Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
Ir.Iswahyono, MP
Oleh :
Ridho Bayu Riswanda
B31160720
Golongan A
Kopi merupakan bahan minuman yang tidak saja terkenal di Indonesia tapi juga
terkenal hingga ke seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena kopi baik yang bentuk bubuk
maupun seduhannya memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman
lainnya. Selain itu, kopi ini termasuk kedalam kelompok bahan penyegar karena
mengandung kafein yang biasa dikonsumsi sebagai minuman karena citarasa yang khas.
Dengan citarasanya yang khas ini ditambah adanya pengaruh fisiologis kesegaran setelah
diminum menyebabkan kopi banyak diminati oleh konsumen di seluruh dunia. Pada
umumnya kopi dikonsumsi bukan karena nilai gizinya, melainkan karena nilai citarasa dan
pengaruh fisiologisnya tersebut.
Kakao merupakan salah satu hasil pertanian yang berpotensi untuk meningkatan devisa
Indonesia. Coklat dengan kandungan kakao (biji coklat) lebih dari 70% juga memiliki
manfaat untuk kesehatan, karena coklat kaya akan kandungan antioksidan yaitu fenoldan
flavonoid yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sangat besar. Dengan adanya
antioksidan, akan mampu untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh. Selain itu kakao
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pengolahan kakao, yaitu mulai dari bungkil sampai
lemaknya dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tinggi. Secara umum
jenis kakao terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Criollo atau yang dikenal sebagai kakao mulia
Forastero dan Trinitario (campuran Criollo dan Forastero). Criollo merupakan jenis kakao
yang menghasilkan biji kakao dengan mutu terbaik sehingga dikenal sebagai kakao
mulia, fine flavour cocoa, choiced cocoa dan edel cocoa. Kurang lebih 7% dari produksi
kakao dunia dan merupakan jenis edel yang dihasilkan di Equador, Venezuela, Trinidad,
Grenada, Jamaika, Srilangka, Indonesia dan Samoa. Buahnya berwarna merah atau hijau
dengan kulit buah tipis berbintil-bintil kasar dan lunak. Biji kakao jenis ini berbentuk bulat
telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada saat basah. Kakao
jenis criollo mempunyai rasa yang kompleks dan lembut, tetapi cita rasa coklatnya kurang
kuat (Pangkalan Ide 2008).
1.2 Tujuan
Mengetahui proses pengolahan kopi
Mengetahui proses pengolahan kakao
BAB 2. METODELOGI
Pengupasan kulit buah menggunakan mesin pengupas [pulper] tipe silinder. Kinerja mesin
pengupas sangat tergantung pada kemasakan buah, keseragaman ukuran buah, jumlah air
proses dan celah [gap] antara rotor dan stator. Mesin akan berfungsi dengan baik jika buah
yang dikupas sudah cukup masak karena kulit dan daging buahnya lunak dan mudah
terkelupas. Sebaliknya, buah muda relatif sulit dikupas. Buah kopi Robusta relatif lebih
sulit dikupas dari pada kopi Arabika karena kulit buahnya lebih keras dan kandungan
lendirnya lebih sedikit. Untuk mendapatkan hasil kupasan yang sama, proses pengupasan
kopi Robusta harus dilakukan berulang dengan jumlah air yang lebih banyak.
2. Fermentasi
Proses fermentasi umumnya hanya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika. Tujuan
proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di permukaan kulit
tanduk biji kopi setelah proses pengupasan. Pada kopi Arabika, fermentasi juga bertujuan
untuk mengurangi rasa pahit. Prinsip fermentasi adalah peruraian senyawa-senyawa yang
terkandung di dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan dibantu dengan oksigen dari
udara. Proses fermentasi dapat dilakukan secara basah [merendam biji kopi di dalam
genangan air] dan secara kering [tanpa rendaman air].
