You are on page 1of 36

Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec.

 Batu Ampar Desa Himba Lestari

BAB IV
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

4.1. PENDAHULUAN

Listrik merupakan kebutuhan primer manusia saat ini, sesuai dengan kemajuan
zaman semakin pesat kebutuhan listrik hampir semua kalangan mulai dari
daerah perkotaan hingga pedesaan saat ini. Di Indonesia untuk kebutuhan
listrik masyarakat menggunakan layanan PLN ( Perusahaan Listrik Negara ).
Hampir semua masyarakat Indonesia menikmati layanan listrik dari perusahaan
tersebut.

Desa Himba Lestari merupakan daerah yang terletak di Kabupaten Kutai Timur
Kecamatan Batu Ampar, merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya
belum pernah merasakan terangnya listrik seperti daerah lain di kota-kota besar
di Kalimantan. Listrik di wilyah ini belum masuk di karenakan jangkauan PLN
untuk masuk kedaerah terpencil seperti kecamamatan Batu Ampar sangat sulit.
Warga pernah mewacanakan pembuatan fasilitas listrik sederhana dengan
bersumber pada tenaga mikro hidro. Namun, ternyata wacana tersebut hingga
sekarang belum bisa terealisasi,karena aliran air yang akan digunakan untuk
mikro hidro tidak memenuhi syarat.

Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk merancang pembangunan pembangkit


listrik tenaga surya untuk daerah tersebut. Sistem listrik tenaga surya (LTS)
sebagai pembangkit listrik diarahkan agar dapat dimanfaatkan oleh para
pemakai di daerah terpencil yang tidak mungkin dijangkau oleh jaringan PLN.

4.2. KERANGKA PENDEKATAN

PT. Erka Dua Cipta


4- 1
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Ada pun pendekatan metodologi secara umum yang harus dilakukan agar proses
penyusunan Perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat dapat berjalan dengan efektif dan efisien adalah sebagai berikut :

1. Persiapan
Tahap persiapan meliputi perencanaan konsep kegiatan secara menyeluruh
dari tahap pengumpulan data termasuk survei, perancangan sistem dan
analisis kelayakan teknis dan ekonomis.
Persiapan ini juga meliputi perencanaan data-data yang diperlukan untuk
pembuatan dokumen pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat.

2. Koordinasi dan Konsolidasi


Koordinasi dan konsolidasi dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait (stake
holder) dengan pelaksanaankegiatan kajian, seperti pihak Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai Timur, Pemda
setempat dan Calon Pengguna.

3. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan meliputi data primer maupun sekunder yang dapat
diperoleh melalui kegiatan survei, studi literatur, dan feasibility study. Ada
pun beberapa data pokok terkait meliputi data sumber kapasitas Radiasi
Matahari pada lokasi tersebut dan data konsumen dengan perincian sebagai
berikut :
a) Data-data terkait dengan sumber / potensi waktu radiasi matahari dan
tekanan gas bumi, kondisi topografi, jarak PLTS Terpusat ke Pengguna.
b) Data-data terkait dengan potensi konsumen seperti jumlah penduduk dan
sebarannya, jumlah rumah tangga, luas area.

4. Rencana Sistem Distribusi Listrik ke Penduduk


a) Penentuan Lokasi Potensial
Sebelum dilakukan perancangan sistem distribusi, dilakukan penentuan
lokasi potensial terpilih di daerah setempat berdasarkan hasil feasibility
study sebelumnya. Jika lokasi yang telah ditunjuk oleh FS telah jelas,
maka tidak diperlukan lagi pemilihan lokasi dalam kegiatan perencanaan

PT. Erka Dua Cipta


4- 2
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat. Namun


jika belum jelas, maka hal
itu masuk dalam lingkup pekerjaan perencanaan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.
Pemilihan lokasi potensi dapat mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
1. Potensi sumber Radiasi Matahari, dimana harus pada wilayah yang
dapat menerima pancaran radiasi matahari maksimal.
2. Potensi market pengguna Energi Listrik pada lokasi potensial terpilih.
3. Kondisi infrastruktur jaringan Listrik sebagai sarana penghubung
dengan konsumen penggunanya (demand).
4. Jarak PLTS Terpusat terhadap sentra pengguna, dimana faktor jarak ini
nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kelayakan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.

b) Setelah Lokasi Terpilih


Setelah lokasi yang dianggap paling potensial telah terpilih, selanjutnya
berdasarkan data kondisi lokasi dibuatlah perancangan sistem distribusi.
Perancangan sistem distribusi Listrik yang dihasilkan.

5. Kajian Kelayakan Teknis Ekonomis


Kelayakan teknis untuk pembangunan jaringan ke pengguna di wilayah
tersebut didasarkan pada parameter-parameter berikut :
- Adanya pengguna potensial yang terdiri dari sektor rumah tangga dan
fasilitas umum
- Adanya infrastruktur jaringan distribusi atau tersedianya lahan yang
memungkin pembangunan jaringan distribusi dengan jarak sedekat
mungkin ke pengguna.
- Rancangan Teknis Dasar Sistem Distribusi Listrik dari PLTS :
 Penetapan kondisi operasi.
 Penerapan standar keteknikan (standard code, company code, kebijakan
Pemerintah terkait/Peraturan Pemerintah Daerah terkait).
 Perancangan pembagian aliran pada jaringan distribusi.
 Optimalisasi jaringan Distribusi Listrik.
Tujuan mendapatkan parameter-parameter yang akan digunakan dalam
perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat,

PT. Erka Dua Cipta


4- 3
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

antara lain : Kelayakan Lokasi Potensial, Kelayakan Sipil, Kelayakan Mekanika-


Elektrikal, Kelayakan Ekonomi, Kelayakan Sosial Budaya, Kelayakan
Lingkungan, Kelayakan Komprehensif Berkelanjutan.
Output yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah adanya Studi Kelayakan
secara menyeluruh bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpusat di Desa tersebut sesuai lokasi yang tertuang dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) layak untuk diwujudkan. Kesimpulan layak atau tidaknya ini
merupakan hasil kesimpulan studi kelayakan berbagai aspek yang terkait
dengan pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat di lokasi dimaksud yang mencakup aspek teknis
seperti sipil, mekanikal, elektrikal, jaringan, maupun non teknis seperti aspek
sosial budaya, ekonomi, kelembagaan dan lingkungan.
Kriteria kelayakan yang disyaratkan dalam pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat adalah sebagai berikut :
1. Kelayakan Lokasi Potensial
Kriteria kelayakan adalah standar minimum yang dimiliki secara alamiah
pada suatu lokasi potensi dimana lokasi potensi sebagai berikut :
a. Terdapat Pancaran Radiasi Matahari yang Maksimal.
b. Lokasi PLTS tidak terlalu jauh dengan calon pengguna.

