You are on page 1of 9

Drainase Bawah Permukaan

Drainase bawah permukaan terutama berfungsi untuk menampung dan membuang air
yang masuk kedalam struktur jalan, sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada jalan.

1.1. Pengaruh air pada perkerasan jalan

Air masuk ke dalam struktur perkerasan berupa penetrasi air hujan melalui retak-retak,
sambungan, permukaan perkerasan, bahu jalan, hasil infiltrasi air tanah dari muka air tanah
yang tinggi, akifer yang terpotong, dan sumber air lokal. Pengaruh air yang terperangkap di
dalam struktur perkerasan jalan, antara lain:

1) air menurunkan kekeuatan material butiran lepasa dan tanah subgrade.

2) Air menyebabkan penyedotan (pumping) pada perkerasan beton yang dapat


menyebabkan retakan dan kerusakan bahu jalan.

3) dengan tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakan kendaraan,


menyebabkan penyedotan material halus pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang
mengakibatkan hilangnya daya dukung.

4) kontak dengan air yang menerus dapat menyebabkan penelajangan campuran aspal
dan daya tahan keretakan beton.

5) air menyebabkan perbedaan peranan pada tanah yang bergelombang.

Pergerakan air dalam struktur perkerasan dapat disebabkan oleh gravitasi, kapilaritasmm
tekanan uap, atau kombinasi dari ketiganya. Pada material kasar aliran pada umumnya karena
pengaruh gravitasi, sedangkan pada material halus oleh pengaruh kapilaritas. Selain itu gerakan
air juga dapat terjadi pada kondisi uap yang disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.

1.2 Metode pengendalian air pada perkerasan

Daya rusak air pada perkerasan dapat diminimalkan dengan jalan mencegah air masuk ke
dalam perkerasan, menyebabkan sistem drainase yang dapat membuang air secepatnya atau
membangun perkerasan yang cukup kuat untuk bertahan terhadap kombinasi pengaruh beban
dan air.

1) Pencegahan
Pencegahan masuknya air ke dalam struktur perkerasan memerlukan penangkap air tanah
(interceptor) dan penutup permukaan perkerasan. Pengaruh daya merusak air tanah telah
mendapat perhatian yang memadai dari para ahli jalan dengan membuat penangkap air tanah,
sedangkan pengaruh penutup permukaan untuk mencegah infiltrasi air hujan kurang mendapat
perhatian. Akibatnya tidak sedikit air yan gmemasuki struktu perkerasan. Mengingat
pencegahan secara total selama umur efektif perkerasan tidak mungkin, maka perlu dipasang
sistem drainase internal untuk membuang air yang masuk.

Untuk meminimalkan infiltrasi air permukaan ke dalam perkerasan, diperlukan sistem drainase
permukaan yang bagus. Untuk melayani drainase permukaan, permukaan jalan ke arah
melintang pada semua penampang dibuat miring ke arah luar, kecuali super elevasi pada
tikungan yang mengarahkan semua air ke arah dalam. Untuk memudahkan perjalanan, tiap
separo sisi jalan dibuat kemiringan tersendiri, biasanya sisi luar lebih rendah dari sisi dalam.
Kemiringan arah melintan g perkerasan jalan berkisar antara 1,5 – 3%, bahu jalan 3-6% dan
parit 25-50%.

2) Pembuangan Air

Pada peristiwa masuknya air ke dalam struktur perkerasan melalui infiltrasi atau air tanah, air
tersebut harus dibuang secepatnya sebelum menyebabkan kerusakan. Ada tiga jenis drainase
yang dapat ditettapkan, secara individu maupun kombinasi, yaitu:

(1) Lapisan darainase atau blanket.

(2) Draianse memanjang

(3) Drainase melingtang

Lapisan drainse berfungsi menangkal infiltrasi permukaan dapat dikombinasikan dengan


drainase horizontal dan pipa outlet atau diperpanjang sampai ke sisi paling luar dari jalanl untuk
mengurangi intrusi material lembut semua material di sekeliling lapisan drainase dan drainase
memjang dilapisi filter.

Lapisan drainase pada struktur perkerasan dapat terletak pada base course atau pada sub base
course atau langsung di atas sub grade. Penempatan base course sebagai lapisan drainase dapat
memebuhi persyaratan kekuatan base course maupun permeabilitas sebagai lapisan drainase.
Lebih dianjurkan untuk meletakkan lapisan drainase langsung di bawah HMA atau PCC,
karena air dapat langsung keluar lebih cepat, sehingga kemungkinan terjadinya penyedotan
(pumping) lebih kecil. Kelemahannya adalah bahwa kekurangan partikel halus pada lapisan
drainase dapat berpengaruh pada stabilitas, dan bahwa air apda subbase tidak dapt ter-drain
langsung ke lapisan drainase. Jika lapisan drainase diletakkan di atas subgrade, permeabilitas
base dan subbase harus lebih besar daripada laji infiltrasi, sehingga air dapat mengalir bebas
ke lapisan drainase.

