You are on page 1of 10

821

Determinan Rendahnya Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Simpang Empat

Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas

Nurul Atika Putri1, Agus Fitriangga2, Muhammad Ibnu Kahtan3

1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
Program Studi Biologi, FMIPA UNTAN
3
Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak
Latar belakang. Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu faktor penunjang untuk menurunkan angka
kematian ibu. Antenatal Care yang baik dan sedini mungkin akan mencegah kematian ibu dan bayi serta dapat
meningkatkan kualitas ibu hamil. Persentase cakupan ANC di Indonesia yaitu sebesar 90,18% dan cakupan
ANC di Kalimantan Barat yaitu 86,20%. Kabupaten Sambas cakupan ANC pada tahun 2014 adalah 91,10%,
sedikit lebih menurun dari tahun 2013 sebesar 96%. Cakupan terendah berada di wilayah Simpang Empat yaitu
sebesar 71,5%. Metodologi. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan April 2016. Subjek penelitian adalah ibu hamil sebanyak 60
responden yang memenuhi kriteria sampel. Analisis data dengan teknik chi square. Hasil. Sebanyak 80%
responden dengan kelompok umur tidak beresiko, 76,7% responden dengan pendidikan rendah, 75% sudah
memiliki anak, 75% responden memiliki pengetahuan kurang, 78,3% responden jumlah penghasilan dibawah
UMR, 80% responden menggunakan motor. Tidak terdapat hubungan bermakna antara umur (p=0,422), tingkat
pendidikan (p=0,145), paritas (p=0,856), penghasilan (p=0,097) akses (p=0,170) dengan jumlah kunjungan
ANC. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan jumlah kunjungan ANC (p=0,002).
Kesimpulan. Determinan rendahnya tingkat kunjungan ANC dipengaruhi oleh faktor pengetahuan.

Kata kunci: Antenatal Care, karakteristik, pengetahuan.

Abstract
Background. Antenatal Care (ANC) is the one of supporting factor to reduce maternal death. Good antenatal
care can prevent maternal child death and increase the quality of pregnancy. The scope of ANC percentage in
Indonesia is 90,18% and 86,20% in West Kalimantan. In 2014, The scope of ANC at Sambas district was
91,10%, lower than ANC in 2013 which amounted to 96%. Simpang Empat Village has the lowest pregnancy
coverage rate (71,5%). Method. This study was cross sectional analytic observational approach. This study was
conducted in January to april 2016. Subjects were 60 pregnant woman that meet the criteria of this study. Data
was analyzed by chi-square test. Result. This result showed that 80% respondents had no risk of age, 76,7%
respondents had low education level, 75% respondents had children, 75% respondents had lack of knowledge,
78,3% respondents had low income, and 80% respondents use motorcycle. There were no relationship between
age (p=0.422), level of education (p=0.145), parity status (p=0.856), income (p=0.097) and acces (p=0.170)
with amount of ANC visit. There were relationship between level of knowledge (p=0,002) and amount of ANC
visit. Conclusion. The determinants of low ANC visit was influenced by knowledge factor.

Keywords : Antenatal Care, characteristic, knowledge.

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


822

LATAR BELAKANG Salah satu program untuk

Antenatal Care (ANC) merupakan mengatasi masalah AKI adalah deklarasi

salah satu faktor penunjang untuk Millennium Development Goals (MDGs).

menurunkan angka kematian ibu. Delapan tujuan dalam MDGs berkaitan

Antenatal Care (ANC) yang baik dan dengan kesehatan ibu yakni menurunkan

sedini mungkin akan mencegah kematian AKI. Pemerintah Indonesia sedang

ibu dan bayi serta dapat meningkatkan melaksanakan program Safe Motherhood

kualitas ibu hamil. Angka kematian dan yang terdiri dari Keluarga Berencana

komplikasi dalam kehamilan dapat (KB), Antenatal Care (ANC), persalinan

dikurangi dengan ANC secara teratur yang bersih, dan penanganan masa nifas.3,4

bermanfaat untuk memonitor kesehatan Perilaku pemanfaatan pelayanan

ibu hamil dan bayinya.1 ANC dipengaruhi oleh faktor perilaku

Saat ini AKI di Indonesia masih (behavior causes) dan faktor di luar

relatif tinggi. Berdasarkan Survei perilaku (non-behaviour causes). Perilaku

Demografi dan Kesehatan Indonesia terbentuk dari tiga faktor, yaitu faktor

(SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa predisposisi (predisposing), faktor

AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 pemungkin (enabling), dan faktor penguat

kelahiran hidup.3 Sedangkan AKI di (reinforcing).

