Professional Documents
Culture Documents
Abstract— P.T. Arwina Triguna Sejahtera is a company engaged in the production of molding. Common
issues in each company include P.T. Arwina Triguna Sejahtera, is experiencing constraints in planning the
production amount according to production capacity. So planned to be created master production schedule
so that the cost is not too high. Steps that are done is to start by doing data processing of the past by using
demand aggregation, then do the forecasting in accordance with the characteristics of demand. Aggregate
procurement planning is carried out for the next 1 (years) period using a permanent employment strategy.
Then proceed at the disaggregation stage by using the proportion method, calculating the Master Production
Schedule to find out how much quantity of product to produce, and when to start the production. Finally
perform the calculation of Rought Cut Capacity Planning to know the balance between the available
capacity and the required capacity. Production master schedule obtained, production will be smooth and
able to meet the actual demand of 20,000 pcs by adding overtime hours and produce end items as much as
2.368 pcs for deabetamil scoop products, while for featherlock brown plastic products actual demand can be
fulfilled. The feasibility of the master production schedule is calculated based on the suitability between
Regular Man Hour on production plans, with the amount of time available in the calculated capacity
capacity of 17,1360 hours to meet the demand for this year.
Keywords— Master Production Schedule; Agregate Production Planning; Rought Cut Capacity Planning;
Production System.
Abstrak—P.T. Arwina Triguna Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi moulding. Masalah umum pada tiap perusahaan termasuk P.T. Arwina Triguna Sejahtera adalah
mengalami kendala dalam merencanakan jumlah produksi sesuai kapasitas produksi. Sehingga direncanakan
dibuat jadwal induk produksi agar biaya tidak terlalu tinggi. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu dengan
dimulai melakukan pengolahan data masa lalu dengan menggunakan agregasi demand, kemudian
melakukan peramalan yang sesuai dengan karakteristik demand. Perencanaan prosuksi agregat dilakukan
untuk 1 periode (tahun) ke depan dengan menggunakan strategi tenaga kerja tetap. Kemudian berlanjut pada
tahap disagregasi dengan menggunakan metode proporsi, perhitungan Master Production Schedule untuk
mengetahui berapa banyak jumlah produk yang harus diproduksi, serta kapan harus memulai produksi
tersebut. Terakhir melakukan perhitungan Rought Cut Capacity Planning agar diketahui keseimbangan
antara kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan. Jadwal induk produksi yang diperoleh,
produksi akan lancar dan mampu memenuhi actual demand yang ada sebanyak 20,000 pcs dengan cara
menambahkan jam lembur dan menghasilkan end item sebanyak 2,368 pcs untuk produk sendok deabetamil,
sedangkan untuk produk plastic featherlock s brown permintaan aktual dapat terpenuhi. Kelayakan jadwal
induk produksi dihitung berdasarkan kesesuaian antara Regular Man Hour pada rencana produksi, dengan
jumlah waktu pada perhitungan kapasitas tersedia yang berjumlah sama yaitu sebanyak 171,360 jam dalam
memenuhi permintaan untuk tahun ini.
Kata kunci— Jadwal Induk Produksi; Perencanaan Produksi Agregat; Rought Cut Capacity Planning;
Sistem Produksi.
produksi yang baik dalam memenuhi order yang akan untuk membuat suatu produk, dimana dalam
datang. pembuatan produk ini melibatkan tenaga kerja,
Maka dari itu penyesuaian rencana produksi bahanbaku, mesin, energi, informasi, modal, dan
harus benar-benar matang. Terkait dengan kapasitas tindakan manajemen. Proses produksi merupakan
mesin, dan bahan baku serta ketepatan waktu aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari
produksi dalam memenuhi jumlah pesanan bahan baku yang melibatkan mesin, energi,
(Purchasing Order). Ketepatan dalam perencanaan pengetahuan teknis dan lain-lain.
produksi yang menggunakan bahan baku danproduk Sedangkan menurut Baroto dalam [6],
yang beragam inisering kali bermasalah dengan P.O. perencanaan produksi merupakan bagian dari
(Purchasing Order) dari perusahaan lain yang rencana strategi perusahaan dan dibuat secara
beragam dan tidaktentu, hal ini di karenakan P.T. hamonis dengan rencana bisnis (busines planning)
Arwina Triguna Sejahtera menganut sistem make to dan rencana pemasaran (marketing planning).
order. Pihak perusahaan terkadang tidak menyadari perencanaan produksi dapat diartikan penentuan
bahwa salahsatu bahan baku akan dibutuhkan lebih tingkat atau rate produksi pabrik yang dinyatakan
banyak ketika salah produk tertentu dipesan dengan secara agregat atau semua aktivitas bagaimana
jumlah yang banyak. mengelelola proses produksi tersebut.
