You are on page 1of 8

1.

KATA JIN DALAM AL-QUR’AN


Kata “jin” dalam al-Qur’an, dalam software Holy Qur’an, tercatat sejumlah 32 ayat
dalam 16 surat. Kesemuanya dapat diringkas menjadi tiga pengertian, yakni :
1.‫ن‬
‫ج ن‬
‫( ج‬menjadi gelap), terdapat dalam Surat al-An ‘am : 76 saja.
2.َّ‫جننة‬
‫ الل ج‬/ ‫ن‬ ‫( الل ج‬jin), terdapat dalam :
‫ج ن‬
1.Al-An ‘am : 100, 112, 128, dan 130;
2.Al-A’rof : 38 dan 179;
3.Hud : 119;
4.Al-Isro’ : 88;
5.Al-Kahfi : 50;
6.An-Naml : 17 dan 19;
7.As-Sajdah : 13;
8.Saba’ : 12, 14, dan 41;
9.Ash-Shoffat : 158;
10.Fushshilat : 25 dan 29;
11.Al-Ahqof : 18 dan 29;
12.Adz-Dzariyat : 56;
13.Ar-Rohman : 15 dan 33;
14.Al-Jin : 1, 5, dan 6; serta
15.An-Nas : 6.
3.َّ‫جنتةة‬
‫( ج‬penyakit gila), terdapat dalam :
1.Al-A’raf : 184;
2.Al-Mukminun : 25 dan 70; serta
3.Saba’ : 46.
 
1.KATA SYAITAN DALAM AL-QUR’AN
Kata “syaitan” (‫ شيطن‬,‫ )الشيطان‬dalam al-Qur’an, dalam software Holy Qur’an, tercatat
sejumlah 61 ayat dalam 32 surat, yaitu :
1.al-Baqoroh : 36, 168, 208, 268, dan 275;
2.Ali ‘Imron : 36, 155, dan 175;
3.an-Nisa’ : 36, 60, 76, 83, 117, 119, dan 120;
4.al-Ma’idah : 90 dan 91;
5.al-An ‘am : 43, 68, dan 142;
6.al-A’raf : 20, 22, 27, 175, 200, dan 201;
7.al-Anfal : 11 dan 48;
8.Yusuf : 5, 42, dan 100;
9.Ibrohim : 22;
10.al-Hijr : 17;
11.an-Nahl : 63 dan 98;
12.al-Isro’ : 27 dan 53;
13.al-Kahfi : 63;
14.Maryam : 44 dan 45;
15.Thoha : 120;
16.al-Hajj : 3, 52, dan 53;
17.an-Nur : 21;
18.al-Furqon : 29;
19.an-Naml : 24;
20.al-Qoshosh : 15;
21.al-‘Ankabut : 38;
22.Luqman : 21;
23.Fathir : 6;
24.Yasin : 60;
25.ash-Shaffat : 7;
26.shad : 41;
27.Fushshilat : 36;
28.az-Zukhruf : 36 dan 62;
29.Muhammad : 25;
30.al-Mujadilah : 19;
31.al-Hasyr : 16; serta
32.at-Takwir : 25.
 
1.KATA IBLIS DALAM AL-QUR’AN
Kata “iblis” dalam al-Qur’an, dalam software Holy Qur’an, tercatat sejumlah 11 ayat
dalam 9 surat, yaitu :
1.al-Baqoroh : 34;
2.al-A’rof : 11;
3.al-Hijr : 31 dan 32;
4.al-Isro’ : 61;
5.al-Kahfi : 50;
6.Thoha : 116;
7.asy-Syu ‘aro : 95;
8.Saba’ : 20; serta
9.Shad : 74 dan 75.
1.PENGERTIAN JIN, SYAITAN, DAN IBLIS MENURUT ETIMOLOGI
1.Pengertian Jin
Kata jin (‫ )جنن‬terambil dari kata janana (‫ )جنن‬yang artinya tertutup atau tidak kelihatan, juga
bisa dikatakan bahwa jin terambil dari akar kata janna (‫ )جنن‬atau ajanna (‫ )أجنن‬yang artinya
1
menutupi, merahasiakan, atau menyembunyikan. Sehingga bisa dikatakan bahwa ia tidak
kelihatan dengan pandangan mata telanjang manusia.
Seperti anak yang masih dalam kandungan dinamai janin (‫ )جنين‬karena ia tidak kelihatan.
2
Juga surga dinamai jannah (‫ )جننة‬karena pandangan manusia tidak dapat menembusnya.
1.Pengertian Syaitan
Kata syaitan (‫ )شيطن‬terambil dari kata syathana (‫ )شطن‬yang mashdarnya syathnan (‫ )شطنا‬yang
3 4
artinya menentang, menyalahi, atau ingkar. Menurut Tafsir al-Mishbah dan Tafsir Ibnu
5
Katsir disebutkan bahwa pengertian syaitan menurut bahasa adalah suatu sifat yang ada
dalam diri makhluk, yaitu jin, iblis, dan manusia yang selalu membawa pada kesesatan,
menentang perintah kebaikan, menyalahi aturan-aturan Allah, dan ingkar kepada-Nya.
1.Pengertian Iblis
Kata iblis (‫ )إبليس‬terambil dari bahasa arab yang asal katanya ablasa (‫)أبلس‬, artinya putus asa
6
atau terambil dari kata balasa (‫ )بسسسلسسس‬yang artinya tiada kebaikan. Dalam Kamus al-
Munawwir, iblis terambil dari kata ablasa (‫ )أبلس‬yang berarti jahat; al-balasa (‫ )البل سسس‬yang
artinya orang yang jahat; dan al-balisu (‫ )البسللسس‬yang artinya orang yang bingung.
 
