Professional Documents
Culture Documents
Batu Ampar Desa Himba Lestari
BAB IV
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
4.1. PENDAHULUAN
Listrik merupakan kebutuhan primer manusia saat ini, sesuai dengan kemajuan
zaman semakin pesat kebutuhan listrik hampir semua kalangan mulai dari
daerah perkotaan hingga pedesaan saat ini. Di Indonesia untuk kebutuhan
listrik masyarakat menggunakan layanan PLN ( Perusahaan Listrik Negara ).
Hampir semua masyarakat Indonesia menikmati layanan listrik dari perusahaan
tersebut.
Desa Himba Lestari merupakan daerah yang terletak di Kabupaten Kutai Timur
Kecamatan Batu Ampar, merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya
belum pernah merasakan terangnya listrik seperti daerah lain di kota-kota besar
di Kalimantan. Listrik di wilyah ini belum masuk di karenakan jangkauan PLN
untuk masuk kedaerah terpencil seperti kecamamatan Batu Ampar sangat sulit.
Warga pernah mewacanakan pembuatan fasilitas listrik sederhana dengan
bersumber pada tenaga mikro hidro. Namun, ternyata wacana tersebut hingga
sekarang belum bisa terealisasi,karena aliran air yang akan digunakan untuk
mikro hidro tidak memenuhi syarat.
Ada pun pendekatan metodologi secara umum yang harus dilakukan agar proses
penyusunan Perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat dapat berjalan dengan efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Tahap persiapan meliputi perencanaan konsep kegiatan secara menyeluruh
dari tahap pengumpulan data termasuk survei, perancangan sistem dan
analisis kelayakan teknis dan ekonomis.
Persiapan ini juga meliputi perencanaan data-data yang diperlukan untuk
pembuatan dokumen pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat.
3. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan meliputi data primer maupun sekunder yang dapat
diperoleh melalui kegiatan survei, studi literatur, dan feasibility study. Ada
pun beberapa data pokok terkait meliputi data sumber kapasitas Radiasi
Matahari pada lokasi tersebut dan data konsumen dengan perincian sebagai
berikut :
a) Data-data terkait dengan sumber / potensi waktu radiasi matahari dan
tekanan gas bumi, kondisi topografi, jarak PLTS Terpusat ke Pengguna.
b) Data-data terkait dengan potensi konsumen seperti jumlah penduduk dan
sebarannya, jumlah rumah tangga, luas area.
2. Kelayakan Sipil
Dalam perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat ini, dibutuhkan pekerjaan sipil dan struktur yang akan merupakan
fasilitas pendukung untuk beroperasionalnya sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat tersebut; seperti tersedianya pondasi untuk
peralatan dan bangunan, perlindungan dan informasi sistem jaringan baik
diatas maupun didalam tanah, penempatan jaringan distribusi didalam
tanah, perlintasan jaringan tiang distribusi.
Selain itu kondisikondisi yang harus diperhitungkan adalah sebagai
berikut :
a. Kondisi dan stabilitas tanah calon lokasi-lokasi komponen sipil sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat dan tidak memerlukan
teknologi yang mahal untuk mendirikan bangunan sipil;
b. Jalan akses menuju lokasi dapat dijangkau atau dapat ditempuh dengan
teknologi yang tidak mahal;
3. Kelayakan Mekanikal-Elektrikal
a. Mengacu pada grafik/diagram pemilihan jenis peralatan yang akan
digunakan.
b. Mengacu pada Ketentuan Umum Standar Mekanikal Elektrikal.
4. Kelayakan Ekonomi
Dapat diuraikan sesuai dengan tujuan seperti :
a. Untuk sosial, dana hibah dan lain-lain kriteria berdasarkan perbandingan
antara besarnya investasi dengan nilai manfaat yang didapat/diperoleh
masyarakat yang dituju.
b. Untuk komersial atau berhubungan dengan institusi pembiayaan, kriteria
umumnya berdasarkan indicator indikator kinerja keuangan /finansial
seperti :
Internal Rate of Return (IRR);
Benefit Cost Ratio (B/C ratio);
Net Present Value (NPV);
Cash Flow, dan sebagainya.
6. Kelayakan Lingkungan
4.3. METODOLOGI
Desain penelitian yang dipergunakan pekerjaan ini adalah descriptive analysis.
Desain ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara detail mengenai
gambaran yang jelas mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpusat kemudian dicarikan jawaban bagi pemecahan masalah atau
fenomena-fenomena yang ada.
