You are on page 1of 32

MODUL

PRATIKUM FISIKA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


2017
TATA TERTIB PRAKTIKUM
KEWAJIBAN PRAKTIKAN:
1. Setiap praktikan datang 5 menit sebelum pelaksanaan praktikum
2. Memakai pakaian rapi,jas lab dan safety shoespada saat praktikum
3. Sebelum praktikum, praktikan mengumpulkan tugas pendahuluan untuk percobaan
yang akan dilakukan.
4. Setiap praktikan sebelum memulai praktikum harus menyerahkan laporan resmi
percobaan minggu sebelumnya.
5. Setiap praktikan mengumpulkan laporan sementara setelah melakukan praktikum
untuk mendapatkan persetujuan dari pembimbing praktikum
6. Setiap praktikan merapikan dan menyerahkan peralatan yang selesai dipinjam pada
petugas laboratorium.
7. Sebelum meninggalkan ruangan Lab, kelompok yang bertugas (piket) menyapu/
membersihkan Lab.

SANKSI PELANGGARAN:
1. Prakikan yang terlambat harus melapor pada dosen pembimbing untuk mendapat ijin
praktikum
2. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan surat ijin tidak masuk
3. Praktikan yang tidak mengumpulkan tugas pendahuluan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4. Praktikan yang merusakkan peralatan wajib mengganti sesuai alat yang dirusak.
5. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum secara keseluruhan dinyatakan tidak
lulus praktikum fisika.

Surabaya, 13 Pebruari 2013


Penyusun

Catatan:
Tugas pendahuluan dan laporan ditulis tangan pada kertas A4 dengan margin kiri 4cm, atas,
kanan dan bawah masing-masing 3cm.
GERAK BENDA PADA BIDANG

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada praktikum M1, praktikan diharapkan:
1. dapat membaca dan menggunakan stopwatch dengan benar,
2. mampu menerapkan hukum gerak jatuh bebas
3. menentukan koefisien gaya gesek pada bidang miring baik permukaan
kasar atau licin
4. dapat memahami tentang gerak pada bidang miring.

II. TEORI
Dinamika Partikel adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang
gaya yang yang menyebabkan sebuah benda bergerak. Pada modul ini, benda masih
dianggap sebagai partikel, artinya benda hanya dilihat sebagai satu titik pusat massa saja.
Untuk itu gerak translasi saja yang akan diperhatikan. Dengan demikian massa katrol
diabaikan, karena katrol bergerak melingkar. Karena massa katrol diabaikan, maka
memen inersia katrol juga diabaikan, sehingga katrol mengalami kesetimbangan momen.
Tegangan tali sebelum dan sedudah lewat katrol sama.
Dasar untuk menyelesaikan persoalan dinamika partikel diatas adalah
Hukum Newton I, II dan III. Yaitu:
Hukum Newton I : ∑𝐹 = 0
Hukum Newton II : ∑𝐹 = 𝑚. 𝑎
Hukum Newton III : 𝐹 𝑎𝑘𝑠𝑖 = − 𝐹 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Ada beberapa gaya yang harus dikenali di bab ini, antara lain gaya normal
(𝑁), gaya gesek (𝑓), tegangan tali (𝑇), gaya berat (𝑤 = 𝑚𝑔) dll.
Bila suatu benda bergerak pada suatu bidang, dimana bidang tersebut tidak licin, maka
akan timbul gaya gesek. Gaya gesek timbul karena permukaan dua bidang yang
bersentuhan. Arah gaya gesekan pada benda berlawanan dengan arah gerak benda. Besar
gaya gesek dipengaruhi oleh benda dan koefisien gesek.Gaya gesekan terdiri dari :
1. Gaya gesekan statis (𝑓𝑠) yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda diam.
𝑓𝑠 =  s . 𝑁

