You are on page 1of 39

PRESENTASI AREA PENELITIAN

(Research & Scientific Publication)

Disampaikan pada Pra Perkuliahan SPs UPI, 23.08.2018

Agus Setiawan

Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK


dan Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan SPs
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154
Agus Setiawan (agus_setiawan@upi.edu/ 081320014551)

Pendidikan Tempat (Lulus Tahun)


S1 Pendidikan Fisika UPI (1992)
S2 Fisika (Material Elektronik) ITB (1998, Cum Laude)
S3 Applied Physics (Electronic Material) Tohoku University, Japan (2004. Cum Laude)

Pengalaman Mengajar
o Dosen Dept. Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI (1992 s.d sekarang)
o Dosen Sekolah Pascasarjana UPI (2004 - sekarang)
Jabatan Struktural:
o Sekretaris Prodi Pend. IPA Sekolah Pascasarjana UPI (2006-2007)
o Kapala Divisi Layanan TIK, Direktorat TIK UPI (2007-2009)
o Pembantu Dekan Bidang Akadademi dan Kemahasiswaan FPTK UPI (2009-2012)
o Dekan FPTK UPI (2012-2016)
Publikasi
o https://scholar.google.co.id/citations?user=CHDL_7sAAAAJ&hl=en (h-index: 12)
o https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=6701505999 (h-index: 8)

23-Aug-18 2
Pengalaman Bidang TVET

1. Vice President RAVTE (Regional Association for Vocational


Teacher Education) in Asia (2014- sekarang)
2. Kordinator UNESCO-UNEVOC Center Indonesia (2012-
sekarang)
3. Editor team tvet@sia online journal (2014- sekarang)
4. Ketua Umum Aptekindo (2014-2016)
5. Pembina Aptekindo (2016-2018)
6. Tim Revitalisasi SMK Kemdikbud (2017- sekarang)
7. dll.

23-Aug-18 3
Contents

 Riset dan Publikasi Ilmiah di PT


 Strategi Scientific Publishing
 Pengembangan TVET Lokal dan Global

23-Aug-18 4
Tridarma PT
 Pengajaran  Sebaiknya berbasis hasil riset
 Penelitian  menghasilkan pengetahuan baru 
publikasi ilmiah
 Pengabdian pada Masyarakat  Merupakan
penerapan IPTEKS dan hasil riset

Jadi, kegiatan penelitian/riset sangat penting


dilakukan di Perguruan Tinggi (PT)

23-Aug-18 5
Mengapa mahasiswa perlu publikasi
ilmiah ?
 Mahasiswa melakukan riset untuk penyelesaian
tugas akhir (S1, S2, S3) di bawah bimbingan dosen.
Kalau hasil risetnya tidak dipublikasikan, tidak akan
diketahui oleh “fihak luar”, sehingga dapat terjadi
pengulangan riset dan tidak mendapat rekognisi.
 Tiap PT dituntut ada capaian riset melalui publikasi.
Publikasi riset mahasiswa merupakan bagian dari
capaian publikasi Universitas (PT).
 Publikasi hasil riset merupakan bentuk akuntabilitas
riset.

23-Aug-18 6
Strategi Publikasi Riset Mhs. (1)
 Penguatan kegiatan riset melalui pengembangan KBK
(Kelompok Bidang keilmuan).
 Setiap KBK/dosen memiliki roadmap penelitian dan
menjadi syarat pengusulan proposal penelitian.
 Pelibatan mahasiswa dalam riset dosen (menjadi syarat
beberapa skim penelitian).
 Keharusan mahasiswa membuat artikel ilmiah yang ditulis
bersama dengan dosen pembimbing (i.e.: Mahasiswa
sebagai penulis pertama, dosen penulis kedua).

23-Aug-18 7
Strategi Publikasi Riset Mhs. (2)
 Mengintegrasikan riset mahasiswa dengan program-program
Kemristekdikti, seperti PKM (program kreativitas mahasiswa),
Pimnas, dll.
 Memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti seminar.
 Mempublikasikan artikel penelitian mahasiswa.
 Mhs. S1: Jurnal lokal Fak/Dept/Prodi, Ontologi.
 Mhs. S2: Jurnal Nasional terekreditasi, Jurnal nasional tak terakreditasi,
Prosiding konferensi nasional/internasional
 Mhs. S3: Jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional bereputasi,
prosiding seminar internasional

Catatan:
Capaian publikasi jadi syarat kelulusan

23-Aug-18 8
Memilih topik riset
 Sadari kekuatan dan kompetensi anda.
 Pilih topik penelitian yang sesuai dengan
kekuatan dan kompetensi anda.
 Pilihlah topik penelitian yang bermanfaat.
 Jangan pilih topik penelitian yang banyak
kompetitor nya.
 Kalau mungkin, integrasikan topik penelitian
dengan hobby anda.

