Professional Documents
Culture Documents
ALGORITMA PERANCANGAN
STEP 1. DEFINISI MASALAH
Feed menuju kolom distilasi akan dipanaskan terlebih dahulu dari 80 oC hingga 110oC menggunakan
preheater. Fluida panas yang digunakan adalah saturated steam pada 160 oC. Dalam proses
pertukaran panas ini steam terkondensasi seluruhnya menjadi saturated water. Tentukan tipe HE,
dimensi dan geometri yang sesuai untuk proses ini.
Berikut ini adalah properti fluida dingin di temperatur rata-rata. Data diambil dari Hysys.
+ = 80+110 = 95℃
*Temperatur rata-rata (Tavg) fluida dingin =
2 2
KONDISI
= 160+160 = 160℃
*Temperatur rata-rata (Tavg) fluida panas = +
2 2
Dari hasil simulasi kolom menggunakan Hysys, kita dapat memperoleh data duty preheater.
Condenser duty atau panas yang diserap oleh fluida pendingin adalah 1.653 Mkcal/h atau 6.916 x 106
kJ/h. dengan menggunakan data ini kemudian kita dapat menghitung laju alir fluida pendingin yang
dibutuhkan. Diketahui panas latent saturated steam pada 160oC adalah 2081.3 kJ/kg (steam
table).
= ×∆
,
6.916 × 106
ℎ
= = 3322.92
2081,3 kJ/kg ℎ
REVIEW GEOMETRI STHE
#Harus dibaca agar bisa menyelesaikan Step 4. Tidak untuk ditulis ulang di laporan.
a) Chiller
Alat penukar kalor ini dipergunakan untuk mendinginkan fluida sampai temperatur sangat rendah.
Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendingin yang
dilakukan dengan menggunakan pendingin air. Untuk chiller ini, media pendingin yang dipergunakan
b) Cooler
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas namun
tidak mencapai temperatur yang terlalu rendah. Media pendingin yang digunakan umumnya adalah
air. Namun, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka udara kemudian juga digunakan
sebagai fluida pendingin. Cooler ini sering disebut dengan Air Cooler Heat Exchanger.
c) Kondensor
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan atau mengembunkan uap, sehingga berubah
fasa menjadi cairan. Media pendingin yang dipakai biasanya air, chilled water (air yang sudah
d) Exchanger
Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain. Maka terjadi
2 fungsi sekaligus, yaitu memanaskan fluida yang dingin, dan mendinginkan fluida yang panas. Suhu
e) Heater
Alat penukar kalor ini bertujuan memanaskan atau menaikan suhu suatu fluida proses. Umumnya zat
f) Evaporizer/Vaporizer
Alat penukar kalor ini digunakan untuk menguapkan cairan yang ada pada larutan, sehingga dari
suatu larutan diperoleh / larutan yang lebih pekat (thick liquor). Media pemanas yang digunakan
adalah uap dengan tekanan rendah, sebab yang dimanfaatkan adalah latent-heat, yaitu mengubah
fasa uap menjadi fase cair. Vaporizer pada dasarnya sama dengan evaporizer, bedanya jenis ini
g) Reboiler
Alat penukar kalor ini bertujuan untuk mendidihkan kembali (reboil), serta menguapkan sebagian
cairan yang diproses. Adapun media pemanas yang digunakan adalah uap atau zat pemanas yang
sedang diproses itu sendiri. Alat penukar kalor ini sendiri dapat dilihat pada kolom distilasi, absorber,
dan stripper. Ada beberapa macam jenis reboiler, seperti kettle reboiler, termosiphon reboiler. Berikut
adalah Gambar 1.3 yang menampilkan bagan mengenai pemilihan tipe reboiler yang cocok
digunakan.
Pemilihan Jenis Reboiler (Sumber: GPSA Engineering Databook)
Jenis ini fungsinya sama dengan pembangkit uap generator, perbedaannya terletak pada sumber
panas. Waste Heat Boiler sumber panas yang digunakan diperoleh dengan memanfaatkan hasil dari
gas asap pembakaran (gas buang-flue gas), atau dari proses reaksi-reaksi kimia.
i) Superheater
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mengubah uap basah (saturated steam) pada pembangkit
uap, menjadi uap kering (superheated). Sumber panas yang digunakan adalah panas yang diperoleh
dari pembakaran bahan bakar pada boiler atau dengan memanfaatkan gas buang.
