You are on page 1of 53

FASILITAS DAN AKSESIBILITAS

PADA BANGUNAN GEDUNG


DAN LINGKUNGAN
Permen PU No.30/PRT/M/2006
Tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan
Lingkungan

Pada Kegiatan Bimbingan Teknis


Pengelolaan Teknis Bangunan Gedung
Negara
Banda Aceh, 17 Nopember 2017
Oleh:
Irfandi
e-mail: irfandi@gmail.com
LATAR BELAKANG
 Manusia selalu bergerak dan berpindah tempat
di dalam menjalani kehidupannya
 Perbedaan kemampuan mobilitas seharusnya
tidak membuat perbedaan kesempatan,
termasuk di dalam menggunakan fasilitas
umum
 Fasilitas umum yang ada seharusnya aksesibel
bagi semua
 Universal Design merupakan keharusan
LATAR BELAKANG
 Aksesibel bagi semua, yaitu memiliki tingkat
kemudahan untuk dapat:
▪ Menuju
▪ Mencapai
▪ Memasuki, dan
▪ Menggunakan
SEMUA FASILITAS UMUM YANG ADA
 Penyandang cacat (Penca) merupakan bagian dari
masyarakat Indonesia yang memiliki kedudukan,
hak, kewajiban dan peran yang sama di dalam
segala segi kehidupan dan penghidupan,
termasuk juga untuk lanjut usia
MENGAPA PERLU UNIVERSAL DESIGN?
Kita semua pernah kecil, muda, kebanyakan dari kita
akan menjadi tua, & setiap orang bisa menjadi “tidak
mampu” kapan saja. Dan dalam setiap usia,
kemampuan kita berubah.
pernah
KECIL pernah MUDA Akan
Alami & baik hati
Hambatan jadi Alami Hambatan
SEMENTARA TUA TETAP

KITA MEMILIKI KEMAMPUAN YANG BERAGAM & BERBEDA (DIFFERENT


ABILITY), MASYARAKAT DIFABEL BUKAN “PENYANDANG CACAT”
MENGAPA PERLU UNIVERSAL DESIGN?
Aksesibilitas yang lebih baik merupakan sebuah
keuntungan yang lebih berarti dari sejumlah
penduduk yang menderita dari « gangguan
pergerakan »

ORANG DENGAN DAN JUGA :


KECACATAN : - Orang- orang tua
5 sampai 10% dari jumlah - Wanita hamil
global populasi - Anak- anak
- Orang- orang dengan
kecacatan sementara

50% dari jumlah penduduk secara keseluruhannya


KONSEP LINGKUNGAN BERSAHABAT
Kata “aksesibel atau aksesibilitas” merujuk pada
tujuan dari kemampuan akses oleh semua orang,
atau sebagai suatu konsep mendasar desain yang
menguntungkan bagi semua orang terutama dengan
memperhatikan kekhususan persyaratan bagi lansia,
difabel, anak-anak, kaum wanita, dll.

“AKSESIBILITAS”

LINGKUNGAN BINAAN
YANG AKSESIBEL

LINGKUNGAN BERSAHABAT BAGI SEMUA ORANG


TERMASUK BAGI MASYARAKAT DIFABEL
AZAS AKSESIBILITAS

•KEMUDAHAN
SETIAP ORANG DAPAT MENCAPAI SEMUA TEMPAT ATAU BANGUNAN YANG
BERSIFAT UMUM DALAM SUATU LINGKUNGAN

•KEGUNAAN
SETIAP ORANG HARUS DAPAT MEMPERGUNAKAN SEMUA TEMPAT ATAU
BANGUNAN YANG BERSIFAT UMUM DALAM SUATU LINGKUNGAN

•KESELAMATAN
SETIAP BANGUNAN YANG BERSIFAT UMUM DALAM SUATU LINGKUNGAN
TERBANGUN HARUS MEMPERHATIKAN KESELAMATAN BAGI SEMUA
ORANG

•KEMANDIRIAN
SETIAP ORANG HARUS DAPAT MENCAPAI, MASUK & MEMPERGUNAKAN
SEMUA TEMPAT ATAU BANGUNAN YANG BERSIFAT UMUM DALAM SUATU
LINGKUNGAN TANPA MENDAPAT BANTUAN ORANG LAIN
MECAPAI SEMUA TEMPAT DALAM
SUATU AREA/ LINGKUNGAN
MECAPAI SEMUA TEMPAT DALAM
SUATU AREA/ LINGKUNGAN
MECAPAI SEMUA TEMPAT DALAM
SUATU AREA/ LINGKUNGAN
MEMASUKI SEMUA TEMPAT
DALAM SUATU BANGUNAN/ LINGKUNGAN
MEMPERGUNAKAN SEMUA FASILITAS DALAM
SUATU LINGKUNGAN/ BANGUNAN
MEMPERGUNAKAN SEMUA FASILITAS DALAM
SUATU LINGKUNGAN/ BANGUNAN
TANPA
MENIMBULKAN
PERASAAN
MENJADI ACCESSIBILITY
OBYEK BELAS THROUGH UNIVERSAL
KASIHAN
DESIGN !!!
MENGAPA TERJADI PERMASLAHAN DALAM MEWUJUDKAN
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN YANG AKSESIBEL?