Akhir fermentasi ditandai dengan mengelupasnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit
tanduk. Lama fermentasi bervariasi tergantung pada jenis kopi, suhu dan kelembaban
lingkungan serta ketebalan tumpukan biji kopi di dalam bak. Tingkat kesempurnaan
fermentasi jika lendir tidak lengket, maka fermentasi diperkirakan sudah selesai.
Umumnya, waktu fermentasi biji kopi Arabika berkisar antara 12 sampai 36 jam
tergantung permintaan konsumen, sedang waktu fermentasi kopi Robusta lebih pendek.
3. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih
menempel di kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara
manual di dalam bak atau ember, sedang untuk kapasitas besar perlu dibantu dengan
mesin.
4.Pengeringan
Proses pengeringan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi yang semula 60 –
65% sampai 12 %. Pada kadar ini, biji kopi relatif aman untuk dikemas dalam karung dan
disimpan di dalam gudang pada kondisi lingkungan tropis. Proses pengeringan dapat
dilakukan dengan cara penjemuran. Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan
murah untuk pengeringan biji kopi. Jika cuaca memungkinkan, proses pengeringan
sebaiknya dipilih dengan cara penjemuran penuh ini akan memberikan hasil yang baik
jika sinar matahari dimanfaatkan secara maksimal, lantai jemur di buat dari bahan yang
menyerap panas (semen), tebal tumpukan biji kopi dilantai jemur harus optimal,
pembalikan yang cukup, buah kopi yang dikeringkan secara alami banyak mengandung
kotoran seperti kerikil dll dan kotoran ini harus dihilangkan.
5. Sortasi
Biji kopi yang sudah berbentuk seperti beras harus disortasi secara fisik atas dasar ukuran
dan cacat bijinya. Kotoran-kotoran non kopi seperti serpihan daun, kayu atau kulit kopi,
harus juga dipisahkan. Sortasi ukuran dilakukan dengan ayakan mekanis tipe silinder
berputar atau tipe getar.Mesin sortasi mempunyai tiga saringan dengan ukuran lubang
5,50; 6,50 dan 7,50 mm. Biji hasil sortasi atas dasar kelompok ukuran kemudian dikemas
di dalam karung goni.
1. Panen
Panen adalah proses awal penentuan kualitas biji kakao kering. Buah kakao yang
belum siap panen akan memberikan rendemen dan kualitas biji yang rendah. Kematangan
buah kakao ditandai dengan adanya perubahan warna kulit kakao mencapai dua pertiganya
dan apabila buah kakao digoyangkan, maka akan terdengar biji kakao terkoyak.
Petani sering melakukan proses ini untuk menunggu terpenuhinya kapasitas wadah
fermentasi. Tetapi tidak diketahui oleh petani bahwa biji kakao yang terdapat didalam buah
terus mengalami proses hidup. Waktu penyimpanan yang terlalu lama menyebabkan biji
kakao berkecambah. Hal ini secara otomatis akan menurunkan kualitas dan tidak
terpenuhinya persyaratan SNI biji kakao. Lama pemeraman disarankan dilakukan
sesingkat mungkin dan harus segera dipecah. Pemeraman buah kakao tidak dianjurkan
dalam menghasilkan biji kakao sesuai SNI. Apabila pemeraman buah kakao harus
dilakukan karena hal yang sangat penting, maka disarankan lama pemeraman dilakukan
sesingkat mungkin dan segera dipecah (maksimal hari ke-3 setelah panen). Pemeraman
buah kakao sebaiknya dilakukan dengan cara dihampar diatas lantai yang diberi alas.
