Professional Documents
Culture Documents
1. Pada saat ini dan pada waktu yang akan datang, produk oleokimia diperkirakan akan
semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan minyak bumi
(petrokimia). Bagaimana pendapat anda akan hal ini? (nyatakan dengan data dan bukti
pendukung)
Jawab :
Oleokimia merupakan senyawa turunan minyak lemak yang dihasilkan melalui
proses kimia. Minyak atau lemak secara umum merupakan trigliserida yang
mengandung gliserol dan asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh. Bahan baku
oleokimia diperoleh dari minyak nabati seperti minyak kelapa sawit. Olahan kelapa
sawit yang digolongkan dalam oleokimia sebagai berikut: fatty acid, metil ester
(biodiesel), gliserol, ethoxylate. Salah satu produk oleokimia yang digadang-gadang
akan menggantikan produk turunan minyak bumi adalah Biodiesel.
Menurut pendapat saya, kebijakan dengan menggantikan produk turunan
minyak bumi dengan produk oleokimia merupakan kebijakan yang tepat. Hal ini
didukung dengan beberapa permasalahan minyak bumi yang ada, seperti yang kita
ketahui bersama minyak bumi adalah salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan jumlah produksinya saat ini mulai mengalami penurunan. Berikut data
produksi minyak bumi dan kondensat.
Universitas Indonesia
Gambar 1. Produksi Minyak Bumi dan Kondensat
Sumber. http://statistik.migas.esdm.go.id
Universitas Indonesia
Gambar 3. Impor Minyak Mentah dan Kondensat
Sumber . http://statistik.migas.esdm.go.id
Universitas Indonesia
permasalahan minyak bumi di Indonesia, penggunaan bahan bakar nabati di Indonesia
sangat cocok karena didukung dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki
berbagai macam jenis tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku sintesis biodiesel.
Indonesia memiliki lebih dari 50 jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan biodiesel. Berikut disajikan beberapa jenis bahan baku yang potensial
dikembangkan untuk sintesis bahan baku biodiesel.
Tabel 1. Potensi Bahan Baku Biodiesel
Selain dari sektor ketahanan energi, produk olahan oleokimia juga dapat
menggantikan fungsi dari produk turunan minyak bumi. Salah satu hasil turunan dari
oleokimia adalah Fatty Esters yang banyak digunakan di industri makanan & minuman.
Kebanyakan Fatty Esters termasuk dalam kelas surfactant jenis non-ionic yang juga
mempunyai aplikasi yang luas di bidang industri lainnya selain industri makanan &
minuman, seperti personal care, plastics, lubricants, dll. Beberapa contoh aplikasi Fatty
Esters di dalam produk makanan minuman adalah di dalam produk-produk seperti
bakeries & cookies, chocolate products, snacks, nutritional foods, instant cream, topping
& whippings dan flavour compounds. Quality Control serta kualitas produk yang baik
merupakan kunci keberhasilan pemasaran produk Fatty Esters, dimana secara komersial
margin keuntungan yang ada masih sangat potensial.
Dari berbagai macam data yang telah disajikan diatas, semakin mendukung
pendapat saya bahwa menggantikan produk olahan minyak bumi dengan bahan olahan
oleokimia merupakan kebijakan yang tepat.
Universitas Indonesia
2. Analisis sumber minyak biji buah (fruit seed oil) yang paling berpotensi dikembangkan
sebagai sumber asam lemak esensial di Indonesia. Gunakan data yang ditunjukkan oleh
Tabel 1 hingga Tabel 4 pada tulisan Usha Kiran dan Tilak Ram Prajapati berjudul Study
of fatty acid composition of fruit seed oils, yang diterbitkan dalam International Journal
of Academic Research and Development Volume 2; Issue 5; September 2017; Page No.
36-40.
Jawab :
Universitas Indonesia
1. Karakteristik bahan baku
2. Ketersediaan bahan baku
3. Ketersediaan lahan produksi
4. Kemudahan proses produksi
5. Faktor ekonomi
Berdasarkan Tabel 1 hingga Tabel 4 pada tulisan Usha Kiran dan Tilak Ram
Prajapati berjudul Study of fatty acid composition of fruit seed oils, yang diterbitkan
dalam International Journal of Academic Research and Development Volume 2; Issue
5; September 2017; Page No. 36-40, menurut saya jenis biji buah yang paling berpotensi
dikembangkan di Indonesia adalah minyak biji manggaPernyataan ini didukung oleh
beberapa data yang diperoleh dari Kementrian Pertanian Direktorat Jendral
Holtikultura.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data SPH tahun 2014, lima
komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi buah nasional
adalah: pisang, mangga, nenas, jeruk siam/keprok dan salak.
Universitas Indonesia
persen dari total produksi mangga nasional, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat.
