You are on page 1of 56

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar


yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -1


SPESIFIKASI TEKNIS
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

A. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya


seluk-beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang
akan diuraikan dalam buku ini.
Didalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpang
siuran informasi didalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pertemuan dengan Konsultan dan Direksi untuk mendapatkan kejelasan
pelaksanaan.

1. Lingkup Pekerjaan .
1.1. Nama pekerjaan untuk proyek ini adalah PEKERJAAN REHABILITASI ASRAMA
PUTRI (ASRAMA I,II,III) PANTI SOSIAL BINA DAKSA “BUDI PERKASA”
PALEMBANG.
1.2. Pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan oleh Kontraktor
meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini. Termasuk didalam lingkup
pekerjaan ini adalah :
 Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat
bantu yang lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap
bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan
sempurna sampai dengan diserah terimakannya pekerjaan tersebut kepada
Pemberi Tugas.
 Semua bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan
yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat
dipisahkan dan harus dilaksanakan oleh Kontraktor, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas/ Direksi.

2. Sarana Bekerja
2.1. Tenaga Kerja / Tenaga Ahli.
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2.2. Peralatan Bekerja.
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan yang benar-benar
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
2.3. Bahan-bahan Bangunan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

3. Persyaratan Pelaksanaan.
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis dan atau
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap
pekerjaan dilapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi
kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur dan

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -2


mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan
kelancaran pekerjaan calon pemborong harus menyediakan :
- Wakil, sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli
dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
- Buku harian untuk :
Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail
pekerjaan.

- Alat – alat pendukung yang senantiasa tersedia diproyek adalah :


1 (satu) kamera.
1 (satu) alat ukur schuifmat / jangka sorong ( sigmat ).
1 (satu) alat ukur optik (theodolith/waterpass).
1 (satu) 1 unit komputer dan alat cetak (printer).
1 (satu) alat ukur panjang masing-masing 50 m dan 5 m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

4. Standard yang Dipergunakan.


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan, antara lain :
NI-2(PUBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia (1971).
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia.
NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia.
NI-5 PPKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia.
NI-7 : Peraturan Kapur Indonesia.
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan .
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984 : Perencanaan Bangunan Baja Indonesia.
SII : Standard Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03 (PBI-1991) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
PUIPP-1983 : Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
untuk bangunan di Indonesia.
Serta :
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
- Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga
kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no. 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat didalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut diatas, maka


berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/ material/ komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :


- Gambar bestek yang dibuat oleh perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas, termasuk juga gambar-gambar kerja yang dibuat oleh pemborong dan
sudah disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugaas.
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -3


- Surat Perjanjian Melaksanakan Pekerjaan / Kontrak.
- Rencana kerja pelaksanaan (Time schedule) yang dibuat oleh pemborong dan
disetujui oleh Pemberi Tugas.

B. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing ).

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RKS.

3. Ukuran.
3.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
3.2. Ukuran-ukuran yang dipergunakan disini semuannya dinyatakan dalam M
(meter), kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch
atau mM (milliMeter).
3.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”)
3.4. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum didalam Gambar
Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen
Lelang / Dokumen Kontrak, terutama untuk peil ketinggian, lebar, ketebalan
luas penampang dan lain-lain.
3.5. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
3.6. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung-jawab kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.

4. Perbedaan Gambar.
4.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/
berlaku.
4.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur,
maka yang berlaku adalah gambar kerja Struktur.
4.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrikal/Listrik dan Mekanikal, maka gambar yang dipakai sebagai
pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
4.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan
satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,
maka didalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-
perbedaan, dan ataupun ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengawas / Pengelola Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan
Konsultan Pengawas/ Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -4


4.5. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng”klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

5. Shop Drawing.
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan dilapangan yang harus
dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing
pada setiap akan melaksanakan suatu pekerjaan dan untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar kerja / Dokumen kontrak maupun yang
diminta oleh Konsultan Pengawas.

Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar kerja /
Dokumen kontrak maupun dalam buku ini.

Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas


untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

C. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor


atau biasa dipanggil Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan
dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan
minimal Sarjana Muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman
minimun 5 (lima) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung-
jawab sebagian atau keseluruhan terhadap kewajibannya.

D. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung-
jawab tersebut diatas.
3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan,
Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab kontraktor.
7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak
ketiga yang ada dilapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai
dengan tahap serah terima.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -5


Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun belum, adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

E. DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, GUDANG DAN LOS KERJA

1. Pemborong harus membuat Direksi keet dan gudang seluas 32 M2 ( 4 x 8 M2 )


untuk ruang pengawas dan ruang rapat, yang diperlengkapi dengan kursi,
meja kerja, meja rapat serta alat-alat kantor yang diperlukan ( lantai diplester,
dinding papan / triplek dan atap genting/asbes).
2. Pemborong berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los Kerja, Gudang
Bahan yang dapat dikunci yang mana tempatnya akan ditentukan oleh
Pengawas lapangan/Personalia Proyek.
3. Direksi keet, Kantor Pemborong, Gudang dan Los bahan yang dibuat oleh
pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut,
harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak pemborong kecuali ada
ketentuan lain dari Direksi/Pengawas.
4. Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-
masing anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi
peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
5. Kontraktor wajib memasukkan indentifikasi tempat kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan akan dilaksanakan, serta jadwal
kerja.
6. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan.
7. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari
segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan
lain yang sedang berjalan.

F. JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan dilapangan, Kontraktor ‘wajib’ membuat Rencana


Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-
Curve Bahan dan Tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disahkan
Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu)
salinan Rencana Kerja kepada Konsultan Perencana . 1 (satu) salinan Rencana
Kerja harus ditempel pada dinding Bangsal Kontraktor dilapangan yang selalu
diikuti dengan grafik kemajuan /prestasi kerja.
4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -6


G. PENGUKURAN GARIS/KETINGGIAN PERMUKAAN DAN POSISI

1. Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran penetapan ketinggian


dilapangan yang disetujui secara tertulis oleh pengawas ahli.
2. Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk menyediakan semua peralatan,
perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan dalam hubungannya dengan
penetapan tersebut dalam butir diatas.
3. Pencocokan peralatan ketinggian dilapangan oleh Pengawas, bagaimanapun
juga tidak melepaskan kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan dari
penetapan ketinggian tersebut dan kontraktor harus melindungi dan menjaga
dengan hati-hati semua patok tetap, bouwplank dan benda-benda lain yang
digunakan dalam penetapan ketinggian.
4. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang
tertera dalam Gambar Kerja untuk memastikan posisi dan ketetapan di
lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
5. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak untuk
patokan titik mula setiap bagian dari pekerjaan .
6. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk, kemiringan/
kontur/ peil yang tertera didalam Gambar Kerja. Kemiringan yang dibuat harus
cukup mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta
mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera dalam Gambar Kerja. Tidak
dibenarkan adanya genangan air.
7. Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas /Direksi untuk mendapatkan pemecahannya
setelah berkonsultasi dengan Perencana. Tidak dibenarkan Kontraktor
mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/ Direksi.
8. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera didalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan.

H. KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN-BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang
akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan
Indonesia (PUBI th,1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan
termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
berlaku di Indonesia.
2. Merk Pembuatan Bahan / Material dan Komponen Jadi.
2.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
2.2. Bahan/ Material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum didalam Gambar, memenuhi Standar spesifikasi
bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk
tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini Kontraktor tidak
berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -7


2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri
baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas secara tertulis dan diketahui Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
tambah.

3. Kontraktor/ Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh


semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis
sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan/ dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
adalah sebanyak 3 (tiga) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk
menetapkan “Standar Cof Apperiance” dan disimpan diruang Direksi/
Pengawas. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua)
minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

5. Penyimpanan dan Pemeliharaan bahan harus sesuai dengan peryaratan pabrik


yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

I. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Bahan-bahan yang didatangkan/ dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-


contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam
pasal 8 diatas.
2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan
dari lapangan selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/
Direksi dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas berhak memerintahkan pembongakaran kembali kepada kontraktor
yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut
menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap
dikenakan denda sebesar 1/ 1000 (satu permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk di uji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas / Direksi secara tertulis .
segala biaya pemeriksaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
5. Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan - pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.

J. SUPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan ( Sub


kontraktor ) didalam hal pengadaan bahan/ material dan pemasangannya,

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -8


maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan .
2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan
Pengawas dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan.
3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas dilapangan untuk
pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu
persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

K. PEMBUATAN PAGAR PROYEK

1. Sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai, Kontraktor diwajibkan memasang


“Pagar Proyek” dilokasi seperti yang dipetakan didalam Gambar dan atau atas
petunjuk lainnya dari Konsultan Pengawas.
2. Tinggi Pagar Proyek minimum 2,00 M dari permukaan tanah dengan bahan
dari seng gelombang BJLS 32, kolom setempat dari kayu Gelam ukuran dia. 6-
8, memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Pemerintah
Daerah setempat.

L. PERSYARATAN UMUM LAINNYA

1. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja.


1.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur
pompa ditapak proyek.
1.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Direksi.
1.3. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas petunjuk Pengawas.

2. Mengutamakan Jasa Konstruksi Dalam Negeri.


Pengutamaan Jasa Produksi Dalam Negeri, kecuali ditentukan lain dalam kontrak,
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan maka :
- Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua
peralatan konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanen maupun
pekerjaan sementara termasuk segala macam barang lainnya yang diperlukan .
- Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah jadi dan
lain-lain, kontraktor harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri
meskipun harus tetap memperhatikan syarat-syarat mutu bahan yang
bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas, kecuali bila
ditentukan lain dalam RKS Teknis.

3. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah
sekurang-kurangya 4 (empat) buah tabung masing-masing tabung berkapasitas
15 Kg.

4. Drainase / Saluran Tapak Sementara :


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada ditapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan
air yang ada.
Arah aliran ditujukan ke saluran yang sudah ada di lingkungan pembangunan.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -9


5. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang-barang
milik Proyek, Konsultan Pengawas/ Direksi, dan milik Pihak Ketiga yang ada
dilapangan.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

6. Keselamatan Pekerjaan :
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab
memperbaikinya.

7. Memasuki Lapangan.
Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-
tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/ dipersiapkan atau dimana bahan/
barang dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-
tempat tersebut.

