You are on page 1of 8

Analisa Rugi-Rugi Serat Optik Menggunakan Optical

Time Domain Reflectometer Dengan Aplikasi AQ77932


Emulation
Fazra Habib1), Neilcy Tjahjamooniarsih 1), F. Trias Pontia W1)

1)
Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Email: fazrahabib77@gmail.com

ABSTRACT
Optical fiber media have more reliability for optical fiber capable of delivering the data with a large
capacity. Besides speed fiber optic data transfer media may reach 200.000 Mbps (200 Gbs), optical fiber
communication systems inseparable from the influence of losses that affect the performance of optical fiber.
Losses basically can be affect the Performance of an optical fiber communication system, but the size of the
influence losses can be seen by conducting measurements performed that using Yokogawa OTDR AQ 7275 and
compared with the results of standardized calculation using the power link budget calculation method. Based on
the results of the comparison between the results of measurements and calculations it can be seen the
performance of optical fibers. It can be done by performing measurements and calculations in the Pontianak-
Sungai Raya link and link-GI GCC. Thus obtained cores with a value of large losses on the link GCC-GI located
in the core 9 which has the value 31.261 dB losses which are at a distance 6.4957 km. Losses occurred due to
losses macrobending so necessary improvement measures to establish the connection (splicing). Loss of value of
measurement results and calculations of optical fiber communication systems from Pontianak-Sungai Raya link
and link-GI GCC in PT.Telkom still in good shape and had a good Performance of the average, based on the
measurement values are still below the value calculation.

