You are on page 1of 8

Vol. 3 No.

01 Juni 2017

KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN


DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN BENDUNGAN

Joko Mulyono

Teknik Pengairan Ahli Madya


Balai Bendungan,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email: omjoko06@yahoo.co.id

Abstract

Helpful dam construction to support the promotion of socio-economic status with the fulfillment of self-suffi-
ciency, irrigation, conservation, hydropower, flood control, tourism and many other benefits. But in fact the
dam also holds the potential of considerable danger if not managed properly. As mentioned in the Minister
of Public Works and Housing number 27 / PRT / M / 2015, Article 2 stated that the construction of Dams
and Their Management conducted based on a conception of Safety of Dams which consists of three pillars,
namely: (a) security structures be safe against the failure of structural, secure against hydraulic failure, and
secure against seepage failure (b) the operation, maintenance and monitoring, and (c) follow emergency
preparedness. Until now it has built 214 dams that are scattered throughout Indonesia, in general terms
is already above 50 years of age, which means that the service life as well as the management of the side
benefit has been greatly decreased. Nawacita and in accordance with the current administration will be built
as many as 65 dams, so that the dam will be built and existing ones maintained properly and not cause
problems then need the right treatment based on the conception of Safety of Dams.

Keywords: conceptions of safety of dams, dam development and management, hydraulic failure securing,
seepage failure security, structural failure safety

Abstrak

Pembangunan bendungan bermanfaat untuk menunjang peningkatan status sosial ekonomi dengan
pemenuhan swasembada pangan, irigasi, upaya konservasi, PLTA, pengendalian banjir, pariwisata dan ban-
yak manfaat lain. Namun sebenarnya bendungan juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar jika
tidak dikelola dengan baik. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Pe-
rumahan Rakyat nomor 27/PRT/M/2015, pasal 2 dinyatakan bahwa Pembangunan Bendungan dan Penge-
lolaannya dilaksanakan berdasarkan pada Konsepsi Keamanan Bendungan yang terdiri dari 3 pilar, yaitu
: (a) keamanan struktur berupa aman terhadap kegagalan stuktural, aman terhadap kegagalan hidraulis,
dan aman terhadap kegagalan rembesan (b) operasi, pemeliharaan dan pemantauan dan (c) kesiapsiagaan
tindak darurat. Sampai saat ini telah dibangun sebanyak 213 bendungan yang tersebar diseluruh Indone-
sia, secara umum dari sisi usia sudah diatas 50 tahun, yang berarti masa layanan serta pengelolaan dari
sisi manfaat sudah sangat menurun. Dan sesuai dengan Nawacita pemerintahan saat ini akan dibangun
sebanyak 65 bendungan, maka agar bendungan yang akan dibangun maupun yang sudah ada tetap terjaga
dengan baik serta tidak menimbulkan masalah maka perlu penanganan yang tepat berdasarkan Konsepsi
Keamanan Bendungan.

Kata Kunci: konsepsi keamanan bendungan, pembangunan dan pengelolaan dam, pengamanan kegagalan
hidrolik, keamanan kegagalan rembesan, keselamatan kegagalan struktur