Kalimantan Barat yaitu 240 per 100.000 Penelitian Noor (2010)

kelahiran hidup dan berdasarkan laporan menjelaskan bahwa ibu yang kurang dari 4

puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten kali memeriksakan kehamilannya 4,57 kali

Sambas estimasi AKI untuk Kabupaten lebih besar terjadi kematian maternal

Sambas adalah 124 per 100.000 kelahiran dibandingkan ibu yang melakukan

hidup.2 pemeriksaan ANC 4 kali atau lebih secara

teratur. Hasil serupa juga dapat dilihat dari

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


823

penelitian Retnaningsih (2009) yang METODE

menyimpulkan bahwa ibu yang tidak Penelitian ini menggunakan desain

pernah atau kurang dari 4 kali penelitian analitik observasional dengan

Memeriksakan kehamilan mempunyai pendekatan crossectional. Penelitian ini

risiko kematian ibu 3,5 kali dibanding ibu dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

yang memeriksakan kehamilan lebih dari 4 Simpang Empat Kecamatan Tangaran

kali. 6,7 Kabupaten Sambas yang akan

Persentase cakupan ANC K4 di dilaksanakan pada bulan Januari 2016.

Indonesia yaitu sebesar 90,18% dan Kriteria inklusi dalam penelitian ini

cakupan ANC K4 di Kalimantan Barat adalah Ibu yang memeriksakan kehamilannya

yaitu 86,20%. Sedangkan untuk di Puskesmas Simpang Empat Kecamatan

Kabupaten Sambas cakupan ANC K4 pada Tangaran Kabupaten Sambas dan bersedia

tahun 2014 adalah 91,10%, sedikit lebih menjadi responden penelitian serta Ibu

menurun dari tahun 2013 sebesar 96%. yang datang untuk melakukan pemeriksaan

Cakupan tertinggi di wilayah Salatiga, ANC. Kriteria ekslusi adalah ibu yang

Sajad, Satai, Segarau, sedangkan cakupan mengalami komplikasi kehamilan. Jumlah

ibu hamil terendah berada di wilayah sampel dalam penelitian yang memenuhi

Simpang Empat yaitu sebesar 71,5%.2 kriteria inklusi adalah 60 responden.

Berdasarkan uraian diatas maka Instrumen yang digunakan dalam

peneiti tertarik untuk mengetahui penelitian ini adalah lembar kuesioner.

determinan rendahnya kunjungan Data dianalisis secara univariat, bivariat,

Antenatal Care (ANC) di Desa Simpang dan multivariat.

Empat Kecamatan Tangaran Kabupaten

Sambas.

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


824

HASIL Jumlah kunjungan dikelompokkan

1. Analisis Univariat menjadi < 4 kali dan ≥ 4 kali, distribusi

Karakteristik Responden responden penelitian yang berkunjung < 4

Kelompok umur responden pada kali sebanyak 46 orang. Tingkat

penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok penghasilan dikelompokkan berdasarkan

yaitu beresiko dengan usia < 20 dan >35 Upah Minimum Regional (UMR) yaitu

tahun serta tidak beresiko yaitu 20–35 dibawah UMR < Rp.1.450.000 dan diatas

tahun, responden terbanyak yaitu kategori UMR ≥ Rp.1.450.000, responden

tidak beresiko sebanyak 47 orang. Tingkat terbanyak memiliki penghasilan dibawah

pendidikan dikelompokkan menjadi 2 UMR sebanyak 47 orang dan untuk akses

kelompok yaitu rendah (SD, SMP) dan menuju Puskesmas dikelompokkan

tinggi (SMA, Sarjana), responden menjadi 2 yaitu yang menggunakan jalan

terbanyak yaitu dengan tingkat pendidikan kaki dan motor, responden terbanyak yaitu

rendah sebanyak 46 orang. yang menggunakan motor sebayak 48

Kelompok paritas dibagi orang.

