You are on page 1of 8

KUALITAS PELAYANAN IMUNISASI DI PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT KINOVARO KECAMATAN KINOVARO


KABUPATEN SIGI

Selviani
selviani.halawa@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
This study aims to determine the extent of the quality of Immunization Services in Public Health
Centre of Kinovaro, Sigi Regency. This is a descriptive qualitative research. In this study, informants was
determined by purposive sampling technique. The techniques of data collection in this study are
Observation (observation), interviews, questionnaires and documentation. The results were analyzed by
using the theory of Parasuraman et.al, while the concept used is Tangibles (physical evidence), Reliability,
responsiveness, assurance (guarantees and certainty), Emphaty. The Results in this research was found that
in terms of immunization services , the quality of existing services at the health center is not
currently available Kinovaro optimally : (a) Services Kinovaro PHC terms of facilities (Tangibles)
in immunization services still inadequate, where Kinovaro PHC can not meet the necessary of
health personnel and facilities for community, especially in immunization activities; (b) Reliability
of health workersin providing immunization services is not maximized, where Kinovaro PHC has
given the simplicity of the immunization services procedure, but can not be carried out regularly,
as well as health workers in immunization services have not been sufficiently trained to meet
people's necessary for timely and keep standbye in all of work’s area; (c) Health worker’s
responsiveness of immunization services at the Kinovaro PHC still not good, because health
workers have not been able to provide a rapid response service to complaints receiver
immunization services; (d) Security services (Assurance) given by health workers in immunization
services at Kinovaro PHC, is still inadequate, because, health workers can not provide proper
knowledge to society in their working area, and people do not get comfort when receive
immunization by health personnel Kinovaro health center; (e) Being empathetic health workers in
providing immunization services at health center Kinovaro, is still not good, where health officials
Kinovaro PHC not competent to give less attention to community and understand the people’s
necessary of receiving communities.
Keywords: Tangibles, Reliability, Responseveness, Assurance and Empathy.

Pembangunan bidang kesehatan di salah satu tindakan pencegahan penyebaran


Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir penyakit yang terbukti sangat cost effective.
menghadapi triple burden diseases, dimana Menurut Undang-Undang Kesehatan
satu sisi penyakit menular masih menjadi Nomor 36 Tahun 2009, imunisasi merupakan
masalah, ditandai dengan masih sering terjadi salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
KLB beberapa penyakit menular tertentu, penyakit menular yang merupakan salah satu
munculnya kembali beberapa penyakit menular kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan
lama (re-emerging diseases), serta munculnya sebagai salah satu bentuk nyata komitmen
penykit-penyakit menular baru (new-emergyng pemerintah untuk mencapai Millenium
diseases) (Kemenkes RI, 2012:1). Development Goals (MDGs) khususnya untuk
Pemberantasan penyakit menular sangat sulit menurunkan angka kematian pada anak.
karena penyebarannya tidak mengenal batas Penyelenggaraan program imunisasi di
wilayah administrasi. Imunisasi merupakan Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan

12
13 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 12-19 ISSN: 2302-2019

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: diantaranya belum mendapatkan imunisasi


