You are on page 1of 22

BIOPROSES

PERAN BIOREAKTOR DALAM INDUSTRI


KIMIA

Oleh:
Atikah Damayanti 03031181520005
Sabrina Dwi Novembi 03031281520107

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Kurikulum

Mata Kuliah Bioproses di Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Peran Bioreaktor pada Industri Kimia” yang mana disusun
untuk memenuhi persyaratan akademik pada mata kuliah Bioproses pada semester
pendek di Jurusan Teknik kimia Universitas Sriwijaya. Penyusunan makalah ini
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung,

antara lain :

1. Bapak Dr. Ir. H. Hatta Dahlan, M.Eng. selaku Dosen pengampu Mata
Kuliah Bioproses pada semester pendek di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.

2. Teman-teman Teknik Kimia 2015.

3. Semua pihak yang telah membantu saya.

Akhirnya, saya mengharapkan makalah ini dapat diterima dan menjadi tambahan
ilmu bagi yang membaca terkhusus mahasiswa Teknik Kimia Universitas
Sriwijaya.

Palembang, 13 Juni 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................................... 2

BAB II KEPUSTAKAAN ..............................................................................3


2.1. Pengertian Bioreaktor................................................................................. 3
2.2. Komponen Utama Bioreaktor .................................................................... 4
2.3. Macam-Macam Reaktor ............................................................................. 6
2.3.1 Stirred Tank Reactors-STR ............................................................... 6
2.3.3 Continous Stirred Tank-CSTR ........................................................... 7
2.3.3 Bubble Column Bioreactors ............................................................... 8
2.3.4 Air Lift Bioreactors ............................................................................ 9
2.3.5 Packed Bed Bioreactors .................................................................. 11
2.3.6 Fludized Bed Bioreactors ................................................................ 12
2.3.7 Membrane Bioreactors .................................................................... 12

BAB III CONTENTS .......................................................................................


3.1. Stirred Tank Reactors-STR .........................................................................
3.2.Continous Stirred Tank-CSTR ......................................................................
3.3 Bubble Column Bioreactors ..........................................................................
3.4. Air Lift Bioreactors ......................................................................................
3.5. Packed Bed Bioreactors ..............................................................................
3.6. Fludized Bed Bioreactors ............................................................................
3.7 Membrane Bioreactors .................................................................................

iii
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................
4.1. Kesimpulan ..................................................................................................
4.2. Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bioreaktor ..................................................................................... 3


Gambar 2. Komponen-Komponen Bioreaktor ..............................................
Gambar 3. Stirred Tank Bioreactor ................................................................
Gambar 4. Bubble Column Bioreactor ...........................................................
Gambar 5. Air Lift Bioreactor .........................................................................
Gambar 6. Packed Bed Reactor.......................................................................
Gambar 7. Fluidized Bed Bioreactor ..............................................................
Gambar 8. Membrane Bioreactor ...................................................................
Gambar 9. Stirred Tank Reactor ....................................................................
Gambar 10. Continous Stirred Tank Reactor ................................................
Gambar 11. Bubble Column Bioreactor .........................................................
Gambar 12. Air Lift Bioreactor .......................................................................
Gambar 13. Packed Bed Bioreactor ................................................................
Gambar 14. Fluidized Bed Bioreactor ............................................................
Gambar 15. Membrane Bioreactor .................................................................

v
vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sejarah Penggunaan Bioreaktor ..................................................... 4


Tabel 2. Aplikasi Bioreaktor ............................................................................

vii
viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa dekade terakhir ini, bioproses berkembang secara pesat.


Perkembangan ini semakin didukung oleh meningkatnya jumlah mikroorganisme
yang direkayasa secara genetik agar bisa menghasilkan zat-zat yang diinginkan
sesuai jumlah yang dibutuhkan. Meskipun mikroorganisme-mikroorganisme
tersebut telah mengalami modifikasi, lingkungan tumbuh yang sesuai harus
disediakan agar proses produksi berjalan dengan optimal. Untuk memfasilitasi
kebutuhan ini, maka dirancanglah suatu alat atau wadah berupa sistem tertutup yang
disebut bioreaktor.

