Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 1
1. Agus Adystia Wirawijaya NIM. 25000317410001
2. Aprillia Putri NIM. 25000317410003
3. Qurrota A’Yun NIM. 25000317410007
4. Nor Amalia Muthoharoh NIM. 25000317410011
5. Pratiwi Juhanida Lestari NIM. 25000317410022
6. Muhammad Harli NIM. 25000317410028
7. Sri Murtini NIM. 25000317410030
8. Muhammad Jaufar Fuadi NIM. 25000317410032
9. Anisa Prastika M NIM. 25000317410035
10. Pratiwi Juhanida Lestari NIM. 25000317410022
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESIDENSI
PROGRAM MAGISTER PROMOSI KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO
Menyetujui
Mengetahui
Ka. Prodi Magister Promosi Kesehatan
FKM UNDIP
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan kegiatan residensi di Dusun Dawung Desa Sumberejo
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dari bulan September 2018 sampai
dengan bulan November 2018 berjalan dengan baik. Laporan ini disusun untuk
mendeskripsikan kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan selama proses
pelaksanaan residensi. Laporan residensi ini dapat terselesaikan dengan
bantuan dan motivasi serta partisipasi dari semua pihak, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Kelompok II
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................... i
Lembar Pengesahan .............................................................................. ii
Kata pengantar ....................................................................................... iii
Daftar isi ................................................................................................. iv
Daftar Tabel ............................................................................................ vi
Daftar Gambar ........................................................................................ vii
Daftar Lampiran ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................. 8
C. Manfaat ................................................................................ 8
D. Waktu Pelaksanaan ............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis paru ................................................................ 10
B. Etiologi ................................................................................. 13
C. Diagnosis tuberculosis paru ................................................... 14
D. Tanda dan gejala tuberculosis paru ...................................... 14
E. Pemeriksaan dahak mikroskopi ............................................. 15
F. Jenis pemeriksaan tuberkulosis ............................................. 16
G. Pengobatan tuberkulosis ...................................................... 17
H. Relawan ............................................................................... 18
I. Pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi tuberculosis .... 21
J. Gerakan masyarakat sehat dalam penanggulangan
Tuberculosis ......................................................................... 23
BAB III METODE DAN RANCANGAN KEGIATAN
A. Gambaran umum desa sumberejo......................................... 27
B. Kegiatan residensi ................................................................ 29
C. Metode dan rancangan kegiatan .......................................... 30
BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN RESIDENSI
A. Pelaksanaan kegiatan............................................................... 46
B. Hasil ........................................................................................ 49
C. Pembahasan ........................................................................... 51
iv
BAB V. PENUTUP
A. Hambatan .......................................................................... 55
B. Kesimpulan ........................................................................ 55
C. Saran ................................................................................. 56
D.
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4. Dokumentasi
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
sehat bagi setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
yaitu pasien TBC BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya.
Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau pengobatannya tidak tuntas
2015).
1
2
diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta
kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan negara
10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015). Berdasarkan laporan WHO
sekitarnya. Hal ini yang menyebabkan seakan-akan masalah TBC tak kunjung
(HBC) di wilayah Asia Tenggara yang mampu mencapai target global TBC
dalam hal keberhasilan pengobatan serta deteksi pada tahun 2006. Tercatat
sejumlah sejumlah 294.732 kasus TBC telah ditemukan dan diobati dan lebih
dari 169.213 diantaranya terdeteksi BTA positif pada tahun 2009. Rerata
sekitar 90% dan pada kohort tahun 2008 mencapai 91%. Pencapaian target
yang utama. Hasil survei prevalensi TBC pada tahun 2004 mengenai
disembuhkan, Tetapi hanya 26% yang dapat menyebutkan minimal dua tanda
dan gejala utama TBC. Hanya 19% yang mengetahui bahwa obat TBC
adalah provinsi pringkat ke tiga dengan jumlah total kasus TBC terbanyak
pada tahun 2016, yaitu 28.842 orang. Setelah jawa barat yang memegang
pringkat pertama 52.328 orang Kemudian disusul oleh Jawa Timur pringkat ke
dan peringkat kelima adalah Sumatera Utara dengan (17.798) jiwa. Kasus
TBC paling rendah dimiliki oleh Provinsi Gorontalo dengan 1.151 kasus.
