You are on page 1of 13

Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.

id

Potensi Sand Dunes Sebagai Upaya Pengembangan Eco Tourism


Di Kawasan Obyek Wisata Parangtritis Yogyakarta
Suradi
Akademi Pariwisata STIPARY Yogyakarta
E-mail : suradi_hadi@yahoo.com

Abstract - This research was aimed at providing a picture of how far Parangtritis Sand Dunes area
has been utilized as a natural tourism. Background of the title of this research was that parangtritis has
given biggest region income compared with other tourism in Bantul. The approach used in the
research was qualitative, in the setting of natural sites containing geographical phenomena. The data
were collected by means of intensive interviews, field observations, and document studies. The main
instrument was the researcher himself. The data validation was obtained by a triangulation of resource
persons, respondents’ confirmation and discussions with colleagues. The data reliability was reached
by accurate descriptions, the use of mechanical recorders, and consultation with experts. The data
analysis was done by data presentation and drawing conclusion and construct direction of sandunes
development, the SWOT analysis was applied. Based previous researchs it was known that facilities
and utilities available in Sand Dunes areas were not in a good condition. Direction of Sand Dunes
development is devided into four namely respon, secovery, reconstruction or rehabilitation and
development. Based on survey it can be concluded that society suppots the existence of Sand Dunes
to be conservated as special and unique attraction for visitor.
Keywords : response, recovery, recontruction and development.

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang upaya pengembangan dan
pemanfaatan Sand Dunes/Gumuk pasir sebagai wisata alam di kawasan obyek wisata Parangtritis
Latar belakang pengambilan judul dalam penelitian ini adalah bahwa Parangtritis telah memberikan
peningkatan kontribusi kepada Peningkatan Asli Daerah yang paling besar diantara tujuan obyek
wisata yang lain di Daerah Kabupaten Bantul. Untuk lebih menarik wisatawan datang dan berkunjung
kembali dilakukan penataan dan berbagai pengembangan kawasan dengan potensi yang dimiliki
sesuai karakter daya tarik asli dengan melakukan pembagian Zone kawasan salah satu diantaranya
konservasi kawasan Sand Dunes/gumuk pasir di Parangtritis Pendekatan yang dipilih adalah
pendekatan kualitatif dalam setting bentang alam yang mengandung fenomena geografis. Data
dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan dan studi dokumen. Instrumen utama
penelitian ini ialah peneliti sendiri. Validasi data diperoleh melalui trianggulasi sumber, konfirmasi
responden dan diskusi dengan teman sejawat. Reliabilitas data diusahakan melalui deskripsi cermat,
dan menggunakan alat perekam mekanik, serta audritial. Analisis data dilakukan dengan penyajian
data, dan penarikan kesimpulan dan untuk menyusun arahan pengembangan Sand Dunes/Gumuk
Pasir digunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Treat). Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa fasilitas dan utilitas yang ada di gumuk pasir masih
kurang memadai, dan arahan pengembangan kawasan Sand Dunes/Gumuk Pasir dibagi menjadi
empat arahan pengembangan antara lain : arahan response atau penyelamatan, arahan recovery
atau pemulihan, arahan recontruction atau rehabilitasi dan arahan development atau pengembangan
perbaikan lingkungan dan penambahan fasilitas. Dan dari pengembangan kawasan Sand
Dunes/gumuk pasir ini berdasarkan jajak pendapat dapat disimpulkan bahwa masyarakat mendukung
keberadan gumuk pasir untuk di konservasi dan dilestarikan sebagai daya tarik khas dan langka.
Kata Kunci : penyelamatan. pemulihan, rehabilitasi dan pengembangan.

1.1. Latar Belakang Masalah macam cara, yang paling penting adalah
Dalam prespektif global, sejumlah sumbangannya pada neraca pembayaran,
pengamat dan praktisi sepakat bahwa industri pendapatan nasional (GDP), penciptaan
pariwisata berpeluang menjadi industri lapangan kerja dan sektor-sektor lain melalui
terbesar abad 21. (Sulistyadi, 1999: 3). akibat secara tidak langsung.
Peranan pariwisata yang paling besar dan Berkat Undang-Undang Otonomi
penting adalah pengaruhnya terhadap produk Daerah Nomor 32 Tahun 2004, maka
domestik bruto (GDP) di negara-negara yang Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota
didominasi oleh pariwisata massal (mass dengan otonomi yang lebih luas, sangat besar
tourism), yaitu di negara-negara yang sangat peranannya karena secara langsung
tergantung pada pariwisata. Sumbangan membangun objek wisata atau daerah tujuan
pariwisata dalam pembangunan ekonomi wisata yang ada di wilayahnya, baik wisata
nasional dapat diukur dengan bermacam- alam, budaya (religius) maupun buatan.
ISSN : 2087 – 0086 83
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

Wilayah pesisir mempunyai potensi yang daerah, pada umumnya didasarkan pada pola
besar dan terdapat indikasi bahwa wilayah perencanaan regional dan kawasan. Oleh
pesisir merupakan kawasan yang tumpang karena pembangunan kepariwisataan alam ini
tindih kepentingan, potensi pesisir bagi sangat erat kaitannya dengan upaya meng-
kepariwisataan diantaranya untuk wisata alam konservasi lingkungan, maka konsep dan
dan khususnya juga wisata bahari dan lain-lain prinsip pembangunan berwawasan lingkungan
(Sukahar dalam Fandeli 1995 : 87). harus menjadi pertimbangan utama (Nuryanti
Wisata pantai merupakan wisata yang Dalam Fandeli 1995 : 15).
paling banyak menyerap wisatawan baik Konservasi adalah pemeliharaan dan
dalam skala internasional maupun nasional, perlindungan sesuatu secara teratur untuk
karena mempunyai karakteristik yang mencegah kerusakan dan kemusnahan
menawan seperti sun, sea, and sand. Pada dengan jalan mengawetkan (Retnoningsih A. &
ketiga hal ini dapat dijelaskan bahwa Suharso, 2005 : 262). Keberhasilan suatu
keindahan atau daya tarik yang terdapat pada konservasi kawasan salah satunya adalah
pantai adalah keindahan yang didapatkan oleh didukung masyarakat setempat. Menurut
para wisatawan ketika matahari terbenam, Yoeti (1997:57) unsur-unsur yang dapat
keindahan laut yang memiliki deburan ombak mempengaruhi perhubungan pariwisata pada
yang sangat menarik dan jarang ditemukan di suatu daerah antara lain ialah: iklim, kondisi
pantai-pantai lain yang terdapat di Indonesia fisik, atraksi, akses, pemilikan dan
dan adanya pasir pantai yang disebut gumuk penggunaan lahan, hambatan dan dukungan,
pasir atau Sand Dunes yang tidak ada duanya serta perlindungan lingkungan, pandangan
di Indonesia. Obyek Wisata Gumuk Pasir wisatawan, lingkungan budaya.
Parangtritis walau belum mempunyai peranan 1. Pengembangan Kawasan Pariwisata
yang sangat besar akan tetapi mempunyai Didalam Undang-undang No 10 tahun
andil didalam memacu perkembangan 2009 pasal 1 ayat ; 10; yang dimaksud
pariwisata Wisata Alam/ minat khusus yang dengan Kawasan Strategis Pariwisata
ada di kabupaten Bantul. Tujuan penelitian ini adalah ; Kawasan yang memiliki fungsi
adalah (1) mendeskripsikan dan utama pariwisata atau memiliki potensi
Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan untuk pengembangan pariwisata yang
eksternal dalam pengembangan konservasi mempunyai pengaruh penting dalam satu
Gumuk Pasir sebagai Obyek Wisata Alam atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
Parangtritis, (2) mencari dan merumuskan ekonomi, sosial dan budaya,
alternatif yang tepat dalam partisipasi dan pemberdayaan sumber daya alam, daya
pemberdayaan masyarakat sekitar, (3) dukung lingkungan hidup, serta
Mengidentifikasikan sarana prasarana yang pertahanan dan keamanan.
ada dalam menyusun arahan Pemanfaatan 2. Pembangunan Pariwisata yang Berlanjut
dan konservasi Gumuk Pasir sebagai dan Berwawasan Lingkungan.
pengembangan wisata Alam dikawasan obyek Pada hakekatnya pembangunan bertujuan
wisata Parangtritis. untuk meningkatkan dan menciptakan
keanekaragaman kegiatan perekonomian.
2.1. Kajian Pustaka Salah satunya dibidang pariwisata yang
Potensi adalah kemampuan untuk dapat mana kegiatan ini seharusnya bersamaan
dikembangkan : kekuatan : kesanggupan : dengan pemeliharaan lingkungan hidup
(Retnoningsih A. & Suharso, 2005 : 388). disertai dengan Analisa Dampak
Pengertian ”Wisata” menurut Undang-Undang Lingungan (AMDAL). Menurut Wirosurdjo
nomor 10 tahun 2009 adalah kegiatan ada tiga pendekatan pariwisata yaitu :
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang a. Pendekatan Advocacy
atau sekelompok orang dengan mengunjungi Adalah suatu pendekatan yang
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, melihat pariwisata dari segi positif.
pengembangan pribadi, atau mempelajari Pariwisata dianggap sebagai sector
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi yang perlu didukung karena banyak
dalam jangka waktu sementara (pasal 1 memberi keuntungan ekonomis.
UU.10/2009). b. Pendekatan Countionary
Selanjutnya pengertian ”Pariwisata” Adalah suatu pendekatan yang
menurut Undang-Undang nomor 10 tahun memandang pariwisata dari segi
2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata negatif dan menekankan pada
dan didukung berbagai fasilitas serta layanan kerugian yang ditimbulkan dengan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, adanya pembangunan pariwisata.
pemerintah dan pemerintah daerah. c. Pendekatan Adaptacy
Pembangunan kepariwisataan alam disuatu
ISSN : 2087 – 0086 84
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