Bicara ttg bagimana


DEMOKRASI, DISKRIMINASI
& DIMENSI …

KURANGNYA CONTOH
BANGUNAN & LINGKUNGAN YANG AKSESIBEL

KURANGNYA
STANDAR/PANDUAN
SEBAGAI PEDOMAN MEWUJUDKAN BANGUNAN &
LINGKUNGAN YANG AKSESIBEL

Bicara ttg bagimana


KURANG KESADARAN DIMENSI harus
DALAM MEWUJUDKAN BANGUNAN & LINGKUNGAN
dimengerti…
YANG AKSESIBEL Bicara ttg bagimana
DEMOKRASI &
DISKRIMINASI tidak disadari
ASPEK LEGAL
dan DASAR
HUKUM
KONTEKS GLOBAL
 Komisi Sosial Ekonomi Kawasan Asia Pasifik
(ESCAP), mencanangkan Resolusi 48/3 dimana
dalam kurun waktu 1993-2002 ditetapkan
sebagai Dasawarsa Penca Asia Pasifik
 Dekade Penca Asia Pasifik ke II (2003-2012),
kerangka milenium Biwako untuk aksi menuju
masyarakat yang merangkum bebas hambatan
berdasarkan hak-hak bagi Penca di Asia Pasifik.
 Resolusi PBB No.48/96 tahun 1993 tentang
Peraturan dan Standar Persamaan Kesempatan
Bagi Para Penca
KONTEKS GLOBAL
 Resolusi PBB No. 61/106 Tahun 2006, tentang
Konvensi Hak Penyandang Cacat
 Indonesia menandatangani konvensi tersebut
pada 30 Maret 2007 di Markas PBB New York,
 Selasa, 18 Oct 2011, DPR sepakat meratifikasi
konvensi PBB mengenai hak-hak penyandang
disabilitas.

Hak
Dengan
penyandang
ratifikasidisabilitas
itu, pemerintah
lain yakni
harus
mendapatkan
menjamin hak-hak
penghormatan
penyandangatas
disabilitas
integritas yang
mentaldiatur
dandalam
fisik berdasarkan
konvensi yakni
kesamaan
hak bebas
dengan
dari penyiksaan
orang lain.
atau Termasuk
perlakuandiyangdalamnya
kejam,haktidak
untuk
manusiawi,
mendapat merendahkan
perlindunganmartabat,
dan
bebas daripelayanan
eksploitasi, kekerasan
sosial dan perlakuan
dalam rangka semena-mena.
kemandirian.
ASPEK LEGAL dan DASAR HUKUM
 UU No.4/1997 tentang Penyandang
Cacat.
 UU No: 28 th 2002 tentang Bangunan
Gedung
 PP No.43/1999 tentang Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Penyandang
Cacat.
ASPEK LEGAL dan DASAR HUKUM
 Kepmen PU No.468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada
Bangunan Umum dan Lingkungan.
 Kepmenhub RI No. KM 71/1999 tentang
Aksesibilitas bagi Penca dan Orang Sakit
pada Sarana dan Prasarana Perhubungan
 Permen PU No.29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Teknis Persyaratan Bangunan
Gedung
 Permen PU No.30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
ASPEK
TEKNIS
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR :
30/PRT/M/2006
TENTANG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS DAN AKSESIBILITAS
PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
JENIS BANGUNAN
1. Bangunan gedung fungsi hunian, meliputi: rumah susun, rumah flat,
asrama, panti asuhan, apartemen, hotel, dll;
2. Bangunan gedung fungsi keagamaan meliputi: masjid, gereja, pura,
wihara, dan kelenteng serta bangunan keagamaan lainnya;
3. Bangunan gedung fungsi usaha, meliputi: gedung perkantoran, kantor
pos, bank, gedung pelayanan umum lainnya, bidang perdagangan,
gedung pabrik perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, restoran,
terminal, bandara, pelabuhan laut, stasiun kereta api;
4. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya meliputi: bangunan untuk
pendidikan, kebudayaan, museum, perpustakaan, pelayanan
kesehatan, laboratorium, bioskop, tempat pertunjukan, gedung
konferensi;
5. Bangunan gedung fungsi khusus meliputi: bangunan gedung untuk
reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan;
6. Fasilitas umum seperti taman kota, kebun binatang, tempat
pemakaman umum dan ruang publik lainnya
PENERAPAN

 Bangunan umum yang telah ada


 Bangunan umum yang akan dibangun
 Bangunan umum yang mengalami perubahan dan
penambahan
 Bangunan umum bersejarah
 Bangunan umum yang merupakan bangunan darurat:
Bangunan sementara, yang didirikan tidak dengan konstruksi
permanen tapi dimaksudkan untuk digunakan secara penuh
oleh masyarakat umum selama lebih dari 5 tahun,
diwajibkan memenuhi persyaratan teknis aksesibilitas.
PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS

persyraratan teknis aksesibilitas Pada Bangunan Umum

Ukuran Jalur Perlengkapan


dasar Pemandu Lift & Pancuran Telpon Dan
Peralatan
ruang & Parkir Tangga Kontrol

Ramp & Kamar Rambu &


Jalur Wastafel Parabot
Pintu Kecil Marka
Pedestrian
STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK, KEMIRINGAN &