pengobatan TBC di dunia sebesar 83% terlihat masih belum sempurna karena
standar yang dikeluarkan oleh WHO untuk tingkat keberhasilan TBC adalah ≥
90%. Jumlah seluruh kasus TBC di Jawa Tengah tahun 2016 dilaporkan
sebanyak 39,982 kasus dengan 39,243 adalah kasus baru TBC. Angka
notifikasi kasus dari semua kasus pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak
penemuan kasus TBC sebesar 76,6 persen melebihi target cakupannya yaitu
sebesar 75 persen dan dari angka penemuan kasus tersebut memiliki angka
Tengah pada tahun 2015 kasus TBC BTA positif sebesar 115,17 per 100.000
upaya yang konsisten. Jumlah Kasus Baru BTA (+) di tahun 2015
mencapai 497 kasus dengan Case Notification Rate (CNR) BTA(+) 44,46
per 100.000 penduduk dengan Jumlah Seluruh kasus TBC mencapai 785
kasus dengan Case Notification Rate (CNR) Seluruh kasus TBC 66.20 per
100.000 penduduk Bila dibandingkan dengan tahun 2014 Kasus Baru TBC
BTA (+) yang mencapai 612 dengan CNR BTA (+) 52,01 Per 100.000
Penduduk dengan Jumlah seluruh Kasus TBC 785 kasus dengan CNR
sebanyak 497 Orang (L : 287 Dan P : 210) Keseluruhan penderita diobati atau
Lengkap dan sembuh pada tahun 2015 sebanyak 224 orang (45,07 %). Grafik
4.10 berikut menunjukan jumlah penderita TBC BTA positif per puskesmas.
kasus BTA positif (+) sebanyak 21 kasus yang terjadi selama tahun 2017 dan
TBC yaitu melalui percikan dahak (droplet nuclei) pada saat pasien batuk atau
bersin terutama pada orang di sekitar pasien seperti keluarga yang tinggal
penderita TBC di Indonesia disebabkan oleh perilaku hidup yang tidak sehat.
6
2011).
produktif (25-34 tahun), yaitu sebesar 18,07%, diikuti kelompok umur 45-54
tahun sebesar 17,25 persen. Kasus TBC juga paling banyak ditemukan pada
golongan penduduk yang tidak bekerja dan yang tidak sekolah. Meski begitu,
setiap orang pada dasarnya bisa terkena tuberkulosis apabila orang tersebut
memiliki faktor risikonya salah satunya adalah dengan sistem imun lemah,
kebersihan diri yang tidak terjaga baik, dan tingkat keterpaparan alias
seberapa intens dan dekat kontak langsung orang dengan pasien TBC.
menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia dan ini
tidak pernah menurun, masih banyak kasus yang belum terjangkau dan
Angka TBC di Indonesia berdasarkan mikroskopik sebanyak 759 per 100 ribu
penduduk untuk usia 15 tahun ke atas dengan jumlah laki-laki lebih tinggi dari
pada perempuan, dan jumlah di perkotaan lebih tinggi dari pada di pedesaan.
dari asal kelompok masyarakat maupun wilayah tertentu karena relawan tidak
dengan nama IRMADA (Ikatan Remaja Masjid Dawung) dimana setiap hari
Jumat malam memiliki kegiatan rutinan yakni pengajian dan tabuh rebana.
Peran remaja di Dusun Dawung ini juga dikatakan aktif dalam kegiatan
akhirnya anggota relawan peduli TBC ini terdiri dari beberapa orang anggota
remaja baik dari IRMADA atau dari luar IRMADA. Jumlah relawan peduli TBC
dan terdata 9 orang yang mendaftar diri menjadi relawan dengan kesadaran
dan juga semangat penuh untuk menurunkan angka kasus TBC yang ada di
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khususnya
Demak.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
3. Bagi Masyarakat
Mranggen Kabupaten Demak dengan materi yang ada pada buku saku
relawan.