8. Pemeriksaan Pekerjaan.
8.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi
karena bahan/ material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaan
sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas /Direksi harus segera dihentikan
dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/ Direksi.
8.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Pengawas dan Pemborong harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas ahli untuk memeriksa surat
permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur /hari raya ) tidak
dipenuhi /ditanggapi oleh Konsultan Pengawas / Direksi, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi.
8.3. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak
untuk membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan /perbaikan kembali menjadi
tanggungan Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan
tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

9. Kemajuan Pekerjaan.
9.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh Kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas/Direksi.
9.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -10


10. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan “As-built
Drawing”
10.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
10.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah terimakan, Kontraktor berkewajiban
membuat Gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai
dengan kenyataan yang telah dikerjakan/ dibangun oleh Kontraktor ( As-
built Drawing ).
Biaya untuk penggambaran “ As-built Drawing “, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

11. Papan Nama Proyek.


Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus
memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku, atas
biaya Kontraktor.

PEKERJAAN STRUKTUR - ARSITEKTUR

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjan ini, yaitu dan
tidak terbatas pada :
- Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan
- Pekerjaan pengukuran kondisi tapak
- Pekerjaan pemasangan tugu patok dasar (Patok Ukur) dan Papan Ukur (
Bouwplank )
- Pekerjaan Pemancangan Mini Pile 20/20 cm dan Pile Cap
- Pekerjaan Galian, Pengurugan, Pemadatan dan Perataan Tanah
- Pekerjaan Perbaikan Kembali
- Pekerjaan Beton
-

2. Persyaratan Pelaksanaan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama

Gambar kerja, Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi

dilapangan

B. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN SEBELUM PELAKSANAAN

1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup :


Pembongkaran/ Pembersihan/ Pemindahan keluar dari Tapak/ Site Konstruksi

terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Perencana/ Pengawas dan Direksi tidak

akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran Pelaksanaan,

diantaranya :

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -11


1.1. Pembongkaran Bangunan Existing
1.2. Pembersihan sisa-sisa dan atau buangan dari hasil pembongkaran maupun
paket pekerjaan sebelumnya.
2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dlaksanakan pemasangan baru, sesuai dengan Gambar kerja
3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari Tapak/ Site
konstruksi dan dikumpulkan ditempat/ lokasi tertentu yang ditunjukan Pengawas/
Direksi. Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam
pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Direksi/ Pengawas.

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, pengadaan, penyimpanan,
pengamanan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga tercapai hasil pekerjaan yang baik.
b. Semua pekerjaan kosen, rangka daun pintu kaca, rangka daun jendela kaca,
daun pintu panel luar dan dalam bangunan atau seperti yang dinyatakan
dalam gambar serta petunjuk Pengawas.
2. Bahan-bahan dan persyaratan
a) Kosen Pintu dan Partisi menggunakan bahan Kayu Kelas II dengan kondisi kayu
yang sudah kering.
b) Kosen pintu dan jendela kayu kelas II.

PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a) Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, serta petunjuk Pengawas, sehingga dapat dicapai
hasil yang bermutu baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi antara lain pintu-pintu dan jendela.

2. Bahan-bahan
a) Kaca bening Riben Biru, tebal 5 mm, produk setara Asahi untuk bidang pintu
panel kaca¸ jendela kaca dan bouvenlight.
b) Dempul kaca untuk pemasangan kaca pada kusen harus dari penyalur yang
disetujui serta masih baik, tidak bergumpal dan belum mengeras didalam
kaleng.

3. Pelaksanaan
a) Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan kaca
yang disebutkan dalam gambar.
b) Ukuran, tebal dan jenis kaca harus sesuai petunjuk gambar, serta petunjuk dari
Pengawas.
c) Tempat untuk kaca pada kusen harus dibersihkan. Kaca harus dipotong dengan
diberi sedikit toleransi untuk pemuaian, dipasang pada kusen dengan dempul
pengikat dan diperhitungkan pemuaiannya.
d) Bahan yang terpasang hendaknya tidak bergelombang, dan harus dilindungi
dari kerusakan, benturan serta diberi tanda agar mudah diketahui.
e) Potongan kaca harus rapi, lurus dan diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.
f) Pemasangan kosen-kosen aluminium dipakai pelindung dan penjepit karet di
sekeliling tepi kaca yang terpasang pada kosen-kosen tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -12


g) Dipakai lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium yang
berhubungan dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai
dengan persyaratan dari pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm
yang tampak dari kaca dan kerangka.

4. Pengujian Mutu Pekerjaan


a) Mutu bahan harus memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku ini.
b) Semua kaca terpasang tidak boleh terjadi retak tepi, akibat pemasangan list.
c) Kaca yang terpasang harus terkunci dengan sempurna dan tidak bergeser dari
sponing.
d) Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, apabila masih
terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar atas biaya
Pemborong.

PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
kunci dan alat penggantung lain seperti tercantum dalam gambar dan RKS,
hingga dicapai hasil yang baik dan rapi. Bila terjadi perubahan/penggantian
‘hardware’ akibat kepemilikan kegiatan, kontraktor wajib melapor pada
owner/Konsultan Perencana/ Pengawas.

