You are on page 1of 13

Kerangka Acuan Kerja

Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

PENINJAUAN RDTR KOTA WAISAI


KABUPATEN RAJA AMPAT
TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan akan penataan ruang pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari semakin
banyaknya masalah yang timbul dalam pembangunan. Perkembangan yang pesat di
berbagai sektor perlu difasilitasi secara spasial, sehingga pembangunan yang
direncanakan diharapkan memberikan hasil yang lebih besar dan lebih baik bagi wilayah
secara keseluruhan.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012-2032 telah
tersedia begitu juga RDTR Kota Waisai, Kota Waisai adalah salah satu distrik di Kabupaten
Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Indonesia. Kota Waisai juga merupakan ibu kota dan
pusat pemerintahan Kabupaten Raja Ampat. Waisai berada di Pulau Waigeo yang
merupakan gugusan Kepulauan Raja Ampat.
Raja Ampat terkenal dengan keindahan alam serta keaneka ragaman hayatinya, banyak
turis lokal maupun asing yang berkunjung menikmati keindahan maupun untuk
penelitian.Masyarakat asli kepulauan ini adalah etnis Suku Biak, Maya, Ondoloren
bermukim. Sebagian besar penduduk asli Raja Ampat adalah masyarakat subsisten yang
hidup sederhana, tradisional dengan target hanya sebatas tercukupi kebutuhan sehari-
harinya. Di daerah ini pula ada tradisi makan biji buah pinang untuk mempererat
peraudaraan seperti lazimnya daerah lain di Indonesia.
Sejalan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi di Kota
Waisai ibu kota Kabupaten Raja Ampat tidak selalu berjalan seperti yang telah
direncanakan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor ekternal dan internal. Untuk
faktor eksternal diantaranya terdapat perubahan perundang-undangan dan kebijakan
baik tingkat pusat maupun provinsi. Sedangkan untuk faktor internal diantaranya adalah
munculnya pusat- pusat/bangkitan ekonomi baru yang diakibatkan oleh pembangunan
jalan baru, perkembangan industrialisasi, serta perlunya penyesuaian RTRW terhadap
aspirasi dan dinamika perkembangan masyarakat yang terjadi. Terkait dengan kedua
faktor tersebut, pada tahun 2018 akan dilakukan Peninjauan RDTR Kota Waisai
Kabupaten Raja Ampat.
Distrik Kota Waisai terbagi ke dalam 4 kampung, antara lain Bonkawir, Sapordanco,
Waisai, Warmasen.
Topografi Kota Waisai sebagian besar berupa dataran dan sebagian lagi berbentuk
perbukitan. Suhu rata-rata di Kecamatan Kota Waisai 26,4 OC, dimana suhu rata-rata
tertinggi terjadi pada bulan Desember.

1
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

Jumlah penduduk di Kecamatan Kota Waisai pada tahun 2011 tercatat sejumlah 7.477
jiwa. Dengan luas wilayah 54,841 Km², maka kepadatan penduduk di daerah ini sebesar
136,34 orang/ Km².
Pemanfaatan lahan di kota Waisai didominasi hutan dan hutan belukar, dengan pusat
kota berada di tengah kawasan, yang merupakan lahan mixed-use, terdapat lapangan
olahraga, open space, perdagangan jasa, perkantoran dan yang utama adalah wisata
pantai.
Kondisi intensitas bangunan mayoritas merapat di pusat kota Waisai dengan kepadatan
penduduk tinggi dan rendah di dalamnya. Kawasan hutan dan belukar memiliki
kepadatan penduduk yang rendah.
Kondisi tata bangunan di kota Waisai cenderung belum tertata dan optimal. Tata
bangunan memiliki karakter dan bentukan yang bervariasi, terdapat kepadatan bangunan
yang juga tidak merata di kotanya.
Kegiatan Peninjauan RDTR Kota Wisai Kabupaten Raja Ampat dimaksudkan untuk
melakukan penilaian terhadap RDTR Kota Wisai , terutama terhad apaspek-aspek
berikut, yaitu: (1) Kualitas RDTR, (2) Kesahihan RDTR , dan (3) Simpangan
implementasi RDTR (Kesesuaian Terhadap Rencana Pola Ruang). Sedangkan terhadap
sisi materi/substansi, dilakukan penilaian terhadap muatan RDTR .

