You are on page 1of 10

ANALISA KANDUNGAN BETA-GLUKAN LARUT AIR

DAN LARUT ALKALI DARI TUBUH BUAH JAMUR


TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN SHIITAKE
(Lentinus edodes)

1 2 3 4 5 6
Netty Widyastuti, Teguh Baruji, Reni Giarni, Henky Isnawan, Priyo Wahyudi, Donowati
Pusat Teknologi Bioindustri BPPT
Gedung II, Lantai 15 , Jl.MH.Thamrin 8, Jakarta 10340
E-mail : nettysigit@hotmil.com

Abstract
Beta glucan is a polysaccharide compound, generally not soluble inwater and resistant
to acid. Beta glucan is used as an immunomodulator (enhancing the immune
system) in mammals is usually a beta-glucan soluble in water, easily
absorbed and has a low molecular weight. Several example of beta-glucan such as
cellulose (β-1 ,4-glucan), lentinan (β-1 0.6-glucan) and (β-1 ,3-glucan), pleuran (β-1, 6
and β-1 ,3-glucan) are isolated from species of fungi Basidiomycota include
mushrooms (Pleurotus ostreatus) and shiitake (Lentinus edodes).The purpose of this
research activity is to obtain beta-glucan compound that can be dissolved in water and
in alkali derived from fungi Basidiomycota, i.e, Oyster mushrooms (Pleurotus
ostreatus) and shiitake (Lentinus edodes). The result of beta-glucan compared to
characterize the resulting beta glucan that is molecular structure . The difference of
beta glucan extraction is based on the differences in solubility of beta-glucan. Beta
glucan could be water soluble and insoluble water.

Kata kunci: beta-glucan, immunomodulatory, Pleurotus ostreatus, Lentinus edodes,


extraction of water soluble and alkali soluble.

1. PENDAHULUAN dalam memerangi infeksi bakteri, virus, jamur dan


parasit. β-glukan juga menunjukkan sifat
Beta glukan merupakan senyawa metabolit hipokolesterolemik dan sifat antikoagulan. Akhir –
sekunder yang dapat diisolasi dari tanaman , akhir ini telah terbukti sebagai senyawa anti-
kelompok cendawan dan mikroorganisme. Beta sitotoksik, antimutagenik dan anti-tumorogenic,
glukan merupakan homopolimer glukosa yang diikat sehingga dapat diharapkan sebagai promotor
melalui ikatan β-(1,3) dan β-(1,6)-glukosida dan farmakologis kesehatan (Mantovani,2007).
banyak ditemukan pada dinding sel. Kelompok cendawan yang menghasilkan ekstrak
Β-glukan merupakan komponen utama beta glukan diantaranya adalah jamur tiram
polisakarida yang terdapat pada dinding sel. (Pleurotus ostreatus) dan jamur shiitake (Lentinus
Beberapa mikroorganisme, seperti ragi dan edodes). Kedua cendawan sudah cukup dikenal
jamur/cendawan dan juga sereal seperti gandum luas di masyarakat Indonesia, harganya terjangkau,
dan jelai, mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dan waktu budidayapun relatif tidak terlalu lama
mengandung sejumlah besar β-glukan. Zat-zat yang (Widyastuti, 2009).
terkandung dapat merangsang sistem kekebalan Menurut Synytsya et al (2009), jamur tiram atau
tubuh, modulasi imunitas humoral dan selular, dikenal dengan genus Pleurotus merupakan
dengan demikian memiliki efek menguntungkan sumber glukan biologis aktif. Secara parsial, β-