Demak.
D. Waktu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
1. Definisi
yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem
dan menimbulkan nekrosis jaringan. TBC dapat menular melalui udara, waktu
paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman TBC
tahun 1882. Kuman ini mempunai ciri-ciri bebentuk batang tipis lurus atau
agak bengkok, mempunyai ukuran Panjang 1-4 mikron, lebar 0,3-6 mikron.
Kuman ini mempunyai sifat istimewa yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan sehingga disebut basil tahan asam (BTA).Kuman TBC dapat mati
tempat yang lembab dan gelap. Dalam tubuh kuman ini tertidur (dorman)
10
11
2. Klasifikasi
1) Tuberkulosis Paru.
pada hilus.
b) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
TBC positif.
1) Kasus Baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau
pengobatan.
pangobatannya.
13
4) Kasus lain :
TBC paru negatif dan TBC ekstra paru, dapat juga mengalami
B. Etiologi
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi
kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti radiologi, biakan dan uji kepekaan
pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran
1. Tanda
dan kelainan struktural paru. Pada lesi minimal, pemeriksaan fisis dapat
normal atau dapat ditemukan tanda konsolidasi paru utamanya apeks paru.
seperti : deviasi trakea ke sisi paru yang terinfeksi, tanda konsolidasi, suara
2. Gejala
b. Gejala khusus
spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan
setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas.
penapisan).
16
1. Pemeriksaan Bactec
oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif
2. Pemeriksaan Radiologis
indikasi ialah foto lateral, top lordotik, oblik, CT-Scan. Pada kasus dimana
pada pemeriksaan sputum SPS positif, foto toraks tidak diperlukan lagi.
Pada beberapa kasus dengan hapusan positif perlu dilakukan foto toraks
bila:
atau nodular.
d. Efusi Pleura.
a. Fibrotik, terutama pada segmen apical dan atau posterior lobus atas
b. Kalsifikasi.
c. Penebalan pleura.
G. Pengobatan Tuberkulosis
1. Tujuan pengobatan
(OAT).
2. Prinsip Pengobatan
obat,dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat sesuai dengan kategori
sangat dianjurkan.
Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
besar pasien TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2
bulan
b. Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
H. Relawan
1. Definisi Relawan
yang bersedia mengabdi secara ikhlas dan tanpa pamrih, tidak digaji atau
wilayahnya.
“…an activity that involves spending time, unpaid, doing something that
kelompok, yang notabene bukan semata orang terdekat sang relawan saja.
batin dengan pihak penerima ‘bantuan’-nya saja, tetapi ada motivasi lain
yang mendorongnya, dan itu bukanlah uang. Sama sekali bukan uang.
tetapi, perlu diingat juga ada atau tidak adanya uang untuk aktivitas
2. Tugas Relawan
diantaranya:
resiko bencana,.
sumberdaya.
akan mendukung pasien TBC untuk berobat dan disembuhkan. USAID bisa
hal ini tidak cepat diatasi, Tuberkulosis (TBC) dapat kembali meningkat.
berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu
aktivitas. remaja masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara
kesehatan bukanlah hal baru, namun konsep active case finding yang
Indonesia dan dikenal secara luas. Relawan atau relawan masyarakat yang
TBC Paru yang tidak berobat dapat diperiksa dan diobati semenjak dini
sehingga dapat mencegah angka penularan dan lebih jauh lagi dapat
harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari
cara:
3. Tidak merokok,
Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada
Hari TBC Sedunia tahun 2018 mengusung tema, yakni ''Peduli TBC,
Maka dari itu, kegiatan penemuan aktif di lapangan, dimana relawan atau
terbukti sudah TBC. Hal ini dapat merupakan salah satu kerja sama nyata
masyarakat hidup sehat (GERMAS). Gerakan ini perlu menjadi suatu kegiatan
keluarga (PIS-PK).