2. Gaya gesekan kinetis (𝑓𝑘), yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda bergerak.
𝑓𝑘 = µ𝑘. 𝑁

𝑚2 𝑇

𝑚2 𝑔 𝑇

𝑚1

𝑚1 𝑔
o
Gambar 1. Sudut 0

m1 g  m1  m2  a
k  (1)
m2 g

N T T

m2g sin Ɵ
f Ɵ m2g cos Ɵ m1
m2 g

m1 g
Gambar 2. Sudut Ɵ

m1 g  m2 g sin   m1  m2  a
k  (2)
m2 g cos 
dimana :
𝑓𝑠 = gaya gesek statis(𝑁)
𝑓𝑘 = gaya gesek kinetis(𝑁)
 s = koefisien gesek statis  s
µ𝑘 = koefisien gesek kinetis
𝑁 = gaya normal
𝑔 = percepatan grafitasi = 9,81 m/s2
𝑎 = percepatan gerak benda (m/s2 )
Untuk persamaan geraknya yaitu :
1
s  v0t  at 2 (3)
2
Dimana : 𝑠 = jarak tempuh (m)
𝑣0 = kecepatan awal (m/s)
𝑡 = waktu menempuh jarak s (secon)

III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gerak pada bidang
2. Stop watch
3. Satu set beban
4. Penggaris

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gb 2 dengan sudut 300
2. Catatlah panjang lintasan m2 dan catat waktu yang diperlukan untuk
menempuh panjang lintasan tersebut
3. Gantilah m2 dengan benda yang berbeda
4. Catatlah panjang lintasan m2 dan catat waktu yang diperlukan untuk
menempuh panjang lintasan tersebut
5. Ulangi langkah (1) sampai dengan (4) untuk sudut kemiringan 00 (sepertiGb 1)

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Dapatkan rumus (1) dan (2) dari Hukum Newton II
2. Sebuah balok yang bermassa m1 =20 kg, terletak pada bidang miring licin
seperti pada gambar dibawah. Balok ini dihubungkan oleh seutas tali melalui
katrol kecil tanpa gesekan dengan balok kedua yang bermassa m2 =30 kg
tergantung vertikal. Tentukan :
a. Percepatan masing-masing benda
b. Tegangan tali
N T T
o
53
m2g sin Ɵ

f m2g cos Ɵ m1
m2 g

m1 g

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung koefisien gesekan antara bidang dengan benda yang berbeda untuk
setiap sudut dengan kemiringan yaitu sudut 00 dan 300
2. Hitung kecepatan akhir benda
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nama percobaan : Gerak Benda pada Bidang
Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3 (………………….)

Sudut 300
m1 = ……
No Aluminium Kayu
m2 = …… m2 = ……
….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm

1
2
3
Rata2

Sudut 00
No Aluminium Kayu
m2 = …… m2 = ……
….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm

1
2
3
Rata2
GAYA SENTRIFUGAL

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mendefinisikan dan memahami prinsip kerja gaya sentrifugal
2. Dapat membaca dan menggunakan alat ukur.
3. Dapat membandingkan frekuensi perhitungan dengan percobaan.

II. TEORI
Benda berotasi mempunyai percepatan yang arahnya ke pusat yang disebut
percepatan sentripetal (as) yang besarnya :
v2
as   2R (1)
R
Dan sesuai hukum Newton II, percepatan ini menyebabkan gaya sentripetal yang arahnya
ke pusat. Besarnya :
v2
Fs  m  m 2 R (2)
R
Dimana : v = kecepatan linier (m/s )
R = radius rotasi (m)
kecepatan sudut (rad/s)
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi bumi (m/s2)

Menurut hukum Newton III, setiap benda yang mendapat gaya, maka benda tersebut akan
memberikan gaya rekasi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Gaya reaksi dari
gaya sentripetal ini dinamakan gaya sentrifugal. Pada percobaan ini benda akan berputar
dengan besar kecepatan yang konstan, menimbulkan gaya sentrifugal sehingga mampu
mengangkat massa beban (M) yang berada di tengah/pusat.