3) Perkerasan yang kuat

Penggunaan HMA dan PCC yang tebal dapat mengurangi tekanan hidrodinamis dan pengaruh
perusaknya secara signigfikan. Sangat dianjurkan untuk membuat perkerasan aspal untuk
keseluruhan ketebalan.menurut AI (1984), pergerakan uap dapat menjadi penyebab utama
masuknya kelengasan dan menjenuhkan butiran dasar. Problem ini dapat dieliminir dengan
membuat perkerasan aspal untuk seluruh ketebalan PCC dengan stabilisasi dasar. Karena air
tetap dapat masuk ke tanah dasar melalui retakan-retakan dan sambungan sepanjang sisi
perkerasan, perencanaan ketebalan harus berdasarkan tanah dasar jenuh, jika tak dilengkapi
lapisan drainase.

HMA: Hot Mixed Asphalt

PCC : Portland Cement Concrete

AI : Asphalt Institut

Drainase memanjang dibuat paralel dengan jalan untuk menurunkan muka air tanah. Jika secara
umum arah aliran air tanah paralel dengan jalan, misalnya pada jalan hasil pengerukan yang
tegak lurus garus kontur, drainase paralel ini lebih efektif dalam mengintersepsi aliran.

1.3 Prosedur Perencanaan


Perencanaan drainase bawah permukaan terdiri dari dua langkah utama, yaitu memperkirakan
inflow dan menentukan kapasitas drainase.

Memperkirakan inflow

Langkah pertama adalam perencanaan drainase bawah permukaan adalah menghitung aliran
(inflow) sumber utama inflow adalah infiltrasi permukaan dan rembesan ar tanah. Infiltrasi
permukaan merupakan sumber air paling utama dan harus selalu diperhitungkan dalam
perencanaan drianse bawah permukaan. Jika mungkin, muka air tanah harus diturunkan dengan
drainase memanjang yang dalam, dan tidak diijinkan ada rembesan ke dalam struktur
perkerasan . jika hal ini tidak mungkn, maka laju rembesan yang masuk lapisan drainase harus
dihitung.

Infiltrasi permukaan. Jika permukaan air tanah berada cukup jauh di bawha permukaan
perkerasan jalan, barangkali hanya infiltrasi permukaan satu-satunya sumber air yang
diperhitungkan dalam perencanaan drainase bawah permukaan. Laju infiltrasi per sautan lua qi
dapat dituliskan dalam bentuk

𝑁𝑐 𝑊𝑐
𝑞𝑖 = 𝐼𝑐 ( + ) + 𝑘𝑝
𝑊𝑝 𝑊𝑝 𝐶𝑠

Dimana ic adalah laju infiltrasi retakan, Nc jumlah retakan, Wp lebar perkerasan yang
menyumbang infiltrasi, Wc panjang retakan atau sambungan (joint), Cs jarak antar retakan atau
sambungan, dan kp laju infilrasi melalui permukaan perkerasan yang tidak megnalami retakan-
retak yang besarnya sama dengan koefisien permeabitas HMA atau PCC yang harganya relatif
kecil. Dengan asumsi bahwa NC= N+I, dimana N adalah jumlah jalur lalu lintas, W c =Wp,
kp=0, dan laju infiltrasi 0,01 m3/jam/m retakan, laju aliran dapat dituliskan dalam bentuk
(Ridgeway, 1982).

𝑊𝑝
𝑞 = 𝑞𝑖 𝑊𝑝 = 0,01 (𝑁 + 1 + )
𝐶𝑠

Dimana q adalah debit (m3/jam/m) dan Cs jarak sambungan perkerasan beton, dan untuk
perkerasan asapal besarnya 12,2 m.
Rembesan air tanah

Jika menggunakan lapisan utuk menurunkan muka air tanah, debit dari air tanah dapat dihitung
dengan menggunakan grafik untuk menentukan debit aliran air tanah (setelah Moulton, 1980).
Grafik tersebut berlaku umum, dimana lapisan kedap air berada pada kedalaman tertentu dari
dasar lapisan draianse.aliran dibedakan menjadi dua bagian. Aliran di atas lapisan drainase qi,
dihitung dengan persamaan

𝑘(𝐻 − 𝐻0 )2
𝑞𝑖 =
2𝐿𝑖
Dimana k adalah permeabilitas tanah pada lereng galian, H kedalaman muka air tanah awal di
atas lapisan kedap air, H0 jarak vertikal antara dasar lapisan drainase dan lapisan kedap air, dan
Li jarak pengaruh drainase terhadap muka air tanah, yang dapat dihitung dengan persamaan