2. Bahan
a) Kunci dan grendel :
 Kunci tanam untuk pintu tipe Tempert dengan pengunci di bawah,
setara Alpha
 Selot tanam untuk pintu produk setara SES
 Grendel pegas untuk jendela jungkit/BV
 Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruang, dipasang setinggi 100 cm
dari lantai atau sesuai petunjuk Pengawas.
b) Engsel
 Engsel untuk pintu terbuat dari bahan stanless steel dngan uk. 4 inch
setara Malverik
 Untuk jendela menggunakan 2 engsel produk setara Malverik
c) M e r k
 Untuk kunci tanam dipakai setara merk Malverik tipe double turn
kunci silinder.
 Untuk grendel putar, grendel tanam dan grendel pegas dan engsel
pivot dipakai produksi Dalam Negeri dan telah distandardisasi dalam
SII.
 Semua alat penggantung dan pengunci harus kualitas baik sesuai
persetujuan Direksi.
 Pemborong harus menyerahkan contoh tiap alat
penggantung/pengunci kepada Direksi sebelum melakukan pesanan.
3. Perlindungan
Semua bahan tersebut di atas harus dicopot dan dibungkus dalam plastik atau
dalam pembungkus aslinya setelah disetel. Pemasangan terakhir dilakukan
setelah pintu atau jendela selesai dan dicat.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -13


4. Pekerjaan Pelaksanaan
a) Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul
sekrup, cara mengokohkannya hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak
sewaktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
b) Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan
engsel ke tiga dipasang di tengah-tengah.
c) Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
dipasang setinggi 105 cm dari lantai.
d) Pemasangan lockage, handle dan blok plate harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
f) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
g) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontraktor yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantmkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standard Spesifikasi Pabrik.
h) Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Pengawas/Konsultan Perencana.

PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
a) Meliputi tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan Plafond sesuai gambar.
b) Pemborong harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang. Untuk
warna dan texture akan ditentukan kemudian oleh Pengawas dan Pemberi
tugas.
c) Langit-langit harus terpasang dengan baik, permukaan harus rata, garis
vertikal dan horizontalnya harus saling tegak lurus membentuk sudut 90
(sembilan puluh) derajat atau sesuai disain. Jika terjadi lendutan atau
kekurangan-kekurangan lain, Pemborong wajib memperbaiki, jika Pengawas
memerintahkan dibongkar, Pemborong harus melaksanakannya atas biaya
Pemborong.

2. Langit-langit Datar
a) Plafond Calseboard t=3,5 mm
b) Sebelum memasang Plafond, kontraktor wajib memeriksa bahwa kerangka
untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan gambar, baik letak, bentuk
maupun ukurannya
c) Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan tanpa
cacat, kerusakan akibat pengangkutan/penyisipan sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.
d) Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh
struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar rencana.
e) Langit-langit harus dilengkapi dengan manhole ukuran 60x100 cm atau
menyesuaikan keadaan. Letaknya ditentukan dalam gambar instalasi, usul dari
Pemborong dan harus mendapat persetujuan Pengawas.
f) Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan/bangunan, dilakukan
penggantian sesuai dengan gambar.
g) List plafond dipasang keliling ruangan sesuai dengan gambar, menggunakan
list profil gypsump sesuai gambar detail.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -14


3. Contoh-contoh
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas
b) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas, akan digunakan sebagai
standard / pedoman untuk memeriksa / menerima bahan yang dikirim oleh
Pemborong ke lapangan.

4. Pelaksanaan
a) Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
mempunyai hubungan erat dengan pelaksanaannya. Sebelum pemasangan
langit-langit dilaksanakan, pekerjaan lain yang terletak di atas langit-langit
harus sudah terlaksana.
b) Disiplin lain yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan elektrikal,
berikut perlengkapan instalasi yang diperlukan.
c) Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana langit-langit,
harus diteliti dulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (elektrikal,
Plambing, AC dll). Untuk detail pemasangan harus berkonsultasi dulu dengan
pihak Perencana.
d) Rencana penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola, gambar denah
dan agar diperhatikan benar-benar pengikat (fitting) dan peilnya.
e) Rangka harus datar (waterpass) sedang yang miring harus sesuai dengan
gambar detail arsitektur.
f) Pada pertemuan bidang langit-langit dengan dinding harus diperhatikan
pelaksanaannya dan harus sesuai dengan gambar.
g) Hubungan rangka utama dengan baja-baja struktural dilakukan dengan baut
dan mur.

PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
untuk pekerjaan persiapan rangka atap, hingga diperoleh hasil yang baik, rapi
dan memuaskan.
b. Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling)
dan ereksi (erection), seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti
tercantum dalam gambar kerja meliputi :
 Pekerjaan Kuda-kuda atap Dengan rangka baja ringan Smartruss
C.75.100 dan Smartruss C.75.75
 Pekerjaan Reng U T S 40
 joint rangka baja menggunakan Screw / Dynabolt sesuai ukuran
standart rangka baja ringan
 Strap Brancing digunakan untuk tumpuan rangka atap pada ringbalok.

2. Ketentuan Umum
Persyaratan-persyaratan konstruksi baja dan istilah teknik secara umum menjadi
satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain
dalam buku persyaratan teknis maka semua pekerjaan baja harus sesuai dengan
standar dibawah ini :
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983
b. Peraturan Pembebanan untuk Gedung Indonesia (PPUG) 1983
c. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) NI - 3 1970
d. American Society for Testing Material (ASTM)
e. Steel Structural Painting Council (SSPC)

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -15


f. Standar Industri Indonesia (SII).
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian
yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-
instruksi yang diperlukan oleh Konsultan manajemen konstruksi

3. Material
a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan
disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi. Konsultan manajemen
konstruksi berhak untuk minta diadakan pengujian atas bahan-bahan
tersebut dan Pelaksana harus bertanggungjawab atas segala biaya yang
dikeluarkan untuk itu.

