You are on page 1of 22

Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec.

 Batu Ampar Desa Himba Lestari

BAB V
RENCANA KERJA

Rencana Kerja merupakan komponen penting dalam suatu pelaksanaan


kegiatan pekerjaan, tidak terkecuali dengan pekerjaan pekerjaan
Perencanaan Jaringan Listrik di Kecamatan Kaubun Desa Bukit Permata dan
Desa Mata Air. Dengan langkah-langkah kerja yang direncanakan dengan
matang serta dikontrol oleh suatu skedul yang terperinci, tentu hasil
pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

5.1. PENGUMPULAN DATA LAPANGAN & PELAKSANAAN SURVEI


Survei dan pengumpulan data yang termasuk didalamnya melakukan
pengadaan Data
Digital dan Survey Topografi, merupakan langkah penting untuk melakukan
verifikasi hasil feasibility studi yang akan dijadikan referensi yang
menggambarkan wilayah Kabupaten , dimana hasil survey akan dijadikan
salah satu data primer untuk langkah awal perencanaan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat, yang harus dilakukan oleh
konsultan perencana pembangunan.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat. Pengumpulan data untuk


menentukan
desa terpilih akan dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan Pengadaan
Data digital dan Survei Topografi. Hasil survey dan pengumpulan data yang

PT. Erka Dua Cipta


5-1
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

dilakukan, juga merupakan verifikasi terhadap study awal yang digunakan


sebagai referensi untuk memberikan gambaran kondisi terakhir yang dapat
digunakan sebagai acuan perencanaan.
5.2. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah aktifitas untuk pencarian data awal, melalui
pengumpulan data dari beberapa instansi terkait, antara lain adalah :
Data utilitas dari instansi terkait dengan jalur yang akan digunakan
dalam konstruksikonstruksi jaringan distribusi
Data infrastruktur, merupakan hasil pengumpulan data untuk
mengetahui ketersediaan serta spesifikasi infrastruktur yang sudah ada,
baik yang terlihat di permukaan seperti jalan, jembatan, tiang listrik
ataupun infrastruktur yang tertanamdi dalam tanah di area rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat. Data-
data inftastruktur akan diambil dari instansi masing-masing yang terkait,
dan juga akan dilihat langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi
dan lokasi yang sebenarnya.
Data demografi atau kependudukan, termasuk dengan kondisi sosial
ekonomi dan sosialisasi. Data yang dimaksud bertujuan untuk
mengetahui kondisi penduduk sekaligus mendata caloncalon pengguna
yang akan menggunakan Listrik tersebut. Pencarian data ini diawali
dengan melakukan kegiatan sosialisasi ke pemerintah daerah setempat
dan masyarakat.
Data regulasi wilayah setempat, antara lain adalah studi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW), perijinan sesuai dengan terbitan otonomi daerah,
dan lain-lain. Data ini diperlukan untuk menentukan jalur distribusi dan
menentukan koordinasi pengurusan perijinan terkait dengan
perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat.

5.3. PENGUKURAN DI LAPANGAN


Tujuan dari pengukuran dilapangan ini adalah untuk mendapatkan koordinat-
koordinat titik ikat yang nantinya akan digunakan untuk menjadikan peta
awal (hasil dari pengumpulan data) menjadi peta yang ter-georeference.
Tahap-tahap pengukuran yang dilakukan antara lain :

PT. Erka Dua Cipta


5-2
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

a. Survei Letak Titik Referensi


Yang dimaksud titik referensi ini adalah pilar atau patok milik
Bakosurtanal, BPN atau instasi lain yang telah diketahui history spasial
(koordinat) dan atributnya (contoh : sistem koordinat yang digunakan,
letak dan posisi, diskripsi fisik, serta instasi pemilik patok)
 Titik referensi yang digunakan adalah pilar atau patok yang
keberadaanya paling dekat dengan lokasi daerah yang dipetakan
 Menentukan rencana lokasi titik-titik ikat yang nantinya akan
dipatok dan dicari koordinatnya. Kriteria lokasi sebagai rencana
titik ikat :
 Aman dari gangguan manusia (misal dicabut) dan alam (tanah
mudah longsor)
Mudah ditemukan keberadaanya
 Dekat dengan tanda-tanda taktis seperti : persimpangan jalan,
jembatan, gedung, dll.
b. Pemasangan Patok Pengukuran
Setelah rencana lokasi titik-titik ikat didapatkan, dilakukan kegiatan
pemasangan patok benchmark (BM) sebagai titik-titik yang mempunyai
harga koordinat (x,y) dan ketinggian (z) dalam sistem koordinat peta,
dimaksudkan sebagai data yang terpasang di lapangan yang dapat
dipergunakan sebagai dasar atau referensi dalam pekerjaanpekerjaan
terkait seperti stake-out design teknis yang telah dibuat, maupun sebagai
referensi pekerjaan lainnya. Patok yang telah terpasang dilakukan
pengukuran dengan titik acuan koordinat titik dari Bakosurtanal, dimana
pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan GPS geodetic.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditentukan posisi patok yang
akan dipasang, terutama pada tempattempat strategis dan menyebar
pada seluruh areal pekerjaan. Patok BM dipasang pada tanah yang keras
atau stabil sehingga tidak berubah kedudukannya.
c. Survey GPS
Penentuan posisi dengan GPS memberikan koordinat titik kontrol
horizontal maupun vertikal dalam satu pengukuran. Dalam hal ini tingkat
ketelitian koordinat yang diberikan tergantung pada beberapa faktor, yaitu
ketelitian data, geometri satelit, strategi pengamatan, serta strategi