Pada aktivitas studi ini, perlu dipandu oleh suatu tahapan kerja yang disebut
dengan metodologi kerja. Tujuan dari metodologi kerja adalah mengarahkan
seluruh tindakan bidang kerja yang terkait, sehingga tercipta suatu hubungan
yang terkoordinir dan harmonis, dalam rangka melaksanakan studi kelayakan.
Pada kegiatan ini dilakukan penilaian terhadap keluaran pada bagian empat,
dimana jadwal akan dianalisa oleh metoda critical path method, untuk
memastikan efektifitas menyelesaikan pekerjaan. Rancangan pembangunan
akan dinilai dengan cara membandingkan dengan rancangan yang telah
berjalan, dimana dilakukan pembobotan, sementara rencana anggaran akan
dinilai dengan menggunakan net present value dan internal rate of return.
5. Kesimpulan.
Pada bagian ini dihasilkan standar operating prosedur, detail engineering
design, serta hasil penilaian anggaran.
6. Laporan.
Pada bagian ini dilakukan penulisan, sebagai bahan pertimbangan, serta
kerangka acuan dalam melaksankan pekerjaan.
Ada pun pendekatan metodologi secara umum yang harus dilakukan agar
proses penyusunan perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Terpusat dapat berjalan dengan efektif dan efisien adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan
Tahap persiapan meliputi perencanaan konsep kegiatan secara menyeluruh
dari tahap pengumpulan data termasuk survei, perancangan sistem dan
analisis kelayakan teknis dan ekonomis. Persiapan ini juga meliputi
perencanaan data-data yang diperlukan untuk pembuatan dokumen
perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat.
3. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan meliputi data primer maupun sekunder yang dapat
diperoleh melalui kegiatan survei, studi literatur, dan feasibility study. Ada
pun beberapa data pokok terkait meliputi data sumber pasokan dan data
konsumen dengan perincian sebagai berikut :
a) Data-data terkait dengan sumber / potensi Radiasi Matahari, kondisi
topografi, jarak sumber pasokan ke pengguna.
b) Data-data terkait dengan potensi pengguna seperti jumlah penduduk
dan sebarannya, jumlah rumah tangga, luas area.
Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising.
Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca
(green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi
kita. Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel
surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt
yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa
sel surya yang digabung dalam hubungan seri dan paralel tergantung ukuran
dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya
20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang
proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan
rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat
mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen.
Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan
panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan
terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan
tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus
pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama
beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2
volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu.
Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi,
biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran.
Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri.
Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang
siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih
murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri.
Biasanya panel surya itu siletakkan dengan posisi statis menghadap matahari.
Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi
berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena
matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel
surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar
dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan
selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya.
Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal,sistem sel surya itu masih
harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah
permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa
sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya.
Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan
mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian
perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya
yang lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya
secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroller
macam ini cukup mahal.
4.6. PHOTOVOLTAIC
Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunakan Grid-
Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan Modul sel surya
Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang
dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang
merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur
seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi
indoor yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik.
Besar dan biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu
Watt-Hour Meters.
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik
kristal
dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk
membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa
sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan
untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika
modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa
menghemat biaya pembangunan PLTS.
Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang
masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di
dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan
silicon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang
fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati
tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan
pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan.
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,
mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala
utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah
investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif
tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur
dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.
Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan
yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi
untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon)
untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari
logam tipis) untuk mengirim electron ke perabot listrik.Cara kerja sel surya
sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktordioda. Ketika cahaya
bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi
pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan
menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan
sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor,
menyebabkan aliran medan listrik.
Model FL-P250w
Modul Sel Surya (photovoltaics) cell surya atau sel photovoltaic merupakan
suatu alat yang dapat mengubah energi radiasi matahari secara langsung
menjadi energi listrik. Pada dasarnya sel tersebut berjenis diode yang tersusun
atas P – N junction. Sel surya photovoltaic yang dibuat dari bahan semi
konduktor yang diproses sedemikian rupa, yang dapat menghasilkan listrik arus
searah (DC). Dalam penggunaannya, sel-sel surya itu dihubungkan satu sama
lain, sejajar atau seri, tergantung dari penggunaannya, guna menghasilkan daya
dengan kombinasi tegangan dan arus yang dikehendaki.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila
tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit
pengorbit [bumi], kalkulator genggam, pompa air, dan lain-lain. Sel surya (dalam
bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka
berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net
metering. Sebuah panel surya terbuat dari banyak sel surya.