1 - 62 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 3 No. 01 Juni 2017

1. PENDAHULUAN perlu diatur secara khusus. Untuk itu Menteri Pe-


kerjaan Umum pada tahun 1997 telah mengeluar-
Bendungan merupakan salah satu bangunan infra- kan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 72/
struktur bidang sumber daya air yang penting dan PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan, kemudian
memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. pada tahun 2010 Pemerintah mengeluarkan : PP
Dengan tampungannya yang besar dapat mengu- no. 37 tahun 2010 tentang Bendungan. Dikare-
rangi tingkat kekritisan air yang semakin terasa di nakan adanya pembatalan Undang Undang SDA ta-
berbagai daerah, saat ini di pulau Jawa, Bali, NTB, hun 2004 oleh Mahkamah Agung maka pengganti
dan NTT ketersediaan air sudah kritis, diperparah Peraturan Pemerintah telah disyahkan Peraturan
lagi dengan kondisi iklim yang fluktuatif antara debit Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Ben-
hujan yang besar dan air yang semakin hari sema- dungan yang mengatur mengenai antara lain : Pem-
kin menurun, maka peranan infrastruktur sumber bangunan bendungan dan pengelolaan bendungan.
daya air semakin penting dan sangat perlu dibutuh- Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri
kan. Saat ini masyarakat sudah dihadapkan pada PUPR nomor 27/PRT/M/2015, pasal 2 dinyatakan
kenyataan bahwa ketersediaan sumber daya air su- bahwa Pembangunan Bendungan dan Pengelolaan-
dah sangat kritis. Dan salah satu penanganan yang nya dilaksanakan berdasarkan pada Konsepsi Ke-
terbaik adalah dengan pendekatan struktural, yaitu amanan Bendungan yang terdiri dari 3 pilar, yaitu
membangun penampung – penampung air seperti : (a) keamanan struktur berupa aman terhadap
waduk atau bendungan, yang mempunyai berbagi kegagalan stuktural, aman terhadap kegagalan hi-
macam manfaat diantaranya menampung air, iriga- draulis, dan aman terhadap kegagalan rembesan
si, air baku, tenaga listrik, pengendali banjir, peri- (b) operasi, pemeliharaan dan pemantauan dan (c)
kanan, pariwisata dan konservasi. Namun selain kesiapsiagaan tindak darurat. Oleh karena itu perlu
manfaat yang besar, bendungan juga menyimpan memahami Konsepsi Keamanan Bendungan, Peduli
potensi bahaya besar yang dapat mengancam ke- terhadap kemanan bendungan dan selalu meman-
hidupan manusia dengan kerugian materiil serta tau memelihara dan mengoperasikan bendungan
jiwa manusia. Dan merupakan permasalahan klise dengan baik.
dalam membangun sebuah bendungan adalah ma-
salah sumber daya manusia, biaya, pembebasan ta- 2. TINJAUAN PUSTAKA
nah serta pengelolaan bendungan setelah terbagun-
nya bendungan. Sejak Pemerintahan Hindia Belanda Kondisi bendungan di Indonesia saat ini yang terse-
sampai saat ini Pemerintah Indonesia telah mem- bar diseluruh Indonesia, secara umum dari sisi usia
bangun bendungan sebanyak 213 buah yang terse- sudah diatas 50 tahun, yang berarti masa layanan
bar di seluruh Indonesia, secara umum bendungan serta pengelolaan dari sisi manfaat sudah sangat
sudah menurun dalam pemanfatannya. menurun. Secara garis besar dapat dikelompokkan
kondisi bendungan adalah sebagai berikut : Umur
Sesuai program pemerintah mencanangkan pem- bendungan banyak > 50 tahun; Kondisi dan fun-
bangunan bendungan sebanyak 65 buah merupak- gsi menurun; Perencanaan & pembangunan ben-
an tantangan yang besar, Khusus pengelolaan bend- dungan/embung ada yg belum sesuai kaidah dan
ungannya kurang diperhatikan dengan kata lain kita persyaratan keamanan; Alokasi anggaran OP tidak
pintar membangun tapi tidak pintar merawat, se- memadai; OP Bendungan belum dijadikan priori-
hingga tampungannya menjadi tidak maksimal dan tas;SDM/Unit Pengelola tidak memadai;Rencana
mengurangi umur bendungan itu sendiri. Sedangkan Tindak Darurat (RTD) tidak ada;Pelaksanaan Opera-
yang dimaksud dengan tidak terawatnya bendungan si tidak sesuai pola;Manual OP umumnya tidak ter-
juga disebabkan oleh kurangnya dana pemeliharaan sedia; Pemeriksaan, pemantauan & evaluasi kondisi
bendungan, akan tetapi dengan berjalannya waktu bendungan tidak dilakukan sebagaimana mestinya.
mulai saat ini terkait dana operasi dan pemeliharaan
bendungan sudah disiapkan oleh pengelolanya pada Dalam pengelolaan, agar bendungan yang akan
saat awal perencanaan. Sesungguhnya bendungan dibangun maupun yang sudah ada tetap terjaga
telah didesain dengan aman terhadap banjir boleh dengan baik serta tidak menimbulkan masalah
jadi, aman terhadap gempa, aman terhadap rem- maka perlu penanganan yang tepat berdasarkan
besan. Dalam kurun waktu terjadi keruntuhan atau Konsepsi Keamanan Bendungan, yang terdiri dari 3
jebolnya bendungan terjadi karena kurang paham pilar, yaitu : (a) keamanan struktur berupa aman
dan sadar, kurang peduli terhadap keamanan bend- terhadap kegagalan stuktural, aman terhadap kega-
ungan. Maksud dan Tujuan dari tulisan ini adalah galan hidraulis, dan aman terhadap kegagalan rem-
dalam rangka memperbaiki pengelolaan bendun- besan (b) operasi, pemeliharaan dan pemantauan
gan yang sudah ada serta mengantisipasi rencana dan (c) kesiapsiagaan tindak darurat.
pembangunan bendungan baru dengan tujuan agar
dalam pengelolaan bendungan mengikuti kaidah
Konsepsi Keamanan Bendungan. Konsepsi Keaman-
an Bendungan adalah dalam rangka melindungi ma-
syarakat dari ancaman potensi bahaya bendungan,
maka pembangunan dan pengelolaan bendungan