PT. Erka Dua Cipta


5-3
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

pengolahan data. Survei GPS ini digunakan untuk menentukan titik control
geodesi dengan target koordinat yang diukur adalah patok pada rencana
jalur distribusi listrik yang telah dipasang yang akan menjadi referensi titik
ikat dalam peta perencanaan. Metode pengamatan yang digunakan Rapid
Static Differential, dimana :
Prosedur pengumpulan data dilapangan seperti pada survei static:
Memerlukan minimal 2 buah receiver tipe geodetic, satu ditempatkan
pada titik yang telah diketahui koordinatnya (monitor station) dan
sisanya ditempatkan pada titik yang akan ditentukan posisinya.
Titik-titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak.
Posisi titik ditentukan relatif terhadap monitor station.
Survey Statik dengan sesi pengamatan lebih singkat (20 menit per
titik).
Berbasiskan differential positioning dengan menggunakan data fase.
Ketelitian (relatif) posisi titik yang diperoleh adalah dalam orde
centimeter.
d. Pemetaan Situasi Detail Jalur Distribusi
Pemetaan situasi dan detail adalah serangkaian pengukuran suatu daerah
dengan cara menentukan obyek-obyek penting berdasarkan unsur sudut
dan jarak dalam jumlah cukup, sehingga dapat mewakili atau
menggambarkan derah tersebut dan seisinya secara jelas dengan skala
tertentu, dan mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal
secara bersama-sama dalam suatu gambar peta jaringan distribusi listrik.
Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran
sebagai berikut :
o Pengukuran titik fundamental (Xo, Yo, Ho dan αo);
o Pengukuran kerangka horizontal (sudut dan jarak);
o Pengukuran kerangka tinggi (beda tinggi);
o Pengukuran titik detail (arah, beda tinggi dan jarak terhadap titik detail
yang dipilih sesuai dengan permintaan skala).
Pada dasarnya prinsip kerja yang diperlukan untuk pemetaan suatu
daerah selalu dilakukan dalam dua tahapan, yaitu :
 Penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha penyebaran titik
ikat;

PT. Erka Dua Cipta


5-4
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

 Pengambilan data titik detail yang merupakan wakil gambaran


fisik bumi yang akan muncul di petanya;
 Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan penggambaran dan
kontur.
Dalam pemetaan medan pengukuran sangat berpengaruh dan ditentukan
oleh kerangka serta jenis pengukuran. Bentuk kerangka yang didesain
tidak harus sebuah polygon, namun dapat saja kombinasi dari kerangka
yang ada.

1) Pengukuran Horisontal
Terdapat dua macam pengukuran yang dilakukan untuk posisi
horizontal, yaitu pengukuran polygon utama dan pengukuran polygon
bercabang.

2) Pengukuran Beda Tinggi


Pengukuran situasi ditentukan oleh dua jenis pengukuran, yaitu
pengukuran sifat datar utama dan pengukuran sifat datar bercabang.

