You are on page 1of 30

Perancangan Preheater

ALGORITMA PERANCANGAN
STEP 1. DEFINISI MASALAH

Feed menuju kolom distilasi akan dipanaskan terlebih dahulu dari 80 oC hingga 110oC menggunakan

preheater. Fluida panas yang digunakan adalah saturated steam pada 160 oC. Dalam proses
pertukaran panas ini steam terkondensasi seluruhnya menjadi saturated water. Tentukan tipe HE,
dimensi dan geometri yang sesuai untuk proses ini.

STEP 2. PENGUMPULAN DATA

Fluida dingin (process fluid)

Berikut ini adalah properti fluida dingin di temperatur rata-rata. Data diambil dari Hysys.

Kondisi Inlet HE Komposisi (kg/jam)

Fasa Liquid 1,3 BUTADIENE 170

Temperatur rata-rata (oC)* 95 ASETALDEHID 4080


Tekanan (kPa) 439.8 DIETIL ETER 850

Laju alir massa (kg/h) 17000 HEXADIENE 510

Densitas (kg/m3) 98,28 ETANOL 6120


Kapasitas Panas (kJ/kg.oC) 3,486 AIR 3910
Viskositas (cP) 0.01861 ETIL ASETAT 680

Konduktivitas Thermal (W/mK) 0,3 ASAM ASETAT 170

Heat of vaporization (kJ/kg) 543.015 N-BUTANOL 510


Fouling (ft².jam(ºF)/Btu) 0.001

+ = 80+110 = 95℃
*Temperatur rata-rata (Tavg) fluida dingin =
2 2

Fluida panas (Service fluid)

Jenis fluida: STEAM

Berikut ini adalah properti fluida panas di temperatur rata-rata

KONDISI

Temperatur rata-rata (oc)* 160


Tekanan (kpa) 618.08

Densitas (kg.m-3) 3.215


o
Kapasitas panas (kj/kg c) 2.088
Viskositas (cp) 0.0010972
Konduktivitas thermal (w/mk) 0.0294
Fouling (ft².jam(ºf)/btu) 0,001
Fouling (m².jamºc/kj) 7,34862E-05

= 160+160 = 160℃
*Temperatur rata-rata (Tavg) fluida panas = +
2 2

STEP 3. MENENTUKAN KEBUTUHAN LAJU ALIR FLUIDA PEMANAS

Dari hasil simulasi kolom menggunakan Hysys, kita dapat memperoleh data duty preheater.

Condenser duty atau panas yang diserap oleh fluida pendingin adalah 1.653 Mkcal/h atau 6.916 x 106
kJ/h. dengan menggunakan data ini kemudian kita dapat menghitung laju alir fluida pendingin yang

dibutuhkan. Diketahui panas latent saturated steam pada 160oC adalah 2081.3 kJ/kg (steam
table).

Maka panas yang diberikan oleh steam (QH),

= ×∆
,

6.916 × 10 6 = × 2081,3 kJ/kg

6.916 × 106

= = 3322.92

2081,3 kJ/kg ℎ
REVIEW GEOMETRI STHE

#Harus dibaca agar bisa menyelesaikan Step 4. Tidak untuk ditulis ulang di laporan.

Jenis HE berdasarkan fungsinya

Berdasarkan fungsinya heat exchanger dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a) Chiller

Alat penukar kalor ini dipergunakan untuk mendinginkan fluida sampai temperatur sangat rendah.

Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendingin yang

dilakukan dengan menggunakan pendingin air. Untuk chiller ini, media pendingin yang dipergunakan

diantaranya adalah ammonia atau freon.

Chiller Heat Exchanger

b) Cooler

Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas namun

tidak mencapai temperatur yang terlalu rendah. Media pendingin yang digunakan umumnya adalah

air. Namun, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka udara kemudian juga digunakan

sebagai fluida pendingin. Cooler ini sering disebut dengan Air Cooler Heat Exchanger.

Air Cooler Heat Exchanger

c) Kondensor
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan atau mengembunkan uap, sehingga berubah

fasa menjadi cairan. Media pendingin yang dipakai biasanya air, chilled water (air yang sudah

didinginkan terlebih dahulu) atau refrigerant lainnya.

d) Exchanger

Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain. Maka terjadi

2 fungsi sekaligus, yaitu memanaskan fluida yang dingin, dan mendinginkan fluida yang panas. Suhu

masuk dan keluar kedua fluida diatur sesuai dengan kebutuhan.

e) Heater

Alat penukar kalor ini bertujuan memanaskan atau menaikan suhu suatu fluida proses. Umumnya zat

pemanas yang dipergunakan adalah uap dan fluida panas lain.

f) Evaporizer/Vaporizer

Alat penukar kalor ini digunakan untuk menguapkan cairan yang ada pada larutan, sehingga dari

suatu larutan diperoleh / larutan yang lebih pekat (thick liquor). Media pemanas yang digunakan

adalah uap dengan tekanan rendah, sebab yang dimanfaatkan adalah latent-heat, yaitu mengubah

fasa uap menjadi fase cair. Vaporizer pada dasarnya sama dengan evaporizer, bedanya jenis ini

dipergunakan untuk menguapkan cairan pelarut yang bukan air.

g) Reboiler

Alat penukar kalor ini bertujuan untuk mendidihkan kembali (reboil), serta menguapkan sebagian

cairan yang diproses. Adapun media pemanas yang digunakan adalah uap atau zat pemanas yang

sedang diproses itu sendiri. Alat penukar kalor ini sendiri dapat dilihat pada kolom distilasi, absorber,

dan stripper. Ada beberapa macam jenis reboiler, seperti kettle reboiler, termosiphon reboiler. Berikut

adalah Gambar 1.3 yang menampilkan bagan mengenai pemilihan tipe reboiler yang cocok

digunakan.
Pemilihan Jenis Reboiler (Sumber: GPSA Engineering Databook)

h) Waste Heat Boiler

Jenis ini fungsinya sama dengan pembangkit uap generator, perbedaannya terletak pada sumber

panas. Waste Heat Boiler sumber panas yang digunakan diperoleh dengan memanfaatkan hasil dari

gas asap pembakaran (gas buang-flue gas), atau dari proses reaksi-reaksi kimia.