Adalah pendekatan kedua pemeriksaan keabsahan data dengan


modernisasi dari pendekatan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
bersifat saling bertentangan. data-data itu untuk keperluan pengecekan
Pendekatan ini memandang pariwisata atau pembanding terhadap data tersebut
dari dua sisi yaitu sisi positif dan sisi (Moleong, 2000:178).
negatif yang sebenarnya dapat 2. Analisis SWOT (Strength, Weakness,
dikendalikan. Pendekatan ini Opurtunity, Treat)
mengajarkan pembangunan pariwisata Analisis ini digunakan untuk memberikan
pada skala kecil sehingga mudah diskripsi mengenai kondisi wilayah
dikendalikan dan dapat berlangsung penelitian melalui SWOT Analisis. SWOT
secara berkelanjutan. Analisis adalah : kombinasi potensi
internal (kekuatan dan kelemahan) dan
3.1. Jenis Penelitian. potensi eksternal (peluang dan tantangan)
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang umum untuk merumuskan suatu
dengan mengambil bentuk studi kasus. Juga rencana. (Rangkuti, 2005;19)
dikemukakan juga orientasi teoritis, yaitu
landasan berfikir untuk memahami makna 4.1. Hasil Penelitian Dan Temuan
suatu gejala. (Dwiloka & Riana, 2005 : 77). 4.1.1. Potensi Gumuk Pasir sebagai wisata
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Alam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif Terbentuknya sebaran bentang lahan
deskriptif. Artinya data dikumpulkan beberapa dengan berbagai bentuk lahan di wilayah
kata-kata, gambar dan bukan angka (Moleong, propinsi DIY, termasuk gumuk pasir di wilayah
2001:6). Observasi yang dilakukan oleh pesisir Parangtritis mempunyai perjalanan
peneliti dalam rangka mengumpulkan data panjang dan sangat kompleks. Tingkat
tentang fenomena-fenomena yang ada di kompleks yang dimaksud sejalan dengan
sekitar Gumuk pasir. Dan wawancara peneliti sejarah pertumbuhan kenampakan alam
dalam rangka pengelompokan data tentang (geologi) di wilayah provinsi Jawa Tengah.
pandangan masyarakat, pelaku pariwisata, Tumbuhnya rangkaian gunung api di Jawa
tokoh masyarakat dan pejabat terkait pembuat Tengah, khususnya di wilayah DIY yakni
kebijakan dalam keberadaan Gumuk Pasir gunung Merapi sebagai sumber materi
dalam hal memanfaatkan sebagai obyek sediment yang dibawa oleh system sungai
wisata alam haruslah dilakukan secara wajar dengan arah alirannya menuju pantai selatan
sebagaimana adanya tanpa dibuat-buat atau DIY. Adanya gelombang yang cukup besar
dimanipulasi. dan arus laut yang kuat sebagai factor seleksi
Oleh karena itu agar dapat menggali dari materi sediment yang terbawa oleh sungai
data secara langsung maka penelitian ini hingga muara (laut), menghasilkan pasir
menekankan pada kualitatif dengan observasi semakin halus. Sedimen yang terendapkan di
lapangan dan wawancara kepada para pantai sedemikian halus (dengan diameter
informan (responden). Jumlah informan sedikit <0,002 mm) setelah kering mampu
tetapi penelitian ini merupakan penelitian diterbangkan angina kea rah darat. Pantai
kualitatif dengan menggunakan pendekatan selatan Yogyakarta adalah pantai yang
interpretatif. Dalam ilmu-ilmu sosial berhadapan dengan laut lepas, dengan tiupan
mengembangkan beberapa pendekatan angin yang cukup kencang setiap harinya (> 5
variasi, yaitu interpretative fenomenologi. km/menit).
Sejalan pendapat (Bogdan dan Biklen, Sejalan dengan waktu, maka
1982:32), maka sebagai responden atau terbentuklah timbunan pasir yang terangkut
informan dalam penelitian ini adalah key kedarat oleh tenaga angina, yang diawali
person yang berperan dan memiliki hubungan dengan oleh adanya proses pelepasan
dengan wisata alam gumuk pasir Parangtritis sediment dipantai saat gelombang terhempas
di Kabupaten di daerah Istimewa Yogyakarta. di pantai/gisik. Perkembangan gumuk pasir di
Parangtritis terus berkembang, bahkan ada
3.2. Tehnik Analisa Data kecenderungan mengancam daerah
Proses analisis data dilakukan selama persawahan yang subur dapat tertimbun pasir.
proses pengumpulan data dan setelah Oleh karenanya penduduk penduduk dan atas
pengumpulan data berakhir. Pada penelitian bantuan pemerintah telah mencoba
ini peneliti menggunakan Analisis data yaitu; membatasi pertumbuhan gumuk pasir dengan
1. Trianggulasi Data menanam vegetasi sebagai fungsi bafer alam.
Dalam menguji keabsahan data penelitian, Data citra satelit Quickbird tahun 2004 nampak
peneliti menggunakan tehnik trianggulasi jelas adanya vegetasi sebagai bafer di
data. Trianggulasi data yaitu tehnik sepanjang pesisir Parangtritis. Vegetasi ini
ISSN : 2087 – 0086 85
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