1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman dasar. Pada tahun 2012 cakupan imunisasi di
Penyelenggaraan Imunisasi, yang menyebutkan Indonesia mencapai 86,6 persen. Angka ini
bahwa imunisasi merupakan salah satu upaya sudah melampaui target nasional yaitu 85
preventif untuk mencegah penyakit melalui persen. Walaupun demikian, masih ada jutaan
pemberian zat kekebalan tubuh, harus anak yang tidak mendapatkan imunisasi, yang
dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh tersebar di berbagai daerah, yang dapat
dan dilaksanakan sesuai standar sehingga menyebarkan penyakit menular.
mampu memberikan perlindungan kesehatan Imunisasi merupakan salah satu program
dan memutus mata rantai penularan penyakit pemerintah yang bertujuan untuk
(Depkes RI, 2006). meningkatkan kesehatan masyarakat. Menurut
Kualitas pelayanan imunsasi yang kurang Rohman, dkk (2012:87) berpendapat bahwa
optimal tentunya akan membuat sia-sia sumber imunisasi adalah suatu upaya untuk
daya yang telah dikeluarkan seperti biaya mendapatkan kekebalan terhadap suatu
oprasional,vaksin, logistik, tenaga, dan waktu. penyakit dengan cara memasukkan kuman atau
Bahkan yang paling memprihatinkan untuk kita produk kuman yang sudah dilemahkan atau
semua adalah kegagalan imunisasi akan dimatikan kedalam tubuh dan diharapkan tubuh
mengancam terjadinya kesakitan, kecacatan, dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya
atau kematian pada anak diakibatkan PD3I digunakan tubuh untuk melawan kuman atau
(Penyakit yang dapat dicegah dengan bibit penyakit yang menyerang tubuh.
imunisasi) karenanya untuk mendukung Program imunisasi telah terbukti efektif
pelayananimunsasi diperlukan peningkatan dalam mengendalikan penyakit, program ini
kualitas sumber daya tenaga yang handal. dapat efektif bila didukung oleh pelayanan
Angka kematian bayi di Indonesia masih yang bermutu, yang dimulai dari pelayanan di
sangat tinggi. Diperkirakan 1,7 juta anak atau puskesmas, polindes dan poskesdes maupun
5% dari kematian balita di Indonesia adalah pelayanan swasta lainnya.
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan Kementerian Kesehatan menargetkan
imunisasi/PD3I. Penyebab kematian pada anak pada tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan
dibawah satu tahun berdasarkan urutan mencapai 100% UCI (Universal Child
penyebab terbesar adalah penyebab perinatal, Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di
infeksi saluran nafas, diare, penyakit terkait desa/ kelurahan tersebut memperoleh imunisasi
saluran cerna, tetanus dan penyakit neurologi. dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis
Sedangkan penyebab kematian anak 1-4 tahun B, DPT-HB-Hib, Polio dan campak.
adalah infeksi saluran cerna, tetanus dan Namun sampai tahun 2014 masih sangat
penyakit neurologi, thyfoid, gangguan sistem rendah, khusus untuk Puskesmas Kinovaro
gastrointestinal dan infeksi lainnya. Indikator yaitu 55,5%, yaitu dari 9 desa yang ada, hanya
terjadinya kematian terhadap balita akibat PD3I 5 desa yang mendapat pelayanan imunisasi
dikarenakan cakupan imunisasi yang rendah. secara rutin sedangkan yang 4 desa belum
Oleh karena itu, salah satu strategi yang efektif mendapat pelayanan imunisasi secara rutin.
dan efisien dalam menurunkan angka kesakitan Jumlah anak usia 0-11 bulan yang ada di
dan kematian akibat PD3I adalah imunisasi wilayah Puskesmas Kinovaro adalah 196 dan
(Depkes RI, 2007). yang mendapat imunisasi lengkap 49,7 %,
Angka cakupan imunisasi dasar di sedangkan target capaian dari pusat adalah
Indonesia sendiri, dapat ditunjukkan dari 90% harus mendapat imunisasi dasar (Data
jumlah balita yang belum mendapatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi Tahun 2014).
imunisasi dasar, yakni dari 26,4 juta balita yang Rendahnya capaian tersebut disebabkan
ada di Indonesia, 3,9 juta atau sekitar 14 persen antara lain karena kurang perhatian dan
Selviani, Kualitas Pelayanan Imunisasi Di Pusat Kesehatan Masyarakat Kinovaro………………………………… 14