Bioreaktor ada lah suatu unit alat yang digunakan untuk melangsungkan
proses biokimia dari suatu bahan baku menjadi produk yang diinginkan, dimana
prosesnya dikatalisis oleh enzim-enzim mikrobial atau isolat enzim murni.
Mikroorganisme yang digunakan pada umumnya berupa bakteri, khamir, atau
kapang. Proses reaksi kimia yang berlangsung dapat bersifat aerobik ataupun
anaerobik. Sementara itu, agensia biologis yang digunakan dapat berada dalam
keadaan tersuspensi atau terimobilisasi. Beberapa parameter yang dikontrol dalam
sistem bioreaktor di antaranya: suhu, pH, aerasi, nutrisi. Namun, beberapa faktor
lain juga perlu diperhatikan tergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan,
contohnya pencahayaan. Kebutuhan-kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan
perancangan bioreaktor yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas produksi.

Perkembangan teknologi membuat ditemukannya berbagai macam jenis


bioreaktor berdasarkan bentuk dan fungsinya. Yang kemudian digunakan berbagai
sektor industri untuk memproduksi berbagai kebutuhan. Salah satu industri yang
menggunakan bioreaktor adalah industri kimia. Dalam makalah ini tim penulis akan
membahas mengenai peranan bioreaktor dalam industri kimia.

1
1.2. Tujuan

1. Mengetahui lebih dalam mengenai bioreaktor


2. Mengetahui tipe atau jenis bioreaktor
3. Mengetahui peran bioreaktor pada industri kimia

1.3. Manfaat

Sebagai informasi untuk dunia ilmu pengetahuan mengenai peran bioreaktor


dalam industri kimia.

2
BAB II

KEPUSTAKAAN

2.1. Pengertian Bioreaktor

Bioreaktor adalah bejana mekanis dimana (a) organisme dibudidayakan


dengan cara yang terkendali dan / atau (b) bahan diubah atau diubah melalui reaksi
spesifik. Sekilas cukup serupa dengan reaktor kimia konvensional, tetapi bioreaktor
berbeda karena dirancang secara khusus untuk mempengaruhi jalur metabolisme.

Bioreaktor berbeda dari reaktor kimia konvensional karena mereka


mendukung dan mengendalikan entitas biologis. Dengan demikian, sistem
bioreaktor harus dirancang untuk memberikan tingkat kontrol yang lebih tinggi atas
gangguan proses dan kontaminasi, karena organisme lebih sensitif dan kurang stabil
daripada bahan kimia. Organisme biologis, menurut sifatnya, akan bermutasi, yang
dapat mengubah biokimia bioreaksi atau sifat fisik organisme. Analog dengan
katalisis heterogen, penonaktifan atau kematian terjadi dan promotor atau koenzim
mempengaruhi kinetika bioreaksi. Meskipun sebagian besar masalah teknik dan
desain bioreaktor fundamental serupa, mempertahankan aktivitas biologis yang
diinginkan dan menghilangkan atau meminimalkan aktivitas yang tidak diinginkan
seringkali menghadirkan tantangan yang lebih besar daripada yang biasanya
dibutuhkan oleh reaktor kimia tradisional.

Gambar 1. Bioreaktor

3
Bioreaktor memiliki asal dalam sejarah awal dan beberapa tanda yang
penting ditunjukkan pada Tabel 1. Sebelum 500 SM orang babilonia masih
menghasilkan bir dalam tangki yang memiliki fungsi bioreaktor. Anggur diproduksi
di dalam kantong, yang hati-hati dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk
menghasilkan minuman yang memenuhi persetujuan raja dan anggota lain dari
analisis sensorik nya. Awal sejarah mencatat menunjukkan bahwa beberapa
memahami pentingnya komponen dan kondisi lingkungan atau operasi reaktor. Hal
ini yang menyebabkan dapat diproduksinya roti beragi dan keju di Mesir lebih dari
3000 tahun yang lalu (Schaechter & Lederberg, 2004)

Tabel 1. Sejarah Penggunaan Bioreaktor

Year Event

4000-3000 B.C. Baking, brewer

2000 B.C. Ethanol production and distillation (China)


Commercial production of acid citric (Pfizer,
1923
USA)
1940s Production of penicillin by fermentation (USA)