Berdasar pada fenomena latar belakang diatas, Bappeda Kabupaten Raja Ampat
Memandang perlu pada Tahun 2018 untuk malakukan Kegiatan “ Peninjaun RDTR Kota
Waisai Kabupaten Raja Ampat”

1.2. Landasan Hukum dan Informasi Penunjang


Peraturan perundang-undangan yang cukup relevan untuk dapat dijadikan referensi
didalam melaksanakan kegiatan/ pekerjaan ini, antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4374);

2
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Raja


Ampat(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4117);

6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4169);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4247);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);

9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);

10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4411);

11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4722);

14. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

15. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);

16. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);

17. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);

3
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

18. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4959);

19. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4966);

20. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5025);

21. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059);

22. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian


Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
149, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5068);

23. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5168);

24. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5188);

25. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Informasi Geospasial (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5214);

26. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

27. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5492);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan


Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum


Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

4
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

31. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4242);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4254);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

34. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4452);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4532);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4594);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007
tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan
Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang


Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

41. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

5
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

42. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4987);

43. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan


Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

44. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan


Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

45. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

46. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);

47. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);

48. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1987 tentang Terminal Peti Kemas;

49. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

50. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

51. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/1990 tentang Pengendalian


Mutu Air pada Sumber Air;

52. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 49/PRT/1990 tentang Izin Penggunaan
Air;

53. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Sempadan Sungai
Pengawasan Sungai;

54. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang Daerah;

55. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;

56. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang di Daerah;

57. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini
Masyarakat di Daerah;

6
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

58. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 310);
59. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Dan Kabupaten/Kota;
60. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/2006 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
61. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksebilitas Bangunan Gedung;
62. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi;
64. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
65. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;
66. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
67. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2007 tentang Kerja Sama
Pembangunan Perkotaan;
68. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
69. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02/PER/M.KOMINFO/3/2008
tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;
70. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
71. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah;
72. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri
Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
18 Tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.KOMINFO/03/ 2009 dan
Nomor 3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama
Menara Telekomunikasi;
73. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;

7
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

74. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 276);

75. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2012 tentang Batas Daerah
Kabupaten Raja Ampatdengan Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Papua Barat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 814);

76. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman


Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

77. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan


Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;

78. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Sempadan Sumber Air (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2005 Nomor
16 Seri C, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 5);

79. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2006 Nomor 1 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 21);

80. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 3 Tahun 2009 tentang Sempadan
Jalan (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2009 Nomor 3 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 61 Seri E);

81. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan
Sampah di Papua Barat (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2010 Nomor
12
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 78);

82. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat 2009 – 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Papua
Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Papua
Barat Nomor 86);

83. Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Raja AmpatTahun 2012-2032.

1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan:
Secara keseluruhan tujuan dari pekerjaan Peninjauan RDTR Kota Waisai
Kabupaten Raja Ampat adalah untuk menyiapkan dokumen tinjauan untuk
penyempurnaan RDTR Kota Waisai , dengan melalui tiga Sasaran sebgai
berikiut:
a.Tersusunnya kajian peninjauan kembali RDTR Kota Waisai ;
b.Tersusunnya evaluasi dan penilaian terhadap RDTR Kota Waisai dan
penerapannya ;
c.Terumuskannya rekomendasi hasil peninjauan RDTR Kota .
8
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

1.4. Fungsi dan Manfaat RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat

1. Fungsi RDTR Kota Waisai

a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah


(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah ibu kota kabupaten Raja
Ampat ;
c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
Ibu Kota kabupaten Raja Ampat;
d. acuan lokasi investasi dalam wilayah Ibu Kota kabupaten Raja Ampat yang
dilakukan pemerintah,masyarakat, dan swasta;
e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah Ibu Kota
kabupaten Raja Ampat ;
f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan
wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian
insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
g. acuan dalam administrasi pertanahan.