2. Kelayakan Sipil
Dalam perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat ini, dibutuhkan pekerjaan sipil dan struktur yang akan merupakan
fasilitas pendukung untuk beroperasionalnya sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat tersebut; seperti tersedianya pondasi untuk
peralatan dan bangunan, perlindungan dan informasi sistem jaringan baik
diatas maupun didalam tanah, penempatan jaringan distribusi didalam
tanah, perlintasan jaringan tiang distribusi.
Selain itu kondisikondisi yang harus diperhitungkan adalah sebagai
berikut :
a. Kondisi dan stabilitas tanah calon lokasi-lokasi komponen sipil sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat dan tidak memerlukan
teknologi yang mahal untuk mendirikan bangunan sipil;
b. Jalan akses menuju lokasi dapat dijangkau atau dapat ditempuh dengan
teknologi yang tidak mahal;

PT. Erka Dua Cipta


4- 4
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

c. Bangunan sipil tidak melanggar ketentuan hukum dan regulasi yang


berlaku;
d. Lokasi yang akan didirikan bangunan sipil tidak menimbulkan dampak
negatif sosial masyarakat yang berkepanjangan ;
e. Lokasi yang akan didirikan bangunan sipil tidak mengganggu kelestarian
lingkungan.

3. Kelayakan Mekanikal-Elektrikal
a. Mengacu pada grafik/diagram pemilihan jenis peralatan yang akan
digunakan.
b. Mengacu pada Ketentuan Umum Standar Mekanikal Elektrikal.

4. Kelayakan Ekonomi
Dapat diuraikan sesuai dengan tujuan seperti :
a. Untuk sosial, dana hibah dan lain-lain kriteria berdasarkan perbandingan
antara besarnya investasi dengan nilai manfaat yang didapat/diperoleh
masyarakat yang dituju.
b. Untuk komersial atau berhubungan dengan institusi pembiayaan, kriteria
umumnya berdasarkan indicator indikator kinerja keuangan /finansial
seperti :
 Internal Rate of Return (IRR);
 Benefit Cost Ratio (B/C ratio);
 Net Present Value (NPV);
 Cash Flow, dan sebagainya.

5. Kelayakan Sosial Budaya


a. Masyarakat mempunyai kemampuan dan pemahaman secara edukastif
tata cara merawat dan menjaga segala fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat;
b. Masyarakat memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengelola
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat yang akan dibangun;
c. Masyarakat bersedia untuk mengusahakan ketersediaan lahan yang
dibutuhkan.

6. Kelayakan Lingkungan

PT. Erka Dua Cipta


4- 5
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Untuk komersialisasi menyampaikan hasil Upaya Pengelolaan Lingkungan


(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
7. Kelayakan Komprehensif Berkelanjutan Semua kriteria-kriteria yang
menyangkut aspek teknis dan non teknis yang dipersyaratkan kelayakan
seluruh aspek di atas, dan mempunyai nilai positif.
Selanjutnya Untuk mencapai tujuan Penyusunan Perencanaan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat diperlukan
suatu metodologi dan pendekatan yang akan digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan ini. Merujuk pada tujuan, ruang lingkup pekerjaan,
dan keluaran
yang diharapkan.
Metodologi dan pendekatan teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini
harus dapat menjawab maksud dan tujuan sebagaimana yang disebutkan
dalam Kerangka Acuan Kerja.

4.3. METODOLOGI
Desain penelitian yang dipergunakan pekerjaan ini adalah descriptive analysis.
Desain ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara detail mengenai
gambaran yang jelas mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpusat kemudian dicarikan jawaban bagi pemecahan masalah atau
fenomena-fenomena yang ada.

Penelitian deskriptif menggunakan teknik survey (Iskandar,2001) yaitu


penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan nyata dilapangan
secara sistematik dan akurat menyangkut fakta-fakta dari objek penelitian serta
pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari fakta yang mungkin
menjadi penyebabnya melalui data tertentu. Penelitian ini diharapkan dapat
memperoleh gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti, khususnya dalam
kajian Studi Kelayakan yang dilakukan untuk pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.

Pada aktivitas studi ini, perlu dipandu oleh suatu tahapan kerja yang disebut
dengan metodologi kerja. Tujuan dari metodologi kerja adalah mengarahkan

PT. Erka Dua Cipta


4- 6
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

seluruh tindakan bidang kerja yang terkait, sehingga tercipta suatu hubungan
yang terkoordinir dan harmonis, dalam rangka melaksanakan studi kelayakan.

Setiap bidang harus memahami kapan memulai suatu pekerjaan dengan


memperhatikan masukan dari bidang yang lain, serta menjabarkan keluaran
yang diharapkan. Tahapan metodologi akan dimulai dengan suatu studi
pendahaluan terhadap wilayah yang menjadi kajian pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat, serta diakhiri dengan kesimpulan mengenai
layak atau tidaknya dilaksanakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.
Penjelasan mengenai metodologi di atas adalah sebagai berikut :
1. Studi pendahuluan.
Pada kegiatan ini dilakukan suatu survey lapangan yang terdiri atas tim ahli
dan surveyor untuk mengkaji dokumen studi kelayakan awal serta verifikasi
lapangan. Hasil kegiatan ini adalah laporan mengenai potret kondisi lapangan
mengenai ketersediaan sumberdaya dan dukungan pemerintah, serta kondisi
alam.

2. Pembahasan hasil studi lapangan.


Pada kegiatan ini tim ahli melakukan kajian, atas hasil kegiatan studi
pendahuluan dimana hasil dari keguiatan ini adalah solusi penyelesaian
masalah, serta rencana , dan kemungkinan resiko yang muncul pada awal,
saat, dan selesainya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpusat.

3. Membangun Model pendekatan.


Pada kegiatan ini ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu pertama membuat
model keterkaitan pendekatan penyelesaian masalah oleh masing-masing tim
ahli yang bekerja. Hasil akhir dari kegiatan ini berupa jadwal proyek ,
rancangan pembagunan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Terpusat (Detail Engineering Desain), serta anggaran (Rencana
Anggaran Proyek).