1950s Design and scale-up pf large aerated fermenters


More than 100 new drugs and vaccines produced
1970s
by bioprocesses
1980s Control of fed-batch bioreactors

2.2. Komponen Utama Bioreaktor

Komponen utama bioreaktor terdiri atas tangki, sparger, impeller,


saringan halus atau baffle dan sensor untuk mengontrol parameter.

a) Tanki berfungsi untuk menampung campuran substrat, sel mikroorganisme,


serta produk. Volume tanki skala laboratorium berkisar antara 1 – 30 L,
sedangkan untuk skala industri dapat mencapai lebih dari 1 000 L.

4
b) Sparger terletak di bagian bawah bioreaktor dan berperan untuk memompa
udara, dan mencegah pembentukan gelembung oksigen.

c) Impeller berperan dalam agitasi dengan mengaduk campuran substrat dan


sel. Impeller digerakkan oleh rotor.

d) Baffle juga berperan untuk mencegah terjadinya efek pusaran air akibat
agitasi yang dapat mengganggu agitasi yang seharusnya.

e) Sensor berperan untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor.[4] Kontrol


fisika meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran.
Sedangkan, kontrol kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan
komposisi medium.

Gambar 2. Komponen-Komponen Bioreaktor

Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel karena bahan tersebut
tidak bereaksi dengan bahan-bahan yang berada dalam bioreaktor sehingga tidak
menggangu proses biokimia yang terjadi. Selain itu, bahan tersebut juga anti karat
dan tahan panas. Selain itu, bioreaktor juga harus dapat menciptakan lingkungan
yang optimum bagi mikroorganisme ataupun reaksi yang diinginkan maka
diperlukan pengontrolan.

5
Parameter yang biasa dikontrol pada bioreaktor adalah suhu (laju
pertumbuhan dan pembentukan produk tergantung suhu, sehingga suhu
dikendalikan misal dengan air pendingin atau sel tahan panas), pH (kecepatan
reaksi enzimatis dan laju pertumbuhan terbaik pada pH optimal), substrat (sumber
karbon dan nitrogen), aerasi, dan agitasi. Perancangan bioreaktor adalah suatu
pekerjaan teknik yang cukup kompleks. Pada keadaan optimum, mikroorganisme
atau enzim dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Keadaan yang
mempengaruhi kinerja agensia biologis terutama temperatur dan pH. Untuk
bioreaktor dengan menggunakan mikroorganisme, kebutuhan untuk hidup seperti
oksigen, nitrogen, fosfat, dan mineral lainnya perlu diperhatikan. Pada bioreaktor
yang agensia biologisnya berada dalam keadaan tersuspensi, sistem pengadukan
perlu diperhatikan agar cairan di dalam bioreaktor tercampur merata (homogen).
Seluruh parameter ini harus dimonitor dan dijaga agar kinerja agensia biologis tetap
optimum.

2.3. Macam-Macam Bioreaktor

2.3.1. Stirred Tank Reactors – STR

Bioreaktor yang dirancang untuk ekspresi paling efisien dari sifat biologis
sel hidup harus mencapai interaksi optimal antara sel dan media kultur. Dalam
lingkungan yang terkendali secara ketat mereka harus menyediakan sarana
pencampuran, perpindahan massa dan panas yang efisien antara fase yang berbeda.
Teknologi reaktor saat ini, jenis bioreaktor baru terus dikembangkan untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan produktivitas.

Karena versalitas dan fleksibilitas reaktor tangki yang diaduk secara


mekanis (STR) tetap menjadi andalan industri. Ada tiga jenis fermentor utama yang
digunakan dalam skala industri:

1. Sistem Non-mixed and non-aerasi: sekitar 70%

2. Sistem Non-mixed dan aerasi : sekitar 10%

3. Sistem Mixed dan aerasi : sekitar 20%.

6
Tangki non-aerasi dan non-campuran digunakan dalam produksi produk
tradisional seperti anggur, bir dan keju. Bagian utama dari produk baru diperoleh
dari budidaya mikroorganisme, yang dilakukan di tangki campuran dan aerasi.