________________________________________________________________________________________________________________
182 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 3, Desember 2011 Hlm.182-191
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
glukan dari Pleurotus sp. (pleuran) telah digunakan jamur shiitake (Lentinus edodes) kering
sebagai suplemen karena aktivitas menggunakan solven air dan alkali. Pemilihan
imunosupresifnya. Seperti komponen serat solven didasarkan pada sifat kelarutan beta-D-
makanan, polisakarida jamur tiram dapat glucan yang memiliki sifat tidak larut dalam air
merangsang pertumbuhan mikroorganisme usus (insoluble water) pada rantai panjangnya. Untuk
(probiotik), yakni sebagai prebiotik. Glukan senyawa berantai pendek diharapkan akan
biasanya diisolasi dari bagian batang Pleurotus terekstrak pada tahap ekstraksi yang pertama
ostreatus dan Pleurotus eryngii dengan air dengan solvent air, sedangkan untuk beta-D-glucan
mendidih yakni ekstraksi alkali. Kandungan chitin rantai panjang diharapkan akan terekstrak di tahap
ditemukan dalam jumlah kecil sebagai komponen kedua dengan solvent alkali.
dinding sel kompleks kitin-glukan. Beta glukan hasil ekstrak dianalisa kandungan
Surenjava (2005), menyampaikan hasil bahan aktifnya dengan Megazyme tools kit . Untuk
penelitiannnya bahwa beta – glukan yang berasal mengetahui karakteristik berat molekul beta glukan
dari jamur shiitake (Lentinus edodes) mempunyai yang dihasilkan. Rancangan penelitian meliputi
efek anti tumor. penyiapan tepung jamur, ekstraksi beta glukan dari
Disebutkan oleh FDA, bahwa beta glukan tepung jamur larut air, ekstraksi beta glukan dari
termasuk kategori Generally recogniced as safe tepung jamur larut alkali, penimbangan dan
serta tidak memiliki toksisitas atau efek samping. β- pengukuran kadar Beta-D-glucan yang diperoleh,
Glukan memiliki berbagai aktivitas biologis sebagai karakterisasi beta glukan yakni struktur molekul.
antitumor, antioksidan, antikolesterol, anti penuaan
dini dan peningkat sistem imun atau peningkat 2.1. Penyiapan Tepung Jamur
sistem kekebalan tubuh yang dikenal sebagai
imunomodulator. Selain itu, senyawa ini juga dapat Tubuh buah jamur tiram dan shiitake segar yang
dimanfaatkan sebagai zat aditif dalam industri akan diekstraks dirajang, kemudian dikeringkan.
makanan. Hasil rajangan jamur kering, kemudian ditepungkan
Produksi beta glukan dapat dilakukan dengan dengan grinder. Tepung jamur siap untuk dilakukan
metode ekstraksi bertahap, yakni berdasarkan sifat ekstraksi.
kelarutan beta glukan dalam solven air dan alkali.
Teknik ekstraksi ini merupakan modifikasi dari 2.2. Ekstraksi Beta Glukan
metode ekstraksi yang dilakukan oleh Mizuno (1999)
dan Yap and Ng ( 2001) untuk isolasi lentinan dari Beta glukan dapat diperoleh dari proses ekstraksi
jamur shiitake. Dengan ekstraksi bertahap tubuh buah, miselium atau dari medium cair dalam
diharapkan beta glukan yang dapat diekstrak dari proses fermentasi bawah permukaan. Metabolit
tubuh jamur semakin optimal jumlah dan kadar beta primer seperti beta glukan, dapat diperoleh dari
glukannya. ekstraksi biomassa, terutama tubuh buah dengan
Tujuan dari kegiatan penelitan ini adalah menggunakan pelarut ethanol atau air yang
mendapatkan senyawa beta-glukan yang dapat larut selanjutnya dimurnikan untuk mendapatkan ekstrak
dalam air dan dalam alkali yang berasal dari jamur yang relatif murni sebagai bahan neutraceutical.
tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur shiitake Dari ekstrak tersebut dapat dibuat produk berupa
(Lentinus edodes) dengan hasil yang lebih optimal. kapsul, tablet atau minuman yang diformulasikan
Selain itu dari hasil beta glukan yang diperoleh guna memperoleh rasa yang disukai.
dibandingkan untuk mengetahui karakteristik beta Salah satu metode untuk memproduksi senyawa
glukan diantaranya adalah gugus fungsinya. aktif beta glukan dari jamur adalah dengan cara
ekstraksi dilanjutkan dengan pemurnian beta glukan
2. BAHAN DAN METODE seperti yang dilakukan oleh Chao et al.(1989)
dalam Aryantha (2005). Penelitian terbaru oleh Yap
Bahan yang digunakan adalah jamur tiram dan dan Ng (2001) telah menetapkan prosedur yang
shiitake yang berasal dari kebun jamur di lokasi PT. lebih efisien untuk melakukan ekstraksi beta glukan.
Inti Jamur Raya, Pasar Ahad, Desa Cikole – Beta glukan diisolasi melalui presipitasi ethanol dan
Lembang. Bahan kimia yang diperlukan : solven air, freeze drying dalam nitrogen cair. Uji kemurnian
etanol, NaOH, asam asetat, Megazyme tools kit. menggunakan kolom analisis karbohidrat, hasilnya
Metode ekstraksi beta D-glukan yang 87,5% kemurnian. Dari segi komersial, metode Yap
dikembangkan yakni ekstraksi bertahap dari tepung and Ng (2001) lebih hemat waktu, efisien dan relatif
tubuh buah jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan

_______________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kandungan Beta......( Netty Widyastuti, Teguh Baruji, Reni Giarni, Henky Isnawan, Priyo Wahyudi, Donowati) 183
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
lebih rendah biaya dibanding metode asli Chihara et
al.(1987) dan metode Mizuno (1999).
Berdasarkan kedua metode tersebut, maka
disusunlah modifikasi desain produksi beta glukan
dari jamur tiram dan shiitake dengan memperhatikan
sifat kelarutan senyawa aktif tersebut dalam solven
pengekstrak. Ekstrak senyawa aktif polisakarida
beta glukan mempunyai sifat larut dalam air dan
alkali (Widyastuti, 2011). Pada proses ekstraksi ini
telah dilakukan modifikasi.Modifikasi yang dilakukan
adalah dengan memecah proses ekstraksi menjadi
dua tahap, yakni ekstraksi dengan solven air
dilanjutkan alkali. Pada metode sebelumnya hanya 1
kali tahap ekstraksi, yaitu air saja atau alkali saja
secara terpisah. Variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap proses ekstraksi air dan alkali,
berlandaskan hasil optimasi dengan menggunakan
metode statistika penelitian sebelumnya.

Gambar 1. Diagram alur proses ekstraksi beta-glukan larut air,


Hasilnya adalah beta glukan Rendemen I.

________________________________________________________________________________________________________________
184 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 3, Desember 2011 Hlm.182-191
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
Gambar 2. Diagram alur proses ekstraksi beta-glukan larut alkali

2.3. Pengukuran Hasil ekstraksi, yaitu air saja atau alkali saja secara
terpisah
Kelebihan modifikasi proses ekstraksi ini adalah Beta glukan hasil ekstraksi ditimbang
didapatkan ekstrak crude beta glukan lebih banyak rendemennya untuk evaluasi yield yang diperoleh
dengan jumlah berat bahan yang sama. Karena dari proses ekstraksi yang dilakukan, rumus yang
produk ekstrak diambil dua kali pada tahap digunakan adalah:
ekstraksi air dan alkali yakni rantai pendek dan
panjang. Rendemen =
Modifikasi yg dilakukan adalah dengan berat beta glukan : berat jamur basis kering x 100%.
memecah proses ekstraksi menjadi dua tahap, Kadar beta glukan diukur dengan metode
yakni ekstraksi dengan solven air dilanjutkan alkali. Megazyme menggunakan Megazyme tools kit .
Pada metode sebelumnya hanya 1 kali tahap