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 63
Vol. 3 No. 01 Juni 2017

Tabel 1. Data bendungan yang sudah dibangun tiap Propinsi (milik PU maupun non PU):

Sumber: Profil Subdit. OP Bendungan dan Danau Tahun 2016


Direktorat Bina Operasi dan Pemeiharaan. Ditjen SDA

Gambar 1. Peta sebaran bendungan yang sudah dibangun sebagaimana terlampir


Sumber: Profil Subdit. OP Bendungan dan Danau Tahun 2016
Direktorat Bina Operasi dan Pemeiharaan. Ditjen SDA

1 - 64 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 3 No. 01 Juni 2017

Tabel 2 : Program Pembangunan Bendungan


2014 – 2019 di tiap pulau sebaga berikut:

Sumber : Pembangunan Bendungan 2014 - 2019,


April 2016 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Gambar 2. Total Rencana Bendungan


3. METODE PENELITIAN 2009 dan pada tanggal 27 Maret sekitar pukul 04.30
WIB telah terjadi keruntuhan tanggul dibagian ten-
Sejarah pembangunan bendungan besar di Indone-
sia sejak jaman Hindia Belanda yang diawali dengan
pembangunan bendungan Nglangon di Jawa Tengah
dan dilanjutkan pembangunan sampai saat ini, serta
dari beberapa data yang tercatat dari beberapa sum-
ber Sejarah Pembangunan Bendungan Indonesia
yang diterbitkan Komite Nasional Indonesia untuk
Bendungan Besar. Serta kajian awal dari beberapa
pengamatan terjadinya kegagalan bendungan yang
masih dalam ingatan seperti pada saat pemban-
gunan pada cover dam bendungan Sempor Kabu-
paten Kebumen Propinsi Jawa Tengah. Dan evaluasi
akibat kegagalan Situ Gintung yang terletak pada
anak sungai Pesanggrahan di Kampung Gintung,
Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan Propinsi Banten, Kejadiannya di-
awali terjadinya hujan lebat pada tanggal 26 Maret Gambar 3. Contoh Kegagalan Bendungan
Situ Gintung