i) Superheater

Alat penukar kalor ini digunakan untuk mengubah uap basah (saturated steam) pada pembangkit

uap, menjadi uap kering (superheated). Sumber panas yang digunakan adalah panas yang diperoleh

dari pembakaran bahan bakar pada boiler atau dengan memanfaatkan gas buang.

j) Economizer

Economizer atau pemanas air pengisi boiler bertujuan untuk menaikan suhu air pengisian ketel (feed

water) sebelum air masuk ke dalam boiler. Maksud pemanasan ini bertujuan untuk meringankan

beban boiler (Tunggul, 1993).

Tipe HE berdasarkan konstruksinya

Klasifikasi Heat Exchanger secara tidak langsung berdasarkan kontruksinya dan yang umum

digunakan diantaranya:

1. Shell And Tube Exchanger


2. Hairpin Exchanger

3. Plate And Frame Exchanger

4. Air Cooler Exchanger

5. Spiral Plate Exchanger

Pemilihan jenis heat exchanger yang tepat adalah hal yang sangat penting, pemilihan jenis yang

salah dapat menyebabkan kinerja dari HE (performa) yang menurun dan terjadi kegagalan. Kriteria

berikut dapat membantu dalam memilih jenis penukar panas paling cocok untuk suatu proses:

- Aplikasi (berfungsi untuk heating, cooling, condesing, atau boiling)


- Kondisi operasi seperti tekanan dan temperatur
- Karakteristik fouling dari fluidanya
- Utilitas yang tersedia
- LMTD (temperature of approach or cross)
- Plot plant dan tata letaknya
- Kemudahan untuk dibersihkan dan di maintenance
- Pertimbangan untuk ekspansi dimasa mendatang
Tabel berikut ini menampilkan pemilihan tipe HE dilihat dari berapa kondisi.

Type
Pattern
Shell & Tube Hairpin Spiral Plat & Frame
Min Temperature
5 2
Approach (oC)
Minimum LMTD (oC) 5 2
Design Temperature (oC) 650 650 250 120-200
Design Pressure (kPa) 35-69.000 2.750 1.700
-Tubeside: Straight Tubes Removable
Cleanable Gasket
-Shellside: Removable Bundles cover
Size Large Medium Small
Sumber : www.thermpro.com & JGS

Shell and Tube Heat Exchanger (STHE) merupakan tipe Heat Exchanger yang pang paling

banyak digunakan di industri, lebih dari 50% industri menggunakan tipe ini. Namun, pada kasus

lain, ada beberapa pertimbangan atau alternatif lain dalam segi kontruksi, ekonomi, area dan energi

yang digunakan. Sehingga dalam hal ini, pemilihan tipe Heat Exchanger sangat penting.

Arah aliran pada STHE

Terdapat dua macam aliran pada STHE, yaitu:

1. aliran sejajar atau searah (co-current flow)


2. aliran berlawanan (counter-current flow)

Aliran yang biasa digunakan adalah counter-current karena Mempunyai LMTD yang besar,

sehingga luas transfer panas yang dibutuhkan kecil, maka ukuran HE juga kecil. Berikut adalah

gambar arah aliran fluida counter-current dan co-current pada shell and tube heat exchanger.

Jumlah pass

Ada beberapa metode penyusunan geometri tube di dalam STHE. Penyusunan tube ini berkaitan

dengan berapa kali fluida di dalam tube melewati penampang shell. Gambar di bawah ini

menampilkan beberapa cara penyusunan tube. Pada gambar yang paling kiri tube disusun lurus

melintasi shell. Dari cara penyusunan seperti ini dihasilkan geometri STHE dimana fluida di shell dan

tube masing-masing hanya sekali melintasi STHE. Susunan seperti ini dinamakan one pass shell-

one pass tube (1,1-STHE). Pada gambar tengah, tube diatur seperti huruf U sehingga fluida di

dalam tube dua kali melintasi penampang STHE. Susunan seperti ini dinamakan one pass shell-two

pass tube (1,2-STHE). Sementara pada gambar tengah, tube diatur sedemikian rupa sehingga fluida

di dalam tube empat kali melintasi penampang STHE. Susunan seperti ini dinamakan one pass

shell-four pass tube (1,4-STHE).


1,2 STHE dan 1,4 STHE adalah tipe multipass heat exchanger yang biasanya digunakan jika proses

perpindahan panas membutuhkan waktu yang lebih lama dan luas permukaan yang lebih besar untuk

mencapai temperatur yang diinginkan.

Alokasi fluida

Alokasi fluida adalah penempatan/lokasi fluida di shell atau di tube. Pemilihan lokasi memiliki peran

tersendiri dalam menentukan efektivitas perpindahan panas di STHE. Berikut adalah kriteria dasar

penempatan fluida di STHE.

Fluida yang melalui shell

fluida yang mempunyai pressure drop yang rendah

fluida yang cenderung viscous (kental)

fluida dengan laju perpindahan panas yang rendah

fluida yang mengalami perubahan fasa

Fluida yang melalui tube

fluida yang cenderung kotor (fouling)

fluida yang cenderung korosif

fluida non condensable gases

fluida yang mengandung padatan

cooling water

fluida dengan tekanan lebih tinggi

Pola susunan tube

Ada empat cara penyusunan tube di dalam penampang shell, triangular (30 o), rotated triangular (60o),

square (90o) dan rotated square (45o).