_______________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kandungan Beta......( Netty Widyastuti, Teguh Baruji, Reni Giarni, Henky Isnawan, Priyo Wahyudi, Donowati) 185
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
2.4. Purifikasi Hasil Ekstraksi Sebagaimana prosedur ekstraksi beta D-glukan
(Gambar 1 dan gambar 2) dari jamur tiram dan
Beta glukan hasil ekstrak memiliki rata-rata kadar jamur shitake telah dilakukan ekstraksi dengan
bahan aktif 25-35%. Hal ini dikarenakan bahan aktif menggunakan air dan alkali, dan sudah sampai
masih bercampur dengan sisa protein, sisa bahan pada tahap pengeringan ekstrak menggunakan
solven NaOH dan sisa-sisa senyawa gula teknik kering beku (freeze drying). Setelah ekstrak
sederhana. Proses purifikasi bertujuan untuk beta D-glukan kering selanjunya akan dilakukan
menghilangkan bahan pengotor seperti sisa protein, penentuan berat keringnya.
sisa NaOH dan senyawa gula sehingga didapatkan Hasil analisis kadar beta glukan dengan
senyawa bahan aktif beta glukan relatif lebih murni, menggunakan K-YBGL 04-2008 Mushroom and
sehingga memenuhi spesifikasi sebagai bahan Beta-Glucan Assay Procedure dari Megazyme dan
farmasi untuk immunomodulator. setelah melalui perhitungan megakalkulasi
diperoleh bahwa kadar beta glukan dari jamur
2.5. Karakterisasi hasil ekstrak beta glukan shitake menunjukkan 43,87% yang larut dalam air
dan 23,28% yang larut dalam alkali (NaOH) (Tabel
Beta glukan hasil ekstraksi dilakukan karakterisasi 1)
untuk membandingkan karakterisasi beta glukan Hasil analisis kadar beta glukan dengan
dari sumber jamur yang berbeda dari jamur tiram menggunakan K-YBGL 04-2008 Mushroom and
(Pleurotus ostreatus) dan shiitake (Lentinus Beta-Glucan Assay Procedure dari Megazyme dan
edodes. Uji karakterisasi meliputi uji FTIR untuk setelah melalui perhitungan megakalkulasi
mengetahui gugus fungsi beta glukan,. Pada diperoleh bahwa kadar beta glukan dari jamur tiram
gambar 3 dapat dilihat struktur 1,3/1,6 β-Glukan. menunjukkan 36,76% beta glukan larut dalam air
dan 32,76% beta glukan larut dalam alkali (NaOH)
(Tabel 2).

3.1.Hasil Karakterisasi Beta Glukan


Menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red)

Pengamatan gugus fungsi senyawa standar beta


glukan dari barley serta sampel ekstrak jamur tiram
larut air dan larut alkali dilakukan pada spektrum
serapan infra merah dengan Fourier Transform Infra
Red Spektrofotometri (FTIR). Menurut Thontowi et
al. (2007), spektrum infra merah senyawa beta
Gambar 3. Struktur 1,3/1,6 β-Glukan
glukan ditandai dengan adanya puncak serapan
-1
pada bilangan gelombang 3750-3000 cm (gugus –
-1
OH atau alkohol), 3000-2700 cm (gugus –CH),
3. HASIL DAN PEMBAHASAN -1
dan 1260-1050 cm (gugus -C-O-C-). Berikut hasil
analisis gugus fungsi β-glukan menggunakan FTIR :

Tabel 1. Analisis Gugus Fungsi β-1,3 glukan menggunakan FTIR

Bilangan
-1
Bilangan Gelombang (cm ) Gelombang Gugus Fungsi
-1
(cm )
Standar dari Ekstrak larut Ekstrak Larut
Barley Air Alkali
3425,58 3302,13 3192,19 3750-3000 Alkohol dan hidroksil (OH)
2891,30 2924,09 2918,30 3000-2700 CH alkana
1161,15 1153,43 1145,72 1260-1050 -C-O-C- (eter)