4. Analisa Model Pendekatan.

PT. Erka Dua Cipta


4- 7
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Pada kegiatan ini dilakukan penilaian terhadap keluaran pada bagian empat,
dimana jadwal akan dianalisa oleh metoda critical path method, untuk
memastikan efektifitas menyelesaikan pekerjaan. Rancangan pembangunan
akan dinilai dengan cara membandingkan dengan rancangan yang telah
berjalan, dimana dilakukan pembobotan, sementara rencana anggaran akan
dinilai dengan menggunakan net present value dan internal rate of return.

5. Kesimpulan.
Pada bagian ini dihasilkan standar operating prosedur, detail engineering
design, serta hasil penilaian anggaran.

6. Laporan.
Pada bagian ini dilakukan penulisan, sebagai bahan pertimbangan, serta
kerangka acuan dalam melaksankan pekerjaan.
Ada pun pendekatan metodologi secara umum yang harus dilakukan agar
proses penyusunan perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Terpusat dapat berjalan dengan efektif dan efisien adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan
Tahap persiapan meliputi perencanaan konsep kegiatan secara menyeluruh
dari tahap pengumpulan data termasuk survei, perancangan sistem dan
analisis kelayakan teknis dan ekonomis. Persiapan ini juga meliputi
perencanaan data-data yang diperlukan untuk pembuatan dokumen
perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat.

2. Koordinasi dan Konsolidasi


Koordinasi dan konsolidasi dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait
(stake holder) dengan pelaksanaankegiatan kajian, seperti pihak Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai
Timur, Pemda setempat dan calon pengguna.

3. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan meliputi data primer maupun sekunder yang dapat
diperoleh melalui kegiatan survei, studi literatur, dan feasibility study. Ada

PT. Erka Dua Cipta


4- 8
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

pun beberapa data pokok terkait meliputi data sumber pasokan dan data
konsumen dengan perincian sebagai berikut :
a) Data-data terkait dengan sumber / potensi Radiasi Matahari, kondisi
topografi, jarak sumber pasokan ke pengguna.
b) Data-data terkait dengan potensi pengguna seperti jumlah penduduk
dan sebarannya, jumlah rumah tangga, luas area.

4. Rencana Sistem Distribusi


a) Penentuan Lokasi Potensial Sebelum dilakukan perancangan sistem
distribusi , dilakukan penentuan lokasi potensial terpilih berdasarkan
hasil feasibility study sebelumnya. Jika lokasi yang telah ditunjuk oleh FS
telah jelas, maka tidak diperlukan lagi pemilihan lokasi dalam kegiatan
perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat. Namun jika belum jelas, maka hal itu masuk dalam lingkup
pekerjaan perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpusat.

b) Lingkup dan metodologi dari kegiatan perencanaan pembangunan


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat secara garis besar
dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Review studi kelayakan (dokumen feasibility study);
 Identifikasi koordinasi dan sosialisasi;
 Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah (pusat dan
daerah), stakeholder, dan lembaga terkait lainnya;
 Melakukan identifikasi lapangan untuk kondisi geografi, topografi,
geologi, demografi, dan sosal ekonomi;
 Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder;
 Melakukan pengukuran dan pemetaan situasi detail pada lokasi yang
akan dibangun;
 Melakukan survei calon pengguna target sambungan instalasi;
 Desain dan analisa, membuat rancangan rantai suplai dan distribusi
ke pengguna (desain basis, spesifikasi teknis, gambar teknis, SOP,
dll);
 Analisa aspek keamanan dan keselamatan serta kelayakan
operasional;

PT. Erka Dua Cipta


4- 9
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

 Analisa dan pemilihan industri pendukung (manufacture list);


 Analisa material yang memenuhi aspek teknis dan non teknis;
 Anaslisa proses instalasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Terpusat;
 Penyusunan bill of quantity (BoQ);
 Estimasi rencana anggaran biaya;
 Penyiapan paket tender pekerjaan.

4.4. KOORDINASI DAN SOSIALISASI


Sosialisasi merupakan salah satu aktifitas yang perlu dilakukan sebelum
diadakan kegiatan survei lapangan dan dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data lapangan. Dalam melakukan sosialisasi untuk penggunaan
listrik yang berasal dari PLTS terpusat di masyarakat, maka akan dilakukan kerja
sama dengan instansi pemerintah pemrakarsa yaitu Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai Timur dan Pemerintah
setempat, seperti pihak kecamatan dan kelurahan, bahkan RT / RW. Sosialisasi
ini akan meliputi penyampaian informasi mengenai pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat yang akan dilakukan di wilayah terkait,
persyaratan teknis kelayakan dari rumah yang akan dipasang instalasi listrik
tersebut.

4.5. KONSEP SISTEM PLTS

Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah


cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah
banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel
surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan
tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan
bersih dan ramah lingkungan.

Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising.
Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca

PT. Erka Dua Cipta


4- 10
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

(green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi
kita. Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel
surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt
yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa
sel surya yang digabung dalam hubungan seri dan paralel tergantung ukuran
dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya
20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang
proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.

Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan
rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat
mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen.
Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan
panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan
terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan
tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus
pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama
beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2
volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu.

Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi,
biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran.
Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri.
Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang
siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih
murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri.

Biasanya panel surya itu siletakkan dengan posisi statis menghadap matahari.
Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi
berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena
matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel
surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar
dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan
selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya.

PT. Erka Dua Cipta


4- 11
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal,sistem sel surya itu masih
harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah
permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa
sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya.
Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan
mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian
perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya
yang lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya
secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroller
macam ini cukup mahal.

4.6. PHOTOVOLTAIC

Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunakan Grid-
Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan Modul sel surya
Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang
dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang
merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur
seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi
indoor yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik.
Besar dan biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu
Watt-Hour Meters.

Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik
kristal
dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk
membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa
sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan
untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika
modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa
menghemat biaya pembangunan PLTS.

PT. Erka Dua Cipta


4- 12
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang
masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di
dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan
silicon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang
fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati
tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan
pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan.

Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,
mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala
utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah
investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif
tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur
dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.

Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan
yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi
untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon)
untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari
logam tipis) untuk mengirim electron ke perabot listrik.Cara kerja sel surya
sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktordioda. Ketika cahaya
bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi
pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan
menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan
sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor,
menyebabkan aliran medan listrik.