j) Economizer
Economizer atau pemanas air pengisi boiler bertujuan untuk menaikan suhu air pengisian ketel (feed
water) sebelum air masuk ke dalam boiler. Maksud pemanasan ini bertujuan untuk meringankan
Klasifikasi Heat Exchanger secara tidak langsung berdasarkan kontruksinya dan yang umum
digunakan diantaranya:
Pemilihan jenis heat exchanger yang tepat adalah hal yang sangat penting, pemilihan jenis yang
salah dapat menyebabkan kinerja dari HE (performa) yang menurun dan terjadi kegagalan. Kriteria
berikut dapat membantu dalam memilih jenis penukar panas paling cocok untuk suatu proses:
Type
Pattern
Shell & Tube Hairpin Spiral Plat & Frame
Min Temperature
5 2
Approach (oC)
Minimum LMTD (oC) 5 2
Design Temperature (oC) 650 650 250 120-200
Design Pressure (kPa) 35-69.000 2.750 1.700
-Tubeside: Straight Tubes Removable
Cleanable Gasket
-Shellside: Removable Bundles cover
Size Large Medium Small
Sumber : www.thermpro.com & JGS
Shell and Tube Heat Exchanger (STHE) merupakan tipe Heat Exchanger yang pang paling
banyak digunakan di industri, lebih dari 50% industri menggunakan tipe ini. Namun, pada kasus
lain, ada beberapa pertimbangan atau alternatif lain dalam segi kontruksi, ekonomi, area dan energi
yang digunakan. Sehingga dalam hal ini, pemilihan tipe Heat Exchanger sangat penting.
Aliran yang biasa digunakan adalah counter-current karena Mempunyai LMTD yang besar,
sehingga luas transfer panas yang dibutuhkan kecil, maka ukuran HE juga kecil. Berikut adalah
gambar arah aliran fluida counter-current dan co-current pada shell and tube heat exchanger.
Jumlah pass
Ada beberapa metode penyusunan geometri tube di dalam STHE. Penyusunan tube ini berkaitan
dengan berapa kali fluida di dalam tube melewati penampang shell. Gambar di bawah ini
menampilkan beberapa cara penyusunan tube. Pada gambar yang paling kiri tube disusun lurus
melintasi shell. Dari cara penyusunan seperti ini dihasilkan geometri STHE dimana fluida di shell dan
tube masing-masing hanya sekali melintasi STHE. Susunan seperti ini dinamakan one pass shell-
one pass tube (1,1-STHE). Pada gambar tengah, tube diatur seperti huruf U sehingga fluida di
dalam tube dua kali melintasi penampang STHE. Susunan seperti ini dinamakan one pass shell-two
pass tube (1,2-STHE). Sementara pada gambar tengah, tube diatur sedemikian rupa sehingga fluida
di dalam tube empat kali melintasi penampang STHE. Susunan seperti ini dinamakan one pass
perpindahan panas membutuhkan waktu yang lebih lama dan luas permukaan yang lebih besar untuk
Alokasi fluida
Alokasi fluida adalah penempatan/lokasi fluida di shell atau di tube. Pemilihan lokasi memiliki peran
tersendiri dalam menentukan efektivitas perpindahan panas di STHE. Berikut adalah kriteria dasar
cooling water
Ada empat cara penyusunan tube di dalam penampang shell, triangular (30 o), rotated triangular (60o),
Tabel berikut menampilkan perbandingan antara keempat pola susunan tube yang dapat dijadikan
Tube pitch adalah jarak dari bagian tengah satu tube ke bagian tengah tube lain yang berdekatan.
Nilai terkecil untuk tube pitch adalah 1.25 kali dari diameter luar tube (OD t) dan biasanya nilai ini yang
dipakai kecuali ada keharusan untuk menggunakan tube pitch yang lebih lebar.
Tube pitch
Tabel berikut ini berisikan standar tube pitch untuk pola susunan square dan triangular.
8
8 32
1 atau 1
15
¾
16
1 1¼ 1¼
1¼ 1
9
1
9
16 16
1½ 1
7
1
7
8 8
Baffle
gambar di samping.
