You are on page 1of 22

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUSI

“ Promosi Kesehatan Di Puskesmas ”

Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah


Pendidikan Kesehatan Masyarakat Institusi

Dosen Pengampu : Dr. Laksmono Widagdo, SKM, MH,Ped

Disusun Oleh : Kelompok 3

Bambang Sulistio Budi (25000317410005)


Nor Amalia Mutthoharoh (25000317410011)
La Ode Feldin Mulangi (25000317410014)
Sarman (25000317410002)
Sri Murtini (25000317410030)
Vani Yulmin Tampilang (25000317410036)

KONSENTRASI PROMOSI KESEHATAN


MAGISTER PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
DASAR-DASAR PROMOSI KESEHATAN

1. Konsep Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan

a. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

Pengertian/batasan atau definisi PKM dari beberapa ahli, antara lain:

i. Nyswander

Pendidikan Kesehatan adalah suatu proses perubahan pada

manusia yang bertalian dengan tercapainya tujuan-tujuan

kesehatan perorangan dan masyarakat. Pendidikan kesehatan

tidak dapat diberikan oleh seseorang pada orang lain, maupun

serangkaian prosedur-prosedur yang harus dijalankan untuk

mencapai statu hasil, akan tetapi suatu proses perkembangan

yang selalu berubah secara dinamis dimana didalamnya

seseorang menerima atau menolak informasi baru, sikap baru

dan perilaku baru yang berhubungan dengan tujuan hidup

sehat. Penekanannya pada perubahan perilaku, bagaimana

cara mendorong serta mempengaruhi orang lain, sehingga

terjadi perubahan perilaku tercapai tujuan kesehatan seseorang

dan masyarakat.

ii. Steuart

Pendidikan kesehatan adalah komponen dari program-program

kesehatan dan kedokteran yang memuat usaha-usaha

direncanakan untuk mengubah perilaku individu, kelompok

maupun masyarakat luas (apa yang dirasakan, dipikirkan, dan


dikerjakan) dengan tujuan menolong mereka untuk dapat

mencapai tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan. Penekanannya bahwa pendidikan

kesehatan merupakan komponen program-program kesehatan,

terencana, mudah dilaksanakan, mudah mengukur hasilnya,

dan perbaikan peningkatan program pendidikan yang akan

datang.

iii. L. Green

Pendidikan kesehatan adalah setiap kombinasi pengalaman

belajar yang merangsang penyesuaian secara sukarela dari

perilaku yang sesuai dengan kesehatan. Penekanannya

berdasar sukarela dan kesadaran dalam penysuaian perilaku

untuk memajukan kesehatan melalui berbagai kombinasi

pengalaman belajar.

iv. Wood

Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang

menguntungkan mempengaruhi pengetahuan, kebiasaan, dan

sikap yang berhubungan dengan kesehatan individu,

masyarakat, dan bangsa. Penekanannya adalah bahwa

pengalaman-pengalaman yang menguntungkan didalam

kesehatan dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain dalam

rangka mencapai tujuan kesehatan.


v. UU No. 9 tahun 1960

Pendidikan kesehatan sama dengan penyuluhan kesehatan

“Pendidikan kesehatan adalah statu proses perubahan,

pertumbuhan, dan perkembangan diri manusia menuju kepada

keselarasan dan keserasian serta keseimbangan jasmani,

rohani/mental dan sosial dari manusia terhadap lingkungannya,

sehingga mampu bertanggungjawab untuk mengatasi masalah-

masalah kesehatannya sendiri serta masyarakat

lingkungannya.

vi. UU No. 23 tahun 1992.

Penyuluhan kesehatan diselanggarakan guna meningkatkan

pengetahuan, kesdaran, kemauan, dan kemampuan

masyarakat untuk hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam

upaya kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan

yang melekat pada setiap kegiatan upaya kesehatan.

Penyuluhan kesehatan diselenggarakan untuk mengubah

perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup

sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi.

Dari berbagai pengertian diatas, bahwa tujuan PKM

adalah adanya perubahan perilaku manusia untuk mencapai

hidup sehat yang diperoleh melalui pengalaman dan proses

belajar
b. Tujuan PKM ( Komite Ahli WHO, TRS 156-1958 )

1) Menjadikan kesehatan sebagai harta atau milik masyarakat yang

berharga.