Sel tersambung secara elektrik untuk memberikan arus dan tegangan tertentu.
Masing-masing sel di enkapsulasi untuk mengisolasi dan melindungi dari
kelembaban dan korosi. Ada perbedaan tipe modul yang tersedia di pasaran,
tergantung pada kebutuhan daya yang dibutuhkan. Modul yang paling umum
digunakan terbuat dari 32 atau 36 crystalline silicon sel surya. Sel-sel ini
berukuran sama, tersambung secara seri, dan terbungkus diantara bahan kaca
dan plastik, menggunakan polymer resin (EVA) sebagai insulator termal (thermal
insulator). Bagian muka modul biasanya antara 0,1 dan 0,5 m^2.
Panel surya biasanya memiliki dua kontak listrik, satu positif dan satu negatif.
Beberapa panel menyertakan kontak ekstra yang memungkinkan instalasi dioda
penyingkat atau bypass diode di antara masing-masing sel. Dioda ini melindungi
panel dari gejala yang dikenal sebagai “hot-spots”. Sebuah hot spot terjadi
ketika beberapa sel berada dalam bayangan sedangkan sisa panel berada di
bawah matahari penuh. Daripada menghasilkan daya, sel yang terteduh
bertingkah laku sebagai beban yang membuang daya.
Dalam situasi ini, sel yang terteduh dapat mengalami peningkatan suhu yang
luar biasa (sekitar 85 sampai 100 derajat Celsius.) Dioda penyingkat akan
mencegah hot spot di sel yang terteduh, tetapi mengurangi tegangan
maksimum panel. Mereka sebaiknya hanya digunakan kalau peneduhan tak
dapat dielakkan. Adalah solusi yang jauh lebih baik untuk menggelar seluruh
panel di bawah matahari penuh sebisa mungkin. Kinerja modul surya yang
direpresentasikan oleh kurva karakteristik IV atau IV characteristic curve, yang
merepresentasikan arus yang disediakan berdasarkan tegangan yang
ditimbulkan oleh tingkat radiasi surya tertentu.Kurva merepresentasikan semua
nilai tegangan-arus yang mungkin. Kurva bergantung pada dua faktor utama:
suhu dan radiasi surya yang diterima oleh sel. Untuk sebuah area sel surya, arus
yang dihasilkan secara langsung sebanding dengan penyinaran surya (G),
sedangkan tegangan berkurang dengan kenaikan suhu. Sebuah pengatur yang
baik akan berusaha memaksimalkan jumlah daya yang disediakan oleh panel
dengan mengikuti titik yang menyediakan daya maksimum (V x I). Daya
maksimum berkaitan dengan lutut kurva IV.
Secara sederhana prinsip kerja solar cell photovoltaic dapat dijelaskan dengan
memisalkan sebagai dioda. Diode ini terdiri dari semikonduktor tipe N dan
semikonduktor tipe P. Untuk membentuk semikonduktor silicon tipe N, yaitu
ditambahkan bahan yang bervalensi 5 yang biasa digunakan antara lain Foster
dan Arenakum.
4.10. BATERAI
Baterai adalah alat yang menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya
yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan
saat periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Komponen baterai
kadang-kadang dinamakan akumulator (accumulator). Baterai menyimpan listrik
dalam bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam aplikasi
surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam (maintenance-
free lead-acid batteries), yang juga dinamakan baterai recombinant atau VRLA
(klep pengatur asam timbal atau valve regulated lead acid). Baterai terbentuk
oleh sekelompok elemen atau sel yang diletakan secara seri.
Baterai timbal-asam terdiri dari dua elektroda timbal yang berada dalam larutan
elektrolit air dan asam sulfat. Perbedaan potensial sekitar 2 volt terjadi di antara
elektroda, tergantung pada nilai seketika kondisi penyimpanan baterai. Baterai
yang paling umum dalam aplikasi surya fotovoltaik mempunyai tegangan
nominal sebanyak 12 atau 24 volt. Maka sebuah baterai 12 V berisi 6 sel secaras
eri.Baterai memenuhi dua tujuan penting dalam sistem fotovoltaik, yaitu untuk
memberikan daya listrik kepada sistem ketika daya tidak disediakan oleh array
panel-panel surya, dan untuk menyimpan kelebihan daya yang ditimbulkan oleh
panel-panel setiap kali daya itu melebihi beban.
