You are on page 1of 2

sungguh dalam berkiprah dan bekerja seraya

mengharapkan hasil maksimal dari usaha yang


Produktif adalah kemampuan menghasilkan
produk yang bermanfaat bagi diri sendiri,
Jadilah manusia pembelajar! Karena hanya
maupun orang lain. Ketika Nabi SAW ditanya, dengan belajar, setiap pribadi dapat meningkat
siapa mukmin yang paling baik, beliau kualitas dirinya, tumbuh dan berkembang, baik
menjawab: ”Yang paling bermanfaat bagi dari segi akal, ruhani maupun jasad. Aktivitas telah dia korbankan, bukannya menanti takdir
sekitarnya (Naafi’un, Lighoirihi)”. belajar dilakukan agar manusia secara alamiah dari langit tanpa berusaha yang akibatnya
berproses menjadi lebih dewasa dan mendorong manusia ke kemalasan dan
Islam memberikan aturan sebagai pegangan berkualitas dalam menghadapi dan menilai kehancuran hidup. Nabi SAW bersabda:
dalam segala aspek kehidupan manusia, Islam kehidupannya. Produktivitas sejalan dengan ”Upayakan dahulu masalahnya, lalu
adalah agama yang sangat menekankan aspek kualitas. Berkualitas berarti memiliki bertawakallah” (HR.Turmudzi)
kemampuan. Setidaknya ada tiga hal yang
amal dan etos kerja positif, mengutamakan
berkaitan dengan kemampuan; yaitu
nilai-nilai produktivitas secara sempurna. pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan 4. Kesesuaian antara Pekerjaan dengan
Produktivitas inilah yang dimaksudkan sebagai keterampilan (skill). Meningkatkan kualitas Kecendurangan Aktualisasi Diri.
kebermanfaatan. Produktif dalam diri adalah selalu belajar mematangkan ketiga
menghasilkan sebuah karya ataupun produktif hal tersebut. Pekerjaan akan efektif dan produktif jika
dalam menghasilkan peningkatan serta dicintai bukan dipaksakan. Melakukan
pekerjaan dibenci berarti melakukan upaya
perbaikan diri dan masyarakat. Oleh karena itu,
2. Setiap muslim hendaknya mengatur kerja keras. Pertama mencoba mencintai
produktivitas di sini didefinisikan sebagai waktu dengan baik. pekerjaan itu, lalu melakukan pekerjaan itu
semua hal yang mengandung nilai-nilai sendiri. Jika seseorang yang menciatntai
kebaikan (dakwatuna.com), tentu produktivitas Asy-Syahid Hasan Al Banna mengatakan, pekerjaannya maka dia telah mendayagunakan
ini erat dengan amal seorang muslim. ”Waktu adalah kehidupan”. Hasan Al Basri potensinya untuk beraktivitas, melaksanakan
menasehati ”Sesungguhnya kamu adalah gagasan sekaligus mengaktualisasilkan dirinya.
Menurut Novi Hardian (Training Development himpunan hari-hari. Setiap hari milikmu pergi,
ILNA Learning Center), Syarat-syarat berarti pergilah sebagian dirimu. Waktu
Produktivitas dalam kehidupan umat Islam berjalan dan mustahil kembali. Kita harus 5. Tidak bekerja dalam kelelahan.
tentu saja tidak akan terwujud begitu saja. memanfaatkannya sebaik mungkin, karena
Berikut ini beberapa aspek yang dapat menyiakannya termasuk tindakan jahil. Seseorang akan bekerja dengan efektif ketika
dilakukan dalam bekerja (aktivitas), antara berada dalam kondisi sehat dan segar. Ada dua
lain: 3. Bertawkakal Hanya kepada Allah. macam kelelahan: kelelahan fisik dan
kelelahan pikiran. Keduanya saling
1.Setiap muslim hendaknya selalu Tawakkal kepada Allah saat bekerja penting berhubungan. Fisik yang terlalu lelah akan
meningkatkan kualitas dirinya. untuk membangun produktivitas. Konsep mengakibatkan emosi tidak stabil dan
tawakkal dapat mendorong manusia membuat otak tak mampu berpikir jernih.
menyisingkan lengan baju. Bersungguh- Bekerja dalam keadaaan lelah (fisik dan
pikiran) selain mendzalimi diri sendiri juga
dapat menyebabkan kejenuhan dan ”Sesungguhnya pada badanmu terdapat hak-
menggagalkan produktivitas. Rasul bersabda: hak yang harus dipenuhi” (HR.Muslim)

6. Memanfaatkan Teknologi.

Teknologi hadir untuk memudahkan pekerjaan. Darimanapun datangnya,


ia adalah hikmah bagi umat Islam untuk dijadikan sarana mengefisienkan
dan mengefektifkan usaha. Dengan teknologi, kerja akan jadi lebih
produktif, hemat waktu dan tenaga. Akhirnya, hidup ini hanya sekali.
Kehidupan menurut al Qur’an adalah sesuatu yang menipu dan sekedar
perhiasan di balik gemerlapnya. Akab lebih sia-sia jika tidak diisi dengan
kontribusi. Ayo berbuat, ayo bekerja. Di bumi ini tidak ada tempat sama
sekali bagi yang tidak mau bekerja dan berjuang dalam kehidupan.

”Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu” (At Taubah:105),

Kemauan dan niat karena Allah menjadi modal dasar bagi kita
untuk berupaya menjadi muslim yang produktif. Apapun kondisi kita,
dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada kita, kita tetap
bisa berkontribusi dan memberi manfaat yang lebih besar. Kuncinya
terletak pada pertanyaan: apakah kita mau menjadi pribadi yang
bermanfaat?
Kemudian, setelah memiliki modal kemauan dan niat yang ikhlas karena
Allah, maka segeralah merealisasikan tujuan Anda tadi. Lakukanlah mulai
dari hal kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini.

Ketika kemauan, niat dan keinginan Anda tersebut mulai terwujud,


maka jadikanlah kebermanfaatan tadi sebagai gaya hidup para pembaca.
Tentu ketika produktivitas menjadi
gaya hidup maka semuanya akan terasa semakin ringan dan berkah.
Firman Allah:
“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia
akan mendapatkan balasannya” (Al-Zalzalah: 7).

***

You might also like