Susunan baffle di STHE heat transfer (across the tube) yang lebih besar
daripada longitudinal heat transfer
(through the windows). Akan tetapi, baffle jenis ini mungkin tidak akan efektif untuk liquid yang sangat
viscous dimana aliran tidak mengalami turbulensi dan adanya bypass yang membuat efisiensi heat
transfernya menurun. Keuntungan utama dari baffle jenis single segmental ini adalah heat
transfer rate yang tinggi karena aliran cross flownya. Kerugian utamanya adalah pressure
drop yang juga tinggi, terutama untuk aliran berkecepatan tinggi. Ada dua orientasi single
(a) (b)
Aplikasi
Satu fasa dengan atau tanpa solid
Satu fasa (single phase) tanpa solid Boiling
Condensing
Jika fluida pada shell side mempunyai
Susunan baffle harus mengurangi vapor
kekentalan yang tinggi (high viscous), dan
dan sedimen yang akan ditangkap
flow aliran laminer
Double segmental baffle, seperti bisa dilihat pada gambar di atas, memberikan cross flow heat
transfer yang lebih rendah (60% – 90%) untuk spacing yang sama, total baffle cut yang sama, dan
flow rate yang sama dibandingkan dengan single segmental baffle. Akan tetapi, pressure dropnya
sekitar sepertiga sampai setengah dari pressure drop single segmental baffle. Pada umumnya, center
dan wing baffle punya overlap dua sampai empat baris tube.
Triple segmental baffle menghasilkan cross flow dan longitudinal flow yang lebih rendah daripada
single segmental baffle. Pressure dropnya sekitar seperempat sampai sepertiga dari single segmental
Untuk konfigurasi No-Tubes-In-Window (NTIW), tidak adanya tubes di bagian window menurunkan
pressure drop, sementara penambahan support plates meningkatkan cross flow. Secara relatif,
penurunan pressure drop tergantung dari baffle cutnya, dan peningkatan heat transfernya tergantung
dari jumlah support plate yang digunakan. Support plate digunakan untuk meminimalkan vibrasi tube
di daerah windownya. Karena tube tidak bisa menempati daerah window, maka untuk jumlah tube
Baffle cut
Baffle cut adalah bilangan yang menggambarkan berapa persen dari diameter shell yang ditutupi oleh
baffle (sekat).
Untuk segmental dan single phase, baffle cut berada pada range 10-49%. Pada kasus exchanger
yang ukurannya besar (diameter shell lebih besar dari 1000 mm) 25% adalah baffle cut yang
direkomendasikan.
Untuk segmental dan mix phase, 45% direkomendasikan untuk menghindari vapor terakumulasi
pada atas shell, kecuali untuk small size exchanger (diameter shell lebih kecil dari 500 mm)
Berikut adalah baffle cut yang diijinkan untuk beberapa tipe baffle:
Segmental : 10-49%
Baffle spacing
Baffle spacing adalah jarak antara satu baffle dengan yang lainnya. Nilai minimum untuk baffle
spacing biasanya adalah 0.2 x inside diameter shell atau 51 mm, yang manapun yang lebih
besar. Jika baffle spacing lebih kecil dari itu maka akan sulit memfabrikasinya. Nilai optimum baffle
Karena pertukaran panas berlangsung dengan arah yang berlawanan maka nilai LMTD untuk proses
ini yaitu, #note: jika pertukaran panas berlangsung dengan aliran searah maka persamaan untuk
= = = 63.83℃
− 160 − 110
1 2
( ) ( )
− 160 − 80
2 1
LMTD yang telah dihitung di atas kemudian dikoreksi menggunakan faktor koreksi (Ft) yang nilainya
bergantung pada jumlah pass fluida di dalam tube. Mengapa nilai LMTD harus dikoreksi?
Untuk meningkatkan efektivitas perpindahan panas STHE dengan lebih dari satu jumlah tube pass
biasanya digunakan (1,2- atau 1,4-STHE). Geometri aliran di tube yang lebih dari satu ini
menyebabkan arah aliran fluida di tube terhadap arah aliran fluida di shell tidak selalu sama. Misalnya
pada 1,2-STHE, tube disusun menyerupai huruf U. Untuk fluida di tube sisi atas, alirannya mengarah
ke kanan SEARAH (Co-Current) dengan aliran fluida di dalam shell. Sementara untuk fluida di tube
sisi bawah, alirannya ke kiri BERLAWANAN ARAH (Counter Current) dengan aliran fluida di dalam
shell.
