tersebut akan semakin halus. Contoh:
batu lempung, lanau, batu pasir, breksi dan konglomerat.
2) Batuan Sedimen Kimia
Batuan ini terjadi karena adanya proses kimia di suatu
lingkungan tertentu, yang akhirnya menghasilkan endapan
batuan. Contoh: gipsun.
3) Batuan Sedimen Organic
Batuan ini terjadi karena adanya organism yang berkumpul
pada lingkungan tertentu. Kumpulan jasad organism tersebut
menjadi batuan endapan. Contoh: batu gamping, teumbu
karang, dan diatomea.
c. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan ini merupakan batuan yang telah ada sebelumnya yang
kemudian oleh temperature tinggi terjadi peubahan mineral.
Contoh: marmer.
 Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dari primitf
hingga modern

55
Prakambium (Arkezoikum dan Proterozoikum)
1) Arkezoikum (Masa Kehidupan Purba)
Pada 4,6-2,5 milyar tahun yang lalu masa ini dapat
dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:
a) Masa Priscoan atau Hadean (4,6 milyar tahun yang lalu)
Merupakan masa persiapan bumi untuk dihuni oleh kehidupan
dengan pembentukan lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
b) Masa Arkeozoikum (4-2,5 milyar tahun yang lalu)
Merupakan masa pemunculan kehidupan paling primtif yang
bermula di dalam samudera yang berupa mikroorganisme f\dari
jenis bakteri dan ganggang fosil tertua yang ditemukan adalah
Stromatolites dan Cyanobacteria.
2) Proterozoikum (masa kehidupan awal)
Pada 2,5 -0,54 milyar tahun yang lalu, masa Proterozoikum
atau disebut juga masa Algonkia adalah perkembangan kehidupan
dari organism bersel tunggal menjadi bersel banyak, seiring dengan
perkembanga hidrosfer dan atmosfer menjelang akhir masa ini,
organism yang lebih komplek sejenis invertebrate bertubuh lunak
seperti ubur-ubur, cacing dank oral mulai muncul di laut-laut
dangkal dan bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Mesozoikum (masa kehidupan tengah) : dimulai 245-65 juta tahun
yang lalu, pada masa ini berkembang hewan reptilia, khususnya
Dinosaurus, serta berkembangnya Amonit dan tumbuhan berbiji purba.
Kenozoikum (masa kehidupan baru)/ Tersier dan Kuarter : dimulai
sejak 65 juta tahun yang lalu, masa ini mulai berkembangnya mamalia
dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi menjadi 2 zaman, yaitu
zaman Tersier dan Kuarter. Pada zaman ini pemunculan dan kepunahan
hewan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global.
1) Zaman Tersier (65-1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman ini berkembang mamaliia di belahan dunia lain, tapi di
Indonesia baru terbentuk, oleh karena itu fosil-fosil yang dijumpai
di Indonesia sebagian besar merupakan fosil hewan laut, terutama
molusca dan foraminifera.
2) Zaman Kuarter (1,7 tahun lalu samapai sekarang)

56
Pada zaman ini di belahan dunia dikenal sebagai zaman
perkembangan manusia, sedangkan di Indonesia di samping
berkembngnya manusia modern berkembang pula mamalia.
 Pemanfaatan Batuan dan Mineral
Batuan dan mineral telah dimanfaatkan oleh manusia sejak
zaman purba sampai sekarang ini. Digambarkan bahwa manusia purba
telah menggunakan batuan untuk membuat api, sebagai alat/ senjata
untuk melumpuhkan hewan buruan dan mengunakan mineral oker
untuk melukis di dinding gua. Pada zaman kerajaan di Indonesia
banyak dibangun dan dibuat candi, stupa dan patung dari batuan
sedang mahkota para raja dibuat dari emas dengan hiasan permata
yang berasal dari mineral. Pemanfaatan batuan dan mineral terus
meningkat sampai zaman modern sekarang ini, seiring dengan
kemajuan teknologi eksplorasi dan eksploitasi. Pemanfaatannya bagi
kehidupan manusia meliputi berbagai aspek, mulai dari industry
peralatan rumah tangga, perhiasan, pemukiman, infrastruktur,
computer, kedokteran, sains dan teknologi, pesawat terbang hingga
satelit.
 Air dan Lingkungan
Pada ruang terakhir diperagakan tentang sumber daya air untuk
menunjang kebutuhan hidup manusia yang meliputi daur hidrologi,
pemanfaatan air tanah untuk air minum, rumah tangga, industry,
pertanian, dan lain sebagainya. Selain pemanfaatan diperagakan pula
cara eksploitasi air tanah dengan cara pengeboran serta dampak yang
dapat ditimbulkan apabila air tanah dieksploitasi secara berlebihan,
yaitu adanya perubahan struktur bawah permukaan dan amblesar.

57
BAB V
KESIMPULAN

1. Kebun Binatang Ragunan


Pengetahuan yang diperoleh berkenaan dengan berbagai macam hewan
yang berasal dari wilayah asli Indonesia maupun luar negeri, juga pengetahuan
tentang macam dan contoh spesies mamalia, reptilia, serta aves.

58
2. PP IPTEK TMII
Informasi yang didapatkan adalah melalui mengamati secara langsung
macam peragaan ilmiah dalam bidang fisika dan biologi.

3. Kebun Raya Bogor


Pengetahuan yang diperoleh berkenaan dengan berbagai macam
tumbuhan yang berasal dari wilayah asli Indonesia maupun luar negeri, juga
pengetahuan tentang macam spesies dari divisio Magnoliophyta.

4. Taman Buah Mekarsari Bagian Nursery


Nursery adalah tempat pembibitan dan perawatan secara konvensional.
Disini dilakukan juga perbanyakan secara generatif dan vegetatif, perbanyakan
secara generatif yaitu dengan biji. Sementara perbanyakan secara vegetatif
antara lain okulasi, sambung pucuk, stek, dan graffting. Tanaman yang
diperbanyak secara vegetatif antara lain jambu, mangga, belimbing, manggis,
durian dan lain-lain.

5. Taman Buah Mekarsari di Lab Biosari (Kultur Jaringan


Tanaman)
Lab kultur jaringan adalah tempat perbanyakan tanaman menggunakan
bagian – bagian tubuh tanaman. Hanya dengan bagian tertentu dari bagian
tubuh tanaman maka bagin tersebut akan dapat menjadi calon individu baru.
Dimana individu baru tersebut akan dirawat sehingga nantinya dapat tumbuh
dan menjadi induk baru. Tanaman yang ditanam melalui kultur jaringan antara
lain nanas, melon, semangka, dan salak.

6. Museum Geologi Bandung


Museum Geologi Bandung didirikan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat agar bisa mempelajari ilmu geologi, terutama geologi
Indonesia. Terdiri dari 2 lantai yang masing – masing terbagi menjadi 3
ruangan utama. Di Museum Geologi Bandung kita dapat mengamati hipotesis

59
terjadinya bumi dalam sistem tata surya, keadaan geologi pulau – pulau di
Indonesia, jenis – jenis batuan dan bentuknya, pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup dari primitif sampai modern, pemanfaatan
batuan dan mineral, serta air dan lingkungan.

60
Berikut adalah dokumentasi di PP IPTEK TMII
Berikut adalah dokumentasi di Taman Buah Mekarsari

61
62
Berikut adalah dokumentasi di Museum geologi Bandung

63

You might also like