Oleh karena itu dengan membuat rencana Perencanaan dan pengendalian produksi
produksi diharapkan dapat mengatasi permintaan merupakan tindakan manejemen yang bersifat
yang berfluktuasi, terutama jika harus merencenakan absrak (tidak dapat dilihat secara nyata).
jumlah produksi sesuai pesanan dengan Karakteristik dari perencanaan produksi
menyesuaikan kapasitas produksi, jenis bahan baku, biasanya tidak rinci, hal ini dikarenakan
serta kebutuhan tenaga kerja dan meminimalkan perencanaan produksi dinyatakan dalam
ongkos keseluruhan produksi. kelompokproduk atau famili (agregat). Satuan
unit yang dipakai dalam perencanaan produksi
1.2 Perumusan Masalah bervariasi dari satu pabrik ke pabrik lain.Hal ini
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat bergantung dari jenisproduk seperti : ton, liter,
dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: kubik, jam mesin atau jam orang. Kemudian
a. Bagaimana menetukan jumlah produk yang untuk yang tidak standar tergantung pada tipe
harus di produksi untuk periode berikutnya? bisnis apakah make to order atau make to stock.
b. Apakah rencana produksi untuk periode Namun dalam melakukan langkah tersebut faktor
mendatang dapat ditanggulangi atau tidak oleh konversi harus ditetapkan sebagai alat komunikasi
perusahaan dengan ketentuan kemampuan dengan deperatemen lainnya seperti departemen
kapasitas produksi perusahaan? pemasaran danakuntansi bisa berdasarkan satuan
menit atau satuan harga yang sudah ditetapkan
1.3 Tujuan Penelitian dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Adapun tingkatan yang lajim dilakukan oleh suatu
sebagaiberikut : perusahaan dalam membuat perencanaan produksi
a. Mengetahui bagaimana menetukan jumlah adalah sebagai berikut:
produk yang harus di produksi untuk periode a. Proses agregasi demand
berikutnya . b. Peramalan
b. Mengetahui rencana produksi untuk periode c. Perencanaan produksi
mendatang dapat ditanggulangi atau tidak oleh d. Proses disagregasi
perusahaan dengan ketentuan kemampuan e. Penjadwalan induk produksi
kapasitas produksi perusahaan. f. RCCP (Rough Cut Capacity Planning)
Manfaat penelitian berdasarkan pemecahan
masalah yang penulis ajukan akan berdampak 1.5 Definisi Peramalan
positif bagi pihak perusahaan, yaitu dapat Menurut Handoko dalam [5], peramalan
dipergunakan sebagai dasar perencanaan produksi adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan
untuk periode mendatang pada kedua produk dimasa mendatang melalui pengujian keadaan
yang diteliti. Kemudian perusahan dapat masa lalu. Dalam proses peramalan b
mempergunakan tahapan dan metode yang sama dalaiasanya diawali dengan penentuan tujuan,
dalam menjalankan kegiatan produksinya untuk Pengembangan model atau metode peramalan,
produk-produk yang diteliti ataupun produk lain pengujian model, penerapan model dan revisi
yang diproduksi oleh pihak perusahaan. dan evaluasi. Revisi digunakan untuk
memperbaiki hasil ramalan karena adanya
1.4 Pengertian Produksi perubahan dalam perusahaan atau
Produksi adalah suatu proses pengubahan lingkungannya. Sedangkan evaluasi digunakan
bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan menilai ketepatan pengguanan suatu metode
sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas peramalan dengan cara membandingkan
12
ramalan dengan kenyataan.Adapun pengertian untuk mendapatkan suatu konsensus pendapat
yang berbeda mengenai peramalan sebagai dari suatu kelompok ahli.
berikut. b. Riset Pasar
Peramalan dalam [7], adalah seni dan ilmu Riset pasar adalah peralatan peramalan yang
memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan. berguna bila ada kekurangan data historik. Tehnik
Peramalan bisa jadi berupa prediksi subjektif atau ini secara khusus digunakan untuk meramal
intuitif tentang masa depan dan juga bisa permintaan jangka panjang dan penjualan produk
mencakup kombinasi model matematik yang baru.
disesuaikan dengan penilaian yang baik oleh c. Analogi Historik
manajer . Peramalan dilakukan dengan menggunakan
Sedangkan menurut Subagyo dalam [9], pengalaman-pengalaman historik dari suatu
peramalan adalah perkiraan mengenai sesuatu produk yang sejenis.
yang belum terjadi sehingga memerlukan d. Konsensus Panel
penentuan metode peramalan yang paling cocok Gagasan yang didiskusikan oleh kelompok
dengan masalah atau keadaan yang dihadapi. yang akan menghasilkan ramalan yang lebih baik
Metode peramalan tidak ada yang paling baik dan daripada dilakukan oleh seorang saja.
