You are on page 1of 36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Wavin Duta Jaya


PT. Wavin Duta Jaya merupakan suatu perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam produksi pipa dan fitting (sambungan). Perusahaan PT. Wavin
Duta Jaya berdiri pada tahun 1973 dan berlokasi di jalan Ancol Barat VIII / No. 8
Jakarta Utara melalui Penanaman Modal Asing (PMA) dengan direktur yang

bernama Van De Beel dari Belanda.

PT. Wavin Duta Jaya adalah sebuah perusahaan gabungan antara Belanda
dan Indonesia yang terdiri dari tiga group yaitu Wavin Overseas, Duta Nusa
Tour, dan Jaya Group. Pada tahun 1984 ketiga group tersebut bergabung dalam
Djabesmen Group. Pada tahun 1988, PT. Wavin Duta Jaya melakukan merger
(penggabungan usaha) dengan PT Rucika Industries Plastic, dengan nama PT.
Wavin Duta Jaya. Setelah melakukan merger (penggabungan usaha), PT. Wavin
Duta Jaya pindah lokasi ke Jalan Raya Imam Bonjol (Karawang-Bekasi km 26,2)
Cibitung Bekasi, yang sebelumnya ditempati oleh PT. Rucika Industries Plastic.
Untuk menunjang kegiatan usahanya, PT. Wavin Duta Jaya juga mendirikan
kantor di Alia Building 7th Floor, Jalan M. I. Ridwan Rais 10-18, Gambir.

Jakarta 10110, Indonesia.

Pada saat pertama kali didirikan, PT. Wavin Duta Jaya mempunyai tujuan
utama yaitu memproduksi pipa PVC untuk menjamin agar air dapat menjangkau

48
49

setiap rumah, gedung, industri, serta untuk keperluan sehari-hari. Dibawah lisensi
atau pengawasan Wavin BV, Holland, salah satu perusahaan pengolah plastik
terbesar didunia yang memiliki lebih dari 40 fasilitas pabrik di Eropa yang
mengkhususkan pada industri pipa plastik dan merupakan ratusan paten dari
berbagai produk, proses, dan mesin. PT. Wavin Duta Jaya mengembangkan
berbagai macam pipa dan fitting (sambungan) untuk memenuhi kebutuhan air
yang terus meningkat didalam negeri. Dalam lingkup internasional, Wavin juga
telah dikenal sebagai penyalur air minum dilebih dari 30 negara.

4.1.2. Kegiatan Usaha PT. Wavin Duta Jaya


PT. Wavin Duta Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri manufaktur yang kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:
a. Memproduksi Pipa PVC
Pipa PVC adalah pipa yang dibuat dari bahan PVC (Poly Vinil
Chloride) dan dicampur dengan bahan additive atau bahan-bahan
tambahan.

Produk pipa PVC yang dihasilkan PT. Wavin Duta Jaya dibuat dengan
standar:

• Standar SNI (Standar Nasional Indonesia), dengan diameter 20


mm sampai dengan 630 mm, dengan merek Wavin berwarna putih
dan coklat.

• Standar JIS (Japan Industrial Standards), dengan diameter V2"


sampai dengan 12" dengan merek Rucika berwarna abu-abu.
50

Pipa Wavin dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu class AW


untuk pipa tekanan kerja 10 kg/cm2 dengan 12 macam ukuran diameter
dari '/2" sampai 8", dan class Duntuk pipa tanpa tekanan dengan 9macam
ukuran diameter dari 1 %" sampai 8". Dengan meningkatnya permintaan,
PT. Wavin Duta Jaya memproduksi pipa dengan kapasitas 3600
ton/bulan. Di Indonesia penjualan pipa Wavin telah menguasai pasar
mencapai 80% dari lebih 30 pabrik pipa yang ada di Indonesia,
b. Memproduksi Fitting IM (Injection Moulding)
Fitting yaitu sambungan pipa PVC yang dibuat dengan
menggunakan mesin Injection Moulding (Mesin yang digunakan untuk
mencetak atau membuat bentuk-bentuk sambungan pipa). Contohnya :

• Soket, yaitu sambungan pipa berbentuk lurus.

• Elbow, yaitu sambungan pipa berbentuk siku atau L.


• Tee, yaitu sambungan pipa yang berbentuk T.
• Reduser, yaitu sambungan pipa yang digunakan untuk mcrubah
ukuran pipa dari ukuran besar ke ukuran kecil.
Produk fitting yang dihasilkan PT. Wavin Duta Jaya dibuat dengan
standar:

• Standar SNI (Standar Nasional Indonesia), dengan diameter 20


mm sampai dengan 63 mm dengan merek Wavin berwarna abu-
abu.

• Standar JIS (Japan Industrial Standards), dengan diameter 'A"


sampai 12" dengan merek Rucika berwarna abu-abu.
c. Pipa PE (Polyethylene), dengan merek Wavin berwarna hitam.
d. Pipa PE (Polyethylene) untuk gas, dengan merek Wavin berwarna kuning.
e. Pipa PPR (Polpropylene Random), dengan merek Wavin berwarna hijau.
f Memproduksi Lem pipa PVC
Lem pipa PVC digunakan untuk menyatukan sambungan pipa
PVC dengan pipa PVC.

4.1.3. Struktur Organisasi PT. Wavin Duta Jaya


Untuk menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien diperlukan
sistem pengorganisasian yang terarah sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik
antara karyawan dan manajemen puncak perusahaan. Dengan demikian akan
tercipta suasana kerja yang akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
Adapun struktur organisasi pada PT. Wavin Duta Jaya terdiri dari :
1. Presiden Direktur

Presiden direktur merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan


membawahi bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Tugas-tugas presiden direktur antara lain :
. Memimpin perusahaan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
• Membuat rencana kegiatan perusahaan.