3) Pengukuran detail
Pada saat pengukuran di lapangan, data yang diambil untuk
pengukuran detail adalah :
a. Beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik ikat detail yang
bersangkutan.
b. Jarak optis atau jarak datar antara titik kerangka dan titik detail.
c. Sudut antara sisi kerangka dengan arah titik awal detail yang
bersangkutan atau sudut jurusan magnetis dari arah titik detail
yang bersangkutan.
Metode pengukuran situasi ini dilakukan baik dengan
menggunakan metode offset maupun metode polar, tergantung
situasi medan pengukuran yang dihadapi.
Setelah pengukuran pemetaan situasi detail telah selesai
dilaksanakan, langkah berikutnya yaitu melakukan perhitungan

PT. Erka Dua Cipta


5-5
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

terhadap data yang telah diperoleh dan menyajikan dalam bentuk


penggambaran peta yang dilengkapi garis kontur, dimana
kegunaan garis kontur ini antara lain:
- Sebagai dasar untuk menentukan penampang tegak suatu
permukaan tanah.
- Sebagai dasar untuk perencanaan besarnya galian atau
timbunan.
- Memperlihatkan ketinggian tanah dalam lokasi atau peta
tersebut dan sebagainya.
Peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dalam
pengukuran situasi detail dari pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Terpusat ini adalah alat ukur theodolit
(manual atau otomatis), statif, rambu ukur, unting-unting,
patok, dan perlengkapan pendukung lainnya.
Langkah kerja dalam melakukan pemetaan situasi dari
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat
ini adalah :
1) Pembuatan kerangka polygon tertutup, dimana wilayah
jaringan pipa ini akan dibagi menjadi beberapa polygon
tertutup.
2) Pengukuran situasi
3) Pengolahan data
a. Pengolahan data GPS
b. Pengolahan data polygon
c. Pengolahan data situasi detail
4) Penyajian pengukuran pemetaan (pencetakan gambar)
Pengukuran situasi detail ini akan memberikan output antara
lain:
 Titik kontrol utama jalur tiang distribusi (x, y, z);
 Peta situasi jalur distribusi :
 Obyek detail situasi (sungai / drainase, jalan, bangunan,
sawah, atau obyek penting lainnya);
 Profil memanjang & melintang jalur tiang distribusi.

PT. Erka Dua Cipta


5-6
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

5.4. SURVEI CALON PENGGUNA SAMBUNGAN RUMAH TINGGAL DAN


FASILITAS UMUM
Ada dua hal utama di dalam kegiatan survei kelayakan teknis, yakni :
1) Survei kelayakan teknis wilayah yang akan dialiri listrik yang bersumber
dari PLTS terpusat.
2) Survei data calon pengguna yang akan dipasang instalasi listrik.

5.5. METODOLOGI PENYUSUNAN DOKUMEN


5.5.1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat
Untuk melakukan desk study ini, diperlukan beberapa data sekunder,
antara lain adalah :
Data Sekunder 1 adalah data hasil studi awal feasibility study yang
pernah dilakukan oleh DISTAMBEN Kabupaten Berau untuk
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.
Data Primer 1 adalah data tambahan yang diperoleh dari hasil
survei pengumpulan data, seperti misalnya peta jaringan tiang
distribusi dan Jaringan yang sudah ada.
Data Primer 2 adalah output yang dihasilkan dari aktifitas
pengumpulan data dan sebagian hasil survei lapangan, yang
dalam hal ini lebih banyak bersifat data kependudukan, data
minat, data sosial ekonomi dan data infrastruktur awal.
Data Sekunder 2 yang merupakan input atau studi terhadap code
& standard serta regulasi atau perundang-undangan yang harus
diaplikasikan dalam konsep disain maupun yang harus
dipertimbangkan dari sisi hukum atau persyaratan pemerintah
yang harus dipenuhi.
Dengan menggunakan data Primer 2 dilakukan verifikasi ulang
terhadap data Sekunder 1, untuk menjamin bahwa data referensi
yang akan digunakan sudah merupakan data terakhir yang benar.
Dari kombinasi hasil studi tersebut dan dengan menambahkan
faktor-faktor dalam data sekunder 2, maka akan mulai dilakukan
desk study untuk penyusunan konsep disain.

PT. Erka Dua Cipta


5-7
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Untuk bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal serta


mendapatkan hasil dengan kualitas yang maksimal dari pekerjaan
perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpusat, maka perlu melibatkan tenaga tenaga ahli dari
setiap disiplin ilmu. Bidang kegiatan utama pada pekerjaan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat ini
adalah sebagai berikut :
a. Sumber Energi Surya
Energi surya berupa radiasi elektromagnetik yang dipancarkan ke
bumi berupa cahaya matahari yang terdiri atas foton atau partikel
energi surya yang dikonversikan menjadi energi listrik. Energi
surya yang sampai pada permukaan bumi disebut sebagai radiasi
surya global yang diukur dengan kepadatan daya pada permukaan
daerah penerima.
Rata-rata nilai dari radiasi surya atmosfir bumi adalah 1.353 W/m
yang dinyatakan sebagai konstanta surya.
Intensitas radiasi surya dipengaruhi oleh waktu siklus perputaran
bumi, kondisi cuaca meliputi kualitas dan kuantitas awan,
pergantian musim dan posisi garis lintang.
Intensitas radiasi sinar matahari di Indonesia berlangsung 4 - 5
jam per hari. Produksi energi surya pada suatu daerah dapat
dihitung sebagai berikut :
E=IxA
dimana,
E = Energi surya yang dihasilkan (W)
I = Isolasi/Intensitas radiasi surya rata-rata yang diterima selama
satu jam(W/m)
A = Luas area (m2)