selalu cocok digunakan untuk membuat forecast 1. Peramalan dengan Rata-Rata Bergerak
untuk setiap macam hal atau keadaan. Suatu Rata-rata bergerak diperoleh melalui
metode mungkin cocok untuk membuat forecast penjumlahan dan pencarian nilai rata-rata dari
tentang hal atau kedaan ini tetapi tidak cocok sejumlah periode tertentu, Setiap kali
untuk membuat forecast hal atau keadaan yang menghilangkan nilai terlama dan menambah nilai
lain. Oleh karena itu kita harus memilih metode baru. Ada dua sifat khusus dari metode moving
yang cocok, yaitu yang bisa meminimumkan average atau rata-rata bergerak menurut Subagyo
kesalahan meramal. dalam [10] yaitu pertama untuk membuat
Dari ketiga pendapat diatas dapat forecast dengan metode moving average
disimpulkan bahwa peramalan adalah suatu usaha membutuhkan data historis selama jangka waktu
untuk meramalkan keadaan dimasa yang akan tertentu. Kedua semakin lama jangka waktu
datang berdasarkan keadaan atau data-data di moving averagesakan menghasilkan moving
masa lalu. Dengan demikian peramalan averages yang semakin halus.
merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan 2. Peramalan dengan single exponential
oleh perusahaan karena dapat menjadi dasar smoothing
dalam menentukan berapa jumlah barang yang Menurut Subagyo dalam [10] metode
akan diproduksi dan berapa jumlah bahan baku exponential smoothing adalah sebagai berikut:
yang dibutuhkan agar produksi dapat berjalan Metode single exponential smoothing adalah
lancar. perkembangan dari metode moving average.
Metode ini menggunakan nilai a yang relatif
1.6 Teknik-Teknik Peramalan bebas. Besarnya a antara 0 sampai dengan 1.
Ada banyak tehnik peramalan yang dibuat Kalau a mendekati 1 berarti data terakhir lebih
untuk berbagai keadaan. Hal tersebut diperhatikan atau diberi weight lebih besar dari
dimaksudkan untuk meminimumkan kesalahan pada data-data sebelumnya.Selain itu metode
forecast, karena suatu teknik peramalan cocok single eksponential smoothing cocok digunakan
untuk meramal dalam kondisi ini, tetapi tidak untuk meramal hal-hal yang fluktuasinya random
cocok untuk meramal pada kondisi lain. Pendapat (acak).
para ahli mengenai teknik peramalan adalah sama.
Sehingga penjelasan hal tersebut dari salah satu 1.7 Perencanaan Produksi Agregat
ahli sudah mewakili pendapat dari ahli-ahli yang Perencanaan produksi agregat merupakan
lain. Handoko [5] menjelaskan bahwa ada salah satu metode dalam perencanaan
berbagai teknik peramalan yang tersedia produksi.Dengan menggunakan perencanaan
diantaranya adalah sebagai berikut : agregat maka perencanaan produksi dapat
1) Teknik Peramalan Kualitatif dilakukan dengan menggunakan satuan produk
Teknik peramalan kualitatif adalah pengganti sehingga keluaran dari perencanaan
"judgmental" atau berdasarkan estimasi-estimasi produksi tidak dinyatakan dalam tiap jenis produk
dan pendapat-pendapat. Berbagai peramalan (inidividual produk).
kualitatif yang dapat digunakan, secara ringkas Jadi di dalam perencanaan agregat, tidak
dapat diuraikan sebagai berikut : dihasilkan rencana dalam bentukindividual
a. Metode Delphi produk melainkan dalam betuk agregat produk.
Metode Delphi merupakan tehnik yang Penggunaan satuanagregat ini dilakukan
mempergunakan suatu prosedur yang sistematik mengingat keuntungan-keuntungan yang
dapatdiperoleh antara lain:
13
Sidiq & Sutoni
12. Actual Orders merupakan pesanan-pesanan metode yang akan digunakan adalah metode
yang diterima dan bersifat pasti (certain). proporsi.
13. Profected Available Balances (PAB) 5. Master Production Schedule
merupakan informasi proyeksi on-hand Master Production Schedule merupakan satu
inventory dari waktu ke waktu selama set perencanaan yang menggambarkan berapa
horizon perencanaan MPS. jumlah yang akan dibuat untuk setiap end item.
14. Available-To-Promise (ATP) merupakan Pada planning period tertentu. Input data yang
informasi yang sangat berguna bagi akan digunakan adalah Out put dari hasil proses
departemen pemasaran untuk mampu disagregasi.
memberikan jawaban yang tepat terhadap 6. Rought Cut Capacity Planning(RCCP)
pertanyaan pelanggan. Rought Cut Capacity Planning dapat
15. Master Production Schedule (MPS) didefinisikan sebagai proses konversi dari
merupakan jadwal produksi atau Rencana Produksi dan atau MPS ke dalam
manufacturing yang diantisipasi untuk item kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan
tertentu. sumber-sumber daya kritis. Rought Cut Capacity
16. Planning Horizon adalah jangka waktu Planning digunakan untuk menguji kelayakan
perencanaan yang digunakan. kapasitas dari suatu rencana jadwal induk
I.12 Rought Cut Capacity Planning (RCCP) produksi (MPS) sebelum MPS ditetapkan
Menurut Kusuma dalam [13], untuk Validasi pada RCCP dikatakan layak apabila
melakukan perhitungan kebutuhan kapasitas kapasitas yang dibutuhkan semuanya dapat
dengan menggunakan metode Rought Cut dipenuhi oleh kapasitas tersedia.