1.ASAL-MUASAL PENCIPTAAN JIN, SYAITAN, DAN IBLIS
1.Asal Muasal Penciptaan Jin
Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa jin diciptakan dari nyala api, yakni dari nyala api yang
7
paling ujung atau bisa dikatakan jin tercipta dari nyala api tanpa asap. Seperti dalam firman
Allah Surat ar-Rahman : 15 yang berbunyi :
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”
Ada juga yang mengartikan :
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.”8

1.Asal Muasal Penciptaan Syaitan


Syaitan itu bukan makhluk seperti jin, manusia, dan iblis; tetapi syaitan adalah sifat yang
jelek, selalu menentang, ingkar, yang bisa dimiliki oleh jin, iblis, dan manusia. Seperti dalam
firman Allah Surat al-A’raf : 20 yang berbunyi :

1
2
3
4
5
6
7
8
“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada
keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: ‘Tuhan kamu
tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)’.”
Ayat di atas menjelaskan sifat iblis. Juga dalam firman Allah Surat an-Nas : 4 – 6 yang
menjelaskan bahwa manusia dan jin itu memiliki sifat syaitan seperti halnya iblis.
“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan
manusia.”
 
1.Asal Muasal Penciptaan Iblis
Di dalam al-Qur’an, secara jelas menyatakan bahwa iblis sendiri
memberitahu kepada kita bahwa ia diciptakan dari api sebagaimana
termaktub dalam firman Allah Surat Shad : 76 yang berbunyi :
“Iblis berkata: ‘Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari
api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah’.”
 
1.KESIMPULAN
Di dalam al-Qur’an bahwa jin diciptakan dari nyala api, yakni dari lidah api
yang paling ujung. Sedangkan manusia diciptakan dari tanah liat. Makhluk
yang pertama kali menghuni bumi adalah bumi, tetapi maraca membuat
kerusakan dan saling menumpahkan darah. Lalu Allah mengutus Iblis dan bala
tentara dari kalangan malaikat untuk memerangi dan mengusir mereka,
sehingga sebagian dari mereka menyingkir ke pulau, di tengah laut, dan ke
gunung-gunung. Dengan keberhasilan itu, Iblis mulai sombong dan berkata,
“Aku berbuat sesuatu yang belum pernah dikerjakan orang lain sebelumnya.”
Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati Iblis, tetapi para malaikat tidak mengetahuinya.
Karena itu ketika Allah berfirman kepada para malaikat yang pernah diutus-Nya bersama Iblis
untuk memerangi jin : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.”
Malaikat bertanya, “Mengapa Engkau hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, seperti keruakan yang
pernah dilakukan oleh makhluk jin?” Jawab Allah, “Sesunggunya Aku mengetahui apa yang tidak
kalian ketahui, yakni Aku telah mengetahui apa yang terkandung di hati Iblis berupa
9
kesombongan dan bangga diri.”
Ibnu ‘Abbas, Ibnu Mas ‘ud, dan beberapa sahabat berkata, “Ketika Allah telah
selesai menjadikan apa yang dikehendaki-Nya, Allah mengangkat Iblis untuk
menjadi raja di langit bumi. Dia termasuk satu golongan yang dikenal dengan
golongan jin dan bertugas menjaga surga. Ia juga juru kunci surga-surga.
Berkewajiban dan mempunyai kekuasaan di bumi dan lapisan langit yang
bawah. Karena kedudukannya sebagai penguasa langit dan penjaga surga
itulah ia menjadi besar kepala dan berkata, ‘Tidak sekali-kali Allah memberiku

