Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
A. COMMUNICATION / PERSUASION THEORY HEALTH
COMMUNICATION
I. KOMUNIKASI
Komponen Komunikasi
1. Komponen komunikan
Ditinjau dari komponen komunikan, seorang akan dapat dan akan
menerima pesan dengan baik kalau terdapat empat kondisi berikut:
- Pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh penerima pesan
- Keputusan diambil secara sadar untuk mencapai tujuan
- Keputusan diambil secara sadar untuk kepentingan pribadinya
- Mampu menempatkan baik secara mental atau fisik
2. Komponen komunikator
Dilihat dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi
efektif terdapat dua faktor penting dalam diri komunikator yakni
kepercayaan komunikan terhadap komunikator dan dapat tidaknya dia
dipercaya.
3. Komponen pesan
Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi, dll. Pesan
dapat disampaikan secara lisan maupun verbal.
4. Umpan balik
Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang
diterimanya. Umpan balik ini berguna untuk mengukur besar informasi
yang diterima dibandingkan dengan yang diberikan.
INTENSIFY :
Repetition
Asscotiation
composition
Pesan Perubahan
Sikap
DOWNPLAY
Ommission
Diversion
confusion
a) Repetisi ( Perulangan )
Merupakan taktik dari komunikator mengungkapkan pesan
dengan menyebutkan pesan berulang-ulang kali agar audiens
menganggap pesan itu penting sehingga mudah diingat.
Contoh : saya ingatkan lagi cuci tangan, cuci tangan, cuci tangan
sebelum makan !
b) Asosiasi
Adalah taktik dari komunikator untuk mengungkap suatu pesan
secara “Tidak Langsung” sehingga pesan itu hanya dapat dipahami jika
dihubungkan dengan : (1) seseorang atau event, (2) sesuatu yang disukai
atau yang tidak disukai; dan (3) dengan audiens tertentu.
Contoh : ingat yah kasus 100 orang anak SD Kuanpoi yang harus dirawat
di RSD itu gara – gara minum susu kedaluarsa (event) > isi pesan :
Jangan membeli susu yang sudah kedaluarsa.
c) Komposisi
Merupakan taktik dari komunikator untuk mengungkapkan suatu
pesan melalui komposisi bahasa diksi, bias vokal atau visual, dan lain-
lain.
Contoh : iklan susu DANCOW > Aku dan Kau Suka Dancow
catatan : kata Dan mengingatkan kita pada kata “dan” dan kata Cow pada
kata “kau”
bahwa orang lebih mudah ingat kata yang salah contoh : Termorex atau
Termos Es
d) Omisi
Adalah taktik sederhana menyampaikan pesan yang kritis demi
menghindari (menutupi) kekurangan atau kelemahan dari apa yang
diinformasikan. Kadang – kadang ada yang menyebut omisi sebagai
eufemisme, misalnya menghaluskan suatu pernyataan yang terkandung
dalam informasi sehingga membuat orang mendengar tidak tersinggung.
Contoh : Mamah – mamah ingat yah waktu masak sayur pakai garam
yodium untuk mencegah gondok. ( bahwa komunikator tidak mau
membuat para ibu di kampung Kuanpoi tersinggung karena sebagian
besar orang dewasa dari kampung itu menderita gondok endemik ).
e) Diversi
Merupakan taktik untuk menyatakan keburukan kita atau
menyatakan kebaikan dari orang kita.
Contoh : Kebiasaan buruk dari ibu-ibu kita di RT 12 ini suka “bedodol”
waktu menggunakan anak-anak ditimbang di posyandu, coba belajar dari
ibu-ibu di RT 17, ibu-ibu mereka diajari cara masak bubur kacang ijo
sambil menunggu anak-anak ditimbang.
f) Konfusi
Adalah taktik untuk menyatakan sesuatu dengan jargon, atau
menyampaikan informasi secara kelewat detail, atau yang kontradiktif
sehingga membinggungkan orang lain, bahkan menyampaikan sesuatu
dengan logika yang salah.