Besar frekuensi yang diperlukan untuk mengangkat beban M.g ( Newton ) adalah :

1 M .g
f  (3)
2 n

m R
i 1
i i
III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gaya sentrifugal
2. Tachometer

m m
R 1 2

1
R
2
Gambar Peralatan Sentrifugal

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Jalankan peralatan gaya sentrifugal dengan satu lengan beban (m1 dan m2)
yang berpengaruh, sedangkan m3 dan m4 terkunci.
2. Naikkan frekuensi rotasi hingga beban M tepat bergerak naik dan catat
frekuensi f.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan menggunakan dua lengan beban (m1, m2, m3
dan m4) berpengaruh semuanya.

V. TUGAS PENDAHULUAN

1 M .g
Dapatkan persamaan f 
2 n

m R
i 1
i i

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung frekuensi berdasarkan percobaan dan frekuensi secara perhitungan
2. Tentukan persentase error frekuensi tersebut
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nama percobaan : Sentrifugal


Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3 (………………….)

M = ……… kg m1 = m2 = m3 = m4 = ……… kg
Salah satu lengan dikunci
No r1 ( cm ) r2 ( cm ) f
1.
1 2.
………. ………. 3.
4.
5.
f rata – rata =

No r1 ( cm ) r2 ( cm ) r3 ( cm ) r4 ( cm ) f
1.
2.
2 ………. ………. ………. ………. 3.
4.
5.

f rata – rata =
DINAMIKA ROTASI

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. dapat membaca dan menggunakan stopwatch dengan benar
2. memahami prinsip kerja gerak melingkar pada roda dengan memperhatikan
momen inersianya
3. menghitung besar momen inersia dan percepatan sudut.

II. TEORI
Dinamika yang dipelajari dalam modul ini berbeda dengan yang ada di
modul M1. Dinamika pada modul ini adalah dinamika rotasi, dimana dalam dinamika
rotasi benda sudah dilihat keseluruhan sebagai benda pejal, atau sistem diskrit. Dalam
dinamika rotasi semua gerak benda, baik translai maupun rotasi sudah diperhitungkan.
Sehingga kalau di modul M1, massa katrol masih diabaikan, maka pada modul ini massa
katrol sudah diperhitungkan. Dengan demikian katrol mempunyai momen inersia dan
mengalami gerak rotasi yang persamaannya dalam hukum Newton II.
Momen inersia adalah sifat kelembamaan keengganan benda untuk berputar.
Untuk benda (sistem diskrit), yang terdiri dari beberapa partikel, maka momen inersia
bendanya adalah:
n
I   mi Ri (1)
i 1

Untuk benda-benda teratur nilai momen inersia dapat dicari dengan perhitungan
matematis.
Dimensi Persamaan Dimensi Persamaan
Cincin tipis diputar Slinder berongga m 2
I ( R1  R22 )
pada sumbu silinder I  m.R 2
diputar pada sumbu 2
silinder
Silinder pejal diputar 1 Bola pejal diputar 2mR2
I m.R 2 I
pada sumbu silinder 2 pada diameter 5

Apabila torsi  bekerja pada benda yang momen inersianya adalah I, maka pada benda
akan timbul percepatan sudut sebesar ukum Newton II rotasi)
  I  (2)

Torsi juga bisa didefinisikan sebagai gaya x lengan

   F.R (3)

α
r1 r2

T1 T2

T2
a1 T1 a2

m2
m1

m2 g
m1 g

1 2
s1  a1t1 (4)
2
1 = 2 = 
a1 a2
  
R1 R2

Gambar 1 Roda Dengan Dua Beban

Tegangan tali dapat dihitung dengan menggunakan :


T1 = m1g - m1.a1 dan T2 = m2a2 + m2.g (7)

Momen Inersia sistem yaitu :


T1R1  T2 R2
I (8)

III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gerak melingkar pada roda
2. Beban
3. Stopwatch
4. Penggaris

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Ikatlah tali pada roda besar dan roda kecil seperti pada gb (1)
2. Bebanilah kedua ujung tali yang telah diikatkan pada roda dengan massa m 1
untuk roda besar dan m2 untuk roda kecil
3. Ukurlah jarak yang ditempuh m1 (=S1) dan catat waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak tersebut sebanyak 3 kali
4. Lakukan langkah (1) s/d (3) untuk massa berbeda dan jarak yang sama

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Dengan memperhatikan gb 1, benda 1 dengan massa 2kg dan benda 2 dengan
massa 1,5 kg hitunglah T1, T2 dan  jika diketahui momen inersia roda4 kgm2,
jari-jari roda 1 = 30 cm dan jari – jari roda 2 = 10 cm.

