Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi olah sejumlah dasar hukum. Undang-
undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomer 19
tahun 2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan
pejabat fungsional itu. Selain itu, keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomer 118 tahun 1996 (disempurnakan dengan keputusan nomor 091/2001) dan
keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomer 020/U/1998 (disempurnakan
dengan keputusan nomor 097/U/2001) merupakan penetapan pengawas sebagai
pejabat fungsional yang permanen sampai saat ini. Jika ditilik sejumlah peraturan dan
peundang-undangan yang ada yang terkait dengan pendidikan, ternyata secara hukum
pengawas sekolah tidak diragukan lagi keberadaannya. Dengan demikian, tidak ada
alasan apapun dan oleh siapapun yang memarginalkan dan mengecilkan eksistensi
pengawas sekolah.
Pengawas lah guru berstatus pegawai negeri sipil yang diangkat dan diberi
tugas tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada satuan pendidikan/sekolah.
Keberadaan pengawas sekolah/satuan pendidikan memegang peranan penting dalam
membina dan mengembangkan kemampuan profesional tenaga pendidik (guru),
kepala sekolah dan staf sekolah lainnya agar sekolah yang dibinanya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Undang-undang dan peraturan yang berlaku, keberadaan pengawas
sekolah jelas dan tegas. Dengan demikian, bukan berarti pengawas sekolah terbebas
dari berbagai masalah. Pengawas sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang
dapat dikatakan tidak mudah. Dengan fungsi utama pengawas sekolah adalah
supervisor pendidikan dengan mengawasi kinerja kepala sekolah, guru dan staff
sekolah lainnya dalam suatu sekolah, bukan berarti dalam menjalankannya terbebas
dari masalah. Hal itu menjadi tantangan sendiri bagi pengawas sekolah dalam
melakukan tugasnya demi meningkatkan mutu pendiikan dilingkungan sekolah.
B. Rumusan Masalah
Menurut pemaparan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana tugas pengawas sekolah?
2. Bagaimana kualifikasi dan karakteristik pengawas sekolah?
3. Bagaimana kode etik pengawas?
4. Bagaimana akuntabilitas dalam pengawasan sekolah?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tugas pengawas sekolah
2. Untuk mengetahui kualifikasi dan karakteristik pengawas sekolah
3. Untuk mengetahui kode etik pengawas
4. Untuk mengetahui akuntabiitas dalam pengawasan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik
maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada
tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:
1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah,
kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah.
2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta
pengembangannya.
3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah
secara kolaboratif dengan sekolah.
Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional
pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996
dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang
petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud
nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas
sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung
jawab pengawas sekolah yang meliputi:
1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan
penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi
belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan
manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau
pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan
pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses,
sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan
seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di
3
sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan dengan
membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.
Sedangkan wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi:
a. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi
b. Menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya
c. Menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan.
Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi pengawas untuk menentukan
langkah dan strategi dalam menentukan prosedur kerja kepengawasan.
Namun demikian pengawas perlu berkolaborasi dengan kepala sekolah dan
guru agar dalam melaksanakan tugasnya sejalan dengan arah pengembangan sekolah
yang telah ditetapkan kepala sekolah.
Berdasarkan kedua tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh
pengawas antara lain:
1. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap tahunnya
pada sekolah yang dibinanya.
2. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan
siswa dan kemampuan guru.
10. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.
11. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam memecahkan
masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.
Pengawasan Manajerial
Rincian Tugas Pengawasan Akademik (Teknik (Administrasi dan Manajemen
Pendidikan/Pembelajaran) Sekolah)
1. Pelaksanaan kurikulum
1. Pelaksanaan kurikulum sekolah
mata pelajaran
2. Penyelenggaraan administrasi
2. Proses
sekolah
pembelajaran/praktikum/studi
Inspecting/ 3. Kinerja kepala sekolah dan staf
lapangan
Pengawasan sekolah
3. Kegiatan ekstra kurikuler
4. Kemajuan pelaksanaan pendidikan
4. Penggunaan media, alat bantu
di sekolah
dan sumber belajar
5. Kerjasama sekolah dengan
5. Kemajuan belajar siswa
masyarakat
6. Lingkungan belajar
1. Menasehati guru
dalampembelajaran/bimbing
1. Kepala sekolah di dalam
an yang efektif
mengelola pendidikan
2. Guru dalam
2. Kepala sekolah dalam
meningkatkankompetensi
melaksanakan inovasi
professional
Advising/ pendidikan
3. Guru dalam melaksanakan
Menasehati 3. Kepala sekolah dalam
penilaianproses dan hasil
peningkatan kemamapuan
belajar
professional kepala sekolah
4. Menasehati staf sekolah dalam
4. Guru dalam melaksanakan
melaksanakan tugas
penelitian tindakan kelas
administrasi sekolah
5. Guru dalam
5. Kepala sekolah dan staf dalam
meningkatkankompetensi
kesejahteraan sekolah
pribadi, sosial dan pedagogik
1. Ketahanan pembelajaran
2. Pelaksanaan ujian mata
pelajaran
1. Penyelenggaraan kurikulum
3. Standar mutu hasil belajar
2. Administrasi sekolah
siswa
Monitoring/ 3. Manajemen sekolah
4. Pengembangan profesi guru
Memantau 4. Kemajuan sekolah
5. Pengadaan dan pemanfaatan
5. Pengembangan SDM sekolah
sumber-sumber belajar
6. Penyelenggaraan ujian sekolah
7. Penyelenggaraan penerimaan
siswa baru
1. Mengkoordinir peningkatan
1. Pelaksanaan inovasi mutu SDM sekolah
Coordinating/ pembelajaran 2. Penyelenggaraan inovasi di
mengkoordinir 2. Pengadaan sumber-sumber sekolah
belajar 3. Mengkoordinir akreditasi
3. Kegiatan peningkatan sekolah
kemampuan profesi guru 4. Mengkoordinir kegiatan
sumber daya pendidikan
1. Kinerja guru dalam 1. Kinerja kepala sekolah
Reporting melaksanakan pembelajaran
2. Kemajuan belajar siswa 2. Kinerja staf sekolah
3. Pelaksanaan tugas 3. Standar mutu pendidikan
kepengawasan akademik 4. Inovasi pendidikan
Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam
jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Pengawas adalah kegiatan pengawas
sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan,
evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru.