2) Membantu orang (individu) menjadi mampu menjalankan

kegiatan-kegiatan demi kepentingannya, secara individu,

kelompok agar menyadari sepenuhnya makna kesehatan dan

berperilaku sehat.

3) Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan fasilitas

kesehatan sebagaimana mestinya.

2. Promosi Kesehatan (Health Promotion)

Promosi Kesehatan Pengertian/batasan atau definisi promkes dari

beberapa ahli, antara lain :

i. Illona Kickbush menguraikan : “Promosi kesehatan lahir

(emerged-out) dari pendidikan kesehatan. Ada alasan untuk itu:

1) Para penyuluh/pendidik kesehatan masyarakat menjadi

lebih sadar tentang perlunya sebuah pendekatan positif

dalam pendidikan kesehatan, lebih dari sekedar

pencegahan penyakit.

2) Menjadi semakin nyata bahwa pendidikan kesehatan akan

lebih berdaya jika didukung dengan seperangkat upaya

seperti legal environment dan regulatory.


Mengapa upaya pendidikan kesehatan saja tidak cukup?

Pendidikan kesehatan mengubah perilaku individu, kelompok, dan

masyarakat, ternyata tidak cukup meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat? Karena diluar itu banyak faktor atau determinan

mempengaruhi kesehatan, dan berada diluar sektor kesehatan.

Determinan tadi diinterevensi lewat regulasi dan legislasi, melalui

upaya mediasi dan advokasi. Upaya advokasi, mediasi dan

pemberdayaan inilah yang merupakan fungsi utama promosi

kesehatan. Advokasi untuk membuat kondisi politis, ekonomi,

sosial, budaya, lingkungan, perilaku menjadi menguntungkan

kesehatan. Mediasi dengan lembaga pemerintah dan non

pemerintah, dunia usaha, industri dan media sehingga terjadi aksi

terkoordinasi untuk kesehatan. Pemberdayaan masyarakat yang

dapat menggali seluruh potensi yang ada untuk perbaikan

kesehatan dengan memebrikan pelatihan, pemberian informasi dan

lingkungan yang mendukung.

ii. Green and Kreuter (1991) : “ Any planned combination of

education and environmental supports for action and conditions of

living conducive to health of individuals, groups and communities”.

iii. WHO memberikan definisi : “Promosi kesehatan adalah proses

pemberdayaan individu dan masyarakat untuk meningkatkan

kemampuan mereka mengendalikan determinan kesehatan

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan mereka “.


iv. Departemen Kesehatan merumuskan definisi : “Promosi

kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkankegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai

sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan public yang

berwawasan kesehatan.” Definisi yang dirumuskan Departemen

Kesehatan, lebih menggambarkan bahwa promosi kesehatan

adalah gabungan antara pendidikan kesehatan yang dudukung

oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Gabungan

kedua upaya ini akan memberdayakan masyarakat sehingga dapat

mengontrol determinan-determinan kesehatan. Promosi Kesehatan,

bertujuan untuk meningkatnya kemampuan individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan

upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya

lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya

kemampuan masyarakat.

3. Strategi Promosi Kesehatan

Strategi Promosi Kesehatan Ada 3 (tiga) strategi dasar promosi

kesehatan, yaitu Gerakan Pemberdayaan sebagai ujung tombak, yang

didukung oleh Bina Suasana dan Advokasi. Ke dalam masing-masing


strategi harus diintegrasikan semangat dan dukungan Kemitraan dengan

berbagai stakeholders. Kesemuanya diarahkan agar masyarakat mampu

mempraktikkan perilaku mencegah dan mengatasi masalah

kesehatannya.