Tabel berikut menampilkan perbandingan antara keempat pola susunan tube yang dapat dijadikan

acuan dalam pemilihan.


Triangular Square
Pattern o o
30 60 Rotated 90o 45o Rotared
Fouling yang rendah karena
Applicable fluida di shell No limitation
sulit untuk mechanichal
Side
cleaning nya
Lebih besar daripada square Lebih kecil dari triangular
Pressure drop (shell Lebih kecil Lebih besar
Lebih besar Lebih kecil
side) dari rotated dari square
dari rotated dari
square
triangular triangular

Lebih besar dari square Lebih kecil dari triangular

Heat transfer coefficient Lebih tinggi Lebih rendah Lebih


Lebih tinggi
(shell side) dari rotated dari rendah dari
dari square
triangular triangular rotated
square

Tube pitch (Pt)

Tube pitch adalah jarak dari bagian tengah satu tube ke bagian tengah tube lain yang berdekatan.

Nilai terkecil untuk tube pitch adalah 1.25 kali dari diameter luar tube (OD t) dan biasanya nilai ini yang

dipakai kecuali ada keharusan untuk menggunakan tube pitch yang lebih lebar.

Tube pitch

Tabel berikut ini berisikan standar tube pitch untuk pola susunan square dan triangular.

Tube OD (in) Square Pitch (in) Triangular Pitch (in)


5 7 25

8
8 32

1 atau 1
15

¾
16

1 1¼ 1¼
1¼ 1
9

1
9

16 16

1½ 1
7

1
7

8 8
Baffle

Baffle adalah sekat pada heat exchanger yang

didesain dari head (kepala) sampai ujung akhir

heat exchanger untuk mengarahkan cairan

melalui tube dengan posisi yang tepat ke dalam

bundle, sehingga transfer panas fluida semakin

baik dan memperbaiki kecepatan fluida dalam

tube. Untuk penentuan jumlah baffle yakni

perbandingan antara panjang tube dengan

baffle spacing dikurangi nilai 1 atau (Nb=(L/B)-

1)). Selain itu, Baffle juga terbagi dalam

beberapa jenis bentuk susunan baffle shell and

tube heat exchanger, dapat dililihat pada

gambar di samping.

Single segmental baffle (baffle satu segment)


beroperasi dengan baik untuk proses satu fasa
dan memberikan cross flow

Susunan baffle di STHE heat transfer (across the tube) yang lebih besar
daripada longitudinal heat transfer
(through the windows). Akan tetapi, baffle jenis ini mungkin tidak akan efektif untuk liquid yang sangat

viscous dimana aliran tidak mengalami turbulensi dan adanya bypass yang membuat efisiensi heat

transfernya menurun. Keuntungan utama dari baffle jenis single segmental ini adalah heat

transfer rate yang tinggi karena aliran cross flownya. Kerugian utamanya adalah pressure

drop yang juga tinggi, terutama untuk aliran berkecepatan tinggi. Ada dua orientasi single

segmental baffle, perpendicular baffle cut dan parallel baffle cut.

Perpendicular Baffle Cut Parallel Baffle Cut

(a) (b)
Aplikasi
Satu fasa dengan atau tanpa solid
Satu fasa (single phase) tanpa solid Boiling
Condensing
Jika fluida pada shell side mempunyai
Susunan baffle harus mengurangi vapor
kekentalan yang tinggi (high viscous), dan
dan sedimen yang akan ditangkap
flow aliran laminer

Double segmental baffle, seperti bisa dilihat pada gambar di atas, memberikan cross flow heat

transfer yang lebih rendah (60% – 90%) untuk spacing yang sama, total baffle cut yang sama, dan

flow rate yang sama dibandingkan dengan single segmental baffle. Akan tetapi, pressure dropnya

sekitar sepertiga sampai setengah dari pressure drop single segmental baffle. Pada umumnya, center

dan wing baffle punya overlap dua sampai empat baris tube.

Triple segmental baffle menghasilkan cross flow dan longitudinal flow yang lebih rendah daripada

single segmental baffle. Pressure dropnya sekitar seperempat sampai sepertiga dari single segmental

baffle. Sementara heat transfer ratenya cuma setengahnya.

Untuk konfigurasi No-Tubes-In-Window (NTIW), tidak adanya tubes di bagian window menurunkan

pressure drop, sementara penambahan support plates meningkatkan cross flow. Secara relatif,

penurunan pressure drop tergantung dari baffle cutnya, dan peningkatan heat transfernya tergantung

dari jumlah support plate yang digunakan. Support plate digunakan untuk meminimalkan vibrasi tube

di daerah windownya. Karena tube tidak bisa menempati daerah window, maka untuk jumlah tube

yang sama diperlukan shell yang lebih besar.

Baffle cut

Baffle cut adalah bilangan yang menggambarkan berapa persen dari diameter shell yang ditutupi oleh

baffle (sekat).

Untuk segmental dan single phase, baffle cut berada pada range 10-49%. Pada kasus exchanger

yang ukurannya besar (diameter shell lebih besar dari 1000 mm) 25% adalah baffle cut yang

direkomendasikan.

Untuk segmental dan mix phase, 45% direkomendasikan untuk menghindari vapor terakumulasi

pada atas shell, kecuali untuk small size exchanger (diameter shell lebih kecil dari 500 mm)

Untuk single segmental NTIW, 20% direkomendasikan.

