You are on page 1of 8

akalah Rekayasa Lalu Lintas

PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN DAN PERUNDANG –


UNDANGAN, KETERAMPILAN MENGENDALIKAN KEDARAAN

MATA KULIAH
REKAYASA LALU LINTAS
DISUSUN OLEH :
DELLA SEPTA DWI A.P
EVA WAHYU TRILIYAH

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan
karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang
seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga Penulis dapat
menyelesaikan tugas kelompol ini tepat pada waktunya.

Penulis sangat tertarik untuk mengajukan Judul : KONSEP PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN
DAN PERUNDANG – UNDANGAN KETERAMPILAN MENGENDALIKAN KENDARAAN.

Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini tapi dengan
semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Penulis menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis
menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi Penulis dan
pembaca pada umumnya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… 1


KATA PENGANTAR ………...…………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………...… 3
BAB I
Pendahuluan …………………………………………………………… ... 4
1.A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 4
BAB II
ISI ………………………………………………………………. 5
2.A. Pemahaman Terhadap Peraturan dan Perundang – Undangan ……………..... 5
a. Komponen Terjadinya Lal Lintas ………………………………………. 5
b. Tata Tertib Lalu Lintas ………………………………………………………. 6
2.B. Keterampilan MengendalikanKendaraan ………………………………………. 8
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………….10
3.A. Kesimpulan ……………………………………………………………….10
3.B. Saran ……………………………………………………………….10
3.C. Daftar Pustaka ……………………………………………………………….11

BAB I
Pendahuluan

1.A. Latar Belakang

Jalan raya merupakan sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan
bermotor ataupun sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan
sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari segi manapun
jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari suatu Negara. Ada tiga
komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling
berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh
pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang
menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
Seringkalinya kita melihat permasalahan lalu lintas yang ada disekitar kita mungkin jalan
banyak yang berlubang, arus kendaraan yang terlalu banyak sehingga terjadi macet atau tidak
adanya alat lalu lintas yang memadai. Permasalahan yang sering terjadi di sekitar kita mungkin salah
satunya ada yang tadi disebut. Sehingga kita merasa kurang nyaman memakai atau melalui jalan
tersebut.
Untuk mengatasi kemacetan dan kesembrautan lalu-lintas tersebut diperlukan suatu sistem
penentuan fase dan pengaturan lalu-lintas yang baik dan sangat berpengaruh pada kelancaran,
kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan yang melewati jalan tersebut. Sistem penentuan fase
dan pengaturan lalu-lintas biasanya lebih ditekankan pada lokasi-lokasi dimana terjadi pertemuan-
pertemuan jalan atau persimpangan jalan. Karena pada pertemuan dua jalan atau lebih ini
mengakibatkan adanya titik konflik yang akhirnya terjadi kemacetan lalu-lintas.

BAB II
ISI
2.A. Pemahaman Terhadap Peraturan dan Perundang – Undangan

Peraturan lalu lintas di Indonesia di atur dalam undang undang lalu lintas pertama UU Nomor
14 Tahun 1992 yang kemudian disempurnakan pada UU Nomor 22 Tahun 2009 yang lebih rinci
terhadap setiap pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi. UU lalu lintas dibuat untuk mengatur
tingkah laku para pengguna lalu lintas, demi terwujudnya ketertiban dan keselamatan berlalu lintas.

Di dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 di definisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana
yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan
fasilitas pendukung.

Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang
selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui management lalu lintas
dan fasilitas pendukung. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan
menyangkut arah lalu lintas perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan
pengendalian arus di persimpangan.

a. Komponen Terjadinya Lalu Lintas

Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai


pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan
yang memenuhi persyaratan kelayakan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan
lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu
lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.

 Manusia sebagai pengguna

Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang
dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda
(waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh
keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar
seperti cuaca, penerangan/lampu jalan dantata ruang.
 Kendaraan

Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya
untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.