• Mengambil keputusan dalam kegiatan perusahaan.


• Mengangkat dan memberhentikan manajer-manajer yang berada
dibawahnya.
52

2. Direktur Pemasaran

Direktur pemasaran bertanggung jawab secara langsung kepada

presiden direktur.

Tugas-tugas Direktur Pemasaran antara lain :

• Bertanggung jawab terhadap kegiatan pemasaran produk yang

dihasilkan oleh perusahaan.

• Bertanggung jawab terhadap pendistribusian dan penjualan

produk-produk perusahaan.

Direktur Pemasaran membawahi :

♦ Manajer Proyek Penjualan

Manajer proyek penjualan memiliki asisten manajer penjualan

yang membantu tugas dari manajer proyek penjualan.

♦ Manajer Penjualan Nasional

Manajer penjualan nasional membawahi :

> Manajer penjualan area barat

> Manajer penjualan area tengah

> Manajer penjualan area timur

3. Direktur Teknik

Direktur teknik bertanggung jawab secara langsung kepada presiden

direktur.

Tugas-tugas Direkturteknik antara lain :

• Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan produksi

perusahaan yang berlangsung dipabrik.


53

• Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional yang


berlangsung diperusahaan.

Direktur Teknik membawahi :

•> Manajer Pabrik

Manajer pabrik membawahi beberapa kepala departemen, yaitu :


> Kepala Departemen Produksi Pipa

Kepala departemen produksi pipa mempunyai tanggung jawab


yaitu memproduksi pipa, hand made fitting, dan lem untuk
pipa PVC. Mulai dari persiapan bahan baku hingga jadi hasil
dengan memperhatikan kualitas, kuantitas, biaya, efisiensi, dan

efektifitas.

> Kepala Departemen Produksi Fitting

Kepala departemen produksi fitting mempunyai tugas dan


tanggung jawab yaitu memproduksi fitting dengan
memperhatikan kualitas, kuantitas, biaya. efisiensi. dan

efektifitas.

> Kepala Bagian Workshop (Bengkel atau Perbaikan)

Kepala departemen workshop mempunyai tugas dan tanggung


jawab dalam menjalankan perawatan, perbaikan dan
pembuatan mold, dies extrusion, pcralatan produksi, dan suku
cadang mesin produksi dengan memperhatikan kualitas, biaya,

waktu dan cara pengerjaan yang baik.


54

> Kepala Bagian Maintenance (Perawatan)

Kepala departemen maintenance mempunyai tugas dan

tanggung jawab dalam melakukan perawatan, perbaikan

mesin-mesin produksi, peralatan penunjangnya, gedung dan

penyediaan utilitasnya agar pabrik dapat berjalan dengan baik

dengan memperhatikan kualitas, biaya, efiisensi, dan

efektifitas.

♦ Manajer Operasional

Manajer operasional membawahi beberapa kepala departemen,

yaitu :

> Kepala Departemen Personalia

Kepala departemen personalia mempunyai tugas dan tanggung

jawab yaitu untuk menjamin penyelenggaraan dan pengelolaan

aktifitas Human Resources Development (HRD) dan

personalia agar berjalan dengan efektif sesuai dengan

kebijakan yang telah ditetapkan.

> Kepala Departemen Quality Control and Technical Support

Kepala departemen quality control and technical support (QS

and TS) mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu untuk

menjamin kualitas hasil produksi sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan, menjalankan sistem kontrol kualitas,

memberikan dukungan dalam pengembangan produk dan

techical support kepada pelanggan, serta melakukan


55

pengembangan standar-standar yang ada melalui penguasaan


standar ISO. SNI, J1S, dan Iain-lain.

> Kepala Departemen Logistik


Kepala departemen logistik mempunyai tugas dan tanggung
jawab yaitu untuk menjamin penyelenggaraan dan pengelolaan
perencanaan produksi serta pengelolaan persediaan bahan
baku dan barang jadi.

> Kepala Departemen Pembelian


Kepala departemen pembelian mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk menjamin pengelolaan dan pelaksanaan aktifitas
pembelian barang atau jasa agar berjalan dengan baik sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.

4. Direktur Keuangan

Direktur keuangan bertanggung jawab secara langsung kepada


presiden direktur.

Tugas-tugas Direktur keuangan antara lain :


. Membuat laporan keuangan mengenai biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan operasional dan kegiatan produksi perusahaan.
. Membuat perencanaan keuangan bagi rencana anggaran bclanja
perusahaan.

. Mengatur keuangan perusahaan agar tersedia keuangan yang


cukup untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
56

Direktur keuangan dalam pelaksanaan tugasnya membawahi manajer


keuangan, sedangkan manajer keuangan membawahi :
♦ Manajer Akuntansi Umum

♦ Manajer Akuntansi Penerimaan

4.1.4. Pengaturan Jam Kerja

Ketentuan hari kerja dan waktu kerja karyawan pada PT. Wavin Duta
Jaya didasarkan pada tuntutan kebutuhan dari proses produksi perusahaan dan
waktu istirahat kerja bagi karyawan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan
keharmonisan keluarga karyawan. Ketentuan hari kerja dan waktu kerja inijuga
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hari kerja dan
waktu kerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Jam kerja karyawan yang dinas non shift:

• Hari Senin s/d Jumat Jam 08.00-16.00

. HariSabtu Jam 08.00-14.00

• Jam istirahat Jam 12.00-13.00

2. Jam kerja karyawan dinas shift:

a) Sistem tiga shift, empat regu :

. shift I Jam 08.00-16.00

. shift II Jam 16.00-24.00

. shift III Jam 24.00-08.00


57

b) Sistem tiga shift, tiga regu :


m shift j Jam 08.00-16.00 (Senin s/d Sabtu)
# shjftl, Jam 16.00-24.00 (Senin s/d Jumat)
shift 1H Jam 24.00-08.00 (Senin s/d Jumat)

c) Sistem dua shift, dua regu :


# shiftl Jam 08.00-16.00

. Jam istirahat shift I Jam 12.00-13.00


. Shift II Jam 16.00-24.00
. Jam istirahat shift II Jam 18.00-19.00

4.1.5. Kesejahteraan Karyawan


Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawannya, PT. Wavin
Duta Jaya memberikan fasilitas kepada karyawan-karyawan yang bekerja pada
perusahaan, seperti :
a) Mengikutsertakan seluruh karyawan yang bekerja diperusahaan pada
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
b) Adanya tunjangan-tunjangan kepada karyawan, seperti tunjangan
kesehatan, tunjangan hari raya, tunjangan shift, tunjangan transport,
tunjangan perjalanan dinas luar kota, tunjangan duka cita, dan tunjangan
rekreasi.

c) Memberikan santunan duka cita kepada anggota keluarga karyawan yang


meninggal dunia, baik kepada isteri/suami/anak, orang tua kandung
maupun mertua dari istri/suami yang sah.
d) Memberikan dana pensiun. Pemberian dana pensiun ini dapat dibagi
menjadi beberapa kategori, yaitu pensiun normal karena faktor usia.
pensiun dipercepat, dan pensiun dini.
e) Memberikan bantuan bencana alam dan kebakaran kepada karyawan.
f) Adanya koperasi karyawan.

g) Adanya bonus yang diberikan setiap akhir tahun kepada karyawan.

4.2. Deskripsi Data dan Variabel Yang Diteliti

4.2.1. Bahan Baku Yang Digunakan

Salah satu unsur penting yang menentukan kelancaran kegiatan produksi


perusahaan adalah tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup, apabila
perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk menjalankan proses
produksi maka akan menyebabkan terhambatnya kegiatan produksi perusahaan
sehingga akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Untuk menjamin
tersedianya bahan baku yang cukup. maka perlu diadakan pengendalian
persediaan bahan baku agar kegiatan produksi perusahaan dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

Dalam memproduksi pipa PVC PT. Wavin Duta Jaya menggunakan


bahan baku yang terdiri dari:

a) PVC Kavaliu/Kadar 65, adalah bahan baku untuk pembuatan pipa PVC
rigid (keras).

b) PVC Kavaliu/Kadar 60, adalah bahan baku untuk pembuatan sambungan


pipa (Fitting Injection Moulding).
59

c) Additive, adalah bahan baku pembantu untuk proses produksi yang terdiri
dari :

• Stabilizer, yaitu bahan untuk menstabilkan proses produksi pipa PVC.


• Lubricant (pelumas), bahan ini mempunyai dua fungsi yaitu fungsi
internal (mengurangi friksi antara molekul-molekul PVC) dan fungsi
eksternal (mengurangi friksi antara material dengan permukaan screw

dan barrel).

• Filler (bahan pengisi), berfungsi sebagai bahan pengikat klorin.


. Impact Modifier, berfungsi untuk meningkatkan kekuatan pipa agar
tidak mudah pecah.

. Plasticizer, yaitu bahan untuk memberikan sifat lentur pada pipa saat
proses produksi.

• UV (anti ultraviolet), berfungsi untuk menjaga agar pipa PVC dapat


tahan disimpan ditempat terbuka.

• Processing Aid, berfungsi untuk menjaga agar pipa tidak gosong pada
saat proses produksi.

Pada penelitian ini penulis hanya menganalisis salah satu bahan baku saja
yang digunakan dalam proses produksi yaitu PVC K65, karena bahan baku ini
merupakan bahan dasar untuk pembuatan pipa PVC.

4.2.2. Pelaksanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku


Pengendalian persediaan bahan baku yang diiakukan PT. Wavin Duta
Jaya merupakan usaha untuk menjaga agar tidak terjadi kelebihan dan
60

kekurangan bahan baku agar proses produksi yang dijalankan perusahaan tidak
mengalami hambatan. Pengendalian persediaan bahan baku yang baik membuat
perusahaan dapat melaksanakan kegiatan produksinya secara efektifdan efisien.
Kegiatan pengendalian persediaan bahan baku yang diiakukan oleh PT.
Wavin Duta Jaya antara lain melalui prosedur akuntansi biaya bahan baku yang
meliputi prosedur pengendalian bahan baku sampai dengan pemakaian bahan
baku dalam kegiatan produksi perusahaan. Tahap-tahap prosedurnya sebagai
berikut:

1. Pembelian bahan baku


Kegiatan pembelian bahan baku dimulai dari pembuatan pesanan
pembelian (purchase order) oleh departemen pembelian (purchasing) dan
mengirimkan purchase order tersebut kepada supplier. Bukti tembusan dari dari
dokumen pembelian didistribusikan kepada :
a) Bagian penerimaan

b) Bagian gudang bahan baku


c) Bagian akuntansi

d) Arsip
Bahan baku yang dibeli diterima dan diperiksa oleh bagian penerimaan.
bagian penerimaan membuat bukti laporan penerimaan bahan dan didistribusikan
kepada :

a) Bagian gudang bahan baku


b) Bagian pembelian (purchasing)
c) Bagian akuntansi

d) Arsip
Bahan baku yang telah dibeli kemudian dipindahkan ke bagian gudang
bahan baku. Bagian gudang menerima bahan baku yang dibeli dari supplier dan
berdasarkan pada dokumen laporan penerimaan bahan. Bagian gudang juga
memasukkan bahan baku yang telah dibeli kedalam kartu gudang dan kartu
barang sesuai dengan jenis bahan baku yang dibeli.
Faktur pembelian bahan baku dari supplier diterima oleh bagian
pembelian, setelah disahkan oleh bagian pembelian kemudian diberikan kepada
bagian akuntansi. Berdasarkan atas faktur pembelian tersebut, bagian akuntansi
memasukkan laporan penerimaan bahan dan pesanan pembelian kedalam kartu
persediaan bahan.

2. Potongan pembelian
Dalam pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar seringkali
pemasok (supplier) memberikan potongan pembelian kepada perusahaan.
Keuntungan bagi perusahaan apabila membeli bahan baku dalam jumlah yang
besar adalah turunnya harga beli per unit bahan baku, biaya perpindahan dan
pengiriman bahan baku yang lebih rendah, penurunan biaya pemesanan (ordering
cost), serta kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan sangat kecil. Selain
keuntungan, pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar mengakibatkan
kerugian dimana biaya investasi (modal) yang tertanam pada persediaan terlalu
besar, biaya penyimpanan bahan baku (holding cost) lebih besar, dan kesempatan
bahan baku yang disimpan menjadi rusak lebih besar karena persediaan yang
tersimpan terlalu lama.
Apabila terdapat potongan pembelian maka akan mengurangi harga
perolehan bahan baku dan dari bukti kas keluar akan dibuat jurnal dan
dimasukkan kedalam kartu persediaan.
3. Pemakaian bahan baku
Departemen produksi yang memerlukan bahan baku un.uk menjalankan
proses produksi mengisi bon permintaan bahan baku kepada bagian gudang untuk
meminta bahan baku, bahan penolong. dan bahan lainnya yang diperlukan untuk
menjalankan proses produksi untuk menghasilkan barang jadi.
Bon permintaan bahan baku yang diisi oleh departemen produksi
menunjukkan jenis bahan baku. jumlah bahan baku yang diminta. dan
departemen yang meminta bahan baku tersebut. Dokumen ini akan dikirimkan
kepada departemen akuntansi dan oleh departemen akuntansi dokumen bon
permintaan bahan tersebut akan dimasukkan kedalam kartu persediaan bahan
baku.

4.2.3. Proses Produksi Pipa PVC


Dalam pembuatan pipa PVC terdapat dua macam material yang
dibutuhkan, yaitu resin PVC dan bahan additive. Proses produksi pipa PVC
terdiri dari 11 tahap, dimana setiap tahap melalui suatu proses yang terdiri dari:
63

1. Hot Mix

Hot mix merupakan reaktor pencampuran resin PVC dan additive dengan
kondisi proses sekitar 110° Cdengan waktu pengadukan kurang lebih 3menit.
Didalam hot mix, resin PVC dan additive diaduk dengan impeller yang
digerakkan oleh motor dengan kecepatan 1460 rpm. Setelah mencapai suhu 110°
C, secara otomatis valve terbuka sehingga material yang sudah tercampur akan
turun ke cool mix.

2. Cool Mix

Material yang tercampur didalam hot mix akan didinginkan di cool mix
yang mencapai suhu 77° Cdan dicampur dengan resin PVC murni sebanyak 100
kg, setelah itu didinginkan lagi hingga mencapai suhu 60° C. Proses
pencampuran ini memerlukan waktu 3menit dan hasil yang keluar dari cool mix
dinamakan dry blend, dan dry blend ini lalu dihembus dengan blower untuk
disalurkan ke silo.

3. Silo

Silo adalah tempat yang berfungsi untuk menampung material yang telah
dicampur di hot mix dan cool mix sebelum material tersebut diproses lebih lanjut
di ekstruder. Material yang disimpan di silo akan dihisap oleh vacuum transport
menuju ekstruder.

4. Ekstruder

Material yang telah dihisap oleh vacuum transport dimasukkan ke hopper


untuk diproses di ekstruder. Ekstruder adalah mesin yang berfungsi untuk
memanaskan, mentransportasikan, dan menekan campuran PVC untuk
64

menghasilkan pip-. Material yang berada di ekstruder kemudian ditekan menuju


die head.

5. Die Head

Material yang ditekan menuju ekstruder masuk ke die head untuk


memberikan tekanan yang lebih pada material dan membentuk pipa menjadi
bentuk tubular.

6. Vacuum Calibration
Vacuum calibration berfungsi untuk menghilangkan volatile (udara atau
air) sehingga tidak terjadi porisitas atau adanya gelembung udara dan air pada
pipa. Proses ini juga berfungsi untuk mendinginkan pipa, membentuk diameter
pipa, dan menghaluskan permukaan pipa.
7. Cool Bath

Setelah pipa terbentuk sesuai dengan spesif.kasi yang diinginkan,


kemudian pipa melewati cool bath untuk didinginkan agar pipa tersebut tidak
berubah bentuk dan menjadi keras. Pipa didinginkan di cool bath dengan cara
disemprot dengan air yang suhunya 16°-18° C.
8. Haul Off

Mesin ini berfungsi untuk menarik pipa yaag telah keluar dari cool bath
secara otomatis. Kecepatan tarikan pada haul off akan mempengaruhi ketebalan
pipa yang dihasilkan.
65

9. Marking Machine
Marking machine merupakan mesin yang berfungsi untuk mencetak
merek dan identitas produk hasil produksi seperti ukuran pipa serta nomor seri
pipa-pipa yang keluar dari haul off.
10. Cutting Machine

Mesin ini berfungsi untuk memotong pipa sesuai dengan ukuran panjang
pipa yang diinginkan setelah melalui marking machine. Ukuran standar panjang
pipa biasanya sekitar 4meter dan 6meter. Untuk pemotongan pipa pada cutting
machine ini sudah diprogram pada haul off sehingga pemotongannya secara
otomatis.

11 .Socketing Machine
Socketing machine berfugsi untuk membuat socet penyambungan pipa.
Sebuah pipa yang akan di socket sebelumnya dipanaskan ujungnya terlebih
dahulu agar memudahkan pembentukan socket. Pipa dimasukkan ke dalam
cetakan dengn cara ditekan agar lubang pipa masuk, dan selama proses tersebut
pemberian air diiakukan agar pipa menjadi keras.

4.2.4. Volume Penjualan Pipa PVC


PT. Wavin Duta Jaya merupakan salah satu perusahaan yang menguasai
pasar dalam produk pipa PVC, pangsa pasar yang dikuasai PT. Wavin Duta Jaya
adalah sebesar 80% dari keseluruhan pangsa pasar nasional, sedangkan sisanya
sebesar 20% pangsa pasar dikuasai oleh beberapa perusahaan pesaing (lebih dari
6 perusahaan).
66

Permintaan pipa PVC dari konsumen selalu mengalami kenaikan, dan


kenaikan permintaan dari konsumen tersebut tentu saja mengharuskan
perusahaan untuk meningkatkan produksi pipa PVC. Meningkatnya produksi
perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen berakibat pula terhadap
kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Untuk itu
perusahaan harus melakukan pengendalian persediaan bahan baku seefektif
mungkin agar perusahaan dapat menentukan berapa jumlah bahan baku yang
harus dipesan dan dapat mengetahui kapan waktu pemesanan bahan baku
sehingga dapat meminimalkan biaya pesan (ordering cost) dan biaya simpan
(holding cost).
Data-data yang diperoleh penulis dari PT. Wavin Duta Jaya mengenai
volume penjualan pipa PVC dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 dapat
dilihat dari tabel dihalaman berikut:
67

TABEL 4. 1.

VOLUME PENJUALAN PIPA PVC

TAHUN 2000-2005

VOLUME PENJUALAN
TAHUN

8.000.000 batang
2000

9.600.000 batang
"2001
12.800.000 batang
2002

15.700.000 batang
2003

17.500.000 batang
2004

16.700.000 batang
2005

Sumber :PT. Wavin Duta Jaya (olahan penulis)


PT. Wavin Duta Jaya dalam kegiatan produksi perusahaan telah
melaksanakan pengendalian persediaan bahan baku. Manajemen persediaan yang
diiakukan perusahaan terhadap pengendalian persediaan bahan baku adalah
didasarkan pada pengalaman-pengalaman perusahaan dengan menggunakan data-
data kebutuhan bahan baku tahun-tahun sebelumnya.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1. Analisis Economic Order Quantity (EOQ)


Pengendalian persediaan bahan baku mutlak diiakukan oleh perusahaan
untuk meminimumkan biaya persediaan. Besarnya kebutuhan bahan baku
perusahaan perlu di analisa dengan cermat untuk menghindari kelebihan biaya
68

akibat besarnya biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan persediaan.
Data-data yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam melakukan
pengendalian persediaan bahan baku untuk menentukan jumlah dan periode
waktu pemesanan antara lain :
a) Total kebutuhan bahan baku tersebut selama satu periode
Total kebutuhan bahan baku ini diturunkan dari jadwal induk produksi
perusahaan. Apabila jumlah barang yang diproduksi sama dengan
peramalan permintaan, maka kebutuhan bahan baku diturunkan dari
peramalan.

b) Data biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan


Perusahaan harus memperhatikan data biaya-biaya yang berhubungan
dengan persediaan, seperti biaya penyimpanan (holding cost), biaya
pemesanan (ordering cost), dan biaya-biaya yang lain.
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan suatu metode untuk
menentukan jumlah setiap kali pemesanan untuk meminimumkan total biaya
persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan (ordering cost), biaya pembelian
(purchasing cost), dan biaya penyimpanan (holding cost).
Pada haiaman selanjutnya akan disajikan data kebutuhan bahan baku PVC
K65 untuk kebutuhan produksi tahun 2005.
69

TABEL 4.2.

DATA KEBUTUHAN BAHAN BAKU PVC K65


UNTUK PRODUKSI PIPA PVC PADA TAHUN 2005
BULAN
KEBUTUHAN BAHAN BAKU
NO i
(DALAM SATUAN TON)

2.850
1 Januari

2.313
2 Februari

3.313
3 Maret

2.811
4 April

2.614
5 Mei

2.942
6 Juni

3.480
7 Juli

3.218
8 Agustus

3.713
9 September
3.944
10 Oktober

2.028
11 November

2.892
12 Desember

36.118
Total

= --
"sumber • PI wavin Lmia Jaya \uiauun pwi.^w,
Caftan :' Perbedaan angka-angka dikarenakan adanya pembulatan perhitungan
Dalam mendapatkan bahan baku PVC K 65, PT. Wavin Duta Jaya
melakukan pemesanan bahan baku kepada pemasok sebanyak 12 kali pemesanan
dalam 1tahun. Harga bahan baku PVC K65 adalah Rp. 12.500.000 per ton.
70

Biaya-biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk


memperoleh bahan baku PVC K65 pada tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Rp. 16.000.000
• Biaya telepon
Rp. 4.000.000
• Biaya fax
, t Rp. 4.000.000 +
• Biaya peralatan kantor —*
. • •♦ • Rp. 24.000.000
Total biaya administrasi v
A . .+ . Rp. 24.000.000
• Biaya administrasi v
- Biaya angkut dan biaya bongkar R]^<yum000 +
Rp. 225.600.000
Total biaya pemesanan *
Sedangkan biaya penyimpanan bahan baku PVC K65 yang dikeluarkan
PT. Wavin Duta Jaya adalah sebagai berikut:
, . . Rn 24.000.000
• Biaya tenaga kerja gudang v

• „• ,• ♦ -i.
Biaya listnk RpM!<!00M00_+
—*
Rp 174.000.000
Total biaya penyimpanan ^
Dalam biaya penyimpanan yang dikeluarkan perusahaan tidak terdapat
biaya sewa gudang, hal tersebut dikarenakan PT. Wavin Duta Jaya memiliki
gudang sendiri untuk menyimpan bahan baku sehingga tidak ada biaya sewa atas
gudang.
PT. Wavin Duta Jaya juga tidak mengeluarkan biaya kerusakan barang
karena bahan baku yang disimpan dalam gudang biasanya langsung digunakan
untuk proses produksi dan tidak disimpan dalam waktu yang relatif lama,
sehingga tidak ada biaya kerusakan atas barang.
71

Untuk membandingkan apakah pelaksanaan pengendalian persediaan


bahan baku yang dilaksanakan PT. Wavin Duta Jaya sudah yang paling ekonomis
dan
berada pada tingkat yang optimal, sehingga dapat meminimumkan biaya
persediaan dapat ditentukan dengan menjiaaUnakan metode Economic Order
Quantity (EOQ) sebagai berikut:

\2xRxC
EOQ " hsr
Keterangan :

EOQ =Jumlah pesanan paling ekonomis (Economic Order Quantity)


R = Jumlah pembelian bahan baku selama satu periode
C = Biaya setiap kali pesan

p = Biaya pembelian per unit


T = Biaya simpan tahunan dalam satuan uang per unit
(persentase per unit bahan)
Dalam penggunaan rumus Economic Order Quantity (EOQ), ada
beberapa faktor yang harus diketahui. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a) Kebutuhan bahan baku selama 1periode (1 tahun).
b) Harga bahan baku per ton.
c) Biaya pesan untuk setiap kali pesan.
d) Biaya simpan tahunan dalam persentase per unit bahan.
72

Dari hasil penelitian dan data yang berhasil diperoleh penulis, maka
keempat faktor diatas dapat diketahui, yaitu :

a) Kebutuhan bahan baku PVC K65 per tahun = 36.118 ton


b) Harga bahan baku PVC K65 per ton = Rp. 12.500.000
c) Biaya pesan untuk setiap kali pemesanan bahan baku :

• Total biaya pesan selama 1periode (1 tahun) = Rp. 225.600.000

• Frekuensi pemesanan bahan baku 1tahun = 12 kali pemesanan


^.225.600.000
• Biaya pesan untuk setiap kali pemesanan -

= Rp. 18.800.000

d) Biaya simpan tahunan dalam persentase per unit bahan :

• Total biaya simpan selama 1tahun = Rp. 174.000.000

• Jumlah bahan baku PVC K 65 = 36118 ton

• Frekuensi pemesanan bahan baku = 12 kali

36.118
Rata-rata jumlah per pesan
12

= 3.009,833

~ 3.010 ton /pesan

. Harga bahan baku PVC K 65 = Rp. 12.500.000

• Nilai persediaan :

Rp. 12.500.000 x 3.010 ton = Rp. 37.625.000.000

• Rata-rata nilai dari persediaan

^.37.625.000.000 =Rp 18.812.50o.000


73

• Persentase biaya simpan terhadap rata-rata nilai persediaan :


Persentase biaya simpan dapat dihitung dengan membagi total
biaya simpan per tahun dengan rata-rata nilai dari persediaan.

_ ^.174.000.000 rinn% =ogo/o


RpA 8.812.500.000

Metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat dihitung dengan

berdasarkan data diatas. Perhitungan dengan menggunakan rumus EOQ adalah

sebagai berikut:

2xRxC
EOQ
PxT

2x36.1 nxRp. 18.800.000


EOQ
Rp. 12.500.000x0,9%

•358.036.800.000
EOQ =
112.500

EOQ = Vl2.071.438

EOQ = 3.474,40 -3.474 ton.

Frekuensi pemesanan bahan baku PVC K65 selama periode tahun 2005
adalah sebagai berikut:

R _ 36.118/ow
EOQ 3A74ton

= 10,39 kali -10 kali.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Economic Order


Quantity (EOQ) diatas, maka jumlah pemesanan yang paling ekonomis bagi PT.
74

Wavin Duta Jaya untuk pemesanan bahan baku PVC K65 adalah sebesar 3.474
ton untuk setiap satu kali pemesanan. Sedangkan frekuensi pemesanan bahan
baku PVC K 65 adalah sebanyak 10 kali dalam satu tahun.
Untuk membuktikannya dapat dilihat dari tabel perbandingan pada

haiaman berikutnya.
75

TABEL 4.3.

PERHITUNGAN JUMLAH PEMBELIAN YANG PALING EKONOMIS

UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKU PVC K 65 TAHUN 2005

Frekuensi 3emesanan

Keterangan 8X 10X 12X 16X

(i) Kuantitas 4515 ton 3612 ton 3010 ton 2257 ton

Pembelian

(dalam ton)
(ii) Nilai Rp. 56.437. Rp. 45.150. Rp. 37. 625. Rp. 28.212.

Persediaan 500.000 000.000 000.000 500.000

Rp.12.500.000
X(i)

(iii) Nilai Rata- Rp. 28.218. Rp. 22.575. Rp. 18.812. Rp. 14.106.

rata Persediaan 750.000 000.000 500.000 250.000

(ii) : 2

(iv) Biaya Rp. 253.968. Rp. 203.175. Rp. 169.312. Rp. 126.956.

Simpan (iii) X 750 000 500 250

0,9 %

(v) Biaya Pesan Rp. 150.400. Rp. 188.000. Rp. 225.600. Rp. 300.800.

Rp. 18.800.000 000 000 000 000

X Frekuensi

Pemesanan

(vi) Total Biaya Rp. 404.368. Rp. 391.175. Rp. 394.912. Rp. 427.756.

Pembelian 750 000 500 250

(iv) + (v)

Sumber : PT. Wavin Duta Jaya (olahan penulis)


Catatan : Perbedaan angka-angka dikarenakan adanya pembulatan perhitungan
76

Berdasarkan Tabel 4.3. maka perbandingan antara biaya yang harus

dikeluarkan PT. Wavin Duta Jaya dengan perhitungan yang menggunakan

metode Economic Order Quantity (EOQ) pada tabel berikut :

TABEL 4.4.

PERBANDINGAN BIAYA YANG DIKELUARKAN PERUSAHAAN

DENGAN PERHITUNGAN BIAYA YANG MENGGUNAKAN METODE

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

KETERANGAN PERUSAHAAN METODE EOQ

Jumlah Pemesanan 12 Kali 10 Kali

Bahan Baku Per Tahun

Biaya Pesan Rp. 225.600.000 Rp. 188.000.000

(Ordering Cost)
Biaya Simpan Rp.169.312.500 Rp. 203.175.000

(Holding Cost)
Total Biaya Rp. 394.912.500 Rp. 391.175.000

Selisih biaya sebelum dan setelah menggunakan metode Economic Order

Quantity (EOQ) adalah :

• Total biaya persediaan perusahaan = Rp. 394.912.500

• Total biaya berdasarkan EOQ = Rp. 391.175.000 +

• Selisih biaya = Rp. 3.137.500


77

4.3.2. Analisis Safety Stock (Persediaan Pengaman)

Safety stock atau persediaan pengaman merupakan persediaan tambahan

yang diadakan oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan terjadinya

kekurangan bahan (stock-out) pada saat perusahaan melakukan proses produksi.

Terjadinya kekurangan bahan baku dapat disebabkan oleh penggunaan bahan

baku yang lebih besar daripada rencana yang telah ditetapkan. Dengan adanya

persediaan pengaman, perusahaan dapat mengurangi kerugian akibat terjadinya

kekurangan bahan baku, namun disisi lain akan menambah biaya dalam hal

pembiayaan penyimpanan (carrying cost).

Metode persediaan pengaman (safety stock) dapat dihitung dengan

metode analisis variabilitas permintaan, yaitu :

ss = Dcj VZr

Keterangan :

SS = Jumlah persediaan pengaman (safety stock)

D = Tingkat keyakinan yang diinginkan

a = Deviasi standar dari permintaan historis periodik

LT = Lead time

Deviasi standar dari pola permintaan dalam suatu periode tertentu yaitu :

Z(Di-D)2
V n-\

Keterangan :

a = Deviasi standar

N = Jumlah periode
78

Di = Permintaan aktual pada periode i

, . ID/
D = Permintaan rata-rata selama periode sampel. yaitu
n

Persediaan pengaman yang diperkirakan oleh perusahaan adalah untuk

keperluan 2 minggu produksi. Sedangkan lead time (waktu tenggang) yang

dibutuhkan perusahaan untuk menerima pesanan bahan baku dari pemasok

(supplier) adalah selama 2 minggu sejak pemesanan diiakukan oleh perusahaan.

Dan perusahaan menghendaki agar safety stock yang ditetapkan mempunyai

tingkat kemungkinan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku sebesar 95 %,

sehingga tingkat keyakinan perusahaan sebesar 95 %. Tingkat keyakinan sebesar

95 % dapat dihitung dengan rumus :

Z V2 a = 95 %

a = 1 -0.950

= 0,050

Vi a = ViX 0,050

= 0,250

Harga Z V2 a = 0,500 - 0,250

= 0,4750

Angka 0,4750 dicari ditabel Z (lihat lampiran 3) hasilnya adalah 1,96.

Untuk mengetahui besarnya safety stock maka dapat dihitung dengan

teknik statistika variabilitas permintaan yang dapat dilihat pada haiaman

selanjutnya.
79

TABEL 4.5.

STANDAR DEVIASI BAHAN BAKU PVC K 65

Permintaan Persediaan Selisih Permintaan Deviasi Deviasi


Bulan

Aktual (i) Aktual(ii) (%) Rata-rata Dari Kuadrat


(O-(i')

i Perkiraan

Di D (Di-D) (Di-D)2

2.850 2.985 135 4,73 3.010 -160 25.600


Jan.

2.313 2.434 121 5,23 3.010 -697 485.809


Feb.

3.313 3.452 139 4,19 3.010 303 91.809


Mar.

Apr. 2.811 2.929 118 4,19 3.010 -199 39.601

i
2.614 2.724 110 4,19 3.010 -396 156.816
Mei.

2.942 3.093 151 5,13 3.010 -68 4.624


Jun.

3.480 3.693 213 6,13 3.010 470 220.900


Jul.

Agu. 3.218 3.411 193 6,01 3.010 208 43.264

Sep. 3.713 3.888 175 4,72 3.010 703 494.209

Okt. 3.944 4.177 233 5,91 3.010 934 872.356

2.028 2.174 146 7,22 3.010 -982 963.324


Nov.

2.892 3.053 161 5,57 3.010 -118 13.924


Des.

Total 36.118 38.013 1.895 4,99 36.118 0 3.413.236

Sumber : PT. Wavin Duta Jaya (olahan penulis)


Catatan : Perbedaan angka-angka dikarenakan adanya pembulatan perhitungan
80

Dengan menggunakan data dari Tabel 4.5. deviasi standar dari permintaan
bahan baku dapat dihitung sebagai berikut :

0
jZ(Di-D)2
\ n-\

|3.413.236
V 12-1
a = V310.294

a = 557,040 =557

Perusahaan menggunakan lead time 1 minggu, maka besarnya safety

stock (persediaan pengaman) adalah :

SS = Da JIT

SS = 1,96 X 557 XVT


SS = 1.091,72 =1.092(1 tahun)

SS = 1.092 ton : 52 minggu = 21 ton (1 minggu)

SS = 21 ton X 2 minggu = 42 ton (2 minggu)

Maka besarnya biaya simpan safety stock (persediaan pengaman) untuk

bahan baku PVC K 65 yang harus dikeluarkan PT. Wavin Duta Jaya :

0,9 % X 1.092 ton X Rp. 12.500.000 = Rp. 122.850.000

Jadi besarnya safety stock (persediaan pengaman) perusahaan untuk

bahan baku PVC K 65 yang harus tersedia digudang untuk periode tahun 2005

adalah sebesar 1.092 ton, dengan biaya simpan (holding cost) sebesar Rp.

122.850.000.
4.3.3. Analisis Reorder Point (Tingkat Pemesanan Kembali)

Reorder point atau tingkat pemesanan kembali merupakan suatu titik atau

batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu periode dimana pemesanan

harus diiakukan kembali. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesanan

kembali antara lain :

a) Lead time.

b) Penggunaan bahan baku persatuan waktu (hari, minggu, bulan, tahun)

c) Besarnya persediaan pengaman.

Reorder point mempunyai fungsi bagi perusahaan yaitu untuk

menunjukkan pada departemen pembelian agar mengadakan pemesanan bahan

baku kembali untuk menggantikan bahan baku yang telah terpakai dalam proses

produksi. Dengan lead time yang telah ditetapkan perusahaan yaitu selama 2

minggu, maka analisis perhitungan reorder point adalah sebagai berikut:

ROP = (d x L) + SS

Keterangan :

d = Pemakaian rata-rata bahan baku dalam satuan waktu, yaitu :

= (36.118 : 52 minggu = 694,577 ton ~ 695 ton).

L = Lead time, yaitu selama 2 minggu.

SS = Persediaan pengaman, yang diperkirakan sebesar 2 minggu, yaitu :

= (1.092 ton : 52 minggu = 21 ton per minggu)

= (21 ton X 2 minggu = 42 ton)


ROP = (695 ton X 1 minggu) + 42 ton

= 695 ton + 42 ton

= 737 ton.

Dengan demikian, apabila persediaan bahan baku PVC K 65 digudang

telah mencapai 737 ton, maka perusahaan harus melakukan pemesanan bahan

baku kembali kepada pemasok (supplies) agar perusahaan tidak mengalami

kekurangan persediaan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi.

4.3.4. Analisis Persediaan Maksimum dan Persediaan Minimum

4.3.4.l.Analisis Persediaan Maksimum

Analisis persediaan maksimum digunakan untuk menghitung besarnya

batas persediaan yang paling besar (tertinggi) yang sebaiknya ada pada

perusahaan. Metode perhitungan persediaan maksimum dapat dihitung dengan

menggunakan rumus yaitu :

MS = EOQ + SS

Keterangan :

EOQ = Economic Order Quantity atau jumlah pesanan yang paling ekonomis.

Yaitu sebesar 3.474 ton.

SS = Safety stock atau persediaan pengaman, yaitu sebesar 42 ton.

MS = 3.473 ton+ 42 ton

= 3.516 ton.
83

4.3.4.2.Analisis Persediaan Minimum

Persediaan minimum adalah batas persediaan terendah yang harus ada

pada perusahaan. Persediaan ini bertujuan agar perusahaan dapat menghindari


kekurangan bahan baku pada saat melaksanakan kegiatan produksi. Persediaan

ini sering pula disebut sebagai persediaan pengaman (safety stock), sehingga

besarnya persediaan minimum sama dengan besarnya persediaan pengaman.

Jadi besarnya persediaan minimum perusahaan adalah :

Persediaan minimum = Safety stock + Selisih persediaan aktual dan permintaan

= 42 ton + 1.895 ton

= 1.937 ton.

You might also like