You are on page 1of 9

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Vol. 16 No. 1, Februari 2016: 37 - 45


jab.fe.uns.ac.id

OPTIMALISASI DANA DESA DENGAN PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK


DESA (BUM Des) MENUJU DESA MANDIRI

PUTRI NUGRAHANINGSIH (pu3alys@yahoo.com)


FALIKHATUN
JAKA WINARNA

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Law of The Republic of Indonesia number 6 of 2014 concerning the village, mandates
that the central government allocates fund through transfer mechanism to the Re-
gency/ City. Therefore, it is necessary to monitor and evaluate the implementation
regarding about the integrity of the law. This study aims to improve the capability and
capacity of Village Government apparatus in term management of the Village Fund, to
optimize the fund utilization. The method used in this research is descriptive qualita-
tive, data collection techniques include focus group discussions, in-depth interview,
observation, and documentation. The place of research in the Bulusulur village, Won-
ogiri District, Wonogiri Regency, Central Java. The Informant consist of the village
head, including the village apparatus, village-owned enterprises (Village BUM) Director,
UKM Management Unit, Village Facilitators, and Supervisor of authorities Sub-District
and District The results showed that the implementation of village fund is executed
with the establishment of Village BUM which has five (5) units Enterprises, that is Keceh
Swimming Pool, Campgrounds, Clean Water Facilities, Waste Bank, And Integrated
Agriculture. Each business unit has a manager of business unit who is responsible for
planning until of reporting.However, in practice there are some constraints such as the
difference in the paradigm of the stakeholders associated with the management of the
Village Funds, lack of participation of the village community in the implementation of
the job program of Village BUM, and a lack of knowledge related to the establishment
of work plans and financial statements of Village BUM. The solution that is proposed
includes competency enhancement training to Village BUM manager, start from stra-
tegic planning, programming, budgeting, implementation, and accompaniment of the
Village BUM financial execution.
Keywords: village owned enterprises, village fund, independent village, financial
execution

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan agar


pemerintah pusat mengalokasikan Dana Desa melalui mekanisme transfer kepada
Kabupaten/ Kota. Untuk itu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi agar imple-
mentasinya sesuai dengan marwah dari undang-undang tersebut. Penelitian ini ber-
tujuan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas aparat Pemerintahan Desa
dalam pengelolaan Dana Desa, sehingga pemanfaatan dana tersebut lebih optimal.
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik
pengumpulan data meliputi focus group discussion, in-depth interview, observasi dan
dokumentasi. Tempat penelitian di Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah. Adapun informan yang dimintai keterangan terdiri dari
Kepala Desa, beserta perangkatnya, Direktur BUMDes, Unit Pengelola kelompok UKM,
Fasilitator Desa, Aparat pengawas Kecamatan dan Kabupaten. Hasil penelitian
menemukan bahwa implementasi Dana Desa dilakukan dengan Pembentukan Badan
Usaha Milik Desa (BumDes) yang memiliki lima unit Usaha, yaitu Kolam Keceh, Bumi
Perkemahan, Sarana Air Bersih, Bank Sampah, dan Pertanian Terpadu. Masing-masing
unit usaha memiliki Manajer Unit Usaha yang bertanggung jawab mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaporan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat
beberapa kendala antara lain adanya perbedaan paradigma dari Stakeholder terkait
dengan pengelolaan Dana Desa, kurangnya partisipasi masyarakat dalam implemen-
tasi program kerja BUMDes, dan kurangnya pengetahuan yang berkaitan dengan
pembuatan rencana kerja dan laporan keuangan Bum Des. Adapun solusi yang di-
usulkan meliputi pelatihan peningkatan kompetensi pengelola BUM Des, mulai dari
perencanaan strategis, pemrogramam, penganggaran, implementasi, maupun pen-
dampingan pengelolaan keuangan BUMDes.
Kata kunci: badan usaha milik desa, dana desa, desa mandiri, pengelolaan keu-
angan