Energi surya yang dikonversikan menjadi energi listrik disebut juga


dengan energy photovoltaic. Pada awalnya teknologi ini digunakan
sebagai pembangkit listrik di daerah pedesaan terpencil kemudian
berkembang menjadi lampu penerangan jalan berenergi surya,
penyediaan listrik di tempat umum seperti rumah peribadatan,

PT. Erka Dua Cipta


5-8
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

pelayanan kesehatan, instansi-instansi pemerintah. Walaupun


awalnya hanya cukup untuk kebutuhan penerangan namun PLTS
cukup membantu elektrifikasi di tempat yang membutuhkan.
Selain itu telah tersedia pula pompa air tenaga surya, yang
digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air bersih (air
minum).

a.1. Prinsip Kerja Teknologi Photovoltaic


Cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik melalui
modul surya yang terbuat dari bahan semikonduktor. Bahan
semikonduktor, merupakan bahan semi logam yang memiliki
partikel yang disebut elektron-proton, yang apabila
digerakkan oleh energi dari luar akan membuat pelepasan
elektron sehingga menimbulkan arus listrik dan pasangan
elektron hole. Modul surya mampu menyerap cahaya sinar
matahari yang mengandung gelombang elektromagnetik
atau energi foton ini.
Energi foton pada cahaya matahari ini menghasilkan energy
kinetik yang mampu melepaskan elektron-elektron ke pita
konduksi sehingga menimbulkan arus listrik. Energi kinetik
akan makin besar seiring dengan meningkatnya intensitas
cahaya dari matahari. Intensitas cahaya matahari tertinggi
diserap bumi di siang hari sehingga menghasilkan tenaga
surya yang diserap bumi ada sekitar 120.000 terra Watt. Jenis
logam yang digunakan juga akan menentukan kinerja
daripada sel surya.

a.2. Instalasi Teknologi PV


Teknologi PV dirancang untuk memudahkan dalam instalasi
dan maintenance, sehingga instalasi teknologi ini tidak
membutuhkan waktu lama atau hanya sehari. Hal yang perlu
diperhatikan dalam instalasi adalah lokasi pemasangan harus
terletak di lapangan terbuka yang tidak terhalangi oleh pohon
raksasa atau bangunan tinggi. Posisi instalasi diharapkan

PT. Erka Dua Cipta


5-9
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

miring menghadap ke utara disebabkan karena letak


Indonesia di sebelah selatan bumi.
b. Mekanikal Dan Pendistribusian
1) Uraian Umum
Secara umum ruang lingkup perencanaan mekanikal meliputi
pekerjaan :
- Menentukan jalur jaringan tiang distribusi Perencanaan
mekanikal dan pemasangan tiang distribusi pada proyek
ini secara umum akan dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan daerah.
Desa yang telah ditentukan dengan menggunakan
referensi dari data proses, karakteristik dan komposisi,
serta mengacu pada konsep usulan diagram alir rancangan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpusat diatas.
Untuk mendapatkan perencanaan yang optimal, maka
data-data yang akan menjadi acuan perencanaan adalah :
- Hasil Studi Kelayakan Rencana wilayah cakupan (wilayah
Desa ).
- Data peta topography digital yang dilakukan tim survey
lapangan.
- Data fungsi lahan, kontur, fasilitas dan utilitas yang sudah
ada, agar penempatan jaringan tiang distribusi yang
direncanakan sesuai fungsi dan persyaratannya, serta
tidak bertentangan dengan fasilitas instansi yang lain.