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung percepatan benda 1 dengan menggunakan persamaan :
1 2
s at
2
2. Hitung percepatan sudut roda
3. Hitung percepatan benda 2
4. Hitung besar tegangan dari kedua tali tersebut
5. Hitung momen inersia dari roda tersebut dengan persamaan (8)
6. Hitung momen inersia secara praktek
7. Tentukan persentase error momen inersia yang didapatkan secara teori dan
praktek.
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nama percobaan : Dinamika Rotasi


Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3 (………………….)

S1 = ….. m mroda = ..... kg


m1 m2 t1 t2 t3 trata-rata r1 r2
kg detik m
HUKUM ARCHIMEDES

I. Tujuan Praktikum
1. dapat memahami prinsip hukum Archimedes
2. dapat menentukan rapat jenis fluida cair
3. dapat menghitung besar gaya apung berdasarkan hukum Archimedes
4. dapat menentukan besar rongga dalam suatu benda.

II. TEORI
Jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat
gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan. Secara matematis gaya Archimedes
(gaya ke atas), dapat dirumuskan sebagai berikut :
FA  Vc c g (1)
Dimana : FA = gaya ke atas yang dialami benda (N)
( dalam praktikum besar FA dapat dicari dengan dinamometer)
FA = w1 - w2
Vc = volume zat cair yang dipindahkan (m3)
c = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

w2 w1
FA

Ketentuan :
1. Jikabenda <cairan , maka benda akan mengapung
2. Jikabenda =cairan , maka benda akan melayang
3. Jikabenda >cairan , maka benda akan tenggelam
III. PERALATAN
1. Fluida cair (air, minyak, oli)
2. Beban
3. Dinamometer
4. Penggaris
5. Statip

IV. LANGKAH PERCOBAAN

1. Timbang dan catat benda yang digantungkan pada dinamometer (w1)


2. Benda yang digantungkan pada dinamometer dimasukkan ke dalam zat cair,
timbang dan catat (w2)
3. Menghitung volume fluida yang dipindahkan
4. Dengan menggunakan persamaan hukum Archimedes, tentukan cairan
5. Ulangi langkah 1 – 4 untuk massa benda yang berbeda
6. Ulangi langkah 1 – 4 untuk fluida yang berbeda
7. Hitunglah volume rongga

V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitunglah gaya apung berdasarkan percobaan
2. Hitunglah massa jenis zat cair
3. Hitunglah volume rongga dari balok

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Diketahui massa jenis air laut 1,2 (gr/cm3), massa jenis es 0,8 (gr/cm3). Tentukan
Berapa bagian volume gunung es yang tercelup dalam air.
2. Sebuah kubus volumenya 100 m3 dengan atap terbuka dari plat dengan massa
jenis 7 kg/liter. Tentukan ketebalan plat agar kubus terapung di air dengan
kedalaman tercelup 1 m.
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nama percobaan : Hukum Archimedes


Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3 (………………….)

Volume zat cair = …….. m3


Air Minyak Oli Volume Kenaikan Zat Cair
No W1 (N) W2 (N) W1 (N) W2 (N) W1 (N) W2 (N) (m3)
Air Minyak oli
1
2
3
KALORIMETRI

I. Tujuan Praktikum
1. Dapat memahami prinsip kerja hukum Joule
2. Dapat memahami konsep perubahan bentuk energi
3. Dapat menghitung besar energi listrik yang melalui suatu penghantar
4. Dapat menentukan energi thermal (kalor) yang timbul di dalam kalorimetri
5. Dapat menentukan kapasitas panas spesifik tembaga.