PT. Erka Dua Cipta


4- 13
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Gambar 2.1 Modul Solar Cell


Spesisifikasi solar sel yang biasanaya dipakai seperti pada table 2.1 dibawah
ini :
Tabel 2.1

Model FL-P250w

Cell Type polycrystalline

Maximum Power(Pm) 250w

Power Tolerance ±5%

Maximum Power Voltage(Vpm) 36V

Maximum Power current(IPM) 8.34A

Open Cirucuit Voltage(Voc) 43.9V

Shot Circuit Current(lsc) 8.78A

Number of Cells 72pcs

Size of Module 1950*990*50mm

maximum System Voltage 1000V

Temperature coefficients of lsc 0.1%/

Temperature coefficients of VOC -0.38%/

temperature coefficients of PM 0.47%/

Temperature coefficients of VM 0.1%/

Temperature coefficients of IM -0.38%

PT. Erka Dua Cipta


4- 14
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Temperature range -40 to+90

Surface maximum load capacity 60m/s(200kg/sq.m)

Junction Box Type PPO black

length of Cables 900mm

Frame anodized aluminum alloy

Warranty 90%power for 10 years


and 80% power for 25
years
4.7. KOMPONEN-KOMPONEN PLTS

Modul Sel Surya (photovoltaics) cell surya atau sel photovoltaic merupakan
suatu alat yang dapat mengubah energi radiasi matahari secara langsung
menjadi energi listrik. Pada dasarnya sel tersebut berjenis diode yang tersusun
atas P – N junction. Sel surya photovoltaic yang dibuat dari bahan semi
konduktor yang diproses sedemikian rupa, yang dapat menghasilkan listrik arus
searah (DC). Dalam penggunaannya, sel-sel surya itu dihubungkan satu sama
lain, sejajar atau seri, tergantung dari penggunaannya, guna menghasilkan daya
dengan kombinasi tegangan dan arus yang dikehendaki.

Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila
tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit
pengorbit [bumi], kalkulator genggam, pompa air, dan lain-lain. Sel surya (dalam
bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka
berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net
metering. Sebuah panel surya terbuat dari banyak sel surya.

Sel tersambung secara elektrik untuk memberikan arus dan tegangan tertentu.
Masing-masing sel di enkapsulasi untuk mengisolasi dan melindungi dari
kelembaban dan korosi. Ada perbedaan tipe modul yang tersedia di pasaran,
tergantung pada kebutuhan daya yang dibutuhkan. Modul yang paling umum
digunakan terbuat dari 32 atau 36 crystalline silicon sel surya. Sel-sel ini
berukuran sama, tersambung secara seri, dan terbungkus diantara bahan kaca

PT. Erka Dua Cipta


4- 15
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

dan plastik, menggunakan polymer resin (EVA) sebagai insulator termal (thermal
insulator). Bagian muka modul biasanya antara 0,1 dan 0,5 m^2.

Panel surya biasanya memiliki dua kontak listrik, satu positif dan satu negatif.
Beberapa panel menyertakan kontak ekstra yang memungkinkan instalasi dioda
penyingkat atau bypass diode di antara masing-masing sel. Dioda ini melindungi
panel dari gejala yang dikenal sebagai “hot-spots”. Sebuah hot spot terjadi
ketika beberapa sel berada dalam bayangan sedangkan sisa panel berada di
bawah matahari penuh. Daripada menghasilkan daya, sel yang terteduh
bertingkah laku sebagai beban yang membuang daya.

Dalam situasi ini, sel yang terteduh dapat mengalami peningkatan suhu yang
luar biasa (sekitar 85 sampai 100 derajat Celsius.) Dioda penyingkat akan
mencegah hot spot di sel yang terteduh, tetapi mengurangi tegangan
maksimum panel. Mereka sebaiknya hanya digunakan kalau peneduhan tak
dapat dielakkan. Adalah solusi yang jauh lebih baik untuk menggelar seluruh
panel di bawah matahari penuh sebisa mungkin. Kinerja modul surya yang
direpresentasikan oleh kurva karakteristik IV atau IV characteristic curve, yang
merepresentasikan arus yang disediakan berdasarkan tegangan yang
ditimbulkan oleh tingkat radiasi surya tertentu.Kurva merepresentasikan semua
nilai tegangan-arus yang mungkin. Kurva bergantung pada dua faktor utama:
suhu dan radiasi surya yang diterima oleh sel. Untuk sebuah area sel surya, arus
yang dihasilkan secara langsung sebanding dengan penyinaran surya (G),
sedangkan tegangan berkurang dengan kenaikan suhu. Sebuah pengatur yang
baik akan berusaha memaksimalkan jumlah daya yang disediakan oleh panel
dengan mengikuti titik yang menyediakan daya maksimum (V x I). Daya
maksimum berkaitan dengan lutut kurva IV.

4.8. PRINSIP KERJA SOLAR CELL

Secara sederhana prinsip kerja solar cell photovoltaic dapat dijelaskan dengan
memisalkan sebagai dioda. Diode ini terdiri dari semikonduktor tipe N dan
semikonduktor tipe P. Untuk membentuk semikonduktor silicon tipe N, yaitu
ditambahkan bahan yang bervalensi 5 yang biasa digunakan antara lain Foster
dan Arenakum.

PT. Erka Dua Cipta


4- 16
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Sedangkan untuk membentuk semikonduktor tipe P maka semikonduktor


dengan valensi 4 ditambah dengan bahan yang bervalensi 3 biasanya dikenal
dengan bahan ketidakmurnian. Jenis bahan ini adalah Boron, aluminium,
kalsium, dan indium. Penambahan bahan ketidakmurnian ini akan menyebabkan
satu bahan electron sehingga berbentuk lubang (hole).Lubang ini dapat
berpindah tempat yang satu ke tempat yang lain di dalam kristal. Yang terjadi
adalah electron-elektron Kristal mengisi lubang yang kosong, sehingga timbul
lubang baru. Lubang baru tersebut berpindah disebabkan karena ada electron
yang mengisinya, maka setiap lubang akan memiliki muatan positif yang sama
dan berlawanan dengan muatan negatif electron. Bila cahaya matahari yang
berupa energy foton datang mengenai sisi permukaan lebih besar dari energy
ceah atau gap yang memisahkan pita valensi dan pita konduksi, maka elektron-
elektron bergerak dari pita valensi ke pita konduksi melalui hubungan (junction)
P-N. Lubang yang berada pada sisi tipe N bergerak ke posisi tipe P, dan
sebaliknya elektron yang berada pada sisi tipe P bergerak ke sisi tipe N. Jika
energy foton yang diterima dan diserap cukup besar, maka lubang akan
bertahan di sisi tipe P dan elektron bertahan di sisi tipe N, sehingga
mengakibatkan perbedaan tegangan antara kedua sisi tersebut (sisi tipe P dan
tipe N). Bila sisi P dan N dihubungkan dengan suatu beban tersebut sehingga
dapat diperoleh energi listrik. Karena cahaya menembus kedua lapisan ini, maka
akan berbentuk hole elektron. Medan elektrik yang terdapat pada batas lapisan
menghalangi lubang (hole) dan elektron yang berkombinasi kembali, dengan
demikian alat ini merupakan suatu alat pembangkit listrik kecil yang energinya
diperoleh dari cahaya matahari.