Agar perubahan tersebut dapat berhasil optimal, maka pulp sebagai media utama harus
sesuai untuk pertumbuhan mikrobia. Pulp yang sesuai berasal dari buah kakao yang sehat
dan masak optimum, sehingga perbandingan kandungan gula dan asam optimal untuk
pertumbuhan yeast. Fermentasi secara tradisional terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1)
fermentasi dengan menggunakan keranjang/tomblok, 2) fermentasi dengan penimbunan
diatas permukaan tanah yang dialasi daun pepaya, dan 3) fermentasi dengan menggunakan
kotak kayu. Penggunaan kota kayu sebagai wadah fermentasi memberikan kualitas biji
kakao yang lebih baik dari dua cara fermentasi tradisional lainnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses fermentasi biji kakao, antara lain
lama fermentasi, keseragaman terhadap kecepatan pengadukan/ pembalikan, aerasi, iklim,
kemasakan buah, wadah dan kuantitas fermentasi. Fermentasi untuk biji kakao jenis lindak
membutuhkan waktu lebih lama, yaitu 5 hari, sedangkan biji kakao mulia lebih pendek
berkisar 3 hari. Fermentasi yang terlalu lama meningkatkan kadar biji kakao berjamur dan
berkecambah, sedangkan fermentasi yang singkat menghasilkan kadar biji slaty (biji tidak
terfermentasi) tinggi. Selain lama fermentasi, wadah fermentasi juga ikut menentukan
kualitas biji kakao yang dihasilkan.
Wadah fermentasi yang baik terbuat dari kayu dengan kuantitas minimal 40 kg.
Kurangnya kuantitas biji kakao yang difermentasi menyebabkan suhu fermentasi tidak
tercapai sehingga bukan fermentasi biji yang dihasilkan, tetapi biji yang berjamur. Proses
pembalikan pada saat fermentasi harus dilakukan setelah 48 jam. Hal ini untuk
diperolehnya keseragaman fermentasi biji kakao. Biji kakao yang tidak dibalik saat
difermentasi, maka biji kakao yang ditengah dihasilkan panas optimum sehingga
fermentasi maksimal, sedangkan yang diatas, di bawah, dan samping akan berakibat
sebaliknya.
8. Pengeringan
Teknik pengeringan biji kakao ada 3, yaitu: 1) pengeringan dengan sinar matahari, 2)
menggunakan alat pengering dan 3) perpaduan keduanya. Pengeringan yang biasa
dilakukan oleh petani selama ini adalah menggunakan sinar matahari. Pengeringan
menggunakan sinar matahari memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, akan
diperoleh warna biji kakao coklat kemerahan dan tampak lebih cemerlang. Warna dan
kenampakan yang demikian inilah yang diharapkan dari biji kakao kering, sehingga
pengeringan dibawah sinar matahari lebih disarankan untuk biji kakao. Namun demikian,
pengeringan sinar matahari memiliki kendala disebabkan kondisi cuaca terutama saat
hujan. Metode pengeringan ini memerlukan waktu 5 hingga 7 hari untuk mencapai kadar
air dibawah 7,5%. Kadar air biji kakao kering yang lebih dari 7,5% tidak memenuhi
persyaratan SNI. Lama tidaknya proses pengeringan sangat tergantung pada intensitas
sinar matahari yang menyinari.
4.1 Kesimpulan
Dalam proses pengolahan kopi untuk menghasilkan kopi yang diinginkan harus
melewati beberapa tahap, seperti : pengupasan kulit buah – fermentasi – pencucian –
pengeringan – sortasi – roasting – penggilingan/pengecilan.
Dalam pengolahan kakao pun juga harus melewati beberapa tahap untuk mendapatkan
produk yang baik berkualitas seperti : sortasi – pemeraman/penyimpanan buah kakao –
pemecahan kulit buah – sortasi biji kakao – fermentasi – perendaman dan pencucian –
pengeringan – pengecilan – pembuatan produk – pengemasan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/250151927/Laporan-Pengolahan-Kakao-1
https://www.academia.edu/25498960/Laporan_Teknologi_Pengolahan_Pangan_Pengolahan_
Kakao
https://www.scribd.com/doc/312067136/Laporan-proses-pengolahan-kopi
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3670/skripsi.pdf