II. Teori
Kalor adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan temperatur.
Kalor berpindah dari benda bertemperatur tinggi ke benda temperatur lebih rendah.
Jumlah kalor yang diserap benda sebanding dengan massa benda itu pada perubahan
temperaturnya. Secara matematis dirumuskan sebagai :
Q  m c T  C T (1)
Dimana : Q = Kalor yang diserap (Joule, erg, kalori)
m = massa benda (kg)
T = Perubahan temperatur yang terjadi
c = Kalor jenis ( joule/kg0C)
C = Kapasitas kalor ( joule/0C)
Pada percobaan ini, energi listrik akan diubah menjadi energi panas oleh tahanan kawat
spiral dan panas tersebut digunakan untuk menaikkan suhu air disekitarnya beserta wadah
tembaga. Besar energi listrik yang ditimbulkan arus listrik sesuai dengan persamaan :
W=v.i.t (2)
Dimana : W = Energi listrik (Joule)
v = Beda potensial (volt)
i = Arus listrik (Ampere)
t = waktus (detik)
Dengan asumsi semua energi listrik ditransfer sebagai energi panas dari wadah dan air,
maka dapat ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut :
W = mcT air  mcT wadah (3)
III. PERALATAN
1. Kalorimeter dengan insulasi panas
Transformator
2. Stopwatch A
3. Termometer AC

4. Travo V

5. Avometer Elemen Pemanas

6. Kabel penghubung

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Timbanglah wadah tembaga (mw)
1
2. Isi wadah tembaga dengan air sampai /4 penuh, lalu timbang lagi
(mt = ma + mw)
3. Letakkan wadah tembaga dalam insulator yang sudah dipasang jaket, pasang
pengaduk, tutup dan pasang termometer.
4. Catat temperatur mula-mula
5. Hubungkan pemanas kalorimeter dengan arus AC 20 volt dan pasang avo
untuk membaca arus, lalu hidupkan stopwatch.
6. Catat pembacaan temperatur setiap 2 menit sampai dicapai temperatur 800C

V. TUGAS PENDAHULUAN
Air teh sebanyak 150 cm3 dengan suhu 950C dituangkan ke dalam cangkir gelas
(massa gelas 250 gr) yang suhunya 250C. Bila keseimbangan telah tercapai dan
tidak ada aliran kalor lain disekitarnya, tentukan suhu campurannya.
(Kalor jenis gelas 0,2 kal/gr0C, massa jenis air 1 gr/cm3, kalor jenis air 1 kal/gr0C)

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Dengan asumsi semua energi listrik ditransfer sebagai energi panas dari wadah
dan air , tentukan kapasitas panas spesifik dari kalorimeter (tembaga) pada
rentang temperatur ( diketahui kalor jenis air : ca = 1 kalori/g0C):
a. dari T awal sampai T2
b. dari T2 sampai 800C
c. dari T awal sampai 800C
2. Buat grafik hubungan antara waktu (x) dan temperatur (y)
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nama percobaan : Kalorimeteri


Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3 (………………….)

V = 20 volt I = …….. ampere mair =

mtembaga =

No t ( menit ) T0 C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KONDUKTIVITAS TERMAL

I. Tujuan Praktikum
a. dapat menerapkan prinsip perpindahan panas
b. dapat mengetahui nilai konduktivitas termal dari beberapa jenis material