Keywords: Fiber Optics, Losses, Splicing, Power Link Budget

1. Pendahuluan optik yang ada, sehingga mengakibatkan


Perkembangan teknologi telekomunikasi hilangnya informasi yang cukup besar pada
adalah perubahan jaringan analog menjadi saat performansi jaringan turun dibawah
jaringan digital baik dalam sistem switching standar. Hal ini tentu tidak dikehendaki oleh
maupun dalam sistem transmisinya. Hal ini pihak PT.Telkom, karena terjadinya failure
akan meningkatkan kualitas dan kuantitas atau turunnya performansi jaringan juga berarti
informasi yang dikirim, serta biaya operasi dan hilangnya pendapatan dan kesempatan. Untuk
pemeliharaan lebih ekonomis. Sebagai sarana itu jaringan transmisi ini harus memiliki
transmisi dalam jaringan digital, serat optik kehandalan dan performansi yang baik dengan
berperan sebagai pemandu gelombang cahaya. menerapkan standar performansi dan proteksi
Dalam sistem komunikasi serat optik, yang sesuai. Dua diantara faktor yang
banyak sekali terdapat faktor-faktor yang menyebabkan menurunkan kualitas kerja serat
mempengaruhi tingkat efisiensi atau kualitas optik adalah rugi-rugi dan bending.
unjuk kerja dari suatu sistem serat optik, Oleh karena itu diperlukan suatu langkah
seperti adanya rugi-rugi, dispersi, power loos, untuk mengetahui jika terjadi masalah pada
dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut serat optik yang dipakai, sehingga usaha
umumnya faktor–faktor yang merugikan pada perbaikan seperti penyambungan atau
sistem serat optik, jika besarnya melampaui penggantian serat optik dapat segera
batas minimum yang telah ditentukan oleh dilakukan. Salah satu usaha untuk mengetahui
pabrikan. ada tidaknya faktor-faktor tersebut adalah
Kerugian-kerugian yang dapat dengan mengadakan kegiatan pengukuran
ditimbulkan dari adanya faktor-faktor negatif kabel optik secara teratur dan
tadi senantiasa mengganggu jalannya berkesinambungan. Untuk pengukuran kabel
pengiriman data, merusak struktur pengiriman serat optik disini dilakukan pada lintasan
dan bahkan bisa merusak struktur dari kabel Pontianak–Sungai Raya yang berjarak 10,316
Km dan pada lintasan GCC (Jalan Purnama)– c) Penyambung
GI (Jalan Karya) yang berjarak 6,640 Km, d) Receiver
pengukuran disini maksudnya adalah berkaitan e) Konsep kerugian dalam serat optik
dengan kegiatan membandingkan parameter f) Lenbar jalur serat optik
baku dari pabrikan mengenai karakteristik core  Redaman (Attenuation) Serat Optik
(inti) dan struktur serat optik yang lainnya Besarnya rugi-rugi tergantung jarak yang
dengan hasil pengukuran dilapangan. ditempuh dan karakteristik bahan serat optik.
Serat optik adalah suatu dielektrik Rugi–rugi transmisi adalah suatu karakteristik
waveguide yang beroperasi pada frekuensi bahan serat optik. Rugi-rugi ini menghasilkan
optik atau cahaya. Serat optik berbentuk penurunan dari daya cahaya dan juga
silinder dan menyalurkan energi gelombang penurunan bandwith dari sistem, kualitas
elektromagnetik dalam bentuk cahaya di dalam transmisi informasi yang dibawa, efiensi dan
permukaannya dan mengarahkan cahaya pada kapasitas sistem yang secara keseluruahan.
sumbu axisnya. Hal-hal yang mempengaruhi Rugi-rugi pada suatu saluran transmisi yang
transmisi dengan waveguide ditentukan oleh menggunakan serat optik juga berasal dari
karakteristik bahannya, yang merupakan faktor pemasangan komponen–komponen pendukung
penting dalam penyaluran suatu sinyal yang dibutuhkan dalam suatu jaringan seperti
sepanjang serat optik. konektor, splice ataupun komponen lain yang
Serat optik adalah salah satu media disambungan pada saluran transmisi. Rugi-rugi
transmisi yang mampu menyalurkan data itu dapat terjadi karena adanya dua faktor yaitu
dengan kapasitas besar dengan kehandalan faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
tinggi. Kehandalan serat optik (fiber optic) ini
diperoleh karena serat optik (fiber optic)  Faktor Rugi-Rugi Interinsik Dari Serat
menggunakan gelombang optik (cahaya laser) Optik
sebagai gelombang pembawanya. Kecepatan a) Absorption (penyerapan)
transfer data yang mampu dilakukan melalui b) Ryleigh Scattering Loss
serat optik ini dapat mencapai 200.000 Mbps c) Rugi Pada Core Dan Cladding
(200 Gbs). Serat optik dibuat begitu murni d) Pembengkokan (Bending)
sehingga ketipisannya mencapai 20 dB/km
atau kurang dari itu berarti 1% cahaya akan
tersisa setelah menempuh 1 km, ketipisan serat  Faktor Rugi-Rugi Ekstrinsik Dari Serat
optik saat ini berkisar dari 0,5 dB/km. Optik
a) Microbending
 Struktur Dasar Serat optik b) Rugi Penggandengan Ragam (Mode
Serat optik memiliki struktur dasar Coupling Losses)
tersendiri yang terdiri dari 3 bagian sebagai c) Rugi Penyambungan
berikut : d) Rugi Insersi
a) Bagian yang paling utama dinamakan inti e) Rugi Jalur-Balik
(Core)
b) Bagian kedua dinamakan lapisan  Metode Link Power Budget
selimut/selubung (Cladding) Dalam suatu sistem komunikasi serat
c) Bagian ketiga dinamakan jacket (Coating) optik, kita tidak akan lepas dari perhatian
aggaran daya (Power budget) sistem
 Jenis-Jenis Serat optik komunikasi berjalan dengan baik dan lancar
a) Multi Mode Step Indeks apabila tidak kekurangan anggaran daya
b) Step Indeks single Mode Fiber (power Budget) dan anggaran waktu bangkit
c) Grade Indeks Multi Mode Fiber (Rise Time Budget). Sebelum kita membahas
anggaran daya lebih lanjut, akan terlebih
 Sistem Relay Serat Optik dahulu dipaparkan mengenai anggaran waktu
Proses komunikasi pada sistem serat optik bangkit atau Rise Time Budget (RTB). RTB
juga mengalami hal yang sama seperti sistem bertujuan untuk menjamin agar sistem
komunikasi yang lainnya. Lima komponen transmisi dapat menyediakan bandwidth (BW)
utama dalam sistem komunikasi serat optik yang mencukupi pada bit rate yang diinginkan.
adalah sebagai berikut : Metode link power budget merupakan salah
a) Transmitter satu metode untuk melihat kelayakan jaringan
b) Konektor dalam mengimkan sinyal dari pengirim sampai
ke penerima dan dapat mengetahui besar bertempat di Jalan Purnama, pengukuran ini
redaman terjadi. Berikut Tabel pedoman untuk dilakukan pada tanggal 14 April 2015.
pengukuran power link budget :  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di pergunakan
dalam pengukuran ini ;
 Optical Time Domain Reflectometer
Jenis-jenis rugi-rugi Rugi-rugi α (dB)
yang terjadi
(OTDR) Yokogawa AQ 7275
 Connector penghubung
Rugi-rugi 0.215 dB/km (G.655) 0.3  Laptop
intrinsik db/km (G.652)  Power Supply
 OTB yang akan diukur
Rugi-rugi 0.4-0.50 Db
konektor