a. Pemberdayaan Masyarakat Gerakan Pemberdayaan pada

hakikatnya adalah proses pemberian informasi secara bertahap

untuk mengawal proses perubahan pada diri sasaran, dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dan dari mau menjadi

mampu mempraktikkan PHBS. Setiap fase perubahan memerlukan

informasi yang berbeda. Tetapi yang paling menentukan adalah

fase pertama, di mana kita harus dapat menyadarkan si sasaran

bahwa suatu masalah kesehatan adalah masalah bagi yang

bersangkutan. (Misalnya, menyadarkan ibu-ibu di desa bahwa perut

buncit anak-anaknya adalah masalah). Sebelum ini berhasil

dilakukan, maka informasi selanjutnya tidak akan ada artinya (tidak

akan digubris). Kalau ini sudah berhasil dilakukan, maka batu

sandungan kedua akan dijumpai pada fase perubahan dari mau ke

mampu. Banyak orang yang sudah mau berperilaku tertentu

(misalnya memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas), tetapi tidak

mampu melakukan karena tidak adanya dukungan sarana

(misalnya tidak punya uang untuk transpor). Nah, di sinilah perlu

hadirnya Advokasi untuk mengupayakan subsidi dari pemerintah

dan atau bantuan dana dari penyandang dana. Selain itu, banyak
juga dijumpai orang-orang yang “bandel” – yang katanya mau,

tetapi tidak kunjung melakukan. Nah, bagi mereka perlu dibuat dan

diterapkan peraturan perundang-undangan. Untuk itu, Advokasi

kepada pengambil keputusan (bupati /walikota, DPRD, dll)

diperlukan.

b. Bina Suasana Strategi dasar ke-2 adalah Bina Suasana. Yaitu

upaya untuk menciptakan lingkungan sosial yang mendorong

perubahan perilaku si sasaran. Menurut teori, perubahan perilaku

seseorang akan lebih cepat terjadi, jika lingkungan sosialnya

berperan sebagai pendorong, atau penekan (pressure).

c. Advokasi Strategi dasar ke-3 adalah Advokasi. Sebagaimana

disebutkan di muka, Advokasi diperlukan untuk mendapatkan

dukungan baik berupa peraturan perundang-undangan, dana

maupun sumber daya lain. Advokasi tidak boleh dilakukan ala-

kadarnya, karena Advokasi sebenarnya merupakan upaya/proses

strategis dan terencana, menggunakan informasi yang akurat dan

teknik yang tepat.

d. Kemitraan Kemitraan adalah suatu kerjasama yang formal antara

individuindividu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi

untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerjasama

ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing,

tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan

yang telah dibuat, dan berbagi baik dalam risiko maupun


keuntungan. Kemitraan inilah yang mendukung dan menyemangati

penerapan 3 (tiga) strategi dasar.

4. Sasaran Promkes

Sasaran promosi kesehatan menurut tatanan adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Sasaran promosi kesehatan menurut tatanan

Tatanan Sasaran Sasaran Sasaran Program

PHBS Prime Sekunder Tersier Prioritas

Rumah Ibu Kader Kader KIA

tangga Anggota PKK PKK Gizi

keluarga Tokoh Tokoh Kesehat an

masyarakat Masyarakat lingkungan

Tokoh agama Tokoh agama Gaya hidup

LSM LSM JPKM

Institusi Seluruh Guru Kepala Gizi

pendidikan siswa dan Dosen sekolah,

mahasiswa Karyawan dekan JPKM

OSIS Pengelola

BP3 sekplah

Pengelola kantin Pemilik

sekolah

Tempat kerja Seluruh Pengurus/serikat Pengelola Kesehatan


karyawan pekerja Pemilik lingkung an

perusahaan Gaya hidup

Tempat Pengunj - Karyawan - kepala Kesehat an

umum ung pengelola daerah lingkung an

Penggun a Gaya hidu

jasa

5. Dalam upaya penerapan Promosi Kesehatan dilakukan 3 (tiga)

strategi, yaitu:

a. Advokasi kesehatan adalah:

[1] Upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui

berbagai komunikasi persuasif dalam rangka

memasyarakatkan PHBS yang ditujukan pada penentu

kebijakan.

[2] Upaya untuk mempengaruhi individu melalui berbagai

komunikasi persuasif dalam rangka memasyarakatkan

PHBS.

[3] Berbagai bentuk komunikasi persuasif yang ditujukan pada

penentu kebijakan untuk memperoleh dukungan kebijakan

dalam peningkatan PHBS.

Advokasi PHBS dilakukan dengan:


[1] Mempengaruhi pihak lain melalui koalisi dan jaringan kerja

dan kemitraan.

[2] Mengembangkan peraturan, perundangan dan kebijakan

yang mendukung pembudayaan PHBS.