37
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45

PENDAHULUAN tanggung jawab yang besar pula. Oleh kare-


Dana desa dikucurkan pertama kalinya pa- na itu pemerintah desa harus bisa men-
da Tahun 2015 sesuai amanat UU Nomor 6 erapkan prinsip akuntabilitas dalam tata
Tahun 2014 tentang Desa. Dana ini di- pemerintahannya, dimana semua akhir
harapkan agar dimanfaatkan oleh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
pemerintah desa untuk membiayai penye- desa harus dapat dipertanggungjawabkan
lenggaraan pemerintahan, pembangunan, kepada masyarakat desa sesuai dengan ke-
dan pemberdayaan masyarakat desa. Alo- tentuan.
kasi Dana Desa ini diharapkan mampu Dalam hal keuangan desa, pemerintah
mengangkat daerah yang sifatnya susah desa wajib menyusun Laporan Realisasi
untuk berkembang sehingga mampu Pelaksanaan APB Desa dan Laporan Per-
mengejar ketertinggalannya dari daerah tanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
lain, namun apakah dengan kondisi desa APB Desa. Laporan ini dihasilkan dari suatu
yang ada sekarang mampu mengelola Dana siklus pengelolaan keuangan desa, yang
Desa ini dengan baik? dimulai dari tahapan perencanaan dan
Berdasarkan amanat Undang- penganggaran; pelaksanaan dan pena-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tausahaan; hingga pelaporan dan per-
dan disertai dengan dikeluarkannya Pera- tanggungjawaban pengelolaan keuangan
turan Menteri Desa Pembangunan Daerah desa.
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Ta- Dalam tahap perencanaan dan
hun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan, penganggaran, pemerintah desa harus
Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha melibatkan masyarakat desa yang direpre-
Milik Desa, diharapkan mendorong desa sentasikan oleh Badan Permusyawaratan
untuk mengelola sumber daya yang ada di Desa (BPD), sehingga program kerja dan
desa, termasuk pengembangan ekonomi kegiatan yang disusun dapat mengako-
masyarakatnya. Salah satu cara untuk modir kepentingan dan kebutuhan
mengelola ekonomi masyarakat desa ada- masyarakat desa serta sesuai dengan ke-
lah dengan dibentuk Badan Usaha Milik mampuan yang dimiliki oleh desa tersebut.
Desa (BUMDes). Oleh karena itu, BUMDes Selain itu pemerintah desa harus bisa me-
wajib untuk melaporkan perkembangan nyelenggarakan pencatatan, atau minimal
kegiatan BUMDes kepada Pemerintah Dae- melakukan pembukuan atas transaksi keu-
rah. angannya sebagai wujud pertanggungjawa-
UU Nomor 6 Tahun 2014 beserta per- ban keuangan yang dilakukannya.
aturan pelaksanaanya telah mengamanat- Namun demikian, peran dan tanggung
kan pemerintah desa untuk lebih mandiri jawab yang diterima oleh desa belum
dalam mengelola pemerintahan dan diimbangi dengan sumber daya manusia
berbagai sumber daya alam yang dimiliki, (SDM) yang memadai baik dari segi kuanti-
termasuk di dalamnya pengelolaan keu- tas maupun kualitas. Kendala umum
angan dan kekayaan milik desa. Dalam lainnya yaitu desa belum memiliki prosedur
APBN-P 2015 telah dialokasikan Dana Desa serta dukungan sarana dan prasarana da-
sebesar ± Rp 20,776 triliun kepada seluruh lam pengelolaan keuangannya serta belum
desa yang tersebar di Indonesia. Jumlah kritisnya masyarakat atas pengelolaan ang-
desa yang ada saat ini sesuai Permendagri garan pendapatan dan belanja desa.
39 Tahun 2015 sebanyak 74.093 desa Besarnya dana yang harus dikelola oleh
(Badan Pengawasan Keuangan dan Pem- pemerintah desa memiliki risiko yang
bangunan 2015). Selain Dana Desa, sesuai cukup tinggi dalam pengelolaannya, khu-
UU Desa pasal 72, Desa memiliki Pendapa- susnya bagi aparatur pemerintah desa.
tan Asli Desa dan Pendapatan Transfer Dalam Undang-undang Nomor 12 ta-
berupa Alokasi Dana Desa; Bagian dari hun 2008 perubahan atas Undang-undang
Hasil Pajak dan Retribusi Kabupaten/Kota; Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerinta-
dan Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi/ han Daerah pada Pasal 213 ayat (1) disebut-
Kabupaten/Kota. Peran besar yang diterima kan bahwa “Desa dapat mendirikan badan
oleh desa, tentunya disertai dengan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