berdasarkan kriteria belum memiliki anak 2. Analisis bivariat

dan sudah memiliki anak, responden a. Hubungan antara umur responden

terbanyak yaitu yang sudah memiliki anak dengan jumlah kunjungan

sebanyak 45 orang. Tingkat pengetahuan Kehamilan yang terjadi pada umur

responden dibagi berdasarkan kelompok yang beresiko sangat rentan

persentase nilai yang diperoleh dari hasil mengakibatkan terjadinya komplikasi

jawaban kuesioner responden penelitian, kehamilan diantara lain preeklamsi,

responden terbanyak yaitu dengan tingkat abortus dan infeksi maternal. Waktu

pengetahuan kurang sebanyak 75 orang. reproduksi sehat yang dianjurkan untuk

kehamilan yaitu berada direntang umur 20-

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


825

35 tahun. Pada penelitian ini didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara

hasil berdasarkan umur dengan jumlah pendidikan terhadap kunjungan antenatal

terbanyak yaitu responden dengan care dan dibuktikan dari hasil analisis uji

kelompok tidak beresiko sebanyak 47 statistik berupa nilai p = 0,197 (p > 0,05).9

orang. Hal ini sejalan dengan penelitian Pada tahun 2012 Sarminah dalam

yang dilakukan oleh Arista DS pada tahun penelitiannya menemukan bahwa

2014, penelitian tersebut menganalisis distribusi tingkat pendidikan ibu hamil

faktor yang berhubungan dengan jumlah yang melakukan kunjungan ANC

kunjungan ANC, dari hasil penelitian terbanyak pada ibu hamil yang memiliki

tersebut didapatkan bahwa tidak terdapat tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP)

pengaruh antara umur dengan jumlah yaitu sebesar 118 orang dari total 193

kunjungan ANC.8 subjek penelitian.10 Semakin tinggi

Nilai p dari uji chi square sebesar 0,422 pendidikan seseorang semakin mudah

yang berarti nilai p > 0,05. Berdasarkan mendapatkan informasi dan akhirnya

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mempengaruhi perilaku seseorang. Hasil

tidak terdapat hubungan yang bermakna ini dimungkinkan terjadi karena

antara umur subjek penelitian dengan pengetahuan yang dimaksudkan dalam

jumlah kunjungan penelitian ini adalah pengetahuan yang

b. Hubungan antara tingkat pendidikan spesifik, yaitu pengetahuan tentang

dengan jumlah kunjungan kunjungan antenatal care pada ibu hamil,

Pada penelitian ini didapatkan nilai p bukan pengetahuan secara umum.

dari uji chi square sebesar 0,145 yang Sehingga belum tentu responden dengan

berarti nilai p > 0,05. pada penelitian yang pendidikan tinggi mempunyai pengetahuan

dilakukan oleh Laminullah L pada tahun yang baik tentang kunjungan antenatal

2015 yang menyatakan bahwa tidak care.

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


826

Berdasarkan uraian tersebut dapat antara jumlah paritas ibu dengan

disimpulkan bahwa tidak terdapat kunjungan antenatal dengan nilai p =

hubungan yang bermakna antara tingkat 0,220.11

pendidikan dengan jumlah kunjungan Berdasarkan uraian diatas dapat

c. Hubungan antara paritas dengan disimpulkan bahwa tidak terdapat

jumlah kunjungan hubungan yang bermakna antara paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran dengan jumlah kunjungan.

hidup yang dialami oleh seorang wanita. d. Hubungan antara tingkat

Ibu yang baru pertama kali hamil pengetahuan dengan jumlah

merupakan hal yang sangat baru sehingga kunjungan

termotivasi dalam memeriksakan Pengetahuan merupakan hasil persepsi

kehamilannya ke tenaga kesehatan. berupa informasi akan disimpan dalam

Sebaliknya ibu yang sudah pernah memori untuk diolah dan di berikan

melahirkan lebih dari satu orang makna, selanjutnya informasi tersebut

mempunyai anggapan bahwa ia sudah digunakan pada saat diperlukan.