Berikut adalah baffle cut yang diijinkan untuk beberapa tipe baffle:
Segmental : 10-49%

Double segmental : 10-30%

Triple segmental : 10-40%

Segmental NITW : 15-30%

Baffle spacing

Baffle spacing adalah jarak antara satu baffle dengan yang lainnya. Nilai minimum untuk baffle

spacing biasanya adalah 0.2 x inside diameter shell atau 51 mm, yang manapun yang lebih

besar. Jika baffle spacing lebih kecil dari itu maka akan sulit memfabrikasinya. Nilai optimum baffle

spacing biasanya antara 40%-60% dari inside diameter shell.

STEP 4. PEMILIHAN TIPE HE DAN ASUMSI AWAL GEOMETRI

Fluida servise (Condensate)


Temperature = 160C
Tekanan =?

Fluida proses masuk Fluida proses keluar


Temperature = 80C Temperature = 110C
Tekanan = 439,80 kPa Tekanan = ?

Fluida servise (Steam)


Temperature = 160C
Tekanan = 618,08 kPa

No. Parameter Asumsi


1 Tipe HE Shell and Tube
2 Arah aliran Arah aliran yang digunakan yakni counter current karena
Mempunyai LMTD yang besar, sehingga luas transfer panas yang
dibutuhkan kecil, maka ukuran HE juga kecil dengan transfer panas
fluida yang baik
3 Jumlah pass Single pass shell & 2 pass tube
4 Alokasi fluida Fluida dingin dialirkan pada tube karena beberapa faktor, salah
satunya adalah laju alir massa fluida dingin lebih besar dibanding
laju alir massa fluida panas.
5 Pola susunan tube Pola susunan tube yang digunakan adalah square, karena mudah
diaplikasikan untuk fluida yang mempunyai fouling yang rendah
maupun yang yang tinggi. Dan mempunyai pressure drop yang
lebih rendah.
6 Tipe baffle Tipe baffle yang digunakan adalah single segmental baffle. Karena
umum digunakan untuk single pass
7 Baffle cut Baffle cut yang digunakan adalah 25% karena baffle cut yang
diizinkan pada segmental baffle cut adalah 10-49% dan yang paling
biasa digunakan di industri adalah 25%
8 Baffle spacing 50% dari inside diameter shell

STEP 5. MENGHITUNG LOG MEAN TEMPERATURE DIFFERENCE (LMTD)

Karena pertukaran panas berlangsung dengan arah yang berlawanan maka nilai LMTD untuk proses

ini yaitu, #note: jika pertukaran panas berlangsung dengan aliran searah maka persamaan untuk

LMTD menjadi berbeda

( 1 − 2) − ( 2 − 1) (160 − 110) − (160 − 80)

= = = 63.83℃
− 160 − 110

1 2

( ) ( )
− 160 − 80

2 1

LMTD yang telah dihitung di atas kemudian dikoreksi menggunakan faktor koreksi (Ft) yang nilainya

bergantung pada jumlah pass fluida di dalam tube. Mengapa nilai LMTD harus dikoreksi?

Untuk meningkatkan efektivitas perpindahan panas STHE dengan lebih dari satu jumlah tube pass

biasanya digunakan (1,2- atau 1,4-STHE). Geometri aliran di tube yang lebih dari satu ini

menyebabkan arah aliran fluida di tube terhadap arah aliran fluida di shell tidak selalu sama. Misalnya

pada 1,2-STHE, tube disusun menyerupai huruf U. Untuk fluida di tube sisi atas, alirannya mengarah

ke kanan SEARAH (Co-Current) dengan aliran fluida di dalam shell. Sementara untuk fluida di tube

sisi bawah, alirannya ke kiri BERLAWANAN ARAH (Counter Current) dengan aliran fluida di dalam

shell.

LMTD untuk sebuah heat exchanger hanya bisa dihitung menggunakan satu jenis arah aliran, searah

ATAU berlawanan arah, tidak bisa dua-duanya. Oleh karena itu, untuk STHE yang jumlah aliran

fluida di tube lebih dari satu, nilai LMTD-nya harus dikoreksi.

Faktor koreksi LMTD dapat ditentukan melalui pembacaan grafik berikut. Sumbu X adalah P

(temperature efficiency), yang dihitung menggunakan persamaan,

2 −1 (110 − 80)
= = = 0.375
− (160 − 80)

1 1

Dari titik P di sumbu X kemudian tarik garis vertikal hingga mencapai kurva R yang nilainya dihitung

menurut persamaan,
= 1 −2 =(160 − 160) = 0
− (110 − 80)

2 1

Karena nilai R = 0 maka nilai Ft = 1. Sehingga LMTD terkoreksi adalah,


= 1 × 63.83℃ = 63.83℃

STEP 6. MENENTUKAN LUAS PERPINDAHAN PANAS SEMENTARA

Fluida dingin: hidrokarbon rantai pendek

Fluida panas: steam

Nilai koefisien perpindahan panas untuk masing-masing fluida dapat dilihat pada tabel berikut ini

2
Hot fluid Cold fluid UD (Btu/jam.ft . °F)
Condensing
Steam (pressure) Water 350-750
Steam (vacum) Water 300-600
Saturated organic solvent, near atmospheric Water 100-200
Saturated organic solvent, vacuum with some non-cond Water, brine 50-120
Organic solvent, atmospheric & high non-condensables Water,brine 20-80
Aromatic vapors, atmospheric with non-condensables Water 5-30
Organic solvent, vacuum and high non-condensables Water,brine 10-50
Low boiling atmospheric Water 80-200
High boiling hydrocarbon. vacuum Water 10-30
Heater
Steam Water 250-750
Steam Light oils 50-150
Steam heavy oils 10-80
Steam Organic solvents 100-200
Steam Gases 5-50
Dowterm Gases 4-40
Dowterm Heavy oils 8-60
Flue gas Aromatic HC and steam 5-15
Steam Light Organic 100-200
Steam Medium Organic 50-100
Steam Heavy Organic 6-60
Cooler
Water Water 250-500
Methanol Water 250-500
Ammonia Water 250-500
Aqueqous Solutions Water 250-500
Light Organic Water 75-125
Medium Organic Water 50-125
Heavy Organic Water 5-75
Gass Brine 2-50
Water Light Organic Brine 40-100
Evaporator
Steam Watre 350-750
Steam Organic solvents 100-200
Steam Light oils 80-180
Steam Heavy oils (vacuum) 25-75
Water Refrigerants 75-150
Organic solvents Refrigerants 30-100
Heat Exchangers (no change of phase)
Water Water 150-300
Organic solvent Water 50-150
Gases Water 3-50
Light oils Water 60-160
Heavy oils Water 10-50
Organic solvents Light oil 20-70
Water Brine 100-200
Organic solvents Brine 30-90
Gases Brine 3-50
Organic solvents Organic solvents 20-60
Heavy oils Heavy oils 8-50

