You are on page 1of 23

METODE PELAKSANAAN, OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PEKERJAAN PONDASI PROYEK GEDUNG ALUMNI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Oleh :

1. Lukmana Tejo (1605511043)


2. Ian Gabe Sinaga (1605511050)
3. Hans Jeremy Sebastian S (1605511070)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME. Karena atas rahmat-Nya penulis


dapat menyelesaikan makalah Metode Konstruksi Pekerjaan Pondasi sebagai
tugas Mata Kuliah Metode Pelaksanaan, Operasi, dan Pemeliharaan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir.
Ariany Frederika, MT sebagai dosen pengajar pada mata kuliah Metode
Pelaksanaan, Operasi, dan Pemeliharaan, juga kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan pengetahuan yang
penulis miliki, namun penulis juga berusaha menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata dengan segala kekurangan dan kerendahan hati penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jimbaran, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................................... 3
KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................................................... 3
2.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi ..................................................................................... 3
2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang Baik ..................................................................... 4
2.3 Macam-macam Pondasi .................................................................................................. 5
2.4 Pondasi Tiang Pancang.................................................................................................... 6
2.5 Precast Renforced Concrete Pile (Tiang Pancang Beton) ............................................... 7
2.6 JACK-IN Pile ..................................................................................................................... 9
2.7 Kelebihan dan Kekurangan JACK-IN Pile ....................................................................... 10
BAB III ...................................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 12
2.1 Metode Pelaksanaan dengan Hydraulic Static Pile Driver ........................................... 12
2.2 Analisis SWOT............................................................................................................... 13
2.2.1 Analisis Keunggulan (S) ......................................................................................... 13
2.2.2 Analisis Kelemahan (W) ........................................................................................ 14
2.2.3 Analisis Peluang (O)............................................................................................... 14
2.2.4 Analisis Kendala/Hambatan (T) .............................................................................. 14
2.3 Produktivitas Alat HSPD dalam Proyek Gedung Alumni Fakultas Teknik Universitas
Udayana .............................................................................................................................. 15
2.3.1 Profil Alat............................................................................................................... 15
2.3.2 Profil Tiang Pancang .............................................................................................. 15

ii
2.3.3 Pilling Record......................................................................................................... 16
BAB IV...................................................................................................................................... 18
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 18
4.2 Saran ....................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek
konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu.
Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat
tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu
metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada
saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang
tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan
konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam
penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi
lapangan di mana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung pada jenis
proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan pekerjaan pondasi merupakan tahap
awal sebelum memasuki pekerjaan konstruksi utama.
Semua tahapan pekerjaan pondasi mempunyai metode pelaksanaan yang
disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana. Perencanaan metode
pelaksanaan pekerjaan pondasi didasarkan atas design, situasi dan kondisi proyek
serta site yang ada dalam data-data proyek. Data-data tersebut merupakan data
yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode pelaksanaan
pondasi.

1
Metode kerja yang dipilih nantinya akan mempengaruhi waktu dan biaya
dari pekerjaan suatu proyek konstruksi. Dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi
ada banyak alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Penggunaan antara
metode satu dan yang lainnya akan menghasilkan efisiensi waktu dan biaya yang
berbeda pula.
Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan metode kerja, salah satu
faktor yang mempengaruhi yaitu biaya yang minim, waktu yang lebih singkat,
metode kerja yang mudah diterapkan, area dan kondisi proyek, ketersediaan alat
kerja, dan resiko dari penggunaan suatu metode kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, adapun rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1. Bagaimanakah metode pelaksanaan hydraulic static pile?
2. Bagaimanakah efektifitas hydraulic static pile?
3. Bagaimanakah produktivitas alat hydraulic static pile?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana metode pelaksanaan hydraulic static pile.
2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas hydraulic static pile.
3. Untuk mengetahui bagaimana produktivitas alat hydraulic static pile.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui bagaimana gambaran umum proyek yang akan ditinjau.
2. Dapat mengetahui bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan pondasi.
3. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh metode pelaksanaan pekerjaan
pondasi.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi


Metode pelaksanaan konstruksi merupakan tata cara dan teknik pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan merupakan hal utama dari kegiatan dalam sistem
manajemen kosntruksi. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi ada;ah
dasar dalam mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk fisik konstruksi
dan penerapan rekayasa yang berpedoman pada hubungan antara persayaratan
dalam dokumen pelelangan atau pengadaan, keadaan teknis dan ekonomis yang
dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman konstraktor.
Hubungan dan keterkaitan antara elemen secara interaktif menjadi kerangka
gagasan dan konsep metode optimal yang dilakukan dalam pelaksanaan
konstrusi. Konsep metode pelaksanaan memiliki pemilihan dan penetapan yang
berhubungan dengan seluruh pekerjaan termasuk dalam kebutuhan sarana dan
prasarana yang bersifat sementara sekalipun (Istimawan Dipohusodo:1996:363)
Teknologi Konstruksi (Construction technology) merupakan metode atau
teknik yang digunakan untuk mewujudkan konstruksi dalam lokasi proyek.
Technology berasal dari kata techno dan logic, dapat diartikan sebagai urutan dari
setiap langkah kegiatan (prosedur), misalkan kegiatan X harus dilaksanakan lebih
dahulu kemudian baru kegiatan Y, dan seterusnya; sedangkan techno adalah cara
yang harus digunakan secara logic, (Wulfram I. Ervianto, 2002:1).
CM (Construction Method) atau Metode Pelaksanaan Pekerjaan merupakan
tata cara pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan dengan
ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan dan kondisi medan kerja, guna
mendapatkan cara pelaksanaan yang efektif dan efisien. Metode pelaksanaan
pekerjaan tersebut sudah dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan pada saat
penawaran pekerjaan, maka CM (Construction Method) telah teruji saat
dilakukan klarifikasi dengan dokumen tendernya, namun demikian tidak

3
menutup kemungkinan bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan ada
ketidaksesuaian. Jika demikian Contruction Method (CM) tersebut perlu dirubah.
Dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian metode
pelaksanaan pekerjaan mempunyai “bobot‟ peniliaian yang tinggi. Yang
diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa
rendahnya nilai penawaran merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk
menjadi pemenang tender/pelelangan. (Mahendra Sultan Syah, 2004).
Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan merupakan cerminan dari
profesionalitas pelaksana proyek tersebut yaitu manajer proyek dan perusahaan
yang bersangkutan.

2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang Baik


Metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang baik apabila
memenuhi persyaratan (Mahendra Sultan Syah, 2004:114), yaitu :
1. Memenuhi persyaratan teknis, yang memuat antara lain:
a. Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi lengkap dan
jelas memenuhi informasi yang dibutuhan.
b. Bisa dilaksanakan dan efektif
c. Aman dilaksanakan, terhadap bangunan yang dibangun, para tenaga
kerja, bangunan lainnya, dan lingkungan sekitarnya.
2. Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu biaya murah, wajar dan efisien.
3. Memenuhi pertimbangan nonteknis lainnya, yang memuat antara lain:
a. Dimungkinkan untuk diterapkan di lokasi proyek dan disetujui atau tidak
ditentang oleh lingkungan setempat.
b. Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek.
c. Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan, apabila hal itu
merupakan alternatif pelaksanaan yang istimewa atau riskan.
4. Merupakan alternatif atau pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah
diperhitungkan dan dipertimbangkan. Masalah metode pekerjaan banyak
sekali variasinya, sebab tidak ada keputusan engineer. Jadi pilihan terbaik

4
yang merupakan tanggung jawab manajemen, dengan tetap
mempertimbangkan engineering economies.
5. Manfaat positif Construction Method.
a. Memberikan arahan dan pedoman yang jelas urutan dan fasilitas
penyelesaian pekerjaan.
b. Merupakan acuan / dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi
kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan pekerjaan diproyek.