PT. Erka Dua Cipta


4- 17
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Gambar 2.2 Prinsip kerja Solar Cell


Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya /
solar cell di paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada
gambar diatas menghubungkan kaki positif panel surya/solar cells satu dengan
panel surya / solar cell lainnya. Kaki / kutub negatif panel satu dan lainnya juga
dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya / solar cell dihubungkan ke kaki
positif charge controller, dan kaki negatif panel surya / solar cell dihubungkan ke
kaki negative charge controller . Tegangan panel surya / solar cell yang
dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai . Untuk
menghidupkan beban perangkat AC (alternating current) seperti Televisi, Radio,
komputer, dll, arus baterai disupply oleh inverter.

4.9. FUNGSI CHARGE CONTROLLER

1. Mengatur arus untuk pengisian ke baterai


2. Menjaga baterai dari overcharging dan overvoltage
3. Mengartur arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar baterai tidak 'full
discharge',dan overloading serta memonitor temperatur baterai

PT. Erka Dua Cipta


4- 18
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Gambar I.3 Charge Controller


Seperti yang telah disebutkan di atas solar charge controller yang baik biasanya
mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah
penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel sel surya berhenti.
Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan batere. Solar charge
controller akan mengisi baterai sampai level tegangan tertentu, kemudian
apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi kembali.Solar Charge
Controller terdiri dari : 1 input ( 2 terminal ) yang terhubung dengan output
panel sel surya, 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan baterai / aki dan
1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan beban ( load ). Arus listrik DC
yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena
biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan arus listrik DC dari
panel sel surya kebaterai,bukansebaliknya.Charge Controller bahkan ada yang
mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu bukan hanya berasal dari matahari,
tapi juga bisa berasal dari tenaga angin ataupun mikro hidro. Di pasaran sudah
banyak ditemui charge controller 'tandem' yaitu mempunyai 2 input yang
berasal dari matahari dan angin. Untuk ini energi yang dihasilkan menjadi
berlipat ganda karena angin bisa bertiup kapan saja, sehingga keterbatasan
waktu yang tidak bisa disuplai energi matahari secara full, dapat disupport oleh
tenaga angin. Bila kecepatan rata-rata angin terpenuhi maka daya listrik per
bulannya bisa jauh lebih besar dari energi matahari.

4.10. BATERAI

Baterai adalah alat yang menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya
yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan

PT. Erka Dua Cipta


4- 19
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

saat periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Komponen baterai
kadang-kadang dinamakan akumulator (accumulator). Baterai menyimpan listrik
dalam bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam aplikasi
surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam (maintenance-
free lead-acid batteries), yang juga dinamakan baterai recombinant atau VRLA
(klep pengatur asam timbal atau valve regulated lead acid). Baterai terbentuk
oleh sekelompok elemen atau sel yang diletakan secara seri.

Baterai timbal-asam terdiri dari dua elektroda timbal yang berada dalam larutan
elektrolit air dan asam sulfat. Perbedaan potensial sekitar 2 volt terjadi di antara
elektroda, tergantung pada nilai seketika kondisi penyimpanan baterai. Baterai
yang paling umum dalam aplikasi surya fotovoltaik mempunyai tegangan
nominal sebanyak 12 atau 24 volt. Maka sebuah baterai 12 V berisi 6 sel secaras
eri.Baterai memenuhi dua tujuan penting dalam sistem fotovoltaik, yaitu untuk
memberikan daya listrik kepada sistem ketika daya tidak disediakan oleh array
panel-panel surya, dan untuk menyimpan kelebihan daya yang ditimbulkan oleh
panel-panel setiap kali daya itu melebihi beban.

Baterai tersebut mengalami proses siklis menyimpan dan mengeluarkan,


tergantung pada ada atau tidak adanya sinar matahari. Selama waktu adanya
matahari, array panel menghasilkan daya listrik. Daya yang tidak digunakan
dengan segera dipergunakan untuk mengisi baterai. Selama waktu tidak adanya
matahari, permintaan daya listrik disediakan oleh baterai, yang oleh karena itu
akan mengeluarkannya.Siklus menyimpan dan mengeluarkan ini terjadi setiap
kali daya yang dihasilkan oleh panel tidak sama dengan daya yang dibutuhkan
untuk mendukung beban. Kalau ada cukup matahari dan bebannya ringan,
baterai akan menyimpan daya. Tentunya, baterai akan mengeluarkan daya pada
malam hari setiap kali sejumlah daya diperlukan. Baterai juga akan
mengeluarkan daya ketika penyinaran tidak cukup untuk menutupi kebutuhan
beban (karena variasi alami kondisi keikliman,awan,debu,dan lain-lain).

Jika baterai tidak menyimpan cukup daya untuk memenuhi permintaan selama
periode tidak adanya matahari, sistem akan kehabisan daya dan tidak siap
memenuhi konsumsi. Di sisi lainnya, memperbesar sistem (dengan
menambahkan terlalu banyak panel dan baterai) mahal dan tidak efisien. Ketika

PT. Erka Dua Cipta


4- 20
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

mendesain sistem yang mandiri, kita perlu mengkompromikan antara biaya


komponen dengan ketersediaan daya dari sistem. Satu cara untuk melakukan ini
adalah memperkirakan jumlah hari dimana sistem beroperasi secara mandiri.
Sebaliknya, jika sistem surya bertanggung jawab atas daya yang menyediakan
ke peralatan pelanggan anda mungkin dapat mengurangi jumlah hari otonomi
sampai dua atau tiga.

Di daerah dengan penyinaran yang rendah, nilai ini mungkin perlu ditambah
semakin banyak. Dalam kasus apapun, anda harus selalu menemukan
keseimbangan yang baik antara biaya dan kehandalan.Ada dua kondisi istimewa
penyimpanan yang dapat terjadi selama siklus penyimpanan dan pengeluaran
daya dari baterai. Keduanya sebaiknya dihindari guna memperpanjang umur
kegunaan baterai Penyimpanan yang berlebihan (Overcharge) Penyimpanan
yang berlebihan atau overcharge terjadi pada saat baterai berada pada kondisi
keterbatasan kapasitasnya. Jika daya yang dimasukan di luar batas titik
penyimpanan maksimum, elektrolit mulai hancur. Ini menghasilkan gelembung
oksigen dan hidrogen, dalam proses yang diketahui sebagai pembuatan gas
atau gasification. Ini berakibat hilangnya air, oksidasi di elektroda positif, dan
dalam kasus ekstrim, terjadi bahaya ledakan.