berpengalaman sehingga tidak termotivasi Responden yang memiliki tingkat

untuk memeriksakan kehamilannya. pengetahuan yang tinggi cenderung akan

Hasil yang didapat pada uji chi melakukan kunjungan antenatal care

square menunjukkan bahwa tidak terdapat secara teratur karena responden akan

hubungan yang bermakna antara paritas memiliki tingkat kesadaran yang lebih baik

dengan jumlah kunjungan. Nilai p yang akan pentingnya antenatal care. Hasil

didapatkan adalah p = 0,856. Hasil serupa penelitian didapatkan sebagian responden

juga ditemukan oleh Pongsibidang GS memiliki tingkat pengetahuan yang kurang

pada tahun 2013 di Gorontalo yang mengenai ANC. Hasil serupa juga

menyetakan bahwa tidak adanya hubungan didapatkan oleh fitrayeni et al pada tahun

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


827

2015 yaitu distribusi tingkat pengetahuan yang dilakukan oleh Astuti pada tahun

ibu tentang ANC, berupa kelompok subjek 2014 di Semarang yaitu distribusi subjek

dengan tingkat pengetahuan rendah penelitian dengan status ekonomi rendah

sebanyak 65% dari total keseluruhan (< Rp. 1.208.200) memiliki jumlah

sampel.12 responden terbanyak dibandingkan status

Berdasarkan uraian diatas, nilai p dari ekonomi tinggi.13 Perbedaan hasil yang

uji chi square adalah 0,002 (p < 0,05), terjadi dapat disebabkan karena perbedaan

sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah UMR pada masing–masing daerah

terdapat hubungan yang bermakna antara sehingga secara tidak langsung

tingkat pengetahuan dengan jumlah mempengaruhi jumlah subjek yang

kunjungan berkunjung.

e. Hubungan antara penghasilan Berdasarkan hasil uji chi square nilai p

dengan jumlah kunjungan yang didapatkan adalah 0,097 (p > 0,05).

Hasil yang didapatkan pada penelitian Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

ini menunjukkan bahwa masih banyak terdapat hubungan yang bermakna antara

warga di Kecamatan Tangaran Desa penghasilan dengan jumlah kunjungan

Simpang Empat yang berpenghasilan f. Hubungan antara akses dengan

dibawah UMR yaitu < Rp. 1.450.000, hal jumlah kunjungan

ini mungkin disebabkan karena lapangan Berdasarkan akses menuju

pekerjaan yang ada di daerah tersebut Puskesmas responden penelitian

sangat kurang karena akses jalan menuju dikelompokkan menjadi 2 yaitu dengan

daerah tersebut sangat sulit sehingga jalan kaki dan menggunakan kendaraan

masyarakat hanya menggantungkan bermotor. Distribusi responden penelitian

penghasilan hidup dari bertani. Hasil yang yang berjalan kaki untuk melakukan

serupa juga didapatkan pada penelitian kunjungan pemeriksaan ANC sebanyak 12

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


828

orang sedangkan yang menggunakan PEMBAHASAN

motor untuk melakukan pemeriksaan ANC Analisis Multivariat

yaitu 48 orang. Hasil penelitian yang Analisis multivariat yang digunakan

ditemukan menunjukkan bahwa sebagian dalam penelitian ini adalah regresi logistik

besar responden penelitian menggunakan dengan metode backward. Semua variabel

sepeda motor untuk berkunjung melakukan dengan nilai p < 0,25 dimasukkan ke

pemeriksaan ANC. Belum ada penelitian dalam proses analisis, selanjutnya variabel

serupa yang mendistribusikan subjek yang tidak berpengaruh dikeluarkan satu

penelitian menjadi kelompok berjalan kaki persatu sampai dengan diperoleh variabel

dan kendaraan bermotor. yang diperkirakan paling mempengaruhi

Hal serupa juga ditemukan oleh variabel terikat yaitu jumlah kunjungan.

Surniati pada tahun 2012 yaitu tidak ] Hasil dari analisis multivariat

terdapatnya hubungan yang bermakna tersebut menunjukkan bahwa variabel

antara akses dengan kunjungan antenatal yang paling berpengaruh dalan jumlah

care.14 Meskipun tersedia tempat kunjungan antenatal care adalah tingkat

pelayanan dengan jarak yang dekat, ibu pengetahuan yang ditunjukkan dari nilai p

hamil yang merasa tidak membutuhkan pada langkah ke 6 sebesar 0,002. Rasio

pelayanan antenatal tidak akan Odds yang didapatkan adalah 9,143, yang

memanfaatkan pelayanan tersebut. berarti bahwa tingkap pengetahuan baik

Dari hasil uji chi square di atas berpeluang 9,143 kali melakukan

didapatkan bahwa nilai p = 0,170 (p > kunjungan ANC ≥ 4 kali.