4. Perubahan-perubahan dan Tambahan


a. Perubahan-perubahan dan bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada
detail, atau keduanya beserta uraian yang menyebabkannya harus diberikan
beserta gambar kerja untuk disetujui.
b. Perubahan-perubahan yang disetujui, pengganti-pengganti dan
penambahan yang perlu untuk bagian-bagian dari pekerjaan harus
dikoordinasikan oleh Pemborong tanpa tambahan biaya.

5. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Pemasangan harus dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar-
standar yang telah disetujui.
b. Bila toleransi tersebut tidak tercantum dalam standar, maka toleransi akan
diberikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
c. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
d. Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai hak untuk memeriksa
pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan
yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi
e. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dngen gambar atau
spesifikasi akan ditolak dan apabila terjadi demikian, harus diperbaiki
dengan segera, dan biaya untuk hal ini menjadi beban Kontraktor.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
untuk pekerjaan persiapan penutup atap, hingga diperoleh hasil yang baik,
rapi dan memuaskan.
b. Meliputi penyiapan bagian yang dipasang penutup atap
c. Penutup atap menggunakan genteng metal berpasir.
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini yaitu pekerjaan kerangka atap,
pekerjaan talang, pekerjaan listplank sesuai gambar rencana.
e. Lisplank GRC

Cara Pelaksanaan
Atap Genteng Metal
a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Material yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -16


b. Jika dipandang perlu untuk diadakan penggantian, maka material pengganti
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Genteng harus dipasang oleh tenaga yang ahli dalam hal ini sehingga
didapatkan hasil yang rapi dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya
harus cocok dan rapat.
d. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam
gambar, harus mengikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut.
Pemotongan hanya diperbolehkan pada pinggul-pinggulnya atau lembah
dengan cara sedemikian rupa sehingga bagian untuk menempatkan
kedudukannya tidak boleh dibuang.
e. Pada nok, jurai, pemotongan genteng harus rapi, menggunakan alat khusus.
Tidak diperkenankan menggunakan palu atau pahat, untuk menghindari
keretakan yang menyebabkan kebocoran.
f. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi atas biaya
Penyedia Jasa, jika kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh tindakan
Pemberi Tugas.
g. Pemasangan genteng harus sesuai dengan persyaratan pabrik pembuatnya.

PEKERJAAN BATU ALAM


A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Pekerjaan ini mencakup dinding bangunan bagian luar dan dalam, pagar
bangunan, atau seperti tertera pada gambar, dan sesuai petunjuk Pengawas
B. Bahan-bahan
a. Batu ALAM untuk ARSITEKTUR DAN INTERIOR tampak depan yang
digunakan adalah batu alam produksi setempat sesuai persetujuan
Pengawas
b. Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas
yang sama seperti semen untuk pekerjaan beton, atau harus memenuhi
PUBB - NI. 8.
c. Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan PUBB -
N.I. 3.
d. A i r yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak
mengandung minyak, atau lemak.

B.Proporsi Adukan :

JENIS KOMPOSISI PENGGUNAAN


Pasangan 1 pc : 4 ps Untuk pasangan pasangan kedap
air/transraam
Untuk pasangan dinding batu alam

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Umum

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -17


Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi.
Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan
Syarat-syarat Umum Teknis Elektrikal.

2. Persyaratan Pelaksanaan
2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan
sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku
saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi
ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk
dari Konsultan Pengawas.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga
dapat berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan
Konsultan Pengawas.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan
adalah tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti /
memperbaiki hal tersebut diatas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah
tanggung jawab kontraktor.
2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi
Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
2.8.2. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
2.8.3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun
1975.
2.8.4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja
& Transmigrasi No. 59/DP/1980.
2.8.5. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
2.8.6. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP).
2.8.7. International Electrotechnical Commission (IEC)
2.8.8. British Standard (BS)
2.8.9. Verband Deutscher Electrotechniker (VDE)
2.8.10. N.F.P.A dan F.O.C sebagai pelengkap.
2.8.11. Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.12. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini
selain dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh
menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila
2.9.1. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari
Konsultan Pengawas.
2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah
dipenuhi, sehingga Pemilik dapat membenarkannya.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -18


2.9.3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan
hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.
2.10. Kontraktor
2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti
pelalangan ini.
2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah
badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak
kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal ini
sampai selesai.
Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi
Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak
seorang tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat
memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di
lapangan.
2.10.3 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di
lapangan yang di tentukan oleh Konsultan Pengawas.
2.10.4 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-
undang, peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun
suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen
pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis
yang telah dikeluarkan.
2.10.5 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan
Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut
pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-
gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
2.10.6 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-
pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang
ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
Apabila hal ini dilakukan, kontraktor tetap bertanggung jawab
atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
2.11. Koordinasi Dengan Pihak Lain.
2.11.1 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan
koordinasi / penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan
seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum
mengerjakan dimulai pada waktu pelaksanaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2.11.2 Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan
pihak Kontraktor sipil maupun arsitektur.

