You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi olah sejumlah dasar hukum. Undang-
undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomer 19
tahun 2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan
pejabat fungsional itu. Selain itu, keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomer 118 tahun 1996 (disempurnakan dengan keputusan nomor 091/2001) dan
keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomer 020/U/1998 (disempurnakan
dengan keputusan nomor 097/U/2001) merupakan penetapan pengawas sebagai
pejabat fungsional yang permanen sampai saat ini. Jika ditilik sejumlah peraturan dan
peundang-undangan yang ada yang terkait dengan pendidikan, ternyata secara hukum
pengawas sekolah tidak diragukan lagi keberadaannya. Dengan demikian, tidak ada
alasan apapun dan oleh siapapun yang memarginalkan dan mengecilkan eksistensi
pengawas sekolah.
Pengawas lah guru berstatus pegawai negeri sipil yang diangkat dan diberi
tugas tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada satuan pendidikan/sekolah.
Keberadaan pengawas sekolah/satuan pendidikan memegang peranan penting dalam
membina dan mengembangkan kemampuan profesional tenaga pendidik (guru),
kepala sekolah dan staf sekolah lainnya agar sekolah yang dibinanya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Undang-undang dan peraturan yang berlaku, keberadaan pengawas
sekolah jelas dan tegas. Dengan demikian, bukan berarti pengawas sekolah terbebas
dari berbagai masalah. Pengawas sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang
dapat dikatakan tidak mudah. Dengan fungsi utama pengawas sekolah adalah
supervisor pendidikan dengan mengawasi kinerja kepala sekolah, guru dan staff
sekolah lainnya dalam suatu sekolah, bukan berarti dalam menjalankannya terbebas
dari masalah. Hal itu menjadi tantangan sendiri bagi pengawas sekolah dalam
melakukan tugasnya demi meningkatkan mutu pendiikan dilingkungan sekolah.

B. Rumusan Masalah
Menurut pemaparan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana tugas pengawas sekolah?
2. Bagaimana kualifikasi dan karakteristik pengawas sekolah?
3. Bagaimana kode etik pengawas?
4. Bagaimana akuntabilitas dalam pengawasan sekolah?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tugas pengawas sekolah
2. Untuk mengetahui kualifikasi dan karakteristik pengawas sekolah
3. Untuk mengetahui kode etik pengawas
4. Untuk mengetahui akuntabiitas dalam pengawasan sekolah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik
maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada
tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:
1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah,
kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah.
2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta
pengembangannya.
3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah
secara kolaboratif dengan sekolah.
Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional
pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996
dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang
petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud
nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas
sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung
jawab pengawas sekolah yang meliputi:
1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan
penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi
belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan
manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau
pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan
pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses,
sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan
seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di
3
sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan dengan
membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.
Sedangkan wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi:
a. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi
b. Menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya
c. Menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan.
Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi pengawas untuk menentukan
langkah dan strategi dalam menentukan prosedur kerja kepengawasan.
Namun demikian pengawas perlu berkolaborasi dengan kepala sekolah dan
guru agar dalam melaksanakan tugasnya sejalan dengan arah pengembangan sekolah
yang telah ditetapkan kepala sekolah.
Berdasarkan kedua tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh
pengawas antara lain:
1. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap tahunnya
pada sekolah yang dibinanya.
2. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan
siswa dan kemampuan guru.

3. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses


pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap
perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa.

4. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber daya


pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi sekolah.

5. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses


pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
belajar/ bimbingan siswa.

6. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan di sekolah


binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan pembelajaran,
pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan lulusan/pemberian ijazah.

7. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan melaporkannya


kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan stakeholder lainnya.

8. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan kajian

9. untuk menetapkan program kepengawasan semester berikutnya.

10. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.
11. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam memecahkan
masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup: (1) Inspecting


(mensupervisi), (2) advising (memberi advis atau nasehat), (3) monitoring (memantau),
(4) reporting (membuat laporan), (5) coordinating (mengkoordinir) dan (6) performing
leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok tersebut
(Ofsted, 2003).
Tugas pokok inspecting (mensupervisi) meliputi tugas mensupervisi kinerja
kepala sekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata
pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya,
manajemen sekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral,
kerjasama dengan masyarakat.
Tugas pokok advising (memberi advis/nasehat) meliputi advis mengenai
sekolah sebagai sistem, memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang efektif,
memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan, memberi advis
kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah, memberi advis
kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pendidikan.
Tugas pokok monitoring/pemantauan meliputi tugas: memantau penjaminan/
standard mutu pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan
hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf
sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data statistik
kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.
Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan perkembangan dan hasil
pengawasan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau
Nasional, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat publik,
melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.
Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber daya
sekolah baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan
antar
5
sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training bagi Kepala
Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil stakeholder yang lain,
mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.
Tugas pokok performing leadership atau memimpin meliputi tugas: memimpin
pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya, memimpin pengembangan inovasi
sekolah, partisipasi dalam meminpin kegiatan manajerial pendidikan di Diknas yang
bersangkutan, partisipasi pada perencanaan pendidikan di kabupaten/kota, partisipasi
pada seleksi calon kepala sekolah/calon pengawas, partisipasi dalam akreditasi sekolah,
partisipasi dalam merekruit personal untuk proyek atau program-program khusus
pengembangan mutu sekolah, partisipasi dalam mengelola konflik di sekolah dengan
win-win solution dan partisipasi dalam menangani pengaduan baik dari internal sekolah
maupun dari masyarakat. Itu semua dilakukan guna mewujudkan kelima tugas pokok di
atas.
Berdasarkan uraian tugas-tugas pengawas sebagaimana dikemukakan di atas,
maka pengawas satuan pendidikan banyak berperan sebagai: (1) penilai, (2) peneliti, (3)
pengembang, (4) pelopor/inovator, (5) motivator, (6) konsultan, dan (7) kolaborator
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya. Dikaitkan dengan
tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau supervisor akademik yaitu tugas pokok
supervisor yang lebih menekankan pada aspek teknis pendidikan dan pembelajaran, dan
supervisor manajerial yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek
manajemen sekolah dapat dimatrikkan dalam tabel berikut ini.

Pengawasan Manajerial
Rincian Tugas Pengawasan Akademik (Teknik (Administrasi dan Manajemen
Pendidikan/Pembelajaran) Sekolah)
1. Pelaksanaan kurikulum
1. Pelaksanaan kurikulum sekolah
mata pelajaran
2. Penyelenggaraan administrasi
2. Proses
sekolah
pembelajaran/praktikum/studi
Inspecting/ 3. Kinerja kepala sekolah dan staf
lapangan
Pengawasan sekolah
3. Kegiatan ekstra kurikuler
4. Kemajuan pelaksanaan pendidikan
4. Penggunaan media, alat bantu
di sekolah
dan sumber belajar
5. Kerjasama sekolah dengan
5. Kemajuan belajar siswa
masyarakat
6. Lingkungan belajar
1. Menasehati guru
dalampembelajaran/bimbing
1. Kepala sekolah di dalam
an yang efektif
mengelola pendidikan
2. Guru dalam
2. Kepala sekolah dalam
meningkatkankompetensi
melaksanakan inovasi
professional
Advising/ pendidikan
3. Guru dalam melaksanakan
Menasehati 3. Kepala sekolah dalam
penilaianproses dan hasil
peningkatan kemamapuan
belajar
professional kepala sekolah
4. Menasehati staf sekolah dalam
4. Guru dalam melaksanakan
melaksanakan tugas
penelitian tindakan kelas
administrasi sekolah
5. Guru dalam
5. Kepala sekolah dan staf dalam
meningkatkankompetensi
kesejahteraan sekolah
pribadi, sosial dan pedagogik
1. Ketahanan pembelajaran
2. Pelaksanaan ujian mata
pelajaran
1. Penyelenggaraan kurikulum
3. Standar mutu hasil belajar
2. Administrasi sekolah
siswa
Monitoring/ 3. Manajemen sekolah
4. Pengembangan profesi guru
Memantau 4. Kemajuan sekolah
5. Pengadaan dan pemanfaatan
5. Pengembangan SDM sekolah
sumber-sumber belajar
6. Penyelenggaraan ujian sekolah
7. Penyelenggaraan penerimaan
siswa baru