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 65
Vol. 3 No. 01 Juni 2017

gahnya berikut bangunan pelimpah, yang mengaki- suk tubuh bendungan, pondasi, abutmen (bukit
batkan kerusakan parah di daerah hilir dan menim- tumpuan) dan lereng sekeliling waduk, harus se-
bulkan banyak korban jiwa. Lebar bagian tanggul lalu aman pada:
yang runtuh termasuk pelimpah sekitar kurang lebih
70 meter. Situ Gintung ini tidak dilengkapi Rencana 1. semua kondisi dan kombinasi beban yang
Tindak Darurat. Dan juga ada bendungan alami bekerja (termasuk kondisi gempa
Way Ella, yang terbentuk akibat adanga longsoran bumi dan banjir) dan
tebing yang mengakibatkan terbentuknya bangu-
nan yang melintang sungai dan adanya tampungan. 2. semua kondisi operasi (operasi normal, banjir,
Pada bendungan Way Ella ini sempat mengalami darurat,luar biasa)
kegagalan pada saat awal pembuatan spillway, akan
C. Aman terhadap kegagalan hidrolis(hydraulic fail-
tetapi resiko korban jiwa hanya 2 orang dan sebel-
ure)Bendungan harus:
umnya bendungan Way Ella sudah dilengkapi Ren-
cana Tindak Darurat. Dari kejadian situ Gintung dan 1. dilengkapi pelimpah yang mampu melewatkan
Way Ella merupakan bukti kejadian nyata. banjir desain dengan aman, memiliki tinggi
jagaan yang cukup,
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. aman terhadap erosi eksternal/erosi per-
mukaan (puncak dan lereng harus diprotek-
si), gerusan/scouring, dll.

D. Aman terhadap kegagalan rembesan (seepage


failure), Bendungan harus aman terhadaperosi
buluh/piping, boiling, uplift, erosi internal, rekah-
hidrolik, arching, dan pelarutan soluble material.

4.2. Pilar II: Pemantauan dan Pemeliharaan

Bendungan harus selalu dipelihara dengan baik dan


dipantau sehingga dapat diketahui sedini mungkin
Gambar 4. Konsepsi Keamanan Bendungan setiap problem yang sedang berkembang sebelum
menjadi ancaman yang nyata dan selalu dipeliha-
Dari contoh kegagalan bendungan yang sudah dise- ra shg selalu siap dioperasikan pada segala kondisi
butkan, maka bendungan dianggap aman, apabila operasi.
pelaksanaan pembangunan dan pengeloaan (Oper-
asi dan Pemeliharaan bendungan telah dilaksanakan Pengukuran dan pembacaan instrumen, terutama
sesuai dengan Konsepsi Keamanan Bendungan ditujukan untuk mengetahui kondisi didalam tubuh
dan Kaidah keamanan bendungan yang tertuang bendungan dan pondasi. Pengukuran dan pemba-
dalamNSPM (Norma/peraturan perundang-undan- caan dilakukan terhadap aspek perilaku /kreteria
gan, Standar (SNI), Pedoman dan Manual Konsepsi keamanan bendungan dan terhadap beban luar,
Keamanan Bendungan memiliki 3 pilar sebagai be- yang terdiri dari:
rikut:
A. Aspek perilaku bendungan, minimal:
4.1. Pilar I: Keamanan Struktur
1. Deformasi
A. Bendungan harus didesain dan dibangun sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 2. Rembesan
sehingga aman untuk semua kondisi dan kombi-
3. Tekanan Pori dan Gaya angkat (up lift)
nasi beban kerja serta aman dioperasikan pada
semua kondisi operasi (normal , luar biasa, da- B. Beban luar:
rurat) à harus memenuhi kreteria desain. Agar
keamanan struktur terpenuhi, bendungan harus 1. Elevasi muka air waduk,
didesain berdasar 3 kriteria pokok berikut:
2. Elevasi sedimen
1. aman terhadap kegagalan struktural dan op-
erasional 3. Data meteorology (hujan, suhu udara)

2. aman terhadap kegagalan hidrolis C. Hasil pembacaan dicatat oleh petugas lapangan,
kemudian secara berkala dikirim kekantor induk
3. aman terhadap kegagalan rembesan untuk dievaluasi oleh engineer yang berpen-
galam-an dan setiap tahun sekali dibuat laporan
B. Aman terhadap kegagalan stuktural dan opera- perilaku bendungan tahunan,
sional: Bendungan secara keseluruhan, terma-