 Jalan

Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk
mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung
beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam
angka kecelakaan lalu-lintas.

b. Tata Tertib Lalu Lintas

 STNK

Pengendara kendaraan bermotor harus membawa STNK dan untuk kendaraan baru, diharuskan
membawa surat tanda coba kendaraan bermotor, misalnya saat belajar mengendarai mobilyang
ditetapkan Polri. Sanksi terhadap pelanggaran ini di atur pada Pasal 288 Ayat (1) dengan
hukuman, sanksi kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000.

 SIM

Pada UU Lalu Lintas tertulis jelas bagi pengendara tanpa SIM lebih berat dapat dikenakana
pelanggaran Pasal 281, dengan pidana kurungan empat bulan atau denda paling banyak Rp 1 juta.
Jika diketahui menggunakan SIM yang tidak sah pelanggaran terhadap pasal 288 Ayat (2) yang
mengaturnya, akan dikenai pidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan dan/atau denda
paling banyak Rp 250.000.

Peraturan ini berlaku untuk pengguna dengan ketentuan berdasarkan jenis kendaraan. Beberapa
peraturan lalu lintas berikut berlaku bagi pengendara kendaraan roda dua, ini diatur pada uu lalu
lintas seperti berikut :

 Penggunaan HELM dengan lisensi SNI

Pada pasal 57 Ayat (2) dan Pasal 106 Ayat (8) mengatur tentang penggunaan akan Helm SNI bukan
jenis helm lain, bagi pengendara dan juga yang penumpang yang di bonceng diwajibkan. Sanksi bagi
pelanggar ini, pidana kurungan paling lama satu bulan atau Denda paling banyak Rp 250.000 (Pasal
291).
 Kelengkapan kendaraan

Hal ini termasuk dalam persyaratan teknis, untuk kendaraan layak jalan meliputi kaca spion, klakson,
lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman
alur ban atau modifikasi motor yang tidak sesuai ketentuan. Hal ini diatur dalam Pasal 106 Ayat (3)
dengan sanksi terhadap pelanggaran tersebut, pada Pasal 285 Ayat (1). Ancaman hukuman pidana
kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000.

Sedangkan beberapa undang undang lalu lintas terhadap kendaraan roda empat dan lebih yaitu :

 Penggunaan sabuk pengaman

Sabuk pengaman adalah hal yang harus jadi perhatian bagi pengemudi mobil dan penumpangnya
karena merupakan hal penting untukp keselamatan berkendara. Pelanggaran terhadap penggunaan
sabuk pengaman ini telah di atur dalam Pasal 289, dengan hukuman sanksi pidana kurungan paling
lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000.

 Kelengkapan teknis

Para pengendara roda empat harus memenuhi persyaratan teknis dalam berkendara yaitu, kaca
spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi badan kendaraan, lampu
gandengan, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan,
kedalaman alur ban, kaca depan, spakbor, bumper, penempelan, dan penghapus kaca
atau modifikasi mobil yang melanggar ketentuan.

Pasal 285 Ayat (2) mengatur, bagi pengendara yang tidak memenuhinya dengan sanksi pidana
paling lama dua bulan kurungan atau denda paling banyak Rp 500.000.

2.B. Keterampilan Mengendalikan Kendaraan

 Selalu gunakan Safety Gear

Safety gear adalah perlengkapan keselamatan seperti helm, kacamata (eye protection), sarung
tangan, jaket, celana panjang, dan segalanya yang bisa sedikit banyak melindungi Anda dari cidera
parah saat terjadi kecelakaan.

Asuransikan motor dan diri Anda

Pastikan bahwa motor memiliki kelengkapan lisensi dan juga sudah diansuransikan dengan cara-cara
yang benar. Selain motor, Anda juga perlu mendapatkan asuransi yang sama untuk diri Anda
sehingga keduanya dilindungi secara memadai.
 Berkendara dengan cara yang pintar

Gunakan lampu depan Anda ketika mengendarai motor di malam hari, hindari pengendara lain dari
potensi “blind spot”, jangan memotong jalur pengguna jalan lain sembarangan, dan selalu siap
gunakan klakson motor Anda agar orang lain mengetahui keberadaan Anda.

