You are on page 1of 11

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV / AIDS

DI KOTA PEKALONGAN

Dwi Edi Wibowo, Saeful Marom

( Universitas Pekalongan )
dwiediwibowo73@yahoo.co.id, Maromsaiful@yahoo.com

ABSTRACT

Adolescence is a transitional stage between the children with adulthood. Often teens
begins when a child is sexually mature and ends when the ripe age. Adolescence this happen
some changes or developments that occur, among others, physical development, emotional
development and sexual development. With the existence of sexual development, adolescent
curiosity about sex become larger and increased sex drive (Hurlock, 1999). Free sex rampant
in Semarang city, to look out for by teenagers who live in the region. Because, if they are not
careful they could become infected with one of the deadly HIV/AIDS virus.Based on data
from the Indonesia family planning Association (PKBI), there are currently as many as 4.472
people have been infected with HIV/AIDS, problems in this research is "how Adolescent
level of knowledge About HIV/AIDS in the town of Pekalongan?". The purpose of the
research is to know the level of understanding is the teens about HIV/AIDS knowledge,
knowing the source of information about HIV/AIDS adolescent, knowing the level of
understanding about adolescent attitudes towards HIV/AIDS, knowing the level of knowledge
about the behavior of teens who are at risk of contracting HIV/AIDS. The research method
used was survey methods, namely data collection includes primary data and secondary data.
In this primary data retrieval, researchers conduct interviews using a structured questionnaire,
with the selection of the sample using the method of random sampling. Secondary data
collection is done using the data – data that has been there before.
Based on the results of interviews with some of the teachers at the Senior High School
in Pekalongan said that many students saw the independent freedom in class XI (age between
16-18 years) due to the class XI they feel free because they have class X and the junior will be
back again when the stable class XII since students have the concentration to face final exams
nationally. Based on input from Teachers in high school/MA/SMK so researchers took
samples of Class XI in Senior High School in the town of Pekalongan. Next to interviews
with teachers due to teacher in school with some questions about the issue of delinquency
students answer them all pretty much the same so that the same can be said even so the
research team concluded that the State of high school students/SMK/MA can be said to be the
same so as to maintain a distribution of respondents and can represent every part of the city of
pekalongan researchers record the school in every part of the city of Pekalongan and picking
the school at random so that ultimately earned sampelnya is MAN 2: City of Pekalongan
represents the Western City of Pekalongan, SMK Gatra Praja represents the northern part of
the city of Pekalongan, SMA Hashim Ash'ari represents the eastern part of the city of
Pekalongan, pekalongan City HIGH SCHOOL N 4 represents the southern part of the city of

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 11


Pekalongan. Conclusion the level of knowledge about adolescent HIV/AIDS in the town of
Pekalongan is quite big (56,73%). Suggestions of stakeholders associated with related
Stakeholders, research results can improve the socialization of adolescents about HIV/AIDS
knowledge in order to become a teenager boarded the level of knowledge, the coordination of
agencies in providing socialization to society, give socialization to all walks of life so that the
info given is widespread, adding info media type used for the dissemination of HIV/AIDS.

Keywords: Knowledge, Youth, HIV/AIDS


Literatur : 4 (1995-2007)

PENDAHULUAN positif terinfeksi virus menular tersebut.