hasil penghijauan tahun 1982, dimaksudkan parabolik, (4) gumuk pasir bentuk longitudinal,
juga menjadi peneduh sehinga kesan gersang dan (5) gumuk pasir bentuk bintang (Colin
diwilayah pantai tidak dominan dirasakan Sale, 1989: 190). Lihat gambar gumuk pasir
pengunjung. Pada sisi lain sangat diperlukan barchan di bawah ini.
upaya untuk menata sebaran dari vegetasi
yang ada, sehingga tidak merusak
pertumbuhan gumuk pasir yang patut kita
lestarikan. Adapun vegetasi yang dapat kita
jumpai antara lain :
1) Pohon kelapa. 8) Pohon siwalan
2) Pohon waru pantai 9) Pohon Jambu Mete
3) Pohon cemara 10) Pohon Jeruju Pantai
pantai 11) Rumput pantai (spinivek)
4) Pohon lamtoro 12) Semak belukar Gambar foto 4.2. Gumuk pasir barchan.
5) Pohon ketapang 13) Vegetasi beluntas
6) Pohon Pandan 14) Vegetasi Pandanus
Berdasarkan aktifitasnya, gumuk pasir
7) Pohon Akasia Parangtritis dapat dikelompokan menjadi 2;
4.1.2. Fenomena Alam yang Terdapat di Gumuk pasir aktif dan Gumuk pasir pasif.
Parangtritis Areal gumuk pasir aktif ( jenis berchan dan
4.1.2.1. Gumuk Pasir longitudinal ) menempati bagian timur dengan
Gumuk pasir adalah akumulasi pasir luas sekitar 25% dari luas gumuk pasir yang
lepas berupa gundukan di mana bentuknya ada. Di gumuk pasir aktif, proses-proses
teratur, dihasilkan oleh arah umum angin yang pembentukanya dapat diamati dan di pelajari
bekerja pada suatu daerah (whitten and brook dengan baik. Ciri daerah ini adalah sedikitnya
dalam Suroso 1992:VII-8). Gumuk pasir pantai vegetasi. Umumnya vegetasi yang ada
merupakan akumulasi pasir-pasir pantai yang merupakan tumbuhan liar seperti pandan,
lepas terendapkan sepanjang pantai oleh rumput grinting dan entong-entongan. Struktur
pengerjaan angin dan kenampakan sedimen permukaan (ripple mark )
endapannya mempunyai ciri khas baik berkembang baik.
ketinggian maupun pelemparannya, sehingga Kawasan gumuk pasir pasif menempati
menghasilkan dua tipe yang berbeda yaitu: a) bagian tengah sampai muara Kali Opak. Di
akumulasi pasir, b) endapan-endapan debu daerah ini vegetasinya lebat, seperti Gliriside
lempung yang disebut loess. dan Akasia. Pola tanam penghijauan
Loess dijumpai pada tempat-tempat masyarakat relatif barat-timur dan utara-
yang jauh dari tempat asalnya, sedangkan selatan. Struktur sedimen permukaan tidak
pasir pada tempat-tempat yang dekat dari berkembang, dan sebagian besar sudah tidak
tempat asalnya. Endapan-endapan angin nampak lagi. Vegetasi sangat berpengaruh
(eolin) biasanya terdapat di gurun (desert), pada aktifitas sedimentasi, karena angin yang
tetapi endapan pasir eolin pun biasa dijumpai bertiup terhalang vegetasi dan pasir yang ada
di daerah bukan gurun non desert seperti di dibawahnya terlindung dari tiupan angin.
Parangtritis.Lihat gambar gumuk pasir di Gumuk pasir, menurut jenis dan
bawah ini. bentuknya, dapat dibagi menjadi beberapa
macam; gumuk pasir barkhan menempati
gumuk pasir aktif. Sedangkan jenis parabolic
dan sisir, menempati gumuk pasir pasif. Jenis
gumuk pasir barchan merupakan ciri khas
gumuk pasir di Parangtritis dan satu-satunya
di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara
(Kedaulatan Rakyat, 26 Januari 1997).
Di daerah Parangtritis dan sekitarnya,
Gambar foto 4.1. Gumuk pasir terhambat gumuk pasir terdapat di sepanjang pantai
tumbuhan. selatan. Gumuk pasir ini merupakan gumuk
Sebagian besar garis pantai baik garis pasir yang paling timur dari gumuk pasir-
pantai lautan maupun danau, kecuali bila gumuk pasir yang ada di Jawa Tengah. Di
pantainya berbatu dan kasar, endapan pasir Jawa Tengah gumuk pasir telah meluas jauh
dapat dijumpai, tetapi tidak selalu berbentuk dan luas, merentang dari batas Gunung Sewu
gumuk pasir. Menurut (Colin Sale, 1989: 188) dekat Parangtritis sampai Cilacap, menempati
pada prinsipnya gumuk pasir terbentuk akibat bagian selatan daripada dataran alluvial. Jalur
tenaga angin. Bahkan dipertegas pada gumuk pasir tadi menurut Verstappen lebarnya
halaman 190, ada lima jenis gumuk pasir kira-kira dua kilometer dan tingginya antara 2-
antara lain (1) gumuk pasir barchan, (2) gumuk 20 m. Fenomena tersebut mirip gumuk pasir
pasir bentuk transvers, (3) gumuk pasir bentuk yang ada di Parangtritis.
ISSN : 2087 – 0086 86
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

Dengan altimeter, di sebelah barat laut


pantai Parangtritis terdapat gumuk pasir
dengan ketinggian tiga puluh lima meter. Hal
ini menunjukkan betapa intensifnya
pengendapan yang terjadi dari tahun ke tahun.
Pasir yang diendapkan di pantai Parangtritis
berasal dari vulkan Merapi yang diangkut oleh
sungai terutama selama musim barat (musim Gambar foto 4.5. Permukiman liar di daerah
penghujan). Hal ini menyebabkan pada akhir gumuk pasir.
musim barat muara sungai Opak terbendung,
sehingga penduduk terpaksa menggali
saluran-saluran keluar di sebelah timurnya
untuk mencegah banjir pada lahan
persawahan.
Material pasir tercurah pada muara
sungai Opak kemudian mengalami
pengangkutan oleh arus sepanjang pantai
(Long shore current) ke arah timur karena
Foto 4.6. Aktivitas penduduk di gumuk pasir.
pengaruh angin barat. Adanya bagian plato
Gunung Sewu yang menjorok ke arah laut,
yaitu di sebelah timur Parangtritis, maka
pengangkutan material pasir tadi menjadi
terhalang dan diendapkan di dasar laut antara
muara sungai Opak sampai tebing curam.
Selanjutnya endapan pasir tersebut diangkut
oleh gelombang ke darat dan pada musim
kemarau, kenyataan ini sesuai pendapat
Sutikno 1983 dan PUSPAR UGM 2000. Untuk Gambar Foto 4.8. Rambu-rambu Pelestarian
itu lihat gambar di bawah Gumuk Pasir.
4.1.2.2. Sarana dan Prasarana
1. Sarana Transportasi
Kondisi jalan yang menghubungkan Kota
Yogyakarta hingga kawasan obyek wisata
Parangtritis memiliki kondisi yang cukup
baik dengan lebar rata-rata 10-12 m.
sedangkan jalan dari parangtritis menuju
obyek wisata alam gumuk pasir
Gambar foto 4.3. Gumuk pasir
merupakan jalan yang sudah beraspal
dengan lebar yang bervariasi antara 5-6 m
yang dapat dilalui angkutan bus
mengelilingi ke tepi Objek wisata tersebut.
2. Sarana dan Prasarana Komunikasi
Untuk daerah penelitian yaitu obyek wisata
alam gumuk pasir sarana komunikasi dan
telekomunikasi sampai dengan saat ini
Gambar foto 4.4. Gumuk pasir. sudah masuk kekawasan wisata obyek
Gumur pasir (sand dunes) di Parangtritis wisata alam gumuk pasir. Fasilitas
seperti di atas, kelestariannya akan terancam komunikasi berupa telepon hanya ada di
oleh perkembangan obyek pariwisata yang Parangtrits, tetapi untuk fasilitas selluler
diikuti pengembangan pemukiman baru di (Hand Phone) cukup baik, sedangkan
sepanjang pantai. (Merdah, 1991:130). Kalau kantor pos hanya ada 1, untuk Koran atau
hal ini tidak mendapatkan perhatian dari surat kabar dapat diakses di daerah
pemerintah setempat, akan merusak salah sekitar obyek wisata alam gumuk pasir.
satu aset daya tarik pariwisata, yakni gumuk 3. Listrik dan Air Bersih
pasir daerah hunian yang tidak terdapat di Di Kabupaten Bantul secara umum
bagian lain di Indonesia. Untuk jelasnya lihat jaringan listrik sudah sampai kedaerah-
gambar di bawah ini; daerah pelosok pedesaan. Sedangkan
pada lokasi penelitian jaringan listrik sudah
masuk kawasan obyek wisata alam gumuk
pasir. Sementara itu untuk air bersih di
ISSN : 2087 – 0086 87
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

