Professional Documents
Culture Documents
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/belia
Devi Mastuti
Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Program Sarjana, Universitas Negeri
Semarang, Indonesia
Results showed that planning activities in the classroom with special needs
children who are still at the planning of learning activities for regular kindergarten. The
existence of children with special needs in the classroom becomes a special concern for
teachers, but does not necessarily change the curriculum applied in the institution.
Implementation of learning activities that occur in kindergarten inclusion class organizers
conducted by classroom teachers to deliver innovations that are expected to stimulate
children with special needs. Indirectly provide service teachers to encourage children to do
activities such asfriends, but limited capabilities that can be done with special needs.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6625
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang, 50229 E-mail: pgpaud@unnes.ac.id
Devi Mastuti/ Journal of Early Childhood EducationPapers (1) (2014)
2
Devi Mastuti/ Journal of Early Childhood EducationPapers (1) (2014)
Konsep dasar pendidikan inklusif pola atau kecakapan tertentu yang diperlukan
dimaksudkan sebagai sistem layanan untuk suatu tindakan. Pada dasarnya kesiapan
pendidikan yang mengikut sertakan anak merupakan kapasitas fisik maupun mental
berkebutuhan khusus belajar bersama dengan untuk belajar, disertai harapan ketrampilan
anak sebayanya di sekolah reguler yang dekat yang dimiliki dan latar belakang untuk
dengan tempat tinggalnya. Semangat mengerjakan sesuatu. Kapasitas fisik dari
penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah kesiapan dapat berupa kelas untuk mendukung
memberikan kesempatan atas akses yang dalam mengerjakan sesuatu. Barnawi dan Arifin
seluas-luasnya kepada semua anak untuk (2012:105) menyatakan kelas merupakan
memperoleh pendidikan yang bermutu dan tempat pembelajaran berlangsung. Di ruang
sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik kelas, pembelajaran dapat bersifat teori
tanpa diskriminasi. Pihak sekolah dituntut untuk maupun praktek.
melakukan penyesuaian baik dari segi
kurikulum, sarana prasarana pendidikan, Pendidikan anak usia dini terbagi
maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan menjadi beberapa jalur, salah satunya yakni
dengan kebutuhan individu peserta didik pendidikan anak usia dini dengan jalur
(Direktorat PLB, 2007: 4). Sekarang ini, pendidikan formal yang berbentuk Taman
penyelenggaraan pendidikan inklusi di Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA)
Indonesia menjadi gagasan yang telah dipayungi yang menggunakan program untuk anak usia 4-
oleh kebijakan pemerintah yakni Peraturan ≤6 tahun. Perbedaan TK dan RA adalah
Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 tahun penyelenggaraan program pendidikan di
2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta dalamnya, yaitu RA menyelenggarakan program
didik yang memiliki kelainan dan memiliki pendidikan umum dan pendidikan keagamaan
potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa. Islam sedangkan TK hanya menyelenggarakan
program pendidikan. Meskipun ada perbedaan
Kriteria calon sekolah penyelenggara namun inti dari TK dan RA adalah sama,
pendidikan Inklusif (Pedoman Umum memberikan pendidikan dan stimulus yang
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif 2007: 29) tepat bagi perkembangan anak usia dini.
meliputi: (1) Kesiapan sekolah untuk Pemberian pendidikan tentunya harus dilihat
menyelenggarakan program pendidikan dari persiapan-persiapan lembaga yang akan
inklusif (kepala sekolah, komite sekolah, guru, mendirikan pendidikan anak usia dini.
peserta didik, dan orang tua), (2) Terdapat
anak berkebutuhan khusus di lingkungan Dari pernyataan di atas maka dapat
sekolah, (3) Tersedia guru pendidikan khusus disimpulkan bahwa penyelenggaraan kelas
(GPK) dari PLB (guru tetap sekolah atau guru inklusi adalah sebuah kesiapan sebuah lembaga
yang diperbantukan dari lembaga lain), (4) untuk mengadakan kelompok anak yang belajar
Komitmen terhadap penuntasan wajib belajaR, bersama dari guru sama dan materi sama tanpa
(4) Memiliki jaringan kerjasama dengan membedakan latar belakang kondisi sosial,
lembaga lain yang relevan, (5) Tersedia sarana ekonomi, politik, suku, bahasa, jenis kelamin,
penunjang yang mudah diakses oleh semua agama atau kepercayaan, serta perbedaan
anak, (6) Pihak sekolah telah memperoleh kondisi fisik maupun mental untuk mencapai
sosialisasi tentang pendidikan inklusif, (7) tujuan bersama.Penyelenggarakan kelas inklusi
Sekolah tersebut telah terakreditasi DAN (8) dilaksanakan dikarenakan kebutuhan
Memenuhi prosedur administrasi yang masyarakat akan sebuah kelas yang dapat
ditentukan. Kesiapan taman kanak-kanak dalam melayani anak-anak dengan kelebihan dan
kelas inklusi dapat diawali dengan pemenuhan kekurangannya. Penyelenggaraan kelas inklusi
kriteria dalam menyelenggarakan pendidikan tetap harus memperhatikan peserta didik,
inklusi. Menurut Surya (Mulyasa, 2004:197) kurikulum, tenaga pendidik, kegiatan
kesiapan dapat diartikan sebagai jumlah pola- pembelajaran, penilaian dan sertifikasi, sarana
3
Devi Mastuti/ Journal of Early Childhood EducationPapers (1) (2014)
4
Devi Mastuti/ Journal of Early Childhood EducationPapers (1) (2014)
5
Devi Mastuti/ Journal of Early Childhood EducationPapers (1) (2014)
Kepala sekolah dan orang tua murid taman lembaga tersebut. Guru kelas taman kanak-
kanak-kanak di kecamatan Gajahmungkur. Data kanak merencanakan tujuan, merencanakan
sekunder merupakan data yang diperoleh pengelolaan kelas, merencanakan
dengan mengambil bahan-bahan penelitian pengorganisasian bahan, merencanakana
melalui literature yang ada kaitannya dengan pengelolaan kegiatan pembelajaran,
penelitian. merencanakan penggunaan sumber belajar, dan
merencanakan penilaian dengan standar yang
Keabsahan data dalam penelitian masih sesuai dengan dinas. Model pembelajaran
menggunakan triangulasi sumber. Miles dan yang masih menggunakan area, pemilihan
Huberman (Sugiyono, 2010:337) menyatakan media dan penempatan alat permainan edukatif
analisis data dilakukan melalui kegiatan sebagai masih untuk anak-anak reguler. Perencanaan
berikut; reduksi data, display data dan verifikasi sumber dan bahan pembelajaran yang nantinya
data. dikerjakan anak di kelas juga masih berstandar
sekolah reguler pada umunya. Perencanaan
Hasil dan Pembahasan penilaian dan tindak lanjut dilakukan guru,
dengan tidak membedakan antara anak
Berdasarkan hasil penelitian diketahui berkebutuhan khusus dan anak-anak lainnya.