38
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)

dan potensi desa. Logika pendirian BUMDes yang kurang maksimal, serta kurangnya
didasarkan pada kebutuhan dan potensi partisipasi Badan Permusyawaratan Desa
desa, sebagai upaya peningkatan kese- (BPD).
jahteraan masyarakat. Berkenaan dengan Tujuan penelitian ini adalah memasti-
perencanaan dan pendiriannya, BUMDes kan seluruh ketentuan dan kebijakan keu-
dibangun atas prakarsa (inisiasi) masyara- angan dan Pembangunan Desa dil-
kat, serta mendasarkan pada prinsip- aksanakan dengan baik sehingga pem-
prinsip kooperatif, partisipatif, (user-owned, anfaatan dana desa menjadi lebih optimal.
user-benefited, and user-controlled), trans- Ruang Lingkupnya meliputi kebijakan keu-
paransi, emansipatif, akuntabel, dan sus- angan dan pembangunan desa beserta im-
tainable dengan mekanisme member-base plementasi dana desa dengan pembentukan
dan self-help. Dari semua itu yang ter- Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) oleh
penting adalah bahwa pengelolaan BUMDes Pemerintah Desa.
harus dilakukan secara profesional dan
mandiri. TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan amanat Undang- Definisi Desa
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014,
Pemerintah akan mengalokasikan Dana De- pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa desa ada-
sa, melalui mekanisme transfer kepada Ka- lah desa dan desa adat atau yang disebut
bupaten/Kota. Penelitian ini dilaksanakan dengan nama lain, selanjutnya disebut De-
atas dasar penelitian-penelitian sebelumnya sa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang membahas mengenai pengelolaan yang memiliki batas wilayah yang ber-
keuangan dana desa dan alokasinya yang wenang untuk mengatur dan mengurus
merupakan keseluruhan kegiatan yang urusan pemerintahan, kepentingan
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pena- masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
tausahaan, pelaporan, dan pertanggungja- masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
waban keuangan desa. tradisional yang diakui dan dihormati da-
Dalam pemberdayaan masyarakat lam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
pedesaan diperlukan konsistensi. Hal itu Republik Indonesia sedangkan pengertian
harus menjadi konsepsi yang benar-benar Pemerintahan Desa adalah penyeleng-
memungkinkan masyarakat pedesaan un- garaan urusan pemerintahan dan kepent-
tuk dapat bertahan dalam situasi ingan masyarakat setempat dalam sistem
perekonomian yang serba sulit seperti saat pemerintahan Negara Kesatuan Republik
ini. Selain itu, meningkatkan harkat dan Indonesia. Desa berkedudukan di wilayah
martabat serta kemampuan dan kemandiri- kabupaten/kota.
an yang nantinya dapat menciptakan sua- Pemerintah desa menggunakan dana
sana kondusif. Jadi, hal itu memungkinkan APB Desa untuk membiayai pelaksanaan
masyarakat pedesaan untuk berkembang kewenangan desa dalam bentuk berbagai
dan memperkuat daya saing serta potensi kegiatan pembangunan dan pemberdayaan
yang dimiliki. Pemberdayaan masyarakat masyarakat desa. Selain itu pemerintah de-
pedesaan juga harus mampu memberikan sa wajib menyelenggarakan pengelolaan
perlindungan yang jelas terhadap masyara- keuangan dengan tertib dan sesuai dengan
kat. ketentuan.
Berdasarkan kondisi existing desa,
masih banyak kendala ditemukan dalam Dana Desa
pelaksanaannya diantaranya, masih ter- Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014, Da-
dapat desa yang belum menyusun Anggaran na Desa adalah dana yang bersumber dari
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
kurangnya kompetensi Tim Pelaksana yang diperuntukkan bagi Desa yang
Kegiatan Desa dalam menyusun laporan ditransfer melalui Anggaran Pendapatan
pertanggungjawaban alokasi dana desa se- dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan
bagai bagian pelaksanaan rencana pem- digunakan untuk membiayai penyeleng-
bangunan, bentuk partisipasi masyarakat garaan pemerintahan, pelaksanaan pem-