2.11.3 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar


sejauh / sependapat mungkin digunakan peralatan-peralatan
yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar
mudah memeliharanya.
2.11.4 Untuk semua peralatan clan mesin yang disediakan, atau
diselesaikan oleh pihak lain atau yang diberi dari pihak lain yang
termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -19


bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan
ini.
2.11.5 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan rnemberikan
petunjuk kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan
penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor,
perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain
pada dan untuk peralatan Elektrikal agar sistim Elektrikal
keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh
atas peralatan-peralatan tersebut.
2.11.6 Penolakan Pekerjaan Sistem Elektrikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang
cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi
dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan
perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan
Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau
sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannnya, dapat
ditolak dan diganti.
Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor.
2.12. Pengawasan Instalasi
2.12.1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat
gambar kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah
gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin
pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar
kerja telah di.periksa dan disetujui oleh Konsultan Manajernen
Konstruksi.
2.12.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk
dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.
2.12.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan,
skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work
planning yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan
kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.
Skedul dan net-work planing harus diserahkan dalam waktu 15
(lima belas) hari kalender sesudah menerima SPK.
2.12.4 Kontraktor harus mendapakan
a. Laporan Keglaton pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material
mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.
2.12.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis
dari pihak Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -20


Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian,
berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh
kontraktor.
2.12.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan
sistim Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk.
Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang
merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang
bersangkutan peralatan unutk pengujian harus berkualitas baik
dan sudah tertera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2.12.7 Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau
ahli yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
2.12.8 Untuk pekerjaan di luar jam I:erja, biaya yang dikeluarkan
Konsultan Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya
ditanggung oleh Kontraktor.
2.13. Pembersihan Lapangan
2.13.1 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus
membersihkan lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
2.13.2 Setelah kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua
sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih
diperlukan selama masa pemeliharaan.

2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.


2.14.1 Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus
menyerahkan :
a. gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk
gambar cetak yang disesuaikan dengan gambar Arsitek,
Struktur, dll.
b. katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petuniuk perawatan atas peralatan yang terpasang
dalam kontrak ini juga dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak
3 (tiga) set dan kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set. Bila
gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka
pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100 %.
2.14.2 Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek
mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas
teknik yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas secara cuma-
cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 orang
selama 3 bulan sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini
terlabih dahulu kepada Konsultan Pengawas. Pendidikan ini dan
segala biaya pelaksanannya menjadi tanggungjawab Kontraktor.
2.14.3 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan
petunjuk operasi dan perawatan yang dibuat dalam bahasa

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -21


Indonesia kepada Konsultan Pengawas dan sebuah lagi
hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan
ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang
ditunjuk Konsultan Pengawas.
2.15. Service dan Garansi.
Keseluruhan instalasi Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun

sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas secara

balk (setelah masa pereliharaan).

2.15.1 Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang


rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2.15.2 Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok
barang-barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan
spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah
proyek ini diserah terimakah untuk pertama kalinya.
2.15.3 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari
kerja untuk mengoperasikan / merawat peralatan Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.
2.16. Izin.
2.16.1 Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan
oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
2.16.2 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan
resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi
ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban
Kontraktor.
2.16.3 Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat
yang dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan
biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini kontraktor
wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut
diatas.
2.16.4 Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi
yang diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan
Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua
dilakukan.
2.16.5 Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan
pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan
diluar jam kerja (kerja lembur).
2.16.6 Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan
dengan pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang
terhadap instalasi yang dikerjakan.
Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk
biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan
IMB.
2.17. Kolerasi Pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -22


2.17.1 Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan
instalasi Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor
harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian
/ pembersihan.
2.17.2 Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan
kembali pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa
dan kabel, di laksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan /
finishing-nya kembali.
2.17.3 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel
listrik dari peralatan-peralatan ke panel yang di sediakan oleh
Kontraktor listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel
tersebut apakan sudah sesuai dengan peralatan yang akan di
sambungkan. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini
menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
2.17.4 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan
oleh Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data,
ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2.17.5 Semua fasilitas yang di perlukan pada saat proyek berjalan, yaitu
air, listrik, saniter darurat harus di sediakan oleh Kontraktor,
dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2.17.6 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan
lain-lain, harus di beri lapisan isolasi peredam getaran dan pipa
selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja
Konsultan Pengawas untuk di minta persetujuannya. Segala
akibat pekerjaan tersebut harus sudah di perhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.
2.17.7 Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran
dsb.) harus di tutup kembali seperti semula dan dirapikan /
difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas
pembobokan.
2.17.8 Selambat-lambatnya 1 ( satu ) bulan sesudah di tunjuk,
Kontraktor harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai
dengan keperluan peralatan yang akan di pasang, agar peralatan
tersebut dapat beroperasi dengan balk berikut
pengamanannya.Jika hal ini tidak di laksanakan, segala akibatnya
menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

2.18. Bahan
2.18.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis
asli peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa
konduit, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan
mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur
peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan
warna yang jelas.
2.18.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang
dari yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan
spesifikasirlya, maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor
tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus mengantinya
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -23


2.18.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang
harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan
gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya
Kontraktor.

2.18.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru,
dalam keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan
gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi
semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum
dipasang.
2.18.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama,
bekas dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus
menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru
dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya
tanggungan Kontraktor.
2.18.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke
site sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan
Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun
brosur yang telah disejutui, maka bahan / peralatan tersebut
harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak
diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas.

3. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan
bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, beralatan bantu, peralatan
untuk instalasi, tenaga keija, pembuatan slat-alat pemasangan, termasuk
pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan keija.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun
dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih
lanjut dapat dilihat pada syarat-syarat Khusus Teknik)
3.1. Sistim Elektrikal
3.1.1. Instalasi sistim distribusi listrik berikut panel-panel daya.
3.1.2. Instalasi penerangan dan stop kontak.
3.1.3. Instalasi penangkal petir.
3.2. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar
yang ada.
3.3. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar
dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.4. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas,
Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
3.5. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3.6. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi


Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
3.7. Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis
/ disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan
tetapi malah mempertegas spesifikasinya.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -24


B. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Umum
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar
bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.
2. Prinsip Penyediaan Daya Listrik
Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 164 kVA.'
Daya dari PLN tersebut disalurkan ke transformer dengan kapasitas 200 KVA
sampai dengan panel ukur (kwh meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel
utama (LVMDP), sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara
radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase -
empat kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator
berkapasitas 200 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset yang bekerja
secara manual.

3. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta
serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan
yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat
Khusus Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan inl meliputi :
3.1. Pekerjaan di Ruang Genset
3.1.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis
NYY dan NYFGbY yang menghubungkan
a. Dari KWH Meter ke panel daya / penerangan bangunan
b. Dan kabel daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kebel)
yang diperlukan.

3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya


(stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle outlet, panel-
penel daya / penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan.
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, balk
pentanahan sistim listrik maupun badan (body) peralatan listrik.
3.2. Pekerjaan di dalam Gedung

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -25


3.2.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
3.2.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk penghubung
antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan
(mesin AC, pompa-pompa dll).
3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk penerangan normal maupun darurat.
3.2.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
3.2.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.
3.3. Pekerjaan di luar Gedung
3.3.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.
3.3.2 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman,
termasuk lampu sorot bangunan.
4. Gambar-Gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta
spesifikasi tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Konsultan Pengawasan atau pihak lain yang ditunjuk untuk
itu.

5. Kententuan-Ketentua Instalasi
5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),
saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.
5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet.

a. Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL,
AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi
gang box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus
dipasang dengan balk dan benar.
b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan
ukuran condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus
dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -26


 tempat-tempat yang kena matahari,
 tempat-tempat yang kena hujan,
 tempat-tempat yang kena minyak,
 tempat-tempat yang kena udara lembab,
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
d. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang
pada partisi, blok beton, mamer, frame besi, bata atau dinding kayu
harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi
tegak.
5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.
a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet
untuk saklar dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee dan
tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk
peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan
kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating
minimum 10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata
terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar
tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan
hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak
harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah
selesai sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Saklar dan stop kontak
ex MK, Clipsal atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara
pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.
e. Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop
kontak PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.
5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi

kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan

dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan

menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan

peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan
sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -27


peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pebrik
pembuatnya.
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control
yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5
mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY
(untuk kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam
konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem /
diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan
kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk
instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %.
Kabel merek SUPREME, Kabelindo, Kabelmetal & Tranka.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penympung 16 mm2 keatas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada
sistem remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa-
menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct
burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara
persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kebel
teyangan menengah 2U kV. Apabila diperlukan penyambungan
kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung
khusus (jointing kit) tegangan rencah jenis epoxy resin-cold pour
system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga
yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan
mengikuti anjuran.
Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh
hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab,
mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi. Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar),
jointing kit ex RAYCHEM atau setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai
dari sambungan panel daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop
kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-
impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2,
kecuali tercatat lain.
d. Splice/ Pencabangan

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -28


Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan-sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-
kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak
saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus
kuat secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau
sambungan, koncktor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua
konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan,
kabel kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
teganyan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum
2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan
operasi yang mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan
sebagainya. Kabel merek SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan
Tranka.
f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti
karet, PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice
case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran
perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel
g.1. Pemasangan di Permukaan
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam
Bangunan Semua kabel harus dipasang didalam
konduit PVC high - impact heavy gauge, dipasang di
permukaan plat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung
tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajal2-dengan
rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilaklikan
dcnqan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari
syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex MK, CLIPSAL atau setara
g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel
Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem
pada cable trey dengan cable ties (pita plastik
pengikat kabel). Pemasangan cable trey harus
mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan
digantunq atau disangga secara kokoh dengan
penggantung / penyangga besi yang di klem ke plat
beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor
harus menyediakan sendiri peralatan penunjang
seperti trey, klem, besi penunjang, penggantung dan

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -29


peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horisontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah
dipernitungkan pada biaya pemasangan kabel
tersebut.

g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor


Pompa.
Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang
ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat
(galvanized / white metal conduit) yang diletakkan
diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel
menuju motor dengan faktor pengisian 40 %. Dari
pipa konduit yang dipasang horizontal menuju
motor, kabel ditarik ke terminal motor flexible metal
konduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan
ukuran pipa konduit dan disambung dengan cara
sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air.
Demikian juga penyambungan pipe fleksibel
terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk
menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
g.2. Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang
didalam dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign
impact heavy gauge dengan ukuran minimum 3/a".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus
dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
g.3. Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing
kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup
terhadap penampang kabel.
h. Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan
netral dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh
2000, yaitu :
h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa
hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan
h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa
merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung Iain-lainnya .