II. Teori
Energi panas dapat dipindahkan dari suatu sistem yang bersuhu lebih tinggi ke
sistem yang bersuhu lebih rendah. Energi panas berpindah melalui mekanisme
perpindahan panas. Terdapat tiga jenis mekanisme perpindahan panas, yaitu radiasi,
konveksi dan konduksi.
Radiasi merupakan perpindahan energi dalam bentuk gelombang, melalui zat atau
ruang hampa. Sedangkan perpindahan panas konveksi terjadi pada cairan dan gas. Panas
berpindah melalui pergerakan partikel di dalam fluida. Partikel yang panas akan mengalir
sehingga menggantikan partikel yang lebih dingin.
Konduksi terjadi ketika energi panas berpindah melalui suatu material sebagai
akibat dari tumbukan antar elektron, ion, atom, dan molekul bebas material tersebut.
Setiap material memiliki kemampuan yang berbeda dalam melakukan konduksi, yang
ditunjukkan dengan nilai konduktivitas termal. Laju perpindahan konduksi dinyatakan
dengan:
Q T
 kA (1)
t L
Q
dimana adalah laju konduksi, k adalah konduktivitas termal, A adalah luas
t
penampang melingtang bahan, T adalah perbedaan temperatur bahan, dan L adalah
panjang bahan.
Q
Dalam SI, satuan untuk k adalah W/m.K dan adalah J/s atau Watt.
t

III. PERALATAN
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah satu set peralatan perpindahan
panas konduksi, yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Thermal Conductivity Apparatus
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Tanyakan kepada instruktur, apakah peralatan sudah tersambung dengan benar
2. Pastika lampu LED pada ITAC box berkedip
3. Pasang logam aluminium pada kotak Thermal Conduction Apparatus
4. Nyalakan kipas pada kotak Thermal Conduction Apparatus
5. Buka Program Conductoo
6. Atur waktu pengambilan data dengan mengatur pada menu Parameters –
Acquisition (Time step = 1s; Total time = 600s)
7. Klik tombol Heating, untuk proses pemanasan
8. Klik tombol Continous Acquisition
9. Amati nilai suhu pada masing-masing sensor, catat nilai suhu setiap 2 menit
10. Proses akan berhenti secara otomatis setelah mencapai Total time
11. Ulangi langkah 3-9 untuk logam tembaga
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Berikan contoh nilai konduktivitas termal dari salah satu material! (setiap
anggota kelompok harus material yang berbeda)
2. Jelaskan perbedaan antara konduksi, konveksi, dan radiasi!
3. Sebuah pelat logam setebal 3 mm memiliki perbedaan temperatur 30oC antara
kedua permukaannya. Laju perpindahan panas pelat tersebut adalah sebesar
200 kkal/jam melalui suatu permukaan seluas 4 cm2. Hitunglah nilai
konduktivitas termal logam tersebut dalam W/m.K!

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Plot grafik hubungan antara posisi sensor dan rata-rata nilai temperatur
2. Hitung nilai konduktivitas termal
3. Hitung presentase kesalahan (percent error) nilai konduktivitas termal
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nama percobaan : Konduktivitas Termal


Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3 (………………….)

Aluminium
Daya = W
No T1oC T2 oC T3 oC T4 oC T5 oC T6 oC T7 oC T8 oC
Jarak dari T1
(cm)

1
2
3
4
5
Rata-rata
TRANSFORMATOR

I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum transformator antara lain:
1. dapat membaca dan menggunakan alat ukur listrik
2. dapat merangkai dan mengetahui prinsip kerja transformator dengan benar
3. dapat mengetahui prinsip kerja transformator
4. dapat menghitung besar efisiensi transformator

II. Teori
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum faraday, yaitu jika ada
kumparan listrik berada dalam medan magnet yang fluks-fluks magnetiknya berubah
terhadap waktu maka pada kkumparan tersebut akan muncul GGL Induksi.
Jika pada kumparan primer trafo diberi arus bolak balik, maka disekitar kumparan
ini terjadi medan magnet yang berubah-ubah, sehingga fluks-fluks magnetik yang ada
disekitar kumparan primer ini juga berubah. Menurut Faraday, Jika ada kumparan listrik
berada dalam medan magnet yang fluks-fluks magnetiknya berubah terhadap waktu maka
pada kkumparan tersebut akan muncul GGL Induksi. Maka terjadilah GGL induksi pada
kumparan sekunder.
Trasformator adalah peralatan yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan. Daya dari sistem listrik dapat dihitung dari persamaan P = v.i = i.R.i
Dimana : P = Daya (watt)
v = Tegangan (volt)
i = Arus (ampere)
R = Hambatan / resistansi (ohm)
Sedangkan efisiensi dari suatu transformator dapat dihitung dengan perbandingan daya
output dan input :