Nilai UD mana yang tepat untuk fluida dingin? Komponen yang terdapat di fluida dingin semuanya

adalah senyawa hidrokarbon rantai (relatif) pendek. Maka kategori yang paling tepat untuk fluida

dingin adalah, “Light organic” di bagian Heater. Sehingga,

= 100 − 200

,
ℎ. 2.°

Diambil:

ℎ. 2. ℃
= 150 × 14.216 = 2132.4

2 2
ℎ. . ° ℎ. . ℃

2
ℎ. .°
Maka,

6
6.916 × 10

′ 2 2
= = = 50.81 = 535
×

ℎ. 2.
2132.4 × 63.83 ℃

′ 2
Karena nilai > 200 maka asumsi di awal untuk menggunakan shell and tube heat exchanger sudah tepat.

Keterangan :
′ = Luas Permukaan Transfer Panas sementara (m2)
= Heater duty (kJ/h)

LMTD = Log Mean Temperature Difference (°C atau K)


STEP 7. ASUMSI AWAL GEOMETRI STHE

Tabel Dimensi Standar Tube STHE

OD of Thickness Internal area External surface m2 Internal surface m2


B.W.G gauge ID tubing (m)
tubing (m) (m) (m2) per m length per m length

22 0,0007 0,00485 0,0000185 0,019947 0,0047257


24 0,00055 0,00515 2,08125E-05 0,019947 0,005014
0,00625 25 0,00045 0,0000225 0,019947 0,0052094
0,00535
27 0,0004 0,00545 2,33125E-05 0,019947 0,0053117
18 0,001225 0,006925 3,76875E-05 0,029951 0,0067443
20 0,000875 0,007625 4,56875E-05 0,029951 0,0073397
0,009375 22 0,0007 4,99375E-05 0,029951 0,0077676
0,007975
24 0,00055 0,008275 0,00005375 0,029951 0,0080653
16 0,001625 0,00925 6,71875E-05 0,0399245 0,0090141
18 0,001225 0,01005 7,93125E-05 0,0399245 0,0097862
0,0125 20 0,000875 0,00009075 0,0399245 0,0104746
0,01075
22 0,0007 0,0111 0,00009675 0,0399245 0,0108095
12 0,002725 0,010175 8,13125E-05 0,049898 0,0099165
13 0,002375 0,010875 0,000092875 0,049898 0,0105955
14 0,002075 0,011475 0,000103438 0,049898 0,0111816
15 0,0018 0,012025 0,000113563 0,049898 0,0117118
0,015625 16 0,001625 0,00012025 0,049898 0,012056
0,012375
17 0,00145 0,012725 0,000127188 0,049898 0,0124002
18 0,001225 0,008175 0,000136313 0,049898 0,0128375
19 0,00105 0,013525 0,000143688 0,049898 0,0131723
20 0,000875 0,013875 0,000151188 0,049898 0,0135165
10 0,00335 0,01205 0,000114063 0,0598715 0,0117398
11 0,003 0,01275 0,000127688 0,0598715 0,0124188
12 0,002725 0,01355 0,000138938 0,0598715 0,0129584
13 0,002375 0,014 0,000153938 0,0598715 0,0136375
14 0,002075 0,0146 0,000167438 0,0598715 0,0142235
0,01875 15 0,0018 0,01515 0,00018025 0,0598715 0,0147631
16 0,001625 0,0155 0,000188688 0,0598715 0,0178887
17 0,00145 0,01585 0,000197313 0,0598715 0,0154422
18 0,001225 0,0163 0,000208688 0,0598715 0,0164654
20 0,000875 0,017 0,000227 0,0598715 0,0165585
10 0,00335 0,015175 0,000180875 0,0698755 0,0147817
11 0,003 0,015875 0,000197938 0,0698755 0,0154608
12 0,002725 0,016425 0,000211875 0,0698755 0,0160003
13 0,002375 0,017125 0,000230313 0,0698755 0,0166794
14 0,002075 0,017725 0,00024675 0,0698755 0,0172654
0,021875 15 0,0018 0,018275 0,000262313 0,0698755 0,017805
16 0,001625 0,018625 0,000272438 0,0698755 0,0181399
17 0,00145 0,018975 0,000282813 0,0698755 0,0184841
18 0,001225 0,019425 0,000296375 0,0698755 0,0189213
20 0,000875 0,020125 0,000318125 0,0698755 0,0196004
8 0,004125 0,01675 0,000220375 0,079849 0,0163166
10 0,00335 0,0183 0,000263 0,079849 0,0178236
11 0,003 0,019 0,0002835 0,079849 0,018512
12 0,002725 0,01955 0,000300188 0,079849 0,0190422
13 0,002375 0,02025 0,000322063 0,079849 0,0197306
0,025
14 0,002075 0,02085 0,000341438 0,079849 0,0203074
15 0,0018 0,0214 0,000359688 0,079849 0,0208469
16 0,001625 0,02175 0,000371563 0,079849 0,0211911
18 0,001225 0,02255 0,000399375 0,079849 0,0219725
20 0,000875 0,02325 0,000424563 0,079849 0,0226516
7 0,0045 0,02225 0,000388813 0,099796 0,0216748
8 0,004125 0,023 0,0004155 0,099796 0,0224097
10 0,00335 0,02455 0,000473375 0,099796 0,0239167
11 0,003 0,02525 0,00050075 0,099796 0,0245958
12 0,002725 0,0258 0,000522813 0,099796 0,0251354
0,03125 13 0,002375 0,0265 0,000551563 0,099796 0,0258144
14 0,002075 0,0271 0,000576813 0,099796 0,0264005
16 0,001625 0,028 0,00061575 0,099796 0,0272749
18 0,001225 0,0288 0,000651438 0,099796 0,0280563
20 0,000875 0,0295 0,0006835 0,099796 0,0287354
10 0,00335 0,0308 0,000745063 0,1197735 0,0300006
12 0,002725 0,03205 0,00080675 0,1197735 0,0312192
0,0375 14 0,002075 0,03335 0,000873563 0,1197735 0,0324843
16 0,001625 0,03425 0,000921313 0,1197735 0,0333681
11 0,003 0,044 0,0015205 0,159698 0,0428659

