Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................................... 3
KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................................................... 3
2.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi ..................................................................................... 3
2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang Baik ..................................................................... 4
2.3 Macam-macam Pondasi .................................................................................................. 5
2.4 Pondasi Tiang Pancang.................................................................................................... 6
2.5 Precast Renforced Concrete Pile (Tiang Pancang Beton) ............................................... 7
2.6 JACK-IN Pile ..................................................................................................................... 9
2.7 Kelebihan dan Kekurangan JACK-IN Pile ....................................................................... 10
BAB III ...................................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 12
2.1 Metode Pelaksanaan dengan Hydraulic Static Pile Driver ........................................... 12
2.2 Analisis SWOT............................................................................................................... 13
2.2.1 Analisis Keunggulan (S) ......................................................................................... 13
2.2.2 Analisis Kelemahan (W) ........................................................................................ 14
2.2.3 Analisis Peluang (O)............................................................................................... 14
2.2.4 Analisis Kendala/Hambatan (T) .............................................................................. 14
2.3 Produktivitas Alat HSPD dalam Proyek Gedung Alumni Fakultas Teknik Universitas
Udayana .............................................................................................................................. 15
2.3.1 Profil Alat............................................................................................................... 15
2.3.2 Profil Tiang Pancang .............................................................................................. 15
ii
2.3.3 Pilling Record......................................................................................................... 16
BAB IV...................................................................................................................................... 18
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 18
4.2 Saran ....................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Metode kerja yang dipilih nantinya akan mempengaruhi waktu dan biaya
dari pekerjaan suatu proyek konstruksi. Dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi
ada banyak alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Penggunaan antara
metode satu dan yang lainnya akan menghasilkan efisiensi waktu dan biaya yang
berbeda pula.
Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan metode kerja, salah satu
faktor yang mempengaruhi yaitu biaya yang minim, waktu yang lebih singkat,
metode kerja yang mudah diterapkan, area dan kondisi proyek, ketersediaan alat
kerja, dan resiko dari penggunaan suatu metode kerja.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana metode pelaksanaan hydraulic static pile.
2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas hydraulic static pile.
3. Untuk mengetahui bagaimana produktivitas alat hydraulic static pile.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui bagaimana gambaran umum proyek yang akan ditinjau.
2. Dapat mengetahui bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan pondasi.
3. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh metode pelaksanaan pekerjaan
pondasi.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
menutup kemungkinan bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan ada
ketidaksesuaian. Jika demikian Contruction Method (CM) tersebut perlu dirubah.
Dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian metode
pelaksanaan pekerjaan mempunyai “bobot‟ peniliaian yang tinggi. Yang
diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa
rendahnya nilai penawaran merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk
menjadi pemenang tender/pelelangan. (Mahendra Sultan Syah, 2004).
Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan merupakan cerminan dari
profesionalitas pelaksana proyek tersebut yaitu manajer proyek dan perusahaan
yang bersangkutan.
4
yang merupakan tanggung jawab manajemen, dengan tetap
mempertimbangkan engineering economies.
5. Manfaat positif Construction Method.
a. Memberikan arahan dan pedoman yang jelas urutan dan fasilitas
penyelesaian pekerjaan.
b. Merupakan acuan / dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi
kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan pekerjaan diproyek.
5
a. Pondasi sumuran (peir foundation) yaitu pondasi yang merupakan
peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Digunakan bila
tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam.
b. Pondasi tiang (tile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada
kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah
kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam
6
Tiang Pancang umumnya digunakan :
1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam
atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban
vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk
telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau
untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.
3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas
melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran
dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.
4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau
telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk
mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem
tersebut.
6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan
atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas
permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air
tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang
ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal
(dan tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991).
7
penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada
waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar,
biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak
membawa kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar ( >50 ton untuk setiap
tiang ), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang
beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau
ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus di lakukan
penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi
empat, segi delapan dapat dilihat pada (Gambar 2.1)
Gambar 2.1 Tiang pancang beton precast concrete pile ( Bowles, 1991)
8
3. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah
seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang
banyak untuk poernya.
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air
maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile :
1. Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast
reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
2. Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti
memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat
dipergunakan.
3. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.
9
Gambar 2.2 Mesin Pancang Hidrolik
10
Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan pemasangan tulangan
ekstra penahan impack pada kepala tiang seperti pada tiang pancang
umumnya.
5. Lokasi kerja yang terbatas
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini dapat
digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas,
Alat hydraulic jacking system ini dapat dipisahkan menjadi beberapa
komponen sehingga memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau keluar
lokasi kerja.
Kekurangan tiang pancang metode hydraulic jack In :
1. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang
yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat
pemancangan.
2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur
(biasanya pada areal tanah timbunan).
3. Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 360 ton dan saat
permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut akan
dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang.
Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan pekerja.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
10. Setelah tiang sambungan dijepit erat oleh grip, kemudian mulai dilakukan
penekanan mendekati bottom pile, penekanan dihentikan jika tiang sudah
bersentuhan. Proses pengelasan sambungan.
11. Jika dalam proses penekanan tiang sudah tidak dapat ditekan lagi dimana terdapat
sisa tiang pancang dipermukaan tanah, maka diperlukan pemotongan tiang
pancang rata dengan tanah atau sesuai dengan elevasi yang telah direncanakan.