Contoh :
Anak sehat – Remaja sehat – Pemuda Sehat – Bangsa Sehat
(Jargon)
Kalau mau anak demam berdarah dan mati di UGD maka
biarkanlah dia bermain – main dengan kaleng – kaleng kosong
yang ada dihalaman rumah ! ( Kontradiktif dan logika yang salah )
c. Good Wil
Audiens juga lebih percaya kepada komunikator yang
menunukkan kemauan baik, pernyataan yang pasti, kontak mata,
gerakan yang menyakinkan, ada kesan melindungi kita.
2. Pathos
Pathos berkaitan dengan emosi artinya bagaimana seseorang kmunikator
mampu menampilkan daya tarik emosional sehingga mampu
membangkitkan perasaan komunikan. Kemampuan ini ditunjukkan oleh
manipulasi :
a. Making and calming – anger > mampu membuat komunikasi merasa
sejuk dan marah
b. Love – hate > mampu membuat komunikan mencintai dan membenci
c. Fear – confidence > mampu membuat komunikan merasa takut atau
membangkitkan kepercayaan diri
d. Shame – shamelessness > mampu membuat komunikan merasa
malu atau membangkitkan keberanian.
e. Indignation – envy > mampu membangkitkan rasa berkuasa atau
kehilangan kekuasaan / pengaruh.
f. Admiration – envy > mampu membangkitkan semangat kerja atau
mendorong orang lain bekerja keras atau tidak bekerja keras.
3. Logos
Berkaitan dengan kemampuan komunikator yang secara intelek (cerdik
Inteligence
atau pandai) mengatakan sesuatu secara rasional dan argumentatif,
misalnya informasi dengan dukungan
Karakterdata statistik, memberikan contoh-
contoh atau dengan kesaksian – kesaksian (Larson,1986, 28;30). Logos
Good wil
meliputi :
ETOS
a. Invention : kemampuan menyampaikan sebuah informasi yang
menampilkan hukuman-hukuman logika (masik akal)
Making and calming – anger
b. Arrangement : kemampuan menyampaikan sebuah topik informasi
secara sederhana sesuai dengan
Love –posisi
hate komunikator
c. Style : kemampuan menampilkan gaya berbicara yang
Fear – confidence
menyenangkan komunikan
d. MemoryPATOS
: kemampuan menampilkan informasi dengan gambaran
Shame – shamelessness
sesuatu informasi yang diingat dan informasi itu berkaitan dengan apa
Indignation – envy
yang anda ucapkan
e. Delivery : kemampuan berbicara efektif ( Zwell,2000;20:24)
Admiration - envy
LOGOS Invention
Arragement
Style
Memory
delivery
Kredibilitas komunikator berdasarkan model reorika Aristoteles
Faktor penerima:
Persuability
Kondisi awal Perubahan
Penerimaan
Intelegensi perilaku
Harga diri
Kepribadian
CONTOH APLIKASI TEORI
Perhatian tentang tingkat kepatuhan Ibu Bersalin dengan keteraraturan
Antenatalcare (ANC) di Bidan :
1. Faktor sumber
a. Bidan ( konselor ) yang memiliki keahlian atau kredibilitas tinggi dalam
hal pemeriksaan pada ibu hamil dan melahirkan.
b. Sumber-sumber tersebut juga harus memiliki pengalaman dalam
menangani kasus kehamilan dan persalinan.
c. Sumber harus bisa menyampaikan pesan dengan menarik sehingga
menimbulkan rasa suka dari ibu hamil.
d. Audiens akan mudah terbujuk jika yang menyampaikan pesan adalah
sesama wanita yang sudah pernah hamil dan melahirkan (Bidan yang
notabennya juga seorang wanita yang pernah hamil dan melahirkan).
Karena audiens merasa memiliki status yang sama dengan sumber.