________________________________________________________________________________________________________________
186 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 3, Desember 2011 Hlm.182-191
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil β- adanya ikatan beta glikosida ditunjukkan dengan
glukan mempunyai spektrum infra merah yang adanya spektra IR pada bilangan gelombang 1024
-1
sangat mirip bila dibandingkan dengan standar beta dan 867 cm .
glukan dari Barley (Sigma). Dalam Saifudin, dkk Menurut Hozova et al. (2007), adanya ikatan β-
(2006) dinyatakan bahwa, ikatan glikosida adalah 1,3-D-glukan ditunjukkan oleh pita serapan pada
-1
ikatan eter di antara hidroksil gula dengan alkohol 895 cm . Pada spektra FTIR standar beta glukan
(Wilbraham and Matta,1992). Dengan adanya dari Barley, ekstrak tiram larut air dan larut alkali
gugus eter, dan alkohol dapat dijadikan sebagai terdapat pita serapan ikatan β-1,3 glukan yang
petunjuk adanya ikatan glikosida. ditunjukkan masing-masing dengan adanya pita
-1
Menurut Khopkar (1990), pada daerah sidik jari ( serapan pada bilangan gelombang 896,90 cm ,
-1 -1 -1
1500-700 cm ) sedikit saja perbedaan dalam 893,04 cm dan 864,11 cm . Berdasarkan data
struktur dan susunan molekul, akan menyebabkan spektra FTIR tersebut, maka ekstrak jamur tiram
distribusi puncak absorpsi berubah. Dalam daerah baik larut air ataupun larut alkali menunjukkan
ini, untuk memastikan suatu senyawa organik adanya beta glukan. Namun demikian, belum
adalah dengan cara membandingkan dengan diketahui adanya rantai cabang β-1,6 glukan.
pembandingnya. Menurut Sarangi et al. (2006),

_______________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kandungan Beta......( Netty Widyastuti, Teguh Baruji, Reni Giarni, Henky Isnawan, Priyo Wahyudi, Donowati) 187
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
100

97.5
%T
%T
97.5
96

94.5 95

93
92.5

91.5

90

90

2077.33
2366.66
17 91.87

87.5

2461.17
542.00
88.5

835.18

2534.46
2088.91
2310.72
2422.59

2123.63

85
87

2659.84
594.08
675.09

2723.49
85.5 82.5
2661.77

896.90

1737.86
2715.77

1668.43

84
2765.92

835.18
1456.26

80
1639.49

918.12
893.04
3035.96

3462.22
1267.23

1028.06

2852.72
1161.15

1454.33
3585.67

1423.47
82.5
1361.74
1327.03

1533.41
3088.03

721.38
1315.45
3224.98

1242.16
1371.39
3547.09

3361.93
3136.25
3504.66

3338.78

2924.09
77.5

1153.43
3302.13
3196.05

2891.30
3288.63

516.92
1643.35
81
3425.58

3228.84

999.13

624.94
667.37

592.15
1072.42

540.07
1031.92
1041.56
75
79.5

78 72.5

(a) 4000
UP SB 0500
3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
1/cm
4000 3600
UP TW0499
3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
1/cm (b)
100

%T

98

96

94

92

90

88
2117.84
2301.08
3581.81

86
3539.38
3481.51

2661.77
3352.28

84
3257.77

3024.38
3076.46

2872.01
3192.19

2918.30

82
864.11

821.68
792.74
1674.21

725.23
1265.30

1145.72

925.83

80
1641.42

513.07
596.00
644.22
1342.46
1369.46

1020.34
1409.96
1554.63

78

76

4000 3600 3200 2800 2400 2000 1 800 1600 1400 1200 1000 800 600
UP TA 0498 1/cm

(a) (c)
Gambar 4. Spektra FTIR Standar Beta D-glukan dari Barley (Sigma) (a),
beta glukan jamur tiram larut air (b), beta glukan jamur tiram larut alkali (c)

________________________________________________________________________________________________________________
188 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 3, Desember 2011 Hlm.182-191
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
Pada Tabel 2. menunjukkan bahwa hasil β- Dalam Saifudin et al. (2006) dinyatakan bahwa,
glukan jamur shitake mempunyai spektrum infra ikatan glikosida adalah ikatan eter di antara
merah yang sangat mirip bila dibandingkan dengan hidroksil gula dengan alkohol (Wilbraham and
standar beta glukan dari Barley (Sigma). Matta,1992). Jadi dengan adanya gugus eter, dan
alkohol dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya
ikatan glikosida.