1 - 66 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 3 No. 01 Juni 2017

4.3. Pemeriksaan 4.5. Pemeriksaan Besar

Tujuan pemeriksaan, secara umum adalah untuk Pemeriksaan besar adalah pemeriksaan secara
mengetahui perilaku bendungan dan status/kondisi menyeluruh terhadap aspek teknis dan non tek-
keamanan bendungan (dengan didukung evaluasi nis dalam rangka evaluasi keamanan bendungan.
yang memadai). Pemeriksaan besar dilakukan oleh Tim tenaga ahli
bendungan (expert) yang paling tidak terdiri dari
Kegiatan pemeriksaan yang harus dilakukan oleh seorang dam engineer dan seorang geologist. Tu-
Pemilik atau Pengelola bendungan adalah: juan pemeriksaan besar, adalah untuk:

A. Pemeriksaan rutin, tujuannya untuk mengetahui A. Mengetahui status/kondisi keamanan bendun-


tanda-tanda perilaku bendungan. Dilaku- gan berkaitan dengan keamananstruktural dan
kan dalam interval waktu pendek, yaitu : Harian, operasional,hidrolis serta rembesan.
Mingguan, Bulanan.
B. Meng-identifikasi problem yang sedang berkem-
B. Pemeriksaan Berkala: Setengah Tahunan (tiap bangdan menetapkan usulan tindak lanjut untuk
satu tahun dirangkum dalam laporan tahunan), peningkatan keamanan bendungan yang dapat
Pemeriksaan besar minimal 1 x / 5 tahun berupa : pembatasan operasi, perbaikan, studi
lanjutan atau studi khusus (special study) untuk
C. Pemeriksaan luar biasa, dilakukan sebelum dan memecahkan masalah yang ada.
sesudahhujan badai dan setelah gempa bumi
4.6. Langkah-langkah Kegiatan Pemeriksaan
D. Pemeriksaan khusus: dilakukan setelah terjadi- Besar:
nya kondisi khususyang dapatmengancam kea-
manan bendungan, seperti : adanya perubahan A. Langkah Pertama:
perilaku bendungan yang mencolok, longsoran
besar, retakan besar, amblesan pada puncak Kaji semua data yang ada, antara lain:
bendungan, dll.
1. Kaji /pelajari desain dan data desain bendun-
4.4. Pemeriksaan Tengah Tahunan. gan dan bangunan pelengkap, untuk menilai
performance aktual dengan membandingkan-
Pemeriksaan dilakukan secara khusus (diluar peme- nya dengan performance yang direncanakan
riksaan rutin) pada:saat kemarau saat muka airwa- dalam desain. Bandingkan desain dengan
duk terendahdengan perhatian khusus pada lereng NSPM terbaru.
hulu bendungan dan saat musim hujansaat muka
air waduk maksimum dengan perhatian khusus 2. Kaji laporan (data dan rekaman) pelaksanaan
pada lereng hilir. konstruksi.Apakahbangunan dikonstruksi
sesuai desain? Adakah revisi desain yang
Hasil pemantauan selama setahun termasuk ha- dibuat untuk mengatasi kondisi yang tidak
sil pemeriksaan tengah tahunan saat kemarau dan biasa (unusual) atau kondisi diluar perkiraan
saat musim hujan serta hasil pelaksanaan operasi (unanticipated)
dan pemeliharaan kemudian dievaluasi dan diran-
gkum dalam laporan tahunan, yang isinya meliputi 3. Kaji riwayat OP bendungan dan bangunan
antara lain: pelengkapnya, sehingga Tim Inspeksi/Pemer-
iksa benar-benar memahami penuh bendun-
A. Hasil pemeriksaan visual termasuk identifikasi gan dan riwayat operasi serta pemeliharaan-
komponen/bagian-bagian bendungan yang me- nya
merlukan perbaikan
B. Pelajari perilaku dan kondisi bendungan
B. Hasil pemantauan perilaku bendungan
Untuk itu lakukan pemeriksaan bendungan secara
C. Perbandingan hasil pemantauan dengan nilai menyeluruh (bendungan dan waduk, diatas air dan
desain bawah air) untuk mengidentifikasi semua potensi
masalah:yang dampaknya merugikan terhadap ke-
D. Kondisi instrumentasi amanan bendungan,daerah hulu dan hilir bendun-
gan, sertaperiksa kecukupan bendungan dan ban-
E. Kondisi operasi
gunan pelengkapnya untuk memenuhi fungsinya,
F. Peristiwa, musibah, kejadian luar biasa dengan didukung:data yang relevan, pertimbangan
dan analisis teknis diantaranya denganmemband-
G. Kegiatan studi, pekerjaan perbaikan, inspeksi ingkan perilaku bendungan aktual dengan perilaku
dan pemeriksaan (besar, khusus, luar biasa) yang direncanakan dalam desain.Dari evaluasi lang-
yang dilakukan pada tahun tersebut. kah pertama akan diperoleh indikasi adanya ke-
lainan/kelemaham/problem /ancaman terhadap
bendungan tersebut.