0,05 12 0,002725 0,04455 0,001558813 0,159698 0,0433962


13 0,002375 0,04525 0,001608188 0,159698 0,0440845
14 0,002075 0,04585 0,001651063 0,159698 0,0446613
Dari tabel di atas asumsi awal yang dipilih untuk geometri tube yaitu:

Outside diameter tube (ODt) = 0.025 m (1 in)


Wall thickness = 0,00275 m
BWG = 12
Inside diameter tube (IDt) = 0.01955m

#note
Panjang standar tube berada pada rentang 2.5-6 m.

Misalkan asumsi awal panjang tube (L) = 3.5 m dan tube pitch (jarak antar tube) adalah 1 in.

Maka jumlah tube (Nt),

2
′ 50.81
= = = 184.94

× × 3.14 × 0.025 m × 3.5 m

Dari perolehan jumlah tube di atas kemudian asumsi awal diameter shell dapat ditentukan melalui

pembacaan grafik berikut ini. Dari grafik dapat dilihat bahwa jumlah minimum tube adalah 200

sementara dari hasil perhitungan jumlah tube yang didapat adalah 184.94 tube. Untuk itu kita

naikkan jumlah tube menjadi 200.

Dari grafik di atas diperoleh asumsi awal inside diameter shell (IDs) yaitu 21 in atau 0.533 m.

Karena susunan tube yang dipilih adalah square maka IDs = 0.533 m x 1.075 = 0.573 m.
Rasio standar panjang tube terhadap inside diameter shell (L/IDs) berada pada rentang 5-10.

Untuk kasus ini, L/IDs = 3.5/0.573 = 6.108 (Masuk dalam rentang).

STEP 8. MENGHITUNG LUAS PERPINDAHAN PANAS AKTUAL (A) 2


= × × × = 200 × 3.14 × 0.025 m × 3.5 m = 54.95

Karena nilai > ′, maka perhitungan sesuai dan dapat dilanjutkan ke step berikutnya.

6.916 × 106 /ℎ

=
,

= = 1971

2
54.95 × 63.83℃ ℎ. 2. ℃
×

STEP 9. MENGHITUNG KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS MENYELURUH

9a. Flow area shell (as)

× ′×
=

Diketahui:

(Inside diameter shell) = 0.573 m


(Outside diameter tube) = 0.025 m
(Tube pitch) = 1.25 in = 0.03175 m

(daerah kosong di antara tube) = −= 0.03175 − 0.025 = .

(Baffle spacing) = 50% × = 0.5 × 0.573 = .

Maka,
0.573 × 0.00675 × 0.2865
= = . 0.03175

9b. Flow area tube (at) × ′


=

Diketahui:

(Jumlah tube) = 200



(Flow area per tube)* = 0,000300188 m2
(jumlah flow pass tube) = 2

*Flow area per tube dapat dilihat pada Tabel Dimensi Standar Tube STHE di bagian kolom internal

area

Maka, 200 × 0,000300188 2


= = .
2
9c. Mass velocity shell (Gs)
=

Diketahui: . /

(Laju alir massa fluida di shell) = .

(Flow area shell) =


= . /( . )

Maka,

= . /ℎ

2
.

9d. Mass velocity tube (Gt)


=

Diketahui: /

(Laju alir massa fluida di tube) = .

(Flow area tube) =


= . /( . )

Maka,
=
/

9e. Bilangan Reynold shell (Res) ×


=

Diketahui:

(Diameter equivalent shell)* = 0.02475 m


(Mass velocity shell) = . /( . )

ℎ (Viskositas fluida di shell)** = 0.0010972 cP


* Diameter equivalent shell dapat dilihat pada Tabel Diameter Equivalent di bawah
* ℎ adalah viskositas fluida di shell pada temperatur rata-rata

Tabel Diameter Equivalent

Tube OD (m) Pitch (m) Pola Diameter Equivalent, De (m)


0,0125 0,0156 Triangular 0,009
0,0125 0,0188 Triangular 0,01825
0,0188 0,0234 Triangular 0,01375
0,0188 0,0250 Triangular 0,01825
0,0250 0,0313 Triangular 0,018
0,0313 0,0391 Triangular 0,02275
0,0125 0,0156 Square 0,012
0,0125 0,0188 Square 0,022
0,0188 0,0234 Square 0,018
0,0188 0,0250 Square 0,02375
0,0250 0,0313 Square 0,02475
0,0313 0,0391 Square 0,03075