Rugi-rugi 0.20 dB/splice


splice/sambun
gan

PTK-S.RAYA
(10,318Km) GCC-GI
Link (6,646 Km)
Gambar 1. Optical time Domain Reflectometer
Jumlah 2 Yokogawa AQ 7275 (Sumber : PT.
konektor Telkom Pontianak)

Jumlah 2 (GCC-GI) 3 (PTK-


sambungan S.RAYA)

Tabel 1. Pedoman Untuk Pengukuran Power link


Budget Serat Optik

Dengan menggunakan data-data diatas


maka perhitungan total rugi-rugi untuk
standarisasi rugi-rugi yang digunakan oleh PT.
TELKOM dapat dilakukan dengan Gambar 2. Optical termination Box (OTB) (Sumber
menggunakan persamaan berikut ini: : PT. Telkom Pontianak)

Lt (loss total) = (L x α) + ( x )+  Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


( x ) ................................( 2.1) Dalam Pengukuran Menggunakan
OTDR.
Dimana : Di dalam penggunaan OTDR ada
L : Panjang kabel (km) beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk
α : Rata-rata serat optik (dB/km) menghindari tingkat kesalahan dalam
: Jumlah sambungan melakukan pengukuran, berikut hal-hal yang
: Rugi-rugi akibat sambungan (dB) harus diperhatikan dalam pengukuran
menggunakan OTDR :
: Jumlah konektor
 Jangan melihat laser secara langsung
: Rugi-rugi konektor (dB)
karena berbahaya untuk mata.
2. Metedologi Penelitian  Konektor untuk menghubungkan OTDR
 Pengukuran Serat Optik ke OTB harus bersih untuk mendapatkan
Pengukuran rugi-rugi serat optik ini hasil yang optimal
dilakukan pada lintasan Pontianak-Sungai raya  Gunakan tegangan catuan yang diijinkan.
yang pengukurannya dilakukan di sisi Infratel  Penanganan kabel konektor harus sesuai
Pontianak yang berlokasi di Jalan Tengku dengan standart yang telah diterapkan.
umar, sedangkan untuk lintasan GCC-GI  Kondisi lingkungan alat harus bersih.
dilakukan langsung ke gedung GCC yang  Harus mengatur alat sesuai dengan jarak
yang akan kita ukur untuk jarak alat yang
di atur 1,5 lebih jauh dari jarak 6. Nilai yang redaman splice atau bending
sebenarnya yang terjadi pada link tersebut.
7. Total loss
 Diagram alir penelitian 8. Rata-rata loss per kilometer.
9. Dynamic range.