Capacity Planning dibutuhkan masukan berupa:
a. Ramalan permintaan dan rencana produksi 2.2 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah
yang dihasilkan dari proses peramalan, 1. Pengumpulan Data
perencanaan agregat serta disagregasi Adapun data – data yang telah dikumpulkan
b. Struktur produk dan bill of material (BOM). untuk melakukan perhitungan dalam proses
c. Waktu setup dan waktu proses suatu produk pemecahan masalah asalah sebagai berikut:
disuatu departemen. a. Data umum perusahaan
d. Jumlah produksi yang ekonomis dari produk b. Data permintaan produk selama 2 tahun yaitu
tersebut. dari bulan januari 2015 - desember 2016.
c. Data jumlah tenaga kerja
II. METODOLOGI PENELITIAN d. Data jam kerja dan hari kerja
2.1 Model Pemecahan Masalah e. Data ongkos yang dikeluarkan:
Agar masalah yang ada dapat diselesaikan 1. Ongkos kerja normal
lebih sistematis, maka penulis membuat tahapan 2. Ongkos kerja lembur
penyelesaian masalah sebagai berikut : 3. Ongkos simpan
1. Agregasi Produk 2. Proses Agregasi Demand
Agregasi prosduk merupakan proses Dikarenakan jenis produk (item) lebih dari
penyeragaman, sehingga memudahkan untuk satu jenis, maka terlebih dahulu harus melakukan
membuat perencanaan produksi. agregasi demand yaitu dengan melibatkan faktor
2. Peramalan konversi sehingga akan menghasilkan data
Tahap ini adalah tahap melakukan peramalan demandagregat, dimana rumus untuk mencari
jumlah permintaan pada periode yang akan datang perhitungan tersebut adalah seperti di bawah ini:
dengan melihat data jumlah permintaan pada a. Faktor Konversi
periode sebelumnya. Untuk faktor konversi agregat ditentukan
3. Perencanaan Produksi oleh parameter jenis end item produk tertentu.
Setelah tahap kedua selesai maka kita Proses konversi agregat produk dapat dilakukan
mendapat data demand agregat untuk periode dengan perhitungan sebagai berikut:
berikutnya. Data demandinilah yang akan Faktor Konversi =
digunakan untuk melakukan perencanaan Parameter yang digunakan adalah waktu
produksi agregat. Untuk alternatif strategi yang baku yang terbesar, Dan yang menjadi penyebut
dipilih yaitu metode tenaga kerja tetap, alternatif adalah waktu baku yang terkecil sebagai acuan
ini diambil berdasarkan kebijakan perusahaan dari produk tertentu.
dalam menjalankan proses produksinya. b. Demand Agregat
4. Disagregasi Untu mencari demand agregat, maka data
Disagregasi adalah proses pengubahan hasil permintaan tiap item dikalikan dengan faktor
rencana produksi agregat menjadi jumlah yang konversinya masing-masing, perhitungannya
harus diproduksi untuk setiap end item. Adapun adalah sebagai berikut :
16
Demand Agregat = data demand x faktor konversi g. Menghitung kapasitas produksi over time
c. Plot Data (UPOT)
Melakukan plot data agregat sesuai dengan Kapasitas UPOT = 25 % x UPRT
data permintaan yang sebelumnya telah h. Menghitung Subkontrak
diagregasi. Subkontrak dilakukan apabila kapasitas
3. Forcasting (peramalan) demand tidak terpenuhi meski sudah
Setelah melakukan proses agregasi, melakukan lembur (UPOT).
kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan Subkontrak = Demand - inventory awal –
proses peramalan untuk permintaan periode yang UPRT – UPOT
akan datang. Dimana data aktual yang akan i. Menghitung kapasitas Subkontrak
dijadikan input data agregat adalah data demand Kapasitas Subkontrak = 50 % x UPOT
agregat pada periode sebelumnya yang telah di j. Menghitung Total Produksi
agregasi. Total Produksi = Produksi Normal (UPRT) +
Dalam menentukan metode peramalan yang Produksi over time (UPOT)
akan digunakan penulis harus memplot data yang k. Menghitung ongkos produksi normal
ada terlebih dahulu agar dari hasil plot data Tot. ongkos UPRT = ∑ UPRT x ongkos
tersebut diketahui jenis pola data yang ada, UPRT
apakah mengikuti pola horizontal, pola musiman, l. Menghitung ongkos produksi lembur
pola siklik, atau pola yang sesuai dengan kondisi Tot. ongkos UPOT = ∑ UPOT x ongkos
aktual yang ada. Dari beberapa metode yang ada, UPOT
penulis harus memilih salah satu metode yang m. Menghitung ongkos simpan
paling tepat yaitu metode yang menghasilkan nilai Tot. ongkos simpan = ∑ inventoriakhir x
error tekecil, dan error yang penulis tentukan ongkos inventori akhir
adalah rata-rata kesalahanprioritasyang paling n. Menghitung ongkos total produksi
kecil. Total produksi ongkos =
4. Perencanaan Produksi = ongkos produksi normal + ongkos produksi
Perencanaan Produksi yang akan penulis lembur + ongkos simpan
lakukan adalah perencanaan Produksi dengan
menggunakan strategi tenaga kerja tetapproduksi 2.3 Proses Disagregasi
konstan.Adapuntahapan-tahapannya adalah Proses Disagregasi ini menggunakan
sebagai berikut : metode Proporsi, Proses Disagregasi dilakukan
a. Menghitung Rencana Produksi setelah melakukan rencana produksi agregat
Σ RP = Σ demand + safety stock – inventory sebagai input dasar bagi Master Production
awal Schedule pada Master Schedule. Tahapan-tahapan
b. Menghitungreguler man hour (RMH) dalam proses Disagregasi ini adalah sebagai
RMH = jmltenagakerja x harikerja x jam berikut :
kerja a. Menghitung % Proporsi
c. Menghitung Produksi Normal / Unit % Proporsi = x
Production Regular Time(UPRT)
100%
Produksi Normal = X Persen b. Menghitungforecast demand
produktivitas End itemt=demand aktual X % Proporsi
d. Menghitung kapasitas Produksi Normal c. Menghitung MasterSchedule
(UPRT) MS=
KAP produksi normal
= 2.4 Penjadwalan Produksi Induk (Master
e. Menghitung Inventory akhir Production Schedule)
Inventory akhir = UPRT- demand Setelah proses disagregasi kemudian
f. Menghitung produksi lembur / Unit dilanjutkan pada proses pembuatan jadwal induk
Production Over Time (UPOT) produksi dengan format sebagai berikut :
Menghitung unit produksi over time (UPOT), a. Nama dan Nomor item
atau lembur dilakukan jika produksi normal b. Periode
Unit Production Regular Time (UPRT) tidak c. Ramalan Kebutuhan, informasi di dapat dari
dapat memenuhi permintaan. Dalam kata lain bagian pemasaran berupa estimasi terhadap
jika UPRT lebih besar dari demand (UPRT > kuantitas end item yang akan terjual pada
demand) tidak perlu melakukan Unit setiap periode.
Production Over Time (UPOT). d. Pesanan Konsumen (Custumer Order/Actual
UPOT = UPRT – demand + Inventory akhir Order), berupa pesanan konsumen yang
sudah diterima sehingga statusnya pasti.
17
Sidiq & Sutoni
2500000
2000000
1500000
DEMAND
1000000
500000
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
TABEL IV
2,000,000 DATA TOTAL DEMAND AGREGAT
Total
1,500,000 Thn Bln Periode Demand
(pc)
DEMAND
1,000,000 JAN 1 1005600
FEB 2 1005600
500,000
MAR 3 1005600
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
APR 4 802800
MAY 5 1002800
Gambar 3. Plot data demand plastik featherlock s
brown JUN 6 1005600
2015
JUL 7 1002800
DEMAND TOTAL AUG 8 1005600
2,500,000 SEP 9 1802800
2,000,000 OCT 10 1002800
1,500,000
NOV 11 502800
DEMAND
1,000,000
DEC 12 1502800
500,000
JAN 13 1002800
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 FEB 14 505600
Featherlock S 43 70
Brown 2000000
Sendok Deabetamil
70/500 0.14
FK = 500000
Plastik Featherlock S
Brown 500/500 1 0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
FK =
Gambar 4. Plot data demand agregat total
19
Sidiq & Sutoni
20
Double Exponential Smoothing 2 Parameter demand(UPRT >demand)tidak perlu
dari Holt
melakukan UPOT.
2500000
UPOT = UPRT – demand+ Inventory akhir
u. Menghitung kapasitas unit produksi over
2000000
time(UPOT)
Kapasitas UPOT = 25 % x UPRT
1500000 DEMAND v. Menghitung Subkontrak
Subkontrak dilakukan apabila kapasitas
1000000 DEMAND
AKTUAL
demand tidak terpenuhi meski sudah
melakukan lembur (UPOT).