keluarga. Upaya ini didukung dengan edukasi terus menerus melalui berbagai
kegiatan dan media. Dukungan pihak di luar kesehatan sangat berarti bagi
Hal ini dilakukan agar semua penderita TBC di Indonesia dapat kembali
sehat, hidup berkualitas, dan produktif. Di samping itu juga untuk mewujudkan
ditemukan dan diobati sampai sembuh sehingga mereka dapat hidup layak,
bekerja dengan baik dan produktif, serta tidak menjadi sumber penularan
TBC mudah menular melalui udara dengan sarana cairan yang keluar saat
penderita bersin dan batuk, yang terhirup oleh orang sekitarnya terutama
BAB III
METODE DAN RANCANGAN KEGIATAN
Lintang Utara dan 110º 30’ 55’ Garis Bujur Timur serta memiliki 19 desa
1. Kondisi Geografis
Kecamatan.
2
27
7
28
Kecamatan Mranggen.
dari total luas penggunaan lahan sebesar 671 hektar. Perkarangan atau
29
B. Kegiatan Residensi
a. Gambaran Umum
yang ada di dusun Dawung tersebut sudah berjalan dengan baik dan
aktif.
No Nama Jumlah
1 Kantor Desa 1 Unit
2 Puskesmas 1 Unit
3 Posyandu 5 Unit
4 Pasar Desa 1 Unit
5 MA 1 Unit
6 MTs 1 Unit
7 MI 2 Unit
8 SD Negeri 3 Unit
9 TK 6 Unit
10 PAUD 3 Unit
11 TPQ 6 Unit
12 Masjid 5 Unit
13 Mushola 5 Unit
14 Pondok Pesantren 2 Unit
15 Panti Asuhan 1 Unit
16 Masjid Ta’lim 10 Unit
1. Metode Kegiatan
Sumberejo.
penyelesaiannya.
31
penyakit TBC dengan rata – rata belum tuntas pengobatan dan tidak
mengetahui apa itu penyakit yang mereka alami dan memilih membeli
obat warung ketika sakit kambuh. Selain itu sebagaia besar rumah
nyeri otot atau lutut dan bukan TBC. Namun berdasarkan data yang
depan.
masalah.
sistem sosialnya).
2. Rancangan kegiatan
1) Upaya itu harus terarah (targetted) Ini yang secara populer disebut
yang paling efektif, dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga
memajukan.
yaitu :
daya SDM dan dana. Jika kita sudah mendapatkan data dari
keputusan.
35
1) Persiapan
a) Analisis Situasi
situasi.
b) Wawancara
Sumberejo.
d) Observasi
2) Pelaksanaan
kesehatannya tersebut.
b) Pelatihan
c) Buku Pencatatan
bagaimana penyelesaiannya.
di masyarakat.
masyarakat.
TB di wilayahnya.
40
ke puskesmas
pemeriksaan dahak
tindak lanjuti
perkenankan
puskesmas
N
n=
1 + Ne2
dimana : n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
1,936
Sehingga n =
1+(1,963 𝑥 0,01𝑥0,01)
Tabel 3.2 Pelaksanaan Pelatihan Pembentukan Relawan Peduli TBC Dusun Dawung Desa Sumberejo
Mranggen 1
d) Penandatanganan komitmen
bersama peduli TB
e) Penyerahan sertifikat pelatihan dan
simbolik buku saku pendampingan
penyakit TB
5 17-18 November 2018 Rencana Tindak Lanjut Pelacakan Semua a) Relawan sudah mampu
(RTL) / Relawan melaksanakan pendampingan
Praktik lapangan Wawancar Peduli TBC
masyarakat, mengedukasi, praktik
penemuan kasus, a dan
edukasi masyarakat Mahasiswa strategi penemuan kasus serta teknik
terkait penyakit TB. Residensi pemetaan
b) Langsung melakukan evaluasi yaitu
kesulitan yang dialami oleh relawan
peduli TBC
6 21 November 2018 Koordinasi ke diskusi Mahasiswa Pak karwadi bersedia menjadi
perangkat desa untuk Residensi dan pendamping relawan peduli TB di Desa
menjadi pendamping Perangkat Sumberejo selama priode 5 tahun
relawan peduli TB Desa
7 1 Desember 2018 Penutupan diskusi (terlampir pada a) Acara lancar dihadiri oleh perangkat
daftar hadir) desa, warga, anggota IRMADA serta
Relawan Peduli TBC
b) Penyerahan Kenang-kenangan
46
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN RESIDENSI
A. Pelaksanaan Kegiatan
lebih peduli akan kesehatan pada dirinya, keluarga bahkan juga pada
diantaranya yaitu :
1. Analisis situasi
sehari – hari warga Dukuh Dawung adalah bertani dan bekerja di pabrik.