Tabel 2. Hasil Pengukuran link Pontianak-Sungai


Raya Menggunakan OTDR Yokogawa
AQ7275

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan

Tabel 3. Hasil Pengukuran Link GCC-GI


Menggunakan OTDR Yokogawa AQ7275
Gambar 4. Hasil Pengukuran Serat Optik Core 17
Pada Lintasan Pontianak-Sungai Raya Berdasarkan pengukuran menggunakan
Menggunakan OTDR Dengan Aplikasi OTDR yang terdapat pada Tabel 2 dan 3 maka
AQ7932 EMULATION (Sumber : PT.
diketahui nilai dari pengukuran dari masing-
Telkom Pontianak) masing berbeda-beda dari setiap core,
perbedaan hasil pengukuran ini disebabkan
Keterangan : oleh faktor rugi-rugi yang terjadi pada setiap
core .
1. Menunjukan titik awal dari lintasan Berikut akan diambil salah satu contoh
tersebut. perhitungan rugi-rugi total dari link Pontianak-
2. Titik dimana terjadi titik sambung. Sungai raya dengan menggunakan persamaan
3. Menunjukan titik akhir dari lintasan 2.1 pada core 17 Pontianak-Sungai raya dan
tersebut. total loss standarisasi PT.Telkom :
4. Derau
5. Pada event 1 sampai 3 menunjukan titik Lt (dB) = (L x α) + ( x )+( x )
dimana terjadinya titik sambung dan pada Lt (dB) = (10,316 x 0,215)+(2 x 0,2)+(2 x 0,5)
event 4 adalah jarak total link tersebut. = 2,217+ 0. 4 + 1 = 3,617 dB
yang menunjukan link power budget hasil
pengukuran dengan OTDR dan perhitungan
dengan pada sistem transmisi jaringan serat
optik di PT.Telkom Pontianak pada link GCC-
GI yang sesuai dengan rekomendasi ITU-T.
Berdasarkan hasil pengukuran rugi-rugi
serat optik menggunakan alat ukur OTDR pada
link Pontianak-Sungai raya dilakukan disisi
Infratel PT.Telkom Pontianak di jalan Tengku
Umar dengan jumlah 6 core.
Dari pengukuran dengan OTDR pada link
Pontianak-Sungai raya didapat core yang
Tabel 4.Perhitungan Total Loss Link Pontianak bernilai rugi-rugi dari yang terendah dan
Sungai Raya Menggunakan Metode tertinggi, untuk core yang memiliki nilai rugi-
Power Link Budget rugi terendah adalah core 18 yaitu 0,226 dB
Hal ini menunjukan nilai rugi-rugi pada core
Berikut akan diambil salah satu contoh ini sangat kecil, berikut hasil yang dikeluarkan
perhitungan rugi-rugi total dari link GCC-GI oleh OTDR pada core 18.
dengan menggunakan persamaan 2.4 pada
core 1 GCC-GI dan total loss standarisasai
PT.Telkom :

Lt (dB) = (L x α) + ( x )+( x )
Lt (dB) =(6,646 x 0,3) + (2 x 0,2) + (2 x 0,5)
= 1,9938 + 0. 4 + 1 = 3,393 dB Tabel 6. Hasil Pengukuran Core 18 Dengan
OTDR Link Pontianak-Sungai Raya
tu
Dari hasil pengukuran dengan OTDR
pada link GCC-GI juga ditemukan core yang
mengalami gangguan yang ditunjukan dengan
nilai rugi-rugi yang sangat besar yaitu pada
core 9. Berikut hasil yang dikeluarkan oleh
OTDR pada core 9.

