You are on page 1of 12

2012

THE SUN

HENY EKAWATI H
127795068

PENDIDIKAN SAINS’12
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
0|Page
MATAHARI

A. PENDAHULUAN

Matahari merupakan pusat tata surya dan merupakan bintang yang paling
dekat dengan bumi. Matahari tergolong bintang yang besarnya sedang. Di jagad raya
masih terdapat banyak sekali bintang lain yang lebih besar, lebih berat, lebih panas,
dan lebih cerah daripada Matahari. Matahari tampak dari Bumi sebagai bintang yang
paling besar, panas, dan cerah karena jaraknya paling dekat dengan Bumi
dibandingkan dengan bintang lain.
Meskipun Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi,
namun kita tidak dapat mempelajari keseluruhan dari Matahari secara langsung,
karena suhu Matahari yang sangat panas. Tetapi dari radiasi sinar Matahari kita dapat
memperoleh pesan tentang suhu Matahari serta unsur-unsur penyusun Matahari.
Adapun yang dapat kita pelajari secara langsung dari Matahari adalah
susunan atmosfer Matahari seperti Fotosfer, Kromosfer serta Korona. Selain itu kita
dapat melihat fenomena-fenomena di permukaan Matahari seperti Granula, Sunspot,
Prominensa, dan Flare.

B. PEMBAHASAN

1. RADIASI SINAR MATAHARI


Lebih dari 99% seluruh massa tata surya terkonsentrasi di matahari.
Matahari memiliki diameter 109 kali diameter bumi, dan oleh karena itu volume
matahari lebih dari satu juta kali volume bumi. Matahari adalah bintang pada
urutan utama dengan klasifikasi spektral G2.
Seperti bintang lainnya, Matahari terdiri dari Hidrogen dan Helium.
Penggabungan beberapa Hidrogen membentuk Helium sambil melepaskan energi.
Ini terjadi pada bagian interior matahari. Karena Matahari begitu dekat dengan
kita dibanding dengan bintang lain, maka kita dapat mempelajarinya jauh lebih
banyak daripada bintang lain. Namun kita tidak dapat mempelajarinya secara
langsung, tetapi hanya sebatas teoritis saja. Yang dapat kita pelajari secara langsung
adalah atmosfer matahari serta radiasi yang dipancarkan oleh sinar matahari seperti
yang dijelaskan oleh tabel berikut:

RADIASI SINAR MATAHARI

1|Page
DAERAH PANJANG
NO ASAL EFEK TERHADAP BUMI
GELOMBANG
Gelombang Radio Korona dan Flare Gangguan "statik"
1. terhadap komunikasi di
Bumi
Cahaya Infra Merah Fotosfer Pemanasan terhadap
2. atmosfer dan permukaan
Bumi.
Cahaya Tampak Fotosfer Menyediakan enegi untuk
3. fotosintesis, kekuatan air
dsb.
Sinar Ultra Violet Fotosfer dan Terpengaruhnya ionosfer
4. Kromosfer

5. Gelombang Sinar-X Korona Terpengaruhnya ionosfer.

Partikel Energi Tinggi Sunspot, Flare, Menyebabkan Sabuk Van


6. dan Korona Allen dan badai magnetik.
Gb. 1. Radiasi sinar Matahari, asal serta efek bagi Bumi

2. SUSUNAN ATMOSFER MATAHARI


Lapisan luar Matahari secara kolektif dikenal dengan “atmosfer”.
Atmosfer ini terdiri dari tiga daerah, yang masing-masing memiliki karakteristik
yang berbeda dan memberikan kontribusi yang berbeda terhadap radiasi Matahari
yang kita terima di bumi. Namun, daerah in menyatu antara satu dengan yang
lain, dan tidak memiliki batas yang tajam. Adapun tiga daerah tersebut yakni:

2|Page
Gb. 2. Penampang Matahari

2.1. FOTOSFER
Ketika kita melihat Matahari, sebenarnya apa yang kita lihat adalah radiasi
dari permukaan fotosfer. Suhu fotosfer relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan suhu inti Matahari. Perbedaan yang sangat mencolok inilah yang sering
mengakibatkan kegiatan-kegiatan di permuukaan Matahari yaitu granulasi dan
sunspot atau bintik-bintik matahari.

2.2. KROMOSFER
Lapisan di atas fotosfer adalah kromosfer, yaitu lapisan yang selama abad
ini hanya dapat diamati selama gerhana matahari total. Saat ini, instrument khusus
digunakan untuk membuat efek gerhana matahari, sehingga penelitian yang lebih
rinci dapat dilakukan. Selama gerhana, kromosfer hanya terlihat beberapa detik
setelah bulan menutupi fotosfer. Spektra diambil pada saat yang singkat sehingga
disebut ”spectrum flash”, yaitu terdiri dari garis terang yang menunujukkan bahwa
kromosfer terdiri dari gas panas yang memancarkan cahaya dalam bentuk garis-
garis emisi. Dari “spectrum flash” inilah kita mendapatkan informasi mengenai
gelombang yang dipancarkan oleh kromosfer.