2.3 Macam-macam Pondasi


Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban bangunan
ketanah atau batuan yang berada dibawahnya. Klasifikasi pondasi dibagi 2 (dua)
yaitu:
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung
seperti :
a. Pondasi telapak yaitu pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung
kolom.
b. Pondasi memanjang yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung
sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi,
telapak sisanya akan terhimpit satu sama lain.
c. Pondasi rakit (raft foundation) yaitu pondasi yang digunakan untuk
mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan
bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat disemua
arahnya, sehingga bila dipakai pondasi telapak sisi-sisinya berhimpit
satu sama lain.
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan
ketanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti:

5
a. Pondasi sumuran (peir foundation) yaitu pondasi yang merupakan
peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Digunakan bila
tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam.
b. Pondasi tiang (tile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada
kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah
kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam

2.4 Pondasi Tiang Pancang


Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,
beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban-
beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa
tanah (Bowles, 1991).
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah
yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja
padanya (Sardjono HS, 1988).
Apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul
berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat
dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991).
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan
atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan
tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus
dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan
serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.

6
Tiang Pancang umumnya digunakan :
1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam
atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban
vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk
telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau
untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.
3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas
melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran
dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.
4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau
telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk
mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem
tersebut.
6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan
atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas
permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air
tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang
ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal
(dan tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991).

2.5 Precast Renforced Concrete Pile (Tiang Pancang Beton)


Precast Renforced Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton bertulang
yang dicetak dan dicor dalam acuan beton ( bekisting ), kemudian setelah cukup
kuat lalu diangkat dan di pancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil
dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton
adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi penulangan-

7
penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada
waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar,
biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak
membawa kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar ( >50 ton untuk setiap
tiang ), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang
beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau
ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus di lakukan
penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi
empat, segi delapan dapat dilihat pada (Gambar 2.1)

Gambar 2.1 Tiang pancang beton precast concrete pile ( Bowles, 1991)

Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile :


1. Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar,
hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
2. Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction
pile.

8
3. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah
seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang
banyak untuk poernya.
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air
maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile :
1. Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast
reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
2. Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti
memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat
dipergunakan.
3. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.

2.6 JACK-IN Pile


JACK-IN Pile adalah metode pemancangan dengan menggunakan Mesin
Pancang Hydraulic dimana proses pemancang tiang pancang dengan memberikan
tekanan beban secara Statis (beban tetap, baik besarnya (intensitasnya), titik
bekerjanya dan arah garis kerjanya) pada tiang pancang, penekanan/pemancangan
tiang akan berhenti bila tiang telah mencapai tanah keras aktual (bisa sesuai data
sondir report dan bisa juga kurang atau lebih dalam dari kedalaman sondir).

9
Gambar 2.2 Mesin Pancang Hidrolik

2.7 Kelebihan dan Kekurangan JACK-IN Pile


Keunggulan tiang pancang metode hydrolic jack in :
1. Bebas getaran.
2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari kebisingan.
3. Daya dukung aktual pertiang diketahui.
Dengan hydraulic jack in, daya dukung setiap tiang dapat diketahui dan
dimonitor langsung dari manometer yang dipasang pada
peralatan hydraulic jacking system sepanjang proses pemancangan
berlangsung.
4. Harga yang ekonomis

10
Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan pemasangan tulangan
ekstra penahan impack pada kepala tiang seperti pada tiang pancang
umumnya.
5. Lokasi kerja yang terbatas
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini dapat
digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas,
Alat hydraulic jacking system ini dapat dipisahkan menjadi beberapa
komponen sehingga memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau keluar
lokasi kerja.
Kekurangan tiang pancang metode hydraulic jack In :
1. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang
yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat
pemancangan.
2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur
(biasanya pada areal tanah timbunan).
3. Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 360 ton dan saat
permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut akan
dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang.
Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan pekerja.