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 67
Vol. 3 No. 01 Juni 2017

C. Langkah Lanjutan F. Saran tindak lanjut dapat berupa:

Lakukan analisis teknik untuk menilai status/tingkat 1. pembatasan operasi,


keamanan bendungan berdasar keadaan aktual
seperti: adanya perubahan sifat material, adanya 2. perbaikan,
perubahan geometri bendungan, pola banjir ter-
baru, kapasitas tampung waduk terbaru, hasil studi 3. studi lanjutan atau studi khusus (special study)
gempa terbaru serta NSPM terbaru, ditinjau dari: untuk memecahkan masalah yang ada.

1. Aspek struktur: periksa stabilitas tubuh bend- 4.7. Pilar III: Konsepsi dan kesiagaan tanggap
ungan termasuk stabilitas terhadap gempa darurat
pada kondisi normal dan luar biasa, minimal
Pemilik/Pengelola bendungan harus selalu siap
pada potongan:
menghadapi kondisi terburuk dari bendungan yang
- bagian yang perilakunya menyimpang dimiliki/dikelolanya. Penanganan pada kondisi daru-
rat tidak dibenarkan dilakukan dengan cara ”imp-
- bagian tertinggi, dan rovisasi” / coba-coba tetapi harus berdasar-kan
Rencana Tindak Darurat yang telah disiapkan se-
- bagian yang geometrinya berubah cukup cara matang. Berdasarkan peraturan yang berlaku
besar dan bagian kritis lainnya. setiap bendungan harus dilengkapi Rencana Tindak
Darurat (RTD), Penyiapan RTD suatu bendungan bu-
2. Aspek hidrolik (kecukupan kapasitas pelimpah kan karena bendungan akan runtuh atau jebol tapi
berdasar hasil banjir desain dan kapasitas karena merupakan kewajiban bagi Pemilik/Pengelo-
waduk terbaru, tinggi jagaan, dll). la Bendungan. Rencana Tindak Darurat harus selalu
ditinjau ulang pada kurun waktu sekurang kurang-
3. Aspek rembesan (erosi internal, piping, boil- nya satu kali dalam 5 (lima) tahun dan pada masa
ing, uplift, pelarutan materil bendungan dan itu juga dilakukan koreksi perbaikan terhadap peja-
pondasi, dan lain-lain), berdasar data-data bat yang berwenang sesuai dengan pedoman yang
yang tersedia. sudah disiapkan pemilik/pengelola bendungan.

D. Buat kesimpulandan Laporan

Dari pemeriksaan dan analisa data tersebut maka


status/tingkat keamanan bendungan dan saran tin-
dak lanjut yang diperlukan.

E. Tingkat keamanan bendungan:

1. Baik: aman pada beban normal, luarbiasa dan


bebanekstrim/gempa dan banjir

2. Cukup :aman pada beban normal, indikasi ti-


dak aman padabeban ekstrim.