Menurut Slamet, hal itu mayoritas
Masa remaja adalah suatu tahap
dipengaruhi perilaku seks bebas di
peralihan antara masa anak-anak dengan
kalangan anak muda. Sedangkan, 20
masa dewasa. Lazimnya masa remaja
persen di antaranya karena penggunaan
dimulai saat anak secara seksual menjadi
obat-obatan terlarang “Anak-anak muda di
matang dan berakhir saat mencapai usia
sini yang kena HIV/AIDS berusia rata-rata
matang tersebut. Masa remaja ini terjadi
15-20 tahun”, urainya.
beberapa perubahan atau perkembangan
yang terjadi antara lain perkembangan Slamet mengaku sangat
fisik, perkembangan emosional dan mengkhawatirkan perilaku seks bebas ini.
perkembangan seksual. Dengan adanya Sebab, saat ini remaja yang gemar seks
perkembangan seksual, keingintahuan bebas semakin nekat bahkan ada beberapa
remaja tentang seks menjadi lebih besar remaja memilih membuka bisnis pelacuran
dan dorongan seks pun meningkat di dunia maya. “Itu belum lagi ditambah
(Hurlock, 1999). Maraknya seks bebas di pengaruh kekerasan seksual dan
Kota Semarang, harus diwaspadai oleh homoseksual”, terang Slamet. Dia
para remaja yang tinggal di wilayah menyebut, bahwa kasus penyebaran
tersebut. Pasalnya, bila tidak berhati-hati HIV/AIDS secara keseluruhan di Jateng
mereka bisa tertular salah satu virus cenderung meningkat. Bila pada 2012
mematikan HIV/AIDS. Berdasarkan data hanya ada 607 kasus maka pada 2013
dari Perkumpulan Keluarga Berencana mencapai lebih dari 1000 kasus. “Ini
Indonesia (PKBI), saat ini ada sebanyak artinya, lonjakan kasusnya cukup
4.472 orang yang telah terinfeksi virus signifikan. Meski demikian, kami kini
HIV/AIDS. Dari jumlah sebanyak itu, 20 terus menekan penyebaran HIV/AIDS
persen atau 400 orang di antaranya dengan memberikan obat pencegah virus
merupakan remaja yang tinggal di Jawa HIV”, ucapnya.
Tengah 70 persen di antaranya ditemukan Kejadian di atas tidak hanya terjadi
di Kota Semarang. Untuk jumlah kasusnya di kota-kota besar saja, bahkan sudah
sendiri mulai Oktober-Desember 2013, merambah ke daerah pinggiran kota.
kami telah menemukan 437 kasus, kata Seperti di Pekalongan, Jawa Tengah telah
Staf Program HIV/AIDS PKBI, Slamet ditemuka adegan mesum selayaknya
Riyadi, di Kota Semarang, Jawa Tengah, pasangan suami istri yang dilakukan oleh
Senin (1/9). Slamet mengatakan, dengan pelajar SMA Swasta (Resapugar, 2010).
estimasi itu maka setiap bulannya minimal Pekalongan khususnya Desa Wonopringgo
terdapat 14-15 remaja di Kota Semarang

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 12


kini jumlah warung internet (warnet) September tahun ini, ada lima orang
bertambah. Tahun 2008 terdapat 3 warung terdeteksi mengidap HIV dan tujuh orang
internet dan meningkat pada tahun 2010 mengidap AIDS. Sementara pada tahun
menjadi 10 warung internet. Warung lalu, pengidap HIV hanya satu orang,
internet dengan mudah dapat dimasuki sedangkan yang terjangkit AIDS delapan
oleh berbagai kalangan usia terutama orang. Menurut dia, meningkatnya
kalangan remaja. Hal ini harus diwaspadai pengidap HIV/AIDS tersebut disebabkan
karena tanpa adanya pengawasan yang Komisi pengendalian AIDS Daerah
baik dari pemilik warnet maka dengan (KPAD) Kota Pekalongan belum
mudahnya remaja-remaja dapat mengakses operasional secara optimal. Selain itu,
pornografi. Selain pengaruh adanya klinik Voluntary Counceling and Testing
warung internet, pergaulan remaja, dan (VCT) juga belum diakses secara
rasa ingin tahu pun juga dapat memicu maksimal. “Belum banyak masyarakat
timbulnya hubungan seks pranikah pada yang memanfaatkan klinik VCT”,
kalangan remaja. terangnya. Selain itu, terbatasnya obat
ARV juga dinilai menjadi salah satu faktor
Masalah HIV/AIDS merupakan
yang memberikan kontribusi terhadap
masalah besar yang mengancam banyak
meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS
negara di dunia, tak terkecuali di
di Kota Pekalongan.
Indonesia. Laporan terakhir Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Badan Narkotika Kota (BNK)
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Pekalongan menyatakan, kota itu
Kementrian Kesehatan Republik menempati urutan 10 besar daerah
Indonesia Tahun 2010 jumlah kumulatif peredaran narkotika dan obat-obatan
dari 1 Januari 1987 sampai dengan 30 Juni berbahaya (narkoba) di Jawa Tengah.
2010 kasus AIDS di Indonesia adalah Menurutnya, tingginya peredaran narkoba
21.770 orang dengan jumlah kematian di Kota Batik itu berdampak meningkatnya
4.128 orang. Provinsi Jawa Tengah kasus HIV/AIDS di daerah Pekalongan
merupakan salah satu provinsi di Indonesia khususnya bagi pengguna jarum suntik.
dengan jumlah kumulatif AIDS yang tinggi Berdasarkan data 2011, kata Alf, jumlah
yaitu 819 orang dengan jumlah kematian penderita HIV/AIDS di Kota Pekalongan
265 orang . sebanyak 38 orang atau meningkat di
banding tahun sebelumnya yang mencapai
Jumlah pengidap HIV/AIDS di
hanya belasan orang. Mereka yang
Kota Pekalongan mengalami pelonjakan.
terjangkit penyakit HIV tersebut sebagian
Sepanjang Januari hingga September 2012,
besar karena pemakaian jarum suntik
jumlah pengidap HIV/AIDS sebanyak 12
secara bergantian saat mengkonsumsi
orang. Jumlah itu ada kenaikan dibanding
narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah
dalam waktu yang sama dari Januari
mengetahui tingkat pengetahuan remaja
sampai September 2011 tercatat ada
tentang HIV/AIDS di Kota Pekalongan
sembilan orang. Demikian disampaikan
dengan sasarannya sebagai berikut
Kabid Pencegahan Penaggulangan ,
mengetahui tingkat pemahaman remaja
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
tentang pengetahuan HIV/AIDS di Kota
(P2PPL) Dinas Kesehatan Kota
Pekalongan, mengetahui sumber Informasi
Pekalongan. Tuti Widyati pada sosialisasi
remaja tentang HIV/AIDS, mengetahui
Pencegahan HIV/AIDS di Ruang Jatayu
tingkat pemahaman remaja tentang sikap
Setda. Tema kegiatan hari itu “Lindungi
terhadap HIV/AIDS di Kota Pekalongan,
Perempuan dan Anak dari HIV/AIDS,”
mengetahui tingkat pengetahuan remaja
Tuti memaparkan, dari Januari hingga
tentang perilaku yang beresiko tertular