Bioreaktor yang paling penting untuk aplikasi industri adalah STR


konvensional karena biaya operasinya yang rendah. Ukuran tangki bisa bervariasi
antara beberapa dm3 sampai ratusan m3. Tangki skala laboratorium dengan volume
maksimal 20 liter terbuat dari kaca. Untuk volume yang lebih tinggi, umumnya
terbuat dari baja pewarnaan. Bahan dan kombinasi yang berbeda dapat digunakan
untuk pembuatannya.

Umumnya, 70-80% dari total volume STR diisi dengan cairan. Dalam hal
ini, ada headspace untuk pembuangan gas dan formasi busa, yang bisa dikendalikan
oleh foam breaker.

Gambar 3. Stirred Tank Bioreactor

2.3.2. Continous Stirred Tank- CSTR

CSTR didefinisikan sebagai STR yang bekerja dalam operasi terus menerus
termasuk memberi makan dan membuang massa dan energi. CSTR ideal dapat
dimodelkan dengan mempertimbangkan pencampuran sempurna, tanpa suhu,
konsentrasi, sifat fluida dan variasi laju reaksi. Ini berarti bahwa arus masuk dan
aliran keluar memiliki sifat yang sama dari medium bioreaktor. Semua sifat CSTR
ditentukan sama persis dengan bioreaktor batch. Dalam hal ini, sistem instrumentasi
dan kontrol berbeda dan lebih canggih.

7
Ada dua jenis strategi operasi CSTR. Salah satunya adalah Chemostat yang
digunakan untuk kultur sel dimana semua nutrisi ditambahkan secara berlebihan
dan volume cairan dijaga konstan dengan mengatur laju alir inlet dan outlet sama.
Yang kedua adalah Turbidostat dimana konsentrasi sel dipertahankan konstan
dengan pemantauan kepadatan optik kultur dan volume cairan dijaga konstan
dengan mengatur laju alir outlet sama dengan laju aliran masuk. CSTRs dapat
digunakan secara seri dengan lebih dari satu bioreaktor dengan kondisi berbeda
pada masing-masing.

2.3.3. Bubble Column Bioreactors

Bubble column reactors (BCRs) adalah reaktor campuran pneumatik, yang


dikembangkan untuk kultur sel sensitif seperti sel jamur berfilamen, sel mamalia
dan sel tumbuhan. Bubble column reactors (BCR) pada dasarnya adalah vessel
silinder dengan distributor gas di bagian bawah. Gas dibebankan dalam bentuk
gelembung ke dalam fasa cair atau suspensi cair-padat. Reaktor ini umumnya
disebut sebagai slurry bubble column reactors ketika fasa padat ada. Bubble column
secara intensif digunakan sebagai kontaktor dan reaktor multiphase di industri
kimia, petrokimia, biokimia dan metalurgi.

BCR biasanya terdiri dari silinder dengan rasio tinggi: diameter 2: 1 atau
bahkan 3: 1, berbeda dengan STR, untuk memungkinkan waktu kontak udara dan
cairan yang lebih baik. Untuk beberapa aplikasi dimungkinkan untuk menemukan
rasio tinggi: diameter 6: 1. Di bagian atas BCR diameter silinder lebih besar untuk
memudahkan pembebasan gelembung dan busa istirahat. Aerasi didukung dengan
udara terkompresi melalui beberapa sparger yang dipasang di bagian bawah tangki.
Tidak ada komponen internal lainnya.

Jenis sparger gas merupakan parameter penting yang dapat mengubah


karakteristik gelembung yang pada gilirannya mempengaruhi nilai tahan gas dan
dengan demikian banyak parameter lain yang mencirikan kolom gelembung.
Sparger yang digunakan pasti menentukan ukuran gelembung yang diamati di
kolom. Piring diameter orifice kecil memungkinkan pembentukan gelembung

8
berukuran lebih kecil. Beberapa jenis sparger gas umum yang digunakan dalam
studi literatur adalah pelat berlubang, pelat berpori, membran, distributor tipe cincin
dan spacer lengan.