Pout
 x 100%
Pin
III. PERALATAN
1. Avometer 5 buah
2. Variabel resistor
3. Transformator
4. Kabel penghubung

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut :

A1 A2

AC v1 v2
R

2. Pasanglah transformator untuk N1 = 1200 lilitan dan N2 = 300 lilitan


3. Catat i1, v1, i2, v2. Lakukan sebanyak 3 kali pengukuran dengan harga R yang
berbeda
4. Ulangi langkah 3 untuk N1 = 1200 lilitan dan N2 = 600 lilitan

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan fungsi transformator
2. Sebutkan bagian-bagian transformator dan macam-macam transformator
3. Sebuah transformator step-up mengubah tegangan dari 40 V menjadi 220 V.
Jika efisiensi transformator 75 % dan terdapat daya yang hilang 150 Watt.
Hitung kuat arus primer dan sekundernya.

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung daya input dan output
2. Hitung efisiensi transformator untuk N2 = 300 lilitan
3. Hitung efisiensi transformator untuk N2 = 600 lilitan
4. Tentukan persentase error efisiensi transformator yang didapatkan secara teori
dan praktek
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nama percobaan : Transformator


Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3 (………………….)

N1 = 1200 lilitan
No N2 = 300 lilitan N2 = 600 lilitan
I1 V1 I2 V2 I1 V1 I2 V2 R
1
2
3
AYUNAN MATEMATIS

I. TUJUAN
1. Dapat menghitung besarnya nilai perioda suatu getaran
2. Dapat menghitung percepatan gravitasi menggunakan bandul sederhana

II. TEORI
Bandul sederhana adalah sebuah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa, yang
digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik ke samping dari
posisi seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal karena
pengaruh gravitasi. Gerakannya merupakan gerak osilasi dan periodik. Sehingga dapat
disebut menempuh sebuah ayunan sederhana, Waktu yang diperlukan sebuah benda (beban)
untuk menempuh lintasan A-B-C-B-A disebut dengan periode ayunan sederhana.

Dalam ayunan bandul sederhana, periode ayunan tergantung dari panjang tali dan gravitasi.
Semakin besar panjang tali maka makin besar juga periodanya. Seperti persamaan berikut:
l
T  2
g
dimana :
T = Perioda (s) l = Panjang tali (m) g = percepatan gravitasi (m/s2)

III. PERALATAN
1.Beban
3. Benang
4. Statif
5. Mistar / Meteran
6. Stopwatch
7. Busur derajat
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Ukurlah panjang tali (dari ujung benang hingga pertengahan beban)
2. Buatlah simpangan dengan besar sudut agar gerak harmonis
3. Buatlah bandul/beban berayun tanpa didorong.
4. Amati lama waktu ayunan (t) mulai saat awal berayun, hingga 6 kali ayunan dengan
menggunakan stopwatch.
5. Lakukan prosedur eksperimen 1 - 4 sebanyak tiga kali untuk panjang tali yang
berbeda
V. TUGAS LAPORAN RESMI
1. Hitunglah periode T dari data yang ada
2. Hitunglah besar percepatan gravitasi

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Jelaskan dan tuliskan persamaan untuk periode dan simpangan !
2. Tuliskan bunyi hukum Hooke dan buktikan persamaannya !
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nama percobaan : AYUNAN MATEMATIS
Kelompok :

No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya,


1 Mengetahui
2
3
4 (………………….)

Jumla getaran = .......

No. Panjang Tali (cm) Waktu Ayunan

1. 1.

2.

3.

2. 1.

2.

3.

3. 1.

2.

3.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA
NAMA PERCOBAAN

KELOMPOK :
NAMA :
NRP :

NAMA PROGRAM STUDI


NAMA JURUSAN
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017

You might also like