lokasi Laboratorium sudah ada yaitu timur dari Gumuk Pasir (sebelah barat
berupa sumur bor. Lapangan Parangkusumo).
4. Sarana Penunjang Wisata
Faktor ini berpengaruh terhadap 4.2. Pembahasan Dan Analisa
kenyamanan wisata dalam menikmati 4.2.1. Latar Belakang Pengembangan
Objek wisata tersebut. Sarana penunjang Objek Wisata Alam Gumuk Pasir
wisata meliputi : Pengembangan Kawasan wisata
a. Laboratorium Geospasial Gumuk Pasir masuk ke dalam pengembangan
Adalah bangunan yang dibuat oleh Kawasan Wisata Parangtritis dan Pantai
BAKOSURTANAL dan bekerjasama Depok. Kawasan pantai selatan Kabupaten
dengan Fakultas Geografi UGM dan Bantul berdasarkan potensi, keterbatasan dan
Pemda DIY/Dinas Pariwisata, prediksi perkembangan yang cepat sebagai
bangunan tersebut berbentuk kerucut kawasan wisata mempunyai kecenderuangan
dimana pada puncak kerucut (menara terjadinya konflik yang mengakibatkan
Pandang) pengunjung bisa melihat terjadinya beberapa hal yang bersifat negatif
kondisi dan situasi di sekitar obyek mempunyai kecenderungan antara lain ; (1)
wisata Alam Gumuk Pasir. Bangunan Inefiensi antar sasaran program yag
ini berdasarkan pendanaannya adalah mengakibatkan tidak tercapainya sasaran
dikelola oleh Bakosurtanal yang kegiatan proyek bagi perlindungan usaha
berpusat di Cibinong, sedangkan kegiatan usaha masyarakat, (2) Pemanfaatan
pengelolaannya ditangani oleh tiga ruang yang dikembangkan tidak teratur akan
instansi : Bakosurtanal, UGM dan mengurangi nilai manfaat ruang serta
Pemda dalam hal ini Dinas Pariwisata, terjadinya tumpang tindihnya pemanfaatan
seni dan budaya. Rencananya Lab. ini antara pelaku pembangunan, dan (3)
sebagai pusat informasi Pariwisata Prasarana yang ada belum optimal
Tehnologi yang akan dapat penggunaannya atau tidak berfungsi sama
memberikan tentang visualisasi suatu sekali sehingga mengakibatkan pemborosan
kawasan bisa terjadi baik dikawasan biaya pembangunan.
Gumuk Pasir Parangtritis maupun Peletakan dasar-dasar pertimbangan
seluruh pemetaan yang ada di wilayah pembangunan mempunyai tujuan untuk
Republik Indonesia. mengurangi atau menghindari hal-hal tersebut
b. Warung makan diatas diperlukan suatu pertimbangan dengan
Di obyek wisata alam gumuk pasir mendasarkan pada 3 aspek antara lain :
karena ditempat tersebut merupakan 1. Aspek kelestarian alam dan perlindungan
kawasan alam namun sesuai rencana situs budaya. Kondisi fisik kawasan pantai
di Laboratorium tersebut akan selatan Kabupaten Bantul berupa tanah
dilengkapi dengan Kantin, dan bila pasir yang bersifat aktif, maka disepanjang
pengunjung menghendaki jenis-jenis garis pantai ditetapkan sebagai kawasan
makanan masakan khas ikan ikan, lindung dan juga terdapat situs budaya
maka rumah makan akan didapat di peninggalan sejarah yang merupakan aset
Obyek Pantai Depok atau di Pantai budaya. Memperhatikan hal tersebut perlu
Parangkusumo yang terletak tidak penangan khusus dalam hal ini perlu
jauh kurang lebih 1-2 kilo meter. peraturan yang menekankan pada upaya
c. Tempat parkir mempertahankan kelestarian alam dan
Area parkir di obyek wisata alam perlindungan situs budaya yang dikaitkan
gumuk pasir sudah ada dua tempat dengan proses pembangunan yang
parkir sepeda motor dan satu tempat sedang berjalan dan menjadikan prioritas.
parkir mobil. 2. Aspek pemenuhan kebutuhan dasar dan
d. MCK perlindungan kegiatan usaha masyarakat.
Sarana MCK di obyek wisata alam Kepadatan usaha masyarakat dalam
gumuk pasir sudah tersedia rangka upaya pemenuhan kebutuhan
khususnya di Laboratorium ada sekitar dasar seperti : pangan, papan dan
10-12 kamar kecil. pendapatan yang berjalan selama ini perlu
e. Tempat ibadah dilindungi dan ditingkatkan sejalan dengan
Tempat Ibadah di Objek wisata obyek garis kebijaksanaan yang telah ditentukan
wisata alam gumuk pasir sudah ada dan juga memperhatikan perkembangan
berupa musola di dekat tempat Lab. ekonomi yang sedang tumbuh. Dasar
Geospasial dan masih ada tempat pertimbangan pembangunan dalam hal ini
latihan manasik haji yang berada disisi adalah menempatkan kegiatan usaha
yang pada umumnya berskala kecil
ISSN : 2087 – 0086 88
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