Advokasi kesehatan sangat perlu dilakukan karena sasaran

adalah pengambil keputusan di jajaran pemerintahan maupun di

setiap tatanan masyarakat, agar diperoleh dukungan baik

secara lisan maupun tertulis serta dukungan anggaran.

Advokasi kesehatan dilakukan di semua jenjang administrasi

pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.

Advokasi kesehatan yang bersifat publik dapat dilakukun melalui

media massa secara intensif dengan penyiaran televisi, radio

surat kabar bahkan intemet yang dapat menjangkau sasaran

yang lebih luas.

Selama ini dalam melaksanakan Advokasi PHBS dijumpai

beberapa kendala, antara lain

[1] Para pembuat kebijakan masih belum mempunyai

persepsi yang sama terhadap promosi kesehatan dan

paradigma sehat

[2] Penyelenggara kesehatan masih mementingkan budaya

kuratif. Sementara Paradigma Sehat melawan arus

budaya konsumtif
[3] Masih adanya budaya ketergantungan masyarakat

terhadap petugas dalam upaya kesehatan

b. Bina Suasana (Social Support)

Bina Suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan

opini publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di

masyarakat seperti Tokoh masyarakat, tokoh agama, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa,

organisasi profesi pemerintah dan lain-lain

Bina Suasana dilakukan untuk sasaran sekunder atau petugas

pelaksana di berbagai tingkat administrasi (dari pusat hingga desa).

Strategi Bina Suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma-

norma dan kondisi/situasi yang konduktif di masyarakat dalam

mendukung PHBS. Bina Suasana sering dikaitkan dengan

pemasaran sosial dan kampanye. Karena pembentukan opini

memerlukan kegiatan pemasaran sosial dan kampanye. Namun

perlu diperhatikan bahwa Bina Suasana dimaksud untuk

menciptakan suasana yang mendukung penggerak pemberdayaan

masyarakat secara partisipatif dan kemitraan.

Metode Bina Suasana dapat berupa: 1) Pelatihan 2) Semiloka 3)

Konferensi Pers 4) Dialog Terbuka 5) Sarasehan 6) Promosi 7)

Pelatihan 8) Lokakarya Mini 9) Pertunjukan Tradisional 10) Diskusi

Meja Bundar (Round Table Discussion) 11) Pertemuan berkala di

desa 12) Kunjungan Lapangan 13) Studi Banding


Untuk menjaga kelanggengan dan kesinambungan Bina Suasana

diperlukan: 1) Forum Komunikasi 2) Dokumen dan data yang up to

date (selalu baru) 3) Mengikuti perkembangan kebutuhan

masyarakat 4) Hubungan yang terbuka, serasi dan dinamis dengan

mitra. 5) Menumbuhkan keciptaan terhadap kesehatan. 6)

Memanfaatkan kegiatan dan sumber-sumber dana yang

mendukung upaya pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.

7) Adanya umpan balik dan penghargaan.

c. Gerakan masyarakat

Strategi gerakan masyarakat adalah cara untuk

menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat

masyarakat mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan

serta secara aktif dalam PHBS. Yang dimaksud sasaran primer

adalah masyarakat yang terkena masalah baik di kota maupun di

desa. Contohnya di tatanan rumahtangga adalah para ibu, di

tatanan instituti pendidikan adalah muridmurid, di sarana pelayanan

adalah petugas kesehatan.

Pelaksanaan Strategi Gerakan Masyarakat yang diharapkan adalah

sebagai berikut : 1) Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu

upaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna

mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya


2) Peningkatan keberdayaan berarti meningkatkan kemampuan

dan kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan

memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan

6. PUSKESMAS

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh

masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya

yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai

derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan

kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah

Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan

dan merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan

adalah :

a. Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan

preventif pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.


b. Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan

pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang

tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu.

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program

Puskesmas merupakan program kesehatan dasar, meliputi :

a) Promosi kesehatan

b) Kesehatan Lingkungan

c) KIA & KB

d) Perbaikan gizi

e) Pemberantasan penyakit menular

f) Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang

medik (laboratorium dan farmasi)

1. Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,

sehingga pembagian wilayah puskesmas ditetapkan oleh bupati kepala

daerah. Wilayah kerja Puskesmas bisa didasarkan area kecamatan, faktor

kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan geografi dan kondisi

infrastruktur lainnya yang bisa digunakan untuk pertimbangan pembagian

wilayah kerja Puskesmas.

Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu

kecamatan. Jika ada lebih dari satu Puskesmas per kecamatan, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antarPuskesmas dengan

memperhatikan keutuhan konsep wilayah. Hal ini pada umumnya

disebabkan oleh semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki

oleh pemerintah untuk membangun Puskesmas.

Untuk kota besar, wilayah kerja Puskesmas bisa hanya satu

kelurahan, sedangkn Puskesmas di ibu kota kecamatan bisa sebagai

tempat pelayanan rujukan dari Puskesmas kelurahan yang juga

mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk setiap wilayah

Puskesmas rata-rata 30.000 jiwa. Luas wilayah yang masih dianggap

efektif mempunyai ratio 5 km, sdangkan luas wilayah yang dipandang

optimal mempunyai ratio 3 km.

2. Fungsi

a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat

c) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata 1, meliputi pelayanan

kesehatan perorangan & masyarakat


Tujuan Promosi Kesehatan Di Puskesmas

PERMENKES NO:75/2014 TENTANG PUSKEMAS, MANAJEMEN PUSKESMAS,


SPM KAB/KOTA
3. Upaya Kesehatan Puskesmas/ Program Puskesmas

a. Upaya Kesehatan Wajib

[1] Upaya Promosi Kesehatan

[2] Upaya Kesehatan Lingkungan

[3] Upaya KIA dan KB

[4] Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

[5] Upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular

[6] Upaya Pengobatan

[7] Upaya Kesehatan Pengembangan

b. Upaya Kesehatan Sekolah

[1] Upaya Kesehatan OlahRaga

[2] Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

[3] Upaya Kesehatan Kerja

[4] Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

[5] Upaya Kesehatan Jiwa

[6] Upaya Kesehatan Mata

[7] Upaya Kesehatan Usia Lanjut

[8] Upaya Pembinaan Penhobatan Tradisional

4. 8 Kompetensi Praktisi Promosi Kesehatan di Puskesmas :

a. Perencanaan Upaya Promosi Kesehatan

b. KIE kesehatan antar pribadi, kelompok, massa, media massa, publikasi profil dan

program puskesmas, isi acara kesehatan radio, TV local


c. Perluasan Jejaring Kemitraan dan Jejaring Koalisi untuk Menciptakan lingkungan

yang mendukung Perilaku hidup bersih dan sehat utk. UKBM

d. Advokasi Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan dengan berupaya melakukan

reorientasi (ubah pola pikir ke paradigma sehat) pelayanan, termasuk

penyelenggara kesehatan UKBM untuk P.T.M di- tingkat Kecamatan

e. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui Pengembangan

keterampilan individu dan Memantapkan kegiatan/gerakan masyarakat utk UKBM

f. Humas dan Pusat Infomasi untuk P.T.M di Puskesmas

g. Mediasi

h. Monitoring & Evaluasi upaya promosi kesehatan

5. Sasaran

A. Sasaran Jangkauan Penyuluhan

[1] Kelompok umum

[2] Kelompok khusus

a) masyarakat daerah terpencil/terasing

b) masyarakat daerah pemukiman baru (transmi gran/perbatasan)

c) masyarakat korban bencana/masalah kesehatan (KLB)

d) masyarakat kelompok rentan (bumil, manula)

e) masyarakat yang berada di berbagai institusi (rumah sakit, posyandu)

f) masyarakat yg mempunyai pengaruh dlm proses pengambilan keputusan

(pemuka agama/KK)
g) kelompok2 yg mempunyai potensi dlm kegiatan penyuluhan (PKK, Karang

Taruna)

B. Sasaran Hasil Penyuluhan

Sasaran tsb di atas yg telah mengalami perubahan pengetahuan, sikap

dan perilaku, dikaitkan dgn sasaran program.

C. Strategi

1. Penyuluhan Kesmas di Puskesmas

Kegiatan penyuluhan yg ditampilkan di institusi bersangkutan

(Puskesmas, Pustu, Praktek dokter)

2. Penyuluhan Kesmas di luar gedung Puskesmas

a) Pertemuan tingkat kecamatan

b) Pertemuan tingkat desa

c) Community Self Survey

D. Indikator Keluarga Sadar Sehat

You might also like