Kromosfer adalah lapisan yang relatif tipis, tebalnya hanya sekitar 2000
mil. Tonjolan granula di fotosfer dan menembus kromosfer dengan berbagai
semburan yang biasa disebut spikula. Ini memberikan daerah di bagian atas
kromosfer tampil sangat bergerigi, dan mengganggu daerah di atas sunspot,
sehingga ditemukan awan terang di kromosfer. Beberapa plages hanya terlihat
ketika bulan dilihat melalui filter khusus untuk mengurangi silau dari spectrum
kontinyu

Gb. 3. Kromosfer Nampak berwarna merah saat gerhana Matahari total

3|Page
2.3. KORONA
Lapisan berikutnya dari atmosfer matahari adalah korona. Lapisan ini
terlihat paling spektakuler selama gerhana matahari total. Korona meluas lebih
dari satu juta mil di atas fotosfer. Dan kecerahannya sebanding dengan satu
setengah dari bulan purnama. Dalam kondisi normal, cahaya didominasi oleh
kecemerlangan fotosfer.
Korona tersebut merupakan bagian yang paling tipis dari atmosfer
matahari dengan mengalirkan material keluar dari matahari. Radio studi telah
mendeteksi aliran material tipis, serta angin surya yang memberikan pengaruh
bagi kehidupan di Bumi. Banyak dari partikel-partikel ini ditangkap oleh medan
magnet bumi, sehingga terbentuk sabuk Van Allen.
Suhu korona, yang digunakan sebagai pengukur energi atom, diperkirakan
sedikitnya satu juta derajat. Namun suhu fotosfer hanya 6000o K. Ini suatu
paradoks, dan disebabkan karena “suhu” digunakan sebagai pengukur memiliki
arti yang berbeda dengan konsep temperature biasa, yang merupakan ukuran panas
sekitarnya. Dalam aliran gas yang ditemukan di korona, suhu adalah ukuran
derajat ionisasi dari atom, serta energi ionisasi dasar atom pada korona yang
sangat tinggi. Pada suhu tinggi seperti ini, sebagian besar radiasi terjadi di wilayah
jauh yaitu ultraviolet. Oleh karena itu, dari korona yang diterima sebagian besar
adalah radiasi sinar-X dari Matahari.

Gb.4. Gerhana Matahari Cincin

4|Page
Gb.5. Korona terlihat sangat terang saat gerhana Matahari total

3. FENOMENA DI PERMUKAAN MATAHARI


Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan
gangguan-gangguan pada matahari. Fenomena atau gangguan-gangguan tersebut,
yaitu sebagai berikut.

3.1. GRANULASI (GUMPALAN-GUMPALAN PADA FOTOSFER)


Gumpalan-gumpalan ini timbul karena rambatan gas panas dari inti matahari
ke permukaan. Akibatnya, permukaan matahari tidak rata melainkan bergumpal-
gumpal.
Dengan mata telanjang, fotosfer akan nampak mulus. Tetapi dengan alat
pembesar yang cukup baik, kita akan melihat kondisi struktur bertotol pada fotosfer
yag disebut dengan Granulasi. Gumpalan-gumpalan yang berupa bintik-bintik panas
ini disebabkan oleh kolom gas panas naik dari bawah fotosfer. Daerah antar granula
gelap ini disebabkan oleh gas-gas dingin tenggelam kembali. Masing-masing butiran
berakhir hanya hitungan menit.

5|Page
Gb.6. Granulasi

3.2. SUNSPOT
Bintik matahari terlihat seperti noda kehitaman di permukaan matahari (Gb.7).
Bintik matahari adalah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian
fotosfer matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik matahari tercipta saat
garis medan magnet matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik matahari
dapat lebih besar daripada bumi. Bintik matahari memiliki daerah yang gelap bernama
umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra. Warna bintik
matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer.
Suhu di daerah umbra adalah sekitar 2.200°C sedangkan di daerah penumbra adalah
3.500°C. Oleh karena emisi cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian bintik
matahari umbra hanya mengemisikan 1/6 kali cahaya bila dibandingkan permukaan
matahari pada ukuran yang sama.
Galileo adalah orang yang pertama kali menunujukkan sunspot yang nampak
nyata pada permukaan matahari. Hal ini sama sekali tidak memiliki hubungan dengan
bumi atau planet lain walaupun dengan menggunakan beberapa cara. Kemudian,
selama berabad-abad setelah Galileo, diyakini bahwa tempat ini gelap, dan merupakan
lubang di bawah sinar matahari dimana kita bisa mengamati ke bagian interior dari
matahari yang seharusnya lebih dingin. Bahkan astronom terkenal, Herschel, menduga
bahwa interior matahari mungkin cukup dingin untuk mendukung kehidupan.
Bintik Matahari rata-rata dengan diameter lebih dari 1000 mil. Meskipun ada
yang tumbuh sebesar Bumi, namun ada beberapa telah ditemukan diameternya
menjadi 100.000 mil. Bintik Individual, memiliki masa hidup yang singkat,
kebanyakan akan menghilang dalam waktu sehari atau lebih. Tapi rata-rata jumlah
bintik matahari terlihat di satu waktu bervariasi untuk 11 tahun. Hal ini disebut dengan
siklus sunspot. Dimulai dengan munculnya bintik-bintik kecil di lintang yang lebih