39
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45

bangunan, pembinaan kemasyarakatan, 4. Bidang usaha yang dijalankan didasar-


dan pemberdayaan masyarakat. kan pada potensi dan hasil informasi
pasar;
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan
Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014, untuk meningkatkan kesejahteraan ang-
Pasal 1, Badan Usaha Milik Desa, yang se- gota (penyerta modal) dan masyarakat
lanjutnya disebut BUMDes adalah badan melalui kebijakan desa (village policy);
usaha yang seluruh atau sebagian besar 6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov,
modalnya dimiliki oleh Desa melalui Pemkab, dan Pemdes;
penyertaan secara langsung yang berasal 7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol
dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna secara bersama (Pemdes, BPD, anggota).
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha Empat tujuan utama pendirian BUM-
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahter- Des adalah meningkatkan perekonomian
aan masyarakat Desa. BUMDes merupakan desa, meningkatkan pendapatan asli desa,
pilar kegiatan ekonomi di desa yang ber- meningkatkan pengolahan potensi desa
fungsi sebagai lembaga sosial (social insti- sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan
tution) dan lembaga komersial (commercial menjadi tulang punggung pertumbuhan
institution). BUMDes sebagai lembaga sosial dan pemerataan ekonomi pedesaan. BUM-
berpihak kepada kepentingan masyarakat Des memiliki 6 karakteristik yaitu ber-
melalui kontribusinya dalam penyediaan bentuk Badan Hukum, berusaha di bidang
pelayanan sosial sedangkan sebagai lem- perekonomian (jasa, manufaktur, dan
baga komersial bertujuan mencari keun- perdagangan), modal terdiri dari
tungan melalui penawaran sumberdaya lo- penyertaan Pemdes dan penyertaan
kal (barang dan jasa) ke pasar. masyarakat dengan perbandingan 51% dan
BUMDes sebagai suatu lembaga 49%, menjadi pusat kegiatan ekonomi
ekonomi modal usahanya dibangun atas masyarakat desa, menjadi salah satu sum-
inisiatif masyarakat dan menganut asas ber pendapatan Desa, dan memberikan
mandiri. Ini berarti pemenuhan modal layanan pada masyarakat. Usaha yang
usaha BUMDes harus bersumber dari dapat dijalankan melalui BUMDes yaitu
masyarakat. Meskipun demikian, tidak me- pasar desa, waserda, transportasi, industri
nutup kemungkinan BUMDes dapat rumahan (home industry), perikanan darat,
mengajukan pinjaman modal kepada pihak pertanian, simpan pinjam, sumber air,
luar, seperti dari Pemerintah Desa atau obyek wisata desa, kerajinan rakyat, peter-
pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga. nakan, dan agroindustri.
Penjelasan ini sangat penting untuk mem-
persiapkan pendirian BUMDes, karena im- Sistem Informasi Akuntansi BUMDes
plikasinya akan bersentuhan dengan BUMDes merupakan lembaga ekonomi desa
pengaturannya dalam Peraturan Daerah yang bersifat terbuka. Untuk itu, diper-
(Perda) maupun Peraturan Desa (Perdes). lukan penyusunan desain sistem pem-
Berikut ini karakteristik BUMDes (Kurnia berian informasi kinerja BUMDes dan ak-
2015). tivitas lain yang memiliki hubungan dengan
Terdapat 7 ciri utama yang mem- kepentingan masyarakat umum sehingga
bedakan BUMDes dengan lembaga ekonomi keberadaannya sebagai lembaga ekonomi
komersial pada umumnya yaitu: desa memperoleh dukungan dari banyak
1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan pihak.
dikelola secara bersama; Secara umum, prinsip pembukuan
2. Modal usaha bersumber dari desa keuangan BUMDes tidak berbeda dengan
(51%) dan dari masyarakat (49%) me- pembukuan keuangan lembaga lain pada
lalui penyertaan modal (saham atau umumnya. BUMDes harus melakukan pen-
andil); catatan atau pembukuan yang ditulis
3. Operasionalisasinya menggunakan falsa- secara sistematis dari transaksi yang ter-
fah bisnis yang berakar dari budaya lo- jadi setiap hari. Pencatatan transaksi itu
kal (local wisdom); umumnya menggunakan sistem akuntansi.