dukungan dari pemerintah daerah terhadap terbaik. Dimana-mana apakah itu dalam
program imunisasi, kurangnya dana lingkungan birokrasi, militer, bisnis, atau
operasional untuk imunisasi baik rutin maupun organisasi kemasyarakatan, masing-masing
tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan penanggung jawab, pemikir, dan pelaksana
infrastruktur yang baik. Selain itu juga sudah memperoleh porsi tugas dan kewajiban
kurangnya koordinasi lintas sektor termasuk yang perlu diselesaikan. Loyalitas setiap orang
pelayanan kesehatan swasta, kurang sumber dituntut untuk secara benar, tepat, dan tekun
daya yang memadai serta kurangnya melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut
pengetahuan masyarakat tentang program dan dalam usaha memberi pelayanan kepada
manfaat imunisasi. kelompok masyarakat yang dilayanainya.
Kualitas pelayanan pada dasarnya Parasuraman, et.al (dalam Fandy
terkait dengan pelayanan yang terbaik, yaitu Tjiptono, 2007:6) dalam berbagai penelitian
suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani berhasil mengidentifikasi bahwa ada 5 (lima)
pelanggan atau masyarakat secara memuaskan. dimensi yang digunakan oleh para pelanggan
Dalam lingkungan birokrasi pemerintahan, dalam mengevaluasi kualitas pelayanan.
kualitas pelayanan tidak hanya diukur dari Kelima dimensi kualitas pelayanan tersebut,
kepuasan masyarakat tetapi juga dilihat aspek dapat dijelaskan sebagai berikut:
efisiensi dan efektivitas pelayanan. Pelayanan 1. Tangibles (Bukti langsung), yaitu berupa
yang memuaskan masyarakat dengan penampilan fisik, peralatan, pegawai, serta
mengorbankan sumber daya yang besar atau berbagai sarana dan materi komunikasi.
terjadi pemborosan yang sangat besar bukanlah 2. Realibility (Keandalan), yaitu kemampuan
sebuah kualitas pelayanan. untuk memberikan jasa sesuai dengan yang
Pemahaman akan adanya perbedaan dijanjikan secara terpercaya, akurat dan
pandangan terhadap kualitas pelayanan konsisten.
sebagaimana dikemukakan di atas, dapat 3. Responsiveness (Ketanggapan), yaitu
bermanfaat dalam mengatasi konflik-konflik kemampuan dan keinginan dari para staf
yang kadangkala timbul di antara pimpinan karyawan dan pengusaha untuk membantu
dalam bagian yang berbeda. Cara yang terbaik pelanggan dan memberikan jasa dengan
bagi setiap penyelenggara negara adalah cepat serta mendengar dan mengatasi
menggunakan perpaduan antara beberapa keluhan yang diajukan oleh pelanggan.
perspektif kualitas dan secara aktif 4. Assurance (Jaminan), yaitu mencakup
menyesuaikan setiap saat dengan kondisi yang kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dihadapi. dipercaya yang dimiliki karyawan, bebas
Paradigma yang sekarang ini sedang dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.
berkembang dan menjadi gerakan setiap Ini dapat diartikan berupa kemampuan
organisasi publik atau private adalah sejalan karyawan untuk menimbulkan keyakinan
dengan adanya revolusi mutu melalui dan kepercayaan terhadap janji yang telah
pendekatan Manajemen Mutu Terpadu. Mutu dikemukakan kepada pelanggan.
yang oleh banyak pihak dipandang sebagai 5. Empathy (Empati), yaitu kesediaan
suatu paradigma yang perlu mendapatkan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli
perhatian serius. memberikan perhatian secara pribadi kepada
Mutu atau Kualitas merupakan sebuah pelanggan. Ini dapat diartikan meliputi
kata yang sudah lazim kita dengarkan yang kemudahan dalam melakukan hubungan,
merupakan pekerjaan setiap orang dalam komunikasi yang baik dan perhatian dengan
organisasi, setiap orang berkewajiban tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar Masyarakat dalam menilai kualitas
agar mampu memberikan pelayanan yang layanan yang diberikan oleh birokrat
15 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 12-19 ISSN: 2302-2019