dengan upaya perlindungan secara program kaitannya dengan pengembangan


berkelanjutan serta upaya peningkatannya wisata alam.
yang dijabarkan dalam program 4.2.3. Rencana Tata ruang
pembangunan. Perencanaan tata ruang kawasan
3. Aspek pertumbuhan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan untuk
Perkembangan kegiatan ekonomi yang mengantisipasi pertumbuhan dan
diakibatkan oleh meningkatkan kegiatan pengembangan kegiatan pembangunan
membawa pengaruh pada pertumbuhan kawasan tertentu. Usaha ini dilakukan dengan
wilayah yang sangat cepat dan tidak mengatur dan mengarahkan kegiatan
terkendali dan mempunyai kecenderungan pembangunan agar perubahan terjadi lebih
terjadinya kerusakan tatanan/tataran yang baik dari keadaan yang sudah ada, sehingga
berlaku. Kegiatan usaha yang memacu pada akhirnya dapat mencirikan sifat-sifat
pertumbuhan ekonomi umumnya bersifat kehidupan kawasan yang mantap dan dinamis.
padat modal dan berorientasi pada dasar Perencanaan tata ruang kawasan wisata alam
dan keuntungan semata tanpa Gumuk pasir secara spesifik belum ada tetapi
memperdulikan kelestarian alam dan situs perencanaan tata ruang gumuk pasir dijadikan
budaya serta gangguan terhadap satu dengan perencanaan tata ruang kawasan
perlindunga kegiatan masyarakat obyek wisata Pantai Parangtritis.
bermodal kecil. 4.2.4. Rencana Tata Guna Lahan
Ketiga aspek tersebut menjadikan dasar Rencana tata guna lahan sebagai
pertimbangan untuk meletakkan strategi yang perwujudan dari pemanfaatan ruang kawasan
akan diterapkan. suatu usaha dalam rangka membuat kerangka
4.2.2. Program Pengembangan kawasan kawasan perencanaan pada suatu sub
Wisata Gumuk Pasir. kawasan peruntukan dengan tujuan untuk
Landasan pelaksaanaan program memberikan kejelasan dan kemudahan dalam
pembangunan untuk mencapai terwujudnya hal pengaturan, pelaksanaan serta
misi dan visi pembangunan disusun suatu pengendalian pembangunan dari kawasan
strategi yang bersifat arahan pelaksanaan tersebut.
program pembangunan yang penekanannya Lokasi dan luas lahan peruntukan
didasarkan pada dasar-dasar pertimbangan ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai
yang berproses sejalan dengan garis berikut : (1) Nilai ruang dalam kaitannya
kebijaksanaan yang telah ditetapkan dengan dengan fungsi sistem antar kegiatan, (2) Jenis
mengakomodasikan berbagai kepentingan dan kebutuhan ruang kegiatan, (3)
masing-masing pelaku kegiatan Kemungkinan perkembangan dan usaha
pembangunan. pengembangan dimasa mendatang, (4)
Kawasan wisata gumuk pasir akan Ketersediaan lahan, dan (5) Kegiatan yang
dirumuskan menjadi wisata alam/minat khusus sudah ada sebelum perencanaan
sebagai area konservasi meliputi berbagai Rencana tata ruang kawasan Gumuk
sektor, fisik, hutan lindung, olah raga dan Pasir dan Pantai Parangtritis bersifat arahan
keagamaan. Dimana obyek wisata gumuk yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai berikut
pasir mempunyai berbagai macam potensi : (1) Arahan pemanfatan ruang, (2) Arahan
yang ada : (1) Berbagai macam bentuk-bentuk penyusunan anggaran pembangunan daerah
gumuk pasir, (2) Berbagai macam flora dan dan sektoral, (3) Arahan penyusunan rencana
fauna, (3) Berbagai kegiatan kedirgantaraan tehnik ruang, dan (4) Arahan kriteria peraturan
dan olah raga, (4) Kegiatan manasik haji dan bangunan setempat.
sholat ied, (5) Perkemahan, (6) Penelusuran, Berdasar peran dan fungsi-fungsi
(7) Penghijauan, dan (8) Peternakan binatang kegiatan yang sudah ada dan yang sedang
khas. berkembang direncanakan pemanfaatan
Disamping banyaknya potensi-potensi ruang, yang diarahkan bagi pengembangan
yang ada namun tidak terlepas adanya kawasan Gumuk pasir Pantai Parangtritis di
berbagai permasalahan antara lain : (1) Kabupaten Bantul.
Kegiatan akomodasi dan perlengkapan tidak 1.2.5. Rencana Intensitas Ruang Kawasan
merata, menimbulkan konflik dengan Wisata Gumuk Pasir didalam
pelestarian kawasan, (2) Pemberdayaan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantai
SDM/masyarakat belum maksimal sehingga Parangtritis
sulit melaksanakan kegiatan konservasi Pembagian Zona Kawasan Obyek
kaitannya dengan pelestarian bentuk-bentuk Wisata Parangtritis berdasarkan morfofologi
bukit pasir, dan (3) Belum optimalnya kawasan, antara lain sebagai berikut :
laboratorium Geospasial sebagai pusat 1. Zona Preservasi Alam Pantai, diarahkan
kegiatan perencanaan maupun pelaksanaan sebagai areal pengaman alam pantai dan
ISSN : 2087 – 0086 89
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

tepi sungai, yang hanya boleh peternakan, perikanan dan wisata; dan (4)
dimanfaatkan oleh wisatawan unutk Kawasan ini merupakan kawasan ekonomi
bermain dan menikmati suasana tepi strategis yang memiliki pengaruh dan
pantai dan tepi sungai Opak, serta harus keterkaitan pengembangan dengan wilayah
bersih dari bangunan kecuali dengan izin sekitarnya.
pemerintah Daerah apabila ada Sesuai dengan rencana pengembangan
kepentingan yang lebih besar; fungsi kawasan dan tuntutan penyediaan
2. Zona Preservasi Alam Gumuk, diarahkan berbagai fasilitas penunjang yang diinginkan,
sebagai perlindungan proses alamiah maka Tata Guna Lahan Kawasan Pesisir
pembentukan gumuk pasir oleh angin Kabupaten Bantul pada masa yang akan
yang tidak boleh terhalang oleh berbagai datang perlu diarahkan untuk mewujudkan
bangunan, pembangunan fisik dapat pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan
dilakukan dengan izin Pemerintah daerah seimbang.
apabila untuk kepentingan yang lebih 1.2.6. Partisipasi dan Persepsi
besar; Masyarakat
3. Zona Konservasi Rekreasi Publik, 1.2.6.1. Partisipasi Masyarakat
diarahkan sebagai kawasan kegiatan Partisipasi diartikan sebagai ambil
pengembangan wisata domestik masal bagian dalam suatu kegiatan atau
kerakyatan dan kegiatan komersial keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan
pendukung pariwisata; bersama-sama dengan orang lain untuk
4. Zona Konservasi Budaya, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, (Sitepu, 2001).
melestarikan tradisi budaya terkait dengan Partisipasi juga dapat diartikan kerjasama
berbagai kegiatan atau ritual di situs-situs antara rakyat dan pemerintah dalam
atau petilasan - petilasan pada zona yang merencanakan, melaksanakan, melestarikan
bersangkutan; dan mengembangkan daerah atau wilayahnya.
5. Zona Konservasi Rice Field, diarahkan Partisipasi masyarakat dalam kegiatan
untuk berbagai kegiatan yang terkait pengembangan Objek wisata alam gumuk
dengan pertanian; pasir yaitu kesediaan untuk ikut membantu
6. Zona Konservasi Kebun Buah, berfungsi mengembangkan Objek wisata tersebut.
untuk berbagai kegiatan yang terkait Kesempatan berpartisipasi juga menyangkut
dengan pengembangan kebun buah- adanya peluang di Objek wisata alam gumuk
buahan; pasir yaitu dengan cara menjadi pengelola
7. Zona Konservasi Fasilitas Publik, parkir, pemandu wisata, pedagang,
diarahkan untuk berbagai pengembangan menyewakan kamera, jasa fotografi dan lain-
fasilitas publik, serta pembangunan tempat lain.
rekreasi anak; Kemampuan untuk berpartisipasi
8. Zona Konservasi Permukiman, diarahkan mengandung makna penggunaan
untuk pengembangan permukiman serta pengetahuan, keterampilan dan materi agar
pengembangan desa wisata. dapat memanfaatkan kesempatan yang ada,
Dengan mendasarkan pada kebijakan kemampuan dipengaruhi oleh tingkat
yang telah diuraikan tersebut, maka Rencana pendidikan, umur dan pengetahuan. Kemauan
Pengembangan Fungsi dan Peran Kawasan untuk berpartisipasi merupakan reaksi psikis
Pesisir antara lain sebagai berikut : (1) dalam diri manusia, sehingga dapat
Merupakan kawasan fungsional yang mendorong seseorang manusia untuk
terbentuk dalam pengembangan potensi melaksanakan sesuatu sesuai dengan
pariwisata Parangtritis Bagian Barat yaitu kemampuan dan kesempatan yang ada.
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan Keadaan ini dipengaruhi oleh daya tarik dan
secara berkelanjutan serta diarahkan sebagai motivasi masyarakat itu sendiri (Baiquni,
Pusat Pertumbuhan Baru Kawasan Obyek 2003).
Wisata Parangtritis; (2) Kawasan ini 1.2.6.2. Persepsi Masyarakat
merupakan bagian dari wilayah adminstratif Persepsi adalah suatu proses
Desa Parangtritis yang dikembangkan sebagai pembentukan kesan, pendapat ataupun
Zona Konservasi Alam/ Laboratorium Alam ( perasaan terhadap sesuatu hal yang
Preservasi Alam Pantai, Alam Gumuk), Zona melibatkan penggunaan informasi secara
Marine dan Zona Konservasi Permukiman; (3) terarah. Sedangkan Persepsi personal adalah
Kawasan ini merupakan bagian dari Sub suatu proses pembentukan kesan berdasarkan
Wilayah Pengembangan (SWP) IV yang pengamatan atau penalaran terhadap suatu
berpusat di Kecamatan Kretek dengan arahan hal yang mempunyai pengaruh pada fisik
pembangunan sebagai pengembangan maupun psikologi, (Jayadinata, 2003).
kawasan pertanian lahan basah, permukiman,
ISSN : 2087 – 0086 90
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