40
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)

Fungsi dari akuntansi adalah untuk ja keuangan BUMDes secara keseluruhan


menyajikan informasi keuangan kepada selama satu periode (biasanya satu tahun).
pihak internal dan eksternal dan sebagai Laporan keuangan akuntansi umum terdiri
dasar membuat keputusan. Pihak internal dari neraca, laporan laba/rugi dan laporan
BUMDes adalah pengelola dan Dewan perubahan modal.
Komisaris, sedangkan pihak eksternal ada-
lah pemerintah kabupaten, perbankan, dan METODE PENELITIAN
masyarakat yang memberikan penyertaan Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
modal, serta petugas pajak. dengan pendekatan deskriptif. Fokus da-
Proses pembukuan untuk BUMDes lam penelitian ini adalah: (1) keberadaan
sendiri bisa dilakukan dengan sistem yang dan kontribusi Badan Usaha Milik Desa (2)
diterapkan dalam akuntansi sederhana, pelaksanaan pendampingan pengadmin-
yakni dengan membuat dan mengumpul- istrasian dana desa (3) faktor penghambat
kan bukti transaksi, seperti kwitansi, nota dan pendukung keberadaan BUMDes se-
atau bon pembelian maupun penjualan. bagai penguatan ekonomi desa. Lokasi
Dari hasil mengumpulkan bukti transaksi penelitian yang akan dijadikan mitra ada-
kemudian menyusun buku kas harian atau lah Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri.
arus kas (Cash Flow) ke dalam bentuk buku
kas harian. Dari Buku Kas Harian ini dapat Jenis dan Sumber Data
diketahui berapa besarnya uang masuk dan Sumber data yang digunakan dalam
keluar serta saldo atau sisa dana dalam penelitian ini adalah sumber data primer
setiap harinya. Penting untuk dipahami dan sekunder. Sumber data primer yaitu
bahwa uang yang keluar tidak lebih besar data yang diperoleh melalui informan
dari yang masuk agar tidak terjadi defisit. dengan cara melakukan tanya jawab secara
Untuk memudahkan penggunaan langsung dan dipandu dengan pedoman
buku harian kas diperlukan membuat se- wawancara terstruktur yang sesuai dengan
buah kelompok rekening yang akan memu- fokus penelitian, yakni Kepala Desa Bu-
dahkan pengguna laporan keuangan dalam lusulur, beserta perangkatnya, Direktur
membuat, mengelompokkan dan me- BUMDes, Unit Pengelola kelompok UKM,
nyusun pembukuan. Apabila BUMDes men- Fasilitator Desa, Aparat pengawas Kecama-
galami perkembangan sehingga tan dan Kabupaten. Sedangkan sumber
transaksinya bertambah banyak setiap data sekunder yaitu data yang diperoleh
harinya, maka pembukuannya dapat dit- melalui beberapa informasi antara lain
ambah dengan membuat laporan neraca dokumen (meliputi profil desa Bulusulur,
saldo dan laporan keuangan. Laporan keu- peraturan-peraturan terkait desa), buku
angan diperlukan untuk mengetahui kiner-

Tabel 1.
Mitra Desa dan Peran
No Mitra Peran
1 Desa/ Kelurahan Bulusulur Desa binaan
Kepala desa Kades berperan aktif dalam setiap
pelaksanaan pembangunan yang diadakan
yaitu memimpin pelaksanaan pem-
bangunan
2 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Partnership dan koordiantor antara kepala
desa sebagai kepala pemerintah desa dan
BPD sebagai wakil-wakil rakyat desa
3 BUMDes Sebagai peran pengusul program atas da-
sar kebutuhan masyarakat dan pengelola
dana desa
4 Aparat pengawas Kabupaten dan Membantu Kepala Desa di bidang Pem-
Kecamatan, Perangkat Desa binaan dan Pelayanan Teknis Administrasi
(Sekretaris Desa) baik keuangan dan umum
Sumber: Hasil Wawancara dengan Direktur BUMDes Bulusulur (Mei, 2016)
41
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45