pemerintah tergantung pada bagaimana penelitian ini, peneliti menggunakan tipe


harapan masyarakat terhadap layanan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu untuk
dibandingkan dengan layanan yang menggambarkan keadaan atau fenomena
diterima.Apabila layanan yang diterima sesuai berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
dengan yang diharapkan, maka kualitas sebagaimana nyata, maka dalam menganalisis
layanan dinilai baik dan memuaskan.Jika data yang berhasildikumpulkan, tidak diuji
layanan yang diterima melampaui harapan statistik,melainkan analisis non statistik sesuai
masyarakat, maka layanan dinilai memiliki dengan penelitian deskriptif.
kualitas yang sangat ideal.Sebaliknya jika Berdasarkan kriteria di atas, maka dalam
layanan yang diterima masyarakat lebih rendah penelitian ini, prosedur penentuan informan
dari yang diharapkan, maka kualitas layanan dilakukan dengan cara purposif, yaitu teknik
dinilai buruk. penentuan informan dengan pertimbangan
tertentu atau dengan secara sengaja memilih
METODE informan yang dapat memberikan informasi,
keterangan dan penjelasan yang akurat
Penelitian ini mengambil lokasi pada
berdasarkan kajian fokus penelitian ini.
wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Kinovaro
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan
di Kecamatan Kinovaro, karena merupakan
pihak yang dijadikan informan adalah yang
salah satu batas kewenangan Dinas Kesehatan
dianggap mempunyai informasi yang
Kabupaten Sigi. Penelitian ini dimulai setelah
dibutuhkan di wilayah penelitian. Peneliti
memperoleh surat ijin penelitian dari Direktur
menetapkan informan berdasarkan anggapan
Pascasarjana Untad Palu, dengan waktu
bahwa informan dapat memberikan informasi
penelitian selama 3 bulan mulai bulan
yang diinginkan penelitian sesuai dengan
September 2015 sampai dengan November
permasalahan penelitian. Dengan kata lain
2015.
informan yang dipilih yang baik pengetahuan
Penelitian ini termasuk penelitian
ataupun keterlibatan mereka terkait dengan
deskriptif kualitatif. Penelitian ini
kajian kualitas pelayanan imunisasi di
dikategorikan sebagai penelitian deskriptif.
Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi. Jumlah
Nawawi (1998:75) mengungkapkan "Metode
informan sebanyak enam yang terdiri dari
deskriptif diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalahyang diselidiki dengan Pemberi layanan imunisasi pada Puskesmas
Kinovaro, Kepala Puskesmas Kinovaro,
menggambarkan atau melukiskan keadaan
Masyarakat yang pernah menerima pelayanan
subyek atau obyek yang diteliti seperti
imunisasi, Tokoh Masyarakat, Kader Posyandu
individu, lembaga, masyarakat dan lain-lain,
dan Pemerintah setempat.
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta,
Jenis data dalam penelitian ini adalah
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena
data primer dan data sekunder dengan proporsi
yang diteliti".
sumber data sesuai dengan tujuan yang hendak
Apabila dilihat dari segi pendekatannya
dicapai yang terdiri dari :1) Data primer adalah
penelitian ini dikategorikan penelitian
sumber data utama yang dikumpulkan secara
kualitatif. John WC reswel dalam Patilima
langsung dari informan melalui wawancara dan
(2007:2) mendefenisikan "Pendekatan
pengamatan merupakan informasi yang terkait
kualitatif sebagai sebuah proses penyelidikan
dengan fokus yang dikaji. 2) Data sekunder
untuk memahami masalah sosial atau masalah
adalah sumber data pendukung yang diperoleh
manusia, berdasarkan pada penciptaan gambar
dari laporan-laporan tertulis dan dokumen-
holistik yang dibentuk kata-kata, melaporkan
dokumen tertulis yang diperlukan untuk
pandangan informan secara terperinci dan
melengkapi data primer yang dikumpulkan.
disusun dalam sebuah latar ilmiah"
Hal ini akan disesuaikan dengan kebutuhan
Olehnya dalam menganalisis data
Selviani, Kualitas Pelayanan Imunisasi Di Pusat Kesehatan Masyarakat Kinovaro………………………………… 16