11
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Metode Pelaksanaan dengan Hydraulic Static Pile Driver


Kerja jacking pile dengan Hydraulic Static Pile Driver adalah sebagai berikut
ini :
1. Bersama dengan pemberi Tugas/MK melakukan koordinasi mengenai urutan
kerja/prioritas dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan yang
diminta dan kemampuan akses kerja dengan tujuan utama adalah tercapainya
produktivitas yang terbaik.
2. Mengarahkan pile driver ke titik pemancangan dengan mengacu pada urutan
yang telah disepakati.
3. Tiang – tiang pancang diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan.
Hal tersebut sangat disarankan agar menghindari terjadinya pemindahan
berulang ulang yang dapat menimbulkan resiko tiang rusak.
4. Membuat titik bantu agar membantu kontrol terhadap pergeseran pemancangan.
5. Tiang yang akan dipancang diberi tanda/marking tiap 1 meter atau sesuai yang
ditentukan.
6. Proses pemancangan dimulai dengan memasukkan tiang pancang kedalam
grip/clamping box kemudian grip digerakkan naik sampai batas atas dan akan
mengikat/memegangi tiang. Tiang siap ditekan.
7. Operator memeriksa HSPD, Unit dalam keadaan rata dengan bantuan “alat
nivo”yang terdapat dalam ruangan operator. Kelurusan tiang dapat dikontrol
dengan menggunakan waterpass.
8. Pada ruang kontrol dilengkapi dengan manometer oil pressure untuk mengetahui
tekanan yang diberikan kepada tiang pancang.
9. Jika grip menekan sampai bagian pangkal lubang mesin, maka penekanan
dihentikan dan grip bergerak naik untuk memulai melakukan pemasukan tiang
pancang sambungan.

12
10. Setelah tiang sambungan dijepit erat oleh grip, kemudian mulai dilakukan
penekanan mendekati bottom pile, penekanan dihentikan jika tiang sudah
bersentuhan. Proses pengelasan sambungan.
11. Jika dalam proses penekanan tiang sudah tidak dapat ditekan lagi dimana terdapat
sisa tiang pancang dipermukaan tanah, maka diperlukan pemotongan tiang
pancang rata dengan tanah atau sesuai dengan elevasi yang telah direncanakan.
12. Laporan pemancangan harus mendapat persetujuan dari pengawas dari pihak
owner atau dari MK.

2.2 Analisis SWOT


Analisis efektifitas Hydraulic Static Pile Driver menggunakan metode
analisis SWOT. Dimana analisis SWOT adalah : S = Strength (Keunggulan) ; W
= Weakness (Kelemahan/kekurangan) ; O = Opportunity (Peluang) ; T = Threat
(Kendala/hambatan)

2.2.1 Analisis Keunggulan (S)


Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) memiliki keunggulan dilihat
dari internal alat tersebut, diantaranya adalah :
1. Tidak menghasilkan suara bising (umumnya menggunakan silent genset)
sebagai main power untuk aktivitas mesin Hydraulic Static Pile Driver
sehingga tidak menghasilkan polusi asap yang berlebih.
2. Tidak menimbulkan getaran disekeliling, sehingga aman buat bangunan
disekitarnya (minim retak structural pada bangunan disekitarnya).
3. Tidak diperlukan loading test beban aksial, karena mesin Hydraulic Jack-in
dilengkapi dengan pressure gauge (MPa) sehingga beban aksial aktual dapat
diketahui dari pembacaan nilai (MPa) pada pressure gauge di instrument
mesin.
4. Alat Hydraulic Static Pile Driver bisa memancang pile dekat dengan
dinding pembatas.