Jika baterai tidak menyimpan cukup daya untuk memenuhi permintaan selama
periode tidak adanya matahari, sistem akan kehabisan daya dan tidak siap
memenuhi konsumsi. Di sisi lainnya, memperbesar sistem (dengan
menambahkan terlalu banyak panel dan baterai) mahal dan tidak efisien. Ketika
Di daerah dengan penyinaran yang rendah, nilai ini mungkin perlu ditambah
semakin banyak. Dalam kasus apapun, anda harus selalu menemukan
keseimbangan yang baik antara biaya dan kehandalan.Ada dua kondisi istimewa
penyimpanan yang dapat terjadi selama siklus penyimpanan dan pengeluaran
daya dari baterai. Keduanya sebaiknya dihindari guna memperpanjang umur
kegunaan baterai Penyimpanan yang berlebihan (Overcharge) Penyimpanan
yang berlebihan atau overcharge terjadi pada saat baterai berada pada kondisi
keterbatasan kapasitasnya. Jika daya yang dimasukan di luar batas titik
penyimpanan maksimum, elektrolit mulai hancur. Ini menghasilkan gelembung
oksigen dan hidrogen, dalam proses yang diketahui sebagai pembuatan gas
atau gasification. Ini berakibat hilangnya air, oksidasi di elektroda positif, dan
dalam kasus ekstrim, terjadi bahaya ledakan.
yang sedikit berlebihan. Satu metode yang umum adalah membiarkan tegangan
sebanyak 2,35 sampai 2,4 Volt untuk masing-masing elemen baterai sekali
dalam beberapa hari, di suhu 25o C. Regulator sebaiknya menjamin
penyimpanan berlebihan yang berkala dan terkontrol. Pengeluaran daya yang
berlebihan.
Dengan cara yang sama dimana ada batas atas, ada juga batas bawah dari
kondisi penyimpanan baterai. Mengeluarkan melebihi batas itu akan
menimbulkan pengrusakan pada baterai. Ketika persediaan baterai yang efektif
habis, pengatur mencegah daya yang tersisa agar tidak diambil dari baterai.
Kalau tegangan baterai mencapai batas minimum 1,85 Volt setiap selnya di
suhu 25° C, pengatur memutuskan beban dari baterai.Jika pengeluaran baterai
sangat mendalam dan baterai tetap dalam kondisi pengeluaran untuk jangka
waktu yang lama, akan terjadi tiga efek: pembentukan sulfat yang terkristal
pada pelat baterai, bahan aktif pada pelat baterai akan lepas / berguguran, dan
pelat baterai akan melengkung. Proses membentuk kristal sulfat yang stabil
dinamakan sulfasi keras. Ini benar-benar tidak baik karena akan membentuk
kristal besar yang tidak turut serta dalam reaksi kimia dan dapat membuat
baterai anda tidak dapat digunakan.
4.11. INVERTER
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik
searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari
perangkat seperti batere, panel surya / solar cell menjadi AC. Penggunaan
inverter dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk
perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current). Ada beberapa jenis
inverter antara lain:
.
Gambar I.5 Inverter
1. Square WaveGelombangKotak
Gelombang Kotak. Inverter jenis ini hanya bisa untuk lampu saja,
sedangkan untuk beban seperti TV, Komputer bisa merusak inverter dan
juga bisa merusak beban. Kelebihannya harganya lebih murah karena
difungsikan untuk membackup lampu saja. Seiring perkembangan zaman
maka inverter square wave ini jarang dijual dipasaran dikarenakan
keinginan dari pasar menginginkan untuk membackup selain lampu
2. Modified Sine Wave / Gelombang Modifikasi Sinus
Square Wave2. Modified Sine Wave/ Gelombang Modifikasi Sinus, Di
belahan dunia dan juga indonesia produk inverter dengan jenis inverter
modified sine wave ini sering digunakan untuk beban seperti lampu, kipas,
komputer, TV, dll
Jenis Inverter modified sine wave yang beredar pun ada yang memberikan
Low noise atau berarti sangat kecil kebisingan suara yang dihasilkan saat
beroperasi. dan ada juga yang menghasilkan noise yang besar.
3. True Sine Wave/ Pure Sine Wave/ Gelombang Sinus Murni
True Sine wave/ Pure sine wave. Dari segi harga harganya untuk yang
berkualitas harga diatas harga inverter modified sine wave. Aplikasi yang
cocok dari inverter pure sine wave adalah speaker dan peralatan sensitif
seperti alat kedokteran
PERANCANGAN
Pendekatan metodologi yang digunakan untuk menyusun usulan teknis ini yaitu
menggunakan beberapa pendekatan dengan membuat prototyping dalam bentuk
maket melalui beberapa tahap yaitu tahap Planning dan Desain dan Analisa
Kebutuhan.