data lapangan yang terkait dengan objek yang Sebelum pelayanan kesehatan dimulai
dikaji. terlebih dahulu tenaga kesehatan memberikan
pengumuman dan penyuluhan singkat di rumah
HASIL DAN PEMBAHASAN ibadah (gereja) bekerjasama dengan pemuka
agama. Pemberian pelayanan imunisasi dan
Ada beberapa program standar yang
pelayanan kesehatan lainnya di desa sulit
dilakukan di Puskesmas Kinovaro, salah satunya
dilaksanakan di gedung sekolah atau gedung
adalah Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
kosong lainnya. Itupun tidak semua masyarakat
yang termasuk di dalamnya adalah Imunisasi.
mau membawa anak mereka untuk diimunisasi.
Banyak kematian dan kecacatan yang disebabkan
Berdasarkan fokus penelitian tentang
oleh penyakit yang dapat dicegah dengan
kualitas pelayanan imunisasi di Puskesmas
imunisasi.
Kinovaro yang didasarkan pada penilaian
Wilayah kerja Puskesmas Kinovaro terdiri
kualitas pelayanan SERVQUAL (Service
dari 10 desa dan 3 desa di antaranya termasuk
Quality) oleh Parasuraman berdasarkan hasil
desa sulit dan terpencil yaitu desa Rondingo,
wawancara yang bersumber dari Informan,
Pobolobia dan Kayumpia. Masing – masing desa
maka diperoleh data sebagai berikut:
memiliki tenaga kesehatan yaitu Bidan/Perawat
PTT atau pengabdi yang tinggal di rumah kepala
desa dengan fasilitas yang sangat terbatas. Desa 1. Kualitas Pelayanan dari Segi Fasilitas
sulit dan terpencil tersebut tidak memiliki listrik (Tangibles) dalam Pelayanan Imunisasi di
dan jarak tempuh yang membutuhkan waktu, Puskesmas Kecamatan Kinovaro
Fasilitas yang memadai seperti ruangan
tenaga dan biaya untuk melaksanakan pelayanan
yang nyaman, kebersihan dan kerapian turut
kesehatan khususnya pelayanan imunisasi. Listik
berpengaruh pada kualitas pelayanan prima
yang belum tersedia menyebabkan vaksin
(Depkes RI, 2001). Kenyamanan ruang
(larutan untuk imunisasi) harus dibawa dari
merupakan salah satu faktor yang
Puskesmas Kinovaro. Vaksin harus disimpan
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
pada lemari
Kenyamanan ruang periksa dan ruang tunggu
. Sehingga tenaga kesehatan yang ada didesa
merupakan aspek penting bagi suatu jasa
tidak dapat melakukan pelayanan imunisasi
pelayanan kesehatan karena kenyamanan bisa
secara rutin setiap bulan.
Masyarakat yang ada di desa tersebut memberikan warna pada suasana hati pemakai
jasa pelayanan sehingga dapat mempengaruhi
mempunyai mata pencarian berkebun sehingga
penilaian terhadap jasa tersebut. Kualitas
masyarakatnya banyak tinggal di kebun dan akan
pelayanan dari segi fasilitas (Tangibles) dalam
kembali ke rumah pada hari Minggu untuk
pelayanan imunisasi di Puskesmas Kecamatan
beribadah dan berisitirahat.
Kinovaro masih belum memadai, dimana
Oleh karena masyarakatnya berkumpul
Puskesmas Kinovaro tidak dapat memenuhi
hanya pada hari Minggu maka pelayanan
kebutuhan tenaga kesehatan serta fasilitas pusat
imunisasi dirangkaikan dengan pelayanan
pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan lainnya pada hari tersebut. Pelaksanaan
dalam kegiatan imunisasi/posyandu, ruang
pelayanan pun tidak dapat dilakukan setiap bulan
bersalin, ruang perawatan bayi, dan ruang inap
karena keterbatasan biaya. Dalam 1 tahun
di seluruh wilayah kerja Kinovaro.
pelayanan hanya dilakukan 2-3 kali. Sedangkan
pelayanan imunisasi seharusnya dilakukan setiap
bulan melaui posyandu di setiap desa. Jarangnya
pelayanan dilakukan di desa sulit mengakibatkan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya imunisasi bagi bayi, batita, anak
sekolah, Wanita Usia Subur dan ibu hamil.
17 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 12-19 ISSN: 2302-2019