Maka,

=0.02475 × . /( 2 . ℎ) × 1000 × 1 . × 1ℎ = 596593.601

0.0010972 1 . /( . ) 3600

9f. Bilangan Reynold tube (Ret) ×


=
,

Diketahui:

(Inside diameter tube)* = 0.01955 m


(Mass velocity tube) = . /( . )

(Viskositas fluida di tube)** = 0.01861 cP


* dapat dilihat pada tabel X di kolom ID tubing
* adalah viskositas fluida di tube pada temperatur rata-rata

Maka,

2
=0.01955 × . /( . ℎ) × 1000 × 1 . × 1ℎ = 165254.571

0.01861 1 . /( . ) 3600

9g. Koefisien perpindahan panas pipa lapisan luar, ho (shell)

Fluida yang mengalir di shell adalah steam dimana seluruh steam terkondensasi menjadi saturated

water. Untuk bisa menghitung nilai ho, pertama hitung CONDENSING LOAD untuk menemukan nilai

CONDENSING COEFFICIENT (yang dalam kasus ini adalah nilai ho) pada grafik di bawah.

Condensing load untuk fluida di lapisan luar horizontal tube dihitung menggunakan persamaan berikut,

′′
=
2/3
×( )
Diketahui:

. /
(Laju alir massa fluida di shell) =
(Panjang tube) = .

(Jumlah tube) = 200


(Thermal Conductivity) = 0.03 W/m oC = 0.017 Btu/ft.h.oF
ℎ (Viskositas fluida di shell) = 0.0010972 cP
SG Specific gravity = 0.622

Maka,

. /
′′
= = = 27.76 = 18.66
2/3 /
×( ) . ×( ) .ℎ .ℎ

Nilai ′′
bersama properti lain yang ada di tabel di atas kemudian diplot pada grafik di bawah ini.

Pada kotak keterangan di kiri atas pada grafik tersebut dapat dibaca bahwa kondensat harus

mengalir dengan bilangan Reynold di bawah 1800-2100. Karena nilai Re di shell di atas 2100 maka

efeknya adalah konduktivitas panas fluida terlalu kecil (tidak ada data di grafik untuk k = 0.017

Btu/ft.h.oF). Maka digunakan nilai ho = 1500 (nilai ini aman atau konservatif menurut referensi Ludwig

(1965) and Kern).

Sehingga diperoleh ho = 1500 Btu/ft2.oF.h = 21324.067 kJ/m2.oC.h


9h. Koefisien perpindahan pipa lapisan dalam, hio (tube)

Fluida yang mengalir di tube adalah fluida dingin. Perpindahan panas hanya menaikkan temperatur

fluida tanpa mengubah fasanya. Maka untuk kondisi ini, dimana TIDAK TERJADI PERUBAHAN

FASA, persamaan yang digunakan untuk menghitung h i melibatkan heat transfer factor, jH, properti

water pada Tavg, dan pembacaan grafik.


Temukan nilai jH pada Ret = 165254.571 melalui pembacaan grafik berikut.

Dari grafik di atas pada Ret = 165254.571 diperoleh nilai jH = 400.

Pada Tavg, diketahui overhead vapor memiliki properti:

Cp = 3.49 kJ/kg ºC

k = 1.1 kJ/m.h.oC
= 0.01861 cP = 0.0669 kg/(m.h)

Asumsi nilai ∅ = 1

1
× ×
3

ℎ = ( ) ∅

1/3

400 × 1.1 3.49 .℃


× 0.0669 .ℎ
. ℎ. ℃
×( ) = 13425.347 /( 2. ℎ. ℃)
=

0.01955

1.1
. ℎ. ℃

ℎ =ℎ ×( )
, , −
ℎ = 13425.347 ×( 0.01955 ) = 10498
2 2
. ℎ. ℃ . ℎ. ℃
0.025

9i. Clean overall coefficient, Uc


ℎ ×ℎ
10498 × 21324.067
= = = 7034.742
2
ℎ +ℎ 10498 + 21324.067 . ℎ. ℃

Dari Step 8 terhitung = 1971

,
ℎ. 2.℃

Karena > maka syarat perancangan heat exchanger terpenuhi.

STEP 10. MENENTUKAN FOULING FACTOR,

Tentukan nilai Rd masing-masing fluida dengan mengacu pada tabel berikut (atau lihat pada buku

“Process Heat Transfer, Donald. Q. Kern” halaman 845-846).

Fouling Resisten For Water


Temperature of heating medium Up to 240oF 240-400 oF
Temperature of water 125 oF or less Over 125 oF
Type of water Water velocity ft/sec Water velocity ft/sec
3 ft and less Over 3 ft 3 ft and less Over 3 ft
Sea water 0,0005 0,0005 0,001 0,001
Brackish water 0,002 0,001 0,003 0,002
Cooling tower and artificial spray pond:
Treated makeup 0,001 0,001 0,002 0,001
Untreated 0,003 0,003 0,005 0,004
City or well water (such as great lakes) 0,001 0,001 0,002 0,002
Great lakes 0,001 0,001 0,002 0,002
River water
Minimum 0,002 0,001 0,003 0,002
Misissippi 0,003 0,002 0,004 0,003
Delaware. schuyikill 0,003 0,002 0,004 0,003
East river and newyork bay 0,003 0,002 0,004 0,003
Chicago sanitary canal 0,008 0,005 0,010 0,008

