Professional Documents
Culture Documents
Batu Ampar Desa Himba Lestari
BAB V
RENCANA KERJA
pengolahan data. Survei GPS ini digunakan untuk menentukan titik control
geodesi dengan target koordinat yang diukur adalah patok pada rencana
jalur distribusi listrik yang telah dipasang yang akan menjadi referensi titik
ikat dalam peta perencanaan. Metode pengamatan yang digunakan Rapid
Static Differential, dimana :
Prosedur pengumpulan data dilapangan seperti pada survei static:
Memerlukan minimal 2 buah receiver tipe geodetic, satu ditempatkan
pada titik yang telah diketahui koordinatnya (monitor station) dan
sisanya ditempatkan pada titik yang akan ditentukan posisinya.
Titik-titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak.
Posisi titik ditentukan relatif terhadap monitor station.
Survey Statik dengan sesi pengamatan lebih singkat (20 menit per
titik).
Berbasiskan differential positioning dengan menggunakan data fase.
Ketelitian (relatif) posisi titik yang diperoleh adalah dalam orde
centimeter.
d. Pemetaan Situasi Detail Jalur Distribusi
Pemetaan situasi dan detail adalah serangkaian pengukuran suatu daerah
dengan cara menentukan obyek-obyek penting berdasarkan unsur sudut
dan jarak dalam jumlah cukup, sehingga dapat mewakili atau
menggambarkan derah tersebut dan seisinya secara jelas dengan skala
tertentu, dan mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal
secara bersama-sama dalam suatu gambar peta jaringan distribusi listrik.
Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran
sebagai berikut :
o Pengukuran titik fundamental (Xo, Yo, Ho dan αo);
o Pengukuran kerangka horizontal (sudut dan jarak);
o Pengukuran kerangka tinggi (beda tinggi);
o Pengukuran titik detail (arah, beda tinggi dan jarak terhadap titik detail
yang dipilih sesuai dengan permintaan skala).
Pada dasarnya prinsip kerja yang diperlukan untuk pemetaan suatu
daerah selalu dilakukan dalam dua tahapan, yaitu :
Penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha penyebaran titik
ikat;
1) Pengukuran Horisontal
Terdapat dua macam pengukuran yang dilakukan untuk posisi
horizontal, yaitu pengukuran polygon utama dan pengukuran polygon
bercabang.
3) Pengukuran detail
Pada saat pengukuran di lapangan, data yang diambil untuk
pengukuran detail adalah :
a. Beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik ikat detail yang
bersangkutan.
b. Jarak optis atau jarak datar antara titik kerangka dan titik detail.
c. Sudut antara sisi kerangka dengan arah titik awal detail yang
bersangkutan atau sudut jurusan magnetis dari arah titik detail
yang bersangkutan.
Metode pengukuran situasi ini dilakukan baik dengan
menggunakan metode offset maupun metode polar, tergantung
situasi medan pengukuran yang dihadapi.
Setelah pengukuran pemetaan situasi detail telah selesai
dilaksanakan, langkah berikutnya yaitu melakukan perhitungan
Operasional
Pemeliharaan
Umur proyek
Kemungkinan pengembangan / perluasan di kemudian
hari
Lingkungan / Environmental
d. Elektrikal
Tujuan utama Perencanaan elektrikal lebih ditekankan untuk
kepentingan akibat adanya sistem control electric yang ada pada
saat operasional, terutama pada system metering.
5.6. KONSOLIDASI DENGAN INSTANSI PEMERINTAH, STAKEHOLDER, DAN
LEMBAGA LAIN
Konsultan Perencana akan melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan
Instansi Pemerintah (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Kutai Timur selaku pemberi kerja, Pemda setempat) beserta
Lembaga lainnya yang terkait. Konsolidasi dengan Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai pemberi kerja, berupa pelaporan
hasil kerja. Selain itu dalam melakukan sosialisasi kepada Pemerintah
Daerah dan masyarakat setempat, peran Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai
penghubung awal jalinan koordinasi antara konsultan perencana dengan
Pemerintah Daerah.
Konsolidasi konsultan perencana dengan Pemerintah Daerah adalah untuk
mendapatkan
perizinan baik dalam hal survei, pengumpulan data, maupun sosialisasi
kepada masyarakat di Desa terpilih.
Lembaga lain dalam hal ini adalah instansi/badan usaha baik pemerintah
ataupun swasta
pemilik utilitas, dimana konsultan perencana akan melakukan koordinasi
mengenai jaringan utilitas baik yang sudah terpasang maupun masih dalam
hal perencanaan.
5.7. PENDAHULUAN
Alternatif pemenuhan kebutuhan listrik untuk daerah sulit dan sangat sulit
adalah dengan pemanfaatan energi terbarukan. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah dan swasta untuk mencari dan memanfaatkan
potensi energi agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat. Pengembangan energi terbarukan telah diterapkan di beberapa
desa oleh pemerintah yaitu dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) dan SHS. Bagi desa yang tidak memiliki potensi
pembangkit air maka pemerintah memberikan alternatif pemanfaatan energi
matahari.
Matahari adalah salah satu sumber terbarukan yang menjadi perhatian dunia
saat ini. Matahari merupakan sumber energi dunia dengan efek tak
langsungnya seperti energi angin, biomas, energi gelombang laut, dan lain-
lain. Sumber energi ini tidak dapat memberi kontribusi yang cukup ke
permukaan bumi karena ketergantungnya pada siklus siang-malam.
Model PLTS ada 2 macam, yaitu model tersebar atau yang dikenal dengan
Solar Home System (SHS) dan model terpusat atau yang dikenal dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat. Model SHS lebih cocok
untuk pemukiman yang antar rumah satu dengan rumah lainnya berjarak
relatif jauh. Sedangkan model PLTS Terpusat lebih cocok untuk pemukiman