2) Data kebutuhan listrik untuk rumah tangga

3) Konseptual Dan Perhitungan Perencanaan


Berdasarkan data-data yang ada maka akan disusun
konseptual dan perhitungan untuk perencanaan mekanikal dan
jaringan distribusi sepereti langkah langkah dibawah ini.
3.1. Menentukan Perencanaan Jalur Jaringan Distribusi
Listrik

PT. Erka Dua Cipta


5-10
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Terdapat dua (2) langkah kerja atau sistematika besar


yang harus dipenuhi dalam melakukan perencanaan
jaringan distribusi listrik, yang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Inventarisasi pengumpulan data
Dimana data utama yang diperlukan adalah sebagai
berikut :
Data titik Lokasi Pembangunan PLTS
Informasi konsumen; informasi konsumen yang
memiliki karakteristik unik untuk setiap wilayah
cakupan yang diperlukan antara lain adalah jenis
konsumen rumah tangga, jumlah anggota rumah
tangga, pola penggunaan listrik yang dipengaruhi
oleh jenis kegiatan dalam rumah tangga, termasuk
didalamnya adalah jenis peralatan Elektronik) serta
jumlah dan kapasitas alat yang dipergunakan,
ukuran luas ruangan dan pendapatan atau
standard hidup Data pemetaan; selain dari data
topografi, jalur rencana pemasangan tiang
distribusi, yang termasuk dalam data pemetaan
adalah data demografi yang memberikan
gambaran luasan, sebaran serta tingkat kepadatan
penduduk.
Data dan informasi rencana pengembangan
wilayah dari pemerintah daerah setempat, dimana
hal ini akan diperlukan untuk perencanan umur
rencana yang ditetapkan.
2. Sistem Analisa jaringan
Terminologi sistem analisa jaringan diperlukan untuk
menggambarkan analisa dan disain dari jaringan
distribusi dengan menggunakan komputer secara
keseluruhan dilengkapi dengan input skema dari
rumah-rumah yang terkecil yang dimaksudkan untuk
mendapatkan optimalisasi perancangan tiang

PT. Erka Dua Cipta


5-11
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

distribusi berdasarkan kriteria-kriteria yang


diterapkan.

c. Sipil Dan Struktur


Berdasarkan hasil survei pengumpulan data ditempat/instansi
terkait dan survey lapangan, seperti antara lain dan tidak terbatas
pada hasil soil investigation dan peta fungsi lahan, termasuk
didalamnya pengumpulan data dari jaringan infrastruktur serta
utilitas yang sudah terbangun (as-built) serta bekerja sama
dengan tim mekanikal, tim sipil akan melakukan perencanaan
pekerjaan sipil dan struktur pendukung, seperti antara lain dan
tidak terbatas pada :
- Pondasi untuk peralatan dan tiang distribusi listrik
- Sistiem perlintasan tiang distribusi melalui bawah dasar sungai
- Sistem perlintasan tiang distribusi melalui jalan umum/raya dan
jalan perumahan
- Sistem perlintasan tiang distribusi melalui daerah rawarawa
- Sistem perlintasan tiang distribusi melalui saluran
irigasi/pengairan
- Pondasi beserta bangunan kendali ( power house )
- Pondasi untuk peralatan distribusi listrik di area bangunan
kendali
- Sistim galian tanah
Adapun tata cara dalam merencanakan pekerjaan sipil dan
struktur dalam rangka untuk mendapatkan hasil pekerjaan sipil
dan struktur/ konstruksi yang effisien dilihat dari sisi kekuatan,
kestabilan, keamanan, umur bangunan, waktu pelaksanaan/
jadwal serta pembiayaan, maka team perencanaan akan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut dan tidak terbatas
pada :
1) Mengumpulkan dan menganalisa data dari team survey baik
yang didapatkan dari instansi teknis terkait dipusat maupun
didaerah dan / atau pengukuran secara langsung dilapangan

PT. Erka Dua Cipta


5-12
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

terkait, agar nantinya perencanaan yang dibuat sesuai


dengan tata lingkungan yang disyaratkan sehingga produk
yang dibuat akan sesuai dengan kebutuhan.

2) Menggunakan semua peraturan-peraturan, standar nasional


yang bersifat wajib serta international code lainnya yang
ada hubungannya dengan pekerjaan perencanaan struktur
dan sipil di bidang kelistrikan.

3) Mengumpulkan data spesifikasi dari material-material yang


akan dipakai sebagai dasar / acuan dalam melakukan
perencanaan.