1.3. Analisa Masing-masing jenis gumuk pasir


4.3.1. Konservasi Gumuk Pasir sebagai tersebut mempunyai cara pembentukan yang
upaya pengembangan wisata Alam di berbeda dan dikontrol factor-faktor yang
kawasan Obyek wisata Parangtritis. berbeda pula. Gumuk pasir Parabolik dan sisir
Gumuk pasir (sand dunes) merupakan dipengaruhi vegetasi yang memotong arah
salah satu ekosistem khas pantai yang angin tenggara barat laut, sehingga terjadi
terbentuk oleh angin yang membawa partikel sedimentasi karena berkurangnya kecepatan
pasir dari arah laut kemudian jatuh di darat angin di belakan vegetasi. Ditambahkan oleh
setelah tertahan vegetasi atau berbagai Egie Mesadi dan Ryan salah satu
perintang lainnya yang ada didaratan. Pasir wisatawan/mahasiswa Telkom dari Bandung:
tersebut kemudian terakumulasi dan ”...Saya sangat setuju bahwa Sand
membentuk gumuk pasir. Dunes/Gumuk pasir ini tetap harus
Gumuk pasir yang ada di dalam dilestarikan karena sangat menakjubkan
kawasan studi merupakan gumuk pasir yang terutama bentuk-bentuknya, kita bisa
cukup luas dan langka di Indonesia. Oleh latihan Salto, action seperti di film-film
karena fungsi ekologi dan kelangkaannya kungfu dll.”
inilah, gumuk pasir tersebut perlu dikonservasi. Letak dan luasan gumuk pasir yang perlu
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Drs. dikonservasi disajikan pada gambar
Suyoto HS, Msi., MMA. Kepala Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya Kab. Bantul
Periode (tahun 2010):
”...Obyek wisata alam Gumuk Pasir
Parangtritis ini adalah obyek khas dan
langka didunia yang terjadi di daerah tropis,
ini hanya ada dua di Parangtritis dan di
Meksiko jadi harus kita selamatkan
keberadaannya dengan
konservasi/revitalisasi sebagai obyek
andalan”
Gambar 4.9. Visualisasi Gumuk Pasir di
Pendapat ini diperkuat oleh Gunadi Yulianto,
Wilayah Pesisir Parangtritis
AH.Mg. Staf Lab. Geospasial Parangtritis :
4.3.2. Partisipasi Masyarakat dalam
”... Dulu sewaktu saya kecil, tahun tujuh
Program Konservasi Gumuk Pasir
puluhan (1977) disepanjang pantai
Parangtritis
Parangtritis sampai Depok semua adalah
Konservasi suatu kawasan pariwisata
Gumuk Pasir dengan puluhan bentuk-
seperti gumuk pasir bukan sesuatu yang
bentuk Barchan tetapi tinggal yang ada
hanya berorientasi pada penyelesaian
sekarang ini, kalau tidak di lestarikan
keindahan fisik saja, akan tetapi harus disertai
Gumuk pasir tersebut akan hilang”
dengan peningkatan ekonomi masyarakat dan
Disampaikan pula oleh Bapak Drs. Nyoman
mentalitas yang lain. Perlu keterlibatan
Sukmantalia, M.Sc. sebagai Kepala
Masyarakat, dimana keterlibatan itu tidak
Laboratorium Geospasial Parangtritis (tahun
hanya mendukung aspek formalitas saja,
2010).
Selain itu, masyarakat yang terlibat tidak
”... Bentuk gumuk pasir yang kerap
hanya masyarakat dilingkungan setempat,
ditemukan di daerah Pantai Parangtritis
tetapi juga masyarakat luas pada umumnya.
menyerupai sabit dan memanjang atau
Semuanya memerlukan mekanisme yang
longitudinal. Kadang kala ditemukan pula
jelas. Untuk melakukannya perlu upaya lintas
bentuk parabola dan sisir. Pembentukan
sektoral multidimensi, disiplin serta
pasir itu antara lain dipengaruhi oleh ukuran
berkelajutan. Aspek yang sangat penting
butiran pasir, tingkat kekeringan, kecepatan
dalam proses konservasi adalah penggunaan
dan intensitas angin, serta keberadaan
tehnologi informasi khususnya dalam
vegetasi yang menutup lahan”
melibatkan banyak pihak untuk menunjang
Gumuk pasir merupakan akumulasi pasir lepas
kegiatan konservasi dan komunikasi juga
berupa gundukan dimana bentuknya teratur
memegang peranan penting dalam ranah-
yang dihasilkan oleh arah angin yang berkerja
ranah tersebut.
pada suatu daerah (Whitten & Brook, 1972). Di
Dalam pemgangunan wilayah gumuk
Parangtritis terhitung sekitar 189 buah gumuk
pasir tidak lupa juga melibatkan masyarakat
pasir, terdiri dari jenis Barkhan 67 buah,
dalam proses perencanaanya dan juga
Longitudinal 79 buah, Parabolik 32 buah dan
berdasarkan tinjauan dilapangan mengenai
sisir 11 buah.
kebutuhan masyarakat. Hal ini diungkapkan