23-Aug-18 9
Publikasi hasil penelitian
 Publish or Perish !!
 Publikasi secara tidak langsung akan mengiklankan
kompetensi anda.
 Publikasi akan memperluas span of benefit,
span of reach dan span of influence dari
penelitian dan juga penelitinya.
 Publikasi dapat mendatangkan sponsor atau
pemberi dana penelitian.

23-Aug-18 10
Fungsi publikasi ilmiah
 Kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dunia, menyebarkan dan
memelihara ilmu pengetahuan
 Memelihara eksistensi ilmu pengetahuan sehingga tidak harus
diingat dalam otak manusia.
 Pertukaran informasi;
 Menghindari pengulangan riset
 Promosi scientific progress
 Ukuran reputasi ilmiah seseorang
 Diskusi hasil riset sendiri dengan pakar international
 Menyajikan ilmu pengetahuan untuk pengajaran
 Hak atas kekayaan intelektual (HaKI), copyright
 Karier ilmiah seseorang (menjadi terkenal karena daftar publikasi)

23-Aug-18 11
Jenis publikasi ilmiah (1)
 Own homepage or preprint server
No peer-reviewing, not organized, difficult to find.
 Conference contributions
 plenary talks: general importance, overview, appreciated
 tutorials: teaching program of conferences, systematic
 invited talks: important special topic
 oral contributed papers: main stream of research
 poster contributions: less important topics, no main stream

 Journal Publications
Distribution, citability and approval of quality through referee
system is most important.
 Short note: new special result (4 pages)
 Original paper: new important own results, new interpretation (10 p)
 Review paper: review of complete field (20 – 50 p)
 Electronic journal publications .

23-Aug-18 12
Jenis publikasi ilmiah (2)
 Books
 Proceedings
 state of the art reports (multiauthor books)
 monographs (monoauthor or few authors)
 textbooks (monoauthor or few author)
 reference books (multiauthor books)

23-Aug-18 13
Penulisan artikel ilmiah (1)

Sebelum menulis artikel ilmiah, ada prasyarat mutlak yang harus


dipenuhi yaitu:
 Ada riset/penelitian yang dirancang dan dilakukan dengan
baik dengan hasil yang sudah dianalisis.
 Ditabulasikan dan diilustrasikan dengan baik, dan telah
dipahami dengan baik.
 Telah mempunyai simpulan.

23-Aug-18 14
Penulisan artikel ilmiah (2)
 Secara universal penulisan artikel ilmiah sudah dimapankan
mengikuti aturan yang ada. Hal ini adalah untuk memudahkan
komunikasi antarilmuwan.
 Untuk menjamin efektivitas transformasi ilmiah, maka suatu
artikel ilmiah harus memenuhi tiga unsur, yaitu:
 Logika ilmu yang tepat,
 Bahasa yang jelas, lugas dan komunikatif, serta
 Sesuai dengan aturan jurnal yang akan memuat artikel tersebut.
 Seorang penulis perlu taat mengikuti konvensi dari bidang
ilmu yang ditekuninya dengan berpedoman pada jurnal
ilmiahnya.
 Masing-masing jurnal mempunyai gaya selingkung sendiri yang
dapat diikuti pada petunjuk penulis yang ingin menerbitkan karya
ilmiahnya.

23-Aug-18 15
Pra-penulisan artikel ilmiah (1)
 Kualitas data; hasil penelitian harus cukup bagus dan layak untuk
dipublikasikan.
 Poin-poin penting apa saja yang akan diungkapkan sebagai sebuah
informasi penting bagi pembaca.
 Ketepatan waktu untuk mempublikasikannya; jangan terlalu cepat
atau terlalu lambat mempublikasikan.
 Jenis tulisan yang akan dibuat; misalnya berupa paten, artikel
prioritas atau artikel yang bersifat fundamental. Jenis tulisan akan
sangat menentukan waktu, tempat dan format tulisan yang
dipublikasikan.
 Jurnal tempat artikel akan dipublikasikan dapat berupa jurnal baru,
jurnal yang sudah mapan, jurnal khusus/spesialis, atau jurnal umum.
Pemilihan jurnal didasarkan atas karakteristik isi artikelnya.
 Tim penulis artikel yang terdiri dari penulis utama (first author) dan
penulis pendamping (co-authors).