Meskipun konstruksi kolom gelembung sederhana, desain dan peningkatan


yang akurat dan berhasil memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang
dinamika fluida multiphase dan pengaruhnya. Parameter yang paling penting dalam
jenis bioreaktor ini adalah kecepatan naik gelembung, waktu tinggal, "penahanan",
area antarmuka dan perpindahan massa. Tahan adalah proporsi cairan yang
ditempati oleh gas atau volume gelembung dalam kaitannya dengan cairan.

Gambar 4. Bubble Column Bioreactor

2.3.4. Air Lift Bioreactors

Bioreaktor Airlift (ARL) adalah variasi dari BCRs. Perbedaan utamanya


adalah tabung pusat atau komponen lain (saluran) yang bertanggung jawab untuk
pencampuran dan sirkulasi ulang fluida yang efisien. Fakta ini mengurangi
koalesensi gelembung, yang beredar melalui reaktor, dan menyamakan tegangan
geser yang dipicu oleh pencampuran. Istilah Airlift dikaitkan dengan karakteristik

9
kontak pneumatik cairan gas-cair atau gas-cair-padat yang ditentukan oleh sirkulasi
cairan dalam pola siklik.

Ada dua konfigurasi dasar utama ALR: Reaktor loop eksternal dan reaktor
loop internal. Pada sirkulasi pertama, sirkulasi cairan mengikuti saluran distintc; Di
bagian kedua hanya ada penghalang yang ditempatkan secara strategis dalam
bejana unic, yang menggabungkan beberapa saluran untuk sirkulasi atau selang
rapat yang menciptakan saluran sentral dan perifer.

Ada beberapa struktur yang berbeda dari reaktor loop eksternal dan reaktor
loop internal. Konfigurasi ini dapat kembali bekerja dengan pengembangan
kemungkinan baru untuk memperbaiki dinamika fluida dan pembebasan gas yang
lebih baik dalam cairan sesuai dengan proses yang berbeda. Misalnya, pada loop
internal dengan tabung konsentris, tergantung pada jumlah dan posisi spargers,
fluks gas yang naik dapat diproduksi baik di bagian bioreaktor pusat maupun
perifer.

Studi peningkatan skala ARL melewati analisis yang sama yang dilakukan
untuk BCR, di mana kecepatan gas superfisial, penahanan dan dinamika cairan
harus dianalisis.

Gambar 5. Air Lift Bioreactor

10
2.3.5. Packed Bed Bioreactors

Packed Bed Bioreactors(PBR) biasanya terdiri dari tempat tidur kemasan


yang mendukung sel pada atau di dalam wadah dan waduk yang digunakan untuk
mengedarkan kembali media nutrisi beroksigen melalui tempat tidur. Dua
konfigurasi utama dimungkinkan, dengan kompartemen tempat tidur dikemas yang
berada di luar, atau di dalam, reservoir medium. Pendekatan yang sering dilakukan
dalam mengembangkan PBR adalah pertama-tama menggunakan model tidur skala
kecil untuk mengidentifikasi matriks pengemasan yang optimal untuk garis
kepentingan sel. Matriks yang optimal adalah salah satu yang menyediakan
kombinasi keterikatan, proliferasi, dan produktivitas sel yang diperlukan. Matriks
ini kemudian digunakan untuk mengoptimalkan parameter operasional (misalnya
ketinggian dan volume tempat tidur yang dikemas, tingkat perfusi medium, dll.)
PBR melalui percobaan perfusi yang umumnya dilakukan pada skala laboratorium

Ada kecenderungan meningkat dalam mengidentifikasi bahan pendukung


yang kompatibel dengan berbagai jenis sel (sel mikroorganisme dan sel mamalia).
Porositas internal yang lebih tinggi mulai dari 0,80 sampai 0,95 dicapai dengan
generasi berikutnya bahan kemasan seperti disk yang terbuat dari poliester non-
woven dan layar polipropilena, bidang keramik dan bentuk lainnya, serat kaca, busa
poliuretan dan polivinil atau resin.

