You are on page 1of 8

LAPORAN

KUJUNGAN LAPANG TEKNOLOGI PASCA PANEN


KOPI OLAH BASAH
BONDOWOSO

Dosen Pembimbing :
Ir.Iswahyono, MP

Oleh :
Ridho Bayu Riswanda
B31160720
Golongan A

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari
satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012). Keberhasilan
agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses
produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan
produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia
dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012). Teknologi budi daya dan pengolahan
kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan
tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang
seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat
berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012).
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya
mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi
akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat
antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian.
Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap
tahapan pengolahan biji kopi. Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi yang
bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dengan
melakukan setiap tahapan secara benar. Proses penyangraian merupakan salah satu
tahapan yang penting, namun saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses
penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi berkualitas.

1.1 Tujuan
1. Mengetahui penolahan kopi basis basah
2. Mengetahui proses pengolahan kopi
3. Menghitung daya dan kapasitas mesin pengolahan kopi
BAB 2. METODOLOGI

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : Kelompok Tani “Usaha Tani XI” Dusun Slencak Sumber Wringin –
Bondowoso
Waktu : Kamis, 3 Mei 2018

2.2 Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Kamera
3. Perekam suara
4. Kopi robusta dan arabica

2.3 Prosedur kerja


1. Sebelum berangkat ke lokasi kunjungan lapang, mahasiswa berkumpul di
depan laboratorium alsintan Politeknik Negeri Jember untuk persiapan dan
pengarahan oleh dosen dan teknisi
2. Setiba di lokasi mahasiswa diberi pengarahan oleh petugas dari kelompok tani
3. Mengamati dan mendengarkan petugas kelompok tani pada setiap proses
pengolahan kopi
4. Mencatat segala proses pengolahan serta membuat dokumentasi proses
pengolahan kopi
5. Buatlah laporan praktikum fieldtrip.

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Hasil pengamatan


- Berat awal bahan + keranjang = 20 kg
- Berat bahan : 18,9 kg
- Berat keranjang : 1,1 kg
- Berat kulit + keranjang hasil pulper = 7,9 kg
- Berat biji yang terikut kulit : 0,1 kg
- Berat kulit : 6,8 kg
- Berat timba : ½ kg
- Berat kopi yang mengambang : 3 kg
- Berat kopi yang hilang lendirnya : 16 kg
- Berat kopi yang tidak terkupas : 2,3 kg
- Waktu pengupasan : 1 menit 35 detik
3.2 Pengolahan kopi cara basah
Pada prinsipnya pengolahan biji kopi terdiri dari 2 cara yaitu pengolahan
basah dan pengolahan kering. Perbedaan kedua cara itu adalah pada pengolahan
basah proses pulper menggunakan air dan melalui proses washing. Sedangkan
proses pengolahan kering setelah proses panen dan fermentasi langsung menuju
proses pengeringan tanpa melalui pulper basah dan washing.
1. Penanganan buah kopi setelah panen
Buah kopi (kopi gelondongan) yang di olah secara basah harus yang
masak tau petik merah. Buah kopi yang baru panen harus langsung di sortasi
antara buah kopi merah, hijau, busuk (rusak) dan kotoran. Cara penyortiran
kopi dapat dilakukan dengan cara merendam buah kopi, buah kpi yang
mengapung dipisahkan karena buah ini akan masuk ke proses selanjutnya
sebagai kopi dengan kualitas krang baik. Sedangkan yang terendam juga akan
masuk ke proses selanjutnya dan akan di sortir lagi untuk mendapatkan kopi
yang berkualitas tinggi.
2. Pengupasan kulit (pulping)
Proses pengupasan kulit dilakukan dengan cara pengupasan
menggunakan pulper. Buah kopi di pecah dengan dua silinder yang berputar
berlawanan arah sehingga kopi yang di dapat adalah HS (Hard Skm) yang
telah terpisah dari kulit dan daging buahnya.
- Daya pulper : 5.5 PK atau 5.5 HP
- Kapasitas kerja : 716,2 kg/jam
- Model : Honda no. Seri T1051136
3. Fermentasi
Fermentasi bertujuan untuk membantu melepaskan lapisan lendir yang
masih tersisa di permukaan kulit tanduk setelah proses pengupasan. Proses
fermentasi umumnya di lakukan untuk memperoleh cita rasa dan aroma pada
kopi. Proses fermentasi tidak memakan waktu lama, maksimal 36 jam, jika
lebih dari itu kopi akan membusuk.
4. Pencucian (washing)
Buah kopi yang yang telah di fermentasi selanjutnya di cuci untuk
membersihkan dari lendir. Pencucian dapat di lakukan dengan washer ataupun
manual.
5. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan pengeringan matahari
(penjemuran) yaitu meletakkan kopi pada pora-pora atau lantai jemur dengan
ketebalan 1,5 cm selama 3 hari sampai kadar air mencapai 10% - 15%, untuk
kualitas ekspor biasanya menggunakan lantai jemur berbasis dum karena
panas yang dihasilkan lebih baik dari penjemuran langsung.