𝐿𝑖 = 3,8(𝐻 − 𝐻0 )

Aliran di bawah lapisan drainase q2 ditentukan berdasar grafik pada Gambar 4.17. perlu
diketahui bahwa q1 dan q2 adalah debit (aliran) per satuan waktu per satuan panjang drainase
memanjang. Aliran lateral qL adalah

𝑞𝐿 = 𝑞1 + 𝑞2

Aliran air tanah qg ke lapisan drainase per satuan luas

2𝑞2
𝑞𝑔 =
𝑊

Dimana W adalah lebar jalan. Jika jalan miring ke satu sisi, maka

𝑞𝐿 = 2(𝑞1 + 𝑞2 )

𝑞1 + 2𝑞2
𝑞𝑔 =
𝑊

Menentukan Kapasitas Drainase

Kapasitas lapisan drainase maupun pipa pengumpul harus direncanakan dengan kapasitas
(outflow) yang lebih besar dari masukan (inflow) dan air dapat mengalir dengan aman dari
sumber ke lokasi outlet.

Lapisan drainase

Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam perencanaan lapisan drainase, yaitu

(1) kapasitas pada kondisi tunak (steady) harus lebih besar dari laju inflow.

(2) kapasitas tak tunak (unsteady) harus sedemikian rupa sehingga air dapat dibuang (drain)
dengan cepat setelah kejadian hujan.

Aliran tunak (steady flow)

Berdasarkan dimensi lapisan drainase pada gambar 4.21, kapasitas lapisan drainase pada
kondisi aliran tunak dapat dihitung denga persamaan (Baber and Sawyer, 1952).
𝐻
𝑞 = 𝑘𝐻 (𝑆 + )
2𝐿

Dimana q adalah kapasitas debit lapisan drainase, k permeabilitas lapisan drainase, S


kemiringan lapisan draianse, H ketebalan lapisan drainase, dan L panjang lapisan drainase.
Persamaan (4.11) mengindikasikan bahwa aliran yang terjadi tersusun atas dua komponen.
Pertama adalah aliran melalui luasan H akibat kemiringan hidraulik S, dan yang kedua aliran
melalui luasan H/2 akibat kemiringan hidraulik H/L. Jika S=0, maka q=0,5 kH2/L yang
merupakan penerapan langsung Hukum Darcy, dengan asumsi bahwa permukaan preatik
berada pada permukaan lapisan draianse di satu sisi dan pada dasar lapisan drainase di sisi yang
lain, dengan rata-rata luas aliran H/2.

Aliran tak tunak (unsteady flow)

Kapasitas aliran tidak tunak didefinisikan sebagai derajat drainase, dimana nisbah antara
volume air yang dibuang sejak berhentinya hujan dan kapasitas total lapisan draianse.
Casagrande and Simon (1952) memperlihatkan bahwa waktu yang diperlukan untuk derajat
draianse 50% dapat dihitung dengan persamaan

𝑛𝑐 𝐿2
𝑡50 =
2𝑘(𝐻 + 𝑆𝐿)

Dimana t50 adalah waktu yang diperlukan untuk drainase 50% dan nc porositas efektif, yaitu
porositas yang ditempati oleh air yang dapat dibuang (drainable water). Pada material dengan
gradasi terbuka, semua air adalah drainable, sehingga porositas efektif sama dengan porositas
total. Casagrande and Simon menggunakan persamaan (4.12) untuk mendesain base course.
Mereka merekomendasikan bahwa waktu yang diperlukan untuk drainase 50% pada base jenuh
tidak lebih dari 10 hari.

Pipa pengumpul (collector pipes)

Kapasitas pipa pengumpul dapat direncanakan dengan menggunakan persamaan Manning


untuk saluran terbuka, yaitu

𝐴 2 1
𝑄 = 86.400 ( 𝑅 3 𝑆 2 )
𝑛

Dimana Q adalah debit (m3/hari), n koefisien kekasaran Manning, A luas penampang dalam
1 1
pipa 4 𝜋𝐷2 (𝑚2 ), R radius hidraulik, untuk pipa penuh R=4 𝜋𝐷, D diameter pipa (m), dan S
adalah kemiringan pipa. Jika 𝑄 = 𝑞𝐿 𝐿0 , dimana qL adalah aliran lateral (m3/hari/m), dan L0
jarak dua antara outlet (m), maka

86.400𝜋 2 1
𝑛𝑞𝐿 𝐿0 = 2 𝐷23 𝑆 2
413

Atau

3
8
𝑛𝑞𝐿 𝐿0
𝐷=( 1)
26.930 𝑆 2

You might also like