0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan

tidak terdapat hubungan antara akses penelitian yang telah dilakukan Lihu FA

dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 yang menemukan bahwa

dari analisis regresi logistik ditemukan

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


829

bahwa tingkat pengetahuan baik Pencapaian Target MDGs. 2012.


4. Widjono, Djoko. Manajemen Kesehatan Ibu
berpeluang 6,089 kali untuk melakukan Dan Anak. Duta Prima Airlangga, Surabaya.
2008.
5. Notoatmodjo, Promosi kesehatan dan ilmu
kunjungan ANC ≥ 4 kali dibandingkan perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
6. Noor H. Analisis Faktor Resiko Terhadap
dengan pengetahuan kurang.15 Kematian Maternal di Kabupaten
Bulukumba. Jurnal Media Kebidanan
Hasil penelitian ini menunjukkan Poltekes Makassar, No. 2, Edisi 2, hal. 47-
55. 2010.
bahwa tingkat pengetahuan sangat 7. Retnaningsih E. Studi Kasus Kontrol:
Pengaruh Faktor Perilaku Layanan
Kesehatan Ibu Hamil Tehadap Kematian Ibu
berpengaruh terhadap jumlah kunjungan Di Empat Kabupaten kota Di Provinsi
Sumatera Selatan. Buletin Penelitian
antenatal care. Kesehatan, Vol. 37, No. 2, hal 67–78. 2009.
8. Arista DS, Purnomo W. Pengaruh
Karakteristik Demografi, Convert Behavior
variabel yang paling berpengaruh dan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Terhadap Kunjungan Antenatal Care. J
diantara 2 variabel yang bermakna adalah Biometrika dan Kependudukan. 2014 Des;
Vol 3(2): 177 – 8.
variabel pengetahuan dengan nilai p=0,002 9. Laminullah L, Kandou GD, Rattu AJM.
Faktor – faktor Yang Berhubungan
Dengan Kunjungan Pemeriksaan
Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana
Kota Gorontalo. J IKMU. 2015 April; Vol
5(2a): 334-5.
10. Sarminah. Fsktor – faktor yang berhubungan
KESIMPULAN dengan kunjungan Antenatal Care di
Provinsi Papua. Skripsi Sarjana pada
FKMUI. Jakarta: 2012.
Determinan rendahnya tingkat
11. Pongsibidang GS, Abdullah Z, Ansariadi.
Faktor Yang Berhubungan Dengan
kunjungan ANC dipengaruhi oleh faktor Keteraturan Kunjungan Antenatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Kapal Pitu
pengetahuan. Kabupaten Toraja Utara. Bagian
Epidemiologi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin. 2013.
12. Fitrayeni, Suryati, Faranti RM. Penyebab
Rendahnya Kelengkapan Kunjungan
Antenatal Care Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pegambiran. J Kesehatan
Masyarakat Andalas. 2015 Okt 01; Vol
10(1): 104-5.
DAFTAR PUSTAKA 13. Astuti AE. Hubungan Tingkat Pengetahuan
dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kunjungan K4 Di Wilayah Kerja
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: PUSKESMAS Duren Kabupaten Semarang.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Skripsi pada Program Studi Kebidanan
2012. Ngudi Waluyo. Semarang. 2014.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. Profil 14. Sumiati. Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Kesehatan Kabupaten Sambas Tahun 2014. Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan
Sambas. 2014. K4 di Puskesmas Dengan Tempat
3. Millennium Development Goals (MDGs). Perawatan Sindangratu Kabupaten Garut.
Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Skripsi Sarjana Pada Fakultasn Kesehatan
Kementerian Kesehatan dalam Percepatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2012.

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017


830

15. Lihu FA, Umboh JML, Kandou GD. Melakukan Tindakan Antenatal Care di
Analisis Hubungan Antara Faktor Internal Puskesmas Global Limboto Kabupaten
dan Faktor Eksternal Ibu Hamil Dalam Gorontal. 2015.

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

You might also like