LMTD untuk sebuah heat exchanger hanya bisa dihitung menggunakan satu jenis arah aliran, searah
ATAU berlawanan arah, tidak bisa dua-duanya. Oleh karena itu, untuk STHE yang jumlah aliran
Faktor koreksi LMTD dapat ditentukan melalui pembacaan grafik berikut. Sumbu X adalah P
2 −1 (110 − 80)
= = = 0.375
− (160 − 80)
1 1
Dari titik P di sumbu X kemudian tarik garis vertikal hingga mencapai kurva R yang nilainya dihitung
menurut persamaan,
= 1 −2 =(160 − 160) = 0
− (110 − 80)
2 1
Nilai koefisien perpindahan panas untuk masing-masing fluida dapat dilihat pada tabel berikut ini
2
Hot fluid Cold fluid UD (Btu/jam.ft . °F)
Condensing
Steam (pressure) Water 350-750
Steam (vacum) Water 300-600
Saturated organic solvent, near atmospheric Water 100-200
Saturated organic solvent, vacuum with some non-cond Water, brine 50-120
Organic solvent, atmospheric & high non-condensables Water,brine 20-80
Aromatic vapors, atmospheric with non-condensables Water 5-30
Organic solvent, vacuum and high non-condensables Water,brine 10-50
Low boiling atmospheric Water 80-200
High boiling hydrocarbon. vacuum Water 10-30
Heater
Steam Water 250-750
Steam Light oils 50-150
Steam heavy oils 10-80
Steam Organic solvents 100-200
Steam Gases 5-50
Dowterm Gases 4-40
Dowterm Heavy oils 8-60
Flue gas Aromatic HC and steam 5-15
Steam Light Organic 100-200
Steam Medium Organic 50-100
Steam Heavy Organic 6-60
Cooler
Water Water 250-500
Methanol Water 250-500
Ammonia Water 250-500
Aqueqous Solutions Water 250-500
Light Organic Water 75-125
Medium Organic Water 50-125
Heavy Organic Water 5-75
Gass Brine 2-50
Water Light Organic Brine 40-100
Evaporator
Steam Watre 350-750
Steam Organic solvents 100-200
Steam Light oils 80-180
Steam Heavy oils (vacuum) 25-75
Water Refrigerants 75-150
Organic solvents Refrigerants 30-100
Heat Exchangers (no change of phase)
Water Water 150-300
Organic solvent Water 50-150
Gases Water 3-50
Light oils Water 60-160
Heavy oils Water 10-50
Organic solvents Light oil 20-70
Water Brine 100-200
Organic solvents Brine 30-90
Gases Brine 3-50
Organic solvents Organic solvents 20-60
Heavy oils Heavy oils 8-50
Nilai UD mana yang tepat untuk fluida dingin? Komponen yang terdapat di fluida dingin semuanya
adalah senyawa hidrokarbon rantai (relatif) pendek. Maka kategori yang paling tepat untuk fluida
= 100 − 200
,
ℎ. 2.°
Diambil:
ℎ. 2. ℃
= 150 × 14.216 = 2132.4
2 2
ℎ. . ° ℎ. . ℃
2
ℎ. .°
Maka,
6
6.916 × 10
ℎ
′ 2 2
= = = 50.81 = 535
×
ℎ. 2.
2132.4 × 63.83 ℃
′ 2
Karena nilai > 200 maka asumsi di awal untuk menggunakan shell and tube heat exchanger sudah tepat.
Keterangan :
′ = Luas Permukaan Transfer Panas sementara (m2)
= Heater duty (kJ/h)
#note
Panjang standar tube berada pada rentang 2.5-6 m.
Misalkan asumsi awal panjang tube (L) = 3.5 m dan tube pitch (jarak antar tube) adalah 1 in.
2
′ 50.81
= = = 184.94
Dari perolehan jumlah tube di atas kemudian asumsi awal diameter shell dapat ditentukan melalui
pembacaan grafik berikut ini. Dari grafik dapat dilihat bahwa jumlah minimum tube adalah 200
sementara dari hasil perhitungan jumlah tube yang didapat adalah 184.94 tube. Untuk itu kita
Dari grafik di atas diperoleh asumsi awal inside diameter shell (IDs) yaitu 21 in atau 0.533 m.
Karena susunan tube yang dipilih adalah square maka IDs = 0.533 m x 1.075 = 0.573 m.
Rasio standar panjang tube terhadap inside diameter shell (L/IDs) berada pada rentang 5-10.
Karena nilai > ′, maka perhitungan sesuai dan dapat dilanjutkan ke step berikutnya.
6.916 × 106 /ℎ
=
,
= = 1971
2
54.95 × 63.83℃ ℎ. 2. ℃
×
× ′×
=
Diketahui:
Maka,
0.573 × 0.00675 × 0.2865
= = . 0.03175
Diketahui:
*Flow area per tube dapat dilihat pada Tabel Dimensi Standar Tube STHE di bagian kolom internal
area
Diketahui: . /
Maka,
= . /ℎ
2
.