pada Pasal 57 ditegaskan, bahwa tugas supervisi meliputi: Supervisi akademik dan
manajerial terhadap keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan disekolah.
9
1. Pengawas TK/RA dan SD/MI
a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi.
b. Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guru TK/RA dengan pengalaman
kerja minimum delapan tahun di TK/RA atau kepala sekolah TK/RA dengan
pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas TK/RA.
Sementara pada SD/MI, guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guru
SD/MI dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau
kepala sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas SD/MI.
c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/C.
d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas di satuan
pendidikan.
e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional
pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah.
f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
2. Pengawas SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan berbasis
sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi
terakreditasi.
b. Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di SMP/MTs atau kepala sekolah SMP/MTs dengan pengalaman kerja
minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas pengawas SMP/MTs sesuai
dengan rumpun mata pelajarannya.
c. Pada SMA/MA, guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan pengalaman kerja
minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMA/MA sesuai dengan rumpun
mata pelajarannya.
d. Pada SMK/MAK, guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagai guru
SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun
10
mata pelajaran yang relevan di SMK/MAK atau kepala sekolah SMK/MAK
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas
SMK/MAK sesuai dengan rumpun mata pelajarannya.
e. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/C.
f. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan
pendidikan.
g. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah.
h. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
2. Via ONLINE (internet) yaitu dengan menulis berbagai keluhan dalam portal ini.
Kemudian semua keluhan dan aspirasi akan di sampaikan kepada pihak yang
berwenang seperti KOMITE Sekolah atau Dinas Pendidikan, KPK jika Ada tidakan
korupsi. setelah itu Komite dan Dinas pendidikan yang akan menindak lanjutinya.
13
Pelaksanaan prinsip akuntabilitas tiada lain agar para pengelola sekolah atau
pihak-pihak yang diberi kewenangan mengelola urusan pendidikan itu senantiasa
terkontrol dan tidak memiliki peluang melakukan penyimpangan untuk melakukan
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan prinsip ini mereka terus memacu produktifitas
profesionalnya sehingga berperan besar dalam memenuhi berbagai aspek kepentingan
masyarakat.
Akuntabilitas menyangkut dua dimensi, yakni akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas vertikal menyangkut hubungan antara
pengelola sekolah dengan masyarakat. Sekolah dan orang tua siswa. Antara sekolah
dan instansi di atasnya (Dinas pendidikan). Sedangkan akuntabilitas horisontal
menyangkut hubungan antara sesama warga sekolah. Antar kepala sekolah dengan
komite, dan antara kepala sekolah dengan guru.
14
BAB III
KESIMPULAN
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik
maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok kegiatan yang harus
dilaksanakan pengawas yakni:
Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah,
kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah.
Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta
pengembangannya.
Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah
secara kolaboratif dengan sekolah.
Karakteristik yang harus dimiliki pengawas sekolah yaitu :
Menampilkan kemampuan pengawas dalam bentuk kinerja.
Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
Melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien.
Memberikan layanan prima untuk semua pemangku kepentingan.
Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan terus menerus.
Memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri.
Memiliki tanggung jawab profesi.
Mematuhi kode etik profesi pengawas.
Memiliki komitmen dan menjadi anggota organisasi profesi kepengawasan
sekolah.
Pengawas sekolah dalam menjalankan fungsinya harus selalu berpedoman
pada kode etik pengawas sekolah. Menurut buku kerja pengawas, kode etik yang
perlu dijalankan oleh pengawas sekolah antara lain:
Dalam melaksanakan tugas, senantiasa berlandaskan iman dan taqwa, serta
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Merasa bangga mengemban tugas sebagai pengawas sekolah.
Memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas sebagai pengawas
sekolah.
Bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam tugasnya sebagai pengawas
sekolah.
Menjaga citra dan nama baik selaku pembina dalam melaksanakan tugas sebagai
pengawas sekolah.
Memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
pengawas sekolah.
Mampu menampilkan keberadaannya sebagai aparat dan tokoh yang diteladani.
Siap dan terampil untuk menanggapi dan membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi aparat binaannya.
Memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik terhadap aparat binaan
maupun terhadap sesama pengawas sekolah.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan penyelenggara organisasi
kepada pihak yang memiliki hak atau kewajiban untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
DAFTAR PUSTAKA