Transisi Energi adalah peralihan pengadaan energi dengan cara
meninggalkan minyak bumi, batu bara, gas, dan nuklir secara bertahap agar bisa beralih menggunakan sumber energi terbarukan. Pentingnya Transisi Energi Yaitu berkaitan dengan kebutuhan energi disemua bidang kehidupan saat ini utamanya bersumber dari energi fosil (minyak bumi, gas, dan batu bara), namun dampak buruk yang ditimbulkan dari pemanfaat energi fosil membuatnya mulai banyak di tentang. Ada 2 faktor paling penting ya ditentang yaitu, pertama emisi yang di timbulkan industri atau pembangkit pengguna energi fosil meningkatkan efek rumah kaca yang secara jelas membahayakan bumi yang menjadi satu-satunya tempat tinggal kita. Kedua yaitu sumber energi fosil yang terbatas, beriringan dengan konsumsi energy dunia yang semakin meningkat sehingga di suatu saat akan terjadi kelangkaan sumber energi dan dapat memberikan dampak buruk bagi suatu negara. Untuk menghambat 2 faktor buruk ini dilakukanlah perubahan kebijakan- kebijakan energi. Peluang dan Tantangan Transisi Energi di negara jerman. Transisi energi di negara jerman melibatkan 2 perubahan krusial: pertama beralih ke sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, biomasa, air, dan panas bumi untuk dikonversi ke dalam bentuk energi lainnya. kedua yaitu meningkatkan effisiensi energi dan konservasi energi. 2 perubahan krusial ini bisa direalisasikan dengan kebijan/aturan yang telah dibuat oleh pemerintah, sehingga ini bisa disebut sebagai peluang untuk melakukan transisi energi. Transisi energi juga memiliki tantangan yang tidak sederhana, diantaranya: pertama, memberikan dampak buruk terhadap ekologi karena pada PLTB dan PLTH dapat merusak habitat burung dan ikan di kawasan pembangkit tersebut dibangun, pembukaan lahan yang luas dalam pembangunannya sehingga merusak ekosistem, dengan pembakaran lahan juga akan meningkatkan emisi CO2, terkadang mengambil lahan pertanian, dan keluhan kebisingan yang di rasakan orang-orang yang tinggal disekitar pembangkit. Kedua, yaitu tantangan ekonomi karena banyak kritikan mengenai subsidi proyek pendaan pembangunan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan oleh swasta hanya menguntungkan produsen energi tersebut, selain itu konsumen rumah tangga kebanyakan tidak mampu membayar biaya pembelian di awal untuk peralatan listrik yang lebih efisien disebabkan lebih mahal dan juga kesulitan dalam mengubah kebiasaan. Ketiga, yaitu tantangan teknis. ada 2 poin penting dalam tantangan teknis, yaitu: struktur jaringan listrik dan storage(penyimpanan) daya. Produksi energi dan konsumsi yang berada di tempat yang berbeda, seperti di jerman potensi PLTB terutama dihasilkan di Jerman bagian utara, sedangkan pusat pemakaian di bagian selatan yang merupakan wilayah intesif industri karena terbatasnya kemampuan sistem jaringan listrik dari utara ke selatan sehinga wilayah selatan harus menggunakan sumber energi tak terbarukan, meskipun energi terbarukan memiliki kemampuan untuk memproduksi kebutuhan energi tersebut. Dengan demikian di butuhkan sistem jaringan listrik yang mumpuni untuk mentransfer energi listrik dari utara ke selatan. Disamping itu storage juga menjadi perhatian, karena pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan seperti PLTB sangat tergantung pada cuaca sehingga energi output nya berfluktuasi. Pada saat PLTB mencapai kinerja tertinggi seringkali storage tidak memadai untuk menyimpan surplus energi. Smart grid, menjadi solusi tantangan storage karena sistem smart grid dapat mengamati dan menghubungkan produksi penyimpanan dan konsumsi energi dalam sistem integrase yang luas tergantung pada pengguna energi, dan juga dapat menyeimbangkan fluktuasi antara pasokan energi dan pengguna energi. sehingga lebih efisien dan lebih dapat diandalkan.