500000
Subkontrak = Demand - inventory awal –
UPRT – UPOT
0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 w. Menghitung kapasitas Subkontrak
Kapasitas Subkontrak = 50 % x UPOT
Gambar 5. Plot data hasil peramalan Exponential x. Menghitung ongkos produksi normal
Smoothing2 Parameter dari Holt Tot. ongkos UPRT = ∑ UPRT x ongkos
UPRT
TABEL VI y. Menghitung ongkos produksi lembur
DATA HARI KERJA DAN PERMINTAAN Tot. ongkos UPOT = ∑ UPOT x ongkos
Hari
Periode Thn Bulan Kerja Demand UPOT
1372982 z. Menghitung ongkos simpan
1 Jan. 24
Tot. ongkos simpan = ∑ inventori akhir x
1389633 ongkos inventori akhir
2 Feb. 26
1406285 aa. Menghitung ongkos total produksi
3 Maret 27
Total produksi ongkos =
4 April 26 1422937
= ongkos produksi normal + ongkos produksi
5 Mei 26 1439289 lembur + ongkos simpan
6 2017 Juni 26 1456241
TABEL VII
7 Juli 26 1472892
DATA HASIL PERHITUNGAN PRODUKSI AGREGAT TENAGA KERJA
8 Agust. 26 1489544 TETAP
1506196 PERIODE HARI KERJA DEMAND RMH UPRT UPOT SUB KONTRAK INVENTORI AKHIR TOTAL PRODUKSI
9 Sept. 20
BULAN HARI UNIT HARI UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
10 Okt. 26 1522848 1 24 1372982 13440 1463467 90485 1463467
11 Nov. 26 1539500 2 26 1389633 14560 1585422 286274 1585422
12 Des. 27 1556151 3 27 1406285 15120 1646400 526389 1646400
∑ 17574498 4 26 1422937 14560 1585422 688874 1585422
306 5 26 1439289 14560 1585422 835007 1585422
6 26 1456241 14560 1585422 964189 1585422
o. Menghitung Rencana Produksi 7 26 1472892 14560 1585422 1076719 1585422
Σ RP = Σ demand + safety stock – inventory 8 26 1489544 14560 1585422 1172597 1585422
awal 9 20 1506196 11200 1219556 885957 1219556
p. Menghitung reguler man hour (RMH) 10 26 1522848 14560 1585422 948531 1585422
RMH = jml tenaga kerja x hari kerja x jam 11 26 1539500 14560 1585422 994453 1585422
12 27 1556151 15120 1646400 1084702 1646400
kerja
∑ 306 17574498 171360 18659200 0 18659200
q. Menghitung Produksi Normal (UPRT)
Produksi Normal = X Persen TABEL KAPASITAS
produktivitas PERIODA REGULER OVER TIME SUBKONTRAK ONGKOS TOTAL
r. Menghitung kapasitas Produksi Normal TIME ( UNIT ) ( UNIT ) ( UNIT ) NAMA JML UNIT ONGKOS JML ONGKOS
1 1493333 373333 186666.67 UPRT 18659200 285 5317872000
(UPRT)
2 1617778 404444 202222.22 UPOT 0 489 0
KAP produksi normal = 3 1680000 420000 210000.00 SUB. KONTRAK 0 713 0
,
s. Menghitung Inventory akhir 6 1617778 404444 202222.22 SIMPAN 1084702 23 24948146
Inventory akhir = UPRT- demand 7 1617778 404444 202222.22 ∑ 5342820146
8 1617778 404444 202222.22 12,254,156,274
t. Menghitung unit produksi over time(UPOT)
9 1617778 404444 202222.22
Menghitung unit produksi over time(UPOT), 10 1617778 404444 202222.22
atau lembur dilakukan jika produksi normal 11 1244444 311111 155555.56
(UPRT) tidak dapat memenuhi permintaan. 12 1617778 404444 202222.22
Dalam kata lain jika UPRT lebih besar dari ∑ 15742222 3935556 1967777.78
21
Sidiq & Sutoni
3. MenghitungMaster Schedule
Data yang digunakan untuk dapat DESCRIPTION : DTF :
menghitung master schedule adalah data total ITEM : PLASTIK FEATHERLOCK S BROWN PTF :
perencanaan produksi yang di kali proporsi LEAD TIME : SAFETY STOCK : 0
rata-rata lalu di bagi faktor konversi masing-
masingend item, jelasnya dapat menggunakan
rumus seperti dibawah ini: PERIODE PAST DUE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FORECAST 1368040 1384631 1401223 1417815 1434108 1450999 1467590 1484182 1500774 1517366 1533958 1550549
MS= ACTUAL DEMAND 500000
PAB 0 90158 285242 524492 686392 831998 960714 1072839 1168371 882763 945111 990868 1080792
Dengan menggunakan rumus diatas ATP 958198
maka di dapat master schedule seperti terlihat
MASTER SCHEDULE 1458198 1579715 1640473 1579715 1579715 1579715 1579715 1579715 1215165 1579715 1579715 1640473
pada tabel X di bawah ini.