teori (ilmiah), dan hasil penelitian (artikel ANALISIS DAN PEMBAHASAN


dan jurnal). Keberadaan dan Kontribusi BUMDes di
Desa Bulusulur
Metode Analisis Data Salah satu cara untuk mengelola ekonomi
Pengumpulan data dilakukan melalui masyarakat desa itu adalah dengan diben-
teknik focus group discussion, wawancara tuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ber-
secara mendalam (in-depth interview), ob- dasarkan hasil in-depth interview dan ob-
servasi, dan dokumentasi. Analisis data servasi, bahwa optimalisasi dana desa di
menggunakan analisis interaktif Bulusulur yaitu dengan implementasi pem-
(Huberman dalam Sugiyono 2012) bentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam an- yang memiliki lima (5) unit Usaha, yaitu 1)
alisis data yaitu pengumpulan data (data Kolam Keceh, 2) Bumi Perkemahan, 3) Sara-
collection), reduksi data (data reduction), na Air Bersih, 4) Bank Sampah, dan 5) Per-
penyajian data (data display), dan penari- tanian Terpadu. Masing-masing unit usaha
kan kesimpulan (conclusion). Metode terse- memiliki Manajer Unit Usaha yang ber-
but dilakukan dengan membandingkan tanggung jawab mulai dari perencanaan
antara hasil wawancara dengan hasil ob- sampai dengan pelaporan. Kelima Unit
servasi, dan antara hasil wawancara dengan Usaha tersebut dipimpin dan dikoordinasi-
dokumentasi yang diperoleh. kan oleh seorang Direktur BUMDes yaitu
Pelaksanaan program penelitian ini akan Bapak Anggoro. Unit Usaha yang menjadi
dilakukan melalui beberapa tahapan seper- prioritas utama adalah kolam keceh, bumi
ti pada Gambar 1, sebagai berikut: perkemahan, dan sarana air bersih. Kolam
1. Melakukan focus group discussion terkait keceh merupakan sebuah taman setengah
dengan pengumpulan informasi jadi terhampar di salah satu kawasan di
mengenai keadaan existing profil Desa Dusun Kedungsono, Bulusulur dengan dua
Bulusulur kolam renang yang dialiri air kolam jernih
2. Koordinasi baik meliputi Pemerintah De- dan dingin yang berasal dari sumber air
sa dan BPD, serta masyarakat dalam yang berada hanya 3 meter dari kolam
proses perencanaan, pelaksanaan, pem- kemudian terdapat fasilitas seperti pendapa,
anfaatan, dan pemeliharaan hasil-hasil panggung, dan fasilitas toilet. Bumi perke-
pembangunan. mahan juga berada satu lokasi di seputar
3. Pengusul dan tim melakukan diskusi area bermain dan acara-acara perkemahan
review dengan mengimplementasikan sekolah. Selanjutnya, prioritas yang ketiga
Aplikasi Sederhana berbasis Sistem In- tepatnya di Dusun Klemud dan Dusun
formasi Akuntansi Pemerintahan Desa Malangsari yang telah membangun unit
dengan pengembangan Aplikasi Seder- usaha Sumber Agung, sejenis PDAM yang
hana (XLS) & SIMDes. memberikan fasilitas air bersih kepada ti-
4. Pengusul dan tim melakukan Workshop dak kurang 300 KK. Seperti PDAM
Penyusunan Rencana Pengembangan De- umumnya, perusahaan kecil ini juga
sa berbasis sistem informasi akuntansi. menarik biaya dari pelanggannya, namun
5. Pengusul melakukan bimbingan teknis nilainya jauh lebih terjangkau. Pemben-
dan Konsultasi (Bimkon) Pengelolaan tukan BUMDes yang ada di desa Bulusulur
Keuangan Desa. ini sudah sesuai dengan peraturan desa
yang ada dimulai dari dasar hukum yang

Focus Group Koordinasi antar Diskusi Review Workshop


Discussion bagian dalam Implementasi Bimbingan
Pengusul Renbangdes SIMDes Teknis dan
dengan Desa Desa Bulusulur Konsultasi
Bulusulur Masyarakat (BIMKON)
BPD
Sekeretaris Daerah

Gambar 1.
Alur Kegiatan Penelitian
42
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)