3. Kurang :keamanan struktur disangsikan, Gambar 6. Konsepsi Penanganan


perilaku struktural mengkhawatirkan, Kondisi Darurat

4. Buruk :bendungan tidak aman pada beban 5. KESIMPULAN DAN SARAN


normal
5.1. Kesimpulan

Memperhatikan jumlah bendungan yang sudah


dibangun di beberapa lokasi dengan jumlah yang
relatif besar, dalam pengelolaan bendungan saat ini
seperti:

A. Fungsi dan kondisi bendungan telah mulai menu-


run perlu dilakukan pemeliharaan berkala dan
rehabilitasi;

B. Kurang intensif pemantauan terhadap perilaku


bendungan agar sesuai kaidah teknis keamanan
bendungan;
Gambar 5. Pemantauan dan Pengamatan
C. Anggaran Operasi dan Pemeliharaan secara ber-

1 - 68 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 3 No. 01 Juni 2017

tahap sudah ditingkatkan; Direktorat Jenderal Pengairan. (1998). Pedoman


Penyiapan Rencana Tindak Darurat, Keputu-
D. Operasi dan Pemeliharaan Bendungan belum san Direktur Jenderal Pengairan, Nomor 94/
menjadi prioritas dalam rangka pemenuhan tar- KPTS/A/1998, tanggal 30 Juli 1998. Jakarta.
get swasembada pangan; Departemen Pekerjaan Umum.

E. Kapasitas Sumber Daya Manusia yang terbatas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. (2013). Draft
akan ditindaklanjuti melalui pelatihan dan serti- Pedoman Penyusunan Rencana Tindak Daru-
fikasi; rat. Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum.

F. Terbatasnya Manual OP, RTD, dan Pola Operasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. (2016). Profil
Waduk sebagai kewajiban pengelola bendungan; Subdirektorat Operasi dan Pemeliharaan Ben-
dungan dan Danau Tahun. Jakarta. Direkto-
G. Permasalahan sedimentasi akan dilakukan rat Bina Operasi dan Pemeiharaan, Direktorat
pengerukan (dredging) dan upaya vegetatif; Jenderal Sumber Daya Air.

H. Masih relatif kecil Pengembangan, Pemanfatan Direktorat Jendeal Sumber Daya Air. (2016). Pem-
bendungan u keperluan PLTM/PLTA. bangunan Bendungan 2014-2019. Jakarta.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air .
5.2. Saran
PT. Dehas Inframedia Karsa, PT. Indra Karya Wilayah
Dengan diselenggarakan pembangunan bendungan
3. (2014). Laporan Rencana Tindak Darurat
pada periode 2014 – 2019 maka dalam pengelolaan
Bendungan Mamak. Jakarta. PT. Dehas Infra-
perlu diperhatikan hal-hal antara lain:
media Karsa, PT. Indra Karya Wilayah 3.
A. Pembangunan 65 bendungan baru harus berkoor-
dinasi intensif dengan instansi lain dan masyara-
kat terdampak (permasalahan sosial lebih domi-
nan);

B. Pengelolaan bendungan untuk 65 bendungan


yang akan dibangun harus direncanakan dan di-
laksanakan dengan baik agar tidak terulang pen-
galaman masa lalu;

C. Kegiatan pengelolaan bendungan harus didukung


oleh:

1. institusi pengelola bendungan yang handal,

2. tenaga yang profesional,

3. dana dan peralatan OP yang memadai,

4. manual OP yang komprehensif serta manaje-


men OP yang baik;

5. partisipasi masyarakat dan swasta

D. Untuk Pengelolaan Bendungan kita perlu slogan


Aware (sadar), Care (peduli), Share (berbagi)
Tanggungjawab sehingga bendungan Aman.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pekerjaan Umum. (1997). Peraturan


Menteri PU Nomor 72/PRT/1997 Tentang Ke-
amanan Bendungan. Jakarta. Kementerian
Pekerjaan Umum.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat. (2015). Peraturan Menteri PUPR No.
27/PRT/2015 tentang Bendungan. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Peruma-
han Rakyat.

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 69

You might also like