1. Mengkoordinir peningkatan
1. Pelaksanaan inovasi mutu SDM sekolah
Coordinating/ pembelajaran 2. Penyelenggaraan inovasi di
mengkoordinir 2. Pengadaan sumber-sumber sekolah
belajar 3. Mengkoordinir akreditasi
3. Kegiatan peningkatan sekolah
kemampuan profesi guru 4. Mengkoordinir kegiatan
sumber daya pendidikan
1. Kinerja guru dalam 1. Kinerja kepala sekolah
Reporting melaksanakan pembelajaran
2. Kemajuan belajar siswa 2. Kinerja staf sekolah
3. Pelaksanaan tugas 3. Standar mutu pendidikan
kepengawasan akademik 4. Inovasi pendidikan

2.2 Kualifikasi dan Karakteristik Pengawas

Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam
jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Pengawas adalah kegiatan pengawas
sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan,
evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru.

Pengawas satuan pendidikan adalah tenaga kependidikan profesional berstatus


PNS yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan
manajerial melalui kegiatan pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan dan tindak
lanjut .(Nana Sujana,2006) Hal ini dilakukan pengawas disekolah yang merupakan
binaannya.

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


ditandaskan pada Pasal 55 ayat 1, Pengawasan satuan Pendidikan memiliki peran dan
tugas untuk Pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil
pengawasan yang harus dilakukan secara teratur dan kesinambungan. Lebih lanjut

pada Pasal 57 ditegaskan, bahwa tugas supervisi meliputi: Supervisi akademik dan
manajerial terhadap keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan disekolah.

Dalam buku kerja pengawas sekolah (2011) disebutkan bahwa pengawas


sekolah yang profesional harus memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik yang
harus dimiliki pengawas sekolah yaitu :
1. Menampilkan kemampuan pengawas dalam bentuk kinerja.
2. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
3. Melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien.
4. Memberikan layanan prima untuk semua pemangku kepentingan.
5. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan.
6. Mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan terus menerus.
7. Memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri.
8. Memiliki tanggung jawab profesi.
9. Mematuhi kode etik profesi pengawas.
10. Memiliki komitmen dan menjadi anggota organisasi profesi kepengawasan
sekolah.
Lebih lanjut dalam buku kerja pengawas (2011) menjelaskan bahwa seorang
pengawas profesional dalam menjalankan tugas pengawasan harus memiliki :
1. Kecermatan melihat kondisi sekolah.
2. Ketajaman analisis dan sintesis.
3. Ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, serta
4. Kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah.
Untuk dapat menjadi pengawas yang profesional sesuai dengan bidang
kepengawasan, maka pengawas harus memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan.
Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
menetapkan kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki pengawas sekolah.
Kualifikasi pengawas sekolah sesuai dengan bidang kepengawasan yang diatur dalam
Permendiknas tersebut adalah sebagai berikut :