melandasi, anggaran dasar maupun ang- matik terkait pengadministrasian keuangan


garan rumah tangga yang tersusun, dan desa dan penyusunan laporan keuangan
struktur organisasinya. Mekanisme penya- berbasis sistem informasi akuntansi.
luran dan pemanfaatan dana ke BUMDes Dengan langkah awal, menerjunkan maha-
sudah jelas, bahwa dana awal yang dimiliki siswa ke Desa Bulusulur untuk program
oleh bumdes ini berasal dari dana hibah KKN Tematik. Hasil KKN Tematik tersebut
yang diberikan oleh pemerintah desa ke berupan bagan akun, format laporan keu-
badan usaha milik desa. yang ingin mem- angan berupa neraca, laporan laba rugi,
berikan pinjaman modal. laporan perubahan modal, buku besar
Kontribusi BUMDes dalam rangka ke- berupa buku kas dan akun-akun terkait
mandirian ekonomi desa, bahwa sumber- dana desa serta laporan gabungan antara
sumber dana untuk peningkatan pendapa- beberapa unit BUMDes.
tan desa yang diberikan oleh BUMDes masih
belum dapat dikatakan memenuhi dan tidak Faktor Penghambat Keberadaan Bumdes
meningkatkan pendapatan desa. Pem- Bahwa permasalahan teknis ataupun
bangunan desa secara mandiri seharusnya administratif yang teridentifikasi dan
dengan berdirinya badan usaha milik desa menjadi prioritas untuk diselesaikan oleh
ini, desa sudah dianggap menjadi desa yang desa dalam setiap segi sosial dan ekonomi
mandiri. Seharusnya inilah yang menjadi perlu segera diselesaikan adalah:
motivasi tersendiri bagi Desa Bulusulur. a. Proses perencanaan yang tidak memadai,
Akan tetapi yang terjadi di lapangan ialah misalnya tidak melibatkan semua
bahwasanya BUMDes ini juga masih belum aspek/elemen desa, maka perencanaan
berkontribusi penuh sebagai lembaga yang penggunaan Dana Desa tidak optimal
bergerak di bidang ekonomi mengakomodasi kebutuhan desa. Upaya
menggali potensi desa menjadi gagal.
Pelaksanaan Pendampingan Pengadminis- b. Perbedaan paradigma diantara stake-
trasian Dana Desa holder desa terhadap apa yang telah
Khalayak sasaran yang diundang pada direncanakan, pemahaman (interpretasi)
pelatihan ini adalah Kepala Desa, beserta bagaimana mengelola atau mengguna-
perangkatnya, Direktur BUMDes, Unit kan Dana Desa tidak sama antara satu
Pengelola kelompok UKM, Fasilitator Desa, pihak dengan pihak yang lain.
Aparat pengawas Kecamatan dan Kabupa- c. Muncul potensi pengelolaan atau
ten. Pelaksanaan program penelitian ini penggunaan dana desa tidak sesuai pe-
akan dilakukan melalui beberapa tahapan. tunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
Tahapan tersebut adalah 1) Pemaparan dan dapat terjadi, dan pada akhirnya
diskusi melalui focus group discussion penyimpangan pelaksanaan terjadi.
dengan stakeholder terkait dengan d. Dalam hal pencatatan keuangan, kesia-
pengumpulan informasi mengenai keadaan pan SDM BUMDes dalam menyusun
existing profil dan penyusunan Anggaran pelaporan keuangan belum memadai,
Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Des) para pengelola unit usaha belum sepe-
Desa Bulusulur, Wonogiri; 2) Pengusul akan nuhnya memahami pengklasifikasian
melakukan koordinasi baik meliputi transaksi dan pos-pos (akun) laporan
Pemerintah Desa dan BPD, serta masyarakat keuangan.
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, e. Aspek-aspek yang harus diawasi dalam
pemanfaatan, dan pemeliharaan hasil-hasil pengelolaan Dana Desa belum begitu
pembangunan dana desa; 3) Pengusul dan jelas meskipun telah diatur dalam Un-
tim melakukan Workshop Penyusunan dang-Undang Desa Nomor 6 tahun 2014
Rencana Pengembangan Desa; dan 4) Pen- seperti halnya, petunjuk manual dan
gusul melakukan Bimbingan Teknis dan software resmi terkait pengadministra-
Konsultasi (Bimkon) Pengelolaan Keuangan sian dana desa dari Pemerintah Pusat
Desa. belum ada panduan dan peraturan khu-
Program pendampingan telah diaplikasi- susnya terkait pelaporan keuangan dana
kan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Te- desa.