9
tugas ini melainkan karena aku mempunyai kelebihan di atas para malaikat
yang lain’.
Setelah itu Allah menyatakan akan menjadikan khalifah, sehingga timbul
tanya jawab antara Allah dan malaikat. Kemudian Allah menyuruh Jibril turun
ke bumi untuk mengambil tanah liat, tetapi tiba-tiba bumi berkata : ‘Aku
berlindung kepada Allah dari kamu agar kamu tidak mengurangiku atau
menyebabkan aku menjadi buruk’. Malaikat Jibril pun dengan tangan hampa
menghadap Allah dan berkata : ‘Ya Allah, bumi telah berlindung kepada-Mu
maka aku tidak berani memaksa yang berlindung kepada-Mu’. Lalu Allah
mengutus Mikail, dan kembali seperti Jibril. Kemudian Allah mengutus ‘Izrail
dan ketika bumi berlindung kepada Allah, Malaikat maut berkata : ‘akupun
berlindung kepada Allah jika aku kembali, sementara perintah Allah belum aku
laksanakan’. Lalu malaikat maut mengambil tanah dari berbagai jenis secara
acak. Ada yang merah, putih, hitam, dan dicampur menjadi satu. Karenanya
keturunan Adam bermacam-macam warna kulitnya.
Ketika Allah menyuruh malaikat termasuk Iblis karena ia berada bersama para malaikat, untuk
bersujud kepada Adam maka Iblis menolak dan takabur. Karena pembangkangan itulah, Iblis
10
tercela dan terkutuk.”
Dari keterangan di atas, kami menarik benang merah bahwa iblis itu tergolong
dalam barisan jin, seperti halnya pendapat Ibnu Mas ‘ud dan al-Hasan al-
Bashri sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan sanad yang shahih,
“Tidak pernah sekejap matapun iblis itu tergolong dari golongan malaikat dan
sesungguhnya ia adalah nenek moyangnya jin. Sebagaimana Adam ‘alaihis
salam bapaknya manusia.”
Juga termaktub dalam firman Allah surat al-Kahfi : 50 yang berbunyi :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada
Adam’[884], Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin. Maka ia
mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya
sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu
sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.”

10
Dalam bahasa Arab, kata syaithan berasal dari kata (‫ ) شطن‬Syathana yang berarti
jauh. Jadi tabi'at syaitan itu sangat jauh dengan tabi'at manusia. Dan karena
kefasikannya itu ia sangat jauh dari kebaikan. Ada juga yang mengatakan bahwa kata
syaithan itu berarsal dari kata (‫ )شاط‬Syaatha yang berarti terbakar, karena ia
diciptakan dari api. Dan ada juga yang mengatakan bahwa kedua makna itu benar,
tetapi makna yang pertama lebih tepat.
Menurut Sibawaih, bangsa Arab mengatakan "‫( "تشيطن فلن‬tasyaithana fulaan) apabila si
fulan itu berbuat seperti perbuatan setan. Jika kata syaitan itu berasal dari kata ‫شاط‬
tentunya mereka akan mengatakan "‫( "تشيط‬tasyaitha). Maka menurut pendapat yang
benar, kata syaitan itu berasal dari kata ‫ شطن‬yang berarti jauh.
*****************************************************************
‫ل ممنن ال رنشي ن‬
‫طامن ال رنرمجيومم‬ ‫أن ذ‬
‫عووذذ مبا م‬
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
*****************************************************************
mereka menyebut syaitan untuk setiap
Oleh karena itu
pendurhaka baik dari kalangan jin, manusia maupun
hewan.
Allah Ta'ala telah berfirman:
‌‌‫روررا‬
‫غس ر‬ ‫دورا سشي سس ىلطيسن ٱلولإنلس سوٱلولجلنن سيولحى بسعوسضسهمو لإل سىى بسع ض ر‬
‫وض سزخوسرسف ٱلوقسوولل س‬ ‫سوك سسذٲللسك سجسعلوسنا للك س ن لل ن سلبضنى س‬
‫ع س نر‬
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan [dari
jenis] manusia dan [dari jenis] jin, sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
[manusia] ... (Q.S. Al-An-'Am: 112).