6. Pengupasan kulit tanduk


Biji kopi yang di keringkan masih di lapisi kulit tanduk sehingga
setelah pengeringan di lakukan proses pelepasan kulit tanduk menggunakan
Huller untuk menghasilkan kopi beras.
- Kapasitas kerja : 256.95 kg/jam
- Daya mesin : 5,5 HP
- Model mesin : Honda 6x160
7. Pengeringan kopi beras
Penjemuran kopi beras dilakukan untuk menurunkan kadar air hingga
di bawah 13%, pengeringan ini dilakukan selama 2-3 hari di bawah sinar
matahari dengan menggunakan para-para.
8. Sortasi biji
Sortasi ini dilakukan untuk memisahkan biji utuh, pecah dan kotoran
sehingga kopi yang di dapat memenuhi syarat klasifikasi mutu. Sortasi ini
dilakukan dengan manual.
9. Penyangraian (Roasting)
Penyangraian dilakukan dengan suhu 150 ºC menggunakan mesin
roasting, kopi dengan berat 5 kg membutuhkan waktu untuk penyangraian
selama 22 menit 59 detik. Setelah itu di dinginkan selama 5 menit 23 detik.
- Kapasitas kerja : 13,053 kg/jam
- Daya : 1 HP
- Model mesin : CALTECH CAMSTARTER
10. Penyortiran biji setelah roasting
Penyortiran ini dilakukan untuk memisahkan kopi dengan tingkatan
warna yang berbagi atas light roast, Dark roast.
11. Penggilingan
Setelah pernyotiran dilakukan penggilingan untuk mendapatkan kopi
bubuk menggunakan disk mill dengan mesh yang di inginkan buyer

12. Pengemasan
Setelah penggilingan dilakukan proses finishing yaitu pengemasan
menggunakan mesin packing. Produk selanjutnya dapat dilakukan penjualan.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada proses pengolahan kopi yang dilakukan kelompok tani “Usaha Tani XI”
di Dusun Slencak Sumber Wringin – Bondowoso menggunakan metode
pengolahan proses basah yaitu pengolahan yang di mulai dari pemanenan –
pulping – fermentasi – washing – pengeringan – pengupasan kulit tanduk –
pengeringan kopi beras – sortasi biji – roasting – sortasi hasil roasting –
penggilingan – pengemasan. Selanjutnya produk dapat dilakukan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3670/skripsi.pdf
diakses pada Senin 15 April 2018
 http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=651
diakses pada Senin 15 April 2018
 http://www.sadakoffie.com/liberica-us-
excelsacoffe/?_e_pi_=7%2CPAGE.ID10%2C1431262604
diakses pada Senin 15 April 2018

You might also like