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 13


HIV/AIDS di Kota Pekalongan. Penelitian menyatakan bahwa siswa banyak
sejenis sudah dilakukan dengan judul menampakkan kebebasan mandiri pada
Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap kelas XI (usia antara 16-18 tahun)
Remaja Terhadap Perilaku Seksual disebabkan pada jenajang kelas XI mereka
Pranikah di SMA X Jakarta Timur. Tujuan merasa bebas karena mereka mempunyai
dari penelitian ini adalah untuk yunior yaitu kelas X dan akan kembali
mengidentifikasi hubungan antara tingkat stabil lagi ketika kelas XII karena siswa
pengetahuan HIV/AIDS dan sikap remaja sudah konsentrasi untuk menghadapi Ujian
terhadap perilaku seksual pranikah. Akhir Nasional. Berdasarkan masukan dari
Metode dalam penelitian adalah deskriptif Guru BK di SMA/MA/SMK maka peneliti
korelatif, pengambilan data dilakukan mengambil sampel kelas XI di
dengan menggunakan kuesioner dan teknik SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan.
purposive sampling. Hasil penelitian Selanjutnya untuk dikarenakan hasil
mayoritas siswa memiliki tingkat wawancara dengan Guru BK di Sekolah
peengetahuan HIV/AIDS yang baik dengan beberapa pertanyaan mengenai
dengan sikap tidak mendukung terhadap masalah kenakalan siswa jawaban
perilaku sex. semuanya hampir sama bahkan bisa
dikatakan sama sehingga jadi tim peneliti
menyimpulkan bahwa keadaan siswa
METODE PENELITIAN
SMA/SMK/MA bisa dikatakan sama
Metode penelitian yang digunakan sehingga untuk menjaga persebaran
adalah metode survei, yaitu pengumpulan responden dan dapat mewakili dari tiap
data meliputi data primer dan data bagian kota pekalongan peneliti mendata
sekunder. Dalam pengambilan data primer sekolah di tiap bagian Kota Pekalongan
ini, peneliti melakukan wawancara dan memilih secara acak sekolah tersebut
terstruktur dengan menggunakan sehingga pada akhirnya diperoleh
questionaire, dengan pemilihan sampel sampelnya adalah :
menggunakan metode random sampling.
1. MAN 2 Kota Pekalongan mewakili
Pengumpulan data sekunder dilakukan
Kota Pekalongan Bagian Barat
dengan menggunakan data – data yang
2. SMK Gatra Praja mewakili Kota
telah ada sebelumnya.
Pekalongan Bagian Utara
Langkah pertama penelitian diawali 3. SMA Hasyim Asy’ari mewakili Kota
dengan pengumpulan data sekunder berupa Pekalongan Bagian Timur
pengumpulan data banyaknya sekolah di 4. SMA N 4 Kota pekalongan mewakili
Kota Pekalongan. Kota Pekalongan terbagi Kota Pekalongan Bagian Selatan
menjadi empat bagian yaitu pekalongan
Data penelitian ini adalah data
utara, pekalongan selatan, pekalongan
primer dan data sekunder. Instrumen
barat, dan pekalongan timur. Pada penelitin
penelitian dalam penelitian ini adalah
ini obyek yang akan diteliti adalah Remaja
kuesioner, wawancara, kamera dan alat
di Kota pekalongan. Menurut Depkes RI
tulis untuk dokumentasi. Pengumpulan
dan BKKBN batasan remaja adalah antara
data primer dilakukan dengan memberikan
10-19 Tahun dan Belum kawin. Menurut
kuesioner kepada siswa kelas XI di SMA
(Widiastuti, 2009) salah satu sifat atau ciri
Hasyim As’yari, SMA 4, SMK Gatra
perkembangannya masa remaja akhir yaitu
Praja, MAN 2 yang berisi pengetahuan
menampakkan kebebasan mandiri pada
tentang HIV/AIDS, sumber informasi
usia 16-19 Tahun. Berdasarkan hasil
tentang HIV/AIDS, sikap terhadap
wawancara dengan beberapa guru BK di
HIV/AIDS, perilaku yang beresiko tertular
SMA/MA/SMK dikota Pekalongan

