You are on page 1of 4

Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan wawancara ini dengan lancar sebagaimana
mestinya.
Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Wawasan
Kebangsaan dengan dosen pembimbing Dr. Heri Suharyanto yang bertujuan untuk
memperoleh informasi dari Narasumber. Kami diberi topik “Wawancara Pedagang Kaki
Lima”. Oleh karena itu kami mewawancarai salah satu pedagang Tahu Tek di daerah
Kejawan Gebang, Keputih.
Dengan terlaksananya kegiatan wawancara, maka kami harap laporan ini telah
memenuhi tugas Mata Kuliah Wawasan Kebangsaan dan mendapatkan nilai yang baik., serta
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya kami pribadi selaku mahasiswa.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Wawasan Kebangsaan.
2. Meningkatkan solidaritas antar anggota kelompok.
3. Belajar untuk bekerjasama dan mengesampingkan ego.
4. Melatih mental dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain .
5. Melatih untuk disiplin dan tanggung jawab.
6. Memperoleh informasi secara langsung dari narasumber.

Topik Wawancara
Topik wawancara adalah pedagang kaki lima “Tahu Tek”.

Waktu Dan Tempat Kegiatan


Kegiatan wawancara ini dlaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Selasa, 15 Mei 2018
Pukul : 19.00 – selesai
Tempat : Jalan Kejawan Gebang
Narasumber : Sugiyanto (Penjual Tahu Tek)
Dialog Wawancara

Pewawancara : “Selamat malam, Mas. Kami mahasiswa dari ITS ingin mewawancarai Mas
untuk memenuhi tugas. Bisa minta waktunya sebentar?”
Pedagang : “Iya, boleh.”
Pewawancara : “Siapa nama Mas?”
Pedagang : “Sugiyanto.”
Pewawancara : “Mas berasal dari mana?”
Pedagang : “Saya berasal dari Bojonegoro.”
Pewawancara : “Umur berapa Mas?’
Pedagang : “39 tahun.”
Pewawancara : “Jika kami boleh tau, dengan siapa Mas pergi ke Surabaya?”
Pedagang : “Saya ke sini bersama saudara saya, tinggalnya di Gang 3A (Jalan Kejawan
Gebang). Saya awalnya mengajak istri saya, namun dia menolak ikut dengan
saya. Sekarang saya sudah cerai dengan istri saya.”
Pewawancara : “Pekerjaan apa yang Mas lakukan sebelum berjualan gado-gado?”
Pedagang : “Sebelumnya saya tidak punya pekerjaan. Maka dari itu, saya pergi ke
Surabaya. Setelah itu, saudara saya menganjurkan saya untuk berjualan gado-
gado di sini.”
Pewawancara : “Apakah Mas sudah meminta izin untuk berjualan di sekitar daerah sini?”
Pedagang : “Pemilik warung mengizinkan saya untuk berjualan gado-gado di depan
warungnya. Ketika ada orang yang nongkrong di sini dan meminta dibuatkan
gado-gado, saya tidak menyuruhnya untuk membayar. Sehingga, orang-orang
di sekitar sini akrab dengan saya. Namun, saya tidak suka ketika ada orang
yang mau hutang dan tidak membayarnya.”
Pewawancara : “Apakah di daerah sini pernah ada razia?”
Pedagang : “Selama saya berjualan di sini belum pernah ada Mas. Kalau di selatan sana
(Jalan Arief Rachman Hakim) itu sepertinya ada, tapi nggak sampai ke sini.”
Pewawancara : “Kalau masalah pungutan seperti pajak/pungutan-pungutan dari preman di
daerah sini seperti apa Mas?”
Pedagang : “Kalau pajak gak ada yang narik Mas. Kalau preman di daerah sini itu setahu
saya biasanya mengincar usaha yang lebih besar. Lagian pedagang kayak saya
dimintai pajak ya nggak ada untungnya, penghasilan juga gak seberapa, kan.”
Pewawancara : “Mas mulai berjualan pada jam berapa?”
Pedagang : “Habis maghrib mulai jual sampai jam setengah satu atau 12 malam.
Seringkali tutup jam 12 malam.”
Pewawancara : “Berjualannya keliling atau memang menetap di sini, Mas?”
Pedagang : “Berjualannya tetep di sini aja gak kemana-mana.”
Pewawancara : “Berapa modal yang dikeluarkan untuk berdagang gado-gado?”
Pedagang : “Modal untuk gerobak rombong sekitar 1,5 juta rupiah.”
Pewawancara : “Modal yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahannya berapa, Mas?”
Pedagang : “Tergantung banyaknya bahan yang dibutuhkan. Karena konsumen dagangan
saya tidak menentu. Kalau liburan konsumen dagangan saya sepi.”
Pewawancara : “Berapa besar pendapatan sehari-harinya?”
Pedagang : “Sehari-hari kadang 100 ribu atau 70 ribu Rupiah. Kadang juga 50 ribu
Rupiah. Karena banyaknya konsumen tidak menentu. Dari penghasilan 70 ribu
Rupiah saja sudah bisa dapat rokok hingga makan.”
Pewawancara : “Sekian wawancara kami, Mas. Terima kasih banyak atas waktunya.”
Pedagang : “Iya, sama-sama.”
Pewawancara : “Boleh kami meminta foto bersama Mas dengan dagangannya?”
Pedagang : “Oh iya, mari silakan.”
LAMPIRAN DOKUMENTASI

You might also like