6|Page
tinggi dari kedua belahan surya. Selama siklus berlangsung, kelompok-kelompok baru
dengan bentuk bintik yang lebih besar dan lebih dekat ke katulistiwa matahari. Tempat
terakhir dari siklus muncul pada posisi 5 o sampai 10o dari katulistiwa. Di awal siklus
baru, bintik-bintik kecil sudah mulai muncul di lintang yang lebih tinggi (40 o-45o).
Ketika lokasi suatu tempat sebuah titik diplot terhadap lintang selama siklus sunspot,
diagram yang dihasilkan memiliki kemiripan dengan sayap kupu-kupu.
Medan magnet yang kuat berhubungan dengan bintik matahari. Ini adalah
bidang-bidang yang menghalangi aliran radiasi dari interior, sehingga menciptakan
daerah dingin yang muncul sebagai bintik-bintik. Bintik-bintik menunjukkan sifat-
sifat kutub magnet negative dan positif. Sangat sering sepasang bintik ditemukan
diantara kelompok bintik-bintik kecil yang memiliki polaritas positif, sedangkan
pengikutnya adalah negatif.
Selama siklus sunspot, semua pengendali sunspot berada di belahan bumi utara
adalah positif, dan semua pengikut adalah negatif. Sedangkan di belahan bumi selatan
adalah sebaliknya. Selama siklus 11 tahun berikutnya, situasi ini persis tebalik. Hal ini
menunjukkan bahwa siklus sunspot yang benar adalah selama 22 tahun, bukan 11
tahun.

Gb.7. Sunspot (Bintik Matahari)

3.3. PROMINENSA (LIDAH API MATAHARI)

7|Page
Di antara fenomena yang ada di Matahari, prominensa adalah yang paling
spektakuler. Meskipun prominensa sangat sering hadir pada matahari, prominensa
hanya terlihat selama gerhana matahari total, dan itupun harus menggunakan
instrument khusus. Prominensa muncul sebagai tonjolan lidah api yang menyala
merah dari tepi matahari. Prominensa ini sangat keren, akumulasi padat yang
terbentuk di korona bagian dalam, biasanya di atas daerah aktifitas sunspot.
Prominensa ini dapat memanjang sampai puluhan ribu mil atau bahkan satu juta mil
di atas matahari, dan kemudian jatuh kembali pada badan utama matahari.
Prominensa adalah salah satu ciri khas matahari, berupa bagian matahari
menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian
permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran) (Gb.8). Prominensa disebut
juga sebagai filamen matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila dilihat
di angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan matahari itu
sendiri. Prominensa hanya dapat dilihat dari bumi dengan bantuan teleskop dan filter.
Prominensa terbesar yang pernah ditangkap oleh SOHO (Solar and Heliospheric
Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km. Suatu prominensa yang
stabil dapat bertahan di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan ukurannya terus
membesar setiap hari. Para ahli masih terus meneliti bagaimana dan mengapa
prominensa dapat terjadi.

Gb.8. Prominensa

3.4. FLARE
Fenomena lain di atmosfer adalah flare atau surya suar. Flare adalah letupan-
letupan gas di atas permukaan matahari. Flare dapat menyebabkan gangguan sistem

8|Page
komunikasi radio, karena letusan gas tersebut terdiri atas partikel-partikel gas
bermuatan listrik.
Meskipun flare atau kilatan cahaya matahari sangat pendek durasinya,
sejumlah energi dilepaskan, terutama di daerah ultraviolet dan sinar-X. Radiasi enegi
tinggi dari inti atom dikeluarkan leh flare tidak hanya mengganggu ionosfer pada
atmosfer bumi, komunikasi radio “fadeouts”, tetapi juga bahaya untuk astronot. Pada
kesempatan langka, flare dapat di lihat langsung pada fotosfer, tapi jauh lebih sering
bisa diamati hanya melalui filter khusus mirip yang digunakan untuk melihat
prominensa. Cahaya flare sebagian besar dari hydrogen, dan biasanya silau sehingga
mengalahkan spektrum kontinyu.