Gambar I.4 Baterai 12 V ,100 Ah


Di sisi lainnya, keberadaan gas menghindari stratifikasi asam. Setelah beberapa
siklus penyimpanan dan pengeluaran yang terus menerus, asam cenderung
terpusat di bagian bawah baterai, sehingga mengurangi kapasitas efektifnya.
Proses gasifikasi menggerakan elektrolit dan menghindari stratifikasi. Sekali lagi,
adalah perlu untuk menemukan kompromi antara keuntungan (menghindari
stratifikasi elektrolit) dan keadaan merugikan (kehilangan air dan produksi
hidrogen). Satu pemecahannya adalah lebih sering membiarkan penyimpanan

PT. Erka Dua Cipta


4- 21
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

yang sedikit berlebihan. Satu metode yang umum adalah membiarkan tegangan
sebanyak 2,35 sampai 2,4 Volt untuk masing-masing elemen baterai sekali
dalam beberapa hari, di suhu 25o C. Regulator sebaiknya menjamin
penyimpanan berlebihan yang berkala dan terkontrol. Pengeluaran daya yang
berlebihan.

Dengan cara yang sama dimana ada batas atas, ada juga batas bawah dari
kondisi penyimpanan baterai. Mengeluarkan melebihi batas itu akan
menimbulkan pengrusakan pada baterai. Ketika persediaan baterai yang efektif
habis, pengatur mencegah daya yang tersisa agar tidak diambil dari baterai.
Kalau tegangan baterai mencapai batas minimum 1,85 Volt setiap selnya di
suhu 25° C, pengatur memutuskan beban dari baterai.Jika pengeluaran baterai
sangat mendalam dan baterai tetap dalam kondisi pengeluaran untuk jangka
waktu yang lama, akan terjadi tiga efek: pembentukan sulfat yang terkristal
pada pelat baterai, bahan aktif pada pelat baterai akan lepas / berguguran, dan
pelat baterai akan melengkung. Proses membentuk kristal sulfat yang stabil
dinamakan sulfasi keras. Ini benar-benar tidak baik karena akan membentuk
kristal besar yang tidak turut serta dalam reaksi kimia dan dapat membuat
baterai anda tidak dapat digunakan.

4.11. INVERTER

Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik
searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari
perangkat seperti batere, panel surya / solar cell menjadi AC. Penggunaan
inverter dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk
perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current). Ada beberapa jenis
inverter antara lain:

PT. Erka Dua Cipta


4- 22
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

.
Gambar I.5 Inverter

1. Square WaveGelombangKotak
Gelombang Kotak. Inverter jenis ini hanya bisa untuk lampu saja,
sedangkan untuk beban seperti TV, Komputer bisa merusak inverter dan
juga bisa merusak beban. Kelebihannya harganya lebih murah karena
difungsikan untuk membackup lampu saja. Seiring perkembangan zaman
maka inverter square wave ini jarang dijual dipasaran dikarenakan
keinginan dari pasar menginginkan untuk membackup selain lampu
2. Modified Sine Wave / Gelombang Modifikasi Sinus
Square Wave2. Modified Sine Wave/ Gelombang Modifikasi Sinus, Di
belahan dunia dan juga indonesia produk inverter dengan jenis inverter
modified sine wave ini sering digunakan untuk beban seperti lampu, kipas,
komputer, TV, dll
Jenis Inverter modified sine wave yang beredar pun ada yang memberikan
Low noise atau berarti sangat kecil kebisingan suara yang dihasilkan saat
beroperasi. dan ada juga yang menghasilkan noise yang besar.
3. True Sine Wave/ Pure Sine Wave/ Gelombang Sinus Murni
True Sine wave/ Pure sine wave. Dari segi harga harganya untuk yang
berkualitas harga diatas harga inverter modified sine wave. Aplikasi yang
cocok dari inverter pure sine wave adalah speaker dan peralatan sensitif
seperti alat kedokteran

PT. Erka Dua Cipta


4- 23
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

PERANCANGAN

Pendekatan metodologi yang digunakan untuk menyusun usulan teknis ini yaitu
menggunakan beberapa pendekatan dengan membuat prototyping dalam bentuk
maket melalui beberapa tahap yaitu tahap Planning dan Desain dan Analisa
Kebutuhan.
3.1 Planning dan Analisa Kebutuhan
Pada tahap planning penulis membuat sebuah perencanaan siteplan prototype
sebelum tahap analisan dan selanjutnya. Gambar I.7 adalah gambar Site Plan Desa,
Plan Kecamatan dengan luas area + 14900 mm2.dengan 30 kk ini,lokasi yang
direncakan dibangun pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan kapasitas 15.000 Watt
atau 18450 VA.karena daerah ini terletak di pegunungan yang belum terjangkau oleh
PLN. Siteplan desa tersebut seperti pada gambar 3.1 dibawah ini.

3.1 Contoh Site Plan Desa


Selain, membuat site plan penulis juga memebuat perencanaan posisi stop
kontak di desain oleh masing – masing rumah yang ada disana seperti pada gambar
dibawah 3.2 dibawah ini

PT. Erka Dua Cipta


4- 24
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Gambar 3.2.A Rencana Tata letak peralatan PLTS

Gambar 3.2.B Rencana Inst.Penerangan Gambar 3.2.C Rencana Inst.Stop Kontak

PT. Erka Dua Cipta


4- 25
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Gambar 3.2.D Skedul Panel MCB BOX –Power house


Gambar 3.2.B adalah gambar rencana instalasi penerangan Power house
dengan mengunakan lampu LED.1 x 187 Watt & LED.7 Watt + Fitting yang dipasang
di :
a. Kantor,1 lampu
b. Ruang istirahat 1 lampu
c. Ruang Panel 2 lampu
d.Toilet 1 lampu
e.Teras 1 lampu
jadi Power house terpasang 6 lampu.instalasi memakai kabel NYM.2x1,5 mm2
Gambar 3.2.C adalah gambar rencana instalasi stop kontak Power house
mengunakan stop kontak 1phase 10 A ( type dinding ) dipasang :
a.Kantor,1 stop kontak
b. Ruang istirahat 1 stop kontak
c. Ruang Panel 2 stop kontak
Jadi rumah Power house terpasang 4 stop kontak. instalasi memakai kabel
NYM 3x2,5 mm2

PT. Erka Dua Cipta


4- 26
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Gambar 3.3.A Rencana Inst.Penerangan Gambar 3.3.B Rencana Inst.Stop Kontak

Gambar 3.3.C Skedul Panel MCB BOX –Tipe A


Gambar 3.3.A adalah gambar rencana instalasi penerangan Tipe-A dengan
mengunakan lampu LED.7 Watt + Fitting yang dipasang di :
a.Kamar 2 lampu.
b.Ruang tamu 2 lampu
c.Dapur 1 lampu
d.Toilet 1 lampu
jadi 1 runah terpasang 8 lampu.instalasi memakai kabel NYM.2x1,5 mm2
Gambar 3.3.B adalah gambar rencana instalasi stop kontak Tipe-A
mengunakan stop kontak 1phase 10 A ( type dinding ) dipasang :
a.Kamar 2.
b.Ruang tamu 1.