Persentase produksi mangga pada beberapa sentra produksi di Indonesia tahun 2014
secara rinci disajikan dalam Gambar berikut.
Dalam data statistik tahun 2014 menyajikan pula data yang menuunjukkan
peningkatan jumlah lahan panen dan rata-rata produksi buah mangga dalam jangka
waktu 2009-3014 sebagai berikut.
Universitas Indonesia
Gambar 6. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Mangga di Indonesia Tahun 2009 – 2014
Sumber. Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Holtikultura
Tabel 3. Produksi Buah di Indonesia Berdasarkan Urutan Kontribusi Produksi Tahun 2014
Universitas Indonesia
Sumber. Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Holtikultura
Universitas Indonesia
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi komposisi dan kualitas asam lemak?
Berikan penjelasan dari aspek sumber minyak biji buah itu sendiri atau pada proses
sintesis/pembuatannya.
Jawab :
Faktor- faktor yang mempengaruhi komposisi dan kualitas asam lemak
dikategorikan menjadi 2 aspek utama, yaitu berdasarkan karakteristik bahan dan proses
produksinya. Disini akan dibahasa kedua aspek tersebeut.
b. Proses produksi
Produksi minyak atau asam lemak dapat dilakukan dengan berbagai metode,
metode yang paling umum adalah metode pressing dan ekstraksi. Penggunaan metode
produksi akan mempengaruhi kualitas dari asam lemak yang dihasilkan. Pada proses
produksi dengan metode cold pressing, dimana tidak melibatkan panas atau kalor dalam
prosesnya akan menghasilkan kualitas asam lemak terbaik karena tidak adanya kalor
akan menjaga kualitas dan struktur dari asam lemak tersebut.
Sedangkan dalam proses produksi dengan metode ekstraksi, jenis pelarut
(solvent) dan kondisi operasinya harus dipehatikan agar diperoleh asam lemak dengn
kualtitas yang terbaik. Biasanya ekstraksi dilakukan dengan menggunakan solvent
Ethanol, ethanol merupakan salah satu pelarut yang umum dan banyak digunakan oleh
industri, memiliki titik didih rendah dan cenderung aman digunakan. Etanol mempunyai
titik didih 700C sehingga suhu ekstraksi yang digunakan dapat menarik seluruh
komponen dalam bahan baku. Menurut Shahidi dan Wanasundara (2002) pelarut yang
biasa digunakan untuk mengekstrak lemak adalah golongan alkohol (methanol, etanol,
isopropanol, n-butanol),aseton, eter (dietil eter, isopropyl eter,dioksan), halokarbon
(kloroform, diklorometan), hidrokarbon (heksana, benzene, sikloheksan, isooktan), atau
campuran dari pelarut-pelarut tersebut. Ketaren (1986) menyatakan bahwa minyak dan
Universitas Indonesia
lemak memiliki sifat umum larut dalam pelarut organik, seperti eter, benzene, aseton,
kloroforn, dan sedikit larut dalam alkohol. Sumardjo (2006) mengungkapkan semakin
banyak jumlah pelarut organik yang digunakan dalam proses ekstraksi maka semakin
tinggi jumlah komponen terlarutnya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Carolina Maria Susanti pada tahun 2014
menyimpulkan bahwa Faktor jumlah pelarut etanol dan suhu fraksinasi masing-masing
berpengaruh nyata terhadap aroma lemak yang dihasilkan serta Kombinasi jumlah
pelarut etanol dan suhu fraksinasi berpengaruh nyata pada rendemen fraksi lemak, kadar
lemak, dan komposisi asam lemak yang dihasilkan.
Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
Anonim, 2016, Minyak Bumin, www.indonesia-investments.com diakses 3 November 2018
pukul 12.00
http://statistik.migas.esdm.go.id diakses 3 November 2018 pukul 12.00
Kiran, U. dan Tilak Ram. Study of Fatty Acid Composition of Fruit Seed Oils. International
Journal of Academic Research and Development Volume 2; Issue 5; September
2017; Page No. 36-40.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2017) Buku Informasi Bioenergi.Ketaren, S.
1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.
Kementrian pertanian direkrorat jendral hortikultura, 2015 . statitik produksi hortikultura tahun
2014.
Masud, Fajriyanti. Puspaitasari, 2017. Studi Pendahuluan Ekstraksi Bertingkat Minyak Biji
Mangga Arumanis (Mangifera Indica) Menggunalan Pelarut N-Heksan dan Etanol.
Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 42-48
Susanti. Carolina Maria. Dkk. 2014. Pengaruh Jumlah Pelarut Etanol Dan Suhu Fraksinasi
Terhadap Karakteristik Lemak Kakao Hasil Ekstraksi Non Alkalized Cocoa Powder.
Jurnal Teknologi Industri Dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014.
Universitas Indonesia