13
2.2.2 Analisis Kelemahan (W)
Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) memiliki kelemahan/
kekurangan dilihat dari internal alat tersebut, diantaranya adalah :
1. Jika menggunakan alat Hydraulic Static Pile Driver alat lambat untuk
berpindah dari satu titik ke titik pemancangan yang lain.
2. Pada saat mobilisasi alat ke lokasi proyek alat Hydraulic Static Pile
Driversangat tergantung terhadap ketersediaan mobil pengangkut.
3. Investasi mahal.
4. Alat Hydraulic Static Pile Driver sangat berat.
5. Terlalu banyak bagian – bagian dari alat Hydraulic Static Pile Driver
tersebut yang harus dibongkar pasang baik pengoperasian alat ataupun saat
mau mobilisasi alat.

2.2.3 Analisis Peluang (O)


Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) memiliki peluang untuk terus
dikembangkan di masa yang akan datang, diantaranya adalah :
1. Dikembangkan dari segi efektifitas alat.
2. Dikembangkan dari segi mobilisasi alat.
3. Dikembangkan dari segi system manuver alat, dan lainnya

2.2.4 Analisis Kendala/Hambatan (T)


Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) memiliki kendala/hambatan
dilihat dari sisi eksternal alat tersebut karena kondisi lapangan, diantara
kendala/hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lokasi proyek yang berada dilokasi yang kecil membuat alat Hydraulic
Static Pile Driver agak sulit bermanuver, hal ini disebabkan alat Hydraulic
Static Pile Drivermemiliki body yang besar dan berat yang sangat besar juga
sehingga alat ini cukup makan tempat.

14
2. Alat Hydraulic Static Pile Drivertidak bisa bekerja di kontur tanah yang
tidak rata/datar. Jika kontur tanah tidak rata/datar maka tanah harus
diratakan.
3. Alat Hydraulic Static Pile Drivertidak bisa bekerja di elevasi tanah yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari alat tersebut karena alat Hydraulic Static
Pile Driver bekerja di tanah yang datar/rata, solusinya adalah menggunakan
alat lain seperti bor pile.
4. Alat Hydraulic Static Pile Drivertidak bisa digunakan di tanah yang lunak
karena alat Hydraulic Static Pile Driver memiliki berat beban yang cukup
besar.

2.3 Produktivitas Alat HSPD dalam Proyek Gedung Alumni Fakultas Teknik
Universitas Udayana
2.3.1 Profil Alat
a. Nama Alat : Hydraulic Static Pile Driver
b. Type : ZYC600B-B
c. Kapasitas Angkut : 500.000 Kg
d. Pilling Speed : Fast : 4.2 m/min ; Low : 1.2 m/min
e. Pace : Longitudinal : 3.5 m ; Horizontal : 0.5 m
f. Max Square Pile : 500 x 500 mm
g. Max Circle Pile : 000 mm
h. Lifting Weight : 10 Ton
i. Lifting Pile’s Length : 10 m
j. Rice Stroke : 1.2 m
k. Total Weight : 500 Ton

2.3.2 Profil Tiang Pancang


a. Tiang Pancang: Spun Pile Ø 600 mm ; Spun Pile Ø 500 mm
b. Mutu Beton : K-500

15
2.3.3 Pilling Record
Pekerjaan pemancangan tiang pancang dikerjakan oleh PT. Satria Piling
Bali pada bulan oktober hingga desember 2018. Pekerjaan pemacangan
menggunakan alat Hydraulic Static Pile Driver. Pada perhitungan produktivitas
alat Hydraulic Static Pile Driver kali ini penulis mengambil sampel data dari
piling record tertanggal 22 oktober 2018 untuk mewakili sampel data yang
diambil dari piling record. Diambilnya data dari tanggal tersebut karena
pertanggal tersebutlah aktivitas alat Hydraulic Static Pile Driver memiliki
jumlah yang cukup banyak dan rata – rata kedalamannya 1 titik pancang adalah
30 meter.