Tabel 2. Analisis Gugus Fungsi β-1,3 glukan Shiitake menggunakan FTIR


-1
Bilangan Gelombang (cm ) Bilangan
-1
Gelomban (cm ) Gugus Fungsi
Standar dari Ekstrak Ekstrak
Barley larut Air Larut Alkali
3425,58 3286,70 3414,00 3750-3000 Alkohol dan hidroksil (OH)
2891,30 2922,16 2970,38 3000-2700 CH alkana
1161,15 1151,50 1151,50 1260-1050 -C-O-C- (eter)

Berdasarkan data spektra FTIR tersebut, maka jukkan oleh adanya ikatan glikosida. Namun
ekstrak jamur shiitake baik larut air ataupun larut demikian, belum diketahui adanya rantai utama β-
alkali menunjukkan adanya beta glukan, yang ditun- 1,3 dan rantai cabang β-1,6 glukan.

100

97.5 %T

%T
95
96

94.5
90

93

85

91.5

90 80
1932.67
17 91.87

2058.05
2154.49
2117.84
542.00

88.5
835.18
2088.91
2310.72

75
2422.59

2123.63

87
594.08
675.09

85.5 70
2752.42
2661.77

896.90
2715.77

1668.43

84
2765.92

3045.60
1456.26

3495.01
1639.49

65
3456.44

3109.25
3423.65
3035.96

2922.16
3163.26
1267.23

3329.14
3253.91
3223.05
1028.06
1161.15

3286.70
3585.67

82.5
1361.74

1537.27
1327.03
3088.03
3547.09

3136.25

844.82
1284.59
1240.23
3504.66

1647.21

796.60
1400.32

1334.74
1363.67

929.69
3196.05

60
2891.30

759.95
3288.63

81
3425.58

3228.84

1151.50

723.31
1070.49

549.71
518.85
1001.06

669.30

590.22
1024.20

79.5
55

78

50

(a) 4000
UP SB 0500
3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
1/cm
4000 3600
UP SW0503
3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
1/cm (b)

_______________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kandungan Beta......( Netty Widyastuti, Teguh Baruji, Reni Giarni, Henky Isnawan, Priyo Wahyudi, Donowati) 189
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
100

%T

97.5

95

92.5

90

87.5

85

1944.25
82.5

80

2657.91

2333.87

2204.64
77.5

2229.71
2850.79
75

2889.37
72.5

1151.50
2970.38

1244.09
70

925.83
3005.10

1045.42
67.5

1340.53
1687.71
1695.43

1020.34

669.30
804.32
65
3155.54
3491.16

3190.26
3236.55

603.72
3290.56
3414.00

640.37
1639.49
62.5

520.78
549.71
1413.82
60

1552.70
57.5

55

4000 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
UP SA 0497 1/cm

(c)

Gambar 5. Spektra FTIR Standar Beta D-glukan dari Barley (Sigma) (a), betaglukan jamur shiitake
larut air (b), beta glukan jamur shiitake larut alkali (c)

4. KESIMPULAN • Berdasarkan data spektra FTIR, ekstrak jamur


tiram baik larut air ataupun larut alkali
• Tubuh buah jamur tiram (Pleurotus ostreatus) menunjukkan adanya beta glukan.
dan jamur shiitake (Lentinus edodes) • Berdasarkan data spektra FTIR, ekstrak jamur
mengandung beta-glukan. shiitake baik larut air ataupun larut alkali
• Hasil analisis kadar beta glukan dengan menunjukkan adanya beta glukan, yang
menggunakan K-YBGL 04-2008 Mushroom ditunjukkan oleh adanya ikatan glikosida.
and Beta-Glucan Assay Procedure dari • Perlu analisa lanjutan untuk mengetahui
Megazyme dan setelah melalui perhitungan struktur molekulnya.
megakalkulasi diperoleh bahwa kadar beta .
glukan dari jamur tiram (Pleurotus ostreatus) DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan 36,76% beta glukan larut
dalam air dan 32,76% beta glukan larut dalam Anonymous . 2000. New Pharmaceutical,
alkali (NaOH). nutraceutical & Industrial Products. Wondu
• Hasil analisis kadar beta glukan dengan Holdings Pty Limited. RIRDC Publication No.
menggunakan K-YBGL 04-2008 Mushroom 00/173 rirdc Project no.WHP-4A.
and Beta-Glucan Assay Procedure dari
Megazyme dan setelah melalui perhitungan Aryantha, I. Nyoman. 2005. Pengembangan
megakalkulasi diperoleh bahwa kadar beta Produk Kesehatan dari Shiitake. Makalah
glukan dari jamur shiitake (Lentinus edodes) Lokakarya Pengembangan Produk dan
menunjukkan 43,87% yang larut dalam air Industri Jamur Pangan, BPPT Jakarta, 1-2
dan 23,28% yang larut dalam alkali (NaOH). Agustus 2005.