2. Manfaat RDTR Kota Waisai

a. mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah wilayah Ibu Kota


kabupaten Raja Ampat ;
b. mewujudkan keserasian pembangunan wilayah wilayah Ibu Kota kabupaten Raja
Ampat dengan wilayah sekitarnya; dan
c. menjamin terwujudnya tata ruang wilayah Ibu Kota kabupaten Raja Ampat
kabupaten yang berkualitas.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Ruang Lingkup


Secara garis besar ruang lingkup Penijauan RDTR Kota Waisai meliputi
a. Menyusun Kriteria untuk menentukan bahwa RDTR Kota Waisai perlu ditinjau
kembali.
b. Menyusun Kriteria untuk menentukan tipologi penijauan kembali RDTR Kota
Waisai .
c. Menyusun Kajian terhadap kinerja dan kemampuan RDTR Kota Waisai dalam
mengakomodasi perubahan kebijaksanaan, tujuan/sasaran pembangunan,
dinamika perkembangan dan sebagai alat perencanaan.
d. Mentukan Analisis hubungan faktor-faktor eksternal dengan kebijaksanaan
pembangunan serta struktur pemanfaatan ruang.
e. Menyusun Tipologi RDTR Kota Waisai .
f. Menyusun Tata cara pengesahan rencana yang telah dan tata cara peninjauan
kembali diperbaiki

9
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

2.2. Tahap Pekerjaan

Tahpan kegiatan Penijauan RDTR Kota Waisai adalah sebagai berikut :


1. Persiapan Peninjaun RDTR Kota Waisai ;
2. Pengumpulan data yang dibutuhkan;
3. Pengolahan dan analisis data;
4. Perumusan peninjauan RDTR Kota Waisai ; dan
5. Penyusunan Rekomnedasi Peninjauan RDTR Kota Waisai .

III. SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN

3..1. Hak Pelaksana Pekerjaan

Demi mencapai hasil yang optimal, pelaksana pekerjaan berhak mendapatkan bantuan
berupa petunjuk dan pengarahan dari Tim Teknis yang terdiri dari unsur-unsur
dinas/instansi terkait. Bentuk bantuan lain yang berhak diperoleh pelaksana pekerjaan
adalah data dan fasilitas kemudahan lain yang mendukung kelancaran kerja, sejauh tidak
menuntut biaya tambahan;

3..2. Kewajiban Pelaksana Pekerjaan

a. Pelaksana Pekerjaan berkewajiban dan bertanggung penuh menyelesaikan


pekerjaan penyusunan rencana tata ruang berdasarkan ketentuan perjanjian
(kontrak) kerja yang telah disepakati bersama;
b. Pelaksana pekerjaan berkewajiban menyusun rencana tata ruang berdasarkan
ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja;
c. Tanggung Papuab pelaksana pekerjaan dalam pekerjaan ini dinyatakan
berakhir apabila rencana tata ruang telah selesai dikerjakan seluruhnya dan
dibuktikan oleh dokumen berita acara;
d. Dalam setiap tahapan pekerjaan yang membutuhkan koordinasi vertikal, pelaksana
pekerjaan berkewajiban membantu Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dalam
pelaksanaan konsultasi dengan instansi terkait, yakni tingkat provinsi dan/atau
nasional maupun dengan DPRD, apabila dibutuhkan;
e. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, pelaksana pekerjaan berkewajiban
melakukan alih (transfer) pengetahuan tentang perencanaan tata ruang kepada
aparatur Pemerintah Kabupaten Raja Ampat pada tingkat lokal yang memegang
kewenangan di bidang perencanaan pengembangan wilayah dan penataan ruang.
Alih pengetahuan dilakukan melalui penataran/pengarahan singkat dengan materi
terbatas yang terkait pekerjaan penyusunan rencana tata ruang;
f. Pelaksana pekerjaan berkewajiban menyediakan waktu untuk hadir dan melakukan
pembahasan laporan kemajuan pekerjaan dalam forum diskusi terbatas yang
dihadiri oleh Tim Teknis dan unsur instansi terkait.