Gb.9. Flare

4. PENGARUH KEGIATAN MATAHARI


Fungsi ionosfer sebagai pemantul gelombang radio terganggu saat
pembentukan bintik Matahari maksimum. Gangguan itu muncul karena pada saat itu
pemancaran partikel-partikel bermuatan meningkat pesat. Hujan partikel ini
menghasilkan induksi magnetik yang sangat kuat yang mempengaruhi ionisasi. Oleh
karena itu, saat terebentuk bintik Matahari maksimum, komunikasi radio di Bumi
kadang-kadang terganggu. Diakui selama bertahun-tahun bahwa teristrial Matahari
memiliki hubungan yang kuat terhadap kondisi di Bumi. Bintik Matahari adalah
bagian dari total dari fenomena Matahari yang dapat mengganggu, sehingga dapat
digunakan sebagai indeks aktifitas Matahari.
Gejala alam akibat sunspot maksimum serta interaksi antara partikel-partikel
bermuatan dari angin matahari dan medan magnetik Bumi yang merupakan semacam
perisai yang melindungi Bumi membntuk aurora, yang biasanya terjadi di kutub-kutub
Bumi. Aurora berupa pancaran gelombang-gelombang cahaya yang berwarna indah.
Aurora yang terdapat di kutub utara dinamakan Aurora Borealis, sedangkan yang
terlihat di kutub selatan disebut dengan Aurora Australis.

9|Page
Gb. 10. Aurora Australis Gb. 11. Aurora Borealis

Banyak spekulasi telah dibuat, khususnya dalam pers populer, tentang


hubungan sunspot dengan peristiwa-peristiwa di Bumi. Upaya-upaya telah
dilakukan untuk mengkorelasikan aktivitas pasar saham dan bahkan peristiwa
politik dengan siklus sunspot. Sebagian besar spekulasii tersebut tanpa dasar.
Tampaknya ada periode panjang siklus cuaca yang terkait dengan siklus bintik
Matahari. Jumlah curah hujan tahunan bervariasi dalam siklus 11 tahun dan
khususnya di daerah kering. Fluktuasi ini mungkin tercermin dalam pertumbuhan
pohon-ring tahunan. Korelasi telah dicoba antara curah hujan maksimum dan
waktu maksimum sunspot.
Pengamatan harian Matahari mengungkapkan suatu gerakan jelas bintik
Matahari pada wajah Matahari. Hal ini disebabkan oleh rotasi Matahari pada
sumbunya. Galilleo adalah orang pertama yang menggunakan bintik matahari
untuk menunjukkan rotasi Matahari. Matahari berputar lebih cepat di ekuator
daripada di kutub. Di khatulistwa periode rotasi sekitar 25 hari, sedangkan di
dekat kutub lebih dari 30 hari. Rotasi deferensial ini dimungkinkan karena
Matahari merupakan badan gas. Periode rata-rata rotasi Matahari sekitar 27 hari.

C. KESIMPULAN
Secara umum, kita tidak dapat mempelajari kondisi Matahari secara langsung,
karena suhu Matahari yang sangat panas, sehingga kita mempelajarinya hanya sebatas
teoritis saja. Namun dari spektrum radiasi sinar Matahari, kita dapat mengetahui jenis
gelombang yang dipancarkan, asal, serta efeknya bagi Bumi, sehingga kita dapat
menangkap pesan dan informasi tentang Matahari.
Lapisan luar Matahari biasa kita kenal dengan atmosfer Matahari. Atmosfer
Matahari memiliki 3 daerah dengan karakteristik yang berbeda-beda, yaitu: fotosfer,
kromosfer, dan korona. Namun daerah ini menyatu sama lain dan tidak memiliki batas
yang tajam.

10 | P a g e
Kegiatan-kegiatan yang terjadi di permukaan Matahari seperti granula,
sunspot, prominensa, dan flare memberikan efek bagi kehidupan di Bumi. Efek
tersebut misalnya munculnya fenomena indah yaitu aurora, terganggunya komunikasi
radio akibat sunspot.,dapat digunakan untuk menentukan periode rotasi Matahari
serta dapat memprediksi curah hujan tahunan.

DAFTAR PUSTAKA

Hynek, J. Allen and Apfel, Neciah. 1972. Astronomi One. Northwestern University:
California.

http://www.taringa.net/posts/imagenes/16652442/25-imagenes-HD-tomadas-del-
espacio-NASA.html

http://blog-astronomi.blogspot.co.id/2012/12/penyebab-terjadinya-prominensa-
lidah.html

https://sites.google.com/a/ce.undip.ac.id/milkyway/bima-sakti/matahari

11 | P a g e

You might also like