23-Aug-18 16
Pra-penulisan artikel ilmiah (2)
 Apa hasil utama riset?
 Diskusi: tidak secara historis, tetapi secara logis.
 Periksa status dari pengetahuan:
 Apa yan sudah diketahui?
 Apa yang baru dari hasil riset anda?
 Hasil publikasi lain yang mendukung atau kontradiksi dengan hasil
riset anda
 Periksa referensi, jangan percaya rujukan sekunder!.
 Tetapkan struktur formal dari paper.

23-Aug-18 17
Isi artikel ilmiah
 Publikasi hanya hasil yang substansial dan baru;
Isi lebih penting dari jumlah publikasi
 Publikasi hanya hasil yang benar dan dapat dikonfirmasikan
 Jangan memalsukan atau mengarang data. Referees berikutnya akan
membandingkan publikasi baru dengan yang sebelumnya.
 Kehilanan kepercayaan terhadap publikasi penulis atau hanya mengulangi
kesalahan sampai terbukti kebenaran.
 Malu!
 Menerima hak milik intelektual dan hak cipta, tidak ada plagiat.
Tanggal memasukan menentukan prioritas hak.
 Hanya hasil yang orisinil, bukan publikasi ulang.
Hindari luapan publikasi, siapa yang akan baca?

23-Aug-18 18
Penulisan di jurnal internasional (1)
Ciri umum Jurnal Internasional
 Editorial board berasal dari berbagai negara atau paling tidak
mempunyai consulting editor dan reviewer dari berbagai negara
 Peredaran jurnal tersebut berskala internasional

Apa kriteria suatu artikel ilmiah bisa diterima di jurnal


ilmiah bertaraf internasional?
 Harus menjadi minat internasional
 Bukan hanya kepentingan lokal saja
 Ke-universal-an ilmu yang ditulis

23-Aug-18 19
Penulisan di jurnal internasional (1)
Tahapan penulisan artikel pada jurnal internasional
1. Pemilihan Jurnal
2. Pencarian instruction for author
3. Pencarian salah satu contoh artikel
4. Penulisan artikel mengikuti petunjuk
5. Pengiriman naskah
6. Pengembalian naskah oleh editor in-chief
7. Perbaikan naskah
8. Pengiriman naskah yan sudah diperbaiki
9. Pemeriksaan galey proof
10. Penyelesaian administrasi
11. Pemesanan reprints
12. Penerimaan reprints
13. Pengiriman reprint kepada co-authors dan kolega

23-Aug-18 20
Struktur & isi publikasi ilmiah
1. Abstract (Informatif, singkat).
2. Introduction (Tujuan dan ruang lingkup, perlunya riset tsb., urgensi paper
yang ditulis, penelusuran status ilmu tsb.).
3. Metodologi (Uraikan metode-metode secara umum, teknik analitik, teknik
baru sendiri, penyiapan sampel, pengolahan data).
4. Results and Discussion (Uraikan hasil secara jelas, jangan abaikan step-
step penting, diskusikan berbagai aspek, tidak ada pandangan yang ditutupi,
hasil riset lain yan relevan, hal baru yang anda temukan, tidak berspekulasi,
pandangan tentang eksperimen selanjutnya).
5. Conclusion (Lebih baik dari sekedar summary, bukan pengulangan kata-
kata, titik pandang yang lebih umum).
6. Acknowledgement (Dukungan teknis, diskusi, penyandang dana, chief).
7. References (Kemutakhiran referensi, pastikan referensi dirujuk dalam
naskah).