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 14


HIV/AIDS. Wawancara dilakukan dengan Setelah melakukan wawancara dengan
guru BK (bimbingan konseling) di tiap Guru BK sebagian besar siswa belum
SMA yang dijadikan sample : pernah melakukan perilaku yang
beresiko tertular HIV/AIDS
1. Analisa pengetahuan tentang
HIV/AIDS Penelitian ini dilakukan di 4
sekolah diantaranya 2 sekolah negeri, 2
Setelah melakukan wawancara dengan
sekolah swasta ini untuk membandingkan
Guru BK di 4 sekolah tersebut
karena pengamatan peneliti grade 4
pengetahuan tentang HIV/AIDS
sekolah ini hampir sama sehingga hal ini
masih kurang karena mereka kurang
menjadi satu alasan mengapa 4 sekolah
mendapatkan pencerahan dari instansi
dijadikan sample, selain itu letak 4 sekolah
terkait seperti penyuluhan
tersebut sudah bisa mewakili tiap
2. Analisa tentang sumber informasi kecamatan yang ada di Kota Pekalongan,
tentang HIV/AIDS ditambah lagi letak 4 sekolah itu juga
Setelah melakukan wawancara dengan lokasi mudah dijangkau sehingga
guru BK sebagian besar guru BK juga memudahkan peneliti. Letak 4 sekolah itu
belum tahu secara maksimal apa itu juga di kota sehingga akses untuk main ke
penyakit AIDS, ditambah lagi tempat hiburan juga mudah, itulah menjadi
siswanya yang tidak tahu sumber alasan pemilihan lokasi penelitian.
informasi yang benar tentang penyakit Jumlah sample, kami peneliti
HIV/AIDS mengambil kelas XI alasan dikarenakan
3. Analisa sikap terhadap HIV/AIDS kelas XI adalah usia yang sangat rawan
godaan terhadap pergaulan bebas, narkoba
Setelah melakukan wawancara yang ujungnya nanti penyakit HIV/AIDS.
dengan Guru BK sebagian besar siswa Jumlah sampel diharapkan dapat mewakili
tidak paham tentang penyakit populasi yaitu sama dengan karakter
HIV/AIDS, dan masih jarang adanya sekolah secara acak. Dalam penelitian ini
sosialisasi tentang penyakit digunakan tingkat kesalahan 5 persen, agar
HIV/AIDS peluang kesalahan semakin kecil. Adapun
4. Analisa perilaku yang beresiko tertular persebaran jumlah responden masing-
HIV/AIDS masing Sekolah dapat dilihat pada :