Muddy or silty 0,003 0,002 0,004 0,003


Hard (over 15 grains/gal) 0,003 0,003 0,005 0,005
Engine jacket 0,001 0,001 0,001 0,001
Distilled 0,0005 0,0005 0,0005 0,0005
Treated boiler feedwater 0,001 0,0005 0,001 0,001
Boiler blowdown 0,002 0,002 0,002 0,002
Fouling resistance for industrial fluids
Oils
Fuel oil 0,005
Transformer oil 0,001
Engine lube oil 0.001
Quench oil 0,004
Gases and vapors
Manufactured gas 0,01
Engine exhaust gas 0,01
Steam (non oil brearing) 0,0005
Exhaust steam (oil bearing) 0,001
Refrigerant liquids 0,002
Hydraulic fluid 0,002
Industrial organic heat transfer media 0,001
Liquid
Refrigerant liquids 0,001
Hydroulic fluid 0,001
Industrial organic heat transfer media 0,001
Molten heat transfer salts 0,0005
Chemical processing streams
Gases and vapors
Acid gas 0,001
Solvent vapors 0,001
Stable overhead products 0,001
Liquids
MEA & DEA solutions 0,002
DEG & TEG solutions 0,002
Stable side draw and bottom product 0,001
Caustic solutions 0,002
Vegetable oils 0,003
Natural gas-gasoline processing streams
Gases and vapors
Natural gas 0,001
Over head products 0,001
Liquids
Lean oil 0,002
Rich oil 0,001
Natural gasoline & liquidfied petrolium gases 0,001
Oil Refinery system
Crude & vacuum unit gases and vapors Atmospheric tower over head vapors 0,001
Light napthas 0,001
Vacuum overhead vapors crude & vacuum liquids 0,002
Gasoline 0,001
Naphtha & light distilates 0,001
Kerosene 0.001
Light gas oil 0,002
Heavy gas oil 0,003
Heavy fuel oils 0,005
Asphalt & residuum 0,001
Cracking & cooking unit streams
Overhead vapors 0,002
Light cycle oil 0,002
Heavy cycle oil 0,003
Light coker gas oil 0,003
Heavy coker gas oil 0,004
Bottom slurry oil (4,5 ft/ sec. Minimum) 0,002
Light liquid products 0,003
Catalytic reforming & hydrodesulfurization stream
Reformer charge 0,002
Reformer effluent 0,001
Hydrodesulfurization charge & effluent 0,002
Over head vapors & Gases 0,001
Liquid prodict over 50o A.P.I 0,001
Liqiud prodict 30 o -50o A.P.I 0,002
Light ends processing streams
Overhead vapors & gases 0,001
Liquid products 0,001
Absorption oils 0,002
Alkylation trace acid streams 0,002
Reboiler streams 0,003
Lube oil processing stream
Feed stock 0,002
Solvent feed mix 0,002
Solvent 0,001
Extract* 0,003
Raffinate 0,001
Asphalt 0,005
Wax slurries 0,003
Refined lube oil 0,001

Dari tabel di atas diperoleh informasi:

Steam = 0.0005 ft2.h.oF/Btu


Fluida di tube = 0.001 ft2.h.oF/Btu

Total* = 0.0015 ft2.h.oF/Btu = 0.00010548 m2.h.oC/kJ

* total adalah ,

− (7034.742 − 1971)
2

. ℎ. ℃
2
= = = 0.000365205 . ℎ. ℃/

7034.742 . ℎ. ℃
2
× 1971 . ℎ. ℃
2

> , , maka rancangan memenuhi syarat

STEP 11. MENENTUKAN PRESSURE DROP

Bagian shell
2
∙ ∙ ∙ ( + 1)

∆ =

2∙ ∙ ∙

Pada Res = 596593.601, temukan faktor friksi, , melalui grafik berikut.


2 2 2
(0.308 )
Dari grafik di atas diperoleh nilai = 0.0014 2
× 2
×
(0.0254 )
2
= .

+ 1 adalah number of crosses yang diperoleh dengan membagi panjang tube ( ) terhadap jarak antar baffle ( ).

3.5 + 1 = = 0.2865 = 12.216 = 13

Diketahui:
= . /( . )

= 0.573 m
(Mass velocity shell)
= 0.02475 m
(Inside diameter shell)
= 3.215 kg/m3
(Diameter equivalent shell) 2
(Densitas fluida di shell pada Tavg) 1ℎ
× (3600 )2 = 6711.963 = 6.711

Maka,
∆ =
95212 .607 2
0.205 ∙ ( 2 ) ∙ 0.573 m ∙ 13 . ℎ
2 ∙ 3.215 kg3 ∙ 0.02475 m ∙ 1

Karena Ps < 68,9 kPa, maka HE tersebut memenuhi kriteria disain.

Bagian tube
∆ =
∙2∙∙ 2∙∙∙
Pada Ret = 165254.571, temukan faktor friksi, , melalui grafik berikut.
2 2 2
(0.308 )
Dari grafik di atas diperoleh nilai = 0.00014 2
× 2
× 2
= .
(0.0254 )

Diketahui:

(Mass velocity shell) = . /( . )

(Inside diameter tube) = 0.01955 m


(Panjang tube) = 3.5 m
(Jumlah tube pass) = 2

(Densitas fluida di tube pada Tavg) = 98.28 kg/m3

Maka,

2
0.0206 ∙ ( . ) ∙ 3.5 m ∙ 2 1ℎ
2
.ℎ

∆ = kg × (3600 ) 2 = 928.601 = 0.928

2 ∙ 98.28 ∙ 0.01955 m ∙ 1

Karena Pt < 68,9 kPa, maka HE tersebut memenuhi kriteria disain.

Menghitung flow velocity


. 1ℎ
2

.ℎ
= = × = 1.6 = 5.196

kg 3600

98.28

Diketahui SG fluida di tube pada Tavg = 1.876. Melalui pembacaan grafik di bawah ini didapat nilai

Pr = 0.4 psi = 2.751 kPa.


= + = 0.928 + 2.751 = 3.679

Karena ∆PT < 68.9 kPa, maka heat exchanger ini memenuhi kriteria disain.

You might also like