4) Berdasarkan semua hasil temuan yang didapatkan diatas,


baik dipusat maupun didaerah terkait serta dengan
koordinasi lintas instansi baik dipusat maupun di daerah,
maka akan dipersiapkan dahulu konsep perencanaannya.
Setelah konsep ini disetujui semua pihak terkait, maka
barulah team akan melangkah maju ke tahap perencanaan
meliputi dokumen-dokumen pekerjaan perhitungan,
pembuatan spesifikasi teknis, gambar perencanaan, biaya
proyek, dan sebagainya.
Adapun parameter yang akan diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam pembuatan konsep adalah antara
lain dan tidak terbatas pada aspek-aspek :
 Lokasi proyek
 Constructability
 Fabrikasi
 Transportasi
 biaya
 Keselamatan / Safety
 Jadwal waktu / Schedule
 Perijinan

PT. Erka Dua Cipta


5-13
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

 Operasional
 Pemeliharaan
 Umur proyek
 Kemungkinan pengembangan / perluasan di kemudian
hari
 Lingkungan / Environmental

5) Kemudian melakukan detail perencanaan pekerjaan sipil dan


perhitungan struktur / konstruksi dengan memakai data-
data yang telah diperoleh yang meliputi antara lain, kondisi
lapangan berdasarkan hasil survey, peraturan- peraturan
serta standar nasional serta detail perencanaan sipil dan
perhitungan konstruksi yang berlaku dan data-data material
yang ada. Dalam perencanaan pekerjaan sipil dan struktur /
konstruksi, team sipil akan juga memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek – aspek lain seperti
constructability, transportasi material kelapangan, fabrikasi,
keselamatan, kemudahan dalam pemeliharaan serta
operasional serta kemungkinan adanya pengembangan/
perluasan dari sistim jaringan distribusi yang akan dibangun
dikemudian hari serta aspek lingkungan / environment yang
memenuhi persyaratan.
Dalam perencanaan, team juga akan memperhatikan
keadaan infrastruktur dan utilitas yang sudah ada, sehingga
pekerjaan pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan lancar,
tanpa adanya gangguan yang berarti pada kondisi
infrastruktur dan utilitas yang sudah ada (as-built).

6) Selanjutnya hasil perencanaan di atas tersebut diajukan


untuk mendapatkan approval guna dipakai sebagai
dokumen pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

7) Setelah mendapatkan persetujuan atau approval, kemudian


team Sipil melakukan pendistribusian dokumen sesuai

PT. Erka Dua Cipta


5-14
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

dengan kebutuhan lapangan dan berdasarkan peraturan


administrasi yang ada dan berlaku.
Dengan langkah-langkah tersebut diatas diharapkan dari
mulai masa pengumpulan data dan survey lapangan,
pembuatan konsep, perencanaan sampai dengan masa
pelaksanaan, proyek tersebut akan berjalan dengan lancar
dan akan bisa mencapai target sesuai yang diharapkan.

d. Elektrikal
Tujuan utama Perencanaan elektrikal lebih ditekankan untuk
kepentingan akibat adanya sistem control electric yang ada pada
saat operasional, terutama pada system metering.
5.6. KONSOLIDASI DENGAN INSTANSI PEMERINTAH, STAKEHOLDER, DAN
LEMBAGA LAIN
Konsultan Perencana akan melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan
Instansi Pemerintah (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Kutai Timur selaku pemberi kerja, Pemda setempat) beserta
Lembaga lainnya yang terkait. Konsolidasi dengan Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai pemberi kerja, berupa pelaporan
hasil kerja. Selain itu dalam melakukan sosialisasi kepada Pemerintah
Daerah dan masyarakat setempat, peran Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai
penghubung awal jalinan koordinasi antara konsultan perencana dengan
Pemerintah Daerah.
Konsolidasi konsultan perencana dengan Pemerintah Daerah adalah untuk
mendapatkan
perizinan baik dalam hal survei, pengumpulan data, maupun sosialisasi
kepada masyarakat di Desa terpilih.
Lembaga lain dalam hal ini adalah instansi/badan usaha baik pemerintah
ataupun swasta
pemilik utilitas, dimana konsultan perencana akan melakukan koordinasi
mengenai jaringan utilitas baik yang sudah terpasang maupun masih dalam
hal perencanaan.

PT. Erka Dua Cipta


5-15
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

5.7. PENDAHULUAN

Alternatif pemenuhan kebutuhan listrik untuk daerah sulit dan sangat sulit
adalah dengan pemanfaatan energi terbarukan. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah dan swasta untuk mencari dan memanfaatkan
potensi energi agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat. Pengembangan energi terbarukan telah diterapkan di beberapa
desa oleh pemerintah yaitu dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) dan SHS. Bagi desa yang tidak memiliki potensi
pembangkit air maka pemerintah memberikan alternatif pemanfaatan energi
matahari.