Tabel 1 di bawah ini:


Jumlah
No Nama Sekolah
Siswa
MAN 2 Kota
1 28
Pekalongan
2 SMK Gatra Praja 36

3 SMA Hasyim As’ari 30


SMA N 4 Kota
4 32
Pekalongan

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 15


Data penelitian ini adalah data Definisi Operasional
primer dan data sekunder. Instrumen Sesuai permasalahan dan tujuan
penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian, maka sebagai pedoman awal
kuesioner, kamera dan alat tulis untuk pengumpulan informasi digunakan definisi
dokumentasi. Pengumpulan data primer operasional yang dikembangkan seperti
dilakukan dengan memberikan kuesioner uraian dibawah ini :
kepada siswa kelas XI di SMA/SMK/MA
di Kota Pekalongan yang telah dipilih yang 1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
berisi tentang : adalah segala sesuatu yang dialami,
dilihat dan di dengar tentang
1. Pengetahuan Tentang HIV AIDS HIV/AIDS dan di gali berdasarkan
2. Sumber Informasi tentang HIV kemampuan menjawab pertanyaan
AIDS tentang apa itu HIV/AIDS, bagaimana
3. Sikap terhadap HIV AIDS gejala-gejala dini penderita HIV/AIDS,
4. Perilaku yang beresiko tertular HIV bagaimana cara penularannya, dan
AIDS. bagaimana upaya pencegahannya.
dan selanjutnya data penelitian yang Penilaian terhadap pengetahuan remaja
diperoleh akan diolah menggunakan terhadap penyakit HIV/AIDS
analisis univariat pada masing masing dilakukan dengan mengajukan 42
variabel. pertanyaan kepada responden dengan
skoring 1 untuk setiap jawaban yang
Kerangka konsep penelitian adalah
benar dan 0 untuk jawaban yang salah,
suatu uraian dan dan visualisasi hubungan
tidak menjawab maupun tidak tahu.
atau kaitan antara konsep satu terhadap
Untuk setiap pertanyaan yang benar 2
konsep lainnya, atau antara variabel satu
diberi skor 2 dan untuk pertanyaan
dengan variabel yang lain dari masalah
yang benar 3 diberi skor 3, dengan total
yang akan dieteliti (Notoatmodjo, 2010).
skor sebanyak 42 dari 42 pertanyaan.
Kerangka konsep menyajikan konsep atau
Menurut Arikunto (2006), dapat
teori dalam bentuk kerangka konsep
dikategorikan sebagai berikut :
penelitian. Berdasarkan judul penelitian
a. Skor 32  42 dikategorikan Baik
mengenai tingkat pengetahuan remaja
b. Skor 24  31 dikategorikan Cukup
tentang HIV/AIDS di Kota Pekalongan
maka kerangka konsep penelitiannya c. Skor  23 dikategorikan Kurang.
adalah sebagai berikut 2. Sumber Informasi tentang HIV/AIDS
adalah semua sumber yang
menginformasikan remaja tentang
HIV/AIDS di Kota Pekalongan
meliputi Guru, Orang Tua, Tenaga
Kesehatan, Teman, Koran, dan
Majalah.
3. Sikap terhadap HIV/AIDS adalah
respon atau keyakinan seorang remaja
terhadap penyakit HIV/AIDS.
Penilaian terhadap sikap remaja
terhadap penyakit HIV/AIDS
dilakukan dengan mengajukan 12
pertanyaan kepada responden dengan
skoring 1 untuk setiap jawaban yang
benar dan 0 untuk jawaban yang salah,

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 16


tidak menjawab maupun tidak tahu, mengenai tingkat pengetahuan remaja
dengan total skor sebanyak 12 dari 12 tentang HIV/AIDS di Kota Pekalongan
pertanyaan tersebut. Tahun 2014 yang meliputi :
4. Perilaku beresiko tertular HIV/AIDS
adalah segala sesuatu yang dapat 1. Data Tingkat Pengetahuan Remaja
menyebabkan menularnya penyakit Tentang HIV/AIDS
HIV/AIDS. Penilaian terhadap Selanjutnya akan di sajikan rata-rata
perilaku beresiko tertular HIV/AIDS dari data tingkat pengetahuan remaja
dilakukan dengan mengajukan 5 tentang HIV/AIDS di Kota Pekalongan
Pertanyaan kepada responden. tahun 2014 adalah :
Selanjutnya akan disajikan data-data
hasil riset di lapangan yang diperoleh

Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Remaja


Tentang HIV/AIDS Di Kota Pekalongan

Rata-rata Tingkat Pengetahuan


No Nama Sekolah
Remaja Tentang HIV/AIDS
1 MAN 2 Kota Pekalongan 25,7
2 SMK Gatra Praja 20,9
3 SMA Hasyim Asyari 23,2
4 SMA N 4 Kota Pekalongan 25,2

2. Data Sumber Informasi Remaja Tentang HIV/AIDS


Selanjutnya akan disajikan data sumber Pekalongan Tahun 2014 sebagai
informasi tentang HIV/AIDS di Kota berikut:

Koran Orang Tua

Teman Majalah

Tenaga Kesehatan Guru

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 17


3. Data tentang Sikap Remaja terhadap HIV/AIDS
Kemudian akan diberikan data tentang Kota Pekalongan tentang HIV/AIDS
sikap remaja terhadap HIV/AIDS di adalah sebagai berikut :

Data Tentang Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS


Di Kota Pekalongan Tahun 2014

Nomor Soal
NO Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
MAN 2
2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2
1 Pekalongan
SMK Gatra 2
3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 4 1
2 Praja
SMA Hasyim 1
2 3 3 2 1 1 3 1 2 2 3 1
3 Asyari
SMA N 4 1
3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2
4 Pekalongan

4. Data tentang perilaku beresiko tertular HIV/AIDS


Berikut merupakan data tentang perilaku beresiko tertulah HIV/AIDS :

Data Tingkat Perilaku Beresiko Tertular HIV/AIDS


Di Kota Pekalongan Tahun 2014

Nomor Soal
NO Sekolah
1 2 3 4 5

1 MAN 2 Pekalongan 0 0 0 0 0

2 SMK Gatra Praja 0 0 0 0 0

3 SMA Hasyim Asyari 0 0 0 0 0

4 SMA N 4 Pekalongan 1 1 0 0 0

HASIL DAN PEMBAHASAN pekalongan yang meliputi Pekalongan


Utara, Pekalongan Selatan, Pekalongan
Karakteristik responden dalam hal
Barat, dan Pekalongan Timur. Pada
ini sangat penting. Responden pada
penelitian ini akan diberikan salah satu
penelitian ini adalah siswa SMA/SMK/MA
karakteristik yaitu jenis kelamin.
di Kota Pekalongan dengan rata-rata usia
Selanjutnya akan diberikan tabel distribusi
antara 16-18 tahun. Responden pada
penelitian ini diambil dari perwakilan Responden berdasarkan Jenis Kelamin :
sekolah pada tiap-tiap bagian Kota

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 18


No Nama Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah
1 MAN 2 Kota Pekalongan 10 18 28
2 SMK GATRA PRAJA 8 28 36
3 SMA HASYIM ASYARI 6 24 30
4 SMA N 4 Kota Pekalongan 8 24 32

Selanjutnya akan diberikan penjelasan Pengetahuan responden tentang


mengenai tingkat pengetahuan remaja HIV/AIDS di Kota Pekalongan pada
tentang HIV/AIDS dikota Pekalongan pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
tahun 2014. frekuensi di bawah ini. Pada tabel dapat
dilihat bagaimana jawaban dari setiap
1. Tingkat Pengetahuan Responden pertanyaan mengenai pengetahuan yang
tentang HIV/AIDS di Kota ditanyakan kepada responden.
Pekalongan

Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Remaja


Tentang HIV/AIDS (%) Di Kota Pekalongan

Rata-rata Tingkat
No Nama Sekolah Pengetahuan Remaja Presentase
Tentang HIV/AIDS
1 MAN 2 Kota Pekalongan 25,7 61,90%
2 SMK Gatra Praja 20,9 49,76%
3 SMA Hasyim Asyari 23,2 55,24%
4 SMA N 4 Kota Pekalongan 25,2 60%
Rata-rata (%) 56,73%