2. Kehandalan Tenaga Kesehatan bentuk pelayanan mendapat respon positif


(Realibility) dalam Memberikan (Parasuraman, 2001:52).Daya tanggap petugas
Pelayanan Imunisasi di Puskesmas kesehatan (Responsiveness) dalam pelayanan
Kecamatan Kinovaro imunisasi di Puskesmas Kecamatan Kinovaro
Inti pelayanan kehandalan adalah setiap masih kurang baik, sebab tenaga kesehatan
pegawai memiliki kemampuan yang handal, Puskesmas Kinovaro belum bisa memberikan
mengetahui mengenai seluk beluk prosedur pelayanan yang cepat tanggap dalam merespon
kerja, mekanisme kerja, memperbaiki berbagai keluhan penerima layanan imunisasi.
kekurangan atau penyimpangan yang tidak
sesuai dengan prosedur kerja dan mampu 4. Jaminan Pelayanan (Assurance) Petugas
menunjukkan, mengarahkan dan memberikan Kesehatan dalam Pelayanan Imunisasi di
arahan yang benar kepada setiap bentuk Puskesmas Kecamatan Kinovaro
pelayanan yang belum dimengerti oleh Inti dari bentuk pelayanan yang
masyarakat, sehingga memberi dampak positif meyakinkan pada dasarnya bertumpu kepada
atas pelayanan tersebut, yaitu pegawai kepuasan pelayanan yang ditunjukkan oleh
memahami, menguasai, handal, mandiri dan setiap pegawai, komitmen organisasi yang
profesional atas uraian kerja yang ditekuninya menunjukkan pemberian pelayanan yang baik,
(Parasuraman, 2001:101). Kehandalan tenaga dan perilaku dari pegawai dalam memberikan
kesehatan (Realibility) dalam memberikan pelayanan, sehingga dampak yang ditimbulkan
pelayanan imunisasi di Puskesmas Kecamatan dari segala aktivitas pelayanan tersebut
Kinovaro belum maksimal, dimana Puskesmas diyakini oleh orang-orang yang menerima
telah memberikan kemudahan pada prosedur pelayanan, bahwa mereka akan dilayani dengan
pelayanan imunisasi, namun tidak dapat baik sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan
dilaksanakan secara rutin, serta tenaga yang diyakini sesuai dengan kepastian
kesehatan dalam pelayanan imunisasi belum pelayanan. Sebab setiap bentuk pelayanan,
cukup terlatih dalam memenuhi kebutuhan memerlukan adanya kepastian atas pelayanan
masyarakat untuk tepat waktu dan siaga di yang diberikan. Jaminan pelayanan
seluruh wilayah kerja Puskesmas Kinovaro. (Assurance) yang diberikan oleh petugas
kesehatan dalam pelayanan imunisasi di
3. Daya Tanggap Petugas Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kinovaro, masih belum
(Responsiveness) dalam Pelayanan bisa dikatakan memadai, sebab, tenaga
Imunisasi di Puskesmas Kecamatan kesehatan di Puskesmas Kinovaro tidak dapat
Kinovaro memberikan pengetahuan yang tepat pada
Setiap pegawai dalam memberikan masyarakat di wilayah kerjanya, serta
bentuk-bentuk pelayanan, mengutamakan masyarakat tidak mendapatkan kenyamanan
aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi saat menerima layanan imunisasi oleh tenaga
perilaku orang yang mendapat pelayanan, kesehatan Puskesmas Kinovaro.
sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap
dari pegawai untuk melayani masyarakat sesuai 5. Wujud Empati Petugas Kesehatan
dengan tingkat penyerapan, pengertian, (Emphaty) dalam Memberikan Pelayanan
ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk Imunisasi di Puskesmas Kecamatan
pelayanan yang tidak diketahuinya. Hal ini Kinovaro
memerlukan adanya penjelasan yang bijaksana, Rasa empati yang ada tergambarkan
mendetail, membina, mengarahkan dan pada kemampuan petugas imunisasi, dalam hal
membujuk agar menyikapi segala bentuk- ini bahwa karyawan/staf mampu menempatkan
bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang dirinya pada pelanggan, dapat berupa
berlaku dalam suatu organisasi, sehingga kemudahan dalam menjalin hubungan dan
Selviani, Kualitas Pelayanan Imunisasi Di Pusat Kesehatan Masyarakat Kinovaro………………………………… 18