43
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45

f. Implementasi pengawasan Dana Desa


belum dapat diketahui secara teknis, KETERBATASAN DAN SARAN
sehingga masih ada kekhawatiran Keterbatasan penelitian berupa obyek pe-
apakah pelaksanaan pengawasan ini neitian masih berfokus di desa Bulusulur
mampu mengawal pelaksanaan Dana belum seluruh desa di Kabupaten Wonogiri.
Desa dijalankan sesuai dengan aturan Penelitian hanya berfokus pasa Unit BUM-
yang berlaku. Des, belum mencakup pengelolaan APBDes.
Saran yang diusulkan meliputi pelatihan
SIMPULAN DAN IMPLIKASI peningkatan kompetensi pengelola BUMDes,
Hasil penelitian secara keseluruhan mulai dari perencanaan strategis, pem-
menyimpulkan bahwa pertama, terkait rogramam, penganggaran, implementasi,
dengan implementasi Dana Desa, maka maupun pendampingan pembuatan keu-
proses penguatan ekonomi desa melalui angan BUMDes.
BUMDes diharapkan akan lebih berdaya-
guna. Hal ini disebabkan adanya penopang DAFTAR PUSTAKA
yakni dana anggaran desa yang semakin Badan Pengawasan Keuangan dan Pem-
besar sehingga memungkinkan ketersedi- bangunan. 2015. Petunjuk Pelaksa-
aan permodalan yang cukup untuk pendiri- naan Bimbingan dan Konsultasi
Pengelolaan Keuangan Desa (Juklak
an BUMDes. Jika ini berlaku sejalan, maka
Bimkon). Available at http://
akan terjadi peningkatan Pendapatan Asli
www.bpkp.go.id
Desa (PADesa) yang selanjutnya dapat Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
digunakan untuk kegiatan pembangunan Buku Panduan Pendirian dan Pengel-
desa. Kedua, BUMDes harus dikelola secara olaan BUMDes. Malang: PKDSP FE Uni-
profesional dan mandiri sehingga diper- versitas Brawijaya.
lukan orang-orang yang memiliki kompe- Halim, Abdul. Akuntansi Keuangan Daerah.
2008. Jakarta: Salemba Empat
tensi untuk mengelolanya. Setiap akhir
Kementrian Dalam Negeri. 2010. Petunjuk
periode tahun anggaran, pengelola wajib Teknis Perencanaan Pembangunan
menyusun laporan pertanggungjawaban Desa, Lampiran Surat Edaran Menteri
untuk disampaikan dalam forum musya- Dalam Negeri Nomor 414.2/1408/
warah desa yang menghadirkan elemen PMD Tanggal 31 Maret 2010.
Pemerintahan Desa, elemen masyarakat Kementrian Dalam Negeri. 2014.
serta seluruh kelengkapan struktur organ- Permendagri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
isasi BUMDes. Selanjutnya yang ketiga
Kurnia, Dadang. 2015. Pengawalan Akunta-
ditemukannya beberapa kendala antara lain bilitas Pengelolaan Keuangan Desa.
adanya perbedaan paradigma dari Stake- Jakarta: BPKP.
holder terkait dengan pengelolaan Dana Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Desa, kurangnya partisipasi masyarakat Jakarta: CV Andi Offset.
dalam implementasi program kerja BUM Nordiawan, Deddi, Iswahyudi Sondi Putra,
dan Maulidah Rahmawati. 2009.
Des, dan kurangnya pengetahuan yang
Akuntansi Pemerintahan. Yogyakarta:
berkaitan dengan pembuatan rencana kerja Salemba Empat.
dan laporan keuangan Bum Des. Republik Indonesia. 2008. UU Nomor 12
Implikasi penelitian terhadap perkem- Tahun 2008 tentang Pemerintahan
bangan BUMDes menjadikan desa mandiri Daerah.
dan pengelolaan laporan keuangan desa Republik Indonesia. 2010. Peraturan
yang akuntabel sehingga mampu mening- Pemerintah Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi
katkan pendapatan asli daerah untuk Desa.
Pemerintahan.
Ke depannya, Desa mampu menjadi desa Republik Indonesia. 2014. Peraturan
teladan dalam pengadministrasian dana Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
desa dan meningkatkan strategi implemen- tentang Peraturan Pelaksanaan Un-
tasi program pengembangan fasilitas BUM- dang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Des Bulusulur yang diminati khalayak tentang Desa.
umum dan memberikan kemanfaatan bagi Republik Indonesia. 2014. UU Nomor 6 Ta-
hun 2014 tentang Desa.
masyarakat di wonogiri.

44
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)

Santri, Premanita. 2015. Akuntabilitas Keu- Alfabeta.


angan Desa: Evaluasi Pengelolaan Taman, A. et al. 2015. Pelatihan Penyusu-
Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupat- nan Laporan Keuangan Dana Desa
en Wonogiri Tahun 2014. Skripsi, Uni- Bagi Perangkat Desa Di Kecamatan
versitas Sebelas Maret, Surakarta. Gamping Sleman. Laporan Kegiatan
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuanti- Program Pengabdian pada Masyara-
tatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: kat, Universitas Negeri Yogyakarta,

45

You might also like