2. Faktor pesan
a. Pesan tentang pentingnya melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan, sehingga pasien dapat mengetahui tentang perkembangan
kehamilannya dan resiko yang mungkin terjadi
b. Pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima pasien jika
komunikasi dilakukan secara dua arah (memberikan kesempatan pada
pasien ANC untuk bertanya).
c. ANC dapat mengetahui resiko membahayakan pada kehamilan
maupun proses persalinan, sehingga pasien dapat mendapat informasi
untuk melakukan pencegahan pada resiko tersebut sehingga
kehamilan serta proses persalinan dapat dilalui secara sehat.
d. Pesan disampaikan secara jelas, sehingga tidak menimbulkan
kebingungan pada pasien.
3. Faktor penerima
a. Perilaku dapat berubah jika pasien adalah orang yang mudah dibujuk
b. Pasien mudah terbujuk jika tidak diberitahu terlebih dahulu mengenai
topic yang akan disampaikan. Karena audiens tidak memiliki waktu
yang cukup untuk memikirkannya terlebih dahulu.
c. Pasien dengan harga diri rendah akan mudah terbujuk untuk mematuhi
melakukan kunjungan ANC.
TEORI ABC (ANTESENDEN-BEHAVIOR-CONSEQUENCE)
A. ANTESENDEN
Antesedent adalah suatu pemicu (trigger) yang menyebabkan seorang
berperilaku, yakni kejadian – kejadian dilingkungan kita. Menurut
Notoatmodjo, (2010:73) Antecedent ini dapat berupa alamiah (hujan, angina,
cuaca, dan sebagainya) dan buatan manusia atau “man made” (interaksi dan
komunikasi dengan orang lain).
Antesenden merupakan pemicu terjadinya perilaku seseorang,
sedangkan menurut (Holland & Skinner, 1961 ; Sulzer-Azaroff & Mayer, 1977
; Bandura, 1977 ; Miller, 1980) antasenden adalah peristiwa lingkungan yang
membentuk tahap atau pemicu perilaku. Antasenden dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :
1. Antasenden Ilmiah
Merupakan perilaku yang timbul karena dipicu oleh peristiwa-peristiwa
lingkungan yang sudah terjadi.
2. Antasenden Terencana
B. BEHAVIOUR
C. CONSEQUENCE
Ciri-ciri Konsekuen
a. Suatu konsekuen yang segera mengikuti suatu prilaku adalah jauh
lebih kuat mempengaruhi prilaku dari pada konsekuen timbul setelah
satu masa penundaan.
b. Makin menonjol, relevan penting atau bermakna suatu konsekuensi
bagi individu, maka makin berdaya guna konsekuensi itu terhadap
individu.
c. Sebuah konsekuen yang lebih kongkrit lebih berdaya guna
dibandingkan dengan konsekuen yang abstrak.
d. Sekali sebuah prilaku berhasil dipelajari maka konsekuen yang
menyenangkan tidak perlu mengikuti setiap kejadian untuk
memelihara prilaku dan mempertahankan prilaku tersebut tidak perlu
selalu ada saat prilaku dilakukan.
RANTAI ABC
A1 B1 C1
A2 B2 C2
KETERANGAN :
A1 : Sebagai Antesedens awal
B1 : Sebagai Behaviour awal
C1/A2 : Sebagai Consequens awal sekaligus sebagai antesedens ulang
B2 : Sebagai Behavior ulang
C2 : Sebagai Consequensi ulang.
CONTOH APLIKASI TEORI :
(A1) (B1)
Pencegahan
Perluasan
Penyebaran
HIV/AIDS
(C2) (B2)
- Penggunaan Kondom
Setiap Hubungan
Angka Penderita Sexual Pada Psk
Hiv/Aids Secara
Berkurang /Menetap Berkesinambungan
- Kontrol Vct Teratur
(B2) (Penderita
Hiv/Aids
DAFTAR PUSTAKA