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh (informan) yang memberikan informasi


rata-rata tingkat pengetahuan remaja mengenai HIV/AIDS di Kota
tentang HIV/AIDS adalah 56,73% dengan Pekalongan adalah Guru yaitu sebesar
kata lain bahwa tingkat pengetahuan 24,08% kemudian baru disusul dengan
remaja tentang HIV/AIDS di Kota tenaga kesehatan dan majalah.
Pekalongan adalah dengan kategoi cukup.
3. Sikap Responden Tentang HIV/AIDS
2. Sumber Informasi Responden Akan diberikan tabel rata-rata
Megenai HIV/AIDS tingkat pengetahuan remaja tentang
Berdasarkan diagram pie chart HIV/AIDS di Kota Pekalongan Tahun
diatas paling banyak sumber informasi 2014 sebagai berikut :

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 19


Rata-Rata Data Tentang Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS
Di Kota Pekalongan Tahun 2014

Nomor Soal
NO Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
MAN 2
1 Pekalongan 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2
SMK Gatra
2 Praja 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 4 1 2
SMA Hasyim
3 Asyari 2 3 3 2 1 1 3 1 2 2 3 1 1
SMA N 4
4 Pekalongan 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1
Rata-Rata 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2

Berdasarkan tabel diatas responden tidak setuju terhadap pertanyaan no 8


mempunyai menjawab setuju terhadap yakni penyakit HIV/AIDS adalah
pertanyaan-pertanyaan yang penyakit kutukan.
mengungkapkan sikap terhadap
4. Perilaku Beresiko tertular HIV/AIDS
HIV/AIDS yaitu pertanyaan 1,2,3,7,11.
Ada juga responden menyatakan kurang Akan diberikan tabel perilaku
setuju terhadap pertanyaan yang beresiko tertular HIV/AIDS di Kota
menyatakan sikap yakni pertanyaan Pekalongan Tahun 2014 sebagai berikut
4,5,6,9,10,12, dan 13. Kemudian ada :
juga responden yang menyatakan sikap

Tingkat Perilaku Beresiko Tertular HIV/AIDS


Di Kota Pekalongan Tahun 2014

Nomor Soal
NO Sekolah
1 2 3 4 5
1 MAN 2 Pekalongan 0 0 0 0 0
2 SMK Gatra Praja 0 0 0 0 0
3 SMA Hasyim Asyari 0 0 0 0 0
4 SMA N 4 Pekalongan 1 1 0 0 0

Berdasarkan tabel perilaku beresiko berhubungan sex dengan teman dan


tertular HIV/AIDS di Kota Pekalongan pernah berhubungan sex dengan pacar.
Tahun 2014 hampir semua responden
tidak pernah melakukan perilaku
beresiko tertular HIV/AIDS tetapi ada
satu responden yang menjawab pernah

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 20


KESIMPULAN b. Usulan penelitian lanjutan adalah
Strategi Promosi Kesehatan Bagi
Selanjutnya akan diberikan kesimpulan,
Remaja Mengenai HIV/AIDS di
saran sebagai berikut :
Kota Pekalongan.
1. Kesimpulan Penelitian
Tingkat pengetahuan remaja
tentang HIV/ AIDS di Kota Pekalongan DAFTAR PUSTAKA
adalah cukup sebesar ( 56,73% ) Moleong, Lexy J, 1995, Metdodologi
Penelitian Kualitatif edisi revisi,
2. Saran
Bandung : PT Remaja Rasdarkarya
a. Saran terhadap stakeholder terkait
dengan hasil penelitian Prasetyo, dkk, 2007, Family and Children
1. Stakeholder terkait dapat Affected by HIV and Aids di
meningkatkan sosialisasi terhadap Indonesia, Pusat Penelitian
remaja tentang pengetahuan HIV / Kesehatan UI
AIDS agar tingkat pengetahuan
remaja menjadi lebih baik Strategi Nasional Penanggulangan HIV
2. Adanya koordinasi antat instansi dan AIDS 2007-2010, Jakarta : KPA
dalam memberikan sosialisasi 2007
kepada masyarakat Siregar, Fazidah A, 2004, Pengenalan dan
3. Memberikan sosialisasi kepada Pencegahn AIDS, Fakutas Kesehatan
seluruh lapisan masyarakat agar Masyarkat Universitas Sumatera
info yang diberikan tersebar luas. Utara.
4. Menambah jenis media info yang
digunakan untuk sosialisasi
HIV/AID

Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 21

You might also like