22
3.2.6 Rought Cut Capacity Planning (RCCP) TABEL XIV
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam BILL OF CAPACITY (BOC)
proses RCCP adlaah sebgai berikut: Bill Of Capacity (boc)
1. Menentukan Routhing Sheet
Work Standar Hours (jam)
Menghitung routing sheet menggunakan
Station
persamaan rumus pada BAB III, yaitu: S.Deabetamil Plastik Feather
1 0.0002 0.0002
Standar Hours = 10 0.0083 0.0008
20 0.00005 0.00005
Untuk contoh perhitungan diketahui
sebelumnya bahwa runtimedidapat dari OPC, TABEL XV
sedangkan untuk setup Time dan Lotsizedidapat MASTER SCHEDULE
adari data ketentuan perusahaan itu sendiri, MASTER SCHEDULE
berikut contoh perhitungannya: PERIODE
Untuk mencari standar hours pada operasi ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
yang lain menggunakan rumus yang sama, hingga
SENDOK DEABETAMIL 37632 40768 42336 40768 40768 40768 40768 40768 31360 40768 40768 42336
didapat tabel XII dan XIII seperti dibawah ini.
PLASTIK FEATHERLOCK S BROWN 1458198 1579715 1640473 1579715 1579715 1579715 1579715 1579715 1215165 1579715 1579715 1640473
23
Sidiq & Sutoni
Kapasitas (jam)
yaitu sebgai berikut: 2000
kap.
kebutuh
Kapasitas tersedia = Jam kerja x Hari kerja x an
1000
Tenaga kerja
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel III.20 Data jam kerja, hari kerja dan jumlah Periode (Bulan)
tenaga kerja Gambar 7. Grafik load profile WS 10
TABEL XX CAPACITY LOAD PROFILE WS 20
DATA JAM KERJA, HARI KERJA, DAN JUMLAH TENAGA KERJA 10000
8 10 20 40 6000
Kapasitas (jam)
kap. kebutuhan
4000
HARI KERJA 24 26 27 26 26 26 26 26 20 26 26 27
kap. tersedia
2000
sama. Adapun jelasnya dapat dilihat pada tabel Gambar 8. Grafik load profile WS 20
XXI berikut ini.
TABEL XXI
KAPASITAS TERSEDIA IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
KAPASITAS TERSEDIA 4.1 Disagregasi dan Master productions schedule
WS PERIODE (MPS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Proses disagregasi adalah proses pemecahan
1 1920 2080 2160 2080 2080 2080 2080 2080 1600 2080 2080 2160 kembali dari data yang sebelumnya telah di
10 3840 4160 4320 4160 4160 4160 4160 4160 3200 4160 4160 4320 agregatkan yaitu dengan menggunakan proporsi
20 7680 8320 8640 8320 8320 8320 8320 8320 6400 8320 8320 8640 hingga di dapat actual demand yang diramalkan
TOTAL 13440 14560 15120 14560 14560 14560 14560 14560 11200 14560 14560 15120 dari kedua produk yang diteliti. Dari hasil
perhitungan berdasarkan teori didapat bahwa hasil
perhitungan master schedule lebih besar dai hasil
RCCP ditampilkan dalam suatu diagram
forcast demand. Hal ini berarti bahwa permintaan
yang dikenal sebagai Load Profile untuk
sepanjang tahun 2017 dapat terpenuhi.
menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan
Berdasarkan perhitungan yang tampak pada
versus kapasitas yang tersedia.Load Profile
MPS, dapat dilihat bahwa nilai PAB relatif stabil
didefinisikan sebagai tampilan dari kebutuhan
dan besar, hal ini berarti permintaan yang ada
kapasitas di waktu mendatang berdasarkan
dapat terpenuhi sepenuhnya. Pada MPS sendok
pesanan-pesanan yang direncaanakan dan
deabetamil actual demandhanya ada pada bulan
dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu
Januari saja sebanyak 20,000 pcs, maka didapat
tertentu.Validasi pada RCCP dikatakan layak
ATP sebesar 17,632 pcs, hal ini berarti jumlah
apabila kapasitas yang dibutuhkan semuanya
produk yang dapat perusahaan janjikan hanya
dapat dipenuhi oleh kapasitas tersedia. Adapun
sebesar 17,632 pcs dari total actual demand
perbandingan antara kapasitas kebutuhan dan
sebanyak 20,000 pcs, dengan kata lain jumlah
kapasitas tersedia pada permasalahan kali ini
yang dijanjikan masih kurang sebesar 2,368 pcs,
dapat dilihat pada gambar 6,7 dan 8 berikut ini.
maka perusahaan harus dapat memenuhin
permintaan actual demand sebanyak 20,000 pcs
CAPACITY LOAD PROFILE WS 1
2500 dengan menambah sebanyak 2,368 pcs dengan
2000
cara menggunakan jam lembur.
Begitupun pada MPS plastik featherlock s
1500
brown actual demand hanya ada pada bulan
Kapasitas (jam)
kap.