ISSN : 2087 – 0086 91


Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

oleh Bapak Drs. Trisaktiyana, MSi. Sekretaris Disini sangat jelas bahwa masyarakat
BAPPEDA (tahun 2010) kab. Bantul: pendukung adalah masyarakat yang
”...dalam proses perencanaannya tentu mengetahui pentingnya kawasan atau
saja melibatkan masyarakat sebagai salah bangunan tersebut karena mempunyai nilai
satu objek pembangunan, karena historis. Dalam pelaksanaan
pembangunan yang dilakukan dikawasan konservasi/revitalisasi gumuk pasir yang ada
ini juga akan berpengaruh terhadap dikawasan obyek wisata Parangtritis tidak
kehidupan mereka” hanya dilakukan oleh satu institusi, akan tetapi
Ditambahkan pula oleh Bapak Suyatman, S.Ip. lintas sektoral. Ada sekitar delapan institusi
Sekretaris Camat Kretek (tahun 2010) : yang berkaitan dengan kawasan gumuk pasir.
”... ada beberapa media dalam menampung Seperti yang disampaikan oleh Bapak Tlau
aspirasi masyarakat dalam perencanaan Sakti, S.Sos., M.Hum. Kasub. Bag.
pembangunan..., mulai dari menjaring Perencanaan Program, Dinas Pariwisata, Seni
aspirasi masyarakat pada tingkat yang dan budaya (2010) Kab. Bantul.
paling kecil hingga yang lebih tinggi” ”...ini bukan tanggung jawab satu institusi
Mengenai diikutsertakan masyarakat dalam karena berbagai fasilitas maka perlu
perencanaan pembangunan Gumuk Pasir keterpaduan program antara semua dinas
tersebut dibenarkan oleh Bapak Karsono instansi, tapi harus ada koordinasi lintas
selaku Dukuh Dusun Depok : sektoral”
”...kalau sekarang semua dilibatkan baik Ditambahkan oleh Bapak Sabariyanto, Staf
dalam sosialisasi maupun kegiatan- Bappeda kab. Bantul:
kegiatan yang dilaksanakan, sudah terjalin ”...koordinasinya adalah lintas sektoral.
dengan baik. Ada pertemuan-pertemuan Untuk rencana dipegang oleh Bappeda,
yang dilakukan, baik dalam merencanakan pengelolaan oleh Dinas Pariwisata, Seni
program atau side plan master plan yang dan Budaya, Laboratorium oleh
baku untuk menjaring aspirasi masyarakat” Bakosurtanal, Fak. Geografi UGM dan
Untuk mensosialisasi program dan Pemda serta Penertiban oleh Satpol PP ...
menggerakan masyarakat dalam pelaksanaan Tidak bisa dipegang oleh satu instansi”
program pembangunan, dilakukan Program konservasi kawasan Gumuk Pasir
pemberdayaan masyarakat melalui berbagai seluas 164 Ha. (Monorafi Desa Parangtritis
media. Untuk sosialisasi yang sifatnya 2010) karena lahan gumuk pasir yang
langsung biasanya dilakukan melalui sekarang ini ada secara kepemilikan areal
pertemuan-pertemuanseperti temu kader, adalah SG (Sultan Ground dan dikarenakan
temu usaha, dan yang lainnya. ekpansi dari karakteristik ada beberapa areal
4.3.3. Pengembangan dan Pembangunan yang milik warga dengan status Letter C.
Konservasi gumuk Pasir. Seperti yang di katakan Bapak Karsono selaku
Konservasi bertujuan untuk tetap Dukuh Depok Parangtritis :
memelihara lingkungan identitas dan sumber ”... akibat perluasan gumuk pasir oleh angin
daya lingkungan dan mengembangkan sebagian tanah milik marga tertutup oleh
beberapa aspeknya memberi peluang pasir dulunya berupa sawah pertanian yang
kehidupan modern. Konsep konservasi berada sebelah barat dan selatan
modern bukanlah hanya mengawetkan Laboratorium, dan secara kepemilikan
kawasan bersejarah tetapi juga untuk berstatus Letter C (milik warga) ”
memberikan informasi untuk revitalisasi Yang menjadi permasalahan banyak pihak
kawasan tersebut. adalah masih ada beberapa bangunan yang
Pembangunan dan pengembangan dibangun di kawasan gumuk pasir yang
konservasi gumuk pasir dalam pembangunan dilindungi, dan untuk menertibkan peraturan
secara global dilakukan secara bertahab tersebut diperlukan kebijakan dan kesadaran
dibagi menjadi empat arahan pengembangan kepada semua warga masyarakat bahwa
antara lain : arahan response atau tanah tersebut adalah bukan milik pribadi
penyelamatan, arahan recovery atau sehingga pemilik bangunan harusnya
pemulihan, arahan recontruction atau menyadari apabila pemerintah akan
rehabilitasi dan arahan development atau menggunakan tanah tersebut, tidak akan
pengembangan perbaikan lingkungan dan menuntut ganti rugi. Dan ditegaskan pula
penambahan fasilitas. Tujuannya adalah untuk oleh Bapak Karsono selaku Dukuh Depok
membangun kualitas kehidupan masyarakat Parangtritis desa Parangtritis:
menjadi lebih baik dengan kekuatan aset lama ”...segala peraturan telah disosialisasikan
dalam bentuk simbiose program yang menarik kepada semua masyarakat, tidak boleh
dan berkelanjutan yang melibatkan membangun rumah, menambang atau
masyarakat pendukungnya. mengambil apapun (Pasir, Ramban, Kayu
ISSN : 2087 – 0086 92
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

dll) di kawasan gumuk Pasir yang dan ditegaskan oleh aparat desa yang
dilindungi, dan termasuk bangunan yang menyatakan bahwa: saya tidak akan melepas
ada sudah diberi peringatan secara tertulis” tanggung jawab itu, maka akan turut cawe-
Jadi masyarakat yang berdomisili dikawasan cawe juga dalam penanganannya. Agar
tersebut merupakan komponen yang utama wisatawan kerasan melihat keindahan
untuk diberdayakan. Hal ini dimaksudkan alamnya, tetapi juga menikmati obyek yang
bahwa program konservasi juga harus tidak ada di daerah lain serta membelanjakan
menguntungkan secara ekonomi sehingga buah tangan dari komoditas dari daerah
masyarakat dilokasi konservasi tersebut hasil, kerajinan, pertanian,
mendukungnya. peternakan, perikanan dan lain-lainnya.
Tentang pemukiman penduduk, agar
tidak berkembang ke arah barat Parang 4.4. Analisa SWOT
Kusumo perlu PERDA. Tetapi kalau tidak Dari hasil pengamatan lapangan yang
segera diatasi akan berkembang seperti dilakukan dan hasil jawaban informan dapat
sebelah timur. Dan dengan adanya Undang- diketahui bahwa obyek wisata Alam Gumuk
Undang No 4/2009 Tentang Mineral dan Pasir memiliki daya tarik yang dapat menarik
Tambang Batu Bara, dan Gumuk Pasir telah minat wisatawan untuk dikunjungi. Dengan
ditetapkan sebagai Geo Heritage maka pihak demikian untuk pengembangan kawasan
berwenang dalam hal ini Satpol PP harus obyek wisata Alam Gumuk Pasir diperlukan
bertindak tegas sebagai langkah untuk arahan dan strategi pengembangan yang
mengawal keberhasilan Program Konservasi hasilnya sesuai dengan keinginan penduduk
Gumuk Pasir dalam upaya mengembangkan Desa Parangtritis dan wisatawan. Untuk
wisata Alam di kawasan obyek wisata menentukan arahan dan strategi
Parangtritis. pengembangan kawasan obyek wisata Alam
Ketentuan itu dapat tercapai, perlunya Gumuk Pasir dilakukan analisis SWOT
aturan yang tegas, walapun gumuk pasir (Strength, Weakness, Opurtunity, Treat).
berada di Parangtritis. Tetapi kepemilikannya Kombinasi antara faktor internal dan faktor
tingkat kabupaten/Propinsi apalagi kawasan eksternal dari konservasi Gumuk Pasir dapat
pesisir pantai adalah tanah milik Sultan (sultan dilihat dari analisa SWOT di bawah ini.
ground). Informasi-informasi di atas dilengkapi
Tabel : Matrik SWOT Konservasi Gumuk Pasir
Faktor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
Strategi Internal 1. Gumuk pasir adalah satu-satunya di 1. Belum banyak diketahui
kawasan Asia Tenggara. Wisatawan lokal maupun luar
2. Struktur Organisasi yang proporsional 2. Banyak ternak dibiarkan
Jalinan instansi antara Pemerintah, berkeliaran.
Akademisi dan Pelaku Pariwisata kuat. 3. Kurangnya pemahaman
3. Fasilitas kantor dan gedung memadai masyarakat sekitar pentingnya
4. Wisatawan yang datang dikawasan kelestarian gumuk pasir
obyek wisata Parangtritis besar 4. Ketersediaan fasilitas pendukung
Faktor 5. Undang-undang No 4 Tahun 2009 & fasilitas objek kurang memadai
Strategi Eksternal tentang Zona Heritage 5. Pasir yang berlimpah kadang
6. Rencana pengembangan kawasan menutupi areal pertanian, halam
objek wisata gumuk pasir oleh rumah dll.
Pemerintah 6. Ketegasan aparat penegak hukum
(Satpol PP dan Instansi Terkait)
masih kurang
PELUANG (Oportunities) STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Dukungan pemerintah daerah Strategi memanfaatkan kekuatan untuk Strategi meminimalkan kelemahan
2. Daya tarik Budaya yang cukup mengisi peluang untuk menangkap peluang
berkembang (adanya tradisi 1. Pengembangan potensi Alam dan daya 1. Meningkatkan kualitas SDM dengan
sedekah laut dan petilasan) tarik wisata. pelatihan-pelatihan dan workshop.
3. Besarnya minat 2. Pengembangan mutu pelayanan 2. Pembuatan panduan rencana dan
4. wisatawan lokal untuk 3. Menciptakan atraksi wisata seperti rute penelusuran gumuk pasir
berkunjung & ada peningkatan kereta gantung, gantole, , Flying Fox. 3. Pengembangan promosi dan
jumlah pengunjung Area Prewedding, Gasebo/tempat pemasaran pariwisata
5. Persepsi penduduk & berteduh. dll. 4. Kemitraan dengan lembaga dan
wisatawan objek wisata gumuk 4. Peningkatan sarana prasarana obyek guru/dosen untuk
pasir dikembangkan dan daya tarik wisata mengembangkan gumuk pasir
6. Aksesbilitas ke objek wisata 5. Dibuatkan pusat cindera mata dan hasil sebagai wisata alam dan ilmu.
gumuk pasir cukup mudah pertanian dan perikanan setempat