 Selalu utamakan keselamatan

Tiga perempat pengguna roda dua mengalami kecelakaan dengan mobil. Hal itu terjadi karena
pengendara mobil tidak melihatmenyadari keberadaan motor tersebut. Oleh sebab itu, penting buat
Anda memahami situasi jalanan atau memperkirakan pergerakan yang akan diambil oleh kendaraan
lain di depan maupun di belakang Anda.

 Jaga jarak dengan kendaraan lain

Mengendarai motor memang sering bikin kita lupa diri, apalagi ketika kita sedang berada di atas
motor yang punya kecepatan tinggi. Hal ini juga kerap kali membuat kita tidak sadar bahwa kita
terlalu dekat dengan kendaraan lain baik di depan maupun di samping kita. Hal itu sangatlah
berbahaya, terutama ketika pengendara lain tersebut melakukan manuver tiba-tiba atau mengerem
tiba-tiba. Kalau sudah begitu, potensi tabrakan pun semakin besar. Untuk itu, selalu upayakan jarak
dengan kendaraan lain di depan Anda sekitar 3-5 meter. Perkirakan jarak yang ideal buat Anda
sendiri, yang dapat memberikan waktu buat Anda menghindar ketika pengendara lain tersebut
melakukan gerakan mendadak.

 Jauhi minuman beralkohol ketika mengendarai motor

Ini sangatlah jelas bagaimana alkohol sangat mempengaruhi ketajaman konsentrasi Anda ketika
mengendari motor. Bukan tidak mungkin, masih banyak pengendara motor di Tanah Air yang masih
belum menyadari bagaimana pengaruh alkohol terhadap keselamatan berkendara. Ingat,
mengendarai sebuah kendaraan, baik motor maupun mobil, membutuhkan tingkat konsentrasi yang
tinggi.

 Selalu cek kondisi motor

Coba Anda ingat kembali kapan terakhir kali kondisi motor Anda di cek secara menyeluruh?
Upayakan untuk selalu mematuhi jadwal servis yang sudah direkomendasikan oleh dealer. Cek
segala hal mendasar seperti tekanan aingin pada ban, performa sistem pengereman, dan sebagainya
sebelum Anda berpergian.

 Belajar untuk berbagi

Membonceng seseorang di atas motor merupakan tanggung jawab yang cukup besar. Selain itu,
pengaruh berat badan juga merupakan hal yang signifikan terhadap handling/penanganan motor.
Untuk itu, jika Anda hendak memberikan tumpangan kepada rekan/keluarga, ada baiknya Anda juga
memberikan sedikit pengetahuan kepada mereka soal teknik berkendara yang baik. Pastikan juga
mereka memiliki alat pelindung (safety gear) yang sesuai.
BAB III
PENUTUP

3.A. Kesimpulan

Dalam upaya mengatasi masalah lalu lintas dengan melakukan tindakan dalam usaha untuk

menambah kapasitas ruang jalan ataupun memaksimalkan lebar efektif yang sesuai dengan

kapasitas arus lalu lintas dengan melakukan pelebaran jalan serta pengaturan simpang agar tingkat

kecelakaan dan tundaan bisa di minimumkan secara maksimal dan efektif. Terkadang hal itu tidak

bisa dilakukan melihat keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan ataupun bila dipaksakan akan

sangat mahal biaya dan tingginya dampak social yang akan timbul. Selain itu, kesadaran sesama

pengguna jalan juga harus di perhatikan karena dalam masalah ini bukan hanya karena faktor jalan

saja melainkan manusia sebagai pelaku pengguna jalan.

3.B. Saran
Pemerintah harus lebih giat lagi mensosialisasikan tentang peraturan-peraturan maupun

Undang – undang lalu lintas agar pelanggaran terhadap peraturan atau UU lalu lintas berkurang.

Dengan berkurangnya pelanggaran peraturan maupun UU lalu lintas maka berkurang juga angka

kecelakaan di jalan yang di akibatkan oleh kelalaian pengguna jalan.

You might also like