Tabel 7.Hasil Pengukuran Core 9 Dengan


OTDR Link GCC (Jalan Purnama)-
GI (Jalan Karya)

Berdasarkan dari Tebel 7 dapat dilihat


dari event 1 pada jarak 6,4957 km terbaca
parameter splice sebesar -4,791 dB tanda
negative disini menunjukan penurunan grafik,
akan tetapi kemunculan nilai rugi-rugi splice
sebesar ini menunjukan terjadinya parameter
bending, bending adalah salah satu penyebab
terjadinya rugi-rugi sangat besar, rugi-rugi
bending ada dua jenis yaitu macrobending dan
Tabel 5. Perhitungan Total Loss Link GCC-GI microbending, macrobending adalah
Menggunakan Metode Power Link pembengkokan kabel serat optik dengan radius
Budget pembengkokan yang mempengaruhi
Dari hasil pengukuran dan perhitungan banyaknya pelemahan sinyal yang
link power budget didapat perbandingan hasil berpropagasi dalam inti lekukan tajam pada
pengukuran dan perhitungan, berikut Tabel 5 serat optik dapat menyebabkan timbulnya daya
yang cukup serius, dan lebih jauh lagi terjadinya macrobending yang disebabkan
kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis kegiatan perbaikan jalan maka perlu
(pecahnya serat optik). Rugi daya yang dilakukannya sosialisasi sekitar lintasan
disebabkan oleh macrobending lebih besar dari pemasangan serat optik.
rugi daya total yang timbul pada seluruh serat Dari hasil pengukuran dan perhitungan
optik pada link Pontianak-Sungai raya tidak ada
hasil pengukuran yang melebihi hasil
perhitungan sehingga dapat disimpulkan link
ini memiliki perfomansi yang baik, sedangkan
dari hasil pengukuran dan perhitungan pada
link GCC-GI ditemukan satu link yang sedang
mengalami gangguan yaitu pada core 9 yang
disebabkan macrobending sehingga membuat
core tersebut tidak berfungsi akan tetapi link
GCC-GI masih berkerja dengan baik
Gambar 5. Grafik Perbandin Pontianak-Sungai R dikarenakan core 9 memang sedang tidak
gan Rugi-Rugi Hasil Pengukuran dan dipakai sehingga tidak mempengaruhi kinerja
Perhitungan dari Link aya dan GCC- perangkat.
GI.
4. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan Gambar 5 menunjukan  Kesimpulan
bahwa rugi-rugi yang terdapat pada link Dari serangkaian pembahasan yang telah
Pontianak-Sungai raya tidak berpengaruh besar disajikan maka dapat disimpulkan hasilnya :
terhadap kualitas sistem sistem komunikasi 1. Pada link Pontianak-Sungai raya hasil
serat optik, namun dari hasil pengukuran pengukuran menggunakan OTDR
terhadap perbedaan nilai rugi-rugi pada setiap memiliki nilai rata-rata rugi-rugi 0,254 dB
core yang disebabkan bertambahnya usia dan nilai rata-rata rugi-rugi hasil
komponen hingga mempengaruhi nilai rugi- perhitungan link power budget 0,35 dB.
rugi pada link tersebut, nilai rugi-rugi konektor Ini menunjukan rugi-rugi hasil
yang semakin membesar, dan penambahan pengukuran lebih kecil jika dibandingkan
titik sambungan pada setiap core pada link dengan hasil perhitungan link power
Pontianak-Sungai raya sehingga budget ini menunjukan link Pontianak-
mempengaruhi perbedaan nilai rugi-rugi pada Sungai raya layak sebagai media
setiap core, untuk menghindari terjadinya rugi- transmisi.
rugi yang besar pada core maka perlu 2. Pada link GCC- GI hasil pengukuran
dilakukan pemeliharaan atau perawatan secara menggunakan OTDR memiliki nilai rata-
rutin. rata rugi-rugi yang berkisar antara 0,390