9
1. Pengawas TK/RA dan SD/MI
a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi.
b. Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guru TK/RA dengan pengalaman
kerja minimum delapan tahun di TK/RA atau kepala sekolah TK/RA dengan
pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas TK/RA.
Sementara pada SD/MI, guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guru
SD/MI dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau
kepala sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas SD/MI.
c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/C.
d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas di satuan
pendidikan.
e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional
pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah.
f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
2. Pengawas SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan berbasis
sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi
terakreditasi.
b. Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di SMP/MTs atau kepala sekolah SMP/MTs dengan pengalaman kerja
minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas pengawas SMP/MTs sesuai
dengan rumpun mata pelajarannya.
c. Pada SMA/MA, guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan pengalaman kerja
minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMA/MA sesuai dengan rumpun
mata pelajarannya.
d. Pada SMK/MAK, guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagai guru
SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun
10
mata pelajaran yang relevan di SMK/MAK atau kepala sekolah SMK/MAK
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas
SMK/MAK sesuai dengan rumpun mata pelajarannya.
e. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/C.
f. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan
pendidikan.
g. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah.
h. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

Dengan terpenuhinya kualifikasi pengawas sesuai dengan bidang


kepengawasannya, diharapkan pengawas dapat menjalankan profesinya secara
profesional yang bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan nasional.

2.3 Kode Etik Pengawas


Pengawas sekolah dalam menjalankan fungsinya harus selalu berpedoman
pada kode etik pengawas sekolah. Menurut buku kerja pengawas, kode etik yang
perlu dijalankan oleh pengawas sekolah antara lain:
1. Dalam melaksanakan tugas, senantiasa berlandaskan iman dan taqwa, serta
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
2. Merasa bangga mengemban tugas sebagai pengawas sekolah.
3. Memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas sebagai pengawas
sekolah.
4. Bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam tugasnya sebagai pengawas
sekolah.
5. Menjaga citra dan nama baik selaku pembina dalam melaksanakan tugas sebagai
pengawas sekolah.
6. Memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
pengawas sekolah.
7. Mampu menampilkan keberadaannya sebagai aparat dan tokoh yang diteladani.
8. Siap dan terampil untuk menanggapi dan membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi aparat binaannya.
9. Memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik terhadap aparat binaan
maupun terhadap sesama pengawas sekolah.
Dengan menjalankan kode etik pengawas maka peran pengawas sebagai
supervisor pendidikan dapat berjalan dengan baik tanpa ada rasa sentimen timbul dari
guru atau kepala sekolah yang diawasi.

2.4 Akuntibilitas dalam Pengawasan Sekolah


Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan penyelenggara organisasi
kepada pihak yang memiliki hak atau kewajiban untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.

Jadi, kalau disimpulkan akuntabilitas adalah kemampuan sekolah


mempertanggungjawabkan kepada publik segala sesuatu mengenai kinerja yang
diperoleh sebagai hasil partisipasi dari stakeholders (Kande,2010).

Menurut Slamet (2001:6) menyatakan bahwa tujuan utama akuntabilitas dalam


pengawasan pendidikan di sekolah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas
kinerja sekolah sebagai salah satu syarat untuk terciptanya sekolah yang baik dan
terpercaya. Penyelenggara sekolah harus memahami bahwa mereka harus
mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada publik.
Selain itu, tujuan lain dari akuntabilitas adalah menilai kinerja sekolah dan
kepuasaan publik terhadap pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah,
untuk mengikutsertakan publik dalam pengawasan pelayanan pendidikan dan untuk
mempertanggungjawabkan komitmen pelayanan pendidikan kepada publik.

Sedangkan peran akuntabilitas yaitu harus ditujukan untuk memperoleh hasil


yang lebih baik ketimbang untuk memenuhi standar minimum, Akuntabilitas harus
dilakukan atas dasar kebanggaan bukan ketakutan.

Bagaimanapun juga pengelolaan MBS mensyaratkan akuntabilitas yang tinggi,


oleh karena itu perlu ada upaya nyata sekolah untuk mewujudkannya. Menurut Slamet
(2001:6-7) ada delapan hal yang harus dikerjakan oleh sekolah untuk peningkatan
akuntabilitas:

1. Sekolah harus menyusun aturan main tentang sistem akuntabilitas termasuk


mekanisme pertanggung jawaban.
2. Sekolah perlu menyusun pedoman tingkah laku dan sistem pemantauan kinerja
penyelenggara sekolah dan sistem pengawasan dengan sanksi yang jelas dan
tegas.