bahwa Perencanaan program kegiatan
pembelajaran harus sesuai dengan konsep Kegiatan pembelajaran merupakan inti
pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam dari pelaksanaan kurikulum. Mutu pendidikan
kurikulum. Penyusunan program pengajaran dalam hal ini terkait dengan mutu lulusan
sebagai sebuah proses disiplin ilmu banyak dipengaruhi oleh mutu kegiatan
pengetahuan, realitas, sistem, dan teknologi pembelajaran. Jika mutu kegiatan
pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pembelajarannya bagus, dapat diprediksi
pembelajaran berjalan dengan efektif dan bahwa mutu lulusan bagus; atau sebaliknya, jika
efisien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mutu kegiatan pembelajarannya tidak bagus,
merancang kegiatan pembelajaran pada sekolah maka mutu lulusannya juga tidak bagus. Oleh
penyelenggara kelas inklusi antara lain: karena itu pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menetapkan tujuan pembelajaran, harus dirancang dengan baik, disesuaikan
merencanakan pengelolaan kelas, dengan kemampuan dan kebutuhan setiap
merencanakan pengorganisasian media, individu siswa dan didukung oleh kompetensi
merencanakan pengelolaan kegiatan guru, media, sumber dan strategi pembelajaran
pembelajaran, merencanakan penggunaan yang memadai, sesuai dengan Standar
sumber belajar dan menentukan penilaian Pelayanan Minimal (Pedoman khusus
(Pedoman khusus penyelenggaraan kelas penyelenggaraan pendidikan inklusif kegiatan
inklusif kegiatan pembelajaran, 2007:22). pembelajaran, 2007:5).
untuk menyelesaikan skripsi ini, serta Dra. Lita _____ . 2002. Undang-Undang Republik
Latiana, SH, M.H yang telah berkenan menguji Indonesia Nomor 23 Tahun
dan membimbing hasil penelitian ini. Semua 2002Tentang Perlindungan Anak.
Jakarta: Kepres
dosen jurusan Pendidikan Guru Pendidikan
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran.
Anak Usia Dini yang telah menanamkan ilmu Bandung: Rosdakarya
sebagai bekal yang sangat bermanfaat bagi Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian
penulis. Serta seluruh pihak-pihak terkait yang Kualitatif. Bandung: Remaja
telah mendukung secara langsung maupun Rosdakarya.
tidak langsung. Mulyasa. 2010. Menjadi Guru
Profesional.Bandung:Rosda
Musbikin,Imam. 2010. Buku Pintar PAUD.
Daftar Pustaka
Yogyakarta: Laksana
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Aqib, Zainal. 2011. Pedoman Teknis Republik Indonesia Nomor 70.2009.
Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik
Anak Usia Dini). Bandung:Nuansa Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki
Aulia. Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat
Arikunto, Suharsimi. et al. 2009. Penelitian Istimewa.
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Smith, J.David. 2012. Sekolah Inklusif.
Azwar, Syariffudin. 2011. Metode Penelitian. Bandung:Nuansa
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Barnawi. 2012. Manajemen Sarana dan
Bandung : Alfabeta
Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media Suyadi. 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta:
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Pustaka Pelajar
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Suyanto,Slamet. 2003. Konsep Dasar
Depdiknas Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
________ . 2007. Pedoman Umum UNY
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif.
Takdira, Asta. 2012. Peningkatan Kualitas
Jakarta: Depdiknas
________ .2007. Pedoman Khusus Layanan Program Kursus di Pusat
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif: Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Citra Ilmu Kabupaten Semarang Jawa
Depdiknas Tengah. Skripsi Universitas Negeri
Jacobsen. et al. 2009. Methods for Teaching. Semarang.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Trianto. 2011. Desain Pengembangan
Kepres. 1997. Undang-Undang Negara Republik
Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Indonesia Nomor 4 Tahun 1997
Tentang Penyandang Cacat. Jakarta: Kencana
Kepres Uno, Hamzah.2008. Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara