Professional Documents
Culture Documents
PT. Wavin Duta Jaya adalah sebuah perusahaan gabungan antara Belanda
dan Indonesia yang terdiri dari tiga group yaitu Wavin Overseas, Duta Nusa
Tour, dan Jaya Group. Pada tahun 1984 ketiga group tersebut bergabung dalam
Djabesmen Group. Pada tahun 1988, PT. Wavin Duta Jaya melakukan merger
(penggabungan usaha) dengan PT Rucika Industries Plastic, dengan nama PT.
Wavin Duta Jaya. Setelah melakukan merger (penggabungan usaha), PT. Wavin
Duta Jaya pindah lokasi ke Jalan Raya Imam Bonjol (Karawang-Bekasi km 26,2)
Cibitung Bekasi, yang sebelumnya ditempati oleh PT. Rucika Industries Plastic.
Untuk menunjang kegiatan usahanya, PT. Wavin Duta Jaya juga mendirikan
kantor di Alia Building 7th Floor, Jalan M. I. Ridwan Rais 10-18, Gambir.
Pada saat pertama kali didirikan, PT. Wavin Duta Jaya mempunyai tujuan
utama yaitu memproduksi pipa PVC untuk menjamin agar air dapat menjangkau
48
49
setiap rumah, gedung, industri, serta untuk keperluan sehari-hari. Dibawah lisensi
atau pengawasan Wavin BV, Holland, salah satu perusahaan pengolah plastik
terbesar didunia yang memiliki lebih dari 40 fasilitas pabrik di Eropa yang
mengkhususkan pada industri pipa plastik dan merupakan ratusan paten dari
berbagai produk, proses, dan mesin. PT. Wavin Duta Jaya mengembangkan
berbagai macam pipa dan fitting (sambungan) untuk memenuhi kebutuhan air
yang terus meningkat didalam negeri. Dalam lingkup internasional, Wavin juga
telah dikenal sebagai penyalur air minum dilebih dari 30 negara.
Produk pipa PVC yang dihasilkan PT. Wavin Duta Jaya dibuat dengan
standar:
2. Direktur Pemasaran
presiden direktur.
produk-produk perusahaan.
3. Direktur Teknik
direktur.
efektifitas.
efektifitas.
efektifitas.
♦ Manajer Operasional
yaitu :
4. Direktur Keuangan
Ketentuan hari kerja dan waktu kerja karyawan pada PT. Wavin Duta
Jaya didasarkan pada tuntutan kebutuhan dari proses produksi perusahaan dan
waktu istirahat kerja bagi karyawan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan
keharmonisan keluarga karyawan. Ketentuan hari kerja dan waktu kerja inijuga
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hari kerja dan
waktu kerja karyawan adalah sebagai berikut:
a) PVC Kavaliu/Kadar 65, adalah bahan baku untuk pembuatan pipa PVC
rigid (keras).
c) Additive, adalah bahan baku pembantu untuk proses produksi yang terdiri
dari :
dan barrel).
. Plasticizer, yaitu bahan untuk memberikan sifat lentur pada pipa saat
proses produksi.
• Processing Aid, berfungsi untuk menjaga agar pipa tidak gosong pada
saat proses produksi.
Pada penelitian ini penulis hanya menganalisis salah satu bahan baku saja
yang digunakan dalam proses produksi yaitu PVC K65, karena bahan baku ini
merupakan bahan dasar untuk pembuatan pipa PVC.
kekurangan bahan baku agar proses produksi yang dijalankan perusahaan tidak
mengalami hambatan. Pengendalian persediaan bahan baku yang baik membuat
perusahaan dapat melaksanakan kegiatan produksinya secara efektifdan efisien.
Kegiatan pengendalian persediaan bahan baku yang diiakukan oleh PT.
Wavin Duta Jaya antara lain melalui prosedur akuntansi biaya bahan baku yang
meliputi prosedur pengendalian bahan baku sampai dengan pemakaian bahan
baku dalam kegiatan produksi perusahaan. Tahap-tahap prosedurnya sebagai
berikut:
d) Arsip
Bahan baku yang dibeli diterima dan diperiksa oleh bagian penerimaan.
bagian penerimaan membuat bukti laporan penerimaan bahan dan didistribusikan
kepada :
d) Arsip
Bahan baku yang telah dibeli kemudian dipindahkan ke bagian gudang
bahan baku. Bagian gudang menerima bahan baku yang dibeli dari supplier dan
berdasarkan pada dokumen laporan penerimaan bahan. Bagian gudang juga
memasukkan bahan baku yang telah dibeli kedalam kartu gudang dan kartu
barang sesuai dengan jenis bahan baku yang dibeli.
Faktur pembelian bahan baku dari supplier diterima oleh bagian
pembelian, setelah disahkan oleh bagian pembelian kemudian diberikan kepada
bagian akuntansi. Berdasarkan atas faktur pembelian tersebut, bagian akuntansi
memasukkan laporan penerimaan bahan dan pesanan pembelian kedalam kartu
persediaan bahan.
2. Potongan pembelian
Dalam pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar seringkali
pemasok (supplier) memberikan potongan pembelian kepada perusahaan.
Keuntungan bagi perusahaan apabila membeli bahan baku dalam jumlah yang
besar adalah turunnya harga beli per unit bahan baku, biaya perpindahan dan
pengiriman bahan baku yang lebih rendah, penurunan biaya pemesanan (ordering
cost), serta kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan sangat kecil. Selain
keuntungan, pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar mengakibatkan
kerugian dimana biaya investasi (modal) yang tertanam pada persediaan terlalu
besar, biaya penyimpanan bahan baku (holding cost) lebih besar, dan kesempatan
bahan baku yang disimpan menjadi rusak lebih besar karena persediaan yang
tersimpan terlalu lama.
Apabila terdapat potongan pembelian maka akan mengurangi harga
perolehan bahan baku dan dari bukti kas keluar akan dibuat jurnal dan
dimasukkan kedalam kartu persediaan.
3. Pemakaian bahan baku
Departemen produksi yang memerlukan bahan baku un.uk menjalankan
proses produksi mengisi bon permintaan bahan baku kepada bagian gudang untuk
meminta bahan baku, bahan penolong. dan bahan lainnya yang diperlukan untuk
menjalankan proses produksi untuk menghasilkan barang jadi.
Bon permintaan bahan baku yang diisi oleh departemen produksi
menunjukkan jenis bahan baku. jumlah bahan baku yang diminta. dan
departemen yang meminta bahan baku tersebut. Dokumen ini akan dikirimkan
kepada departemen akuntansi dan oleh departemen akuntansi dokumen bon
permintaan bahan tersebut akan dimasukkan kedalam kartu persediaan bahan
baku.
1. Hot Mix
Hot mix merupakan reaktor pencampuran resin PVC dan additive dengan
kondisi proses sekitar 110° Cdengan waktu pengadukan kurang lebih 3menit.
Didalam hot mix, resin PVC dan additive diaduk dengan impeller yang
digerakkan oleh motor dengan kecepatan 1460 rpm. Setelah mencapai suhu 110°
C, secara otomatis valve terbuka sehingga material yang sudah tercampur akan
turun ke cool mix.
2. Cool Mix
Material yang tercampur didalam hot mix akan didinginkan di cool mix
yang mencapai suhu 77° Cdan dicampur dengan resin PVC murni sebanyak 100
kg, setelah itu didinginkan lagi hingga mencapai suhu 60° C. Proses
pencampuran ini memerlukan waktu 3menit dan hasil yang keluar dari cool mix
dinamakan dry blend, dan dry blend ini lalu dihembus dengan blower untuk
disalurkan ke silo.
3. Silo
Silo adalah tempat yang berfungsi untuk menampung material yang telah
dicampur di hot mix dan cool mix sebelum material tersebut diproses lebih lanjut
di ekstruder. Material yang disimpan di silo akan dihisap oleh vacuum transport
menuju ekstruder.
4. Ekstruder
5. Die Head
6. Vacuum Calibration
Vacuum calibration berfungsi untuk menghilangkan volatile (udara atau
air) sehingga tidak terjadi porisitas atau adanya gelembung udara dan air pada
pipa. Proses ini juga berfungsi untuk mendinginkan pipa, membentuk diameter
pipa, dan menghaluskan permukaan pipa.
7. Cool Bath
Mesin ini berfungsi untuk menarik pipa yaag telah keluar dari cool bath
secara otomatis. Kecepatan tarikan pada haul off akan mempengaruhi ketebalan
pipa yang dihasilkan.
65
9. Marking Machine
Marking machine merupakan mesin yang berfungsi untuk mencetak
merek dan identitas produk hasil produksi seperti ukuran pipa serta nomor seri
pipa-pipa yang keluar dari haul off.
10. Cutting Machine
Mesin ini berfungsi untuk memotong pipa sesuai dengan ukuran panjang
pipa yang diinginkan setelah melalui marking machine. Ukuran standar panjang
pipa biasanya sekitar 4meter dan 6meter. Untuk pemotongan pipa pada cutting
machine ini sudah diprogram pada haul off sehingga pemotongannya secara
otomatis.
11 .Socketing Machine
Socketing machine berfugsi untuk membuat socet penyambungan pipa.
Sebuah pipa yang akan di socket sebelumnya dipanaskan ujungnya terlebih
dahulu agar memudahkan pembentukan socket. Pipa dimasukkan ke dalam
cetakan dengn cara ditekan agar lubang pipa masuk, dan selama proses tersebut
pemberian air diiakukan agar pipa menjadi keras.
TABEL 4. 1.
TAHUN 2000-2005
VOLUME PENJUALAN
TAHUN
8.000.000 batang
2000
9.600.000 batang
"2001
12.800.000 batang
2002
15.700.000 batang
2003
17.500.000 batang
2004
16.700.000 batang
2005
akibat besarnya biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan persediaan.
Data-data yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam melakukan
pengendalian persediaan bahan baku untuk menentukan jumlah dan periode
waktu pemesanan antara lain :
a) Total kebutuhan bahan baku tersebut selama satu periode
Total kebutuhan bahan baku ini diturunkan dari jadwal induk produksi
perusahaan. Apabila jumlah barang yang diproduksi sama dengan
peramalan permintaan, maka kebutuhan bahan baku diturunkan dari
peramalan.
TABEL 4.2.
2.850
1 Januari
2.313
2 Februari
3.313
3 Maret
2.811
4 April
2.614
5 Mei
2.942
6 Juni
3.480
7 Juli
3.218
8 Agustus
3.713
9 September
3.944
10 Oktober
2.028
11 November
2.892
12 Desember
36.118
Total
= --
"sumber • PI wavin Lmia Jaya \uiauun pwi.^w,
Caftan :' Perbedaan angka-angka dikarenakan adanya pembulatan perhitungan
Dalam mendapatkan bahan baku PVC K 65, PT. Wavin Duta Jaya
melakukan pemesanan bahan baku kepada pemasok sebanyak 12 kali pemesanan
dalam 1tahun. Harga bahan baku PVC K65 adalah Rp. 12.500.000 per ton.
70
• „• ,• ♦ -i.
Biaya listnk RpM!<!00M00_+
—*
Rp 174.000.000
Total biaya penyimpanan ^
Dalam biaya penyimpanan yang dikeluarkan perusahaan tidak terdapat
biaya sewa gudang, hal tersebut dikarenakan PT. Wavin Duta Jaya memiliki
gudang sendiri untuk menyimpan bahan baku sehingga tidak ada biaya sewa atas
gudang.
PT. Wavin Duta Jaya juga tidak mengeluarkan biaya kerusakan barang
karena bahan baku yang disimpan dalam gudang biasanya langsung digunakan
untuk proses produksi dan tidak disimpan dalam waktu yang relatif lama,
sehingga tidak ada biaya kerusakan atas barang.
71
\2xRxC
EOQ " hsr
Keterangan :
Dari hasil penelitian dan data yang berhasil diperoleh penulis, maka
keempat faktor diatas dapat diketahui, yaitu :
= Rp. 18.800.000
36.118
Rata-rata jumlah per pesan
12
= 3.009,833
• Nilai persediaan :
sebagai berikut:
2xRxC
EOQ
PxT
•358.036.800.000
EOQ =
112.500
EOQ = Vl2.071.438
Frekuensi pemesanan bahan baku PVC K65 selama periode tahun 2005
adalah sebagai berikut:
R _ 36.118/ow
EOQ 3A74ton
Wavin Duta Jaya untuk pemesanan bahan baku PVC K65 adalah sebesar 3.474
ton untuk setiap satu kali pemesanan. Sedangkan frekuensi pemesanan bahan
baku PVC K 65 adalah sebanyak 10 kali dalam satu tahun.
Untuk membuktikannya dapat dilihat dari tabel perbandingan pada
haiaman berikutnya.
75
TABEL 4.3.
Frekuensi 3emesanan
(i) Kuantitas 4515 ton 3612 ton 3010 ton 2257 ton
Pembelian
(dalam ton)
(ii) Nilai Rp. 56.437. Rp. 45.150. Rp. 37. 625. Rp. 28.212.
Rp.12.500.000
X(i)
(iii) Nilai Rata- Rp. 28.218. Rp. 22.575. Rp. 18.812. Rp. 14.106.
(ii) : 2
(iv) Biaya Rp. 253.968. Rp. 203.175. Rp. 169.312. Rp. 126.956.
0,9 %
(v) Biaya Pesan Rp. 150.400. Rp. 188.000. Rp. 225.600. Rp. 300.800.
X Frekuensi
Pemesanan
(vi) Total Biaya Rp. 404.368. Rp. 391.175. Rp. 394.912. Rp. 427.756.
(iv) + (v)
TABEL 4.4.
(Ordering Cost)
Biaya Simpan Rp.169.312.500 Rp. 203.175.000
(Holding Cost)
Total Biaya Rp. 394.912.500 Rp. 391.175.000
baku yang lebih besar daripada rencana yang telah ditetapkan. Dengan adanya
kekurangan bahan baku, namun disisi lain akan menambah biaya dalam hal
ss = Dcj VZr
Keterangan :
LT = Lead time
Deviasi standar dari pola permintaan dalam suatu periode tertentu yaitu :
Z(Di-D)2
V n-\
Keterangan :
a = Deviasi standar
N = Jumlah periode
78
, . ID/
D = Permintaan rata-rata selama periode sampel. yaitu
n
Z V2 a = 95 %
a = 1 -0.950
= 0,050
Vi a = ViX 0,050
= 0,250
= 0,4750
selanjutnya.
79
TABEL 4.5.
i Perkiraan
Di D (Di-D) (Di-D)2
i
2.614 2.724 110 4,19 3.010 -396 156.816
Mei.
Dengan menggunakan data dari Tabel 4.5. deviasi standar dari permintaan
bahan baku dapat dihitung sebagai berikut :
0
jZ(Di-D)2
\ n-\
|3.413.236
V 12-1
a = V310.294
a = 557,040 =557
SS = Da JIT
bahan baku PVC K 65 yang harus dikeluarkan PT. Wavin Duta Jaya :
bahan baku PVC K 65 yang harus tersedia digudang untuk periode tahun 2005
adalah sebesar 1.092 ton, dengan biaya simpan (holding cost) sebesar Rp.
122.850.000.
4.3.3. Analisis Reorder Point (Tingkat Pemesanan Kembali)
Reorder point atau tingkat pemesanan kembali merupakan suatu titik atau
batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu periode dimana pemesanan
a) Lead time.
baku kembali untuk menggantikan bahan baku yang telah terpakai dalam proses
produksi. Dengan lead time yang telah ditetapkan perusahaan yaitu selama 2
ROP = (d x L) + SS
Keterangan :
= 737 ton.
telah mencapai 737 ton, maka perusahaan harus melakukan pemesanan bahan
batas persediaan yang paling besar (tertinggi) yang sebaiknya ada pada
MS = EOQ + SS
Keterangan :
EOQ = Economic Order Quantity atau jumlah pesanan yang paling ekonomis.
= 3.516 ton.
83
ini sering pula disebut sebagai persediaan pengaman (safety stock), sehingga
= 1.937 ton.