10
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

IV. KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Adapun tenag ahli yang dibutuhkan dalam pelaksana pekerjaan Penijauan RDTR Kota
Waisai sebagai berikut :
1. Tenaga Ahli
a. Ahli Perencanaan Wilayah Kota/ Ketua Tim
Adalah tenaga ahli yang mempunyai kualifikasi pendidikan S1 Planologi dengan
pengalaman kerja 7 (tujuh) tahun dalam bidangnya.
b. Ahli Teknik Lingkungan
Adalah satu orang tenaga ahli yang mempunyai kualifikasi pendidikan S1 Teknik
Lingkungan dengan pengalaman kerja 5 (lima) tahun.
c. Ahli Ekonomi
Adalah satu orang tenaga ahli yang mempunyai kualifikasi pendidikan S1 Ekonomi
dengan pengalam kerja 5 (lima) tahun.

2. Tenaga Pendukung
a. Asisten Tenaga Ahli (Asisten Tenaga Ahli Perencanaan wilayah) Pendidikan asisten
mininal S1 sesuai dengan bidang masing-masing dengan pengalam kerja minimal 3
tahun.
b. Surveyor
Pendidikan minimal SLTA/S1/D3 Ekonomi/Teknik, Memiliki logika berpikir yang baik,
rapi dan terencana dalam bekerja.
c. Sekretaris
Pendidikan minimal SLTA/D1/D3 di bidang sekretaris, mampu berkomunikasi dengan
baik dan memahami tugas-tugas kesekretariatan.
d. Operator Komputer
Pendidikan minimal SLTA/D1/D3 di bidang komputer, mampu mengoperasikan
Program Microsoft Word, Microsoft Excell, Microsoft Power Point dll.
e. Sopir
Pendidikan minimal SMA, dapat mengendarai kendaraan dengan baik

V. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan atau 90


(sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak penandatanganan Kontrak
Kerja.
Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Raja Ampat Tahun 2018.

11
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

VI. PELAPORAN

6.1. Dokumen Laporan

a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan meliputi Gambaran umum wilayah yang berisi
potensi dan permasalahan di wilayah Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat;
Metode pendekatan, yang meliputi proses penyusunan, pelaksanaan
pekerjaan, penggunaan model dan penggunaan konsep untuk
menyelesaikan pekerjaan; Organisasi dan Program Kerja yang menjelaskan
keterkaitan hubungan kerja, koordinasi dan penjadwalan. Laporan
diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan. Buku Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima)
buku, dalam format A4.
b. Laporan Antara
Laporan Antara berisi Fakta dan Analisis mengenai beberapa aspek yang penting
untuk perencanaan penataan ruang beserta analisisnya serta perumusan rancangan
Draft Revisi RTRW Kabupaten Raja Ampatberdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan. Laporan Fakta dan Analisa diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan. Buku Laporan Antara dibuat sebanyak 5
(lima) buku, format A4.
c. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan hasil final dari seluruh pekerjaan perencanaan yang
disempurnakan dari serangkaian diskusi. Laporan Akhir diserahkan selambat-
lambatnya 90 (smbilan puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan. Buku Laporan
Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku, format A4.
d. Album Peta
Album Peta terdiri atas peta-peta rencana dalam berbagai tema sesuai dengan
kedalaman rencana sebanyak 2 (dua) album peta berwarna asli;
f. Backup Data
Back-up data digital berupa soft copy dalam 5 (buah) CD

VII. PENUTUP

Demikian uraian Kerangka Acuan Kerja yang akanWaisai,………Mei 2018 pelaksanaan


menjadi landasan
kegiatan pekerjaan Penijauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat Tahun 2018
dengan harapan dapat digunakan sebagai acuan.

12
Kerangka Acuan Kerja
Peninjauan RDTR Kota Waisai Kabupaten Raja Ampat 2018

13

You might also like