________________________________________________________________________________________________________________
190 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 3, Desember 2011 Hlm.182-191
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011
Chao PY., Wu ZD., Wang RC . 1989. The Extraction Sarangi, Itisam., D.Ghosh., SK Bhutia., SK
purification and Analysis of Polysaccharide PA3DE Mallick., TK Maiti. 2006. Anti-tumor and
from the Fruit Body of Flammulina velutipes (Curt. immunomodulating effeects of Pleurotus
Ex Fr) sing.Acta Biochemica and Biophysica ostreatus mycelia-derived proteoglycans.
Sinica, 21: 152-156. Interrnational Immunopharmacology 6 : 1287-
1297.
Chihara G., Hamuro J., Maeda Y., 1987. Antitumor
and Metastatis-inhibitory Activities of Lentinan as Synytsya, A., Kateřina M., Alla S., Ivan J., Jiří S.,
An immunomodulator: An Overview. Cancer Detect Vladimír E., Eliška K., Jana Č.2009.Glucans
Prev.1987; 1:423-443. from fruit bodies of cultivated mushrooms
Pleurotus ostreatus and Pleurotus eryngii:
Hozová, Bernadetta - Kuniak, Ľudovít - Moravíková, Structure and potential prebiotic activity Carb
Petra - Gajdošová, Alena. 2007. Determination of Polymers, Vol 76, Issue 4, 16 May 2009: p.548-
water-insoluble beta-D-glucan in the whole-grain 556
cereals and pseudocereals In:Czech Journal of
Food Sciences. ISSN 1212-1800. - 25-6 (2007), s. Thontowi, Kusmiati dan Nuswantara. 2007.
316-324 Produksi β-Glukan Saccharomyces cerevisiae
dalam Media dengan Sumber Nitrogen Berbeda
Khopkar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. pada Air-Lift Fermentor. Biodiversitas Vol. 8,
Universitas Indonesia Press, Jakarta. No. 4 : 253-256.

M.S.Mantovani, M.F. Bellini, J.P.F.Angeli, R.J.Oliveira, Widyastuti, N., Wahyudi, P., Isnawan, H.,
A.F.Silva, L.R.Ribeiro.2007. β-Glucans in Tjokrokusumo, D., Barudji, T., Giarni, R.
promoting health: Prevention against mutation and 2011.Produksi Senyawa Polisakarida Beta-
cancer. Mutat.Res: MUTATREV-7847.p8. Glukan Larut Air dan Larut Alkali dari Tubuh
doi:10.1016/j.mirev. 2007. 07.002. Buah Basidiomycota .Proposal Insentif Ristek
2011
Mizuno, T. 1999. The extraction and development of
antitumour-active polysaccharides from medicinal Widyastuti,N.2009. Pengembangan Teknologi
mushrooms in Japan. International Journal of Bioproses Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
Medicinal Mushrooms 1, 9-29. dan Jamur Shiitake (Lentinus edodes) sebagai
Sumber Gizi dan Bahan Pangan Fungsional.
Ng ML., Yap AT.2002. Inhibition of Human colon Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang
carcinoma development by Lentinan from Shiitake Bioteknologi Umum. BPPT-2 Desember 2009.
mushroom (Lentinus edodes). J. Altern
Complement Med.8(5): 581-9.

_______________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kandungan Beta......( Netty Widyastuti, Teguh Baruji, Reni Giarni, Henky Isnawan, Priyo Wahyudi, Donowati) 191
Diterima 1 November 2011; terima dalam revisi terakhir 6 Desember 2011; layak cetak 15 Desember 2011

You might also like