Matahari adalah salah satu sumber terbarukan yang menjadi perhatian dunia
saat ini. Matahari merupakan sumber energi dunia dengan efek tak
langsungnya seperti energi angin, biomas, energi gelombang laut, dan lain-
lain. Sumber energi ini tidak dapat memberi kontribusi yang cukup ke
permukaan bumi karena ketergantungnya pada siklus siang-malam.

Pemanfaatan sumber energi matahari telah banyak dilakukan untuk


cadangan pasokan energi. Salah satu penerapan energi matahari adalah
untuk sistem penerangan rumah tangga. Energi matahari yang sampai di
permukaan bumi sangat bergantung pada koordinat bumi-matahari, maka
intensitas cahaya matahari ke bumi akan lebih besar pada wilayah
katulistiwa.

Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai


sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari
rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia.
Pemanfaat energi matahari sebagai sumber penerangan rumah tangga telah
banyak dilakukan di wilayah indonesia terutama daerah terpencil yang
belum terjangkau jaringan listrik PLN dengan intensitas radiasi matahari
rata-rata 650 W/m2 (Othman et all. 1993).

Model PLTS ada 2 macam, yaitu model tersebar atau yang dikenal dengan
Solar Home System (SHS) dan model terpusat atau yang dikenal dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat. Model SHS lebih cocok
untuk pemukiman yang antar rumah satu dengan rumah lainnya berjarak
relatif jauh. Sedangkan model PLTS Terpusat lebih cocok untuk pemukiman

PT. Erka Dua Cipta


5-16
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

yang antar rumah satu dengan rumah lainnya relatif dekat.

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Listrik


Terpusat

PT. Erka Dua Cipta


5-17
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

5.8. KETENTUAN UMUM


Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor: 03 Tahun 2014 BAB I Ketentuan Umum pasal 1
ayat 3 berbunyi; Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat yang selanjutnya
disebut PLTS Terpusat adalah pembangkit listrik yang mengubah energi
matahari menjadi listrik dengan menggunakan modul fotovoltaik dan energi
listrik yang dihasilkan selanjutnya disalurkan kepada pemakai melalui
jaringan tenaga listrik.

Berdasarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


Republik Indonesia Nomor: 03 Tahun 2014 itu juga pada BAB III Arah
Kegiatan, Sasaran, Dan Perencanaan pasal 4 ayat 2 berbunyi;Pembangunan
PLTS Terpusat merupakan instalasi pembangkit tenaga listrik yang tidak
terhubung dengan jaringan tenaga listrik PT PLN (Persero) dan pemegang
izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya (off grid) dan pada ayat 5
berbunyi; Kegiatan pembangunan PLTS Terpusat dan/atau PLTS Tersebar
dapat dilakukan apabila di suatu kabupaten tidak mempunyai potensi energi
air skala kecil yang layak secara teknis dapat dikembangkan sebagai
PLTMH. Pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor: 03 Tahun 2014 tersebut juga terdapat kriteria
pengusulan PLTS Terpusat sebagai berikut :
1. Lokasi yang diajukan letaknya jauh dari jangkauan jaringan
distribusi PT PLN (Persero) dan usulan yang diterima dengan
menyertakan data-data jarak lokasi (desa) ke jaringan distribusi PT

PT. Erka Dua Cipta


5-18
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

PLN (Persero) akan menjadi bahan pertimbangan untuk


mandapatkan prioritas.

2. Pengguna/penerima tinggal berkelompok atau jarak antar rumah


satu dengan yang lainnya letaknya berdekatan dan jumlahnya
relatif besar, paling sedikit 30 kepala keluarga (KK) per
kawasan/kelompok (prioritas akan diberikan untuk kelompok
penerima/ pengguna lebih dari 100 KK/kawasan).

3. Dalam jangka waktu tertentu (misalnya 5 s.d. 10 tahun ke depan)


belum dapat terlayani melalui jaringan distribusi PT PLN (Persero).

4. Diutamakan dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat di


lokasi (desa) yang diajukan atau paling sedikit memenuhi 2/3 (dua
pertiga) jumlah kepala keluarga (KK) yang ada agar dapat
dilanjutkan ke Program Desa Mandiri Energi.

5. Pengguna/penerima membentuk Lembaga Pengelola PLTS Terpusat


secara mandiri, yang kenggotaanya dipilih secara musyawarah
oleh masyarakat setempat, yang selanjutnya akan bertugas
memungut iuran dari masyarakat pengguna untuk perawatan
perangkat dan penggantian komponen-komponen yang tidak
berfungsi lagi setelah masa garansi usai (umur teknis komponen
sudah tercapai), misalnya penggantian lampu, baterai, dan
lainnya.