3. Sekolah menyusun rencana pengembangan sekolah dan menyampaikan kepada


publik/stakeholders di awal setiap tahun anggaran.

4. Menyusun indikator yang jelas tentang pengukuran kinerja sekolah dan


disampaikan kepada stakeholders.

5. Melakukan pengukuran pencapaian kinerja pelayanan pendidikan dan


menyampaikan hasilnya kepada publik/stakeholders diakhir tahun.

6. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan pengaduan publik.

7. Menyediakan informasi kegiatan sekolah kepada publik yang akan memperoleh


pelayanan pendidikan.

8. Memperbaharui rencana kinerja yang baru sebagai kesepakatan komitmen baru.

Jalal & Supriadi (2001) menyatakan bahwa upaya untuk mencapai


akuntabilitas institusi memerlukan kurikulum yang relevan yang memperhitungkan
kebutuhan masyarakat, kemampuan manajemen yang tinggi, komitmen yang kuat
untuk mencapai keunggulan, sarana penunjang yang mamadai, dan perangkat aturan
yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten oleh institusi pendidikan yang
bersangkutan.
Dalam menjalankan pengawasan kita bisa menggunakan sistem. Dalam sistem
ini kita dapat menggunakan berbagai fasilitas yang ada misal:

1. SMS Corporate sebagai media perantara untuk menyampaikan aspirasi, keluhan


jika ada pelanggaran dalam pelaksanaan sistem pendidikan yang dijalankan.

2. Via ONLINE (internet) yaitu dengan menulis berbagai keluhan dalam portal ini.

Kemudian semua keluhan dan aspirasi akan di sampaikan kepada pihak yang
berwenang seperti KOMITE Sekolah atau Dinas Pendidikan, KPK jika Ada tidakan
korupsi. setelah itu Komite dan Dinas pendidikan yang akan menindak lanjutinya.

Keterbukaan atau transparansi akuntabilitas pengawasan pendidikan. Berarti


memberikan akses/jalan kepada pihak luar untuk mengetahaui bagaimana sekolah
menggunakan kepercayaan yang diberikan publik. Keterbukaan, diperlukan dalam
rangka menciptakan kepercayaan timbal balik antarpemangku kepentingan melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai. Ini berhubungan dengan pertanggungjawaban untuk
melaporkan, menjelaskan, dan membuktikan kebenaran dan kebermanfaatan sebuah
kegiatan atau keputusan kepada pemangku kepentingan (Kande, 2008)

13

Penerapan prinsip akuntabilitas dalam penyelenggaraan manejemen sekolah


mendapat relevansi ketika pemerintah menerapkan otonomi pendidikan yang ditandai
dengan pemberian kewenangan kepada sekolah untuk melaksanakan manajemen
sesuai dengan kekhasan dan kebolehan sekolah. Dengan pelimpahan kewenangan
tersebut, maka pengelolan manajemen sekolah semakin dekat dengan masyarakat
yang adalah pemberi mandat pendidikan. Oleh karena manajemen sekolah semakin
dekat dengan masyarakat, maka penerapan akuntabilitas dalam pengelolaan
merupakan hal yang tidak dapat ditunda-tunda.

Pelaksanaan prinsip akuntabilitas tiada lain agar para pengelola sekolah atau
pihak-pihak yang diberi kewenangan mengelola urusan pendidikan itu senantiasa
terkontrol dan tidak memiliki peluang melakukan penyimpangan untuk melakukan
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan prinsip ini mereka terus memacu produktifitas
profesionalnya sehingga berperan besar dalam memenuhi berbagai aspek kepentingan
masyarakat.
Akuntabilitas menyangkut dua dimensi, yakni akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas vertikal menyangkut hubungan antara
pengelola sekolah dengan masyarakat. Sekolah dan orang tua siswa. Antara sekolah
dan instansi di atasnya (Dinas pendidikan). Sedangkan akuntabilitas horisontal
menyangkut hubungan antara sesama warga sekolah. Antar kepala sekolah dengan
komite, dan antara kepala sekolah dengan guru.