Diketahui: /
Maka,
=
/
Diketahui:
Maka,
0.0010972 1 . /( . ) 3600
Diketahui:
Maka,
2
=0.01955 × . /( . ℎ) × 1000 × 1 . × 1ℎ = 165254.571
0.01861 1 . /( . ) 3600
Fluida yang mengalir di shell adalah steam dimana seluruh steam terkondensasi menjadi saturated
water. Untuk bisa menghitung nilai ho, pertama hitung CONDENSING LOAD untuk menemukan nilai
CONDENSING COEFFICIENT (yang dalam kasus ini adalah nilai ho) pada grafik di bawah.
Condensing load untuk fluida di lapisan luar horizontal tube dihitung menggunakan persamaan berikut,
′′
=
2/3
×( )
Diketahui:
. /
(Laju alir massa fluida di shell) =
(Panjang tube) = .
Maka,
. /
′′
= = = 27.76 = 18.66
2/3 /
×( ) . ×( ) .ℎ .ℎ
Nilai ′′
bersama properti lain yang ada di tabel di atas kemudian diplot pada grafik di bawah ini.
Pada kotak keterangan di kiri atas pada grafik tersebut dapat dibaca bahwa kondensat harus
mengalir dengan bilangan Reynold di bawah 1800-2100. Karena nilai Re di shell di atas 2100 maka
efeknya adalah konduktivitas panas fluida terlalu kecil (tidak ada data di grafik untuk k = 0.017
Btu/ft.h.oF). Maka digunakan nilai ho = 1500 (nilai ini aman atau konservatif menurut referensi Ludwig
Fluida yang mengalir di tube adalah fluida dingin. Perpindahan panas hanya menaikkan temperatur
fluida tanpa mengubah fasanya. Maka untuk kondisi ini, dimana TIDAK TERJADI PERUBAHAN
FASA, persamaan yang digunakan untuk menghitung h i melibatkan heat transfer factor, jH, properti
Cp = 3.49 kJ/kg ºC
k = 1.1 kJ/m.h.oC
= 0.01861 cP = 0.0669 kg/(m.h)
Asumsi nilai ∅ = 1
1
× ×
3
ℎ = ( ) ∅
1/3
0.01955
1.1
. ℎ. ℃
ℎ =ℎ ×( )
, , −
ℎ = 13425.347 ×( 0.01955 ) = 10498
2 2
. ℎ. ℃ . ℎ. ℃
0.025
,
ℎ. 2.℃
Tentukan nilai Rd masing-masing fluida dengan mengacu pada tabel berikut (atau lihat pada buku
* total adalah ,
− (7034.742 − 1971)
2
. ℎ. ℃
2
= = = 0.000365205 . ℎ. ℃/
7034.742 . ℎ. ℃
2
× 1971 . ℎ. ℃
2
Bagian shell
2
∙ ∙ ∙ ( + 1)
∆ =
2∙ ∙ ∙
+ 1 adalah number of crosses yang diperoleh dengan membagi panjang tube ( ) terhadap jarak antar baffle ( ).
Diketahui:
= . /( . )
= 0.573 m
(Mass velocity shell)
= 0.02475 m
(Inside diameter shell)
= 3.215 kg/m3
(Diameter equivalent shell) 2
(Densitas fluida di shell pada Tavg) 1ℎ
× (3600 )2 = 6711.963 = 6.711
Maka,
∆ =
95212 .607 2
0.205 ∙ ( 2 ) ∙ 0.573 m ∙ 13 . ℎ
2 ∙ 3.215 kg3 ∙ 0.02475 m ∙ 1
Bagian tube
∆ =
∙2∙∙ 2∙∙∙
Pada Ret = 165254.571, temukan faktor friksi, , melalui grafik berikut.
2 2 2
(0.308 )
Dari grafik di atas diperoleh nilai = 0.00014 2
× 2
× 2
= .
(0.0254 )
Diketahui:
Maka,
2
0.0206 ∙ ( . ) ∙ 3.5 m ∙ 2 1ℎ
2
.ℎ
2 ∙ 98.28 ∙ 0.01955 m ∙ 1
.ℎ
= = × = 1.6 = 5.196
kg 3600
98.28
Diketahui SG fluida di tube pada Tavg = 1.876. Melalui pembacaan grafik di bawah ini didapat nilai
Karena ∆PT < 68.9 kPa, maka heat exchanger ini memenuhi kriteria disain.