12. Laporan pemancangan harus mendapat persetujuan dari pengawas dari pihak
owner atau dari MK.
13
2.2.2 Analisis Kelemahan (W)
Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) memiliki kelemahan/
kekurangan dilihat dari internal alat tersebut, diantaranya adalah :
1. Jika menggunakan alat Hydraulic Static Pile Driver alat lambat untuk
berpindah dari satu titik ke titik pemancangan yang lain.
2. Pada saat mobilisasi alat ke lokasi proyek alat Hydraulic Static Pile
Driversangat tergantung terhadap ketersediaan mobil pengangkut.
3. Investasi mahal.
4. Alat Hydraulic Static Pile Driver sangat berat.
5. Terlalu banyak bagian – bagian dari alat Hydraulic Static Pile Driver
tersebut yang harus dibongkar pasang baik pengoperasian alat ataupun saat
mau mobilisasi alat.
14
2. Alat Hydraulic Static Pile Drivertidak bisa bekerja di kontur tanah yang
tidak rata/datar. Jika kontur tanah tidak rata/datar maka tanah harus
diratakan.
3. Alat Hydraulic Static Pile Drivertidak bisa bekerja di elevasi tanah yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari alat tersebut karena alat Hydraulic Static
Pile Driver bekerja di tanah yang datar/rata, solusinya adalah menggunakan
alat lain seperti bor pile.
4. Alat Hydraulic Static Pile Drivertidak bisa digunakan di tanah yang lunak
karena alat Hydraulic Static Pile Driver memiliki berat beban yang cukup
besar.
2.3 Produktivitas Alat HSPD dalam Proyek Gedung Alumni Fakultas Teknik
Universitas Udayana
2.3.1 Profil Alat
a. Nama Alat : Hydraulic Static Pile Driver
b. Type : ZYC600B-B
c. Kapasitas Angkut : 500.000 Kg
d. Pilling Speed : Fast : 4.2 m/min ; Low : 1.2 m/min
e. Pace : Longitudinal : 3.5 m ; Horizontal : 0.5 m
f. Max Square Pile : 500 x 500 mm
g. Max Circle Pile : 000 mm
h. Lifting Weight : 10 Ton
i. Lifting Pile’s Length : 10 m
j. Rice Stroke : 1.2 m
k. Total Weight : 500 Ton
15
2.3.3 Pilling Record
Pekerjaan pemancangan tiang pancang dikerjakan oleh PT. Satria Piling
Bali pada bulan oktober hingga desember 2018. Pekerjaan pemacangan
menggunakan alat Hydraulic Static Pile Driver. Pada perhitungan produktivitas
alat Hydraulic Static Pile Driver kali ini penulis mengambil sampel data dari
piling record tertanggal 22 oktober 2018 untuk mewakili sampel data yang
diambil dari piling record. Diambilnya data dari tanggal tersebut karena
pertanggal tersebutlah aktivitas alat Hydraulic Static Pile Driver memiliki
jumlah yang cukup banyak dan rata – rata kedalamannya 1 titik pancang adalah
30 meter.
Panjang Tiang
Diameter Jumlah
Tanggal No Titik Diangkat
Tiang (cm) (M)
(M) (M) (M)
22-Okt-18 I6/3 60 12 6 12 30
22-Okt-18 I6/4 60 12 6 12 30
22-Okt-18 I6/5 60 12 6 12 30
22-Okt-18 I6/6 60 12 6 12 30
22-Okt-18 I5/1 60 12 6 12 30
22-Okt-18 I5/2 60 12 6 12 30
22-Okt-18 I5/3 60 12 6 12 30
Pada tanggal 22 maret 2014 alat hydraulic static Pile driver mampu
menyelesaikan 2 titik pancang (I5 dan I6) dengan kedalaman masing – masing
30 meter.
16
Diketahui :
1 hari pemancangan = 24 pile, dengan rincian :
a. 16 pile dengan ukuran panjang 12 meter
b. 8 pile dengan ukuran panjang 6 meter
Jam Kerja Produktif =
Jadi, jam efektif kerja 1 harinya adalah = 8 Jam Produkivitas alat hydraulic
static pile driver (pile/jam) 24 Pile = 3 pile/jam 8 Jam Dengan rincian pekerjaan
3 pile/jam, adalah sebagai berikut :
1. Lifting pile
2. Clamping dan piling
3. Welding
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah disusun ini dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat Hydraulic Static Pile Driver sangat efektif digunakan pada proyek
pembangunan gedung yang berada ditengah kota/keramaian karena tidak
menimbulkan kebisingan dan getaran terhadap bangunan disekitarnya. Namun
berbanding terbalik dengan alat Drop Hammer, alat ini menimbulkan
kebisingan, polusi udara, dan dapat membuat bangunan disekitarnya rusak
dikarenakan aktifitas alat ini.
2. Alat hydraulic static pile driver per-harinya mampu memancang pile sebanyak
24 piles
4.2 Saran
1. Metode JAK-IN Pile adalah metode yang terbaik, akan tetapi perlu
pengkondisian area yang lebih kondusif serta mobilisasi yang sulit dalam
pengoprasian alatnya.
2. Perlu adanya upgrade alat Hydraulic Static Pile Driver yang mampu bergerak
secara fleksibel, cepat, dan efisien untuk menunjang tingkat produktivitas
yang lebih baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
19