3.1 Planning dan Analisa Kebutuhan
Pada tahap planning penulis membuat sebuah perencanaan siteplan prototype
sebelum tahap analisan dan selanjutnya. Gambar I.7 adalah gambar Site Plan Desa,
Plan Kecamatan dengan luas area + 14900 mm2.dengan 30 kk ini,lokasi yang
direncakan dibangun pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan kapasitas 15.000 Watt
atau 18450 VA.karena daerah ini terletak di pegunungan yang belum terjangkau oleh
PLN. Siteplan desa tersebut seperti pada gambar 3.1 dibawah ini.
Jadi 1 rumah terpasang 3 stop kontak. instalasi memakai kabel NYM 3x2,5
mm2
Gambar 3.3.C adalah skedul panel MCB BOX , Tipe-A merupakan perhitunagan
antara penerangan dan stop kontak.kabel dari mcb box ke kwh memakai NYM 3x2,5
mm2,sedangkan dari Kwh ke SDP memakai kabel NYFGBY.3x4 mm2.
Gambar 3.4.C adalah skedul panel MCB BOX , Tipe-C merupakan perhitunagan
antara penerangan dan stop kontak.kabel dari mcb box ke kwh memakai NYM 3x2,5
mm2,sedangkan dari Kwh ke SDP memakai kabel NYFGBY.3x4 mm2.
Pembangkit listrik tenaga surya sangat bergantung pada sinar matahari, maka
dalam instalasinya memerlukan kebutuhan daya seperti:
a. Jumlah daya yang dibutuhkan per hari (Watt)
b. Besar arus yang dihasilkan panel (Ampere hour)
c. Jumlah unit baterai (Ampere hour)
Dimana :
n = banyaknya beban/peralatan elektronik yg digunakan
Pbeban = daya yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan peralatan tsb.
Lama pemakaian = lama pemakaian peralatan per hari (dalam satuan
jam).
b. Jenis panel surya terdapat beberapa jenis dengan daya yang dihasilkan
berbeda. Namun, di Indonesia dipakai 120 Wp yaitu 120 Wh per hari dengan
perkiraan selama 5 jam maksimum tenaga surya per hari.
Maka,
c. Jumlah baterai
(Imax) =
Dimana :
Vs = daya baterai (volt/Ampere hour)
Rumah Tipe B
Untuk rumah Tipe A Terpasang instalasi penerangan dan stop kontak
seperti rincian sebagai berikut :
2 Kamar tidur terpasang 2 Lampu dan 2 Stop Kontak
Ruang Tamu Terpasang 2 Lampu dan 1 Stop Kontak
Dapur Terpasang Dua Lampu
Toilet Terpasang Satu lampu
Teras Terpasang Satu lampu
Untuk rumah tipe B terpasang 8 lampu dan 3 stop kontak
Rumah Tipe C
Untuk rumah Tipe A Terpasang instalasi penerangan dan stop kontak
seperti rincian sebagai berikut :
2 Kamar tidur terpasang 2 Lampu dan 2 Stop Kontak
Ruang Tamu Terpasang 2 Lampu dan 1 Stop Kontak
Dapur Terpasang Dua Lampu
Toilet Terpasang Satu lampu
Teras Terpasang Satu lampu
Untuk rumah tipe C terpasang 8 lampu dan 3 stop kontak
Power House
Power House merupakan tempat penyimpanan tegangan listrik tenaga surya
yang akan Terpasang instalasi penerangan sebanyak 8 lampu dan 4 stop kontak
dengan rincian sebagai berikut :
Ruang Tunggu Terpasang 1 lampu dan 1 stop kontak
Ruang Kantor Terpasang 1 lampu dan 1 stop kontak
Ruang Panel Terpasang 2 lampu
Toilet Terpasang 1 lampu
Teras Terpasang 1 lampu
Penerangan Jalan
Kebutuhan jumlah listrik pada penerangan jalan untuk Desa tersebut adalah
sebanyak 20 lampu yang bisa mewakili penerangan jalan untuk menuju desa.
T =Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
PL = Penerangan Jalan
T = P x PL
Total = 15 Watt x 21 lampu
Total = 315 Watt
Total kebutuhan listrik untuk Fasilitas umum adalah
= 450 + 315 Watt
= 765. Watt