religious konservatif.
lainnya dan ada juga rumah yang berjarak 5 meteran. Lingkungan tempat
tinggal warga sebagian ada yang ramai karena terletak di pinggir jalan
46
47
jalan desa dan ada yang tidak terlalu ramai karena beberapa rumah ada
yang terletak diujung desa dekat dengan perbatasan desa dan sawah.
kurang bagus Hal ini disebabkan karena semua anggota keluarga bekerja
Karang taruna, Remaja Masjid atau biasa disebut dengan IRMADA (Ikatan
Berdasarkan data dari Puskesmas pada tahun 2016 pada kasus TBC
Paru yang ditemukan dengan BTA (+) sejumlah 13 kasus dan tahun 2017
tercatat khusus penyakit menular TBC Paru BTA (+) 21 kasus. Survei
mengalami suspect TBC yang terdiri dari orang tua dan anaknya.
2. Analisis SWOT
B. Hasil
1. Relawan TBC
hadiri oleh kepala desa Sumberejo, ketua PKK Desa Sumberejo, perangkat
desa, perangkat dusun Dawung dan para calon Relawan Peduli TBC.
Pre-test 58 78 68,78
Post-test 72 88 80,67
cukup.
51
C. Pembahasan
dalam penjaringan suspek TBC tidak terlepas dari pemahaman yang benar
TBC membutuhkan waktu yang lama sesuai dengan aturan pengobatan yang
Demak” .
angka pasien yang mangkir dan putus berobat (drop-out), serta membantu
peduli TBC merupakan remaja dusun Dawung yang bersedia mejadi relawan
sebagai relawan peduli TBC secara aktif dan terampil. Tujuan secara khusus
TBC untuk relawan peduli TBC. Hasil pretest skor maksimal 78,00, dan
88,00.
TBC dalam hal pengertian TBC, mengenali gejala penyakit TBC, orang yang
berisiko terkena penyakit TBC, penyebab dari penyakit TBC, penularan TBC,
pengobatan, PMO sudah cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya
TBC dengan melakukan pencegahan yaitu perilaku hidup bersih dan sehat,
sebagai relawan peduli TBC sudah baik yaitu menjaring suspek TBC dan
terhadap tindakan yang akan dilakukan setelah menemukan suspek TBC juga
sudah cukup baik. Relawan bisa menyebutkan apa-apa saja yang akan
D. Analisis SWOT
Strength Weakness
penyakit TBC.
hidup sehat
Opportunity Threat
BAB V
PENUTUP
A. Hambatan
Minggu pagi.
B. Kesimpulan
3. Relawan Peduli TBC dibekali dengan pelatihan dan buku saku yang
kesehatan.
56
57
C. Saran
masyarakat.
dapat diterima dengan baik dan diarahkan aktif oleh pihak – pihak
yang terkait.
keberlanjutan program.
58
DAFTAR PUSTAKA
www.suaramerdeka.com,www.jurnas.com,harianandalas.com
Kemenkes RI.
Switzerland. 2015.