1000 kebutuhan Januari saja sebanyak 500,000 pcs, maka didapat
500 ATP sebesar 958,198 pcs, hal in berarti jumlah
0
produk yang dapat perusahaan janjikan dapat
1 2 3 4 5 6 7
Periode (Bulan)
8 9 10 11 12 terpenuhi
Gambar 6. Grafik load profile WS 1
24
Sedangkan pada periode selanjutnya tidak ada
ATP atau jumlah yang harus perusahaan janjikan REFERENSI
terhadap konsumen dikarenakan actual demand [1] Frangklin G. moore/ Thomas E. Hendrick “
belum ada. Dalam format MPS inipun DTF dan Manajemen Produksi dan Operasi 2” remadja
PTF belum di tentukan dikarenakan perusahaan Karya CV. 1986
[2] Volman/Berry/whybark/Jacobs “manufacturing
belum mempunyai atau menggunakan MPS dalam planning and control for supply chain
penjadwalan produksinya, begitupun dengan lead management”, Text Book. 1988
time, tidak ada lead time dikarekan perusahaan [3] Anandita, Mutia “Perencanaan Produksi Dan
tidak menggunakan subkontrak atau pemesanan Penentuan Jadwal Induk Produksi Roti
Diperusahaan Industri Hidup Baru Pada
produk end item terhadap perusahaan lain. Pemasaran Daerah Dengklok”, Bandung, 2007
[4] Laboratorium Sistem Produksi. Laporan Praktikum
4.2 Rought Cut Capacity Planning (RCCP) Sistem Produksi. Cianjur: UNSUR. 2011
Kegunaan RCCP adalah untuk menganalisis [5] Handoko, T. Hani. Dasar-dasar manajemen
produksi dan Operasi. BPFE-UGM, edisi 6,
kelayakan MPS denagan pertimbangan kapasitas
Yogyakarta. 1984
perusahaan dan merekomendasikan revisi pada [6] Baroto, Teguh. Perencanaan dan Pengendalian
MPS jika setelah melakukan perhitungan pada Produksi. Ghalia Indonesia. Edisi 1. Jakarta. 2002
RCCP didapakan hasil beberapa periode tidak [7] Heizer, Jay dan Render, Barry. Prinsip-Prinsip
Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta. 2001
dapat terpenuhi oleh kapasitas perusahaan hal ini
[8] Heizer, Jay dan Render, Barry. Manajemen
dilakukan agar proses produksi sesuai dengan Operasi. Salemba Empat. 2008
kaspasitas yang mampu perusahaan lakukan. [9] Pangestu Subagyo. Forecasting (Konsep dan
Adapaun format RCCP yang penulis gunakan Aplikasi). BPFE. Yogyakarta. 1999
[10] Subagyo Pangestu. Forecasting: Konsep dan
adalah menggunakan kapasitas jam tersedia,
Aplikasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. 1986
jumlah jam yang dapat perusahaan lakukan dalam [11] Gaspersz, Vincent. Production Planning and
proses produksinya. Setelah proses perhitungan Inventory Control. PT. Gramedia Pustaka Utama.
RCCP dilakukan maka didapat kapasitas tersedia Jakarta. 2004
[12] Kusuma, Hendra. Perencanaan dan Pengendalian
mampu memenuhi kapasitas yang dibutuhkan, hal
Produksi. Edisi Pertama. ANDI. Yogyakarta. 1999.
ini dapat dilihat pada grafik yang di sebut load [13] Sofyan Assauri. Teknik dan Metode Peramalan.
profil capacity. LPFE UI. Jakarta. 1991
Pada grafik load profil work station1 dapat
dilihat bahwa jumlah jam tersedia dapat
memenuhi jam kebutuhan. Begitupun pada work
station10 dan work station 20. Dengan melihat
kapasitas jam tersedia yang mampu memenuhi
kapasitas kebutuhan maka perusahaan tidak akan
mengalami kendala selama menjalan produksi
untuk periode Januari sampai dengan Desember
2017 ini. Bagian ini merupakan analisa mengenai
hasil yang didapat. Hindari penggunaan sitasi dan
diskusi yang berlebihan tentang literatur yang
telah dipublikasikan. Kemukakan arti penting dari
hasil penelitian dan implikasinya
V. KESIMPULAN
1. Proses perencanaan produksi ini menggunakan
metode tenaga kerja tetap sesuai kebijakan
P.T. Arwina Triguna Sejahtera. Dengan
kapasitas Reguler Man Hour (RMH) sebanyak
171360 jam, perusahaan dapat memenuhi
permintaan yang ada untuk periode Januari
sampai dengan Desember 2017 sebanyak
18.659.200 pcs.
2. Semua permintaan dapat dijadwalkan dengan
baik tanpa ada kemunduran jadwal. Untuk
mengetahu ikelayakan MPS dalam mengelola
penjadwalan dihitung RCCP dengan format
kapasitas jam tersedia. Hasilnya didapat MPS
untuk kedua Produk ini layak untuk dilakukan.
25