Tabel 2.1 Piling Record 22 Oktober 2018 HSPD 500 T

Panjang Tiang
Diameter Jumlah
Tanggal No Titik Diangkat
Tiang (cm) (M)
(M) (M) (M)

22-Okt-18 I6/3 60 12 6 12 30

22-Okt-18 I6/4 60 12 6 12 30

22-Okt-18 I6/5 60 12 6 12 30

22-Okt-18 I6/6 60 12 6 12 30

22-Okt-18 I5/1 60 12 6 12 30

22-Okt-18 I5/2 60 12 6 12 30

22-Okt-18 I5/3 60 12 6 12 30

Sumber : PT. Tribangun Pilar Persada (2014)

Pada tanggal 22 maret 2014 alat hydraulic static Pile driver mampu
menyelesaikan 2 titik pancang (I5 dan I6) dengan kedalaman masing – masing
30 meter.

16
Diketahui :
1 hari pemancangan = 24 pile, dengan rincian :
a. 16 pile dengan ukuran panjang 12 meter
b. 8 pile dengan ukuran panjang 6 meter
Jam Kerja Produktif =

a. Jam 08:00 WIB – 12:00 WIB = 4 Jam (jam efektif kerja)

b. Jam 12:00 WIB – 13:00 WIB = 1 Jam (istirahat)

c. Jam 13:00 WIB – 17:00 WIB = 4 Jam (jam efektif kerja)

Jadi, jam efektif kerja 1 harinya adalah = 8 Jam Produkivitas alat hydraulic
static pile driver (pile/jam) 24 Pile = 3 pile/jam 8 Jam Dengan rincian pekerjaan
3 pile/jam, adalah sebagai berikut :
1. Lifting pile
2. Clamping dan piling
3. Welding

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah disusun ini dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat Hydraulic Static Pile Driver sangat efektif digunakan pada proyek
pembangunan gedung yang berada ditengah kota/keramaian karena tidak
menimbulkan kebisingan dan getaran terhadap bangunan disekitarnya. Namun
berbanding terbalik dengan alat Drop Hammer, alat ini menimbulkan
kebisingan, polusi udara, dan dapat membuat bangunan disekitarnya rusak
dikarenakan aktifitas alat ini.
2. Alat hydraulic static pile driver per-harinya mampu memancang pile sebanyak
24 piles

4.2 Saran
1. Metode JAK-IN Pile adalah metode yang terbaik, akan tetapi perlu
pengkondisian area yang lebih kondusif serta mobilisasi yang sulit dalam
pengoprasian alatnya.
2. Perlu adanya upgrade alat Hydraulic Static Pile Driver yang mampu bergerak
secara fleksibel, cepat, dan efisien untuk menunjang tingkat produktivitas
yang lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo,Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi.Jilid 1 & 2.


Yogyakarta: Kanisius.
Ervianto, W. I. 2004. Teori – Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta:
ANDI
Ervianto, W. I. 2005.Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: ANDI
Mahendra Sultan Syah. 2004. Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola
Proyek,Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bowles, J. E. 1991. Analisa dan Desain Pondasi. Edisi keempat Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Bowles, J. E. 1993. Analisa dan Desain Pondasi. Edisi keempat Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Sardjono, H.S. 1988. Pondasi Tiang Pancang. Jilid 1. Surabaya: Sinar Jaya Wijaya.
Sardjono, H.S. 1988. Pondasi Tiang Pancang. Jilid 2. Surabaya: Sinar Jaya Wijaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Alat Hydraulic Static Pile Driver.7 November 2018.
Andi, Tenrisukki Tenriajeng. 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Universitas
Gunadarma. Jakarta.
http://www.okorder.com/p/cmax360b-ii-series-hydraulic-static-pile-driver-
forsale_938364.html Indonesia. Jakarta. 7 November 2018.
Indonesia.alibaba.com/product-detail/zyc-600-static-pile-driver-silent-
pilingfoundation-machinery-747597033.html. 7 November 2018.
Limanto Sentosa. 2009. Analisis Produktivitas Pemancangan Tiang Pancang Pada
Bangunan Tinggi Apartement. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Soemardikatmojo igig. 2003. Alat – Alat Berat. Universitas Indonesia, Jakarta.

19

You might also like