Pengelola sekolah harus mampu mempertanggungjawabkan seluruh


komponen pengelolaan MBS kepada masyarakat. Komponen pertama yang harus
melaksanakan akuntabilitas adalah guru. Mengapa, karena inti dari seluruh
pelaksanaan manajemen sekolah adalah proses belajar mengajar. Dan pihak pertama
di mana guru harus bertanggung jawab adalah siswa. Guru harus dapat melaksanakan
ini dalam tugasnya sebagai pengajar.

Tujuan utama akuntabilitas dalam pengawasan pendidikan di sekolah adalah


untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja sekolah sebagai salah satu syarat
untuk terciptanya sekolah yang baik dan terpercaya. Penyelenggara sekolah harus
memahami bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada publik
(Jalal,2001).

14

BAB III

KESIMPULAN
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik
maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok kegiatan yang harus
dilaksanakan pengawas yakni:
 Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah,
kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah.
 Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta
pengembangannya.
 Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah
secara kolaboratif dengan sekolah.
Karakteristik yang harus dimiliki pengawas sekolah yaitu :
 Menampilkan kemampuan pengawas dalam bentuk kinerja.
 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
 Melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien.
 Memberikan layanan prima untuk semua pemangku kepentingan.
 Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan.
 Mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan terus menerus.
 Memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri.
 Memiliki tanggung jawab profesi.
 Mematuhi kode etik profesi pengawas.
 Memiliki komitmen dan menjadi anggota organisasi profesi kepengawasan
sekolah.
Pengawas sekolah dalam menjalankan fungsinya harus selalu berpedoman
pada kode etik pengawas sekolah. Menurut buku kerja pengawas, kode etik yang
perlu dijalankan oleh pengawas sekolah antara lain:
 Dalam melaksanakan tugas, senantiasa berlandaskan iman dan taqwa, serta
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
 Merasa bangga mengemban tugas sebagai pengawas sekolah.
 Memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas sebagai pengawas
sekolah.
 Bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam tugasnya sebagai pengawas
sekolah.
 Menjaga citra dan nama baik selaku pembina dalam melaksanakan tugas sebagai
pengawas sekolah.
 Memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
pengawas sekolah.
 Mampu menampilkan keberadaannya sebagai aparat dan tokoh yang diteladani.
 Siap dan terampil untuk menanggapi dan membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi aparat binaannya.
 Memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik terhadap aparat binaan
maupun terhadap sesama pengawas sekolah.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan penyelenggara organisasi
kepada pihak yang memiliki hak atau kewajiban untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Metode dan Tehnik Supervisi. Jakarta : Direktorat Tenaga


Kependidikan, Ditjen PMPTK.
Fadlullah, dkk. 2016. Profesi Pendidik & Tenaga Kependidikan. Jakarta : Hartomo
Media Pustaka.
Kemendikbud. 2012.Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah
Muda/Madya/Utama. Jakarta : PSDMPK dan PMP, Kemendiknas.
Kemendiknas. 2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta : Ditjen
PMPTK, Kemendiknas.
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
Sudjana dkk, Nana. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta : Kemendiknas
Medan, Mahameru. 2015.Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah. Dalam
http://mahamerumedan.blogspot.co.id/2015/03/tugas-pokok-dan-fungsi-
pengawas-sekolah.html. (diakses pada 15 Oktober 2016)
http://allings.blogspot.co.id/2010/04/akuntabilitas-dalam-pengawasan-di.html
(diakses pada 16 Oktober 2016)

You might also like