ISSN : 2087 – 0086 93


Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

TANTANGAN (Treat) STRATEGI ST STRATEGI WT


1. Banyak pemukiman penduduk Strategi memanfaatkan kekuatan untuk Strategi meminimalkan kelemahan
liar di kawasan gumuk pasir. menghindari ancaman untuk menghindari ancaman
2. Ada peningkatan / 1. Bimbingan dan penyuluhan pentingnya 1. Pengembangan jaringan system
berkembangnya gumuk pasir informasi pelayanan pariwisata
3. kegiatan yang berakibat 2. Memasang rambu-rambu larangan 2. Koordinasi dan komunikasi lintas
timbulnya warung dan rumah membuat rumah liar dan menambang sektoral secara kontinyu
makan akan banyak sampah & pasir 3. Ketegasan aparat terkait khususnya
menyebabkan pencemaran 3. Pembenukan kelompok/organisasi Satpol PP Kab. Bantul di Area Inti
lingkungan. perhimpunan pariwisata Gumuk Pasir.
4. Keterbatasan anggaran
pemeritah daerah.
5. Ada potensi dikembangan tetapi
penanaman investasi kecil

5.1. Penutup dan kemampuan sehingga dapat


5.1.1. Kesimpulan memperkuat rasa memiliki terhadap objek
Simpulan yang dapat diambil dari wisata yang merupakan bagian dari
penelitian yang dilakukan yaitu : lingkungan mereka seperti melestarikan
1. Potensi Sand Dunes/Gumuk Pasir sebagai dan mengembangkan adat istiadat,
tujuan wisata alam masih belum berhasil, budaya dan kesenian masyarakat sekitar
antara lain : belum optimalnya peran untuk menjadi atraksi budaya. Sehingga
laboratorium Geospasial dalam menjaga nantinya mampu mengambil peluang
unsur dan faktor-faktor terjadinya bentuk- yang ada.
bentuk Gumuk Pasir, dan belum adanya 3. Bentuk pengembangan konservasi
kegiatan rutinitas dari (tiga) pengelola; Gumuk Pasir hendaknya melihat
Bakosurtanal, Bappeda dan UGM dan keinginan masyarakat dan wisatawan
kurangnya koordinasi pada instansi terkait Pantai Parangtritis.
serta Satpol PP harusnya berani bertindak
tegas terhadap rumah/bangunan liar dan Daftar Pustaka
penambang liar di area inti gumuk pasir
karena adanya Undang-Undang No [1] Baiquni, 2003, Perencanaan dan
4/2009 tentang Geo Heritage. Pengembangan Pariwisata, Pusat
2. Didalam pengembangan Gumuk Pasir Pariwisata UGM, Yogyakarta.
sebagai obyek wisata alam ini tidak hanya [2] Dinas Pariwisata, 2004, Survey Rencana
melibatkan pemerintah tetapi juga Induk Pariwisata Daerah, Dinas Pariwisata
melibatkan masyarakat sebagai obyek Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
pembangunan sekaligus pelaku utama [3] Dinas Pariwisata, 2005, Rencana Induk
aktivitas pariwisata disekitar kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah
tersebut dengan mendapatkan Multiflyier Kabupaten Bantul, Dinas Pariwisata
Effect. Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
3. Arahan pengembangan wilayah Gumuk [4] Dwiloka B, and Rati Riana (2005), Tehnik
Pasir dibagi menjadi empat arahan Menulis Karya Ilmiah, Jakarta, PT Rineka
pengembangan antara lain : arahan Cipta.
response atau penyelamatan, arahan [5] Fandeli, 2005, Pengembangan
recovery atau pemulihan, arahan Ekowisata Berbasis Konservasi Di Taman
recontruction atau rehabilitasi dan arahan Nasional. Fakultas Kehutanan UGM
development atau pengembangan bekerjasama dengan pusat Studi
perbaikan lingkungan dan penambahan Pariwisata UGM dan Kantor Kementrian
fasilitas. Lingkungan Hidup. Yogyakarta.
5.1.2. Saran [6] Japari (1985)., Analisis keunggulan
Berdasarkan hasil penelitian dan bersaing melalui penerapan Knowledge
pembahasan, dapat diajukan beberapa saran Management dan knowledge Based
dalam rangka pengembangan dan Strategy Plaza, Jurnal Perhotelan
pengelolaan objek wisata Gumuk Pasir agar Surabaya, (2) pp. 39-53.
lebih baik, yaitu : [7] Jayadinata. 1999. Tata Guna Tanah dalam
1. Penambahan fasilitas yang belum Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan
tersedia dan perbaikan fasilitas yang Wilayah. ITB. Bandung.
sudah tersedia tetapi tidak dapat [8] Kantor Kecamatan, 2006, Monografi
digunakan lagi karena rusak. Kecamatan Kretek, Badan Pusat Statistik
2. Masyarakat sekitar objek wisata lebih Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
dilibatkan lagi dalam pengelolaan [9] Kedaulatan Rakyat, 26 Januari 1997
kepariwisataan, dengan peningkatan skill
ISSN : 2087 – 0086 94
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

[10] Rangkuti Fredy, 2005, Analisis SWOT [15] Sulthoni, dkk, 2004, Usaha
Tehnik Membedah Kasus Bisnis, Pengembangan Wisata Alam di Indonesia,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
[11] Moleong, Lexy (2000), Metodologi [16] Sulistyadi Y, 1999, Dampak Pembangunan
Penelitian Kualitatif cet. 14, Remaja Kepariwisataan Indonesia, Penataran
Pasdakarya, Bandung. Bidang Kepariwisataan, Cisarua Bogor.
[12] Nasibitt, John (1994) Global Paradox, New [17] Yoeti, O. (1997), Perencanaan dan
York : William Morrow and Company New Pengembangan Pariwisata, PT Pradnya
York. Paramita, Jakarta
[13] P.G. Soekadijo, 1996, Anatomi Pariwisata, [18] SK Menhut No 167/KPTS/II/1994
Memakai Pariwisata sebagai System, [19] PP. No 34 Tahun 2004
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama [20] Undang-undang Otonomi Daerah Nomer
[14] Retnoningsih A, & Suharso 2005, Kamus 32 tahun 2004, Jakarta
Besar Bahasa Indonesia, Widya Karya, [21] Undang-undang Pariwisata Nomer 10
Semarang. tahun 2009, Jakarta

ISSN : 2087 – 0086 95

You might also like