komunikasi termasuk perhatiannya terhadap maksimal, dimana Puskesmas telah


para pelanggannya, serta dapat memahami memberikan kemudahan pada prosedur
kebutuhan pelanggan. Dimensi ini pelayanan imunisasi, namun tidak dapat
menunjukkan derajat perhatian yang diberikan dilaksanakan secara rutin, serta tenaga
kepada setiap pelanggan dan merefleksikan kesehatan dalam pelayanan imunisasi belum
kemampuan pekerja (karyawan) untuk cukup terlatih dalam memenuhi kebutuhan
menyelami perasaan pelanggan. Wujud empati masyarakat untuk tepat waktu dan siaga di
petugas kesehatan (Emphaty) dalam seluruh wilayah kerja Puskesmas Kinovaro.
memberikan pelayanan imunisasi di Puskesmas c. Daya tanggap petugas kesehatan
Kecamatan Kinovaro masih kurang baik, (Responsiveness) dalam pelayanan imunisasi
dimana petugas kesehatan Puskesmas Kinovaro di Puskesmas Kecamatan Kinovaro masih
tidak berkompeten untuk memberikan kurang baik, sebab tenaga kesehatan
perhatian kepada masyarakat serta kurang Puskesmas Kinovaro belum bisa
memahami kebutuhan masyarakat penerima memberikan pelayanan yang cepat tanggap
layanan imunisasi. dalam merespon keluhan penerima layanan
imunisasi.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI d. Jaminan pelayanan (Assurance) yang
diberikan oleh petugas kesehatan dalam
Kesimpulan pelayanan imunisasi di Puskesmas
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kinovaro, masih belum bisa
Puskesmas Kecamatan Kinovaro Kabupaten dikatakan memadai, sebab, tenaga kesehatan
Sigi dalam hal pelayanan imunisasi, kualitas di Puskesmas Kinovaro tidak dapat
pelayanan yang ada saat ini belum tersedia memberikan pengetahuan yang tepat pada
secara optimal. Dimana hal tersebut dapat masyarakat di wilayah kerjanya, serta
dilihat dari masih belum terpenuhinya dimensi masyarakat tidak mendapatkan kenyamanan
pelayanan dalam mengukur kualitas pelayanan saat menerima layanan imunisasi oleh tenaga
SERVQUAL (Service Quality) oleh kesehatan Puskesmas Kinovaro.
Parasuraman, yaitu Tangibles (buktifisik), Wujud empati petugas kesehatan
Reliability (kehandalan), Responsiveness (Emphaty) dalam memberikan pelayanan
(ketanggapan), Assurance imunisasi di Puskesmas Kecamatan Kinovaro
(jaminandankepastian), Emphaty (empati). Hal masih kurang baik, dimana petugas kesehatan
ini dapat dilihat pada aspek-aspek sebagai Puskesmas Kinovaro tidak berkompeten untuk
berikut: memberikan perhatian kepada masyarakat serta
a. Kualitas pelayanan dari segi kurang memahami kebutuhan masyarakat
fasilitas(Tangibles) dalam pelayanan penerima layanan imunisasi
imunisasi di Puskesmas Kecamatan
Kinovaro masih belum memadai, dimana Rekomendasi
Puskesmas Kinovaro tidak dapat memenuhi Setelah penelitian ini, perlu adanya
kebutuhan tenaga kesehatan serta fasilitas penelitian lebih lanjut terhadap
pusat pelayanan kesehatan masyarakat pengembangan kualitas pelayanan imunisasi
khususnya dalam kegiatan khususnya di Puskesmas Kinovaro
imunisasi/posyandu, ruang bersalin, ruang Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi, serta
perawatan bayi, dan ruang inap di seluruh secara praktik perlu adanya perbaikan:1)
wilayah kerja Kinovaro. Untuk fasilitas untuk pencapaian sasaran
b. Kehandalan tenaga kesehatan (Realibility) program yang masih kurang perlu adanya
dalam memberikan pelayanan imunisasi di perbaikan sedangkan yang belum tersedia perlu
Puskesmas Kecamatan Kinovaro belum adanya penambahan sesuai dengan standar
19 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 12-19 ISSN: 2302-2019

pelayanan minimal puskesmas 2) Untuk


meningkatkan kualitas pelayanan Imunisasi di
Puskesmas Kinovaro, perlu realisasi
ketersediaan fasilitas standar puskesmas sesuai
dengan standar operasional yang berlaku.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih atas
dukungan semua pihak sehingga artikel ini
dapat terselesaikan dengan baik, khusus kepada
tim penyunting Bapak Dr. Nawawi Natsir,
M.Si dan Bapak Dr. Nurhannis, M.Si,

DAFTAR RUJUKAN
Departemen Kesehatan R.I, 2006, Profil
Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I, 2007, Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, 2014, Profil
Kesehatan Kabupaten Sigi Tahun 2014.
Kementerian Kesehatan RI, 2012, Petunjuk
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar, Tim
Pengelola Jaminan Kesehatan
Masyarakat Pusat, Jakarta.
Nawawi, Hadari, 1998, Metodologi Penelitian
Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Parasuraman, A. Valarie, diterjemahkan oleh
Sutanto, 2001, Delivering Quality
Service, New York: The Free Press.
Patilima, Hamid, 2007, Metode Penelitian
Kualitatif, Jakarta : Alfabeta.
Rochman, dkk, 2012, Panduan Belajar Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita, Penerbit Buku
Kedokteran.
Tjiptono, Fandy, 2007, Strategi Pemasaran,
Yogyakarta: Andi.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesahatan.

You might also like