6. Usulan/proposal pengguna/penerima manfaat listrik (sampai ke


tingkat desa) harus direkomendasikan oleh pemerintah daerah
atau tokoh masyarakat setempat.

Ketentuan umum di atas dijadikan acuan dalam penyusunan


perencanaan PLTS Terpusat disamping ketentuan khusus bersifat
teknis yang akan diuraikan dalam metodologi perencanaan berikut.

5.9. METODOLOGI PERANCANGAN


Metodologi yang digunakan dalam perancangan PLTS terpusat berdasarkan
data dan kebutuhan lokasi pembangunan PLTS Terpusat yang diusulkan. Data
lokasi berupa kebutuhan/batasan penggunaan beban listrik, topologi

PT. Erka Dua Cipta


5-19
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

wilayah penempatan jaringan dan rumah pembangkit, dan intensitas


matahari yang diambil data sekunder untuk wilayah khatulistiwa.
Berdasarkan perolehan data dan perhitungan akan dilakukan pemilihan
spesifikasi komponen, perakitan sistem, dan instalasi sistem. Metodologi
perancangan sistem di gambarkan seperti gambar berikut.

Gambar Flow Chart Metodologi Perancangan PLTS Terpusat


6.

PT. Erka Dua Cipta


5-20
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Berdasarkan metodologi perancangan seperti gambar di atas sudah


tergambar mekanisme teknis dalam perancangan kapasitas dan spesifikasi
PLTS terpusat. Jika diuraikan maka metodologi ini dijelaskan sebagai berikut.

5.10. PENGUMPULAN DATA


Data lapangan akan dihimpun langsung ke lokasi rencana pembangunan
PLTS terpusat. Data yang diperlukan berupa data rencana kebutuhan listrik
rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya, pemetaan jalur distribusi listrik
dan kondisi radiasi matahari di lokasi tersebut. Data penggunaan beban
diperlukan berupa jumlah konsumen dan rencana besaran penggunaan listrik
dan waktu pemakaiannya. Data pemetaan mencakup rencana penempatan
rumah pembangkit dan jalan desa jalur distribusi listrik dan rencana
penempatan tiang.

5.11. PENGOLAHAN DATA


Berdasar data lapangan yang telah dikumpulkan, maka semua yang terkait
dengan aspek teknis PLTS terpusat akan disajikan sebagai bahan
pertimbangan teknis dalam rancangan peralatan yang akan digunakan
dalam sistem PLTS terpusat di antaranya:

 Data olahan kebutuhan energi siang dan malam rumah penduduk


 Data olahan kebutuhan fasilitas umum berupa tempat ibadah, sekolah,
lampu jalan dan fasilitas umum lainnya
 Data olahan lokasi penempatan rumah pembangkit dan penempatan
tiang.

5.12. PILIHAN DESAIN TEKNIS UMUM


Desain teknis umum sudah dapat ditentukan berdasarkan data olahan
rencana peggunaan energi listrik PLTS terpusat. Desain teknis ini berupa
kapasitas PLTS yaitu:

 Total pembangkit PLTS


 Kapasitas penyimpanan energi
 Kapasitas PV modul
 Kapasitas Inverter dan alat pendukung lainnya

5.13. PILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS

PT. Erka Dua Cipta


5-21
Jasa Konsultasi Perencanaan Solar Cell Komunal Kec. Batu Ampar Desa Himba Lestari

Spesifikasi teknis ditentukan mengikut data pilihan desain umum dan


pertimbangan teknologi agar peralatan yang akan dipilih dapat memenuhi
kualitas dengan mempertimbangkan juga effisensi biayanya. Pilihan teknis
harus mengikut kaidah keilmuan energi terbarukan khususnya teknologi
energi photovoltaic dan kelistrikan. Spesifikasi teknis dan gambar yang akan
diperoleh perancangan ini adalah spesifikasi semua alat yang diperlukan,
lokasi penempatan PV, baterai, inverter, rumah alat, sistem sambungan,
gambar jaringan, dan lain sebagainya. Pilihan desain teknis ini disajikan
dalam bentuk Detailed Engineering Design (DED).

5.14. ESTIMASI ANGGRAN BIAYA


Biaya yang diperlukan untuk membangun PLTS terpusat dapat dihitung
apabila semua alat yang ditetapkan sudah memenuhi aspek teknis. Estmasi
biaya disusun dalam bentukEngineering Estimate (EE).

PT. Erka Dua Cipta


5-22

You might also like