JARAK RUANG ISTIRAHAT, KEAMANAN
STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK & KEMIRINGAN


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK, KEMIRINGAN &


JARAK RUANG ISTIRAHAT, KEAMANAN
STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK, PERLETAKAN,


KETERJANGKAUAN & FUNGSIONAL ALAT
STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK & KETERJANGKAUAN


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

Persyaratan-Persyaratan
STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK, FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI RUANG GERAK, FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI, PERLETAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI, RUANG GERAK, PERLETAKAN &


FUNGSIONAL ALAT
STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI, PERLETAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI, KEMIRINGAN, PERLETAKAN


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI, PERLETAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS

DIMENSI, PERLATAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS
PERABOT
Counter dan Meja

DIMENSI, PERLATAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS
PERABOT
Meja Tempat Obat

DIMENSI, PERLATAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KONTROL
Pintu dan Jendela Perletakan Alat Listrik

Perletakan Peralatan Toilet Perletakan Peralatan Elektronik Penunjang

DIMENSI, PERLATAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KONTROL
Saklar Listrik

DIMENSI, PERLATAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS
RAMBU DAN MARKA
Persyaratan-persyaratan

Simbol Tuna Rungu Simbol Tuna Daksa

Simbol Tuna Netra Proporsi


Penggambaran Simbol

DIMENSI, PERLATAKAN & FUNGSIONAL ALAT


STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS
STANDAR TEKNIS AKSESIBILITAS
RAMBU DAN MARKA
Light Sigh (Papan Informasi) Perletakan Rambu Sesuai Jarak dan Sudut Pandang

Fasilitas TV Text Tuna Rungu

Alarm Lampu Darurat Tuna Rungu

DIMENSI, PERLATAKAN & FUNGSIONAL ALAT


KENDALA IMPLEMENTASI

 PENGATURAN: belum menjadi rujukan


Pemda. Pengawasan thd pelaksanaan
dan penerapan sanksi masih sangat
lemah.
 PELAKU: para pelaku belum mengetahui
keberadaan kepmen ini, atau tergugah
untuk melaksanakannya.
 SOSIALISASI: sosialisasi dan informasi
masih kurang.
 FISIK: kondisi fisik di lapangan tidak
segera menyesuaikan dengan Permen
PU No.30/2006 ini.
AJAKAN PENYEBARLUASAN dan IMPLEMENTASI

A. ASPEK PENGATURAN
 Dalam proses IMB, di cek terhadap
kelengkapan aksesibilitas bagi penca.
 Untuk bangunan yang telah ada, di
kontrol melalui pembaharuan Sertifikat
Laik Fungsi
 Penerapan sanksi dan denda untuk setiap
pelanggaran
AJAKAN PENYEBARLUASAN dan IMPLEMENTASI

B. ASPEK PELAKU
 Pengelola gedung perlu mengadakan
penyesuaian dan perbaikan secara
bertahap terhadap fasilitas gedung &
lingkungannya agar aksesibel.

 Memberikan pelatihan kepada para


Arsitek, Perancang Kota dan Penyandang
Cacat untuk mempromosikan persamaan
kesempatan dalam rangka promosi
lingkungan yang aksesibel bagi semua.
AJAKAN PENYEBARLUASAN dan IMPLEMENTASI

C. ASPEK SOSIALISASI
 Sosialisasi terus menerus kepada segenap
Pelaku Pembangunan, Pengelola Gedung
dan Lingkungan serta Masyarakat pada
umumnya.

 Mendorong Perguruan Tinggi, Organisasi


Penyandang Cacat, Pemda dan Asosiasi
Profesi untuk melakukan sosialisasi dan
evaluasi terhadap penerapannya.
AJAKAN PENYEBARLUASAN dan IMPLEMENTASI

D. ASPEK FISIK
 Sudah saatnya memulai membuat
lingkungan binaan yang aksesibel bagi
semua.
 Kelengkapan minimal yang perlu
diprioritaskan adalah ramp, parkir mobil,
toilet dan telepon umum.
 Diusulkan sebagai prioritas penanganan
adalah pada Bangunan Ibadah, Kantor
Pos, Bank, Bandara, Stasiun KA,
Pelabuhan, Terminal Bis, Bioskop, Mal
dan Sekolah, khususnya bangunan
gedung negara.
RENUNGAN

Tuhan ……
Jangan salahkan hambamu ini….
Jika tak dapat menghadapMu di
rumahMu yang mulia …..
Lantaran rumahMU penuh dengan
tangga yang tinggi dan tanpa ada
Ramp untuk jalan kursi roda…….
Alhamdulillah

TERIMA
KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

You might also like