Gambar 6. Packed Bed Reactor

11
2.3.6. Fluidized Bed Bioreactors

Fermentor untuk operasi fluidized bed (FB) adalah kolom tinggi, dimana
rasio tinggi terhadap diameter (aspect ratio) biasanya lebih besar dari 10: 1.
Fermentor dengan rasio aspek 20: 1 atau 40: 1 telah dirancang dan dioperasikan.
Diameter kolom idealnya minimal 50 kali diameter partikel; Tapi di laboratorium
seringkali diperlukan kompromi antara rasio ideal ini dan kebutuhan untuk
meminimalkan volume fermentor. Biasanya, fermenter skala laboratorium
memiliki rasio antara 25: 1 dan 40: 1. Media fluidisasi dapat berupa gas, cairan,
atau campuran keduanya; Dengan aliran yang ke atas untuk fluidisasi partikel lebih
padat daripada fluida, atau ke bawah untuk partikel dengan kerapatan rendah, dalam
kasus fermentasi unggun terfluidisasi (FBF) s, media fluidisasi biasanya adalah
kaldu; Dan untuk tempat tidur terfluidisasi biologis (BFB), air limbah; Dengan
cairan yang mengalir melalui bed

Gambar 7. Fluidized Bed Bioreactor

2.3.7. Membrane Bioreactors

Sejak tahun 1990, bioreaktor membran (MBR) yang telah digunakan. Mereka
utamanya disusun oleh instalasi yang dibangun dalam konfigurasi eksternal, dalam
hal modul membran luar bioreaktor dan biomassa kembali beredar melalui loop
filtrasi. Setelah pertengahan 1990-an, dengan perkembangan terendam
MBRsystem, aplikasi MBR di banyak daerah diperpanjang secara luas.

12
Membran bioreaktor (MBR) teknologi maju dengan cepat di seluruh dunia
baik dalam penelitian dan aplikasi komersial. Beberapa generasi sistem MBR telah
berevolusi. Sampai tanggal ini, sistem MBR sebagian besar telah digunakan untuk
mengolah air limbah industri, limbah domestik dan air limbah kota tertentu, di mana
footprint kecil, penggunaan kembali air, atau standar debit ketat yang diperlukan.
Diharapkan, bagaimanapun, bahwa sistem MBR akan meningkatkan kapasitas dan
memperluas di daerah aplikasi karena masa depan, peraturan yang lebih ketat dan
inisiatif penggunaan kembali air.

Dalam air dan pengolahan limbah konteks, MBR terdiri dari proses lumpur
aktif konvensional ditambah dengan pemisahan membran untuk mempertahankan
biomassa. Karena ukuran pori efektif umumnya di bawah 0,1 m, MBR efektif
menghasilkan limbah diklarifikasi dan substansial didesinfeksi. Selain itu,
berkonsentrasi sampai biomassa dan, dalam melakukannya, mengurangi ukuran
tangki yang diperlukan dan juga meningkatkan efisiensi proses biotreatment. MBRs
memungkinkan konsentrasi tinggi campuran minuman keras padatan tersuspensi
(MLSS) dan produksi rendah kelebihan lumpur, memungkinkan efisiensi removal
yang tinggi permintaan biologis oksigen (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia
(COD), dan reklamasi air. Namun, fouling membran merupakan kendala utama
untuk aplikasi yang luas dari MBRs. Selain itu, penggunaan skala besar MBRs di
pengolahan air limbah akan memerlukan penurunan yang signifikan dalam harga
membran.

Gambar 8. Membrane Bioreactor

13
http://newalchemistupdate.blogspot.co.id/2012/10/bioreaktor.html Rizza Umam
Alharis Selasa, 30 Oktober 2012

Keys to bioreactor selections John A. Williams, PhD, P.E. 2002 CEP Magazine Amerika
Serikat

Application of different types of bioreactors in bioprocesses. Brazil 2011 In:


Bioreactors: Design, Properties and Applications. Editors: P.G. Antolli and Z. Liu, pp. 55-90. ©
2011 Nova Science Publishers, Inc.

Schaechter, M; Lederberg, J. The Desk Encyclopedia of Microbiology. New York:


Elsevier Academic Press, 2004, 1149 p.

14

You might also like