Dari hasil Pengukuran pada link GCC-GI s/d 0,401 dB kecuali pada core 9 yang
memiliki nilai rugi-rugi yang berkisar 0,390 memiliki nilai rata-rata rugi-rugi sebesar
s/d 0,401 akan tetapi terdapat salah satu core 31,294 dB yang disebabkan terjadinya
yang menunjukan nilai rugi-rugi yang sangat macrobending pada jarak 6,4957 km
fantastis yang terjadi pada core 9 yang bernilai dikarenakan adanya kegiatan perbaikan
31,294 dB yang disebabkan terjadinya jalan pada linkungan tersebut yang tidak
macrobending pada jarak 6,4957 km yang sengaja mengenai tube penyimpanan serat
dikarenakan adanya kegiatan perbaikan jalan optik link GCC-GI dan nilai rata-rata
pada lingkungan sekitar jalan yang dilalui link rugi-rugi hasil perhitungan link power
GCC-GI tersebut dan tidak sengaja mengenai budget 0,51 dB. Ini menunjukan rugi-rugi
tube penyimpan serat optik link GCC-GI hasil pengukuran lebih kecil dibandingkan
sehingga menimbulkan nilai rugi-rugi yang dengan hasil perhitungan link power
sangat besar, untuk nilai standar acuan rugi- budget kecuali pada core 9. Dari 24 core
rugi adalah 0,51 dB untuk setiap core. Pada pada link GCC-GI hanya 23 core yang
dasarnya nilai rugi-rugi besar pada core 9 akan layak sebagai media transmisi dan satu
membuat perangkat link GCC-GI tidak dapat core mengalami gangguan.
hidup akan tetapi yang kondisinya core 9 tidak 3. Dari hasil pengukuran rugi-rugi
lagi dipakai sehingga tidak mempengaruhi menngunakan OTDR pada ke-dua link
kinerja link tersebut. Untuk menghindari menunjukan perbedaan nilai rugi-rugi
pada setiap core ini menunjukan semakin menurun dan pengaruh kondisi
terjadinya penurunan kualitas dari link ini lingkungan dan untuk menghindari
walaupun perbedaan nilainya sangat kecil, terjadinya rugi-rugi yang besar pada core
hal ini disebabkan oleh bertambahnya usia maka perlu dilakukan pemeliharaan atau
komponen itu sendiri, misalnya rugi-rugi perawatan secara rutin.
konektor yang semakin membesar, 3. Dari hasil pengukuran dan analisa yang
penambahan titik sambung kepekaan telah dilakukan menunjukan bahwa salah
optik yang semakin melemah dan daya satu core pada link GCC-GI mengalami
pengeluaran pengirim yang semakin gangguan yaitu core 9 yang mengalami
menurun dan pengaruh kondisi patahan pada jarak 6,4957 km, patahan
lingkungan. yang terjadi pada core ini menyebabkan
4. Rugi-rugi akan mempengaruhi perfomansi core ini tidak berkerja secara baik, maka
sistem komunikasi serat optik jika nilai dari itu perlu dilakukan perbaikan pada
rugi-rugi dari hasil pengukuran melebihi core ini dengan melakukan splicing
nilai hasil perhitungan link power budget, (penyambungan).
nilai rugi-rugi yang melebihi nilai 4. Dari permasalahan yang terjadi pada core
perhitungan link power budget akan 9 pada link GCC-GI yaitu patahan yang
membuat core tersebut tidak layak disebabkan adanya kegiatan perbaikan
sebagai media transmisi serat optik. jalan di wilayah kabel serat optik, oleh
instansi-instansi yang tekait seperti
 Saran operator-operator seluler, pihak PLN dan
Dari hasil Tugas Akhir yang dilakukan, PDAM. Untuk menghindari kerusakan
diperlukan beberapa saran untuk fasilitas dari masing instansi maka perlu
menyempurnakan desain dan data pengukuran dilakukan sosialisai atau kerja sama dari
yang dihasilkan pada Tugas akhir ini yaitu: masing- masing instansi yang terkait
1. Di dalam pengukuran menggunakan untuk menghindari kerusakan dari
OTDR ada beberapa hal yang harus kita fasilitas masing-masing instansi.
perhatikan untuk menghindari tingkat
kesalahan dalam melakukan pengukuran, Referensi
berikut hal-hal yang harus diperhatikan Alaydrus,M.Saluran Transmisi
dalam pengukuran menggunakan OTDR Telekomunikasi, Yogyakarta : GRAHA
yaitu jangan melihat laser secara langsung ILMU
karenakan berbahaya untuk mata, Dian,Y.N.2005.Studi Pengukuran Rugi-Rugi
Konektor untuk menghubungkan OTDR Serat Optik Pada Empat Rute Sto Di Jawa
ke OTB harus bersih untuk mendapatkan Tengah Dengan Menggunakan OTDR
hasil yang optimal, Gunakan tegangan Tektronix Type Tekranger Tfs3031 .
catuan yang diijinkan, Penanganan kabel John,C and Elliott,B.2006. Serat Optik: Sebuah
konektor harus sesuai dengan standart Pengantar.Jakarta : ERLANGGA
yang telah diterapkan, Kondisi lingkungan Muhamad, R.S.2012.Analisis Redaman Pada
alat harus bersih dan Harus mengatur alat Sistem Komunikasi Serat Optik Di
sesuai dengan jarak yang akan kita ukur PT.Indosat.
untuk jarak alat yang di atur 1,5 lebih jauh Zainal,A.2010.Analisa Redaman Terhadap
dari jarak sebenarnya Perfomansi Transmisi Serat Optik Di
2. Dari hasil pengukuran dan analisa yang PT.Telkom Pontianak.
telah dilakukan menunjukan bahwa rugi http://saptaji.com/2013/09/22/pengenalan-otdr-
rugi yang terdapat pada link Pontianak- dan-kegunaannya-dalam-jaringan-fiber-
Sungai raya tidak berpengaruh besar optik/. [accessed 20 Januari 2015, 20.00
terhadap kualitas sistem komunikasi serat sampai 21.30]
optik, namun dari hasil pengukuran https://zethcorner.wordpress.com/2009/06/26/r
terdapat perbedaan nilai rugi-rugi pada ugi-rugi-pada-serat-optik/. [ accessed 19
core 17, 18, 21, 22, 23 dan 24 disebabkan Januari 2015, 09.30 sampai 11.30]
bertambahnya usia komponen itu sendiri, http://pacarita.com/pengertian-fiber-optik-
misalnya rugi-rugi konektor yang semakin fungsi-fiber-optik-prinsip-kerja-fiber-
membesar, penambahan titik sambung optik-jenis-fiber-optik.html [accessed 19
kepekaan optik yang semakin melemah Januari 2015, 09.30 sampai 11.30]
dan daya pengeluaran pengirim yang
http://www.academia.edu/8934320/TEORI_FI
BER_OPTIK?login=&email_was_taken=
true&login=&email_was_taken=true
[accessed 20 April 2015, 11.00 sampai
13.15]
http://www.scribd.com/doc/106332319/Berapa
kah-Kecepatan-Transfer-Data-
Maksimum-Serat-Optik#scribd [ accessed
25 April 2015, 10.00 sampai 12.15]
http://klikhost.com/mengenal-teknologi-fiber-
optik-serat-optik/ [accessed 22 April
2015, 15.00 sampai 16.00]
https://wakakeke.files.wordpress.com/2012/03/
fiber-optik1.pdf [accessed 22 April 2015,
11.00 sampai 13.00]

Biografi
Fazra Habib, anak pertama dari bapak zainal
rasyid dan ibu kaminar, lahir di Padang
Sumatra Barat, Indonesia, 07 Mei 1991.
Memulai pendidikan dari SD N 14 Kampung
Jambak dilanjutkan ke SMP N 14 Padang
dilanjutkan ke SMK N 5 Padang dan
Memperoleh gelar Sarjana dari Program
Studi Teknik Elektro Universitas
Tanjungpura, Pontianak, Indonesia, 2015.

Menyetujui,
Pembimbing Utama,

Neilcy Tjahjamooniarsih, ST, MT.


NIP. 196909191995122001

Pembimbing Pembantu,

F. Trias Pontia W, ST, MT .


NIP. 197510012000031001

You might also like