Dalam Musnad Imam Ahmad, disebutkan sebuah hadits dari Abu Dzar r.a., ia
berkata: Rasulullah saw. bersabda: 'Wahai Abu Dzar, mohonlah perlindungan kepada
Allah dari keburukan syaitan-syaitan dari jenis jin dan manusia.' lalu aku bertanya:
'Apakah ada setan dari jenis manusia?' Beliau menjawab: 'Ya, ada." [1].
Dan dalam shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits yang juga dari Abu Dzar, ia
berkata: "Rasulullah saw. bersabda: 'Sesuatu yang dapat membatalkan shalat adalah
wanita, keledai, dan anjing hitam.' Kemudian aku bertanya:'Wahai Rasulullah,
mengapa anjing hitam dan bukan anjing merah atau anjing kuning?' Beliau menjawab:
'Anjing hitam itu adalah syaitan.'[2].
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab mengendarai kuda tarik, namun
kuda itu berjalan pelan, maka 'Umar pun memukulnya (supaya jalan cepat). Namun
kuda itu justeru berjalan semakin pelan. 'Umar pun turun dan berkata:"Tidaklah kalian
membawakan kepadaku kecuali syaitan. AKu turun darinya kaarena perasaanku
merasa tidak enak." [3].
2. Pengertian Ar-Rajiim
Ar-Rajiim berwazan (berpola-pen) ‫( فعيل‬subyek) bermakna ‫ مفعول‬/ obyek, maknanya
bahwa syaitan itu terkutuk dan terjauh dari segala kebaikan.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala;
‌‌‫جومرا لنلل نسشي سس ىلطيلن‬
‫سول سسقدو سزي نس نسنا ٱل ن سسسماسء ٱل نسدنوسيا لبسمسصس ىلبيسح سوسجسعلون سس ىسها سر س ر‬
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan
Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan,... (Q.S.al-Mulk: 5). Juga
firman Allah Ta'ala dalam Surah ash-Shaaffaat: 6-10:
(٨) ‫نب‬ ‫( نسلا ي س ن سس ن سمسعوسن لإسلى ٱلوسمل سلإ ٱلوأ سعول سىى سوي سقوسذسفوسن لمن ك س ن لل سجا ل ض ر‬٧) ‫سن نسمالر ض رد‬ ‫( سولحف روظرا لنمن ك س ن لل سشيوسط ى ض ر‬٦) ‫لإ نسنا سزي نس نسنا ٱل ن سسسماسء ٱل نسدنوسيا لبلزين سضة ٱلوك سسوالكلب‬
‫قب‬ ‫خطوفسسة سفأ ستوبسسعسه ۥ لش س ب ر‬
‫ہاب سثا ل ب ر‬ ‫خلطسف ٱلو س‬ ‫( لإ نسلا سمنو س‬٩) ‫ب‬ ‫ذاب سوالص ب‬‫عس بر‬ ‫حوررا‌‌ سول سسهمو س‬ ‫سد س ر‬
Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu
bintang-bintang, (6) dan telah memeliharanya [sebenar-benarnya] dari setiap syaitan
yang sangat durhaka, (7) syaitan-syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan
[pembicaraan] para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. (8) Untuk
mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, (9) akan tetapi barangsiapa [di
antara mereka] yang mencuri-curi [pembicaraan]; maka ia dikejar oleh suluh api yang
cemerlang. (10)

Juga firman Allah Ta'ala dalam surah al-Hijr: 16-18:


‫( لإ نسلا سملن ٱسوتسسرسق ٱل ن سسموسع سفأ ستوبسسعسه ۥ لش س ب ر‬١٧) ‫سن ن سرلجيضم‬
‫ہاب‬ ‫( سوسحلفظون سس ىسها لمن ك س ن لل سشيوسط ى ض ر‬١٦) ‫روجرا سوسزي نسن نسس ىسها لللن نسس ىلظلريسن‬
‫سول سسقدو سجسعلوسنا لفى ٱل ن سسسمالء بس س ر‬
١٨) ‫بين‬ ‫نسم ل ب ر‬
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang [di langit] dan
Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang [nya], (16) dan
Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk, (17) kecuali syaitan yang
mencuri-curi [berita] yang dapat didengar [dari malaikat] lalu dia dikejar oleh
semburan api yang terang. (18).

Ada juga yang berpendapat bahwa ‫( رجيم‬rajiim) bermakna ‫( راجم‬raajim), karena ia


mengganggu manusia dengan waswas dan bisikan. Hanya saja makna yang pertama
lebih masyhur dan lebih tepat. [A).

Keterangan:
Hampir setiap kata Syaithan yang terdapat di dalam al-Qur'an berarti iblis, bala
tentara, dan keturunannya, kecuali hanya satu ayat saja yang memberikan arti
berbeda yakni dalam surah al-Baqarah : 14.
‫سولإسذا ل سسقوا ا ٱل نسلذيسن سءاسمسنوا ا سقال سووا ا سءاسم نسنا سولإسذا س‬
‫خل سووا ا لإل سىى نشينــمطينممهمم سقال سووا ا لإ نسنا سمسعك سمو لإن نسسما ن سحوسن سمسوتسہولزسءوسن‬
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:
"Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka,
mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok"
Kata syaithan dalam ayat di atas berarti pemuka dan pembesar dari kalangan pendeta
Yahudi.[B].
Semoga bermanfaat.

You might also like