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -30


Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.

j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.

5.1.4. Peralatan Penerangan


a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture
harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
b. Kualitas dan Pengerjaan
Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan
gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan LOMM, Artholite dan Philips.
c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-
lag untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus
dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja
sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low
losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu
harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
c.2. Lampu Down Light.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana
c.3. Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi,
terbuat dari kaca susu dengan lampu pijar (incandescent)
atau lampu TL circle 20 W sesuai dengan kebutuhan.
c.4. Lampu Taman
Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang
box berisi fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYY 3
x 2,5 mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan
metal lampu untuk pentanahan.
c.5. Lampu Sorot (Flood Lighting)
Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan
panas, tahan cuaca (tahan korosi), balk untuk badan maupun
kaca pelindung armatur.
Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang
(rear cover) terbuat dari high pressure die cast allumunium
dengan kandungan tembaga yang rendah.
Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat,
kaca tanah panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -31


plate dengan gasket karet silikon schingga keseluruhan
armatur mempunyai-derajat perlindungan IP 55. Jenis lampu
yang digunakan adalah HPI-T 400 W. Pemasangan armatur
lengkap dengan pondasi dan rangka / sangkar pelindung
armatur dari besi beton  6 mm yang dicat hitam dilengkapi
dengan engsel dan padlock (gembok)
c.6. Lampu Darurat
Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan
kapasitas penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis batere yang
digunakan harus NiCd, yang diletakkan di dalarn armatur
bersama dengan emergency kit board.
Untuk jenis armatur dengan lampu TL ganda emergency kit
hanya diberikan untuk 1 buah lampu saja.
Mode operasi lampu darurat adalah maintained.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.
d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Pengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan
(rumah) lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala secara lengkap.

6. Pengujian/Penyetelan Peralatan dan Sistem


6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.
6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Konsultan Pengawas antara lain :
* pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
* pengujian pentanahan panel
* pengujian kontinuitas konduktor
* pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
* pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
* load testing

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -32


* penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelah yang dilakukan.
* semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN
atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di
atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujiannya.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -33


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga


Satuan dan Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi,
laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung
jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari


apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Panitia Pengadaan Barang/Jasa akan melakukan koreksi aritmatik atas


kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -34


Keterangan (Untuk Kontrak Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan
kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari


apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus


dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata
pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Panitia Pengadaan Barang/Jasa akan melakukan koreksi aritmatik terhadap


volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -35


Daftar 1: Mata Pembayaran Umum1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN
(Pajak Pertambahan Nilai).

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -36


Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: __________1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum
PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -37


Daftar 3: Mata Pembayaran ______________________1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum
PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -38


Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran Harga


Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran __________
—dll.—
Jumlah (Daftar 1+2+3+___)
PPN 10%
TOTAL NILAI

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -39


BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]

Nomor : __________ __________, __ __________ 20__


Lampiran : __________

Kepada Yth.
__________
di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________


_________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________


tanggal __________ perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran
terkoreksi] sebesar Rp_____________ (____________________) kami nyatakan
diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Anda untuk menerima penunjukan ini
yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Anda, akan dikenakan
sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa.

Satuan Kerja __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________

Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Panitia Pengadaan Barang/Jasa]
......... dst

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -40


B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini:

_______________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]


_______________ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal


__________, bersama ini memerintahkan:

_______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


_______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;

2. Tanggal mulai kerja: __________;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun


dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________

5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian


pekerjaan Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -41


(satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak
sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -42


C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________


dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [Panitia
Pengadaan Barang/Jasa]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan
______________ berdasarkan Dokumen Pengadaan No. ______________
tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan
oleh YANG DIJAMIN dinyatakan tidak benar.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa
Sanggahan Banding tidak benar dari ______________ [Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi Lain] paling lambat 14

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -43


(empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Jawaban Sanggahan Banding yang
menyatakan bahwa “Sanggahan Banding tidak benar dan pengenaan
sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan oleh Yang Dijamin tidak
benar”.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -44


Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________


dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _______________________________________________


(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan
_________________ berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) No. ________________ tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -45


3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -46


Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________
[nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan __________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. _______________ tanggal
________________untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan
______________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya


dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -47


7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -48


Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________


dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan
_________________ berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal
__________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi
kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada Penerima
Jaminan atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -49


tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari
Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -50


Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________
[nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan _______________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan
Kontrak No. _______________ tanggal _____________________ dari
PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar
menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis
dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -51


Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -52


Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________


dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan
_________________ berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal
________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -53


dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -54


Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________
[nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan _________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan
Kontrak No. _______________ tanggal _____________________ dari
PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
Dikeluarkan di _____________
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -55


BAB XV. PENUTUP
Apabila dalam Syarat-syarat Administrasi, Syarat-syarat Umum dan Syarat-
syarat Teknis dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, masih terdapat
kekurangan (masih terdapat kesalahan teknis maupun administrasi) maka akan
digunakan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan pemyelesaian di
lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Pengawas dengan Pemborong dan
bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan dan Pengawas dalam
Rapat Evaluasi Berkala.

SPESIFIKASI TEKNIS HAL KE -56

You might also like