PT. Erka Dua Cipta


4- 27
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Jadi 1 rumah terpasang 3 stop kontak. instalasi memakai kabel NYM 3x2,5
mm2

Gambar 3.3.C adalah skedul panel MCB BOX , Tipe-A merupakan perhitunagan
antara penerangan dan stop kontak.kabel dari mcb box ke kwh memakai NYM 3x2,5
mm2,sedangkan dari Kwh ke SDP memakai kabel NYFGBY.3x4 mm2.

Gambar 3.4.A Rencana Inst.Penerangan Gambar 3.4.B Rencana Inst.Stop Kontak

Gambar 3.4.C Skedul Panel MCB BOX – Tipe C

PT. Erka Dua Cipta


4- 28
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Gambar 3.4.A adalah gambar rencana instalasi penerangan Tipe-C dengan


mengunakan lampu LED.7 Watt + Fitting yang dipasang di :
a.Kamar 2 lampu.
b.Ruang tamu 2 lampu
c.Dapur 1 lampu
d.Toilet 1 lampu
jadi 1 runah terpasang 8 lampu.instalasi memakai kabel NYM.2x1,5 mm2
Gambar 3.4.B adalah gambar rencana instalasi stop kontak Tipe-C mengunakan
stop kontak 1phase 10 A ( type dinding ) dipasang :
a.Kamar 2.
b.Ruang tamu 1.
Jadi 1 runah terpasang 3 stop kontak. instalasi memakai kabel NYM 3x2,5 mm2

Gambar 3.4.C adalah skedul panel MCB BOX , Tipe-C merupakan perhitunagan
antara penerangan dan stop kontak.kabel dari mcb box ke kwh memakai NYM 3x2,5
mm2,sedangkan dari Kwh ke SDP memakai kabel NYFGBY.3x4 mm2.

Gambar I.11. Skedul Panel Penerangan Jalan

PT. Erka Dua Cipta


4- 29
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

3.1.2 Model Matematis Perencanaan Sistem

Pembangkit listrik tenaga surya sangat bergantung pada sinar matahari, maka
dalam instalasinya memerlukan kebutuhan daya seperti:
a. Jumlah daya yang dibutuhkan per hari (Watt)
b. Besar arus yang dihasilkan panel (Ampere hour)
c. Jumlah unit baterai (Ampere hour)

Maka dari ke-3 poin tersebut, dapat diberi persamaan matematisnya :


a. Jumlah Pemakaian

Dimana :
n = banyaknya beban/peralatan elektronik yg digunakan
Pbeban = daya yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan peralatan tsb.
Lama pemakaian = lama pemakaian peralatan per hari (dalam satuan
jam).
b. Jenis panel surya terdapat beberapa jenis dengan daya yang dihasilkan
berbeda. Namun, di Indonesia dipakai 120 Wp yaitu 120 Wh per hari dengan
perkiraan selama 5 jam maksimum tenaga surya per hari.
Maka,

Jumlah panel ygdipakai =

c. Jumlah baterai

(Imax) =

Dimana :
Vs = daya baterai (volt/Ampere hour)

3.2 Analisa Kebutuhan


3.2.1.Kebutuhan listrik Rumah penduduk :
a.Kebutuhan per umit rumah = 450 Watt
b.Jumlah rumah sebanyak 30 unit rumah Terdiri dari 3 tipe yaitu :
Rumah Tipe A
Untuk rumah Tipe A Terpasang instalasi penerangan dan stop kontak
seperti rincian sebagai berikut :
 2 Kamar tidur Terpasang 2 lampu dan 2 stop kontak
 Ruang tamu Terpasang 2 lampu dan 1 stop kontak

PT. Erka Dua Cipta


4- 30
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

 Dapur Terpasang 1 lampu


 Toilet Terpasang 1 lampu
 Teras Terpasang 1 lampu
Untuk rumah tipe A terpasang 7 lampu dan 3 stop kontak.

Rumah Tipe B
Untuk rumah Tipe A Terpasang instalasi penerangan dan stop kontak
seperti rincian sebagai berikut :
 2 Kamar tidur terpasang 2 Lampu dan 2 Stop Kontak
 Ruang Tamu Terpasang 2 Lampu dan 1 Stop Kontak
 Dapur Terpasang Dua Lampu
 Toilet Terpasang Satu lampu
 Teras Terpasang Satu lampu
Untuk rumah tipe B terpasang 8 lampu dan 3 stop kontak

Rumah Tipe C
Untuk rumah Tipe A Terpasang instalasi penerangan dan stop kontak
seperti rincian sebagai berikut :
 2 Kamar tidur terpasang 2 Lampu dan 2 Stop Kontak
 Ruang Tamu Terpasang 2 Lampu dan 1 Stop Kontak
 Dapur Terpasang Dua Lampu
 Toilet Terpasang Satu lampu
 Teras Terpasang Satu lampu
Untuk rumah tipe C terpasang 8 lampu dan 3 stop kontak

3.2.2.Kebutuhan listrik Fasilitas umun :


Kebutuhan listrik untuk fasilitas umum adalah kebutuhan yang digunakan
untuk keperluan umum seperti Power House dan Penerangan Jalan.

Power House
Power House merupakan tempat penyimpanan tegangan listrik tenaga surya
yang akan Terpasang instalasi penerangan sebanyak 8 lampu dan 4 stop kontak
dengan rincian sebagai berikut :
 Ruang Tunggu Terpasang 1 lampu dan 1 stop kontak
 Ruang Kantor Terpasang 1 lampu dan 1 stop kontak
 Ruang Panel Terpasang 2 lampu
 Toilet Terpasang 1 lampu
 Teras Terpasang 1 lampu

Penerangan Jalan

PT. Erka Dua Cipta


4- 31
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Kebutuhan jumlah listrik pada penerangan jalan untuk Desa tersebut adalah
sebanyak 20 lampu yang bisa mewakili penerangan jalan untuk menuju desa.