23-Aug-18 21
Kesulitan umum publikasi
 Dilematis; untuk menyiapkan publikasi yang baik perlu bekerja lebih
lama (lebih banyak data, perhitungan, pemikiran), tetapi ada risiko
orang lain mempublikasikannya lebih dulu.
 Publikasi tepat waktu; publikasi terlalu cepat sama buruknya
dengan publikasi terlambat. Paper anda tidak akan dihargai dan dirujuk.
 Publikasi di jurnal yang tepat. Publikasi di jurnal nasional yang
tidak terkenal mungkin berarti “kehilangan” publikasi karena tidak
dikenal atau tidak dibaca masyarakat internasional.

Contoh:
Tanaka (Tokyo Univ.) orang pertama yang menemukan low temperature
superconductor dan Iijima (NEC, Tsukuba) orang pertama yang menemukan
carbon tanotube dan mempublikasikannya di jurnal berbahasa Jepang  Orang
lain yang dapat nobel

23-Aug-18 22
Masalah-masalah dalam pemasukan &
penerimaan paper untuk publikasi jurnal
 Penerimaan karena alasan kualitas
 Sistem penjurian menjamin kualitas dan level ilmiah dari suatu jurnal
 Jumlah paper yang ditolak merupakan ukuran kualitas dan prestige
suatu jurnal
 Faktor keterbatasan space: jumlah halaman jurnal
Penolakan karena alasan space, panjang paper
 Durasi publikasi
 ~ 6 bulan untuk print jurnal
  1 bulan untuk jurnal elektronik
 Prioritas: tanggal memasukkan paper
(contoh tabel periodik unsur, atom laser)

23-Aug-18 23
Web-based applications for research &
publications
Citation management Researcher networking

researcherid.com
mendeley.com zotero.org

Journal Search
researchgate.net

scimagojr.com scholar.google.co.id
orcid.org
Indexing journal

scopus.com thomsonreuters.com sinta1.ristekdikti.go.id


23-Aug-18 24
Kondisi Faktual TVET
 Pada beberapa negara, termasuk Indonesia, pendidikan vokasional masih
dipandang sebagai pendidikan “kelas kedua”.
 Orang-orang tidak sebidang, termasuk policy makers, ada yang memandang
pendidikan vokasional sama saja dengan pendidikan umum, sehingga tidak
perlu treatment khusus dalam menjalankannya.
 Seiring dengan globalisasi, akhir-akhir ini sektor pendidikan vokasional
mendapat perhatian baik di tingkat nasional maupun internasional (UNESCO-
UNEVOC, GIZ-RCP, Kebijakan Pemerintah RI dalam pengembangan
pendidikan vokasional (Inpres No. 9/2016).
 Pada era globalisasi, pengembangan skilled workers dan transferable skills
penting untuk pertumbuhan ekonomi.
 Pengembangan disiplin ilmu vokasional masih belum kuat.
 Kerjasama antar lembaga dalam pengembangan pendidikan vokasional perlu
diperkuat.

23-Aug-18 25
International Consensus for TVET Development

HANGZOU DECLARATION
BANDUNG DECLARATION ON TVET
(UNESCO International Meeting on TEACHER EDUCATION
Innovation and Excellence in TVET
Teacher/Training Education, the 1st World Congress on TVET,
UPI, 21-23 July, 2008
8-10 November 2004

TVET Teacher
Education

SHANGHAI CONSENSUS TANYABURI STATEMENT


Recommendations of the Third Common statement on Vocational
International Congress on TVET Teacher Education in Asia
Shanghai China 13-16 May 2012 RCP Meeting, Bangkok 18 January
2013

23-Aug-18 26
Best Practices: Research Collaboration on
TVET Teacher Education

Post study pre-service practical Occupational competence needs


training programme for TVET analysis as basis for TVET teacher
teacher students curriculum development and
Lead by UPI, Partners: GDVT Vietnam, methods of occupational research
NUTE Vietnam, Tongji Univ. China, Lead by UPI, Partners: YSU, UTHM,
2012 Tongji Univ, NUTE Vietnam, 2013.

Standards of VTE in Lao


A Study on Core curricula PDR considering the
for VTE in mech. eng. & current state of Accreditation prior
elec. eng. within regional development of the NQF in experience learning
integrated context Lao PDR Lead by UTHM, UPI as partner,
Lead by NUTE Vietnam, UPI as 2013.
partner, 2012 Lead by NUoL Laos, UPI as
partner, 2012.