4.1. Sistem Distribusi Listrik


Sistem distribusi listrik yang dilakukan pada proses pembuatan pembangkit
listrik tenaga surya contoh seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem Distribusi Listrik


Gambar 4.1 diatas adalah gambar diagram sistem Distribusi listrik merupakan
bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sumber listrik sampai ke konsumen melalui beberapa tahapan
1. Pertama Dari sumber Listrik yaitu Solar Cell 207 Unit dengan kapasitas 250 Wp
dibagi 3 Jaringan ke Panel Box 3 unit
2. Kedua Panel Box disalurkan ke Charge Controller
3. Ketiga dari Charge Controller menyalurkan listrik mengisi Battery.

PT. Erka Dua Cipta


4- 32
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

4. Keempat dari Battery ke Inverter yang mengubah dari DC ke AC diteruskan ke


LVMDP ( Low Voltage Main Distribution Panel )
5. Kelima dari LVMDP ke SDP -1 dari SDP -1 ke SDP -2 dan LP-PL ( Penel
Penerangan Luar )
6. Keenam dari SDP-1 & SDP-2 didistribusikan ke rumah-rumah warga.memakai
kabel tanah NYFGBY.2 x 2.5 mm2. SDP-1 melayani 15 rumah dan SDP-2
melayani 15 rumah.sedangkan LP-PL melayani penerangan jalan.

4.2. Site Plan


Sesuai dengan Site pada bab sebelumnya Desa Kanding, Plana Kecamatan
Somagede dengan luas area + 14900 mm2.dengan 30 kk ini,lokasi yang
direncakan dibangun pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan kapasitas 15.000
Watt atau 18450 VA.karena daerah ini terletak di pegunungan yang belum
terjangkau oleh PLN.

4.3. Perhitungan Kebutuhan Listrik Tenaga Surya Cell


4.3.1.Kebutuhan listrik penduduk :
a. Kebutuhan per unit rumah = 450 Watt
b. Jumlah Rumah sebanyak 30 unit rumah

Untuk menghitung kebutuhan listrik penduduk menggunakan pendekatan


rumus sebagai berikut :
T=P.U
Dimana :
T=Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
U = Unit Rumah
Jadi
T=PxU
450 Watt x 30 unit
Total = 13.500 Watt = 13,5 Kw
Jadi Total kebutuhan listrik untuk rumah penduduk adalah untuk rumah
penduduk 13.5 Kw

4.3.2.Kebutuhan listrik Fasilitas umun :


Kebutuhan listrik untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut :
a. Power house = 450 Watt
b.Penerangan Jalan = 300 Watt
T = P x PL
Dimana :

PT. Erka Dua Cipta


4- 33
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

T =Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
PL = Penerangan Jalan
T = P x PL
Total = 15 Watt x 21 lampu
Total = 315 Watt
Total kebutuhan listrik untuk Fasilitas umum adalah
= 450 + 315 Watt
= 765. Watt

4.3.3 Total kebutuhan Listrik :


Total kebutuhan lsitrik penduduk dan Fasilitas umum adalah
= 13.500 + 765 Watt
= 14.265 Watt
= 14.265 Watt
Sebagai estimasi awal bahwa dari perhitungan di atas didapat bahwa
kebutuhan listrik penduduk dan fasilitas umum adalah 14.625 per jam.

4.3.3. Perhitungan jumlah Panel Surya yang dibutuhkan


Untuk memenuhui kebutuhan listrik tersebut maka dibutuhkan beberapa banyak
panel surya dengan menggunakan pendekatan rumus dibawah ini maka kita
biasa menghitung berapa panel surya yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan listrik sebesar 14.265 Watt per Jam
T=PxH
T = WP x H
T = P : ( WP x H )
Dimana :
T = Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
H = Pemakaian per Jam
Wp = Watt Peak
% = Pemakaian Inverter & alat lainya
Adalah:
Total kebutuhan listrik, 14.250 Watt
14.250 x 20% = 17.100 Watt

PT. Erka Dua Cipta


4- 34
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

17.100 x 15 = 256.500 Watt


250 x 5 = 1250 Watt
256.500 : 1250 = 205.2 Wp
Total pemakaian Panel Surya 250 Wp adalah 207 Panel Surya

4.3.4. Charge Controller yang dibutuhkan


Untuk mengetahui jumlah charge controller yang berfungsi sebagai pengontrol
battery pada saat pengisian adalah 1800 Amp, ini didapat menggunakan pendekata
rumus sebagai berikut :
T=P:V
Dimana :
T = Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
V = Tegangan baterai
Jadi Total Total kebutuhan listrik,17.100 Watt
17.100 : 12 = 1425
1425 x 20% = 1710 Ampere
Charge Controller yang dibutuhkan 1710 Ampere 300 Amp x 6
= 1800 Amp
Dibutuhkan charge controller yaitu 6 buah dengan kapasitas charge
controller 300 A.

4.3.5. Baterai yang dibutuhkan


Untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah dan fasilitas umum maka baterai yang
dibutuhkan adalah 216 baterai dengan menggunakan pendekatan rumus
sebagai berikut :
T = P : V : Ah
Dimana :
T = Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
H = Pemakaian per Jam
V = Tegangan baterai
I = Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
Adalah:
Total kebutuhan listrik,14.250 Watt
256.500 : 12 : 200 = 106.87
Battery yang dibutuhkan 107 buah .12 V,200 Ah

PT. Erka Dua Cipta


4- 35
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

107 x 2 = 216 Battery


Total pemakaian Battery adalah 216 Battery
Jumlah batterai 216 buah itu hanya dipakai 50 %,untuk menjaga ketahanan
baterai

4.3.6. Inverter yang dibutuhkan


Inverter untuk merubah arus DC menjadi arus AC dalam penerangan desa
Kanding kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas adalah 3 Unit Inverter
dengan kapasitas masing – masing inverter 15 Kw. Nilai itu didapat
mengggunakn pendekatan rumus sebagai berikut :
I=P:V
Dimana :
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
V = Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
I = Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
Adalah: Total kebutuhan listrik, 256.500 Watt
256.500 : 12 = 31.375 A
Inverter yang dibutuhkan 3 Unit dengan kapasitas per unit 15 Kw

PT. Erka Dua Cipta


4- 36

You might also like