The results are usefull for standarization and harmonization of TVET Teacher education sector
The Concept of 3E-Trilemma
Energy resource constraint

Energy

Economy Environment
Compensational costs
for pullution

Economic growth constraint Environmental capacity constraint

The solution of 3E-Trilemma is a key for realization of economic system with


sustainability and sustainable economy
Development Changes Impacting on Skill
Requirements in Workplaces

Demographic
dynamics

Environmental New skill Economic


changes requirements changes

• Transferable Skills
• HOT Skills Technological
• Green Skills advances
Trends & Issues mutakhir bidang TVET

Graduate TVET
employability Quality
: Career Assurance Qualfication
guidance & Framework
job
information

Relevancy of
Curriculum:
Lifelong Green-
Learning TVET, life
skills, HOT
TVET skills
trends
and
Issues
Access and
Articulation
Equity

Authentic
Teaching-
R & D in learning
TVET and
ICT in assessmen
TVET t

Reff: SEAMEO-VOCTECH, 2013


23-Aug-18 30
Pengembangan VTE
 Hangzou Declaration (2004) dan Bandung Declaration
(2008) mengamanatkan pengembangan pendidikan
vocational disciplines.
 Reformasi dan pengembangan vocational disciplines perlu
dilakukan oleh komunitas melalui asosiasi pendidikan vokasional
 Pengembangan VTE berfokus kepada pengembangan kualitas
guru vokasional
 Pengembangan pendidikan vokasional harus berbasis riset.
 Pengembangan kualitas Guru vokasional berorientasi kepada
penguasaan tiga bidang: (Skilled) Work- Technology-
(Vocational) Eduction (Rauner 1988)

23-Aug-18 31
Pendekatan untuk Pengembangan TVET

Sumber: J. Dittrich (Prosiding Seminar Nasional FPTK EXPO, 2013)

23-Aug-18 32
TVET-Research Areas
 Vocational qualification needs in Indonesia
 Research on teaching and learning, qualification research
 Curriculum research in vocational education and in teacher
education
 Evaluation and Assessment in TVET provision
 TVET related labour studies
 Technology, Society and Work
 TVET and Innovation
 Project and Programme Management and Evaluation
 Research in the field of technology

23-Aug-18 33
Rasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi

1 2 3

Pemenuhan 58 Juta tenaga Memenangkan persaingan


Amanah NAWACITA dan kerja terampil untuk SDM regional/global pasca
diberlakukannnya MEA serta
Sustainable Development menjadikan ekonomi peluang adanya penurunan
Goals (SDGs) tahun 2030. Indonedsia peringkat 7 usia kerja di Eropa dari mulai
dunia pada tahun 2030. 2010 s.d 2050.

4 5 6
Meningkatkan mutu, relevansi
dan efisiensi. Dengan UU No.
Menyiapkan generasi emas Memperbaiki struktur tenaga
23 /2014, pengelolaan SMK
2045 dengan kerja Indonesia. Wajar 12
oleh Provinsi akan
tahun mendorong tenaga kerja
memanfaatkan Bonus Indonesia minimal lulusan
menajamkan ketepatan
Demografi Indonesia. pemenuhan Supply-Demand
SLTA.
pemenuhan tenaga kerja lintas
Kab./Kota.

23-Aug-18 34
Orientasi Revitalisasi Pendidikan Vokasi
di Kemdikbud

Penyiapan Integrasi
Pendidikan Vokasi Peningkatan
lulusan yang
Perubahan dari antara SMK-Kursus- relevansi dan
competent dan
sebelumnya SMA-LB sehingga kompetensi
capable serta
Supply-Driven terjadi efektivitas lulusan melalui
berorientasi pada dan efisiensi
menjadi penguatan
penguasaan sumber daya
Demand- Driven. kerjasama
keterampilan melalui resource
dengan DU/DI.
abad-21. sharing.

23-Aug-18 35
Arah kebijakan revitalisasi SMK (1)
Arah kebijakan revitalisasi SMK (2)
Arah kebijakan revitalisasi SMK (3)
Aspek Revitalisasi SMK
1. Pengembangan dan Penyelarasan Kurikulum
2. Standarisasi Sarana dan Prasarana Utama
3. Inovasi Pembelajaran
4. Pemutakhiran Program Kerja Sama Industri
5. Pemenuhan dan Peningkatan Profesionalitas Guru
dan Tendik
6. Pengelolaan dan Penataan Kelembagaan

23-Aug-18 39

You might also like